![]() 3
BAB 2
DATA & ANALISA
2.1 Data & Literatur
2.1.1 Cerita Rakyat & Legenda
2.1.1.1 Definisi
Cerita rakyat adalah cerita yang
sifatnya
turun
temurun
pada
rakyat, biasanya kisahnya merujuk pada kisah masa lampau, dan
biasanya seiring berjalannya waktu
banyak
mengalami
perubahan
pada kisahnya.
sumber :
http://ms.wikipedia.org/wiki/Sastera_rakyat - 21 Mei 2009
Ciri-ciri cerita rakyat:
1.
Penyebarannya dilakukan secara lisan
2.
Bersifat tradisional
3.
Nama pencerita bersifat anonym
4.
Memiliki banyak versi dan variasi
5.
Mempunyai
bentuk-bentuk
klise
dalam
susunan
atau
cara
pengungkapannya
sumber :
-
08 Juli 2009
|
![]() 4
Legenda
adalah
cerita
rakyat yang dianggap pemilik ceritanya
sebagai sesuatu yang benar-benar terjadi. Oleh karena itu, legenda
sering kali dianggap sejarah kolektif. Walaupun demikian, karena
tidak ditulis, maka kisah tersebut telah mengalami distorsi, sehingga
sering kali jauh berbeda dari kisah aslinya.
sumber :
http://id.wikipedia.org/wiki/Legenda - 26 November 2010
Ciri-ciri legenda:
1.
Masyarakat mempercayainya sebagai sebuah sejarah
2.
Mempunyai bukti yang ditinggalkan di tempat terjadinya
3.
Memiliki tokoh utama manusia dalam ceritanya
4.
Tidak dianggap kudus atau suci seperti mitos
sumber :
2.1.2 Data Umum Tentang Legenda Malin Kundang
2.1.2.1 Legenda Malin Kundang versi Penduduk sekitar Pantai Air
Manis
Malin Kundang, namanya berarti Malin yang digendong,
dikarenakan semasa bayi Ibunya sering menggendong membawa
serta Malin ketika sedang mencari
kayu
di
hutan
Gunung
Padang.
Ayahnya seorang pelaut, tapi
nasib tidak berkata baik, ia meninggal
saat
Malin
masih
kecil.
Setelah
beranjak
remaja,
Malin
meminta
restu kepada Ibunya untuk pergi berlayar mengikuti saudagar dari
Bugis. Setelah mengunjungi makam Ayahnya untuk meminta restu,
pergilah ia berlayar. Sewaktu berada di tengah laut, kapal saudagar
Bugis
itu
diserang
oleh
bajak
laut.
Kapal
itu
karam dan
Malin
terdampar di Negari
jauh yang sekarang kita kenal dengan nama
Thailand. Nasib baik
menyertai
Malin, ayam kesayangan yang
|
5
dibawa serta olehnya masih selamat, ayam itu jago sekali dalam adu
ayam jago.
Dengan
berbekal
ayam
jago,
Malin
memenangkan
berbagai kompetisi ayam di negeri itu dan menjadi kayalah dia
hingga
akhirnya kepiawaiannya
membuat
raja
Thailand
pada
masa
itu
menikahkan
putrinya
kepada Malin.
Malin
bercerita
kepada
istrinya
bahwa
kampung
halamannya
sangatlah
subur
dan
Ibunya
nan cantik menunggunya di kampung. Bersemangatlah hati Sang
Putri mendengar perkataan itu. Pergi lah mereka berlayar kembali ke
kampung halaman Malin. Sesampainya di pelabuhan, yang sekarang
bernama pelabuhan batang arau, orang-orang mengenali Malin, dan
menyampaikan kabar gembira tentang kepulangan Malin kepada Ibu
Malin. Tidak berapa lama
kemudian, seorang nenek tua, lusuh,
pakaiannya
compang
camping,
serta
kotor
dating
tergopoh-gopoh
dan naik ke atas kapal. Nenek tua itu adalah Ibunya Malin. Ibunya
memeluk Malin, anaknya yang telah lama pergi merantau lalu
pulang
kembali.
Karena
merasa
malu kepada sang Istri karena ia
Ibunya
yang
kotor
dan
dekil, Malin
mendorong
jatuh
sang
Ibu,
memerintahkan
anak
buah
kapalnya
untuk
menyeret
turun
Ibunya
dair
kapal dan
mengatakan
bahwa
nenek
tua
itu
bukanlah
Ibunya,
lalu ia pergi kembali berlayar. Sang Ibu yang sedih karena sikap
anaknya,
menangis
sedih.
Ia
lalu pergi
ke
pantai,
yang
sekarang
bernama Pantai Air Manis, bersujudlah ia di sana di tepi pantai itu,
lalu berdoa kepada Tuhan, jika memang itu anaknya hukumlah dia
dan bila bukan, biarlah dia selamat. Karena memang benar Malin
anaknya, di tengah
laut
kapal
Malin diserang badai dan kapal itu
pecah
karam ke
pantai,
seluruh
awak
kapal
serta
Istrinya
telah
tenggelam di
laut, Malin
yang karam bersama kapal ke tepi pantai
perlahan-lahan
menjadi batu
mulai
dari
kaki,
ia
sujud
di
anjungan
kapal sambil menangis meminta ampun kepada Ibunya, namun
karena
Ibunya
sudah
tidak
berada
di
sana,
tetaplah
menjadi batu.
|
6
Sekarang kita dapat melihat batu dan kapal Malin Kundang di Pantai
Air Manis Padang.
2.1.2.2 Legenda Malin Kundang versi Buku Pada Umumnya
Malin termasuk anak yang cerdas tetapi sedikit nakal. Ia sering
mengejar
ayam dan
memukulnya
dengan
sapu.
Suatu
hari
ketika
Malin sedang mengejar ayam, ia
tersandung batu dan lengan
kanannya
luka
terkena
batu.
Luka tersebut
menjadi
berbekas
dilengannya dan tidak bisa hilang.
Karena
merasa
kasihan
dengan Ibunya yang banting tulang
mencari nafkah untuk membesarkan dirinya. Malin memutuskan
untuk pergi merantau agar dapat menjadi kaya raya setelah kembali
ke kampung halaman kelak.
Awalnya Ibu Malin Kundang kurang setuju, mengingat
suaminya
juga tidak pernah kembali
setelah
pergi
merantau tetapi
Malin
tetap
bersikeras
sehingga
akhirnya
dia
rela
melepas
Malin
pergi merantau dengan menumpang kapal seorang saudagar.Selama
berada di kapal, Malin Kundang banyak belajar tentang ilmu
pelayaran pada anak buah kapal yang sudah berpengalaman.
Di
tengah
perjalanan,
tiba-tiba
kapal yang dinaiki Malin
Kundang di serang oleh bajak laut. Semua barang dagangan para
pedagang yang berada di kapal dirampas oleh bajak laut. Bahkan
sebagian besar awak kapal dan orang yang berada di kapal tersebut
dIbunuh oleh para bajak laut. Malin Kundang beruntung, dia sempat
bersembunyi di sebuah ruang kecil yang tertutup oleh kayu sehingga
tidak dIbunuh oleh para bajak laut.
Malin Kundang terkatung-katung ditengah laut, hingga akhirnya
kapal yang ditumpanginya terdampar di sebuah pantai. Dengan
tenaga yang tersisa, Malin Kundang berjalan menuju ke desa yang
terdekat dari pantai. Desa tempat Malin terdampar adalah desa yang
|
7
sangat
subur.
Dengan
keuletan
dan
kegigihannya
dalam bekerja,
Malin lama
kelamaan
berhasil
menjadi
seorang
yang
kaya
raya.
Ia
memiliki banyak
kapal
dagang dengan
anak buah
yang
jumlahnya
lebih dari 100 orang. Setelah menjadi kaya raya, Malin Kundang
mempersunting seorang gadis untuk menjadi istrinya.
Berita Malin Kundang yang telah menjadi kaya raya dan telah
menikah
sampai juga kepada
Ibu
Malin
Kundang.
Ibu Malin
Kundang merasa bersyukur dan sangat gembira anaknya telah
berhasil. Sejak saat itu, Ibu Malin setiap hari pergi ke dermaga,
menantikan anaknya yang mungkin pulang ke kampung halamannya.
Setelah beberapa lama menikah, Malin dan istrinya melakukan
pelayaran disertai anak buah kapal serta pengawalnya yang banyak.
Ibu Malin yang melihat kedatangan kapal itu ke dermaga melihat ada
dua orang yang sedang berdiri di atas geladak kapal. Ia yakin kalau
yang sedang berdiri itu adalah anaknya Malin Kundang beserta
istrinya.
Ibu
Malin
pun
menuju
ke
arah kapal.
Setelah
cukup
dekat,
Ibunya melihat belas luka dilengan kanan orang tersebut, semakin
yakinlah Ibunya bahwa yang ia dekati adalah Malin Kundang.
"Malin Kundang, anakku, mengapa kau pergi begitu lama
tanpa
mengirimkan kabar?", katanya sambil memeluk Malin Kundang.
Tetapi melihat wanita tua yang berpakaian lusuh dan kotor
memeluknya Malin Kundang menjadi marah meskipun ia
mengetahui
bahwa
wanita
tua
itu adalah Ibunya,
karena
dia
malu
bila hal ini diketahui oleh istrinya dan juga anak buahnya
Mendapat
perlakukan
seperti itu
dari
anaknya
Ibu
Malin
Kundang sangat marah. Ia tidak menduga anaknya menjadi anak
durhaka. Karena kemarahannya yang memuncak, Ibu Malin
menyumpah
anaknya
"Oh Tuhan,
kalau
benar
ia
anakku,
aku
sumpahi dia menjadi sebuah batu".
|
8
Tidak berapa lama
kemudian Malin Kundang kembali pergi
berlayar dan di tengah perjalanan datang badai dahsyat
menghancurkan kapal Malin Kundang. Setelah itu tubuh Malin
Kundang perlahan menjadi kaku dan lama-kelamaan akhirnya
berbentuk menjadi sebuah batu karang. Sampai saat ini Batu Malin
Kundang
masih
dapat
dilihat
di sebuah
pantai bernama
Pantai
Aia
Manih di selatan kota Padang, Sumatera Barat.
2.1.2.3 Legenda Malin Kundang di Pasaran
Legenda Malin Kundang
sangatlah populer sehingga seringkali
kita
temukan
berbagai
macam adaptasinya
baik
berupa
cerpen
maupun film sinetron.
Ali Akbar Navis, seorang sastrawan dan budayawan terkenal
Indonesia asal Sumatera Barat, pernah membuat cerpen Malin
Kundang dalam
versinya sendiri dengan judul Malin Kundang
Ibunya
Durhaka.
Di
cerita pendek
ini, ceritanya
sama
seperti
Legenda Malin Kundang, hanya saja ketika pulang dari rantauan,
Malin mendapati Ibunya telah tidur dengan banyak pelancong asing
dan sekarang tinggal dengan seorang pria yang diberikan janji akan
dibagikan kekayaannya ketika Malin pulang nanti oleh Ibunya.
Mendengar hal itu Malin meradang dan menyumpahi diri nya sendiri
karena malu mempunyai Ibu selaknat itu.
MD Entertainment pernah membuat sinetron Legenda Malin
Kundang dalam versi modern.
|
![]() 9
Gbr. 1 Legenda Malin Kundang MD Entertainment
|
![]() 10
2.1.3 Laut dan Kehidupan di Dalamnya
2.1.3.1 Ikan Remora
Ikan remora, sering juga disebut suckerfish atau sharksucker.
Mereka adalah jenis ikan yang tergolong parasit tapi tidak terlalu
merugikan binatang yang dihinggapinya. Mereka sering ditemukan
melekat pada penyu, ikan hiu, ikan paus, ikan pari manta, dan
kadang dapat ditemukan menempel pada perahu bot. Remora dapat
berukuran antara 30 90 centimer. Memiliki kulit penyedot di
bagian atas sekitar area sirip atas. Makanan
mereka adalah sisa-sisa
dari
makanan
host
atau tempat
mereka
hinggap. Mereka
termasuk
ikan yang hidup di zona pelagik dan air hangat.
sumber :
http://en.wikipedia.org/wiki/Remora_remora - 12 Januari 2011
Gbr. 2 Ikan Remora
|
![]() 11
2.1.3.2 Ikan Hiu
Hiu
adalah
ikan
dengan
kerangka
tulang
rawan
yang
lengkap
dan tubuh yang ramping. Mereka bernapas menggunakan lima
liang
insang (kadang-kadang enam atau tujuh, tergantung pada spesiesnya)
di samping, atau di belakang kepalanya. Hiu mempunyai tubuh yang
dilapisi kulit dermal denticles untuk melindungi kulit mereka dari
kerusakan, parasit, dan untuk menambah
dinamika
air.
Mereka
mempunyai beberapa deret gigi
yang dapat digantikan. Salah satu
jenis
hiu
yang
dapat
ditemukan
di perairan
Indonesia
adalah
Hiu
Bintik
Putih Samudra.
Hiu
ini sering
diburu
orang
untuk
diambil
siripnya
sebagai bahan
sup
sirip
hiu.
Sering
ditemukan
berada
di
zona pelagik.
sumber :
http://id.wikipedia.org/wiki/Hiu - 16 Februari 2011
sumber :
Februari 2011
Gbr. 3 Ikan Hiu
|
![]() 12
2.1.3.3 Penyu
Penyu
adalah
kura-kura
laut.
Penyu
ditemukan
di
semua
samudra
di
dunia.
Menurut
data
para
ilmuwan,
penyu
sudah
ada
sejak zaman jura (140 208 juta tahun yang lalu) atau seusai dengan
dinosaurus.
Penyu
memiliki
sepasang
tungkai
depan
yang
berupa
kaki pendayung yang memberinya ketangkasan berenang di dalam
air.
Walaupun
seumur
hidupnya
berkelana
di
dalam air,
sesekali
hewan kelompong vertebrata, kelas reptilia itu tetap harus naik ke
permukaan air untuk mengambil napas. Itu karena penyu bernapas
dengan paru-paru. Penyu pada umumnya bermigrasi dengan jarak
yang cukup jauh dengan waktu yang tidak terlalu lama. Jarak 3.000
kilometer dapat ditempuh 58-73
hari. Penyu
yang sering ditemukan
di perairan Indonesia adalah penyu hijau. Penyu adalah pemakan
tumbuh-tumbuhan yang sesekali memakan hewan kecil.
sumber :
http://id.wikipedia.org/wiki/Penyu - 22 Desember 2010
Gbr. 4 Penyu
|
![]() 13
2.1.3.4 Laut Zona Pelagistik
Air apapun yang tidak terlalu dekat dengan dasar laut dinamai
zona pelagik. Kata pelagik berasal dari bahasa Yunani pélagos, yang
berarti
laut
lepas.
Zona pelagik ini juga dibagi ke dalam beberapa
lapisan berdasarkan kedalamannya.
Tekanan
air
dan
intensitas
cahaya akan berbeda-beda di tiap tingkat kedalamannya.
Lapisan dan Kedalaman :
A.
Epipelagik
Dari permukaan (Mean Sea Level) hingga
kedalaman 200 m (656 kaki)
B.
Mesopelagik
Dari kedalaman 200 m turun ke 1.000 m
(3.280 kaki)
C.
Batipelagik
Dari kedalaman 1.000 m turun ke sekitar
4.000 m (13.123 kaki)
D.
Abisopelagik
Dari kedalaman 4.000 m turun ke dasar laut
E.
Hadopelagik
Air dalam di palung samudra.
Gbr. 5 Diagram Skala
Lapisan di zona
pelagic
sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Zona_pelagik - 1 September 2010
|
![]() 14
2.1.3.5 Penangkapan Ikan
Berbagai cara mencari ikan di laut pada zaman sekarang, seperti :
Menjaring dalam air
Memancing menggunakan lampu
Pukat Menangkap ikan dengan menjala di bagian pesisir pantai
Jala Tetap, Jaring Troll, Rangkaian Pancing, Jala Segaris
dll
sumber : why? The Sea Laut. Han, Sang Jun. Elex Media 2009
Gbr. 6 Kapal Nelayan Mencari Ikan
|
![]() 15
Gbr. 7 Berbagai Cara Mencari Ikan
|
![]() 16
2.1.3.6 Terumbu Karang
Terumbu karang terbentuk dari kumpulan koral atau karang laut.
Koral ini sendiri adalah sejenis hewan
laut
yang
membentuk
lapisan
keras
di
sekujur
tubuhnya
untuk melindungi
diri
dari
mangsa.
Terumbu karang menjadi rumah sekaligus sumber makanan dari
berbagai
hewan
laut.
Kekayaan terumbu
karang
sangat
menentukan
kehidupan di laut. Jika terjadi kerusakan dan kepunahan maka akan
sangat
mengancam kelangsungan
makhluk
hidup
lainnya.
Selain
terumbu karang yang menjadi penentu kehidupan, keanekaragaman
hayati laut juga terdiri dari hewan-hewan laut (ikan ataupun reptil),
plankton yang merupakan tumpuhan dan hewan laut terkecil di laut,
serta
berbagai
bentuk
ekosistem di
wilayah-wilayah pantai, estuari,
maupun delta.
sumber : Hendryar, Ambar. Profesor Hirata Bercerita : Dasar Laut.
Kelompok Masmedia Buana Pustaka : 2010
Gbr. 8 Terumbu Karang
|
17
2.2 Target
Target
penonton
untuk
film animasi
pendek
Remon
Remora Si Ikan
Durhaka
ini adalah untuk semua umur, di mana anak-anak dan remaja bisa belajar dengan
mengambil pesan moral dari cerita dan orang dewasa bisa menikmati visualisasinya.
2.3 Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat
Faktor Pendukung:
A.
Visualisasi Legenda Malin Kundang ke dalam bentuk baru yang lebih menarik.
Faktor Penghalang:
B.
Masyarakat kebanyakan telah mengetahui jalan cerita Legenda Malin Kundang,
sehingga tidak menutup kemungkinan menganggap cerita ini sudah basi, alias
ketinggalan jaman.
|