BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 KERANGKA TEORI
Teori
merupakan
himpunan
konstruk
(konsep), definisi, dan proposisi
yang
mengemukakan pandangan
sistematis tentang gejala
dengan
menjabarkan
relasi
di
antara variabel untuk menjelaskan dan meramalkan kegiatan tersebut.
Teori-teori
yang
termasuk
dalam penelitian
ini
adalah
komunikasi,
unsur-
unsur dalam proses komunikasi, fungsi
komunikasi, bentuk-bentuk komunikasi,
komunikasi massa, ciri-ciri komunikasi massa, efek komunikasi massa, televisi,
berita,
berita
infotainment,
presenter, modal
dasar
seorang
presenter,
tugas
dan
tanggung
jawab
seorang
presenter,
persiapan
seorang
presenter,  
minat, teori
kegunaan dan gratifikasi, dan asumsi dasar teori kegunaan dan gratifikasi.
2.2 TEORI-TEORI UMUM/DASAR
2.2.1 Pengertian Komunikasi
Istilah  komunikasi  berasal  dari  bahasa 
latin,  communication 
yang
berarti pemberitahuan, pemberian bagian (dalam sesuatu), pertukaran dimana si
pembicara
mengharapkan pertimbangan atau jawaban dari pendengarnya,
ikut
mengambil
bagian
dengan
kata
kerja communicate
yang
berarti
berdialog,
berunding atau bermusyawarah dan kata sifat communis, yang artinya bersifat
umum atau bersama-sama (Arifin, 2003:19-20)
13
  
14
Penulis
mendefinisikan
komunikasi
sebagai
kegiatan atau usaha
penyampaian pesan antar manusia,
maka dari itu ilmu komunikasi merupakan
ilmu yang memperlajari usaha dalam menyampaikan pesan antar manusia.
Sebenarnya ilmu komunikasi merupakan ilmu pengetahuan sosial yang
bersifat
multidisipliner. Oleh karena itu, banyak sekali definisi yang diberikan
oleh para ahli dari berbagai bidang ilmu dengan membawa penekanan arti,
cakupan, dan konteks yang berbeda satu sama lain.
Shannon
&
Weaver
(dikutip
dari Arifin,
2003:21)
mendefinisikan
komunikasi adalah :
“Bentuk 
interaksi 
manusia 
yang  saling 
mempengaruhi 
satu 
sama
lainnya, segaja atau tidak sengaja. Tidak terbatas pada bentuk komunikasi
menggunakan
verbal,
tetapi juga
dalam hal ekspresi
muka,
lukisan seni
dan
teknologi.”
Pengertian
dari
Shannon
&
Weaver
lebih
menjelaskan tentang
bentuk
dari komunikasi yang tidak terbatas pada komunikasi verbal tetapi juga non-
verbal, selain itu komunikasi
yang dilakukan oleh manusia pasti memberikan
pengaruh dan mempengaruhi sekalipun itu tanpa sengaja.
“Komunikasi adalah proses penyampaian
suatu pesan
oleh seseorang
kepada orang lain untuk memberi tahu atau untuk mengubah sikap, pendapat,
atau perilaku, baik langsung secara lisan maupun tak langsung melalui media.”
Prof. Dr. Onong Uchjana Effendi (1993:5).
Maka penulis menyimpulkan bahwa komunikasi adalah suatu proses
penyampaian  pesan  oleh  komunikator  kepada  komunikan  untuk
menyampaikan  sesuatu  pesan 
yang 
memiliki  tujuan  tertentu  demi 
untuk
  
15
mencapai suatu kesepakatan bersama, proses penyampaian pesan baik verbal
maupun non-verbal dari komunikator kepada komunikan dengan menggunakan
sebuah media yang kemudian akan memberikan hasil berupa pengaruh dan
mempengaruhi.
2.2.2 Unsur-unsur dalam Proses Komunikasi
Jika 
dilihat 
dari 
beberapa 
definisi 
diatas,  komunikasi  dinyatakan
sebagai sebuah proses dimana di dalamnya terdapat unsur-unsur yang menjadi
prasyarat
terjadinya
komunikasi. Secara
linear,
proses
komunikasi
setidaknya
melibatkan 4 (empat) unsur diantaranya : Deddy Mulyana (2002:15)
1.   Komunikator, yaitu pihak yang
mengambil
inisiatif untuk
menyampaikan
suatu pesan, komunikator disebut sebagai pihak pengirim pesan.
2.   Pesan,
yaitu
pernyataan
yang
ingin disampaikan
dalam
bentuk
lambang
atau tanda seperti kata-kata tertulis atau lisan, gambar, angka dan gestur.
3.   Saluran (media), yaitu sesuatu
yang digunakan sebagai alat penyampaian
pesan, misalnya seperti TV, radio, telepon.
4.   Komunikan, yaitu
pihak
yang
menjadi sasaran
komunikasi, disebut
juga
sebagai pihak yang penerima pesan.
Selain keempat unsur di atas, ada 3 (tiga) unsur lainnya yang juga
penting dalam proses komunikasi, yaitu :
1.   Dampak (Efek), yaitu  sesuatu  hal  yang  terjadi  pada  pihak  komunikan
terhadap pesan yang diterima dan pengaruh yang dibawanya.
2.   Umpan balik (Feedback), yaitu tanggapan balik dari pihak komunikan atas
pesan yang diterimanya.
3.   Gangguan (Noice), yaitu faktor-faktor fisik ataupun psikologis yang dapat
mengganggu atau menghambat kelancaran proses komunikasi.
2.2.3 Fungsi Komunikasi
Berikut
penulis
akan
membahas 4
(empat)
fungsi
komunikasi
berdasarkan  kerangka  yang  dikemukakan  oleh  William  I.  Gorden,  (Deddy
  
16
Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu pengantar, 2002). “Keempat fungsi tersebut
yakni Komunikasi Sosial, Komunikasi Ekspresif, Komunikasi Ritual,
Komunikasi Instrumental.” Penulis mencoba menguraikan keempat fungsi
komunikasi sebagai berikut :
1.   Fungsi Pertama : Komunikasi Sosial
Fungsi
komunikasi
sebagai komunikasi sosial, setidaknya mengisyaratkan
bahwa komunikasi itu penting untuk membangun konsep diri kita,
aktualisasi  diri,  untuk  kelangsungan  hidup,  untuk  memperoleh
kebahagiaan, terhindar dari tekanan dan ketegangan, antara lain lewat
komunikasi  yang  bersifat  menghibur  dan  memupuk  hubungan  dengan
orang lain. Melalui komunikasi kita
bekerja
sama
dengan
anggota
masyarakat untuk mencapai tujuan bersama.
Para ilmuwan sosial mengakui bahwa budaya dan komunikasi itu
mempunyai hubungan timbal balik. Budaya
menjadi bagian
dari
perilaku
komunikasi,  pada  gilirannya  komunikasi 
pun 
turut 
menentukan,
memelihara dan mengembangkan atau mewarisi budaya.
2.   Fungsi Kedua : Komunikasi Ekspresif
Fungsi ini erat kaitannya dengan komunikasi
sosial
adalah
komunikasi
ekspresif yang dapat dilakukan baik sendirian maupun kelompok.
Komunikasi
ekspresif
ini
tidak
otomatis
bertujuan
mempengaruhi
orang
lain, namun dapat dilakukan sejauh komunikasi tersebut menjadi instrumen
untuk
menyampaikan perasaan, 
terutama dikomunikasikan melalui pesan-
pesan verbal dan non-verbal. Selain itu, emosi atau perasaan kita juga dapat
  
17
disalurkan melalui
bentuk-bentuk seni seperti puisi, novel,
musik,
tarian,
lukisan juga teater.
3.   Fungsi Ketiga : Komunikasi Ritual
Komunikasi Ritual ini erat kaitannya dengan komunikasi ekspresif.
Komunikasi ritual
ini biasanya silakukan secara kolektif. Suatu komunitas
sering
melakukan  
upacara-upacara  
berlainan   sepanjang  
tahun  
dan
sepanjang hidup. Mulai dari upacara kelahiran, sunatan, ulang tahun,
pernikahan sampai
upacara
kematian.
Dalam
upacara
tersebut
orang
mengucapkan kata-kata
atau
menampilkan
perilaku
tertentu yang
bersifat
simbolik. Ritual-ritual lainnya seperti berdoa dan merayakan hari besar
keagamaan
juga
termasuk
komunikasi ritual.
Mereka
berpartisipasi
dalam
bentuk komunikasi ini juga menegaskan kembali komitmen mereka kepada
tradisi keluarga, suku, bangsa, negara dan ideologi mereka.
4.   Fungsi Keempat : Komunikasi Instrumental
Komunikasi
instrumental
mempunyai
beberapa
tujuan umum,
yakni
menginformasikan, mengajar, mendorong, mengubah sikap dan keyakinan,
mengolah perilaku, dan juga untuk
menghibur. Bila disimpulkan, maka
kesemua  tujuan  tersebut  membujuk  atau  bersifat  persuasif,  komunikasi
yang berfungsi memberitahukan yang mengandung muatan persuasif dalam
arti bahwa pembicara menginginkan pendengarnya
mempercayai
bahwa
fakta   atau   informasi   yang   disampaikannya   akurat   dan   layak   untuk
diketahui.
Komunikasi sebagai instrumen berfungsi untuk mencapai tujuan-tujuan
pribadi
dan
pekerjaan,
baik
tujuan
jangka pendek
maupun
tujuan jangka
  
18
panjang.
Tujuan
jangka
pendek
misalnya mendapat pujian, simpati, dan
keuntungan. Sementara tujuan jangka
panjang
memdapatkan
keahlian
komunikasi, misalnya keahlian berpidato, berunding, dan berbahasa asing
ataupun keahlian menulis.
2.2.4 Bentuk-Bentuk Komunikasi
Bentuk komunikasi menurut Effendy, (2003:17) dibagi menjadi tiga yaitu :
1.   Komunikasi Vertikal
Komunikasi Vertikal adalah komunikasi dari atas ke bawah dan dari bawah
ke atas atau komunikasi dari pimpinan ke bawahan dan dari bawahan ke
pimpinan secara timbal balik
2.   Komunikasi Horizontal
Komunikasi horizontal adalah komunikasi yang dilakukan secara mendatar
misalnya
komunikasi antara
karyawan dan
karyawan
dan
komunikasi
ini
sering berlangsung secara tidak formal yang berlainan dengan komunikasi
vertikal yang terjadi secara formal
3.   Komunikasi Diagonal
Komunikasi yang sering juga dinamakan komunikasi silang yaitu seseorang
dengan   orang   lain   yang   satu   dengan   yang   lainnya   berbeda   dalam
kedudukan dan bagian
2.2.5 Komunikasi Massa
2.2.5.1 Pengertian Komunikasi Massa
Pengertian komunikasi
massa
tidak dapat
didefinisikan dengan
singkat
dan
sederhana,
sebab
dalam pengertian
komunikasi
massa
tercakup
hal-hal
seperti
isi
pesan,
teknologi, kelompok-kelompok,
macam-macam konteks, bentuk-bentuk khalayak, dan efek. Maka dari
itu, banyak para ahli memberikan batasan pengertian komunikasi massa
secara berbeda-beda. Namun dari sekian banyak definisi yang diajukan
oleh   para   ahli,   setidaknya   ada   dua   yang   mampu   memberikan
  
19
pemahaman
yang
lebih
gampang
kita
pahami.
Menurut
Sasa
Djuarsa
Sendjaja, (1993:158)
Pertama,  menurut  Bittner,  komunikasi  massa  adalah  pesan-
pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar
orang.
Definisi
ini
memberikan batasan-batasan pada komponen-
komponen dari komunikasi massa dan komponen-komponen tersebut
mencakup  adanya  pesan-pesan,  media  massa  (koran,  majalah,  TV,
radio, dan film), dan khalayak.
Kedua, menurut DeFleur dan Dennis bahwa komunikasi massa
adalah
suatu
proses dalam
mana
komunikator-komunikator
menggunakan
media
untuk
menyebarkan pesan-pesan
secara
luas
dan
secara  terus-menerus 
menciptakan 
makna-makna 
yang 
diharapkan
dapat mempengaruhi khalayak yang besar dan berbeda-beda dengan
melalui berbagai cara.
Diantara  kedua  definisi  di  atas,  definisi  kedua  memiliki  arti
yang lebih luas dibandingkan dengan yang pertama. Definisi DeFleur
dan Dennis tersebut menonjolkan pada segi pengemasan dan penyajian
isi pesan di dalam media
massa. Dengan
cara dan gaya tertentu dapat
menciptakan makna terhadap peristiwa sehingga mempengaruhi
khalayak.
Sedangkan menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia,
komunikasi
massa
adalah
hubungan dengan orang banyak. Dari
beberapa pengertian di
atas maka
penulis
merumuskan
definisi
Komunikasi  massa  adalah  suatu  tindakan  penyampaian  pesan  yang
  
20
dilakukan komunikator tunggal kepada khalayak
luas (massa), dengan
menggunakan media massa (radio, TV, koran, majalah) sehingga pesan
tersebut
dapat
diterima
oleh
massa secara serempak atau bersamaan,
dengan demikian komunikasi massa ini melibatkan komunikator dan
media komunikasi sebagai media penyampaian pesannya, karena pesan
berhubungan dengan kepentingan khalayak banyak.
2.2.5.2 Ciri-ciri Komunikasi Massa
`Komunikasi massa memiliki ciri-ciri tersendiri karena berbeda
dengan bentuk komunikasi massa (Ardianto dan Erdinaya, 2004 : 3-7),
sebagai berikut :
1.   Komunikasi Terlembaga
Komunikator pada komunikasi bersifat
melembaga, bisa berupa
institusi atau organisasi
2.   Pesan Bersifat Umum
Pesan yang disampaikannya bersifat terbuka karena ditujukan untuk
semua orang dan tidak ditujukan untuk sekelompok orang tertentu.
Oleh  karena  itu  pesan  komunikasi  bersifat  umum.  Komunikasi
massa
itu bersifat
terbuka, artinya komunikasi massa itu ditujukan
untuk semua orang dan tidak untuk kelompok orang tertentu,
pesannya bersifat umum.
3.   Komunikan Anonim dan Heterogen
Dalam komunikasi
massa komunikator tidak
mengenal komunikan
(anonim) karena komunikasi menggunakan media dan tidak tatap
muka. Disamping anonim, komunikan komunikasi massa adalah
heterogen karena terdiri dari lapisan
masyarakat
yang
berbeda.
Masing-masing komunikan berbeda jenis kelamin, jenis pekerjaan,
latar belakang budaya, agama dan tingkat ekonomi.
4.   Media Massa Menimbulkan Keserempakan
Keserempakan
yang
dimaksud
dalam komunikasi
massa
adalah
kesamaan 
waktu 
yang 
hampir 
bersamaan 
dalam  menerima
informasi yang diberikan lewat media massa
5.   Komunikasi Massa Mengutamakan Isi daripada Hubungan
Pada
komunikasi
massa
yang
terpenting adalah
adalah
unsur
isi.
Dalam komunikasi
massa,
pesan
harus
disusun
sedemikian
rupa
berdasarkan
sistem tertentu
dan disesuaikan
dengan
karakteristik
media massa yang akan digunakan.
6.   Komunikasi Massa Bersifat Satu Arah
  
21
Komunikasi massa adalah komunikasi dengan menggunakan media
massa
karena
menggunakan
media massa,
maka
komunikator
dan
komunikannya tidak dapat melakukan kontak langsung.
Komunikator aktif menyampaikan pesan namun keduanya tidak
dapat
melakukan  
dialog  
sebagaimana  
halnya  
terjadi   dalam
komunikasi antarpersonal. Dengan
demikian massa bersifat satu
arah.
7.   Stimulasi Alat Indra Terbatas
Dalam komunikasi
massa,
stimulasi alat
indra
terbatas
tergantung
pada
jenis
media
massa
yang digunakan.
Pada
surat
kabar,
komunikan hanya dapat melihat. Pada radio siaran khalayak hanya
mendengar, sedangkan pada televisi dan fil khalayak menggunakan
indra peglihatan dan pendengaran.
8.   Umpan Balik Tertunda (Delayed)
Pada komunikasi massa umpan balik yang diterima komunikator
tertunda dan lambat karena antar komunikator dan komunikan tidak
bertatapan secara langsung. Sehingga umpan balik yang dikirim
komunikan harus melalui media terlebih dahulu.
2.2.6 Televisi
2.2.6.1 Pengertian Televisi
Televisi berasal dari kata tele yang berarti jauh, dan vision yang
berarti  penglihatan.  Jika  disatukan  maka  artinya  adalah  penglihatan
jauh. Jika diartikan secara harafiah, televisi adalah media yang bisa
melihat keadaan yang jauh. Namun, menurut Effendy di dalam bukunya
Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi (2003:174), mendefinisikan
“Televisi adalah paduan radio (broadcast) dan film (moving picture)”.
Sedangkan
menurut Baksin dalam bukunya Jurnalistik Televisi
Teori dan Praktik adalah sebagai berikut :
“Televisi adalah sebuah alat penangkap siaran bergambar. Kata
televisi
berasal
dari
dua
kata
yang
berbeda
asalnya,
yaitu tele
yang
berarti
jauh
dan
visi
berarti
penglihatan.
Jadi
televisi
berarti
tampak
atau dapat melihat dari jarak jauh.”
  
22
Dalam undang-undang
No.
32
tentang
penyiaran
tahun
2002
menyebutkan penyiaran televisi adalah sebagai berikut :
“Media komunikasi massa dengar pandang, yang menyalurkan
gagasan
dan
informasi
dalm
bentuk
suara
dan
gambar
secara
umum,
baik
terbuka
maupun
tertutup,
berupa program yang teratur dan
berkesinambungan”.
2.2.6.2 Berita Televisi
Berita  televisi  merupakan  bentuk  berita  audio  visual,  yaitu
berita yang bisa di dengar sekaligus bisa dilihat melalui media televisi.
Dalam program berita televisi, kita bisa
melihat peristiwa yang sedang
terjadi dengan ditampilkannya gambar nyata (visual), dan juga bisa
mendengarkan
informasi
berupa
narasi dari
berita
atau
gambar
yang
disajikan tersebut.
Samadiria dalam bukunya Jurnalistik Indonesia
Menulis
Berita
dan Feature (2005:65), memberikan pengertian berita sebagai berikut :
“Berita adalah laporan tercepat menegenai fakta atau ide terbaru
yang benar, menarik dan atau penting bagi sebagian besar khalayak,
melalui media berkala seperti surat kabar, radio, televisi atau media on
line internet.”
Suhandang
dalam buku
Pengantar
Jurnalistik,
Seputar
Organisasi, produk dan Kode etik (2004:103) pengertian berita adalah
sebagai berikut :
“Laporan atau pemberitaan tentang segala peristiwa aktual yang
menarik perhatian banyak orang. Peristiwa
yang
melibatkan
fakta dan
  
23
data yang ada dalam semesta ini, yang terjadinya pun aktual dalam arti
baru saja atau hangat dibicarakan orang banyak”.
Dari  kedua  pengertian  diatas  penulis  menyimpulkan  bahwa
berita televisi adalah sebuah laporan mengenai sebuah peristiwa yang
baru terjadi, masih menjadi pembicaraan masyarakat, aktual, dan
menarik perhatian banyak orang
yang disajikan melalui
media televisi,
yang menggabungkan gambar dengan suara.
2.2.6.3 Berita Infotainmen
Dalam buku
Jurnalistik
Televisi
(Adi
Badjuri,
2010),
Infotainmen adalah suatu acara yang memberikan informasi yang
dikemas dalam bentuk yang menghibur. Informasi sebagai inti acara
yang
disampaikan
kepada
publik
dengan
menggunakan
metode
atau
cara yang menghibur.
Kata
taint
berarti
sebuah
keadaan
yang
membuat
orang
malu
atau terlihat payah atau dalam kesulitan. Ide dasar konsep Infotainmen
berawal  dari  asumsi  informasi  kendati  yang  dibutuhkan  oleh
masyarakat umum tidak dapat diterima begitu saja, apalagi untuk
kepentingan merubah sikap negatif menjadi positif manusia. Karena itu
diperlukan
semacam pancingan
khusus
untuk
mengambil
perhatian
masyarakat.
Pilihannya
adalah
dengan
menyusupkan entertainment
(hiburan) yang menarik perhatian masyarakat di tengah-tengah
penyampaia information (informasi). Dari sini kemudian muncul istilah
infotainment, yaitu kemasan yang bersifat informatif namun di bungkus
  
24
dan
disisipi dengan
entertainment
untuk
menarik
perhatian
khalayak
sehingga informasi sebagai pesan utamanya dapat diterima.
Di tanah air, infotainmen terbukti digemari penonton televisi. Ia
terkadang mengundang pro dan kontra, terutama soal etika peliputan
yang  dianggap  terlalu  mendalam 
memasuki  wilayah  pribadi
narasumber.
Pertumbuhan
infotainment di Indonesia diproduksi
bersamaan
dengan
sinetron, reality
show,
merupakan bukti
nyata dari
the  logic  accumulation  atau dalam  istilah Dedy N. Hidayat (2003)
never-ending circuit of capital accumulation : M-C-M (Money-
Commodities-More Money).
Menurut Dedy N. Hidayat yang dikutip dari Iswandi Syahputra
(2006;69), mengatakan :
“Industri televisi menciptakan selera pasar sambil menyatakan
inilah
“selera
pasar”
dan
memaksa stasiun
televisi
mengakui
serta
mengakumulasi program sejenis, disaat bersamaan
menyeimbangkan
program lain,
sinetron,
reality
show,
kontes-kontesan
sangat
membutuhkan infotainment, demikian juga sebaliknya”.
2.3 TEORI-TEORI KHUSUS
2.3.1 Pengertian Presenter
“Istilah presenter mulai akrab di dengar dan dipopulerkan oleh industri
televisi di Indonesia. Presenter televisi adalah istilah Inggris, untuk orang yang
membawakan  acara  atau  program  televisi”  (Ensiklopedi  online-google.com
hari Senin tanggal 21 februari pukul 14.00 WIB).
  
25
Saat ini istilah itu banyak melekat pada selebritis yang sering
memainkan peran ini, meski ada juga orang yang bukan selebriti yang berhasil
menekuni
karir
ini,
terutama
dalam
dunia
program anak
televisi,
dimana
selebriti menjadi kurang penting.
“Seorang presenter televisi biasanya juga seorang aktor, penyanyi, dan
lainnya,
tapi
umumnya
terkenal
karena
menjadi
presenter
program tertentu.
Pengecualiaannya
adalah
presenter
untuk
program politik
atau
iptek
yang
biasanya
merupakan
profesional
di bidangnya”
(wikipedi
online-google.com
hari Senin tanggal 21 februari pukul 14.50 WIB).
Menurut Hendi
Triono, S.IP dalam bukunya
“Langkah
Awal Menjadi
Presenter” (2007) pengertian dari presenter adalah sebagai berikut :
“Presenter
adalah
seorang
yang
membawakan
dan
menyampaikan
informasi
atau narasi, dalam sebuah program acara di stasiun televisi”.
Jadi penulis menyimpulkan bahwa presenter adalah orang yang
membawakan, menyampaikan suatu informasi,
nasrasi,
yang terkadang bidang
ini
di
melekat
sebagian
selebritis akan
tetapi
tidak
menutup
kemungkinan
presenter
berasal
dari
golongan
luar
selebriti. Beda halnya presenter acara
khusus seperti politik,
iptek biasanya
adalah
presenter
yang
ahli
atau berasal
dari bidang tersebut, minimal ia memahami betul bidang dalam program acara
iptek ataupun politik yang akan ia bawakan.
  
26
2.3.1.1 Modal Dasar Seorang Presenter yang Baik
Menurut Sony Tulung dalam bukunya “Anda Juga Bisa Menjadi
Presenter  TV  Sukses”(2007), 
“Ada 
lima 
modal  dasar 
yang  perlu
dimiliki seorang presenter yaitu: “impian, wawasan, suara, keahlian
berkomunikasi, sikap”.
Memiliki
lima
modal dasar
ini adalah
hal yang mutlak sebagai
pijakan seorang presenter. Sadar atau tidak seorang presenter yang baik
harus
memiliki
lima
modal
dasar ini.
Dari
lima
modal
dasar diatas
penulis mencoba menjelaskan sebagai berikut :
1.   Impian
Impian adalah modal dasar pertama yang harus dimiliki jika ingin
menjadi seorang presenter terlebih presenter sukses, impian
terkadang disebut
sebagai cita-cita, obsesi, hasrat, motivasi. Secara
tepatnya impian menggambarkan sesuatu yang kita inginkan yang
memiliki   kemungkinan   untuk   diraih,   dengan   adanya   impian,
seorang presenter akan menjadi lebih termotivasi dan lebih memacu
kemampuan yang ada didalam dirinya. Seorang presenter yang baik
seharusnya berjuang untuk mendapatkan dan mencapai impiannya
tersebut.
2.   Wawasan
Modal  dasar  berikutnya  yang  perlu  dimiliki  seorang  presenter
adalah
wawasan.
Seorang
presenter tidak
harus
pintar
secara
akademis, tidak perlu juara kelas, tetapi cukup dengan memiliki
wawasan  
yang  
luas,  
wawasan  
tersebut  
didapatkan  
melalui
  
27
pengalaman hidup, kegiatan sehari-hari, membaca
buku,
mendengarkan informasi, bergaul dan sebagainya. Banyak hal yang
dapat dilakukan untuk mendapatkan wawasan yang luas.
“Seorang presenter di tuntut berwawasan luas, dan sebaiknya
mengetahui semua hal” AA.Kunto A dalam bukunya “Cepat Kaya
Jadi Presenter” (2007)
Maksudnya adalah seorang presenter adalah orang yang
mengerakkan suatu acara, suatu acara dinilai berhasil atau tidaknya
tergantung dari penampilan presenternya, jadi sebaiknya presenter
tersebut menguasai semua hal.
3.   Suara
Suara sangatlah unik. Walaupun semua modal dasar itu penting, tak
pelak
lagi
suara
adalah aset
yang
sangat
berharga
bagi
seorang
presenter,
dengan
suara
seorang
presenter
dapat
nilai
berkualitas
atau tidaknya, misalnya suara yang lantang dan teratur dapat
membuat 
penonton 
tertarik 
untuk 
mendengarnya,   lain 
halnya
dengan suara yang pelan, kecil maka akan membuat pendengar
merasa bosan. Walaupun suara merupakan pembawaan sejak lahir,
tetapi suara dapat dilatih.
Dari suara seseorang
juga bisa merasakan mood atau suasana
hatinya, baik yang sengaja di tampilkan atau pun suasana hati yang
disembunyikan.  Suara  bisa  membangun  theater mind  di  benak
orang
yang
mendengarnya.
Theater
mind kurang lebih
berarti
penciptaan suatu gambaran dalam benak seseorang mengenai suatu
  
28
hal 
atau 
peristiwa 
stimulasi 
suara 
yang 
kita 
dengar. 
Namun
demikian nyatanya banyak presenter yang tidak menyadari hal-hal
yang berkaitan dengan suara, pentingnya suara dan bagaiman
menjaga kualitasnya. “Profesi
presenter
menuntut
anda
untuk
berbicara, oleh karena itulah suara sangatlah penting” Sony Tulung
dalam bukunya
“Anda
Juga
Bisa
Menjadi
Presenter
TV
Sukses”(2007).
4.   Keahlian Berkomunikasi
“Komunikasi adalah bagian yang tidak dapat di pisahkan dari dunia
presenter”
Hendri
triono,
S.IP
dalam bukunya
“Langkah
Awal
Menjadi Presenter”(2007).
“Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan,
ide, gagasan) dari satu pihak lain agar terjadi saling mempengaruhi
diantara keduanya.
Pada
umumnya,
komunikasi dilakukan dengan
menggunakan kata-kata (lisan)”.
Banyak
hal
yang perlu menjadi perhatian seorang presenter dalam
proses
komunikasi
melalui
media
televisi. Karakter unik televisi
yakni  perpaduan 
unsur 
gambar 
dan  suara 
menjadikan 
televisi
sebagai
media
masa
modern terpopuler sampai
pada
saat
ini,
bagaimana seorang presenter mampu menyampaikan pesan kepada
audience, tanpa
mengurangi
isi
pesan
tersebut,
dan
bahkan
mempengaruhi  audience.  Keahlian 
berkomunikasi 
juga
berhubungan dengan kemampuan seorang Presenter atau Pembawa
Acara   
menggunakan    kata-kata   
yang    bisa    dipahami    oleh
  
29
penontonnya atau audience. Karena tidak semua penonton memiliki
pengetahuan
yang
sama
jadi
seorang Presenter harus benar-benar
mengetahui tingkat kemampuan penontonnya.
5.   Sikap
Mosal
dasar terakhir
adalah
sikap.
Meski
sikap
berada
di
urutan
terakhir,
jangan berpikir ini
adalah hal yang kurang penting sikap
inilah 
yang 
menjadi 
faktor 
penentu 
melengkapi 
modal 
dasar
lainnya. Tanpa sikap yang benar, keempat modal dasar sebelumnya
tidak akan ada artinya.
“Sikap adalah segalanya. Seberapa besar dan kuat impian anda,
seberapa mahir anda berkomunikasi tanpa sikap yang bernar jangan
harap anda bisa jadi presenter yang
sukses.
Semua
modal
dasar
sangat penting karena seharusnya itu merupakan satu kesatuan yang
tidak
bisa
dipisahkan”
Stephen
Chovey
dalam bukunya
seven
habbits of highly effective people”. Sikap adalah hal kecil yang
membuat
perbedaan
yang
besar, beberapa sikap positif dapat
membantu mencapai kesuksesan di bidang presenter dan
mempertahankan kesuksesan, menurut Sonny Tulung (2007) sikap
positif
yang dapat
membantu
adalah
rendah hati,
tidak mudah
menyerah,  tidak  cepat  puas  selalu  mau  belajar,  disiplin  waktu,
mudah  diajak  kerjasama,  sabar,  mau  mendengarkan  orang  lain
(open minded), jujur, bisa di andalkan, dan menghargai orang lain.
Sikap  dalam  seorang  Presenter  dapat  dilihat  dari  hal-hal  kecil
seperti mimik wajah, perilaku, dan tutur katanya, misalnya seorang
  
30
Presenter hanya boleh memberi komentar terhadap suatu peristiwa
jika hal tersebut diperlukan, tanpa memojokan pihak-pihak tertentu,
tidak
menjadikan
berita sebagai bahan
lelucon,
apalagi
jika berita
tersebut
merupakan
berita
duka, dari
hal
seperti
inilah
dapat
diketahui bagaimana sosok presenter yang memiliki sikap yang baik
atau yang buruk.
2.3.1.2 Tugas Dan Tanggung Jawab Seorang Presenter
Menurut
Drs.
Tommy
Suprapto,
dalam bukunya
berkarier
di
bidang broadcasting (2006 : 46), tugas dan tanggung jawab seorang
presenter adalah :
1. 
Seorang presenter bertugas mengantarkan dan membawakan mata
acara
siaran
baik
radio
maupun
televisi.
Dan
bertanggung
jawab
atas kelancaran acara yang berlangsung.
2.   Memberikan  narasi  pada  saat  pembukaan  dan  penutupan  siaran
yang diproduksi oleh stasiun setempat
3.   Menyediakan setiap saat interview dan
membacakan
naskah siaran
berita.
Jadi
penulis
menyimpulkan
bahwa seorang presenter bertugas
membawakan sebuah program acara dan menyampaikan pesan tersebut
dengan kemasan yang menarik dari awal acara sampai pada akhir acara
dan bersikap siaga dalam setiap penampilannya.
2.3.1.3 Persiapan Seorang Presenter
Tahap awal atau dasar kesiapan adalah seorang presenter berani
membawakan acara, hendi Triono, S.IP dalam bukunya “Langkah Awal
menjadi Presenter” (2007) mengemukakan “milikilah keberanian
terlebih
dahulu,
jika
tidak
memiliki
keberanian presenter
tidak
akan
pernah belajar”
  
31
Tanpa keberanian seorang presenter tidak akan bisa belajar, dan
bahkan tidak akan
brani
memulai
membawakan
suatu
program
berita,
selain itu persiapan seorang presenter selanjutnya adalah memperluas
wawasan,
memperbaiki
kepribadian,
menjadi
pribadi
yang
lebih
baik
dan  menyenangkan,  menurut  Hendy  Triono,  S.IP  (2007)  “Presenter
tidak hanya dilihat dari penampilan yang menarik akan tetapi
kepribadiannya juga dilihat”.
Selain itu persiapan secara teknis berhubungan dengan wardobe
adalah penampilan, dalam hal ini kaitan penampilan dengan teknis,
seorang
presenter
harus
memahami
tema
acara, kondisi
lapangan atau
studio
agar
dapat
menyesuaikan
penampilan.
Misalnya
dalam studio
menggunakan background green screen, blue screen, atau white screen,
maka
presenter
harus
bisa
menyesuaikan, agar kualitas gambar yang
diambil bagus.
Menurut
Sonny
Tulung
dalam bukunya
“Anda
Juga
Bisa
Menjadi
Presenter
TV Sukses”(2007),
siaran
olahraga
luar
negri
terutama amerika, penampilan presenternya sangat bagus, bukan karena
cantik, akan tetapi karena pakaina yang mereka kenakan sangat cocok,
mulai dari
ukuran
yang
pas,
warna
yang
cocok
dan segala
aksesoris
yang sesuai.
  
32
2.3.2 Minat
2.3.2.1 Pengertian Minat
Minat merupakan salah satu efek afektif dari komunikasi yang
dimana dalam efek afektif dilihat pada sikap seseorang terhadap objek
tertentu. Minat menurut bahasa (etimologi) ialah usaha dan kemauan
untuk mempelajari dan mencari sesuatu.
Menurut Hilgar dan Slameto dalam bukunya Pengantar Psikologi
Pembangunan, (1988,59) pengertian minat adalah sebagai berikut :
“Suatu proses
yang tetap untuk
memperhatikan dan
menfokuskan diri
pada sesuatu yang diminatinya dengan dorongan, perasaan, rangsangan
dan motivasi yang dapat membentuk sikap seseorang”.
Sedangkan menurut Andi Maprare yang dikutip dari Hilgar dan
Slameto (1988:62) pengertian minat adalah sebagai berikut :
“Suatu 
perangkat 
mental 
yang 
terdiri 
dari 
suatu 
campuran 
dari
perasaan, harapan, pendirian, prasangka, rasa takut atau kecederungan
lain yang mengarahkan individu kepada suatu pikiran tertentu.”
Sehingga penulis menarik kesimpulan dari 2 (dua) pengertian
tersebut
bahwa
minat
merupakan
keinginan atau dorongan psikologis
yang
sangat kuat pada diri seseorang terhadap suatu objek, yang pada
akhirnya dapat membentuk sikap seseorang, dengan adanya minat maka
seseorang akan lebih mudah terpancing untuk melakukan sesuatu baik
yang berupa kegiatan maupun pola pikir, karena minat dating dari
dorongan psikologis.
  
33
2.3.2.2 Efek-efek yang Mempengaruhi Minat
Media massa juga mempunyai efek yang mempengaruhi minat,
menurut Elvinaro (2007:52-58), adalah sebagai berikut :
a.
Efek Kognitif
Adalah
akibat
yang
timbul
pada diri
komunikasi
yang
sifatnya
informatif bagi dirinya. Dalam efek kognitif ini akan dibahas tentang
bagaimana media massa dapat membantu khalayak dalam
mempelajari informasi yang bermanfaat dan mengembangkan
keterampilan kognitif sehingga berpengaruh dalam menentukan dan
memilih.
b. Efek Afektif
Efek
ini kadarnya
lebih tinggi dari pada
efek
kognitif.
Tujuan dari
komunikasi
massa
bukan
sekedar memberitahu
khalayak
tentang
sesuatu tetapi lebih dari itu, khalayak diharapkan dapat turut
merasakan perasaan iba, terharu, sedih, gembira, marah, dan
sebagainya.
c.
Efek Behavioral
Efek
behavioral
merupakan
akibat yang timbul pada diri khalayak
dalam bentuk
perilaku,
tindakan
atau
kegiatan.
Adegan
kekerasan
dalam televisi atau film menyebabkan orang menjadi beringas.
2.3.3 Teori Ketergantungan Media
Teori ketergantungan terhadap media mula-mula diutarakan oleh
Sandra Ball-Rokeach dan Melvin Defleur (McQuail 2002 : 390). Seperti
teori
uses and gratifications, pendekatan ini juga menolak asumsi kausal dari awal
hipotesis penguatan. Untuk mengatasi kelemahan ini, pengarang ini mengambil
suatu
pendekatan
sistem
yang
lebih
jauh.
Di
dalam model
mereka
mereka
mengusulkan suatu relasi
yang bersifat
integral antara pendengar, media. dan
sistem sosial yang
lebih besar. Sejalan dengan apa
yang dikatakan oleh teori
uses
and
gratifications, teori
ini
memprediksikan bahwa khalayak tergantung
kepada informasi yang berasal dari media massa dalam rangka memenuhi
kebutuhan
khalayak
bersangkutan serta
mencapai
tujuan
tertentu
dari
proses
  
34
konsumsi media massa. Namun semua khalayak tidak memiliki ketergantungan
yang sama terhadap semua media.
Menurut
Sandra
Ball
Rokeach dan
Melvin
DeFleur
(Building
communication theory 1997 : 387-393), Teori Ketergantungan Media
(Dependency Theory) adalah teori tentang komunikasi massa yang membahas
ketergantungan dalam penggunaan
media.
Asusmsi
dari
teori
ini
menyatakan
bahwa semakin seseorang tergantung pada suatu media untuk memenuhi
kebutuhannya, maka media tersebut menjadi semakin penting untuk orang itu.
Mereka
memperkenalkan
model
yang menunjukan hubungan integral tak
terpisahkan
antara
pemirsa,
media
dan
sistem sosial
yang
besar.
Teori
ini
merupakan pengembangan dari teori penggunaan
dan
kepuasan
(uses
and
gratifications
theory) dan hubungannya
dengan
Agenda Setting
Theory. Teori
ini mengidentifikasi bagaimana orang menggunakan dan menjadi tergantung
pada media. Orang menggunakan media untuk banyak alasan.
Teori  Ketergantungan  mengatakan  bahwa  seseorang  akan  tergantung
pada media dengan tujuan memenuhi kebutuhannya. Media akan menjadi lebih
penting untuk individu tersebut apabila media itu dapat memenuhi kepentingan
penggunanya.
Media
juga
akan memiliki
pengaruh lebih
banyak
dan
kekuasaanatas individu tersebut. Jika seseorang sangat tergantung pada media
untuk informasi, dan media adalah satu-satunya sumber orang itu untuk
informasi, maka
mudah untuk mengatur agenda public atau hal yang akan
dianggap penting bagi public.Sesuai dengan teori-teori sebelumnya yang
menekankan
pada pengguna
sebagai
penentu
media, teori
ini
memperlihatkan
bahwa individu bergantung pada media untuk pemenuhan kebutuhan atau untuk
  
35
mencapai tujuannya, tetapi mereka tidak bergantung pada banyak media dengan
porsi
yang sama besar. Mereka tetap dapat
memilih
media
mana
yang
akan
mereka
gunakan
untuk
memenuhi
keinginanya. Besarnya ketergantungan
seseorang pada media ditentukan dari dua hal.
Pertama, individu akan condong menggunakan media yang menyediakan
kebutuhannya 
lebih  banyak  dibandingkan  dengan 
media 
lain 
yang  hanya
sedikit. Sebagai
contoh, apabila
seseorang
menyukai
gosip, ia
akan memilih
untuk  mengunjungi  situs  atau  blog  gosip  jika  dibandingkan  dengan
mengunjungi situs informasi atau situs koran,. Sama halnya dengan penggunaan
media
jejaring
sosial,
seseorang
akan
cenderung
menggunakan
media
sosial
yang 
sesuai 
dengan 
minat 
dan 
ketertarikan 
merka. 
Seperti 
penggunaan
facebook, seseorang akan cenderung menggunakan facebook dibandingkan
twitter apabila menurutnya facebook lebih menarik untuk berinteraksi dari pada
twitter  walaupun beberapa rekannya lebih memilih menggunakan twitter.
Kedua,
persentase
ketergantungan
juga ditentukan oleh
stabilitas sosial
saat itu. Sebagai contoh, bila negara dalam keadaan tidak stabil, anda akan lebih
bergantung/
percaya
pada
koran
untuk mengetahui informasi jumlah korban
bentrok  fisik  antara  pihak  keamanan  dan  pengunjuk  rasa,  dalam  hal  sosial
media,
orang-orang
akan
lebih
memilih
untuk
menggunakan
atau
membuka
web informasi seperti detik.com atau viva
news
untuk
mencari
informasi bila
dibandingkan mencari informasi melalui twitter atau
facebook. Sedangkan bila
keadaan
negarastabil,
ketergantungan seseorang
akan
media
bisa
turun
dan
individu akan lebih bergantung pada mesia sosial yang lain.
  
36
Variabel Bebas
Variabel Terikat
Pengaruh Pilihan Presenter Program
Infotainment Insert
Minat Penonton Pembantu Rumah
Tangga di Apartment Mediterania 1
Tower C
Dimensi
Indikator
Dimensi
Indikator
1. Presenter
Pengaruh
kehadiran
Presenter
dalam program
infotainment
Presenter
dalam
membantu
memahami isi
berita
Keberanian
Presenter
Membawakan
Berita
Wawasan
presenter
Kualitas Suara
1. Kognitif
Pengetahuan
penonton
tentang
profil
kelima
presenter  Insert
siang
Presenter
Favorit   dari   5
presenter
yang
membawakan
program
infotainment
Insert Siang
Penonton 
akan
menonton Insert
siang  jika  yang
membawakan
acara
adalah
presenter favorit
mereka
2. Sikap
Perlukah
Presenter
mengomentari
isi berita
Apakah
Presenter
memojokan
salah satu
pihak dalam
beritanya
Pernakah
Presenter
menjadikan
berita sebagai
bahan lelucon
2. Afektif
Penonton
merasa
senang
dengan
penampilan
presenter
dalam
membawakan
Insert siang
Penonton
terlibat 
secara
emosional
saat
presenter
membawakan
berita
di
Insert
siang
1.4 KERANGKA PIKIR
Tabel 2.1 Kerangka Pikir
  
37
3. Gaya Bahasa
Menggunakan
kata-kata yang
sulit dipahami
Menggunakan
kata-kata yang
tidak sopan
3.Behavioral
Bahasa
yang
digunakan
Presenter  Insert
digunakan
penonton
dalam
kehidupan
sehari-hari
4. Penampilan
Gaya
berpakaian
Presenter
sudah cukup
menarik
Gaya
berpakaian
sesuai dengan
tema acara
4.Kebutuhan
Apakah
informasi   yang
disampaikan
presenter  Insert
dapat
dimengerti  oleh
penonton
Apakah
penonton
merasa  terhibur
dengan
kemasan
yang
diberikan
oleh
presenter 
insert
dalam
membawakan
acaranya