3
BAB 2
DATA DAN ANALISA
2.1
Sumber Data
Sumber data dan literatur yang digunakan untuk mendukung pembuatan tugas
akhir ini diperoleh dari beberapa sumber, antara lain:
Literatur: Buku dan media cetak.
Wawancara dengan pemilik pemilik Sekoteng Charis.
Website:
Kuesioner
budaya-tiongua.net
2.2
Data Produk
2.2.1  
Tanaman Jahe
Jahe,  atau  yang  dikenal  dengan  name  ilmiahnya  Zingiber officinale,
merupakan suku Zingiberaceae yang termasuk golongan herbal, tegak dan dapat
berumur tahunan dan mampu mencapai tinggi 40-100 cm. Jahe berperan sebagai
pencipta
rasa,
hidangan
pembuka dan
obat.
Jahe
dikenal
sebagai
salah
satu
rempah-rempah Oriental pertama di Eropa. Jahe berasal dari China Selatan dan
sekarang dibudidayakan di seluruh
Asia tropis
dan
sub-tropis, Brazil, Jamaika,
dan Nigeria, yang jahenya agak lebih pedas tetapi tidak memiliki aroma sesedap
jahe dari
daerah
lain. Rimpang segar,
kering,
atau bubuk
ini
diakui
di
dunia
karena
karakteristik rasa,
aroma dan
teksturnya. Komposisi jahe adalah
sebagai
berikut:
Kandungan
Jumlah
Protein
 
8,6 %
Lemak
 
6,4 %
Serat
5,9 %
Karbohidrat
66,5 %
Abu
5,7 %
Kalsium
0,1 %
Fosfor
0,15 %
Zat besi
0,011 %
Sodium
1,03%
Kalium
1,4%
Vitamin A
175 IU/100g
Vitamin B1
0,05 mg/100g
  
4
Vitamin B3
0,13 mg/100g
Niasin
1,9 %
Vitamin C
12 mg/100g
Tabel 1. Komposisi jahe
Jahe
memiliki
sifat khas
yaitu
beraroma
harum
menyengat
dan
rasanya
yang pedas dan hangat. Rasa pedas jahe berasal dari oleoresin, yang terdiri dari
zingiberen, zingerol, shagaol, resin dan minyak atsiri. Karena memiliki efek yang
dapat
menimbulkan panas,
jahe
sering
dimanfaatkan sebagai
bahan
minuman
seperti sirup, bandrek dan sekoteng yang cocok diminum pada cuaca dingin.
2.2.2  
Manfaat Jahe
Apabila digunakan sebagai bumbu
masak,
jahe
memiliki
manfaat bagi
tubuh
kita
sebagai
pembangkit
napsu
makan,
memperbaiki pencernaan
serta
memperkuat
lambung.
Selain
itu
mengkonsumsi jahe
berkhasiat
untuk
mengeluarkan gas usus yang membantu fungsi jantung. Gliserol yang dihasilkan
oleh
jahe
juga
berguna
mengobati
perut
mual
dan
mencegah rasa
mual
pada
wanita
yang
sedang
hamil
muda
dengan cara
memblok serotononin (senyawa
kimia yang menyebabkan perut berkontraksi dan menimbulkan rasa mual).
Penelitian
modern
telah
membuktikan
berbagai
khasiat jahe
bagi tubuh
seperti
menurunkan
tekanan
darah,
menyehatkan jantung,
menurunkan
kadar
kolesterol  dalam  darah  dan  membantu
pencernaan
karena  jahe  mengandung
enzim
protease dan
lipase
yang
dapat
mencerna
protein dan
lemak.
Selain
itu
karena  sifatnya  yang 
mencegah  penggumpalan  darah, 
maka 
gingerol  juga
mampu mencegah penyumbatan pembuluh darah yang menjadi penyebab utama
stroke dan serangan jantung.
Di
Asia,
jahe
biasanya
digunakan sebagai
obat
tradisional untuk
menyembuhkan flu, diare, radang sendi serta batuk. Untuk mendapatkan manfaat
tersebut,
jahe
tidak
perlu
dimakan
mentah-mentah namun
dapat
dengan
mengkonsumsi makanan
dan
minuman
hasil
olahannya
seperti
permen
jahe,
wedang ronde, dan sekoteng.
2.3     
Sekoteng
Menurut website budaya-tiohua.net, sekoteng mendapatkan serapan kata
dari bahasa Tionghua: shi guo t'eng, shi = sepuluh, menyatakan ada banyak -
seperti Candi Sewu, guo = buah, dan t'eng = kuah, sup.
Website
kulonologi.biz menyebutkan
bahwa konon, penamaan sekoteng
didapat dari para pelaut Belanda yang merapat di Pelabuhan Sunda Kelapa tahun
1596. Kuah sekoteng ini
terbuat dari santan kelapa yang dimasak bersama irisan
jahe,
gula
pasir
dan
gula
merah.
Sedangkan isian
sekoteng,
mulanya
hanya
merupakan
perpaduan
dari
dua
budaya:
kacang
tanah
dan
kolang-kaling dari
Indonesia, serta
roti dari Belanda. Seiring perkembangan,
varian
isian sekoteng
berkembang
makin
meriah.
Kini,
ada
yang
menambahkan
kacang
hijau
rebus,
pacar cina, hingga kacang tanah sangrai ke dalam campuran sekoteng.
  
5
Agak
berbeda
dengan
sekoteng
yang sudah
dianggap asli Jawa Tengah
yang
memakai jahe
sebagai
penghangat, sikoteng
(shi
guo
t'eng) bisa diminum
hangat
atau dingin
pakai es,
dan
tidak
beraroma
jahe.
Di
Singapura,
namanya
adalah cheng-teng yang merupakan makanan pencuci mulut yang dapat disajikan
dingin atau hangat. Sekoteng Singapura ini juga disebut cheng teng di Kepulauan
Riau.
Di
Medan, shiguotang
memakai semangka, pepaya
muda,
jagung, buah
atap, cincau hitam, agar-agar, selasih, jali-jali dan irisan jeruk kietna. Cheng teng
(es
koteng)
di
Tanjung
Pinang
isinya
biasa
berupa
jali-jali,
kolang
kaling,
biji
delima yang terbuat dari tepung dan diberi warna merah, jagung, jamur putih dan
keladi.
2.4
Data Produsen
2.3.1  
Sejarah Charis
Awal mulanya, perusahaan Oscarindo Utama dirintis pada tahun 1949 di
Yogyakarta, Jawa
Tengah.
Usaha
tersebut
dimulai
oleh
sang
kakek
yang
kemudian
diteruskan secara
turun temurun.
Visi
Oscarindo Utama
yaitu
untuk
berusaha
menjadi
sebuah
nama
di
seluruh
dunia
yang
memproduksi produk
makanan
dan
minuman
instan
yang
paling
segar
dan
bernutrisi
dengan
harga
yang
bersaing. Selain
membidik pasaran
lokal,
Oscarindo Utama
juga
sudah
mengeskpor produk-produknya ke Belanda, Malaysia dan Kanada.
Selain
memproduksi sekoteng,
Oscarindo
Utama
juga
memproduksi
beberapa produk lain, antara lain kecap istimewa Achli Masak, TBH Sirup, dan
Jamu
tradisional
instant
ASIA. Sebelum
Charis,
Oscarindo
Utama
mempunyai
produk sekoteng
yang bernama Super Sekoteng. Seiring dengan perkembangan
jaman,  kemasan  Super  Sekoteng  yang  menggunakan  warna  emas  dirasakan
terlalu
kaku
sehingga
dikeluarkan produk
Charis
dengan
penggunaan
warna
merah
pada kemasannya. Sampai
sekarang produk
Super
Sekoteng
juga
masih
tetap
berjalan
dengan
maksud
untuk
melakukan penetrasi pasar
yang
berbeda
dengan Charis. Sekoteng Charis lebih difokuskan untuk pasaran lokal Indonesia.
Nama Charis sendiri diambil dari kata charisma (karisma), dengan harapan
Sekoteng Charis yang sederhana dalam penyajiannya memiliki kenikmatan yang
penuh
karisma
dalam
makna
dan
rasa.
Setiap
kemasan
Sekoteng Charis
dilengkapi dengan
dry
jelly
yang
terbuat
dari
kacang hijau.
Charis
juga
merupakan 
minuman 
alami 
tanpa 
bahan 
pengawet, 
pemanis 
buatan   dan
pengental.
Sekoteng Charis ingin
menempatkan sekoteng sejajar dengan kopi dan teh
(coffee
/
tea
break)
karena
sekoteng juga
merupakan minuman
yang
dapat
dikonsumsi
sehari-hari.
Charis
tidak
menyebut
sekoteng sebagai
jamu.
Hal
itu
dihindari karena persepsi masyarakat yang cenderung menganggap jamu sebagai
obat
sementara
Charis
ingin
agar
produknya dapat
berdiri
sejajar
dengan
minuman lain seperti teh dan kopi.
Dalam
wawancara
dikemukakan bahwa
Beliau
berharap
agar
Sekoteng
Charis
dapat
menjadi
sebuah
ikon
oleh-oleh asal Yogyakarta dan
ingin
supaya
Charis dikenal oleh pasar nasional.
  
6
2.3.2  
Cara Pembuatan
Proses produksi terbagi menjadi 2, yaitu:
1. 
Proses produksi gula jahe
Proses
dilakukan
dengan
mengambil sari jahe
dari
jahe asli dengan
menggunakan mesin
press
jahe.
Berikutnya
siapkan
gula,
rempah-
rempah dan air sari jahe dan dimasak sehingga terjadi penggumpalan
dan terbentuk kristal-kristal yang disebut gula jahe.
2. 
Proses produksi jelly "tepung kacang hijau"
Proses pertama dilakukan dengan melakukan pemanasan tepung
kacang hijau dengan air dan gula pasir. Kemudian semuanya direbus
hingga membentuk sebuah adonan berbentuk "jenang" / "jelly".
Selanjutnya dilakukan proses pemotongan dan pengeringan dengan
oven pengering, walaupun sebagian dijemur di bawah sinar matahari.
2.3.3  
Karakteristik Produk
Sekoteng  Charis 
hadir  dalam  beberapa  jenis, 
yaitu  Sekoteng 
Jahe,
Sekoteng
Cocopandan dan
Sekoteng
Spesial.
Dalam
pembagian
kemasannya,
Charis terbagi
menjadi 5 dan 10 pak dalam 1 kemasan dengan berat setiap pak
sebesar 44
gram. Setiap sachet dilengkapi dengan bungkus kecil yang berisi dry
jelly.
Gambar 1. Kemasan Sekoteng
Jahe isi 10
  
7
Gambar 2. Kemasan Sekoteng Cocopandan dan Jahe isi 5
Semua
kemasan
Sekoteng Charis
terbuat
dari
plastik
bening
dengan
gambar dan informasi berwarna merah. Walaupun ada juga yang dikemas dalam
dus,
isinya
tetap
dikemas
dengan
menggunakan plastik
transparan
dan
diberi
jendela pada dus sehingga produk terlihat.
Gambar 3. Kemasan Sekoteng
Jahe dus isi 10 dan 5
  
8
Gambar 4. Kemasan Sekoteng
Special Jahe
Setelah 5 atau 10 sachet telah dimasukan ke dalam kemasan plastik yang
lebih besar, kemudian bagian atasnya diikat dengan menggunakan pita berwarna
emas.
Logo
Sekoteng Charis
ialah
kata
Charis
dengan
huruf
script
dan
buah
sebagai titik pada huruf i. Tipografi pada kemasan menggunakan huruf sans-serif
yang mudah untuk dibaca sementara layout berkesan kurang teratur karena tidak
ada sistem yang jelas.
Warna yang digunakan untuk logo ialah merah dan ungu.
Gambar 5. Logo Charis
Warna merah dan pita pada kemasan melambangkan warna kegembiraan,
kehangatan 
dan   kesuksesan 
(unsur 
tradisi 
Cina). 
Buah 
pada 
logo   yang
menyerupai buah ceri ialah metafor dari Sekoteng Charis, yaitu minuman d engan
rasanya
manis
jahe (daun
jahe
pada
buah) dan berisi
jeli (digambarkan sebagai
buahnya) yang berwarna-warni.
Data Kemasan
Nama Produk
:
Sekoteng Charis
Jenis Produk
:
Minuman
Alamat Produk
:
Ledok Gondomanan 2
Nomor Telepon
:
0274- 375977
Kota/kabupaten
:
Prawirodirjan, Yogyakarta 55121
  
9
Nomor Daftar Legal
:
P-IRT No. 209347102604
Jenis Pembungkus
:
Plastik
Komposisi
Ekstrak jahe, gula tebu, rempah-rempah tradisional, hunkwe.
2.4
Data Kompetitor
Sekoteng Cap Anggur
Gambar 6. Kemasan Sekoteng Cap Anggur
Data Kemasan:
Nama produk
: Sekoteng Cap Anggur Super
Alamat
:
Jl. Trimargo Wetan 5 RT 07/04, Yogyakarta
Jenis produk
:
Minuman
Harga
:
Rp 40.500,00
Jenis pembungkus
:
Plastik
Visual
:
Kemasan plastik transparan dengan cetakan di
bagian bawahnya berupa kotak berwarna putih dan
hitam dengan nama merek serta sebuah gelas.
Komposisi
:
Gula, jahe, jeli kering.
  
10
Sekoteng Hanjuang
Gambar 7. Kemasan Sekoteng Hanjuang
Data Kemasan
Nama produk
: Sekoteng Hanjuang
Alamat
:
Jl. Gegerkalong Girang 79, Bandung
Jenis produk
:
Minuman
Harga
:
*
Rp 7.500,00 (Kantong kertas isi 5 sachet)
*
Rp 60.000,00 (Satu pak isi 40 sachet tersusun
dalam 8 kemasan kantong kertas @ 5 sachet)
*
Rp 7.000,00 (Kantong plastik isi 5 sachet)
*
Rp 56.000,00 (Satu pak isi 40 sachet tersusun
dalam 8 kemasan @ 5 sachet)
Jenis pembungkus
:
Kertas.
Visual
:
Kemasan terbuat dari kertas berwarna kuning dan
biru muda yang dibentuk seperti kapal dengan
salah satu ujung yang melancip.
Komposisi
:
Gula palem, gula putih, krim, jahe eskode, kelapa,
kismis, jeruk dan rempah-rempah.
Minuman
tradisional
Hanjuang merupakan
minuman
tradisional
khas
Priangan (Bandung). Selain mengandung beragam khasiat dari segi kemasan pun
produk Hanjuang menjadi daya tarik tersendiri sehingga cocok
untuk dijadikan
oleh-oleh
dari
kota
Bandung.
Semua
minuman
yang
diproduksi terbuat
dari
bahan-bahan alami
dan
tanpa pengawet dengan
racikan
komposisi yang
diolah
secara
teliti. Produk
Hanjuang juga mempunyai bervariasi kemasan, mulai dari
kemasan kantong plastik, kertas, renceng sampai paket.
  
11
  
Jahe Wangi INTRA
Gambar 8. Kemasan Jahe Wangi Intra
Data Kemasan
Nama produk
: Jahe Wangi
Alamat
:
Surakarta, Indonesia
Harga
:
Rp 24.500,00
Jenis produk
:
Minuman
Jenis pembungkus
:
Kardus.
Visual
:
Kemasan terbuat Kardus dengan motif batik
memenuhi kemasan. Pada bagian depan dan
samping terdapat kotak berwarna putih dengan
tulisan Jahe Wangi serta informasi produk.
Komposisi
:
Gula pasir murni, sari jahe segar, garam.
Jahe wangi INTRA adalah minuman tradisional Indonesia yang terbuat
dari bahan alami pilihan dan diproses secara higienis. Dengan aroma yang khas
serta khasiat jahe yang memberi rasa hangat dan segar, Jahe wangi INTRA dapat
membantu menjaga stamina tubuh, cocok untuk tua dan muda.
2.5
Target Audience
Dari segi demografis target audience daripada Sekoteng Charis ialah pria
dan
wanita
yang
berumur 35
-
60
tahun
dengan
golongan ekonomi
kelas
menengah ke atas. Secara
geografis, target berasal dari
seluruh
Indonesia yang
berdomisili di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Semarang, Madura dan
Bali.
Target
sekunder
ialah
penduduk
lokal
Yogyakarta. Dari
segi
psikologis,
target
merupakan
orang-orang
yang
suka
mengkonsumsi minuman
tradisional
seperti wedang jahe, bandrek, dll dan suka melakukan aktivitas di tempat dingin,
sebut saja kemping dan naik gunung.
2.5
Kuesioner
Penulis mempersempit target audience menjadi wanita dan pria berumur
40-50
tahun
dengan
status
ekonomi menengah
keatas
(A-B).
Penelitian
telah
dilakukan melalui penyebaran kuesioner kepada 75 orang.
  
12
1. 
Apakah pekerjaan Anda?
a.   Ibu rumah tangga
c. Wiraswasta.
b. 
Karyawan
d. Lainnya (sebutkan)
Lainnya
1
Wiraswasta 
16
Karyawan 
31
Ibu Rumah Tangga 
27
0
5
10
15
20
25
30
35
Tabel 2. Tabel pekerjaan.
Dari 75
orang responden, 31
orang adalah karyawan (41.3%), 27 orang
adalah ibu rumah tangga (36%), 16 orang ialah wiraswasta (21%) dan 1
orang dengan profesi lain (1%).
2. 
Berapakah penghasilan Anda perbulannya?
a.   < Rp 2.000.000,00
b. 
Rp 2.000.000 – Rp 3.500.000,00
c.   Rp 3.500.000 – Rp 5.000.000,00
d. 
Rp 5.000.000 – Rp 7.500.000,00
e.   > Rp 7.500.000,00
f.   Ikut penghasilan suami
9.30%
13.30%
Penghasilan
<
Rp 2.000.000,00
22.70%
12%
12%
Rp 2.000.000 – Rp
3.500.000,00
Rp
3.500.000 – Rp
5.000.000,00
Rp 5.000.000 – Rp
7.500.000,00
>
Rp 7.500.000,00
30.70%
Ikut penghasilan
suami
Tabel 3. Penghasilan per bulan.
  
13
Sebanyak 23 orang responden berpenghasilan antara Rp 5.000.000 – Rp
7.00.000,00 (30,7%),
17
responden
berpenghasilan sebesar
lebih
besar
daripada
Rp
7.500.000,00
(22,7%),
13 orang
responden berpenghasilan
kurang
dari
Rp
2.000.000,00
(13,3%),
masing-masing sebanyak
9
responden  berpenghasilan  Rp  2.000.000  – 
Rp  3.500.00,00  dan  Rp
3.500.000   –   Rp   5.000.000,-   (12%)   dan   7   responden   mengikuti
penghasilan suami.
3. 
Apakah
Anda suka
dengan
kebudayaan Indonesia (misalnya
makanan dan
minuman tradisional, jajanan pasar, tempat bersejarah, batik, dll)?
a.   Ya.
b. 
Tidak
3% 
0%
Pilihan
Ya
Tidak
97%
Tabel 4. Minat terhadap kebudayaan Indonesia
Sebanyak
73
responden menyukai
kebudayaan
Indonesia
(97%),
sedangkan  2  orang  responden  tidak  menyukai  kebudayaan  Indonesia
(3%)
Kesimpulan: Masyarakat Indonesia walaupun dalam kesehariannya sudah
banyak
dipengaruhi pengaruh
barat,
misalnya
saja
fast
food,
namun
mereka tetap masih menyukai dan peduli terhadap kebudayaannya.
4. 
Apakah Anda suka minum sekoteng?
a. Ya.
b. Tidak.
  
14
0%
23%
Pilihan
Ya
Tidak
77%
Tabel 5. Penggemar sekoteng
Sebanyak 58 orang responden menyukai sekoteng (77%), sedangkan 17
orang lainnya menjawab tidak menyukai sekoteng (23%).
Kesimpulan: Sekoteng masih digemari walaupun banyak
minuman
lain
yang lebih modern.
5. 
Apakah Anda lebih menyukai minum sekoteng biasa atau sekoteng instan?
9%
0%
12%
27%
52%
Pilihan
Biasa
Instan
Sama
saja
Tidak
minum
Tabel 6. Pilihan antara sekoteng instant dan alami
Sebanyak
39
orang
(52%)
menjawab
menyukai
sekoteng biasa
karena
lebih   menyehatkan   dan   tidak   menggunakan   bahan   pengawet.   20
responden (27%) menjawab lebih menyukai sekoteng instant karena lebih
praktis, 9
responden menjawab bahwa keduanya
sama saja
(12%) dan 7
orang responden tidak minum sekoteng (9%).
Kesimpulan: Orang-orang lebih
memilih sekoteng biasa
(alami). Hal ini
dapat menjadi penghambat dalam penjualan sekoteng instant.
6. 
Dimana Anda biasanya membeli sekoteng instant?
a.   Supermarket (Hero, Giant, Carrefour, dll).
  
15
b. 
Minimarket.
c.   Pasar.
d. 
Tukang sekoteng keliling.
8
Pasar dan tukang
sekoteng
1
1
Supermarket
dan tukang
sekoteng
keliling
2
2
Tukang sekoteng
keliling
20
6
Minimarket 
4
30
Tempat
membeli
0
5
10
15
20
25
30
35
Tabel 7. Tempat membeli sekoteng
Sebanyak 30 orang responden membeli sekoteng instant di supermarket
(40%), 20 orang responden membeli di tukang sekoteng keliling (26,7%),
6
orang responden membeli di pasar (8%), 4 orang responden membeli di
minimarket
(5,3%),
2
orang
responden
membeli
di
supermarket dan
minimarket (2,67%), 2
orang
responden
membeli
di
pasar
dan
tukang
sekoteng keliling
(2,67%),
2
orang
responden
lainnya
membeli
supermarket 
dan   tukang 
sekoteng 
keliling 
(2,67%), 
dan   8   orang
responden tidak menjawab (10,7%).
Kesimpulan: Sebagian
besar
responden
membeli
sekoteng
instant
di
supermarket, oleh
karena
itu
media
pemasaran
Sekoteng
Charis
yang
dijual di supermarket sudah tepat.
7. 
Di antara pilihan-pilihan berikut, manakah yang paling Anda nikmati?
a.   Teh                       d. Minuman tradisional (sekoteng, bajigur, dll)
b. 
Kopi                    
e. Lainnya (sebutkan)
c.   Jamu
1
15
2
36
21
Minuman
Teh
Kopi
Jamu
Minuman tradisional
Lainnya
Tabel 8. Minuman yang paling dinikmati
  
16
Sebanyak
36
orang
responden paling
menikmati
teh
(48%),
21
orang
responden menikmati kopi
(28%),
15
orang
responden
menikmati
minuman
tradisional
(20%),
2  orang
menikmati
jamu  (2,67%)
dan  1
orang menikmati minuman lain (1,33%).
Kesimpulan:
Teh
dan
kopi
merupakan
minuman
yang
paling
digemari,
oleh
sebab
itu
akan
sedikit
susah
untuk
Sekoteng Charis
dapat
mensejajarkan dirinya dengan teh dan kopi.
8. 
Merek sekoteng instan apa yang Anda ketahui? (Silahkan jawab lebih dari 1).
Lainnya
Jahe Wangi Intra
Sekoteng Charis
Sekoteng Cap Anggur
Sekoteng Hanjuang
Merek
0
5
10
15
20
25
30
Tabel 9. Merek sekoteng instant yang diketahui
Sebanyak 26 orang responden menjawab mengetahui Jahe Wangi Intra,
22 
orang 
responden 
mengetahui  Sekoteng 
Hanjuang,  18 
orang
mengetahui Sekoteng Charis, 13 orang  responden
mengetahui Sekoteng
Cap Anggur
dan
20
orang responden
menjawab
lainnya karena
mereka
tidak tahu merek sekoteng.
Kesimpulan: Sekoteng Charis sudah dikenal oleh
masyarakat
meskipun
belum begitu
meluas. Diharapkan dengan kemasan yang baru, Sekoteng
Charis dapat lebih terangkat namanya.
9. 
Apakah kemasan berpengaruh pada keputusan Anda dalam membeli produk
makanan atau minuman?
a. Ya
b. Tidak.
  
17
11%      
0%
Keputusan
Ya
Tidak
89%
Tabel 10. Pengaruh kemasan pada pembelian
Sebanyak 67 orang responden menjawab bahwa kemasan mempengaruhi
pertimbangan mereka
dalam
membeli
produk
makanan
dan
minuman
(89%) dan 8 orang lainnya menjawab kemasan tidak berpengaruh (11%).
Kesimpulan: Kemasan memang merupakan salah satu
faktor utama yang
mempengaruhi pertimbangan
orang-orang ketika
membeli
produk
makanan dan minuman.
12. Ketika sedang berbelanja, hal apakah
yang pertama kali menarik perhatian
Anda?
a. Bentuk dan warna kemasan
c. Harga
b. Merek
d. Lainnya:….
Lainnya
Harga
Merek
Bentuk dan warna
kemasan
Pilihan
0
5
10
15
20
25
30
35
Tabel 11. Faktor-faktor pertimbangan dalam berbelanja
Sebanyak
30
orang
responden menjawab warna
dan
bentuk
kemasan
merupakan hal
pertama
yang
menarik
perhatian
mereka
ketika
sedang
berbelanja
(40%),  26  orang
responden
menjawab
merek  (34,7%),
16
orang
menjawab
harga
(21,3%)
dan
3
orang
lainnya
menjawab
lainnya
(4%).
Kesimpulan: Karena warna dan bentuk kemasan
merupakan hal pertama
yang
menarik
perhatian
konsumen,
maka
warna
dan
bentuk
kemasan
  
18
yang 
dibuat 
haruslah 
menarik 
perhatian  dan  dapat 
lebih  stand-out
dibandingkan produk sejenis lainnya.
13. Dari beberapa bahasan visual dibawah ini, pilihan mana yang menurut Anda
menarik dan sesuai untuk minuman tradisional?
a. Permainan tipografi
b. Permainan ilustrasi semi realis
c. Permainan ilustrasi yang dinamis.
  
19
d. Permainan pattern
0%
29%
20%
30%
21%
Pilihan
Tipografi
Ilustrasi
semi
realis
Ilustrasi
dinamis
Pattern
Tabel 12. Visual yang cocok untuk minuman tradisional
Sebanyak  22  orang  responden  memilih  permainan  tipografi  sebagai
visual yang
cocok
untuk kemasan
minuman tradisional (30%), 22 orang
responden 
memilih  permainan  pattern 
(29%), 
16 
orang 
responden
memilih
permainan
ilustrasi
semi
realis
(21%)
dan
15
orang responden
memilih permainan ilustrasi dinamis (20%).
.
Alasan-alasan mengapa responden menyukai sekoteng, yaitu:
-
Menghangatkan tubuh.
-
Mengingatkan
responden akan
masa-masa
yang
sudah
lewat
(nostalgia),
misalnya
ketika sedang pacaran,
ketika kemping
dengan teman-teman kuliah,
saat
masa
kecil
dan
juga
ketika
responden masih tinggal di Jawa Tengah.
-
Rasanya enak, manis dan ada isinya.
-
Menyehatkan,
untuk
melancarkan
peredaran
darah
dan
baik
diminum ketika sedang masuk angin.
-
Sesuai untuk cemilan di malam hari.
  
20
Pendapat 
responden 
mengenai 
kemasan   minuman 
tradisional 
yang
mereka anggap menarik, yaitu:
-
Kemasan dengan desain tradisional namun berkesan modern.
-
Penggunaan bahan kertas dan plastik.
-
Terlihat
elegan,
mahal,
tidak
kampungan
dan
dapat
tampak
seperti kemasan produk luar negri yang berkualitas.
-
Desain   klasik   dengan   tidak   menggunakan   visual   yang
berlebihan.
-
Penggunaan warna-warna yang tidak mencolok atau norak.
-
Bersih, praktis, simpel dan tidak mudah rusak.
-
Menampilkan  visual  bahan-bahan  yang  digunakan,  disertai
dengan komposisi, cara membuat, khasiat, tanggal kadaluarsa
dan nomor Dep. Kes.
-
Ada  jendela  pada  kemasan  sehingga  produk  dapat  terlihat
(tidak semuanya tertutup).
2.6
Analisa SWOT
Strength:
-
Mutu dan kualitas yang terjamin
-
Sudah berpengalaman sejak tahun 1949
-
Tidak
menggunakan bahan
pengawet
dan
dibuat
dari
bahan-bahan
alami.
Weakness:
-
Sistem
distribusi
Sekoteng
Charis
yang
luas
mengurangi
ciri
khas
oleh-oleh
Yogyakarta karena Charis bisa
didapat di
tempat di
luar
Yogyakarta.
-
Harganya mahal.
-
Desain kemasan
yang kalah dibandingkan produk sejenis yang
lebih
berwarna
dan
bermain
menimbulkan pemikiran
bahwa
Sekoteng
Charis mempunyai kualitas yang kurang.
-
Tidak
ada
hierarki
dan  sistem
yang
jelas
pada
kemasan
sehingga
terkesan campur aduk dan tidak teratur.
-
Masih
melekatnya
pemikiran
masyarakat
bahwa
sekoteng
bukanlah
minuman yang sejajar dengan teh dan kopi.
Opportunity:
-
Kesukaan sebagian segmen masyarakat akan minuman tradisional.
-
Kerinduan masyarakat Indonesia akan kebudayaan dan masa lalunya
(nostalgia)
-
Permintaan di kota-kota besar seperti Jakarta meningkat.
Threat:
-
Banyak muncul sekoteng instan lainnya di pasaran.
-
Kehadiran 
minuman-minuman 
lain  dengan 
tampilan 
yang 
lebih
modern dan lebih digandrungi dibandingkan minuman tradisional.
-
Persepsi  masyarakat  bahwa  sekoteng  merupakan  jamu  atau  obat
tradisional.