10
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1
Komunikasi
Kata
komunikasi
berasal
dari
bahasa
Latin
communis” yang
berarti 
“sama”. 
Secara 
sederhana, 
dalam 
suatu 
proses 
komunikasi
haruslah terdapat unsur-unsur kesamaan makna penyampaian pesan dan
orang
yang
menerima
pesan
agar terjadi
suatu
pertukaran
pikiran
dan
pengertian antara komunikator (penyebar pesan) dan komunikan
(penerima pesan).
Proses
komunikasi
dapat
pula diartikan
sebagai
“transfer
informasi” 
atau 
pesan 
(message
dari 
pengirim  pesan 
sebagai
komunikator
dan
kepada
penerima
sebagai
komunikan.
Dalam proses
komunikasi tersebut bertujuan untuk mencapai saling pengertian (mutual
understanding)
antara 
kedua 
pihak 
yang 
terlibat 
dalam  proses
komunikasi.
Dalam proses
komunikasi,
komunikator
mengirimkan
pesan/informasi    kepada    komunikan    sebagai    sasaran    komunikasi.
(Suprapto, 2009 : 5)
10
  
11
2.1.1
Definisi Komunikasi
Menurut Raymond S. Ross, “komunikasi adalah suatu proses
menyortir, memilih, dan mengirimkan simbol-simbol sedemikian rupa
sehingga membantu pendengar membangkitkan makna atau respons dari
pikirannya yang serupa dengan yang dimaksud komunikator.” (Mulyana,
2007 : 69)
Pengertian  komunikasi  oleh  Joseph 
A.  Devito,  seperti  dikutip  oleh
Effendy  :
“The act, by one or more persons, of sending and receiving
messages distorted by noise, within a context, with some effect and with
some opportunity for feedback. The communication act, then, would
include the following components: context,
source,
receiver,
messages,
channels, noise, sending or encoding
processes receiving, decoding
processes, feedback and effect. These elements seem the most essential in
any consideration of the communication act. They are what we might call
the universal of communication : … the elements that are present in every
communication  act,  regardless  of  whether  its  intrapersonal,
interpersonal,
small
group,
public speaking,
mass
communication,
or
intercultural communication.”
Jadi, kegiatan
yang dilakukan oleh seseorang atau
lebih,
yakni kegiatan
menyampaikan   dan   menerima   pesan   yang   mendapat   distorsi   dari
  
12
gangguan-gangguan
dalam suatu konteks,
yang
menimbulkan
efek
dan
kesempatan untuk arus balik. Oleh karena itu, kegiatan komunikasi
meliputi komponen-komponen sebagai berikut : konteks, sumber,
penerima, pesan, saluran, gangguan, proses penyampaian atau proses
encoding, penerimaan atau proses decoding, arus balik dan efek. Unsur-
unsur
tersebut
tampaknya
paling
essensial
dalam setiap
kegiatan
komunikasi.
Elemen-elemen
ini
selalu
ada
dalam setiap
kegiatan
komunikasi, apakah itu komunikasi intraprbadi,
antarpribadi,
kelompok
kecil, pidato, komunikasi massa atau komunikasi antarbudaya. (Effendy,
2009 : 35)
2.1.2
Unsur-Unsur Komunikasi
Berikut adalah unsur-unsur komunikasi yang dikembangkan oleh
Joseph de Vito, K. Sereno dan Erika Vora yang menilai faktor
lingkungan
merupakan unsur
yang tidak kalah pentingnya dalam
mendukung terjadinya proses komunikasi. (Cangara, 2008 : 24)
SUMBER
PESAN
MEDIA
PENERIMA
EFEK
UMPAN BALIK
Lingkungan
Gambar 2.1
  
13
¾
Sumber
Sumber
sering
disebut
pengirim,
komunikator,
atau
dalam bahasa
inggrisnya disebut
source,
sender, atau
encoder
sebagai
pembuat
atau
pengirim informasi.
¾
Pesan
Pesan
yang
dimaksud
dalam proses
komunikasi
adalah
sesuatu
yang
disampaikan 
pengirim  kepada 
penerima. 
Isinya 
dapat 
berupa
pengetahuan, informasi, hiburan, dan lain-lain.
¾
Media
Adalah sesautu yang digunakan untuk memindahkan pesan dari sumber
kepada  penerima.  Dalam  komunikasi  massa,  media  adalah  alat  yang
dapat menghubungkan antara sumber dan penerima yang sifatny terbuka,
di mana setiap orang dapat melihat, membaca, dan mendengarnya. Media
dalam  komunikasi  massa  dapat  dibedakan  menjadi  media  cetak  dan
media elektronik. Selain
media komunikasi di atas, kegiatan dan tempat-
tempat tertentu yang banyak ditemui dalam masyarakat bisa juga
dipandang sebagai media komunikasi misalnya, rumah-rumah ibadat,
panggung kesenian,dan sebagainya.
  
14
¾
Penerima
Penerima
adalah
elemen
penting
dalam proses
komunikasi,
karena
merupakan sasaran dari komunikasi. Jika suatu pesan tidak diterima oleh
penerima, akan
menimbulkan berbagai macam masalah yang sering kali
menuntut perubahan, apakah pada sumber, pesan, atau saluran.
¾
Efek atau Pengaruh
Adalah
perbedaan antara
apa
yang dipikirkan, dirasakan,
dan
dilakukan
oleh penerima sebelum dan sesudah menerima pesan. Pengaruh bisa juga
diartikan perubahan atau penguatan keyakinan pada pengetahuan, sikap,
dan tindakan seseorang sebagai akibat penerimaan pesan.
¾
Tanggapan Balik
Ada yang beranggapan bahwa umpan balik sebenarnya adalah salah satu
bentuk daripada pengaruh yang berasal dari penerima. Akan tetapi
sebenarnya
umpan balik bisa juga berasal
dari
unsur lain seperti pesan
dan
media,
meski pesan belum sampai pada penerima. Misalnya sebuah
konsep  surat  yang  memerlukan  perubahan  sebelum  dikirim,  atau  alat
yang digunakan untuk menyampaikan pesan mengalami gangguan.
¾
Lingkungan
Lingkungan
atau   situasi  
ialah  
faktor-faktor  
tertentu  
yang  
dapat
mempengaruhi 
jalannya komunikasi. Faktor
ini dapat digolongkan atas
  
15
empat macam, yakni lingkungan fisik, lingkungan sosial budaya, dimensi
psikologis, dan dimensi waktu.
1.   Lingkungan fisik
Menunjukkan bahwa suatu proses komunikasi hanya bisa terjadi
kalau tidak terdapat rintangan fisik, misalnya geografis.
Komunikasi sulit dilakukan karena faktor jarak
yang begitu jauh,
di mana tidak tersedia fasilitas komunikasi seperti telepon, kantor
pos, atau jalan raya.
2.   Lingkungan sosial
Menunjukkan  faktor  sosial  budaya,  ekonomi,  dan  politik  yang
bisa
menjadi
kendala
terjadinya komunikasi,
misalnya
:
bahasa,
kepercayaan, dan status sosial.
3.   Dimensi psikologis
Adalah pertimbangan kejiwaan yang digunakan dalam
berkomunikasi. Misalnya menghindari kritik yang menyinggung
perasaan orang lain, menyajikan materi yang sesuai dengan usia
khalayak.
4.   Dimensi waktu
Menunjukkan situasi yang tepat untuk melakukan kegiatan
komunikasi.    Banyak    proses    komunikasi    tertunda    karena
  
16
pertimbangan waktu, misalnya musim. Namun perlu diketahui
karena dimensi waktu maka informasi memiliki nilai.
Jadi, setiap unsur memiliki peranan yang sangat penting dalam
membangun proses komunikasi. Bahkan ketujuh unsur ini saling
bergantung satu sama lain. Artinya, tanpa keikutsertaan satu unsur
akan memberi pengaruh pada jalannya komunikasi.
2.1.3
Fungsi Komunikasi
Menurut
Effendy (2003
:
55) terdapat empat
fungsi komunikasi,
yaitu :
1.   Menginformasikan (to inform)
Melalui komunikasi, komunikator dapat menyampaikan
informasi  kepada  komunikan,  serta  dapat  terjadi
pertukaran informasi
antara
komunikator
dengan
komunikan.
2.   Mendidik (to educate)
Komunikasi sebagai sarana untuk mendidik, dapat berarti
bagaimana melalui komunikasi dapat memberikan atau
bertukar pengetahuan.
3.   Menghibur (to entertain)
Komunikasi menciptakan interaksi. Melalui interaksi
tersebut, komunikasi dapat
menimbulkan reaksi atau efek
  
17
menghibur yang dirasakan baik oleh komunikator maupun
komunikan.
4.   Mempengaruhi (to influence)
Komunikasi dapat
merupakan upaya untuk mempengaruhi
komunikan
melalui
isi
pesan
yang
dikirim oleh
komunikator. Pengaruh tersebut dapat berupa pengaruh
yang negatif maupun positif.
Dari keempat fungsi di atas, sesuai dengan kegiatan CSR yang
dilakukan oleh PT. Plaza Indonesia
Realty, Tbk sudah
mencakup semua
fungsi informasi, yaitu : menginformasikan kegiatan CSR secara internal
kepada manajemen perusahaan dan secara eksternal melalui media dan
press conference. Kegiatan ini juga merupakan upaya Plaza Indonesia
meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga
kesehatan
jantung.
Dalam pelaksanaan
CSR
melalui
special
event
ini,
kegiatan 
yang  diadakan 
bersifat  menghibur  seperti 
menampilkan
pagelaran busana yang indah dari perancang ternama. Kegiatan
komunikasi ini juga dapat mempengaruhi persepsi publik bahwa Plaza
Indonesia memang berkomitmen untuk melakukan CSR.
  
18
2.1.4
Komunikasi Organisasi
Komunikasi organisasi mencakup komunikasi yang terjadi baik di
dalam dan di antara lingkungan yang besar dan luas.
“Organisasi
adalah
suatu
kesatuan
yang
terdiri
atas bagian atau
orang untuk mencapai tujuan bersama.” (Dwidjowijoto 2004 : 63)
Komunikasi
dalam suatu
organisasi
yang
berjalan
dengan
lancar
dari atasan kepada bawahan begitu
pula
sebaliknya
dapat
menjadi
pendukung bagi organisasi untuk mencapai tujuan bersama.
2.2
Corporate Social Responsibility (CSR)
Konsep tanggung jawab sosial korporat atau yang lebih dikenal
dengan corporate social responsibility terasa semakin kuat dan terdengar
di seluruh penjuru dunia. Di berbagai belahan dunia, perusahaan atau
organisasi  diminta  untuk  mewujudkan  tanggung  jawab  sosialnya  dan
tidak lagi semata-mata bekerja untuk mendapatkan keuntungan yang
sebesar-besarnya bagi pemilik modal atau pemegang saham, melainkan
juga memberikan manfaat bagi masyarakat pada umumnya.
2.2.1
Definisi Corporate Social Responsibility
World Business Council For Sustainable Development (WBCSD)
menyebut  tanggung  jawab  sosial  koporat  sebagai  “komitmen
berkelanjutan  kalangan  bisnis  untuk  berperilaku  etis  dan  memberikan
  
19
sumbangan pada pembangunan ekonomi sekaligus memperbaiki mutu
lingkungan
hidup serta komunitas
lokal
masyarakat secara keseluruhan.”
(Iriantara 2004 : 49)
Corporate
social
responsibility
adalah komitmen
perusahaan
untuk meningkatkan kesejahteraan komunitas melalui praktik bisnis yang
baik dan mengkontribusikan sebagian sumber daya perusahaan.” (Kotler
& Lee, 2005 : 4)
Keanekaragaman
pengertian
CSR
sebagian besar
hanya
terletak
pada tata bahasanya saja dan bukannya terletak pada prinsip dasar CSR
itu  sendiri.  Pengertian-pengertian 
CSR  tersebut  pada  akhirnya
membentuk   satu   pemahaman   tentang   aktivitas   bisnis   yang   harus
didukung dengan peningkatan kehidupan masyarakat dan lingkungan.
Jadi, dapat kita simpulkan bahwa corporate social responsibility
adalah komitmen perusahaan untuk memberikan kontribusi terhadap
masyarakat atau lingkungan untuk dapat menciptakan lingkungan serta
hubungan yang lebih baik. Kontribusi dari perusahaan dapat berupa
banyak hal, misalnya : bantuan dana, bantuan berupa barang, bantuan
berupa penyediaan fasilitas, dan lain-lain.
Bagi korporasi yang memahami CSR dengan baik, mereka tidak
akan
menganggap CSR sebagai beban tetapi justru sebagai startegi yang
baik untuk menciptakan dan mempertahankan citra perusahaan yang baik
dan berguna untuk jangka panjang.
  
20
2.2.2
Manfaat Pelaksanaan Corporate Social Responsibility
Menurut
Yusuf Wibisono,
(2007
:
8)
ada beberapa
keuntungan
penerapan CSR, yaitu :
1.
Mempertahankan   dan   mendongkrak   reputasi   dan
brand
image
korporasi
2.
Layak mendapatkan social license to operate
3.
Mereduksi binsis korporasi
4.
Melebarkan akses menuju market
5.
Mereduksi biaya
6.
Memperbaiki biaya
7.
Memperbaiki hubungan dengan stakeholders
8.
Memperbaiki hubungan dengan regulator
9.
Meningkatkan produktifitas dan semangat karywan
10. Peluang mendapatkan penghargaan
Solihin (2009 : 32) mengutip pernyataan Kotler dan Lee yang
menyebutkan
beberapa
manfaat
yang dapat
diperoleh korporasi
melalui
pelaksanaan CSR
yang
menggunakan konsep sustainability development
adalah :
9
peningkatan penjualan dan market share
9
memperkuat brand positioning, meningkatkan citra korporasi
9
menurunkan biaya operasi
9
meningkatkan daya tarik korporasi di mata para investor
  
21
2.2.3
Tujuan Pelaksanaan Corporate Social Responsibility
Meskipun  tujuan  pokok  aksi  kemanusiaan  perusahaan  adalah
untuk meningkatkan kesan masyarakat terhadap perusahaan, bantuan juga
menciptakan hubungan yang baik dengan para karyawan, komunitas
sekitarnya, dealer, distributor, pemegang saham, dan pelanggan. (Moore
2004 : 65 )
“Philip Kotler dan Nancy Lee mengajukan enam prakarsa sebagai
pesan utama CSR, untuk melakukan tindak kebajikan sebagai bagian dari
kegiatan perusahaan, dalam
rangka pencapaian tujuan bisnis. (Ambadar,
2002 : 56)
1.   Cause promotions
Inisiatif perusahaan untuk mengalokasikan dan atau
bantuan dalam bentuk barang dan sumber daya lain, untuk
meningkatkan
kesadaran
dan
perhatian tentang
masalah
sosial tertentu, atau dalam merekrut sukarelawan.
2.   Cause-related marketing
Komitmen perusahaan untuk mendonasikan sejumlah
persentase tertentu dari pendapatan tertentu untuk hal yang
berkaitan dengan penjualan produk.
  
22
3.   Corporate social marketing
Upaya perusahaan memberi dukungan pada pembangunan
dan/atau pelaksanaan kegiatan yag ditujukan untuk
mengubah
sikap
dan
perilaku
masyarakat
dalam rangka
memperbaiki  kesehatan  masyarakat,  pelestarian
lingkungan dan lainnya.
4.   Corporate philantrophy
Pemberian sumbangan sebagai kegiatan amal (charity),
yang   sering   kali   dalam 
bentuk   hibah   tunai,   donasi,
dan/atau dalam bentuk barang.
5.   Community volunteering
Perwujudan dukungan dan dorongan perusahaan kepada
karyawan, mitra pemasaran dan/atau anggota franchise
untuk
menyediakan
dan
mengabdikan waktu dan tenaga
mereka untuk membantu kegiatan sosial tertentu.
6.   Socially responsible business practices
Adopsi praktek-praktek bisnis
yang bersifat diskresi serta
berbagai
investasi
yang mendukung
pemecahan
masalah
sosial tertentu.
  
23
2.2.4
Faktor-faktor   Dalam   Mengembangkan   Pendekatan   Pelaksanaan
Corporate Social Responsibility
Dalam buku yang berjudul Public
Relations Profesi dan Praktik,
ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam mengembangkan
pendekatan yang sesuai dengan pemberian perusahaan :
1.   Jangan merugikan. Kontribusi perusahaan
tidak boleh dilakukan
jika bertolak belakang dengan kepentingan terbaik pemberi donor
atau penerima bantuan.
2.   Komunikasikan dengan semua penerima. Pemberian yang efektif
membutuhkan kemitraan yang dekat antara pemberi donor dengan
penerima.
3.
Menargetkan kontribusi untuk bidang spesifik. Bantuan harus
mendatangkan dampak maksimum terhadap komunitas dan
keuntungan maksimum bagi pemberi bantuan.
4.   Membuat
kontribusi
berdasarkan
laporan
kebijakan
perusahaan.
Kebijakan
yang dikembangkan secara penuh, dalam hal ini
harus
memasukkan tujuan dan kepercayaan perusahaan tentang kegiatan
amal, kriteria yang digunakan dalam
mengevaluasi
permintaan
dana,  jenis  organisasi  yang  akan  diberi  bantuan,  serta  metode
yang akan digunakan untuk mengelola bantuan ini.
  
24
2.2.4
Faktor-faktor   Dalam   Mengembangkan   Pendekatan   Pelaksanaan
diikat pada persentase pendapatan bersih perusahaan.
6. Informasikan pada semua orang yang berkepentingan. Para
karyawan
dan
komunitas
perlu
mengetahui
aktifitas
perusahaan
ini.
7.   Lakukan kegiatan tindak lanjut. Perusahaan melakukan pelayanan
yang
sangat
bernilai
dengan
menuntut kinerja yang baik dari
penerima bantuan dan laporan akuntansi keuangan yang benar.
8.   Sebuah
kontribusi
perusahaan
yang
efektif
membutuhkan
lebih
dari sekadar sumbangan checkbook. Para sukarelawan, keahlian
manajerial, dan kepemimpinan perusaaan merupakan elemen
sangat penting dari program yang efektif.
2.2.5
Community Development
Menurut Iriantara (Iriantara, 2004 : 173) “pengembangan
masyarakat
(community development pada dasarnya merupakan upaya
pemberdayaan masyarakat melalui kemampuan dan potensi yang dimiliki
masyarakat”.
Dalam pengertian
community
development,
perusahaan
melihat
potensi 
masyarakat 
dengan 
melakukan  kegiatan  pemberdayaan
masyarakat
yang
merupakan
salah satu
bentuk
tanggung
jawab
sosial
terhadap masyarakat.
  
25
2.3
Stakeholders
Stakeholders
adalah kelompok yang tertarik pada organisasi.
Meskipun masing-masing
perusahaan memiliki
kelompok
stakeholdersrnya sendiri, namun mereka sebenarnya terlihat sangat jelas.
2.3.1
Stakeholder Dalam Organisasi
Fomburn and Shanley dalam Khasali membagi stakeholders menjadi dua
bagian yaitu stakeholders internal dan eksternal. (Khasali, 2008 : 63)
?
Stakeholders internal yaitu :
1.
Pemegang
saham, yaitu
pihak
yang
mempunyai
modal
untuk
membantu
berjalannya
perusahaan, sehingga pihak tersebut
mempunyai kuasa atas perusahaan tersebut.
2. Manajemen
dan
Top
Executive,
adalah
orang-orang
yang
bertanggung jawab untuk menjaga kelangsungan perusahaan serta
pembuat kebijakan dalam perusahaan
sehingga
mereka
menjadi
sumber berita majalah bisnis dan ekonomi.
3.
Karyawan, adalah orang-orang yang tidak memegang jabatan
struktural.
4. 
Keluarga karyawan, sangat penting artinya untuk menjaga relasi
dengan  keluarga  karyawan  karena  mereka  pun  akan  menaruh
minat yang sama besar dengan karyawan karena mereka secara
tidak langsung telah mengetahui perusahaan lewat karyawan.
  
26
?
Stakeholders eksternal yaitu :
1.
Konsumen, yaitu pihak yang mempunyai hak untuk memilih
barangnya sendiri.
2. 
Penyalur, yaitu orang yang menyalurkan barang-barang kepada
konsumen.
3. 
Pemasok, yaitu orang-orang yang menyediakan pasokan barang-
barang dari penyalur kepada konsumen.
4.   Bank, sebuah lembaga komersial yang tidak hanya mengandalkan
bunga yang diterima
melainkan jaminan, atas pengambilan
pinjaman pokok debitur.
5. 
Pemerintah,
adalah
penentu
kebijakan, bahwa kebijakan dibuat
dengan melihat kebutuhan akan masyarakat.
6.   Pesaing, adalah pihak yang dianggap ancaman oleh perusahaan.
7.   Komunitas, yaitu masyarakat yang tinggal, hidup dan berusaha di
lokasi sekitar perusahaan.
8.   Pers
2.4
Special Event
Dalam
melaksanakan special event, atau dalam bahasa Indonesia
diterjemahkan menjadi “ajang khusus” diperlukan keahlian tertentu dan
imajinasi
para
pelaksananya.
Semuanya
dilakukan
serba special, mulai
dari
bentuk undangan,
tamu
yang
diundang,
pemilihan
tempat,
jumlah
undangannya,  sampai  pada  pemilihan  kateringnya.  Ajang  ini  mampu
  
27
menarik
perhatian
luar
biasa
dari
pihak
media
massa sehingga
muncul
juga publisitas yang luas bagi setiap pihak yang terlibat di dalamnya.
Dengan  demikian  dapat 
dikatakan 
bahwa 
menyelenggarakan
acara atau kegiatan khusus selain acara atau kegiatan biasa disebut ajang
khusus. Kegiatan ini merupakan salah satu cara untuk menarik perhatian
media massa dan publik terhadap suatu perusahaan, produk, atau
seseorang. (Pudjiastuti, 2010 : xvi)
2.4.1
Definisi Spesial Event
Dalam buku karangan Wahyuni Pudjiastuti (2010), Special Event
: Alternatif Jitu Membidik Pasar, Dorothy I. Doty berpendapat bahwa :
“Special event is an effective tools of publicity to keep the name of
your company, product, or service before the public. Special event used
for special purposes such as to increase traffic in your store to increase
product   sales   and   to   improve   your   company   image   within   your
community or industry .” (Pudjiastuti, 2010 : xxi)
Jadi,
ajang
khusus
adalah
alat
publikasi
yang efektif
untuk
mengingatkan publik pada perusahaan dan produknya. Ajang khusus juga
dapat digunakan untuk kepentingan
khusus, seperti meningkatkan arus
perdagangan dan penjualan produk serta memperbaiki citra perusahaan.
Masih
kutipan
dalam buku
Wahyuni
Pudjiastuti,
Yaverbaum
mengemukakan bahwa :
  
28
“Special event are effective vehicle publicity because they help
market your company, product, or
service to the public, and they are
promotable and can get you a lot of press coverage.”
Menurutnya, ajang khusus adalah media publisitas yang efektif
karena dapat
membantu dalam memasarkan perusahaan dan produk
jasa
kepada publik, sangat bersifat promosi, serta mampu mendapatkan
publisitas banyak dari pihak media massa. (Pudjiastuti, 2010 : xvii)
Special
events secara
garis
besarnya
merupakan
suatu
kegiatan
public relations yang cukup penting dan menarik perhatian dalam upaya
memuaskan
banyak
orang
untuk
ikut
serta
dalam suatu
kesempatan
:
misalnya,
mampu
meningkatkan
pengetahuan dan
memenuhi
selera/kesenangan serta upaya menarik perhatian bagi publiknya. (Ruslan,
2001 : 226)
Dari beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa ajang
khusus
adalah
kegiatan
yang
cukup
penting
dalam upaya
memuaskan
selera publik dan sekaligus merupakan publikasi yang efektif untuk
menarik perhatian dari publik kepada suatu perusahaan dan produknya
serta berpengaruh pada citra perusahaan karena mendapatkan banyak
publisitas dari media massa.
  
29
2.4.2
Tujuan Special Event
Masih
kutipan
dalam buku
karangan
Pudjiastuti,
Angel
Murray
dalam bukunya
Public Relations
mengatakan
bahwa
ajang
khusus
yang
berbentuk corporate
entertaining
akan
memberikan
banyak keuntungan
bagi perusahaan karena dengan ajang khusus tersebut perusahaan dapat
membangun hubungan baik dengan publik, mendapat kesempatan
mencapai target sasaran yang lebih luas, dan dapat menunjukkan rasa
terima kasih kepada publik perusahaan ataupun masyarakat umum.
Menurut Tom Duncan (2003), tujuan ajang khusus adalah :
1.   Memengaruhi khalayak sasaran
2.   Mengasosiasikan  sebuah  merek  dengan  suatu  kegiatan,
gaya hidup, atau individu tertentu.
3.   Menjangkau target sasaran yang lebih luas
4.   Meningkatkan   kesadaran   masyarakat   terhadap   merek,
produk, atau, perusahaan
5.   Memublikasikan
sebuah
merek, produk,
atau perusahaan
yang nantinya akan meningkatkan pengetahuan khalayak.
Dari pendapat-pendapat di atas,
dapat
dirumuskan
bahwa
tujuan
diadakannya ajang
khusus
adalah untuk
memengaruhi
khalayak,
proses publikasi, niat baik perusahaan, promosi, memecahkan
masalah,
merumuskan
kebijakan-kebijakan dan menciptkan citra
baik atau citra positif. (Pudjiastuti, 2010 : xxv)
  
30
2.4.3
Fungsi Special Event
Ajang khusus diadakan karena ada beberapa fungsi yang dapat
dimanfaatkan perusahaan. Fungsi tersebut, seperti dikemukakan Rosady
Ruslan, antara lain sebagai berikut (Ruslan, 2001 : 226) :
1. Untuk
memberikan
informasi
secara
langsung
dan
mendapatkan hubungan timbal balik yang positif dengan
publiknya
melalui
program kerja
atau
acara-acara
yang
sengaja dirancang dan dikaitkan dengan ajang khusus.
2. Sebagai 
media 
komunikasi 
dan 
sekaligus 
untuk
mendapatkan publikasi, dan pada akhirnya media massa
atau publik sebagai target sasarannya
akan
memperoleh
pengenalan,
pengetahuan,
pengertian
yang
mendalam dan
diharapkan dari
acara
khusus tersebut
dapat
menciptakan
citra  positif 
terhadap  perusahaan/lembaga 
atau  produk
yang diwakilinya.
2.4.4
Kaitan Special Event Dengan Public Relation
Ajang khusus merupakan salah satu tools public relations (PR) di
samping kegiatan lain, seperti identitas perusahaan, publisitas, website,
dan sebagainya. Peran PR yang lain adalah sebagai image maker, yaitu
  
31
menciptakan citra yang positif atau citra yang baik bagi perusahaan,
lembaga, atau perorangan.
Kegiatan Public Relation
Cyber PR
Publisitas
Sponsorship
Kegiatan
PR
CSR
Identitas
Perusahaan
Ajang Khusus
Komunikasi
Langsung
Gambar 2.2
Sumber : Pudjiastuti, 2010 : xxxi
2.5
Public Relations
Public  Relations  merupakan  perantara  antara  pimpinan
organisasi
dengan
publiknya,
baik
dalam upaya
membina
hubungan
masyarakat
internal
maupun eksternal.
Kegiatan
utama public
relations
  
32
dalam mewakili
suatu
lembaga
atau
organisasi
tersebut
merupakan
kegiatan komunikasi dua arah antara organisasi dengan publiknya.
2.5.1
Definisi Public Relations
International 
Public 
Relation 
Association 
(IPRA) 
bersepakat
untuk mendefinisikan public relations sebagai berikut :
“Public Relation is a management function, of a continuing and
planned character, through which public and private organizations and
institutuions seek to win and retain the understanding, sympathy, and
support of those with whom there are or may be concerned by evaluating
public opinion about themselves, in order to correlate, as far as possible
and widespread information more productive corporation and more
efficient fulfillment of their common interests.”
Definisi tersebut dapat diterjemahkan sebagai berikut, public relations
merupakan
fungsi
manajemen
dari sikap
budi
yang
direncanakan
dan
dijalankan secara berkesinambungan oleh organisasi-organisasi, lembaga-
lembaga
umum dan
pribadi
yang dipergunakan
untuk
memperoleh
dan
membina saling pengertian, simpati, dan dukungan dari mereka yang ada
hubungan dan diduga ada kaitannya, dengan cara menilai opini publik
mereka, dengan tujuan sedapat mungkin menghubungkan kebijaksanaan
dan ketatalaksanaan, guna mencapai kerja sama yang lebih produktif, dan
  
33
untuk 
memenuhi 
kepentingan 
bersama 
yang 
lebih 
efisien, 
dengan
kegiatan penerangan yang terencana dan tersebar luas.
Dikutip  dari  buku  karangan  Ruslan,  The Statement of Mexico
mendefinisikan :
“Praktik public relations adalah seni dan
ilmu pengetahuan sosial untuk
menganalisis
kecenderungan,
memprediksi konsekuensi-konsekuensinya,
menasehati
para
pemimpin organisasi,
dan
melaksanakan
program
yang
terencana mengenai kegiatan-kegiatan yang melayani, baik kepentingan
organisasi maupun kepentingan publik atau umum.”  (Ruslan, 2001:18)
2.5.2
Fungsi Public Relation
Menurut IPRA, public relations merupakan fungsi manajemen
yang khas yang (Rumantif, 2002 : 12) :
9
mendukung  pembinaan  dan  pemeliharaan  jalur  bersama  antara
organisasi
dengan
publiknya
mengenai
komunikasi,
pengertian,
penerimaan, dan kerja sama
9
melibatkan manajemen dalam permasalahan dan persoalan
9
membantu  manajemen  memberikan  penerangan  dan  tanggapan
dalam hubungan dengan opini publik
9
menetapkan dan menekankan tanggung
jawab
manajemen untuk
melayani kepentingan umum
  
34
9
menopang   manajemen   dalam   mengikuti   dan   memanfaatkan
perubahan secara efektif
9
bertindak sebagai sistem peringatan yang dini dalam
membantu
mendahului kecenderungan publik
9
menggunakan penelitian serta teknik komunikasi yang sehat dan
etis sebagai sarana utama.
Public
Relations Society of America (PRSA)
menjelaskan bahwa
dengan melihat fungsi PR di atas, dapat diketahui komponen-komponen
dasar  PR  sebuah 
lembaga,  sehingga  PR  dapat  melakukan 
langkah-
langkah berikut :
1.   Counselling
Menyediakan  saran  kepada  manajemen  yang  berhubungan  dengan
kebijakan hubungan dan komunikasi
2.   Research
Melihat
tindakan
dan
perilaku
publik
dalam
rangka
merencanakan
strategi PR. Research dapat digunakan untuk :
a.   Membangun saling pengertian
b.   Mempengaruhi keyakinan publik.
  
35
3.   Media Relations
Melakukan kerja sama dengan pihak media untuk mencari publisitas
atau merespon ketertarikan mereka terhadap perusahaan.
4.   Publicity
Menampilkan
pesan
terencana
melalui
media
tertentu
untuk
menghasilkan ketertarikan yang lebih jauh.
5.   Employee Relations
Memberikan respons terhadap suatu masalah, menginformasikan dan
memotivasi karyawan lembaga.
6.   Public Affairs
Membantu
lembaga
beradaptasi
dengan
harapan
publik
dan
menjelaskan aktivitas lembaga mereka.
7.   Government Affair
Berhubungan 
langsung  dengan 
lembaga-lembaga  pemerintah  lain
yang
terkait
dengan
kelangsungan
perusahaan
kita.
Melakukan
lobi
  
36
juga
dapat
menjadi
salah
satu program
hubungan
dengan
lembaga
pemerintah.
8.   Issue Management
Mengidentifikasi
dan
mengetahui isu
yang berkembang
pada
publik
yang berakibat pada lembaga.
9.   Development/Fund Raising
Menciptakan kebutuhan dan memberanikan publik untuk mendukung
lembaga, terutama melalui kontribusi finansial.
10. Financial Relations
Menciptakan dan menjaga kepercayaan investor dan menbangun
hubungan baik dengan komunitas finansial. Juga dikenal dengan
Investor Relations atan Stakeholders Relation.
11. Industrial Relations
Berhubungan 
dengan 
lembaga-lembaga 
lain  dalam 
industri 
dari
sebuah organisasi dan dengan asosiasi dagang.
  
37
12. Multi-Cultural Relations/Workplace Diversity
Berhubungan dengan individu-individu dan kelompok-kelompok
dalam berbagai kelompok budaya.
13. Special Event
Memancing ketertarikan seseorang, terhadap lembaga dengan
mengadakan suatu kegiatan yang dirancang untuk dapat berinteraksi
dengan mereka sehingga mendapat perhatian lebih.
14. Marketing Communications
Kombinasi dari aktifitas yang dirancang untuk menjual produk, jasa,
atau ide, termasuk iklan, publisitas, promosi, direct mail, dan pameran
dagang.
2.5.3
Strategi Public Relation
Dalam konsep
public
relation,
seorang
praktisi
public
relations
sangat   tidak   dianjurkan   melakukan   hubungan   tanpa   pertimbangan
strategis   yang   menyangkut   analisis   terhadap   situasi   masa   depan.
Berikut 
ini 
merupakan 
penjelasan 
mengenai  strategic
management public relations. (Khasali, 2005 : 46)
  
38
1.   Tahap stakeholder
Sebuah  perusahaan/organisasi  mempunyai  hubungan  dengan
publiknya bilamana perilaku organisasi tersebut mempunyai pengaruh
terhadap
stakeholdersnya
atau
sebaliknya.
Public relations harus
melakukan
survei
untuk
terus
membaca
perilaku organisasinya
serta
menganalisis konsekuensi yang akan timbul.
2.   Tahap publik
Public relations perlu terus menerus mengidentifikasi publiknya yang
muncul terhadap berbagai problem.
3.   Tahap isu
Public
relations perlu mengantisipasi dan responsif terhadap
isu-isu
yang ada. Pada tahap ini, media memegang peranan yang sangat
penting karena media akan mengangkat suatu pokok persoalan kepada
masyarakat dan masyarakat akan menanggapinya.
4. Public
relations
perlu
mengembangkan
objektif
formal
seperti
komunikasi,
pemahaman,
dan
perilaku
tertentu terhadap
program-
program kampanye komunikasinya.
5.   Public relations harus mengembangkan program resmi dan kampanye
komunikasi yang jelas untuk menjangkau objektif di atas.
  
39
6.   Public relations, khususnya para pelaksana, memahami permasalahan
dan dapat menerapkan kebijakan kampanye komunikasi.
7. Public
relations
harus
melakukan
evaluasi
terhadap
efektivitas
pelaksanaan tugasnya untuk memenuhi pencapaian objektif dan
mengurangi konflik yang mungkin muncul di kemudian hari.
2.6
Citra
Fraser P. Seitel mengemukakan,
sekarang
ini
banyak
sekali
perusahaan atau organisasi memahami sekali perlunya memberi perhatian
yang  cukup  untuk  membangun  suatu  citra  yang  menguntungkan  bagi
suatu perusahaan. Kebanyakkan perusahaan juga meyakini bahwa “citra
perusahaan yang positif adalah esensial, sukses yang berkelanjutan dan
dalam jangka panjang”. (Priyatna, 2008 : 47)
Citra adalah tujuan utama, dan sekaligus merupakan reputasi dan
prestasi yang hendak dicapai bagi dunia public relations. (Ruslan, 2001 :
70)
  
40
2.6.1
Definisi Citra
Penulis buku Managing Small Business, Lawrence L. Steinmetz
mengartikan citra sebagai “pancaran atau reproduksi jati diri atau bentuk
orang perorangan, benda atau organisasi”. (Sutojo, 2004 : 1)
Pengertian citra menurut Philih Kotler yang dikutip oleh Ruslan,
yaitu Image is the set of beliefs, ideas, and impressions a person holds
regarding an object. People’s attitude and actions toward an object are
highly conditioned by that objects’ image.”
Secara garis besar bahwa citra adalah seperangkat keyakinan, ide, dan
kesan
seseorang terhadap
suatu
objek
tertentu.
Sikap
dan
tindakan
seseorang   terhadap   suatu   objek   akan   ditentukan   oleh   citra   objek
tersebut yang 
menampilkan kondisi terbaiknya.
2.6.2
Jenis Citra
Sutojo mengajukan tiga contoh citra yang banyak ditonjolkan
perusahaan-perusahaan besar, menengah, atau  kecil :
1.   Citra Eksklusif
Kemampuan menyajikan berbagai macam manfaat terbaik kepada
konsumen dan pelanggan, seperti mutu prima produk, harga yang
kompetitif, layanan yang prima, dan rasa bangga atau jasa yang
dihasilkan perusahaan.
  
41
2.   Citra Inovatif
Perusahaan dapat dikatakan inovatif apabila pandai menyajikan
produk yang model atau desainnya tidak sama dengan produk
sejenis yang beredar di pasar.
3.   Citra Murah Meriah
Citra murah meriah dapat dicapai apabila perusahaan mampu
menyajikan produk dengan mutu tidak jelek, namun harganya
dapat dicapai pelanggan dengan kemampuan ekonomi yang tidak
tinggi.
2.6.3
Manfaat Citra
Citra perusahaan yang baik dan kuat mempunyai manfaat
manfaat sebagai berikut :
1. 
Daya saing jangka menengah dan panjang yang mantap apabila
dikelola
secara
efektif
citra dapat melindungi perusahaan dari
serangan perusahaan saingan baru.
2.   Proteksi selama masa kritis
Ada kalanya perusahaan mengalami
masa kritis. Hal
ini mungkin
berdampak pada citra perusahaan. Dengan citra yang baik,
sebagian  besar 
masyarakat  dapat  memahami  atau 
memaafkan
  
42
kesalahan yang dibuat perusahaan yang menyebabkan mereka
mengalami krisis.
3.   Daya tarik bagi eksekutif handal
Eksekutif handal menjadi harta yang berharga bagi perusahaan
manapun. Bagi perusahaan dengan citra buruk, merekrut dan
mempertahankan eksekutif handal tidaklah mudah.
4.   Meningkatkan efektifitas strategi pemasaran
Harapan  perusahaan  dengan 
citra  baik  untuk  berhasil
menerjunkan
produk
atau
merek
baru
ke pasar, jauh lebih besar
dibandingkan perusahaan yang belum banyak dikenal masyarakat.
5.   Penghematan biaya operasional
Untuk
mempromosikan
produk
perusahaan ke
pasar
secara
berhasil,
perusahaan
dengan citra baik membutuhkan usaha dan
biaya yang lebih sedikit dibandingkan dengan perusahaan yang
belum dikenal konsumen.
2.6.4
Sarana Public Relations Untuk Membangun Citra
Untuk 
membangun 
citra,  dalam  prakteknya 
public 
relations
membutuhkan sarana-sarana sebagai berikut :
1.   Publication (Bahan publikasi)
  
43
Termasuk
dalam bahan
terbitan
adalah
laporan
tahunan, brosur,
artikel  tentang  perusahaan,  karyawan  atau  produk  yang
dihasilkan, newsletter atau majalah yang diterbitkan perusahaan.
2.   Press Conference (Konferensi Pers)
Perusahaan-perusahaan mempergunakan
konferensi
pers
sebagai
salah satu sarana
membangun citra mereka di masyarakat. Dalam
kegiatan   ini,   wartawan   diberikan   informasi   atau   penjelasan
tentang perusahaan, visi, dan misinya.
3.   Lobbying (Pendekatan)
Upaya membangun citra perusahaan juga dapat dilakukan dengan
jalan   melakukan   pendekatan   dengan   tokoh-tokoh   kunci   di
kalangan dunia bisnis dan pemerintah.
4.   Speech (Menjadi pembicara dalam seminar)
Upaya
membangun citra
yang
baik perusahaan dapat
dilakukan
dengan
jalan
menugaskan
anggota
manajemen
perusahaan atau
eksekutif senior menjadi pembicara seminar yang diselenggarakan
instansi swasta atau pemerintah.
  
44
5.   Public services sponsorship
Membina   citra   baik   juga   dapat   dilakukan   dengan   menjadi
sponsor/pendukung kegiatan tahunan,dan sebagainya.
  
45
E
2.7
Kerangka Pikir
CSR PT. Plaza Indonesia Realty, Tbk.
media
Special event Midsummer Night’s Dream
F
Spring Summer 2011 Catwalk Collection By
Alberta Ferretti Tribute To Yayasan Jantung
Indonesia
E
Evaluasi Kegiatan Menggunakan
Teori POAC (Planning, Organizing,
Actuating, Controlling)
Kesimpulan
E
Efek Kegiatan Terhadap
Citra Perusahaan
D
B
Hasil evaluasi akhir pelaksanaan CSR berdasarkan teori POAC dan
pencitraan yang diberikan oleh Yayasan Jantung Indonesia kepada
A
Plaza Indonesia terhadap kegiatan CSR ini. Melalui landasan teori
dan teknik analisis data, peneliti dapat merangkum hasil penelitian
yang dilakukan.
C
K
Saran
Dari kesimpulan yang didapat, pada akhirnya peniliti memberikan
saran berdasarkan hasil penelitian di mana peniliti mengharapkan
saran ini dapat berguna bagi Plaza Indonesia dan untuk penelitian
selanjutnya yang mungkin dilakukan di masa depan.
Gambar 2.3