BAB 2
DATA
DAN ANALISIS
2.1.
Legenda Hanoman
2.1.1
Perang
Wanara dan Raksasa
Setelah
lakon
Hanoman
Obong.
Hanoman
kembali
bersama
Sri Rama
dan Laskmana
beserta
ribuan
pasukan
wanara
untuk
menyerang
Alengka
demi
menyelamatkan
Dewi
Sita
dan
menumpas
kejahatan
Rahwana. Dalam
pertempuran
besar ini, Hanoman
mampu mengalahkan banyak tentara
raksasa.
Ia
merupakan
salah
satu
ksatria yang
sangat
ditakuti
oleh
lawannya.
Dengan
gada
yang
selalu
menemaninya
dalam
pertempuran,
siapapun
pasti
akan
menghembuskan
nyawa
jika harus
berhadapan
dengan
Hanoman.
Kemampuannya
dalam berolah
senjata
dan
kesaktiannya
semakin
membuat
Hanoman
tak tertandingi.
Pada
saat peperangan
melawan
Indrajit.
Laksmana
terkena
panah
Nagapasa milik
Indrajit
sehingga tidak
dapat
bergerak dan
racun
panah
tersebut
dapat
membunuh
Laksmana
dalam
waktu
dekat.
Hanoman
kemudian
ditugaskan
untuk
mencari Bunga
Sanjiwani
yang
tidak
lain merupakan
tanaman
penawar
racun
Nagapasa
oleh
Sri Rama.
Hanoman
dengan segera pergi
ke Himalaya
dan
mencari
Bunga
Sanjiwani.
Dalam
perjalanannya mencari
tanaman
tersebut,
banyak
sekali
rintangan
yang
menghadang,
padahal
waktu yang ada
-
4
-
|
-
5
-
tidaklah
banyak.
Ketika sampai
disana,
Hanoman
sebenarnya
tidak
tahu persis
bagaimana
ciri-ciri
tanaman
tersebut.
Lalu dengan
kesaktiannya,
ia
mengangkat
gunung
tersebut
dan
membawanya
ke
hadapan Sri Rama.
Dengan
adanya
Bunga Sanjiwani,
panah Nagapasa
milik
Indrajit
tidak
lagi
berguna.
Indrajit
lalu
ditaklukkan
oleh
Laksmana.
Alengka
mulai
terdesak
oleh
bala tentara
Sri
Rama.
Pada
akhirnya
Alengka
jatuh
dan pasukan
Rahwana
dapat dikalahkan.
2.1.2
Karakter Karakter
Dalam Legenda Hanoman
Berikut
merupakan
tokoh
tokoh
yang
muncul
pada
Legenda
Hanoman bagian
pertempuran
besar di Alengka :
2.1.2.1
Hanoman
Kera
putih
sakti
yang
juga seekor
wanara,
ksatria
yang
mempunyai
perwatakan
pemberani,
sopan santun,
setia,
prajurit
ulung,
waspada,
pandai
berlagu
dan berbahasa,
rendah hati, teguh dalam pendirian, kuat dan tabah.
2.1.2.2
Sri Rama
Dikenal
dengan
nama Ramayana,
merupakan
putra
mahkota
kerajaan
Ayodya,
sifatnya
pemberani,
tulus,
sopan
santun, rendah
hati
dan berjiwa
pemimpin
2.1.2.3
Laksmana
Adik
Sri
Rama
yang
juga
adalah
seorang
ksatria
sakti,
sejak
kecil
ia
sangat
setia
dan
sayang
kepada
Sri
Rama.
|
-
6
-
Laksmana
memiliki
watak
yang halus,
setia
dan
pemberani.
2.1.2.4
Indrajit
Putra
mahkota
kerajaan
Alengka,
memiliki
sifat mudah
naik darah,
berwatak
bengis,
kejam
dan mau
menang
sendiri.
Banyak
mengoleksi
senjata
pusaka.
2.1.3
Babak Mencari Bunga
Sanjiwani
Dalam
literatur
literatur
yang
menjadi
narasumber
bagi
penulis,
tidak
ada bagian
yang
menceritakan
proses
bagaimana
kisah
Hanoman
pada
saat mencari
Bunga
Sanjiwani.
Disini
penulis
mengembangkan
kisah kepahlawanan
Hanoman
dalam
babak
mencari Bunga Sanjiwani dengan
komik India
Authentic #11
(Virgin
Comics) karya Dheepak
Chopra sebagai
referensi.
2.2
Wawancara
2.2.1
Wawancara
dengan Bambang
Gunawan Santoso
Data
yang diperoleh
setelah
wawancara
dengan
Bapak
Bambang
Gunawan
Santoso
selaku
supervisor,
art director,
animator
dan pecinta
seni
kebudayaan
Indonesia.
Beliau
mengatakan
bahwa
sebenarnya
animasi
yang
pernah
mengangkat
tema
pewayangan
sudah
pernah
dirilis
pada tahun
2004 silam,
namun
karena
hanya
muncul
sekali
banyak
orang
yang tidak
tahu
mengenai
keberadaan
animasi
tersebut.
Kurangnya
promosi
menjadi
kendala
berhentinya
|
-
7
-
kontiniuti
yang seharusnya
dijaga untuk kelangsungan sebuah
produk
animasi.
Beliau
juga menjelaskan
bahwa
kesempatan
sebuah
animasi
bersaing
dengan
program
televisi
lainnya tergantung
dengan kualitas
dari
animasi tersebut. Terlepas dari
faktor
pemasaran
animasi
tersebut,
kualitas
dan segi
cerita
memegang
peranan
penting
dalam
menyajikan
sebuah cerita animasi
pendek.
Faktor
faktor yang
mempengaruhi
agar
animasi dapat
diterima oleh masyarakat
adalah :
Kualitas
dari
animasi
tersebut
harus
baik
dan
berdasarkan
12 prinsip
animasi,
baik penerapannya
pada animasi
2d
maupun
3d.
Bila mengangkat sebuah tema yang
cukup berat seperti
Legenda
Hanoman,
cerita
dibuat
lebih
fleksibel
agar lebih
mudah diterima
masyarakat.
Penyebab
hiburan
yang bernafas
budaya
lokal
kurang
dekat
dengan
masyarakat adalah:
Era
globalisasi
yang
menawarkan banyak sekali hiburan
yang
lebih fun
daripada budaya
lokal.
Zaman
yang
sudah
berubah
menyebabkan
orang
tua
jarang
menurunkan
cerita-cerita budaya
lokal.
Cerita
impor
yang
lebih
menjual
karena
kelestariannya
yang
tetap dijaga,
sehingga
lebih
menarik
untuk
diikuti.
|
-
8
-
2.2.2
Wawancara
dengan Budi
Santoso
Data
yang diperoleh
melalui
wawancara
dengan
Bapak
Budi
Santoso
dari pihak
Museum
Wayang,
diantaranya
mecakup
tokoh
Hanoman
melalui
kisah pewayangan
didalam
masyarakat
Indonesia,
nilai filosofi
yang
terkandung
didalam
Legenda
Hanoman,
dan
perbandingan
Legenda Hanoman dari beberapa
daerah.
Dalam
kisah
pewayangan
Ramayana
dan Mahabharata
banyak
sekali
tokoh
tokoh
wayang
yang
populer.
Baik
itu
tokoh
yang
baik
maupun
yang
jahat.
Rata
rata
masyarakat
Indonesia
mengenal
tokoh
tokoh wayang
yang
populer.
Masyarakat
terutama
anak-anak
dan remaja
mengetahui
adanya
tokoh
Hanoman
melalui
kisah
pewayangan.
Walaupun
hanya
dalam
batasan
-
batasan
sosok
dan
sifat.
Hal
ini
setidaknya
dapat
memberikan
kesadaran bahwa
kita
memiliki tokoh tersebut.
Legenda
Hanoman
dari berbagai
daerah
sebenarnya
memiliki
perbedaan
yang
tipis. Kebanyakan
perbedaan
tersebut
berada
pada
penamaan
pada
tokoh-tokoh
dalam
cerita Legenda
Hanoman
dan
adanya
penambahan
cerita
yang diadaptasi
menurut
daerah
yang
bersangkutan.
Berikut
beberapa
perbedaan Legenda
Hanoman:
Menurut
kisah
pewayangan Cirebon, Legenda Hanoman
lebih
kental dengan
nilai
nilai agama Islam.
Menurut
kisah
pewayangan Jawa
Tengah,
Legenda
Hanoman
mengalami
pergeseran
nilai
nilai
animisme-
dinamisme
dari Hindu ke Islam.
|
-
9
-
Menurut
kisah
pewayangan
Bali,
Legenda
Hanoman
mengikuti
cerita versi
India
yang
kental
dengan
agama
Hindu.
Nilai
-
nilai
filosofis
yang
dapat
terlihat dalam
Legenda
Hanoman
antara lain:
Tuntunan
tentang
perlawanan
kebaikan
terhadap kejahatan.
Bekerja
keras untuk mendapatkan
kebahagiaan.
2.3
Film
Pendek Hanoman
2.3.1
Gambaran Umum
Film pendek
Hanoman
adalah
film
pendek
yang
menggambarkan
cerita
kepahlawanan
Hanoman
pada
saat
berperang
melawan
para
Raksasa,
tepatnya
pada
babak
dimana
dia
pergi
mencari
Bunga
Sanjiwani
untuk menyelamatkan
Laksmana
ketika
terkena
racun
Nagapasa milik
Indrajit.
2.3.2
Definisi Film
Film
pendek
Hanoman
adalah
film
animasi
pendek
yang
berkisah tentang kepahlawanan
Hanoman dengan kesaktiannya
dapat
menyelamatkan
Laksmana
dan
kesetiaan
terhadap
Sri Rama.
Film
ini
bisa dikatakan
semi
fiksi, karena selain mengambil
dari
cerita
aslinya, ada
modifikasi dalam
penceritaan namun tetap
disajikan
dengan apik,
agar juga
memiliki
nilai
komersil.
|
-
10 -
Penggambaran
fiksi dalam
cerita
dimaksudkan
untuk
lebih
berkreasi
dengan
cerita
yang
sudah
ada sehingga
dapat
menciptakan
inovasi
yang tidak menjenuhkan
penonton.
2.3.3
Tujuan
Film
Melalui
film
animasi
pendek
ini, diharapkan
masyarakat
Indonesia
dapat
kembali
memiliki
sebuah
ikon melalui
kisah
kepahlawanan
Hanoman
dan sekaligus
sebagai
upaya
pelestarian
budaya
cerita
lokal.
Film
animasi
ini juga
ditujukan
sebagai
sarana
hiburan
yang
mengajarkan
nilai-nilai
kepahlawanan
yang
luhur
dan dapat
meramaikan
industri
animasi
Indonesia.
2.3.4
Ruang
Lingkup Film
Ruang lingkup dari
Film animasi
pendek yang
akan dibuat
adalah
Kisah
Hanoman yang
menyelamatkan
Laksmana
dari
kematian
akibat
panah Nagapasa
milik
Indrajit.
2.3.5
Masalah
Yang
Dihadapi
Masyarakat
yang memiliki
apresiasi
rendah terhadap
budaya
lokal,
dan
cerita
dari
Legenda
Hanoman
yang
menghilangkan
tradisi
tingkat
kesopanan dimana
biasanya dipakai
disetiap
lakon
lakonnya, sehingga
menghilangkan
nilai
nilai
penting
cerita
tersebut.
|
-
11 -
2.4
Sasaran
Yang
Dituju
2.4.1
Demografis
Usia
:
10 17 tahun
Jenis
Kelamin
:
laki-laki
Kelas Ekonomi
:
tingkat sosial B dan C
Pendidikan
:
Sekolah
Lanjutan
Tingkat
Pertama
2.4.2
Geografis
Daerah perkotaan
Kepadatan pusat
kota
dan pinggir
kota
Iklim
Tropis
2.4.3
Psikografis
Ceria dan
berjiwa
petualang
Gemar
membaca
Gemar
mendengar
cerita
Gemar
menonton acara
televisi
Dapat membedakan
cerita
fiksi dan nyata
Memiliki
imajinasi
Gaya
hidup
menengah
Suka
bersosialisasi
dengan
teman
dan
lingkungan
2.5
Analisa Masalah
|
-
12 -
2.5.1
Faktor
Pendukung
Perkembangan
teknologi
yang
maju
dan
membuka
peluang
di
bidang
animasi
yang
semakin
populer
di
industri
kreatif
mulai
dari
iklan
sampai
pada
film
menjadi
faktor
pendukung
suksesnya
film
ini.
2.5.2
Faktor
Penghambat
Hal
hal
yang
dapat
menjadi
penghambat
atau
rintangan
dalam
pembuatan
film animasi
pendek
Hanoman
ini adalah
kurangnya
apresiasi
dam minat
Masyarakat
terhadap
budaya
lokal
khususnya
cerita
rakyat,
masuknya
film-film
dan
cerita
dari luar
negeri
telah
membuat
buaday
lokal
dan
cerita
rakyat
kini
mulai
ditinggalkan
dan
dilupakan. Selain
itu, kualitas animasi
dalam negeri
yang
masih
kalah baik
jika dibandingkan
dengan
film-film animasi
dari luar
negeri
juga
menjadi
faktor
penghambat
lain dalam
pembuatan
film
animasi
ini.
|