8
Bab 2
Landasan Teori
2.1 Empat
Keterampilan
Bahasa
Dan
menurut
Dardjowidjojo
(2007:
14)
bahasa
adalah
suatu
sistem
simbol
lisan
yang
arbiter
yang
digunakan
oleh anggota
suatu
masyarakat
bahasa
untuk
berkomunikasi
dan berinteraksi
antara
sesamanya,
berdasarkan
pada
budaya
yang
mereka
miliki
bersama.”
Menurut Brown
(2008: 6) menyatakan definisi dari bahasa
adalah
1.   Bahasa
itu sistematis
2.   Bahasa adalah
seperangkat
simbol
mana suka
3.   Simbol-simbol
itu utamanya adalah
vokal,
tetapi bisa juga visual
4.   Simbol mengonvensionalkan
makna yang dirujuk
5.   Bahasa
dipakai untuk berkomunikasi
6.   Bahasa
beroperasi dalam sebuah
komunitas atau budaya wicara
7.   Bahasa
pada
dasarnya
untuk
manusia,
walaupun
bisa
jadi
tak
hanya
terbatas
untuk
manusia
8.   Bahasa
dikuasai
oleh
semua
orang dalam
cara yang
sama;
bahasa
dan
pembelajaran
bahasa
sama-sama
mempunyai karakteristik
universal
Menurut Tarigan (2008:
19-22)
prinsip
dasar bahasa
adalah
1.   Bahasa adalah
sebuah sistem
2.   Bahasa adalah
vokal
3.   Bahasa
tersusun dari lambing-lambang
arbiter
4.   Setiap bahasa
bersifat unik,
mempunyai cirri khas
  
9
5.   Bahasa
dibangun dari kebiasaan-kebiasaan
6.
Bahasa adalah sarana
komunikasi
7.   Bahasa
berhubungan
dengan
budaya setempat
8.   Bahasa
itu
berubah
dan dinamis
Keterampilan
berbahasa
memiliki
empat
bagian
penting
yang
saling
berhubungan
antara
satu
dengan
yang
lainnya.
Menurut
Tarigan
(2008:
2) Keterampilan-
keterampilan  
tersebut   adalah   “membaca,  
menulis,   berbicara,   dan 
mendengar”.
Keempat
keterampilan
bahasa
pada
dasarnya
merupakan
satu
kesatuan
yang
disebut
dengan
caturtunggal.
Setiap
keterampilan
itu memiliki
hubungan
yang
erat
dengan
proses-proses 
berpikir  yang  mendasari 
bahasa.  Kita  dapat 
meningkatkan  masing-
masing
keterampilan
berbahasa
kita dengan
cara
praktik
dan
banyak
berlatih
sesuai
dengan
cara yang
kita inginkan.
Pernyataan 
Tarigan 
didukung 
oleh 
Kusmayadi 
(2008: 
10) 
yang 
mengatakan
bahwa
“ada
empat
keterampilan
berbahasa
yang
harus
ita kuasai
agar
mampu
berkomunikasi
dengan
baik,
yakni
kemampuan
untuk
mendengarkan
atau
menyimak,
berbicara,
membaca,
dan menulis.
Keempat
keterampilan
tersebut
saling
berkaitan
dalam
kegiatan berinteraksi
dan berkomunikasi.”
2.2 Menyimak
Menyimak
adalah
“suatu
proses kegiatan
mendengarkan
lambang-lambang
lisan
dengan
penuh
perhatian,
pemahaman,
apresiasi,
serta
interpretasi
untuk
memperoleh
informasi,
menangkap
isi
atau
pesan,
serta
memahami
makna
komunikasi
yang
telah
disampaikan
sang
pembicara
melalui ujaran
atau bahasa
lisan.” (Tarigan, 2008:
31).
  
10
2.2.1 Menyimak
Intensif
Disamping
tujuan
umum,
menyimak
juga memiliki
berbagai
tujuan
khusus
yang
menyebabkan
adanya
aneka ragam
menyimak,
Tarigan
mendefinisikan
ragam
menyimak
menjadi
dua bagian,
yaitu
menyimak
Ekstensif
dan Intensif.
Menurut
Tarigan
(2008: 44),
menyimak Intensif
adalah
Menyimak 
intensif 
diarahkan 
pada 
suatu 
kegiatan 
yang 
jauh 
lebih 
diawasi,
dikontrol
terhadap
satu
hal tertentu.
Suatu
pembagian
penting
yang
harus
diadakan
adalah
menyimak
intensif
ini terutama
sekali
dapat
diarahkan
sebagai
bagian
dari
program
pengajaran
bahasa
atau
terutama
sekali
dapat
diarahkan
pada
pemahaman
serta 
pengertian 
secara 
umum. 
Jelas 
bahwa 
makna 
bahasa 
secara 
umum 
sudah
diketahui
oleh
para
siswa.
Disamping
ke arah
leksikal,
menyimak
pun
dapat
pula
ditujukan
pada
maksud-maksud
gramatikal.
Untuk
hal ini harus
dipilih
bahan
yang
mengandung
ciri ketatabahasaan
tertentu
yang
sesuai
dengan
tujuan.
Sesudah
itu
diberikan
pula
latihan-latihan
yang sesuai dengan tujuan.
Sedangkan
menurut
Kusmayadi
(2008
:10) menyimak
intensif
adalah
“kegiatan
menyimak 
yang 
dilakukan 
seseorang 
untuk 
memahami 
suatu 
informasi 
secara
terperinci,
teliti,
dan mendalam.
Dalam
menyimak
intensif
dibutuhkan
konsentrasi
tinggi
agar
tidak terjadi salah
penafsiran.”
2.2.2 Proses Menyimak
Menyimak 
adalah
sebuah  kegiatan 
yang
merupakan 
suatu
proses
dalam
pembelajaran
bahasa.
Dalam proses
menyimak
terdapat
beberapa
tahapan,
Tarigan
(2008: 63) 
menjabarkannya
sebagai berikut
  
11
a.  
Tahap
mendengar
b.   Tahap
memahami
c.  
Tahap
menginterpretasi
d.   Tahap
mengevaluasi
e.  
Tahap
menanggapi
Hal
tersebut  didukung  oleh
Wolvin  (2010:
144-146),  yang
menjelaskan 
model
proses menyimak
HURIER
sebagai
berikut
Gambar 2.2.2.1 Model Proses Menyimak HURIER
Saringan
Menyimak
Perorangan
Peran Organisasi,
Nilai,
Penolakan,
Motivasi,
Budaya,
Pengalaman,
Dll
Memahami
Menginter
pretasi
Mengevaluasi
Mendengar 
Mengingat 
Menanggapi
Sumber
:
Wolvin (2010:
145)
1.   Mendengar
Proses
ini dimulai
saat
seseorang
membuat
keputusan
tentang
informasi
apa
yang 
akan 
difokuskan, 
dalam 
konteks 
lingkungan 
yang 
berisi 
beberapa
pilihan
stimulus
  
12
2.   Memahami
Setelah
mendapat
stimulus
tertentu,
berikutnya
adalah proses memahami.
Pengolahan 
informasi 
ini 
sama 
dengan 
fase 
pemahaman   membaca 
dan
mengacu pada arti kata
secara
harafiah atau tanda-tanda
yang
didapat
3.   Mengingat
Mengingat 
bahwa  memory  adalah  proses 
mental  yang  terpisah,  fungsinya
dalam konteks
komunikasi
adalah
menekankan
pada mendengarkan
karena
tingkat
kegunaan
informasi
tergantung
pada kemampuan
individu
untuk
memproses
apa
yang
diterima,
baik
pada
saat
itu
juga
atau
nantinya.
Memori
berkaitan 
dengan 
kemampuan 
individu 
untuk  memformulasi 
respon  yang
sesuai
4.   Menginterpretasi
Proses
mengintepretasi
umum
dalam
definisi
menyimak.
Meskipun
memiliki
istilah
yang
berbeda,
kebanyakan
ahli sepakat
bahwa
mengintrepretasikan
pesan  membutuhkan 
pesan-pesan 
verbal 
maupun 
nonverbal 
untuk
mengartikan
maksud.
5.   Mengevaluasi
Komponen
evaluasi
dalam
mendengarkan
berpusat
pada komunikasi
yang
mengacu 
pada 
proses 
seseorang 
membuat 
penilaian 
tentang 
akurasi 
dan
validasi informasi
yang
diterima.
6.   Menanggapi
Hasil
dari
mendengarkan 
secara
efektif
akan
dengan
tepat
merespon  pesan
dari pembicara.
Pesan
tersebut
mungkin
menjadi
verbal
atau
nonverbal
dan
merupakan 
tahap 
akhir 
dari  proses 
menyimak 
tersebut. 
Respon 
ini
dipengaruhi
oleh
semua informasi yang telah
diterima sebelumnya.
  
13
2.3  Model  Interaksi 
antara 
Masukan 
dan  Keluaran 
dari  Perolehan 
Bahasa
Kedua
GASS Berkaitan
dengan
Proses Menyimak
HURIER
Gass dalam Block (2003: 27-30)
mengambarkan
model
interaksi antara masukan dan
keluaran dari perolehan bahasa
kedua
sebagai
berikut
Gambar
2.3.1 Model
Interaksi
antara Masukan
dan
Keluaran dari Perolehan
Bahasa Kedua
GASS Berkaitan dengan Proses Menyimak
MODEL INTERAKSI
ANTARA MASUKAN
DAN
KELUARAN
DARI
PEROLEHAN
BAHASA KEDUA
(THE IIO (INPUT-INTERACTION-OUTPUT)  MODEL OF SLA)
MASUKAN
/
INPUT
APERSEPSI
MASUKAN
/
APPERCEIVED
INPUT
PEMAHAMAN
MASUKAN
/
COMPREHENDED
INPUT
Pengetahuan
ketatabahasaan secara
universal yang diperoleh
sebelumnya
PENERIMAAN
/
INTAKE
KELUARAN
/
OUTPUT
Sumber
:
Gass dalam Block (2003: 28)
  
14
1.
Proses Masukan
(Input)
2.
Proses Masukan
Apersepsi (Apperceived
Input)
Dalam 
proses 
masukan   apersepsi   terdapat 
informasi   yang 
masuk, 
kegiatan
masukan 
informasi 
ini  juga 
termasuk 
mengingat-ingat 
kembali 
atau
menghubungkan
pengalaman
belajar sebelumnya.
3. Proses Pemahaman
Masukan (Comprehended
Input)
Dalam  proses  ini  lebih  kepada  proses  pemahaman  tatabahasa  secara  universal
yang
sebelumnya
telah
diterima.
4. Ptoses Penerimaan
(Intake)
Proses
penerimaan
(intake)
adalah
proses
penerimaan
dari
materi
ketatabahasaan.
Ini adalah tahap
penting
antara
masukan
(input) dengan
tata
bahasa,
tahap pertama
selama
dalam
konsep
awal
ketatabahasaan
para pemelajar
mulai
diubah
dalam
beberapa  cara.
Penerimaan 
(intake)  memiliki  arti
penerimaan 
fitur
bahasa
baru
oleh
pemelajar
sebagai
bagian dari
pembelajaran.
5. Proses Keluaran
(Output)
Proses  keluaran  (output)  dapat
berfungsi  sebagai 
bagian
dari
umpan  balik
dari
tahap 
penerimaan 
(intake). 
Hasil 
keluaran 
(output
seharusnya 
tidak 
dilihat
sebagai
titik
akhir
dari
proses
perolehan
bahasa
kedua,
melainkan
dapat
dijadikan
sebagai
pendukung
untuk
memulai
ulang keseluruhan
proses
sebelumnya,
yakni
proses 
masukan 
(input), 
apersepsi 
masukan 
(apperceive
input),
memahami
masukan
(comprehended
input),
penerimaan
(intake)
dan kembali
pada
proses
keluaran (output).
2.4 Bahan
Simakan
yang Menarik Perhatian
Menurut 
(Taringan 
2008: 
210) 
adapun 
bahan-bahan 
simakan 
yang 
termasuk
dalam
kategori menarik perhatian adalah
tema mutakhir,
tema
terarah dan sederhana,
  
15
Sumber : Tarigan (2008: 210)
menambah   pengetahuan,  
bersifat 
sugestif 
dan 
evaluatif, 
bersifat 
motivatif 
dan
persuasif,
bersifat
menghibur,
bahasa
sederhana
dan
mudah
dimengerti,
dan
bersifat
dialog.
Bahan
simakan
yang
menarik
perhatian
akan
lebih
jelas
bila
memperhatikan
gambar
berikut
ini
Gambar
2.4.1 Bahan
Simakan
yang Menarik Perhatian
2.5 Pengertian Multimedia
Multimedia
adalah
“penggunaan
dari komputer
untuk
menyajikan
dan
menggabungkan 
teks,
grafik,
audio
dan
video
dengan
hubungan
dan
alat-alat
yang
dapat membiarkan
penggunaan
menavigasikan,
mempengaruhi,
menciptakan
dan
berkomunikasi.”
(Hofstetter,
2001: 2).
  
16
Gambar 2.5.1 Definisi Multimedia
Teks
Grafik
Video
MULTIMEDIA
Animasi 
Audio
Interaktifitas
Sumber
:
Binanto
(2010: 2)
Menurut 
Bintaro 
(2010: 
2)  media 
yang 
termasuk 
kedalam 
multimedia 
dapat
berupa teks,
video,
audio,
interaktifitas,
animasi dan
grafik. Krisnadikpa,
et
al (2009:
11-13) 
mengemukakan   kelebihan-kelebihan   dari 
penggunaan 
multimedia 
dalam
kegiatan pendidikan,
adalah
1.   Mengurangi
waktu
pembelajaran
2.   Materi
pengajaran
yang
diberikan
lebih konsisten
3.   Waktu
untuk belajar
multimedia lebih
mudah
disesuaikan
4.   Meningkatkan
daya
ingat
dan dorongan untuk belajar
5.   Gaya
belajar seseorang
dapat terpenuhi.
6.   Kemampuan setelah
belajar dapat diuji
Dalam
Florida
Center
for
Intructional
Technology
(2009),
multimedia
khususnya
audio
memiliki
beberapa
kelebihan,
diantaranya
tidak mahal,
dapat dengan
mudah
di
akses
dan
mudah
digunakan.
Selain
itu media
audio
juga
memiliki
beberapa
kekurangan,
yakni
  
17
Tidak
kondusif
untuk
informasi
visual.
Banyak
siswa
yang
kesulitan
untuk
fokus
dan
belajar
hanya
menggunakan
audio.
Selain
itu,
format
audio
hanya
membatasi
konten
yang
dari pesan
yang
ingin
disampaikan
(sebagai
contoh
konsep-konsep
abstrak sangat sulit
disampaikan
hanya
dengan audio).
Dapat
menjadi
tidak
personal.
Dengan
interaksi
audio
saja,
tidak
ada
kontak
mata  dan  tidak  ada  bahasa  tubuh.
Siswa  dapat  menjadi  kehilangan 
minat
dengan hanya berbicara ke kotak
yang
dapat
berbunyi.
2.5.1 Pengertian
Audio
Visual
Menurut
Rahman
(2004:
224),
merangkum
definisi
dan
arti dari
audio
visual
menurut para ahli, sebagai berikut
Audio
visual
membantu
objek-objek
sensoris
atau gambar-gambar
yang
menstimulasi
dan
memperkuat
proses
belajar.
Audio
visual
merupakan
perlengkapan
yang 
digunakan 
untuk 
membantu 
mengkomunikasikan  
ide 
diantara 
orang 
dan
kelompok 
dalam  suatu  pengajaran 
dan 
pelatihan.  Ini  juga  dapat  disebut 
sebagai
bahan-bahan
multi
sensoris
dan
proses
belajar
dapat
disokong
atau dijalankan
menggunakan
audio
visual
melalui
indra
pendengaran
atau
pengelihatan
serta
apabila
dalam
pengajaran
menggunakan
media
audio
visual,
penggunaannya
dapat
melebihi
dari
konsep,
interpretasi,
dan
apresiasi.
Definisi  dari  media 
audio 
visual  dalam 
Lembaga  Penelitian 
Bahasa  Nasional
Jepang atau Kokuritsu Kokugo
Kenkyuujou dalam Fujii (2008:
47) adalah
??????
?????
???????
??
?? ?
??????????? ? ? ???? ? ? ? ?????????
?? ???  ???????
????
??????
????
???y ????????????????????????????
????
?? ?
????????
????
??
??????????
?????????????????CD?? ??? ? ?????
??
???????????
?
??
???????????2??????????
  
18
Dalam
bahasa
Indonesia
berarti
media
audio
visual
terdiri
dari
media
audio
dan
visual
yang
ditujukan
bagi
pemelajar  untuk
proses
pendidikan. 
Bentuk
dari 
media 
audio 
visual 
terbagi   menjadi   dua, 
yaitu 
foto, 
lukisan 
dan
sebagainya
yang
termasuk
ke
dalam
media
pembelajaran
visual.
Suara
tape,
CD  dan  sebagainya 
yang 
merupakan  media 
pembelajaran  audio. 
Televisi,
video dan sebagainya
yang
merupakan
media pembelajaran
audio visual.
Menurut
Hofstetter
(2001:
25) Audio
visual
merupakan
cara
menghasilkan
atau
menyampaikan 
materi  dengan 
menggunakan 
mesin-mesin 
elektronik 
untuk
menyajikan
pesan-pesan
audio
dan
visual.
Penyajian
melalui
audio-visual
bercirikan
pemakaian
perangkat
keras selama
proses
belajar,
seperti
mesin
proyktor
film, tape
recorder, dan
proyektor 
visual. 
Dan
yang
termasuk 
dalam
teknologi 
audio
visual
adalah film, video, animasi dan sebagainya.
Menurut
Hofstetter
(2001:
25) menyatakan
video
adalah
“suatu
media
yang
menyertakan  gambar 
dengan  suara  dalam  berbagai  bentuk  dan  dapat  menyajikan
sesuatu
mendekati
seperti
kenyataan.”
Sedangkan
menurut
Binanto (2010:
179) “kata
video
berasal
dari kata Latin,
yang
berarti
‘saya
lihat’.
Video
adalah
teknologi
pemrosesan sinyal elektronik
yang
mewakilkan
gambar
bergerak.”
2.6 Media
Pembelajaran
dan
Manfaatnya
Ada berbagai
macam
media
yang
dapat
digunakan
dalam
proses
pembelajaran
seperti media audio, audio visual,
text book
dan lain sebagainya.
Media
yang berbeda
akan
memberikan
pengalaman
pembelajaran
yang berbeda.
Rahman
(2004:
254)
mendefinisikan
media
sebagai
alat (biasanya
audio
visual
atau
elektronik)
untuk
mentransmisi
atau
mengirimkan
pesan.
Media
ini diantaranya
adalah
media
cetak,
grafik, 
fotografi, 
komunikasi 
audio, 
televisi, 
simulasi 
game  dan
komputer.
Sedangkan  Arsyad  dalam 
Yuliani 
(2007: 
6)  mengatakan 
“media 
sebagai 
bentuk-
  
19
bentuk 
komunikasi  tercetak 
maupun 
audio-visual 
dan  peralatannya, 
yang  dengan
demikian,
media dapat
dilihat, didengar, dibaca
dan dimanipulasi.
Menurut
Sanjaya
dalam Catherine
(2009:
25-26)
megklasifikasikan
media
pembelajaran 
menjadi
beberapa  klasifikasi 
tergantung 
dari
sudut
mana
kita
melihatnya,
yaitu:
Dilihat dari
sifatnya, media dapat dibagi ke dalam
1.  
Media
auditif,
yaitu
media
yang
hanya
dapat
didengar
saja,
atau
media
yang
hanya memiliki
unsur
suara,
seperti radio
dan rekaman
suara.
2.  
Media
visual,
yaitu
media
yang
hanya
dapat
dilihat
saja,
tidak
mengandung
suara. Yang termasuk
ke dalam media
ini adalah
film, slide,
foto, transparasi,
lukisan, gambar,
dan berbagai
bentuk
bahan
yang
dicetak
seperti media
grafis
dan lain sebagainya.
3.  
Media
audio
visual,
yaitu
jenis
media
yang
selain
mengandung
unsur
suara
juga mengandung
unsur
gambar
yang
bisa dilihat,
misalnya
rekaman
radio,
berbagai
ukuran
film,
slide
suara
dan
lain
sebagainya.
Kemampuan
media
ini
dianggap 
lebih 
baik  dan  lebih  menarik, 
sebab 
mengandung 
kedua 
unsur
media yang
pertama
dan kedua.
Dilihat dari
kemampuan
jangkauannya,
media
dapat
pula dibagi ke dalam
1.  
Media  yang
memiliki 
daya
liput
yang 
luas
dan
serentak 
seperti 
radio  dan
televisi. 
Melalui  media  ini  siswa  dapat  mempelajari 
hal-hal  atau  kejadian
yang
aktual
secara
serentak tanpa
harus
menggunakan
ruangan khusus.
2.   Media  yang  mempunyai 
daya 
liput  yang  terbatas 
oleh  ruang 
dan  waktu
seperti
film slide, film, video, dan
lain
sebagainya.
  
20
Dilihat dari
cara atau teknik
pemakaiannya,
media dapat dibagi ke dalam
1.   Media
yang
diproyeksikan
2.   Media
yang
tidak diproyeksikan
Manfaat dari
media
pembelajaran
menurut
Mustikasari
(2008) adalah
1.   Penyampaian
materi pembelajaran
dapat diseragamkan
Dengan 
bantuan  media 
pembelajaran,  penafsiran  yang  berbeda  antar  guru
dapat
dihindari
dan
dapat
mengurangi
terjadinya
kesenjangan
informasi
diantara
siswa dimanapun
berada.
2.   Proses
pembelajaran
menjadi
lebih
jelas dan menarik
Media  dapat  menampilkan  informasi 
melalui  suara, 
gambar,  gerakan  dan
warna,
baik secara
alami
maupun
manipulasi,
sehingga
membantu
guru
untuk
menciptakan
suasana
belajar
menjadi
lebih hidup,
tidak
monoton
dan tidak
membosankan.
3.   Proses
pembelajaran
menjadi
lebih
interaktif
Dengan  media
akan
terjadinya 
komukasi 
dua
arah
secara
aktif,
sedangkan
tanpa media guru cenderung
bicara satu
arah.
4.   Efisiensi dalam waktu dan tenaga
Dengan  media  tujuan  belajar  akan  lebih  mudah  tercapai  secara  maksimal
dengan 
waktu
dan
tenaga
seminimal 
mungkin. 
Guru
tidak
harus
menjelaskan
materi
ajaran
secara
berulang-ulang,
sebab dengan
sekali
sajian menggunakan
media,
siswa
akan
lebih mudah
memahami
pelajaran.
  
21
5.   Meningkatkan
kualitas
hasil
belajar siswa
Media
pembelajaran
dapat membantu
siswa
menyerap
materi
belajar
lebih
mandalam 
dan
utuh.
Bila
dengan 
mendengar  informasi 
verbal
dari
guru
saja,
siswa 
kurang 
memahami   pelajaran, 
tetapi 
jika 
diperkaya   dengan 
kegiatan
melihat, 
menyentuh, 
merasakan 
dan  mengalami 
sendiri 
melalui 
media
pemahaman
siswa
akan lebih baik.
6.   Media
memungkinkan  proses
belajar
dapat
dilakukan
di
mana
saja
dan
kapan
saja
Media
pembelajaran
dapat
dirangsang
sedemikian
rupa
sehingga
siswa
dapat
melakukan
kegiatan
belajar
dengan
lebih
leluasa
dimanapun
dan kapanpun
tanpa
tergantung 
seorang 
guru.  Perlu 
kita 
sadari 
waktu 
belajar 
di 
sekolah 
sangat
terbatas
dan waktu terbanyak justru di
luar
lingkungan
sekolah.
7.   Media 
dapat 
menumbuhkan 
sikap 
positif 
siswa 
terhadap 
materi 
dan 
proses
belajar
Proses
pembelajaran
menjadi
lebih
menarik
sehingga
mendorong
siswa
untuk
mencintai
ilmu
pengetahuan
dan gemar
mencari
sendiri
sumber-sumber
ilmu
pengetahuan.
8.   Mengubah peran guru ke arah
yang lebih
positif
dan produktif
Guru
dapat
berbagi  peran
dengan 
media
sehingga  banyak  mamiliki 
waktu
untuk
memberi
perhatian
pada aspek-aspek
edukatif
lainnya,
seperti
membantu
kesulitan
belajar
siswa,
pembentukan
kepribadian,
memotivasi
belajar,
dan
lain-
lain.
  
22
2.6.1 Kelebihan Pembelajaran
Menggunakan Audio
Visual
Menurut Fujii (2008:
46) kelebihan dari media audio
visual
adalah:
????
????
??????????
????? 
???????? ? ? ? ? ??????????????????
??????????
???
???????????? ??? ? ?? ????????????
?
??? ?? 
???????????????????????????????
????
??
????
???????????????????????????????
????
?
????
?
?
?????
??????
????????????????????? ? ? ?? ? ????
?????????
Dalam
bahasa
Indonesia
berarti
penyajian
informasi
melalui
suara
dan gambar
pada
layar,
tentunya
berfungsi
dalam
pemahaman
dari
sisi kognitif,
dan
lingkungan
dapat
menjadi
alat belajar.
Misalnya,
sebagai
kelanjutan
dari
pembelajaran
terhadap
media
teks,
dengan
menerima
suara
dan
gambar
visual
yang
diberikan
oleh media
audio
visual,
pemelajar
tertarik
pada informasi
yang
sifatnya
berbeda-beda,
hasilnya
dapat untuk
mempertajam
ingatan,
tentu akan
mudah
untuk
memfokuskan
proses
belajar siswa.
Kelebihan 
dari
media
video
dalam
Florida  Center
for
Intructional 
Technology
(2009) menyatakan
bahwa beberapa
kelebihan
dari teknologi
video dalam
pengajaran,
yaitu
Memungkinkan 
komunikasi 
secara 
audio 
dan 
video. 
Teknologi 
video
dapat
memungkinkan
visualisasi
dan
audio
yang
serupa
dengan
kelas
tatap
muka. 
Pada 
umumnya 
teknologi 
video 
dianggap 
sebagai 
"hal 
terbaik
setelah
berada disana"
Memfasilitasi  perasaan  secara 
pribadi.  Teknologi  video  memungkinkan
siswa
dan
pengajar
untuk
melihat
ekspresi
wajah
dan bahasa
tubuh,
menambahkan
sentuhan
personal ke komunikasi.
Memungkinkan  
interaksi 
secara 
lebih 
baik. 
Kebanyakan   komunikasi
video
adalah
saling
berhubungan, 
yang
memungkinkan 
interaksi 
secara
baik, pertanyaan dan
jawaban,
dan lain-lain.
  
23
2.7 Kelas Kata
Bahasa
jepang
memiliki
beberapa
kelas
kata
yang
disebut
dengan
Hinshi
(
??
),
yakni:
a.   ?? / Meishi = Nomina / Kata
Benda
b.   ?? / Doushi = Verba
/
Kata Kerja
c.   ??? Keiyoushi
/ Keiyoushi
=
Adjektiva
/
Kata Sifat
d.   ??? / Jodoushi
=
Verba Bantu / Kata Kerja
Bantu
e.   ?? / Fukushi
=
Adverbia
/
Kata Keterangan
f.
??? / Setsuzokushi
=
Konjungsi
/
Kata Sambung
g.   ???? / Setsuzokujoshi
=
Konjungsi
Bantu
/
Kata
Bantu
Sambung
h.   ???
/
Kandoushi  =
Interjeksi  /
Kata  yang  mengandung  perasaan  dari
pembicara
i. 
??? / Kakujoshi
=
Konfiks
/
Kata Akhiran
j. 
??? / Fukujoshi = Adverbia
Bantu
/
Kata
pengganti
partikel
atau
topik
2.7.1 Verba
Menurut Masuoka (1990: 13)
fungsi
dari
verba
atau doushi
(
??)
adalah
sebagai
berikut :
“??????????????????????????????
????????????”
Dalam 
bahasa 
Indonesia  memiliki 
arti  bahwa  “
sifat  dasar  dari  kata  kerja
adalah
berfungsi
sebagai
predikat,
dan
mempunyai
kegunaan
yang
berbeda
di
dalam suatu
kalimat.”
  
24
2.7.2 Konjugasi Verba
Verba
bahasa
Jepang
(Doushi)
akhirnya
mengalami
perubahan
yang disebut
konjugasi,
konjugasi
ini
tergantung
pada
kata
yang
mengikutinya
membuat
arti
yang
bermacam-macam 
(Tanaka,  et
al
2006: 
94).
Menurut 
konjugasinya 
terbagi 
dalam
tiga kelompok,
yaitu:
a)
Verba
Kelompok
I,
pada kelompok
verba
ini,
suku kata sebelum
masu????,
berakhir dengan
bunyi
i???
i
???
chi
???
ri
???
mi
???
ni
???
bi
???
ki
???
gi
???
shi
???
b)  Verba  Kelompok  II,  pada  kelompok 
ini, 
suku  kata  sebelum  masu ????,
berakhir dengan
bunyi
e???
e
???
ke
???
se
???
te
???
ne
???
he
???
me
???
re
???
ge
???
ze
???
de
???
be
???
pe
???
*tapi ada pula
yang
berakhir dengan
bunyi
i???
c)
verba  kelompok  III,
verba  kelompok 
ini
adalah  shimasu?????
dan
kata
benda
yang
menunjukan  kegiatan
+
shimasu?+????.
Juga
termasuk
kimasu
?????.
  
25
2.7.3 Perubahan
Verba Bentuk -Te
Yang
disebut
dengan
verba
bentuk
–te adalah
kata
kerja
yang
berakhiran
te???
atau
de
???
.
Perubahan
verba bentuk
–te adalah
tergantung
pada kelompok
verba
nya masing-masing.
Tanaka,
et al
(2006:
166) mengelompokan
perubahan
verba
–te
sebagai
berikut
Tabel
2.7.3.1 Perubahan
Verba Bentuk -Te
???
??
??
I??? ??
?
?
?
Kakimasu ?
kaite
‘menulis’
?? ??
*? ? ?
Ikimasu
?
itte
(*pengecualian)
‘pergi’
??? ??
?? ? ?
Isogimasu ?
isoide
‘bergegas’
?? ??
?
?
?
Nomimasu ?
nonde
‘minum’
?? ??
?
?
?
Yobimasu
?
yonde
‘memanggil’
??? ??
?? ? ?
Kaerimasu
?
kaette
‘pulang’
?? ??
?
?
?
Kaimasu ?
katte
‘membeli’
?? ??
?
?
?
Machimasu
?
matte
‘menunggu’
?? ??
?
?
?
Kashimasu
?
kashite
‘meminjamkan’
II???
??
?? ?
Tabemasu ?
tabete
‘makan’
?
??
?
?
Nemasu
?
nete
‘tidur’
?? ??
?? ?
Okimasu ?
okite
‘bangun’
?? ??
?? ?
Karimasu
?
karate
‘meminjam’
?
??
?
?
Mimasu
?
mite
‘melihat’
?
??
?
?
Imasu
?
ite
‘ada (mahluk
hidup)’
III?? ??
?
?
Kimasu
?
kite
‘datang’
?
??
?
?
Shimasu ?
shite
‘(melakukan
suatu
aktivitas)’
???? ??
???? ?
Sanposhimasu
?
sanposhite
‘berjalan-jalan’
2.7.4 Penggunaan
Verba Bentuk –Te
Dalam
penelitian
ini,
penulis
memilih
bahan
verba
–te
yang
lebih
dikhususkan
pada pemakaian
bentuk
–te
imasu?-?????, -te moiidesuka?-?????
  
26
?? ? , dan te kara ? -??? ? . Menurut
Tanaka, 
et  al  (2006:
94-107)
penggunaan verba te adalah
sebagai
berikut
A.  te imasu(-????)
Bentuk
–te
imasu?-?????memiliki  beberapa
fungsi,
yaitu
a)
dipakai
untuk
menunujkan
kegiatan
yang
sedang
berlangsung
(Sedang…),
b)
dipakai
untuk
menunjukan
suatu
keadaan
yang
sudah
terjadi
dan hasilnya
masih
berlangsung
sampai
saat
ini,
c) dipakai
untuk
menunjukan
keadaan
dimana
perbuatan
yang sama
berlangsung
berulang-ulang
untuk
waktu
lama.
Pola
kalimat
ini dapat
menunjukkan
pekerjaan
atau
kedudukan seseorang.
B.  te moiidesuka(-???????)
Digunakan   sebagai   ungkapan  
untuk   pemberian  
izin,   (Boleh…).   Kalau
menjadi kalimat pertanyaan,
maka menjadi
ungkapan
yang meminta
izin.
C.  te kara(-???)
Bentuk
-te
kara?-????digunakan
untuk
menunjukan 
bahwa
setelah
kata
kerja1
selesai,
segera
disusul
dengan
kata
kerja2
. Bentuk
waktunya
ditujukan oleh bentuk
kata
kerja pada akhir
kalimat.