118
BAB II
LANDASAN TEORI
1.1. Pengertian Komunikasi
Menurut Deddy Mulyana dalam bukunya
Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar
(2004, 41) Komunikasi adalah suatu kebutuhan pokok bagi setiap manusia. Fungsi
komunikasi
sebagai
komunikasi
sosial
dapat
mengisyaratkan
bahwa
komunikasi
itu sangat penting untuk membangun konsep dalam diri, untuk mengaktualisasikan
diri, untuk kelangsungan hidup, untuk memperoleh kebahagiaan, dan terhindar dari
ketegangan dan tekanan antara lain dengan melalui komunikasi
yang
menghibur,
dan juga untuk memupuk hubungan luas dengan orang lain.
Kata
komunikasi
atau communication
menurut
Deddy
Mulyana
dalam
bukunya
Ilmu
Komunikasi
Suatu
Pengantar
(2004,
41)
dalam bahasa
Inggris
berasal dari kata Latin communis yang berarti sama, communico, communicatio,
atau communicare
yang berarti
membuat sama (to make common). Istilah
yang
paling sering disebut sebagai asal-usul kata komunikasi, yang merupakan akar dari
kata-kata
Latin
lainnya yang
mirip.
Komunikasi
menyarankan
bahwa
suatu
pikiran, suatu makna, atau suatu pesan dianut secara sama
Dan
menurut
Onong
Uchjana
Effendy dalam
bukunya
Ilmu
Komunikasi
(2000: 9) Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal dari
kata Latin communication, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama.
Sama disini maksudnya adalah sama makna.
Sedangkan menurut Bernard Berelson dan Gary A. Steiner komunikasi
adalah transmisi informasi, gagasan, emosi, keterampilan dan sebagainya, dengan
|
118
menggunakan simbol-simbol, kata-kata, gambar, figur, grafik dan sebagainya.
Tindakan atau proses transmisi itulah yang biasanya disebut komunikasi
Sedangkan
komunikasi
menurut
Theodore
M.
Newcomb
adalah setiap
tindakan
komunikasi
dipandang
sebagai
suatu transmisi
informasi,
terdiri
dari
rangsangan yang diskriminatif, dari sumber kepada penerima. Sedangkan menurut
Carl
I.
Hovland
komunikasi adalah proses
yang
memungkinkan
seseorang
(komunikator) menyampaikan rangsangan (biasanya
lambang-lambang
verbal)
untuk mengubah perilaku orang lain (komunikate).
Gerald
R.
Miller
mendefinisikan komunikasi
terjadi
ketika
suatu sumber
menyampaikan suatu pesan kepada penerima
dengan niat yang disadari untuk
mempengaruhi perilaku penerima.
Pengertian
komunikasi
menurut Everett
M.
Rogers adalah proses di mana suatu ide dialihkan dari sumber kepada suatu
penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka.
Dan menurut Raymond S. Ross komunikasi (intensional) adalah suatu proses
menyortir, memilih dan mengirimkan simbol-simbol sedemikian rupa sehingga
membantu pendengar membangkitkan makna atau respons dari pikirannya yang
serupa dengan yang dimaksudkan komunikator
Harold Lasswell mengatakan cara yang baik untuk menggambarkan
komunikasi
adalah dengan
menjawab pertanyaan-pertanyaan
berikut
who
says
what in which channel to whom with what effect? atau (siapa mengatakan apa
dengan saluran apa kepada siapa dengan pengaruh bagaimana?).
|
118
Berdasakan uraian
definisi
diatas,
maka
dapat
disimpulkan
bahwa
komunikasi adalah hal yang paling utama dalam kehidupan manusia karena
manusia tidak mungkin dapat berinteraksi tanpa berkomunikasi. Proses
komunikasi pada hakekatnya dapat disimpulkan sebagai proses informasi atau
pesan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan) baik secara
langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan media.
2.1.1
Proses Komunikasi
Proses
komunikasi
menurut
Alo
Liliweri
dalam bukunya
Wacana
Komunikasi Organisasi (2004: 49 ) adalah Proses yang menggambarkan kegiatan
komunikasi antarmanusia yang bersifat interaktif, relasional dan transaksional,
didalamnya melibatkan sumber komunikasi yang mengirimkan pesan-pesan
melalui media tertentu kepada penerima dengan maksud dan tujuan dalam sebuah
konteks tertentu.
Lebih lanjut Alo Liliweri mengatakan bahwa proses komunikasi terbagi
menjadi dua tahap, yakni secara primer dan secara sekunder.
a.
Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran dan
atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang
(symbol) sebagai media.
b.
Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan
oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana
sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama.
Dalam hubungan
dengan
unsur
komunikasi
pembagian
dua
tahap
proses
komunikasi
ini membedakan penggunaan
media (in which channel) antara kedua
|
118
proses komunikasi. Pada proses komunikasi primer media yang digunakan adalah
lambang atau simbol sedangkan pada proses komunikasi sekunder media yang
digunakan ada dua, yaitu lambang dan sarana alat.
2.1.2. Karakteristik Komunikasi
Alo
Liliweri
dalam bukunya
Wacana
Komunikasi
Organisasi
(2004:
56
)
Komunikasi memiliki karakteristik sebagai berikut:
a.
Komunikasi adalah proses; Disebut proses karena komunikasi
merupakan
aktivitas
yang
dinamis,
aktivitas
yang
terus
berlangsung secara
berkesinambungan sehingga dia terus mengalami perubahan.
b.
Komunikasi adalah simbolis; Karena aktivitas berkomunikasi
menggunakan
simbol-simbol
bermakna
yang
diubah
kedalam kata-kata
(verbal) untuk ditulis dan diucapkan atau simbol nonverbal untuk
diperagakan.
c.
Komunikasi
adalah
kontekstual;
Disebut
berdimensi
kontekstual
karena
sifat komunikasi yang serba ruang dan serba waktu.
d.
Komunikasi
adalah
purposif;
Karena
yang
dilakukan
berdasarkan
tujuan
tertentu, artinya orang berkomunikasi untuk memenuhi kebutuhaan.
e.
Komunikasi
adalah proses
dua arah;
Kegiatan
komunikasi
memang
merupakan kegiatan mengirim atau menerima pesan yang berlangsung dua
arah namun pada galibnya pesan sama sekali tidak berpindah, yang
berpindah adalah makna pesan tersebut.
Kaitannya
dengan
penelitian
ini
adalah bahwa komunikasi
yang terjadi di
dalam kelas bersifat sirkuler karena siswa dan guru saling memberikan pertanyaan
|
118
dan pernyataan. Adanya proses komunikasi dua arah jika pembahasan materi
terjadi diantara keduanya.
2.1.3.
Fungsi-Fungsi Komunikasi
Alo
Liliweri
dalam bukunya
Wacana
Komunikasi Organisasi (2004: 53)
Komunikasi
dalam penerapannya
pada
setiap kegiatan
memiliki
fungsi
yang
beraneka ragam, berikut ini beberapa fungsi dari komunikasi:
a. Fungsi Pribadi: adalah
fungsi-fungsi komunikasi
yang ditunjukkan
melalui
perilaku komunikasi yang bersumber dari seorang individu, terdiri dari:
1). Menyatakan identitas sosial
2). Menyatakan integrasi sosial
3)
Menambah pengetahuan
4). Melepaskan diri/jalan keluar
b. Fungsi Sosial
1) Pengawasan; Praktek komunikasi diantara komunikator dan komunikan
yang berbeda berfungsi untuk saling mengawasi.
2) Menjembatani; Komunikasi merupakan jembatan untuk menghubungkan
dua orang yang berbeda. Fungsi menjembatani itu dapat terkontrol melalui
pesan-pesan yang mereka pertukarkan, keduanya saling menjelaskan
perbedaan tafsir atas sebuah pesan sehingga menghasilkan makna yang
sama.
Bila dihubungkan dengan
penelitian
ini maka
komunikasi
dalam kegiatan
belajar
mengajar di dalam
ruang kelas ataupun
laboratorium komputer berfungsi
|
118
sebagai jembatan dalam menyampaikan pesan berupa
materi pelajaran oleh
guru
kepada siswanya.
2.1.4
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Komunikasi
1. Mengenali sasaran komunikasi
a. Faktor Kerangka Refrensi
Pesan komunikasi yang akan disampaikan kepada
komunikan harus
disesuaikan dengan kerangka refrensi (frame of refrence).
Kerangka
refrensi seseorang terbentuk dalam dirinya sebagai hasil dari dirinya
sebagai hasil dari paduan pengalaman, pendidikan, gaya hidup
b. Faktor Situasi dan kondisi:
yang
dimaksudkan
dengan
situasi
disini
ialah
situasi
komunikasi
pada
saat
komunikasi
akan
menerima
pesan yang kita sampaikan, sedangkan
kondisi ialah
state of personality komunikan,
yaitu keadaan fisik dan
psikis komunikan pada saat ia menerima pesan komunikasi.
2. Pemilihan Media Komunikasi
Untuk mencapai sasaran komunikasi kita dapat memilih salah satu atau
gabungan dari beberapa media, bergantung pada tujuan yang akan
dipergunakan.
3. Pengkajian Tujuan Pesan Komunikasi
Pesan komunikasi (message) mempunyai tujuan tertentu. Ini menentukan
teknik yang harus diambil, apakah itu teknik informasi, teknik persuasi atau
teknik
instruksi. Apapun
teknikya, Pertama-pertama komunikan
harus
dimengerti apa isi pesannya.
|
118
4. Peranan Komunikator Dalam Komunikasi
Ada faktor penting pada diri komunikator bila ia melancarkan komunikasi,
yaitu :
a. Daya tarik sumber ; Seorang komunikator akan berhasil dalam
komunikasi, akan mampu mengubah sikap, opini dan perilaku komunikan
melalui
mekanisme
daya
tarik jika
pihak
komunikan
perkataan,
komunikan
merasa
bahwa
komunikator
ikut
serta
dengannya.
Dengan
lain
perkataan,
komunikan
merasa ada
kesamaan
antara
komunikator
dengannya sehingga komunikan bersedia taat pada isi pesan yang
dilancarkan komunikator.
b.
Kredibilitas sumber; Faktor
kedua yang bisa menyebabkan komunikasi
berhasil ialah kepercayaan komunikan kepada komunikator. Kepercayaan
ini banyak bersangkutan dengan profesi
atau keahlian yang dimiliki
seorang komunikator.
Faktorfaktor yang mempengaruhi komunikasi seperti disebutkan diatas jika
dikaitkan
dengan
penelitian
ini
maksudnya
adalah
bahwa
seorang
komunikator
yang dalam hal ini adalah guru harus meletakkan perhatiannya kepada situasi dan
kondisi di dalam ruangan,
lalu
menetapkan
tujuan
dari
pesan
atau
materi
yang
disampaikan dengan memanfaatkan daya untuk mempengaruhi komunikannya.
|
118
2.2
Pengertian Komunikasi Massa
Komunikasi
massa
merupakan
suatu
tipe komunikasi manusia (human
communication) yang lahir bersamaan dengan mulai digunakannya alat-alat
mekanik,
yang
mampu
melimpatgandakan
pesan-pesan
komunikasi.
Karena
eratnya
penggunaan
peralatan
tersebut,
maka komunikasi massa
dapat
diartikan
sebagai jenis komunikasi yang menggunakan media massa untuk pesan-pesan yang
disampaikan.
Komunikasi massa kita adopsi dari istilah bahasa inggris, mas
communication, kependekan dari mass media communication (komunikasi media
massa). Artinya, komunikasi yang menggunakan media massa atau komunikasi
yang mass mediated.
Istilah mass communications atau communications
diartikan sebagai salurannya,
yaitu
mass
media
(media
massa)
kependekan dari
media of communication.
Menurut
pendapat
Tan
dan
Wright
(Erdinaya,
2004
: 3)
mengemukakan
bahwa
komunikasi
massa
merupakan
bentuk komunikasi yang menggunakan
saluran (media) dalam
menghubungkan komunikator dan komunikasi secara
massal, berjumlah banyak, bertempat tinggal yang jauh (terpencar), sangat
heterogen, dan menimbulkan efek tertentu.
Dan
menurut
Liliweri (Fajar, 2008
:
221)
berpendapat bahwa komunikasi
massa sebenarnya
sama seperti bentuk
komunikasi
lainnya,
dalam arti
memiliki
unsur-unsur seperti : sumber (orang), bidang pengalaman, pesan, saluran,
gangguan dan hambatan, efek, konteks maupun umpan balik.
|
118
2.2.1
Sifat-Sifat Komunikasi Massa
Menurut Marhaeni Fajar (2008:222) mengemukakan beberapa sifat
yang melekat
dalam
komunikasi massa dan sekaligus membedakan sifat dengan bentuk
komunikasi lainnya, sifat-sifat yang dimaksud mengangkat hal-hal sebagai berikut:
1. Sifat komunikator
Sesuai
dengan
hakekatnya
,
didalam sifat
penggunaan
media/saluran
secara
profesional dengan teknologi tinggi melalui usaha-usaha industri, maka
pemilikan media massa bersifat lembaga, yayasan, organisasi usaha yang
mempunyai struktur dan penjelmaan tugas, fungsi-fungsi serta misi tertentu.
Oleh karena itu, maka berbagai pesan yang terbit dari suatu media massa
sebenarnya bukan lagi milik perorangan, tetapi hasil rembukan, olahan redaksi
atau keputusan dari kebijaksanaan organisasi yang menerbitkannya.
2. Sifat Pesan
Pesan
komunikasi
masaa
bersifat
umum, universal
tentang
berbagai
hal dari
berbagai tempat di muka bumi, sementara itu, sisi media massa adalah tentang
berbagai peristiwa apa saja yang patut diketahui oleh masyarakat umum
3. Sifat Media Massa
Komunikasi massa dampaknya lebih tertumpu pada andalan teknologi pembagi
pesan dengan menggunakan jasa industri untuk memperbanyak dan
melipatgandakannya,
bantuan
industri
mengakibatkan berbagai pesan akan
menjangkau khalayak dengan cara cepat serta tepat secara terus menerus
|
118
4. Sifat Komunikan
Komunikan
dalam suatu
komunikasi
massa
adalah
masyarakat
umum
yang
sangat beragam, heterogen dalam segi demografis, geografis maupun
psikografis.
5. Sifat Efek
Secara
umum komunikasi
massa
mempunyai
tiga
efek,
berdasarkan
teori
hierarki efek yaitu:
a.
Efek kognitif, pesan komunikasi massa mengakibatkan khalayak
berubah dalam pengetahuan, pandangan dan pendapat terhadap suatu
yang diperolehnya.
b.
Efek efektif, dimana pesan
komunikasi
massa
mengakibatkan
berubahnya perasaan
tertentu dan khalayak, orang dapat diajak
menjadi lebih marah ataupun berkurang rasa tidak senangnya
terhadap sesuatu akibat membaca surat kabar, mendengar radio atau
menonton televisi
c.
Efek
konatif, dimana
pesan
komunikasi
massa
mengakibatkan orang
mengambil keputusan untuk melakukan atau tidak melakukan
sesuatu.
6.
Sifat Umpan balik
Umpan
balik
dari
suatu komunikasi
massa biasanya
lebih bersifat
tertunda dari pada umpan balik langsung dalam komunikasi antar pribadi,
maksudnya adalah bahwa pengambilan reaksi terhadap suatu pesan
kepada sumbernya tidak terjadi pada saat yang
sama melainkan ditunda
|
118
setelah
suatu
media itu beredar, atau pesannya itu
memasuki kehidupan
suatu masyarakat tertentu
2.3 Pengertian Televisi
Dari semua media komunikasi yang ada, televisilah yang paling
berpengaruh
pada kehidupan
manusia.
Televisi mengalami
perkembangan secara
dramatis, terutama melalui pertumbuhan televisi kabel. Transmisi program televisi
kabel menjangkau seluruh pelosok negeri dengan bantuan satelit dan diterima
langsung pada layar televisi dirumah dengan menggunakan wire atau microwave
(wireless cables) yang membuka tambahan saluran televisi bagi pemirsa. Televisi
lebih marak lagi setelah dikembangkannya Direct Broadcast Satellite (DBS).
Menurut catatan Agee, et al, (Ardianto, Erdinaya, 2004). Siaran percobaan
televisi di Amerika Serikat
dimulai pada tahun 1920 an. Para ilmuan terus
mengembangkan teknologi komunasi dalam bentuk televisi ini. Antara tahun 1890
dan 1920, sekelompok ilmuwan Inggris, Perancis, Rusia, dan Jerman menyarankan
pengembangan tekni-teknik transmisi gambar televisi, John L Baird, sebagai
penemu dari skotlandia, memperagakan pertam kali teknologi gambar hidup
televisi di London tahun 1926. Sejak itu televisi dapat menayangkan gambar-
gambar hidup seperti film
layar lebar. Sementara
itu
English Derby
membuat
movie
house
(Film Televisi)
pada
tahun
1923.
British
Broadcast
Corporation
(BBC) merupakan
televisi siaran yang pertama didunia membuat jadwal televisi
secara teratur pada 2 november 1936.
Tahun
1948
merupakan
tahun
penting
dalam dunia
pertelevisian,
dengan
adanya perubahan dari televisi eksperimen ke televisi komersial di Amerika.
|
118
Karena perkembangan televisi yang sangat cepat, dari waktu ke waktu media
ini
memiliki dampak terhadap kehidupan masyarakat sehari-hari.
Kini
sedikitnya
terdapat
lima
metode penyampaian
program
televisi
yang
telah dikembangkan :
1. Over-the-air reception of
network and
local station program kualitas gambar
yang masih kuno ditingkatkan dengan High Density Television (HDTV).
2.
Cable,
Program disampaikan
melalui
satelit
kesistem kabel
lokal,
kemudian
didisbustrikan kerumah-rumah dengan kabel dibawah tanah atau tambahan
kabel, sistem kable standard dilakukan tahun 1990 an.
3. Digital
Cable,
ini
bagian
dari
information superhighway.
Sistem kabel
lokal
dan telepon
untuk pelanggan dalam jumlah besar, dahulu
menggunakan kabel
kuno sekarng diganti dengan kabel serat optikyang ditanam dibawah tanah
tetapi memiliki kapasitas lebih tinggi.
4. Wireless Cable, sejumlah sistem kabel menyampaikan program bagi pelanggan
yang
menggunakan transmisi microwave (gelombang pendek) meskipun kabel
ini
dibawah
tanah. Metode
ini
mengurangi
biaya
instalasi
serat
optic, tetapi
memerlukan peralatan khusus dalam penerimaan program.
5. Direct Broadcast Satellite (DBS). Program-program ditransmisikan oleh satelit
langsung dengan menggunakan piringan yang berdiameter 18 inci ditaruh
diatap rumah atau diIndonesia dikenal dengan istilah antenna parabola.
|
118
2.3.1. Karakteristik Televisi
Menurut
Ardianyanto dan
Erdinaya dalam buku komunikasi
Masssa (2004:
128), Fungsi televisi sama dengan fungsi media massa lainnya (surat kabar dan
radio siaran) yakni member informasi,
mendidik,
menghibur,
dan
membujuk.
Tetapi fungsi menghibur lebih dominan pada media televisi, sebagaimana tujuan
utama khalayak menonton
televisi adalah untuk memperoleh hiburan,
selanjutnya untuk memperoleh informasi.
Adapun karakteristik televisi mencakup :
1.
Audivisual
Televisi
memiliki kelebihan, yakni dapat didengar sekaligus dapat dilihat
(audiovisual). Jadi, apabila khalayak radio siaran hanya mendengar kata-kata
music
dan
efek
suara,
maka khalayak
televisi dapat
melihat
dapat
melihat
gambar yang bergerak. Karena sifatnya yang audivisual itu pula, maka acara
siaran berita harus selalu dilangkapi dengan gambar, baik gambar diam
seperti foto,
gambar peta
(still picture), maupun film berita, yakni rekaman
peristiwa yang menjadi topic berita.
2. Berpikir dalam gambar
Pihak
yang bertanggung
jawab
atas
kelancaran
acara
televisi
adalah
pengarah acara. Bila ia membuat naskah acara atau membaca naskah acara, ia
harus
berpikir
dalam gambar
(think
in
picture).
Begitu
pula
bagi
seorang
komunikator yang akan
menyampaikan
informasi, pendidikan atau persuasi,
sebaiknya iadapat melakukan berpikir dalam gambar,
|
118
Ada dua tahap yang ditakutkan dalam proses berpikir dalam gambar
:
Pertama adalah visualisasi (visualization) yakni menerjamahkan kata-kata
yang
mengandung gagasan
yang
menjadi
gambar
individual.
Dalam proses
visualisasi, pengarah acara harus berusaha menunjukan objek-objek tertentu
menjadi
gambar
yang
jelas
dan
menyajikannya sedemikian rupa, sehingga
mengandung suatu makna.
Tahap
kedua
dari
proses
berpikir
dalam gambar
adalah
penggambaran (picturization), yakni kegiatan merngkai gambar-gambar
individual sedemikian rupa, sehingga kontinitasnya mengandung makna
tertentu.
2. Pengoperasian lebih kompleks
Pengoperasian
televisi
siaran
lebih kompleks,dan
lebih
banyak
melihat
orang.
Untuk
meneyangkan
acara
siaram berita
saja
dapat
melibatkan
10
orang. Mereka terdiri dari prosedur,pengarah acara, pengarah teknik,
pengarah
studio,
pemamdu
gambar,
dua
atau
tiga
juru
kamera,
juru
video,
juru audio, juru rias, juru suara dan lain-lain. Peralatan yang digunakannya
pun labih banyak dan untuk mengoperasikannya lebih rumit dan harus
dilakukan oleh orang-orang yang terampil and terlatih
2.3.2. Faktor-Faktor Yang Perlu Diperhatikan.
Pesan yang akan disampaikan melalui media televisi memerlukan
pertimbangan-pertimbangan lain agar pesan tersebut dapat diterima oleh
khalayak
sasaran. Menurut
Ardianyanto dan
Erdinaya
dalam buku komunikasi
Masssa (2004: 130)
|
118
Faktor-Faktor yang perlu diperhatikan adalah :
1. Pemirsa
Sesungguhnya
dalam setiap
bentuk
komunikasi
dengan
menggunakan
media apapun, komunikator akan menyesuaikan pesan dengan latar belakang
komunikasinya. Namun untuk komunikasi melalui media elektronik,
khususnya televisi, faktor pemirsa perlu mendapat perhatian lebih. Dalam hal
ini komunikator harus memahami
kebiasaan dan minat pemirsa baik yang
termasuk kategori anak-anak, remaja maupun dewasa.
2. Waktu
Setelah komunikatormengatahuai minat dan kebiasaan tiap kategori pemirsa,
langkah
selajutnya
adalah
menyesuaikan
waktu
penayangan
dengan
minat
dan kebiasaan pemirsa, faktor waktu menjadi bahan pertimbangan, agar
setiap acara ditayangkan secara proposional dan dapat diterima oleh khalayak
sasaran atau khalayak yang dituju.
3. Durasi
Durasi berkaitan dengan waktu, yakni jumlah menit dalam setiap penayangan
acara. Durasi
masing-masing
acara
disesuaikan
dengan jenis acara
dan
tuntunan skrip atau naskah, yang paling penting bahwa dengan durasi
tertentu, tujuan acara tercapai. Suatu acara tidak akan mencapai sasaran
karena durasi terlalu singkat atau terlalu lama.
|
118
4. Metode Penyajian
Fungsi utama televisi menurut khalayak pada umumnya adalah untuk
menghibur, selajutnya adalah informasi. Tetepi tidak berarti fungsi mendidik
dan membujuk dapat diabaikan. Fungsi non hiburan dan non informasi harus
tetap ada karena sama pentingnya bagi keperluan kedua pihak, komunikator
dan komunikan. Masalahnya sekarang adalah bagaimana caranya agar fungsi
mendidik dan membujuk tetap ada, namun tetap diminati pemirsa. Carany
adalah
dengan
mengemas
pesan
sedemikian
rupa, yakni
menggunakan
metode penyajian tertentu dimana pesan non hiburan dapat mengundang
unsure hiburan.
2.4. Pengertian Perilaku
Efek
komunikasi
merupakan
setiap perubahan
yang
terjadi
didalam
diri
penerima, karena menerima pesan-pesan dari suatu sumber. Perubahan ini meliputi
perubahan pengetahuan, perubahan sikap dan perubahan perilaku nyata.
Komunikasi dikatakan efektif apabila ia menghasilkan efek-efek atau perubahan-
perubahan sebagai yang diharapkan oleh sumber seperti penegtahuan, sikap dan
perilaku. Perubahan dipihak penerima ini diketahui dari tanggapan yang diberikan
penerima sebagai umpan balik.
Dalam usah
melakukan
persuasi,
kan
memusatkan
perhatian
pada
upaya
mengubah atau memperkuat perilaku khalayak atau pada upaya mengajak meraka
bertindak dengan cara tertentu.
|
118
Menurut
Lewin (dalam
Jalaludin
Rakhmat,
1992),
perilaku
manusia
harus
dilihat
dalam
konteksnya.
Dari
fisika,
Lewin
meminjam
konsep
medan
(Field)
untuk
menunjukan
totalitas
gaya
yang
mempengaruhinya sesesoarng pada saat
tertentu. Perilaku manusia bukan sekadar respon pada stimuli, tetepi, produk
berbagai gaya yang mempengaruhi secar spontan. Lewin mendefinisikan bahwa
Behavior
(perilaku)
adalah
hasil
interkasi antara
person
(diri
oang
itu)
dengan
environment (lingkungan psikologinya). Dan menurut Joseeph A. Devito (1997)
mengemukakan
perilaku
dalam persuasi
mengacu
pada tindaklan
yang
jelas
dan
dapat diamati.
Carl Roger (1974) menggarisbesarkan pandangan humanis sebagai berikut :
1.
Perilaku manusia berpusat pada konsep diri, yaitu persepsi manusia tentang
identitas dirinya yang bersifat fleksibel dan berubah ubah, yang muncul dari
suatu medan fenomenal (phenomenal field). Medan keseluruhan pengalaman
subyektif seorang manusia.
2. Manusia
berperilaku
untuk
mempertahankan,
meningkatkan
dan
mengatualisasikan diri.
3.
Individu
bereaksi
pada
situasi
sesuai dengan
persepsi
tentang
dirinya
dan
dunianya. Ia bereaksi pada realitas seperti yang dipersepsikan
olehnya
dan
dengan cara yang sesuai dengan konsep dirinya.
4.
Anggapan adanya ancaman terhadap diri akan diikuti oleh pertahanan diri
berupaya penyempitan dan pengkakuan (rigidification) persepsi dan perilaku
penyesuaian serta penggunaan mekanisme pertahanan ego seperti rasionalisasi.
|
118
5. Kecenderungan
batiniah
manusia
ialah
menuju
kesehatan
dan keutuhan
diri.
Dalam kondisi yang normal ia berperilaku rasional dan konstruktif, serta
memilih jalan menuju pengembngan dan aktualisasi diri.
2.4.1 Faktor-Faktor Personal Yang Mempengaruhi Perilaku Manusia
Perspektif yang berpusat pada personal yang mempertanyakan factor-
faktor
internal
apakah,
baik
berupa
sikap,instink,
motif,
kepribadian,
sitem
kognitif, yang menjelaskan perilaku manusia. Secara garis besar ada dua factor :
1. Faktor Biologis
Manusia adalah makhluk biologis yang tidak berbeda dengan hewan yang
lain. Faktor biologis terlibat dalam seluruh kegiatan manusia, bahkan berpadu
dengan faktor-faktor sosiopsikologis. Bahwa warisan biologis manusia
menetukan perilakunya, dapat diawali sampai struktur DNA yang menympan
seluruh memori warisan biologis yang diterima dari kedua orang tuanya.
2. Faktor-Faktor Sosiopsikologis.
Karena manusia makhluk social, dari proses social ia memperoleh beberapa
karakteristik
yang
mempengaruhi perilakunya.
Kita dapat
mengklafikasinya
kedalam tiga komponen :
a.
Komponen afektif,
yang
merupakan
aspek
emosional
dari
faktor
sosiopsikologis,
didahulukan karena erat kaitannya dengan
pembicaraan sebelumnya.
b.
Komponen
kognitif,
adalah
aspek
intelektual,
yang
berkaitan
dengan
apa yang diketahui manusia.
|
118
c.
Komponen
konatif
adalah
aspek
volisional,
yang
berhungan
dengan
kebiasaan dan kemauan bertindak.
2.4.2. Faktor-Faktor Situasional Yang Mempengaruhi Perilaku Manusia
Reaksi agresi diungkapkan berlainan pada situasi yang berlainan sehingga respon
otak sangat dipengaruhi oleh
setting
atau suasana
yang
melingkupi organisme.
Edward G. Sampson (1976) mernagkum seluruh faktor situasional sebagai berikut
:
1.
Aspek-aspek objektif dari lingkungan :
a. Faktor ekologis
1).
Faktor geografis
2),
Faktor iklim dan meteorologist
b. Faktor desain dan arsitektural
c. Faktor temporal
d. Analisis suasana perilaku
e. Faktor teknologis
f.
Faktor sosial
1).
Struktur organisasi
2).
Sistem peranan
3).
Struktur kelompok
4).
Karakteristik populasi
2.
Lingkungan psikososial
a. Iklim organisasi dan kelompok
|
118
b. Ethos, iklim institusional dan kultural
3. Stimuli yang mendorong dan memperteguh perilaku
a. Orang izin
b. Situasi pendorong perilaku
2.5. Teori Kultivasi
Teori kultivasi (cultivation theory) pertama kali dikenalkan oleh profesor
George Gerbner pada tahun 1960 ketika ia menjadi Dekan Annenberg Shool of
Communication
di
Universitas
Pennsylvania
Amerika Serikat
(AS).
Tulisan
pertama
yang
diperkenalkan
teori
ini
adalah
Living with Television : The
Violencepprofile Journal Of Communication. Awalnya, ia melakukan penelitian
tentang Indicator Budaya dipertengahan tahun 60-an untuk mempelajari
pengaruh menonton televisi.
Menurut
joseph
dalam
buku
komunikasi antar manusia (1997:527)
mengemukakan pendapat para ahli (Gerbner, Gross, Morgan dan Signorielli, 1980)
berpendapat
bahwa
teori
kultivasi
adalah media,
khususnya
televisi,
merupakan
sarana utama dengan mana anda belajar tentang masyarakat dan kultum anda. Dan
(Signorielli dan
Morgan, 1989) mengatakan, melalui kontak anda dengan televisi
(dan media lain) anda belajar tentang dunia, orang-orangnya, nilai-nilainya, serta
adat kebiasaannya.
Sedangkan menurut Frederick Williams (dalam Joseph A. devito, 1997 : 527)
mengatakan
Orang yang merupakan pencandu berat televisi seringkali
mempunyai sikap stereotipe tentang peran jenis kelamin, dokter, bandit atau
|
118
tokoh-tokoh lain yang biasa muncul dalam serial TV. Dalam dunia mereka, Ibu
rumah tangga
Mungkin
digambarkan
sebagai
orang yaang paling mengurusi kebersihan
kamar kecil. Suami adalah orang yang selalu menjadi korban dalam kisah lucu,
perwira polisi menjalani sehari-hari yang menyenagkan orang
mati tanpa
mengalami sekarat dan bandit berwajah seram :
Dalam teori kultivasi berpandangan bahwa media massa, yang dalam konteks
teori ini adalah televisi
memiliki andil besar dalam penanaman dan pembentukan
nilia-nilai yang ada dalam masyarakat. Menurut teori ini televisi menjadi alat
utama
dimana
para
penonton
televisi
itu belajar
tentang
masyarakat
dan
kultur
dilingkungannya(Nurudin,
2004).
Persepsi dan
cara
pandang
yang
ada
dalam
masyarakat, sangat besar dipengaruhi oleh televisi.
Analisa kultivasi sebenarnya
merupakan
salah satu bagian dari tiga strategi
penelitian proyek Gerbner yang
lebih
besar lagi, yaitu penelitian
mengenai
indikator kultural. Tiga strategi penelitian yang dilakukan Gerbner adalah :
1.
Institutional
process
analysis
(analisis
proses
kelembagaan),
yaitu strategi
penelitian
yang menyelidiki tentang tekanan dan keterbatasan yang
mempengaruhi bagaimana pesan media dipilih, dihasilkan dan disebarkan.
2. Message System Analysis (Analisis Sistem Pesan), yaitu strategi penelitian
dengan mengukur dan memantau gambaran umum daalam acara televisi.
3. Cultivation Analysis
(Analisis Kultivasi) Yaitu strategi penelitian yang
mempelajari apa dan bagaimana televisi membantu menghasilkan konsepsi
penonton tentang kenyataan sosial (Bryant.J dan D. Zilman, 2002:45).
|
![]() 118
2.6
Hipotesis Teori
2.6.1 Hipotesis Teori
Teori
kultivasi berasumsi
bahwa semakin banyak
seseorang
diterpa
isi
televisi, maka perilakunya mengikuti apa yang disajikan oleh televise
2.6.2 Hipotesis Penelitian
Didalam penelitian
ini semakin
lama anak usia 3
hingga 5 tahun
menonton tayangan kartun upin ipin
Hipotesis ini dirumuskan sebagai berikut
Ha : adanya pengaruh program tayangan kartun upin dan ipin terhadap
terhadap perubahan perilaku anak usia 3-5 tahun
Ho : tidak adanya pengaruh program
tayangan kartun upin ipin terhadap
perubahan perilaku anak usia 3 5 tahun.
2.6. Kerangka Pikir
TAYANGAN
KARTUN ANIMASI
UPIN DAN IPIN
PENONTON ANAK
USIA DI BAWAH 5
TAHUN
PERUBAHAN
PRILAKU ANAK
|
![]() 118
2.8. Model Analisis
Tayangan Kartun
Animasi Upin Dan Ipin
Perubahan PrilakuAnak
Karakter
Isi cerita
Lagu
Biologis
Sosiopsikolog
|