Bab2
Landasan Teori
Penelitian
yang akan
pehulis Jakukan adalah
penelitian
dalam
bidang
psikologi
sastra. 
Alasan penulis
ingin meneliti dalam bidang tersebut
karena psikologi sastra
merupakan
penelitian
yang
sangat
menarik
untuk
diteliti.   
Dalam
penelitian
ini,
penulis
akan
menggunakan teori
psikologi
konstitusional
yang
dicetuskan
o!eh
William H Sheldon
sebagai teori induk dan teori fiksi sebagai teori pendukung.
2.1 Teori Filcsi
Menurut 
Nugriyantoro 
(2002 ·
2), 
karya 
fiksi 
adalah 
suatu 
karya 
yang
menceritakan sesuatu
yang bersifat rekaan, khayalan,
sesuatu
yang
tidak
ada
dan
!,.
'
terjadi sungguh-sungguh
sehingga ia tak perlu dicari kebenarannya pada dunia nyata.
Istilah
fiksi
sering
digunakan dalam pertentangannya dengan
realitas-sesuatu
yang
benar
ada dan terjadi
di
dunia
nyata
sehingga kebenarannya pun
dapat
dibuktikan
dengan data empiris.
Sebagai sebuah karya
imajiner, fiksi
menawarkan berbagai permasalan
manusia
dan
kemanusiaan, hidup
dan
kehidupan.   
Pengarang
menghayati
berbagai
permasalahan tersebut dengan penuh
kesungguhan
yang kemudian
diungkapkannya
kembali melalui sarana fiksi sesuai dengan pandangannya.
Fiksi
menurut Altenbernd dan
Lewis
dalam
Nugriyantoro
(2002:2-3)
,  dapat
diartikan sebagai "prosa
naratif yang bersifat imajinatif, namun biasanya masuk aka!
..
dan  mengandung
kebenaran
yang
mendramatisasikan
hubungan-hubungan
antar
'    
.
manusia.
·  Pengarang 
mengemukakan 
hal
itu  
berdasarkan
pengalaman
dan
pengamatannya terhadap kehidupan.
Namun, hal
itu dilakukan secara selektif
dan
9
  
10
dibentuk sesuai
dengan tujuannya
yang sekaligus
memasukkan
unsur
hiburan dan
penerangan terhadap pengalaman
kehidupan manusia."
Fiksi 
menceritakan
berbagai
masalah
lcehidupan
manusia  dalam 
interaksinya
dengan
lingkungan dan
sesama
interaksinya
dengan
diri
sendiri,
serta
interaksinya
dengan
Tuhan.  
Fiksi
merupakan hasil
dialog,
dan
reaksi
pengarang
terhadap
lingkungan dan lcehidupan.
Dengan
kata
lain,
fiksi
merupakan
sebuah
cerita, dan
oleh karena
itu
di
dalam
sebuah karya
fiksi
juga
terkandung tujuan memberikan hiburan
kepada
pembaca di
samping adanya tujuan estetik. (2002: 3)
2.1.i. 
Unsur-unsur Fiksi
Menurut Nugriyantoro (2002:
22-23),
sebuah karya
fiksi
yang
jadi,
merupakan
sebuah
bangun
cerita
yang.
menampilkan
sebuah
dunia
yang
sengaja
dikreasikan
pengarang.    Wujud
formal
fiksi 
itu  sendiri
"hanya"  berupa
kata,  dan  kalimat.
Dengan 
demikian,
karya 
fiksi 
menan1pilkan dunia 
dalam  kemungkinan.    Kata
merupakan
sarana
terwujudnya bangunan
cerita
dan
juga
merupakan
sarana
pengucapan sastra.
Sebuah novel merupakan sebuah totalitas, suatu keseluruhan yang bersifat artistik.
Sebagai sebuah totalitas, novel mempunyai bagian-bagian, unsur-unsur,
yang saling
berkaitan satu dengan yang lain secara erat dan saling menguntungkan. 
Jika
novel
dikatakan sebagai sebuah
totalitas, unsur
kata, bahasa,
misalnya, merupakan salah
satu  bagian
dari
totalitas
itu,
salah
satu  unsur
pembangun
cerita
itu,
salah
satu
.
subsistem
organism itu. 
Kala
inilah
yang
menyebabkan
novel, juga
sastra
pada
umumnya, menjadi berwujud.
Kemudian
menurut
Nugriyantoro
(2002:
26-28), selain
pembedaan unsur
fiksi
  
11
.
;;..
seperti . di
alas,
menurut pandangan
strukturalisme,
unsur
fiksi
(juga
disebut:
leks
naratif 'narrative
text'),
dapat dibedakan ke dalam unsur cerita (story, content) dan
wacana
(discource,
expression).
Pembedaan
tersebut
ada
kemiripannya
dengan
pembedaan tradisional yang berupa unsur, bentuk, dan isi di atas.
Pembedaan
unsur
teks
naratif
ke
dalam
dua
golongan
itu
juga
dilakukan
oleh
kaum Formalis Rusia, yaitu
yang
membedakannya
ke dalam unsurfable
{fabula) dan
sujet (sjuzet). 
Fable merupakan aspek material
(dasar) cerita, keseluruhan peristiwa
yang
diungkapkan
dalam
teks
naratif
yang
ingin
disampaikan
kepada
pembaca.
Sujet, yang
disebut
juga
sebagai plot, adalah
urutan
peristiwa seperti. terlihat dalam
teks
itu,
yang
mungkin
berupa
urutan
kronologis-normal
(urut
dari
awal
hingga
akhir,a-b-c), mungkin bersifat sorot balik 'flash
back'
(mendahulukan
peristiwa .yang
kemudian,
a-b-c),
atau
mungkin
bersifat medias
res
(mulai dari
peristiwa-konflik
yang telah menegang, b-a-c).
Aspek
cerita
yang terdiri
dari
peristiwa
(yang
berunsur
aksi dan
kejadian)
dan
wujud dari keberadaannya, eksistensinya (yang berunsur karakter dan setting) seperti
disebut
diatas
merupakan aspek bentuk
isi: 
Unsur yang
merupakan substansi
isi,
di
lain
pihak,
adalah
keseluruhan
semesta,
berbagai
bentuk
kemungkinan
objek
dan
peri.stiwa
(kejadian),
baik
yang
ada
di
dunia
nyata
maupun
(yang
hanya)
dunia
imajinatif,
yang
dapat
diimitasikan ke
dalam
karya
naratif
sebagaimana
yang
tersaring lewat kode sosial-budaya pengarang.
Unsur  bentuk 
wacana  berupa  struktur  transmisi
naratif  (dapat 
juga  disebut:
wacana
naratif) yang terdiri dari unsur-unsur seperti
urutan (linearitas) penceritaan
atau
susunan,
modus, kala,
frekuensi, perspektif atau sudut pandang, dan
lain-lain.
Unsur
substansi
wacana
berwujud
media, sarana,
yang
dapat dipergunakan
untuk
:
mengkomunikasikan sesuatu (gagasan, cerita) yang ingin diungkapkan.
  
12
2.2
Teori Penokohan
Tokoh
adalah salah
satu
unsur
yang sangat
penting
dalam
sebuah cerita
tidak
..
terkecuali
dalam
sebuah
novel.  
Oleh
sebab
itu,
pada
saat
menulis sebuah
novel,
pengarang
harus
membuat
tokoh
tersebut dengan
ciri
khas
yang
nantinya
akan
menjadi. daya
tarik tersendiri
dalam
novel tersebut. 
Keunikan tokoh tersebut pula
yang
akan
membuat
alur
cerita
dan
konflik
yang
terdapat
dalam .
novel
tersebut
menjadi sangat menarik.
Pengertian penokohan
menurut Mckee (1997: 100) ada1ah sebagai berikut:
Characterization
is
the sum
of
all observable qualities of a
human being,
everything knowable
through
careful scrutiny;
age and IQ; sex and sexuality;
style of
speech and gesture; choice of
home, car, and dress; education
and
occupation; personality
and
nervosity; values and attitudes-all aspects
of
humanity we could know by
taking notes on
someone. day in
and day out.
Teljemahan:
Penokohan adalah jumlah dari seluruh kualitas
yang dapat diteliti dari seorang
makhluk
hidup,
semuanya
dapat
diketahui
melalui 
pemeriksaan yang
dilakukan secara
hati-hati;
usia
dan
IQ;
seks
dan
seksualitas; cara
berpidato
dan
gerak-gerik tubuh;
memilih
rumah,
mobil,
dan
pakaian;
pendidikan
dan
pekeljaan;
kepribadian
dan
tingkat
kegelisahan;
prinsip dan
sikap-seluruh
aspek
kemanusiaan
yang dapat
kita
ketahui
dengan
mengambil
catatan
mengenai kesehiuian seseorang.·
Pengertian
penokohan
menurut  Ishihara,
et  al 
(?009:
42-43)
adalah
sebagai
berikut:
ft: P-J
a   
ft.lvt::.
bv':Z.T;IJ ':/
:: v'v'
:a;-:J>1f-:> -I:Ta  t
t::.
t
t::.
fir J
t::.
v'?
;f:
ft.O)I:Til>,
tH#. !IilidiJ,
V-T
1J 
;tO)  
f9='
•L'A  .I 
0)::.
t::. t,
'l'if'i t:-o-J 
r
fr'l'ili
r
t: o
-1 :/'J 
t::. 0 -::..
t-::..
l- To
Terjemahan:
Hero,
tidak perlu dikatakan lagi adalah sebuah kata
yang mengandung bunyi
yang
bagus.  
Pada
awalnya
kata
tersebut
memiliki
arti
"pahlawan",
namun
dalam 
sebuah 
novel 
dan  drama, 
pemain 
yang 
menjadi 
"tokoh 
utama"
dalam sebuah skenario, untuk pemeran pria disebut hero, dan pemeran wanita
disebut
heroin.
  
13
'
Nugriyantoro (2002: 172)
mengemukakan bahwa penokohan adalah salah satu
pembangunan fiksi dapat
dikaji
dan
dianalisis keterjalinanriya
dengan
unsur-unsur
pembangun
laiinya.  
Jika
fiksi
yang
bersangkutan
merupakan sebuah
karya
yang
berhasil,
penokohan
pasti
teijalin
secara
harmonis
dan
saling
melengkapi
dengan
berbagai
unsur
yang
lain,
misalnya dengan
unsur
plot
dan
tema,
atau
unsur
Jatar,
sudut pandang, gaya, amanat, dan lain-lain.
2.3. Teori
Temperamen
Seperti
yang diungkapkan oleh
Fauzi (2004:
135), temperamen ialah konstanta,
wama,
dan bentuk penghayatan atau pengalaman seseorang serta cara bereaksi dan
cara bergeraknya.
Disebut k.onstanta, karena temperamen merupakan suatu keadaan
atau
potensial
dari
penghayatan
alam
perasaan
yang
relatif
tetap.
Temperamen
mencakup dasar-dasar emosi berupa penghayatan dan pengamalan serta dasar-dasar
psikomotorik berupa cara
bereaksi
dan
cara bergerak yang
merupakan bagian ·dari
kepribadian seseorang.
Warna
penghayatan atau
pengalaman
merupakan suasana
jiwa yang melatarbelakangi rasa kegerhbiraan dan kesedihan.
Suasana penghayatan
atau
pengalaman
alam
perasaan
ini
erat
hubungrumya dengan
tenaga psikis
yang
mendorong seseorang untuk bertingkah laku.
Selain wama penghayatan, temperamen mencakup pula bentuk penghayatan yang
merupakan
gejala
emosional
yang
mengikuti
proses dunia
seseorang.  
Bentuk
penghayatan itu
mencalcup kekuatan atau
intensitas kepekaan,
kedalaman, dan jangka
waktu
kelangsungrumya. 
Pengertian
Temperamen
menurut
Mischel,
Shoda,
dan
Smith (2004: 3) adalah sebagai berikut:
Personality is
the complex organization of
cognitions, affects, and behaviors
that
gives direction and pattern (coherence) to the person's life.
Like the body,
personality consists of
both structures and processes and reflects both nature
(genes) and nurture (experience).  In addition, personality includes the effects
  
of
the
past, including memories of the
past,
as
well
as
constructions
of
the
present and future.
Teljemahan:
Temperan1en · atau  yang
sekarang 
lebih  sering 
disebut 
dengan 
kepribadian
adalah
organisasi
kognisi
yang
kompleks,
mempengaruhi,  dan
kelakuan  yang
memberikan
arab
dan susunan
(koherensi)
kepada
kehidupan seorang
individu.
Sarna halnya
dengan
tubuh, temperamen
terdiri
dari
kedua
struktur
dan
proses
dan
mencerminkan 
kedua 
sifat  alami  (genetika) 
dan
didikan  (pengalaman).
Dan
Iagi,
temperamen
mencakup
pengaruh
dari
masa
Ialu,
termasuk
kenangan
masa  Ialu, 
dan  juga 
pem bentukkan   dari 
masa  sek!!rang 
dan 
masa 
depan.
".
2.3.1  TeoriTeniperamen Menurut
Sheldon
Sheldon  dalam
Alwisol
(2008:
171-172)  mengemukakan 
asumsinya
bahwa 
ada
sejumlah  kecil
faktor  yang
melatarbelakangi  variabilitas 
dan
kompleksitas 
tingkah
laku
manusia. 
Dari
literatur
kepribadian, khususnya
yang
membahas
mengenai
sifat
sifat,.beliau
menemukan
jumlah sifat sebanyak
650 sifat.
Sebagian 
besar 
berhubunan 
dimgan
ekstraversi  dan 
introversi,  konsep 
popular
yang
dikenalkan
oleh
Jung. 
Sesudah
sifat-sifat
yang
berhubungan
digabungkan,
dan
sifat
yang
tidak
penting
dibuang,
dari
650 sifat
itu
tersisa
50
sifat.
Beliau
kemudian
meneliti
33
laki-laki
baik
dari
kalangan
mahasiswa,
dosen,
dan
lain
sebagainya
selama
satu
tahun,
dan
hasilnya  ditemukan 
3
kelompok
sifat
yang
diberi
nama
viscorotonia,
somatonia,
dan
cerebrotonia. 
Masing-masing  kelompok
ini
mewakili
20
deskripsi
sifat
yang berbeda-beda
antara
kelompok
satu
dengan
kelompok
yang
lain.
Menurut 
Sheldon 
dalam 
Hall 
and 
Lindzey 
(1997: 
500), 
viscorotonia  adalah
sebagai
berikut
:
'
The first component of
temperament was
named viscorotonia.  An individual
high in this component is
characterized
by genera/love
of
comfort, sociability,
and gluttony for food, people, and affection.  He or
she
is
relaxed in posture,
reacts slowly,
is
event
tempered,
tolerant
in
their
relations to
others, and
is
generally an easy person to interact with.
14
  
•
'
Teljemahan :
·
Temperamen 
pertama 
dinamakan 
viscorotonia. 
Individu 
yang
dominan
terhadap
temperamen ini
ditandai
dengan
suka
terhadap
kenyamanan,
kemampuan bersosialisasi, dan ketamakan terhadap makanan, orang
lain, dan
kasih sayang.
Dia santai dalam bentuk tubuh, reaksinya
lambat, bahkan ketika
marah/emosi,
memiliki
toleransi
terhadap relasilhubungan
mereka dengan
orang
lain,
dan
biasanya
orang
dengan
temperamen
ini
adalah
orang
yang
mudah untuk diajak berinteraksi.
Kemudian
menurut
Sheldon
dalam
Hall
dan
Lindzey
(1997:
500),
somatonia
adalah sebagai berikut :
The second component was called somatonia.
A
high score on this component
is
ordinarily
accompanied
by
love
of
physical adventure,
risk-taking,
and
a
strong
need for
muscular and
vigorous
physical
activity.   The individual
is
aggressive,
callous
towards
the feeling of
others, overmature in
appearance,
noisy,
courageous, and
given
to
claustrophobia. 
Action,
power,
and
domination are of first importance to such an individual.
Teljemahan :
Temperamen
kedua
dinamakan
somatonia.  
Orang
yang dominan
pada
temperamen
ini
biasanya
disertai
oleh senang
dengan
petualangan
fisik,
pengambil
resiko,
dan
memiliki kebutuhan yang kuat
terhadap
aktivitas
fisik
yang
menggunakan otot
dari tenaga.
Individu yang
memiliki temperamen
ini
agresif, tidak
peduli dengan
perasaan orang
lain,
penampilan
sangat dewasa,
berisikm
berani
dan
takut
akan berada
di
tempat/
ruangan
yang
sempit.
Tindakan/aksi, kekuatan,
dan
dominasi
adalah
ciri
utama
dari
individu
yang
memiliki temperiunen ini.
Cerebrotonia
menurut
Sheldon
dalam
Hall
dan   Lindzey
(1997:
500)
adalah 
·
sebagai berikut :
The
third
component was
labeled
cerebrotonia. 
An
elevated
score
on
this
component implies restraint, inhibition, and
the desire
for concealment. 
The
individual
is
sevretive,
self-conscious,
youthful in
appeearance,
afraid
of
people, and
happiest in small
enclosed areas. 
He or she
reacts overquickly,
sleeps poorly, and prefers solitude, particularly when troubled.
Teljemahan :
Temperamen 
ketiga 
dinamakan 
cerebrotonia. 
Hal 
yang  dominan 
dari
4
temperamen 
ini
mencakup 
hal-hal  sebagai 
berikut 
mengekang  diri,  sifat
menahan diri, dan penyembunyian diri. 
Individu
yang memiliki temperamen
.;
ini
memiliki
ciri-ciri
suka
menyimpan
rahasia,
sadar
akan
dirinya
sendiri,
penampi!an terlihat
lebih
muda, dan sangat senang berada di
tempat/ ruangan
yang kecil.   Dia bereaksi
sangat
cepat,
tiduruya
kurang,
dan
lebih
senang
15
  
16
No
Viscorotonia
Somatonia
Cerebrotonia
1
Santai 
dalam 
postur
tubuh dan gerak
Tegas  dalam
postur  tubuh
dan gerak
·Tertekan,
kaku 
dalam
postur tubuh dan gerak
2
Senang   kenyamanan
fisik
Senang petualangan fisik
Respon
berlebihan
secara psikologis
3
Reaksinya lamban
Gerak bertenaga
Reaksi sangat cepat
4
Senang makan
Senang latihan fisik
Suka
menyendiri·
(love
of privacy)
5
Senang
kencan
Senang 
menguasai,
nafsu
.
Mental sangat intensif,
.
'
menyendiri, terutama ketika menghadapi
masalah.
Menurut
Araaj
(1990:
1!. -12) individu yang memiliki temperamen
cerebrotonia
adalah seorang
individu
yang sangat sensitif.  Kesensitifannya tersebut tidak
hanya
mengarahkan 
individu 
tersebut  pada 
cepatnya  reaksi 
fisik 
riamun
juga 
reaksi
sosialnya.  Maka dari
itu
individu
yang masuk ke
da1am
tipe
temperamen ini tidak
dapat 
mengikuti  perbincangan
yang dilakukan
o1eh orang
iain. 
Ketika
mereka
berurusan
dengan
orang
yang
memiliki jabatan
yang 1ebih tinggi dari
mereka
atau
lawan jenis
yang mereka sukai, mereka sering membuat kesan pertama yang buruk.
Mereka tidak nyaman berada dalam sebuah situasi sosial seperti dalam sebuah pesta
atau acara
makan
malam jika
di sana tidak ada kerabat dekat mereka.
Mereka tidak
mengutarakan
pendapaf
mereka
di
depan
umum, tetapi
hanya
kepada
orang
yang
mereka tuju.
Deslapisi singkat
dari kelompok sifat
itu
yang kemudian diberi nama Komponen
Temperamen
Primer
menurut
Sheldon
dalam
Alwisol
(2008:
172)
adalah
sebagai
berikut:
Tabel2.3.1Tiga Komponen
Temperamen
Primer
  
17
sebagai 
pengalaman
sosial
memiliki
kekuatan
perhatian
berlebihan
6
Senang
pesta
Senang 
mengambil 
resiko,
mengejar
peluang
Tertekan 
secara
emosional
7
Senang  
ritual  
sosial
dan 
upacara 
penuh
aturan
Senang 
berbicara 
langsung
ke permasalahannya
Tatapan 
mata 
yang
tajam, waspada
8
Senang
bergaul
Senang 
berkelahi 
secara
fisik
Takut terlibat
dalam
kegiatan sosial
(sociophobia)
9
Ramah, 
tidak
membeda-bedakan
orang
Berkompetisi
secara
agresif
Tidak  
.
tenang, 
tidak
percaya diri
10
Haus 
kasih 
saying
dan
penerimaan
Tidak 
peka 
deii.gan
kebutuhan/kernauan 
orang
lain
Kebiasaannya atau
rutinitasnya   tidak
teratur
11
Berorientasi 
kepada
orang
Benci
berada 
di
ruang
tertutup (claustrophobia)
Benci 
tempat 
·yang
bebas (agoraphobia)
12
Emosinya
seimbang
Kejam,
tidak pilih-pilih
Sikap
dan tingkah
lakunya tidak
dapat
diduga
13
Toleran
Tidak
menahan
suaranya
Suaranya tertahan
14
Puas 
dengan  
didnya
sendiri
Tahan
terhadap
rasa
sakit
Peka
dengan rasa sakit
15
Tidur
nyenyak
Senang
bersuara keras, ribut
Sukar 
tidur, 
kelelahan
'
,.
,
..
.
  
18
kronis
••
16 
Tidak 
bertujuan,
Tampil 
lebih 
tua  dari 
usia 
Tampillebih muda
dari
tidak 
mudah
sebenamya 
usianya
terangsang
17 
Ekstraversi,
tidak
ada
'
Ekstraversi, 
terpisah 
dari 
Introversi
dalam
hambatan
ketidaksadaran, 
perhatian  
perasaan 
dan
mengungkapkan
dan 
aksi
berorientasi 
ke  
perbuatan, 
orientasi
perasaannya 
kepada
dunia
luar 
kekesadaran 
diri,
masyarakat 
kurang 
peduli 
dengan
lingkungan
penyesuaian
diri
18 
Sosialitas 
dan  hangat  
Agresif     
dan     
keinginan  
Kebal terhadap alkohol
bertambah 
kuat  
berkuasa 
bertambal1
ketika  
dan
obat anti depresi
ketika
mabuk
alkohol 
mabuk alkohol
.
19 
Membutuhkan   
orang  
Memblituhkan        
aktivitas  
Ketika      
menghadapi
kalau 
menghadapi   
ketika
menghadapi
masalah     masalah,             
butuh
masalah 
mengasingkan diri
20 
Berorientasi        
pada   
Bermientasi 
kepada 
tujuan  
Berorientasi       kepada
hubungan  masa  kecil   
dan aktivitas remaja                
periode            
terakhir
dan
keluarga 
hidupnya
2.4  Teori Psikologi Abnormal
Menumt 
Kuntjotjo 
(2009:6) 
psikologi  abnormal
terkadang
disebut
juga
dengan
  
19
istilah  psikopatologi. 
Dalam  Bahasa  Inggris 
diungkapkan 
dengan 
kata  Abnormql
Psychology.     Kemudian 
menurut   Kartono  
dalam  
Kuntjotjo  
(2009)  
psikologi
abnormal 
adalal1 salah 
satu  cabang 
dari
ilmu  psikologi 
yang
menyelediki 
segala
bentuk
gangguan
mental dan abnormalitas
jiwa.
Menurut
Dirgagunarsa
dalam Kuntjotjo
(2009)
definisi
psikologi
abnormal
adalail.
sebuail 
lapangan  
psikologi 
yang 
berhubungan  
dengan 
kelainan 
atau 
hambatan 
.
kepribadian
yang rnenyangkut
proses dan
isi
kejiwaan.
2.4.1
Teori Sociophobia
.
Menurut Noyes
dan Saric (1998:
I
58) sociophobia
adalail.sebuail ketakutan 
akan
mernpermalukan 
diri 
sendiri 
dalam 
situasi 
sosial. 
Pada 
tingkat 
yang 
ringan,.
sociophobia
mengakibatkan
seorang
individu
menghindari
aktivitas seperti
berbicara
di depan
umum
atau
makan
di
depan umum
yang rnerupakan sebuail hal
yang
sangat
penting
dalam
bersosialisasi.
Pada tingkat
yang lebih
berat, individu
yang
mengalami
hal tersebut akan mengisolasi
diri
terhadap
kehidupan
sosial atau menyendiri.
Pengertian
sociophobia
dalam social anxiety disorder
(2007: 2-3)
adalail sebagai
berikut:
.   
.
i
Sociophobia
is
a
strong
fear
of
being
judged
by
others
and ofbeing
embarrassed. 
This fear
can
be
so
strong that
it
gets in
the
way
of
going
to
work or school or doing other everyday things.  Most of
the people who have
social phobia know that they shouldn 't
be as afraid as they are, but they can't
control their fear.
Sometimes, they end up staying away from places or events
where they think they might have to do something that will embarrassed them.
That can keep them from doing the everyday tasks of living and from enjoying
times with
family
and
friends. 
This
is
the
list
of
common
symptoms
people
with sociophobia :
1.  Are very anxious about being with other people..
2. 
Are
very
self-conscious
in
front
of
other
people;
that
is
they
are
very
worried about how they themselves will act.
3. 
Are ve1y afraid of being embarrassed
in front of other people
4. 
Are very afraid that other people will judge them.
5.   Worry for days or weeks before an event where other people will be.
6. 
Stay away from places where there are other people.
  
20
7. 
Have hard.time of making friends and keeping friends.
8. 
May  have
body  symptoms  when
they  are
with  other
people,  such
as
l
blushing, heavy sweating, trembling, nausea, and having hard time talking.
Terjernahan:
Sociophobia
adalah
sebuah
ketakutan
yang
Juar
biasa
akan penilaiaan
orang
lain
dan
rnerasa
dipermalukan. 
Ketakutan
ini
dapat
rnenjadi
halangan
yang
sangat
kuat
dalarn rnelakukan
sesuatu
seperti
pergi
kerja,
ke
sekolah
atau
rnelakukan
hal-hal
biasa
lainnya. 
Kebanyakan orang
yang
rnengidap
sociophobia
rnengetahui
bahwa
rnereka tidak
seharusnya
rnerasa
ketakutan
seperti   yang  
rnereka 
rasakan,. 
tetapi 
rnereka 
tidak 
dapat 
rnengontrol
rasa takut tersebut.
Terkadang rnereka rnenghindari ternpat-ternpat atau acara­
acara
dimana rnereka
berpikir
bahwa
rnereka
harus
rnelakukan
sesuatu
yang
dapat
rnernbuat
rnereka
rnalu.  
Ketakutan
ini
dapat
rnernbuat
rnereka
tidak
rnelakukan
kegiatan
untuk
bertahan
hidup
dan rnengindar
dari
rnenikrnati
waktu
bersama
keluarga
dan
ternan-ternan.  Berikut
ini" adalah ciri-ciri
orang
yang rnengidap·sociophobia :
I. ·  Sangat gelisah bila bersama orang lain.
2.   Sangat
sadar  akan
dirinya
sendiri
di  depan
· depan
orang
lain;
rnereka
sangat
khawatir rnengenai bagairnana rnereka akan bertindak.
3.   Sangat takut dipermalukan di depan orang lain.
4.   Sangat takut rnendapat penilaian dari orang lain.
5. 
Khawatir selama berhari-hari atau berminggu-rninggu sebelum suatu acara
yang juga diliadiri. oleh orang Jain tersebut dilaksanakan.
6. 
Menghindari ternpat-ternpat yang mernungkinkan dirinya berternu dengan
orang lain.
7.   Sangat sulit untuk rnendapatkan dan rnernpertahankan ternan.
8. 
Merniliki gejala
yang terlihat pada tubuh rnereka ketika sedang berada di
dekat
orang
lain
seperti  pipi
rnernerah, keringat
bercucuran,· tubuhnya
bergetar, rnuak dan sulit berbicara