Home Start Back Next End
  
25
daerah
lainnya di Nusantara,
satu per satu
mulai
melepaskan diri dari
kekuasaan Majapahit.
Singhawikramawardhana
memindahkan
ibu kota
kerajaan
lebih
jauh ke pedalaman di Daha (bekas ibu kota Kerajaan Kediri) dan terus
memerintah
disana hingga digantikan
oleh
putranya Ranawijaya pada
tahun 1474. Pada
1478
Ranawijaya
mengalahkan Kertabhumi
dan
mempersatukan 
kembali  Majapahit  menjadi  satu  kerajaan.
Ranawijaya memerintah pada kurun waktu 1474
hingga 1519 dengan
gelar 
Girindrawardhana. 
Meskipun 
demikian 
kekuatan 
Majapahit
telah melemah
akibat
konflik dinasti
ini
dan
mulai
bangkitnya
kekuatan kerajaan-kerajaan Islam di pantai utara Jawa.
Waktu 
berakhirnya 
Kemaharajaan 
Majapahit 
berkisar 
pada
kurun 
waktu 
tahun 
1478 
(tahun 
1400 
saka, 
berakhirnya 
abad
dianggap  sebagai  waktu  lazim  pergantian  dinasti  dan  berakhirnya
suatu pemerintahan) hingga tahun 1527.
Dalam
tradisi
Jawa ada
sebuah kronogram atau
yang berbunyi sirna
ilang kretaning bumi. Sengkala
ini konon adalah
tahun berakhirnya Majapahit
dan
harus dibaca
sebagai
0041,
yaitu
tahun
1400
atau
1478
Arti
sengkala
ini
adalah
?sirna
hilanglah
kemakmuran
bumi?.
Namun
demikian
yang sebenarnya
digambarkan
oleh
candrasengkala tersebut
adalah
gugurnya
Kertabumi, raja ke-11 Majapahit, oleh Girindrawardhana.
Menurut prasasti Jiyu dan Petak, Ranawijaya
mengaku bahwa ia
telah
mengalahkan
Kertabhumi
dan
memindahkan
ibu
kota
ke
Daha
(Kediri). Peristiwa
ini
memicu perang antara Daha dengan Kesultanan
karena penguasa Demak
adalah
keturunan
Kertabhumi.
Peperangan
ini
dimenangi
Demak pada tahun
1527.
Sejumlah besar
abdi
istana,
seniman,
pendeta, dan
anggota
keluarga kerajaan
mengungsi
ke pulau Bali.
Pengungsian
ini
kemungkinan
besar untuk
menghindari pembalasan dan
hukuman dari
Demak akibat selama ini
mereka mendukung Ranawijaya melawan Kertabhumi.
Word to PDF Converter | Word to HTML Converter