20
or
expertness).
Berdasarkan
hal
itu komunikator
yang
ber-ethos
menunjukkan
bahwa dirinya mempunyai itikad baik, dapat dipercaya dan mempunyai
kecakapan dan keahlian (Effendi, 2007:306).
Komunikator
berperan
penting
dalam proses
komunikasi
karena
komunikatorlah yang mengelola, mengatur, dan menyusun (mengorganisasikan)
pesan sehingga pesan tersebut dapat diterima oleh khalayak dan tujuan dari
komunikasi dapat dicapai ditandai dengan adanya perubahan sikap khalayak.
Pesan juga haruslah disusun sedemikian rupa agar memudahkan pengertian,
pengingatan, dan perubahan sikap. Efek dari pengorganisasian pesan yang
tersusun dan tidak tersusun ternyata berbeda. Menurut penelitian dari Beighley
tahun 1952, pesan yang tersususn dengan baik
lebih
mudah dimengerti daripada
pesan yang tidak tersusun dengan baik (Rakhmat, 2005:295). Ada enam macam
retorika
dalam penyusunan/
pengorganisasian
pesan
menurut
Aristoteles,
yaitu
deduktif,
induktif,
kronologis,
logis,
spasial,
dan
topical.
Urutan
deduktif
dimulai dengan menyatakan dulu gagasan utama, kemudian memperjelasnya
dengan keterangan penunjang, penyimpulan, dan bukti. Sebaliknya dalam urutan
induktif, dikemukakan perincian-perincian
dan
kemudian
ditarik
kesimpulan.
Urutan kronologis, pesan disusun berdasarkan urutan waktu terjadinya peristiwa.
Urutan
logis,
pesan
disusun
berdasarkan
sebab
akibat
atau
akibat
sebab. Urutan
spasial, pesan disusun berdasarkan tempat. Sedangkan untuk urutan
topical,
pesan disusun berdasarkan
topik pembicaraan. Klassifikasinya, dari yang penting
kepada
yang kurang penting, dari
yang
mudah ke
yang
sukar, dari
yang dikenal
ke
yang
asing
(Rakhmat,
2005:45).
Sesudah
urutan-urutan
pesan
diatas,
|