BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Komunikasi
Pada
hakekatnya
sebagai
mahkluk
sosial tentunya kita tak dapat terlepas dari
orang lain serta berhubungan dengan yang lain merupakan salah satu kebutuhan untuk
mempertahankan hidup. Saling membutuhkan keberadaan individu lain untuk
memenuhi kebutuhan, berbagi, serta melengkapi menjadi hal mendasar kita untuk
berkomunikasi satu sama lainnya.
Komunikasi menjadi sarana kita untuk bertukar informasi, untuk membujuk serta
mempengaruhi
yang lain serta
menjadi sarana utama dalam berhubungan sosial dengan
sesama.
Dapat
berkomunikasi
dengan baik menjadi
salah
satu
unsur penting
dalam
berhubungan secara sosial.
Komunikasi sendiri merupakan proses pernyataan antar manusia yang
dinyatakan
dalam bentuk
pikiran
atau perasaaan seseorang kepada
orang
lain dengan
menggunakan bahasa sebagai alat penyalurnya.
Dapat
menyampaikan serta
memahami
isi
pesan dari satu orang kepada orang
lain ini yang dinamakan proses sosial.
Maka
ilmu komunikasi
merupakan salah satu
cabang
ilmu
pengetahuan
yang
termasuk
dalam
kelompok
ilmu-ilmu
sosial
menjadi
sebuag ilmu yang tidak akan terputus.
10
|
11
2.1.1 Pengertian Komunikasi
Menurut Bernard Berelson dan Gary A Steiner, komunikasi adalah
transmisi informasi, gagasan, emosi, ketrampilan, dan sebagainya, dengan
menggunakan symbol-simbol, kata-kata, gambar figure, grafik, dan sebagainya.
Tindakan atau proses transmisi itulah yang disebut komunikasi.
Lain
halnya
dengan
Everett
M.
Rogers, komunikasi adalah proses
dimana
suatu ide dialihkan dari sumber
kepada
suatu
penerima
atau
lebih,
dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka.(Deddy Mulyana, 2005,
Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, Hal. 62)
Sedangkan
menurut
pengertian
Shanon
dan
Weaver
(
dalam
Wiryanto,
2004), komunikasi adalah bentuk interaksi
manusia
yang saling mempengaruhi
satu
sama
lain,
sengaja atau
tidak sengaja
dan
tidak
terbatas
pada
bentuk
komunikasi
verbal,
tetapi
juga
dalam
hal
ekspresi muka,
lukisan,
seni,
dan
teknologi.
Harold Lasswell mengatakan bahwa cara yang baik untuk menjelaskan
komunikasi ialah dengan menjawab pertanyaan sebagai berikut: Who Says What
In Which Channel To Whom With What Effect?.
Berdasarkan Definisi Lasswell
ini
dapat diturunkan 5 unsur komunikasi
yang saling bergantung satu sama lain yaitu:
1. Sumber (Source)
2. Pesan
|
12
3. Media
4. Penerima (Receiver)
5. Efek (Dampak)
Merangkum dari beberapa paradigma diatas , secara sederhana penulis
menarik benang merah bahwa proses komunikasi merupakan serangkaian proses
yang terdiri dari pihak komunikator yang membentuk (encode) pesan dan
menyampaikannya melalui saluran tertentu (media) kepada pihak penerima
(decode) yang menimbulkan efek tertentu (effect).
Serta sebagaimana yang dikemukakan oleh John R.Wenburg dan William
W.Wilmot juga Kenneth K.Sereno dan Edward M.Bodaken, setidaknya ada tiga
kerangka pemahaman mengenai komunikasi, yakni komunikasi sebagai tindakan
satu-arah, komunikasi
sebagai
interaksi
dan
komunikasi sebagai
transaksi.
(Deddy Mulyana, 2005, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, PT.
Remaja
Rosdakarya, Bandung, Hal. 61)
2.1.2 Fungsi Komunikasi
Deddy Mulyana dalam bukunya Ilmu komunikasi suatu pengantar
mengutip Kerangka
berpikir
William
I.
Gorden
mengenai
fungsi-
fungsi komunikasi yang dibagi
menjadi empat bagian. Fungsi-fungsi
suatu
peristiwa
komunikasi
(communication
event) tampaknya
tidak
sama
sekali
independen,
melainkan
juga berkaitan
dengan
fungsi-fungsi
lainnya,
meskipun
|
13
terdapat suatu
fungsi dominan. Fungsi Komunikasi
menurut William I Gorden
yaitu :
1. Fungsi Komunikasi Sosial
Komunikasi
itu
penting
dalam membangun
konsep
diri
kita,
aktualisasi diri, kelangsungan hidup untuk memperoleh kebahagiaan,
terhindar dari tekanan.Pembentukan konsep diriKonsep diri adalah
pandangan kita mengenai siapa diri kita dan itu hanya bisa kita peroleh
lewat
informasi
yang
diberikan
orang
lain
kepada
kita. Pernyataan
eksistensi diri. Orang berkomunikasi untuk menunjukkan dirinya eksis.
Inilah yang disebut aktualisasi diri atau pernyataan eksistensi diri. Ketika
berbicara, kita sebenarnya menyatakan bahwa kita ada.
2. Fungsi Komunikasi Ekspresif
Komunikasi ekspresif dapat dilakukan sejauh komunikasi tersebut
menjadi
instrumen
untuk
menyampaikan perasaan-perasaan
(emosi kita)
melalui pesan-pesan non verbal.
3. Fungsi Komunikasi Ritual
Komunikasi ritual sering dilakukan secara kolektif. Suatu
komunitas sering melakukan upacara-upacara berlainan sepanjang tahun
dalam acara
tersebut
orang
mengucapakan
kata2
dan
menampilkan
perilaku yang bersifat simbolik.
|
14
4. Fungsi Komunikasi Instrumental
Komunikasi
instrumental mempunyai
beberapa
tujuan
umum:
menginformasikan, mengajar, mendorong, mengubah sikap dan
keyakinan dan mengubah perilaku atau menggerakkan tindakan dan juga
untuk
menghibur
(persuasif) Suatu
peristiwa
komunikasi
sesungguhnya
seringkali mempunyai fungsi-fungsi tumpang tindih, meskipun salah satu
fungsinya sangat menonjol dan mendominasi.
2.2 Komunikasi Massa
Abad ini disebut sebagai abad komunikasi
massa.
Komunikasi
telah
mencapai
suatu
tingkat
dimana
orang
mampu
berbicara dengan manusia secara serentak dan
serempak. Terdapat berbagai
macam pendapat tentang pengertian komunikasi
massa.
Ada
yang
menilai
dari segmen
khalayaknya, dari segi
mediannya ada pula
dari
sifat
pesannya.
2.2.1 Pengertian Komunikasi Massa
Pada dasarnya komunikasi massa adalah komunikasi melalui media
massa (media cetak dan elektronik). Antara lain media elektronik (televisi,
radio), media cetak (surat kabar, majalah, tabloid), buku dan film.
Dengan
demikian,
media
massa
adalah
alat-alat dalam komunikasi
yang bisa
menyebarkan
pesan
secara
serempak,
cepat
kepada audience yang luas dan
heterogen.
Bahkan media massa mampu menyebarkan pesan pada waktu yang
serempak.
Definisi
komunikasi
massa
yang
paling
sederhana
dikemukan
oleh
Bittner
(Ardianto,
2004
:
3),
yakni
:
komunikasi
massa
pada
sejumlah
besar
|
15
orang (mass communication is messages communicated through a mass medium
to
a large number of people). Dari definisi tersebut dapat diketahui bahwa
komunikasi massa itu harus menggunakan media massa.
Definisi komunikasi massa yang lebih rinci dikemukakan oleh ahli
komunikasi lain, yaitu Gerbner, komunikasi massa adalah produksi dan distribusi
yang berlandaskan teknologi dan
lembaga
dari
arus
pesan
yang
berkesinambungan
serta
paling
luas
dimiliki
orang
dalam masyarakat
industry
(Ardianto, 2004 : 4).
Sementara itu, menurut Jay Black dan Frederick C (Nurdin, 2004 : 12)
disebutkan bahwa komunikasi massa adalah sebuah proses dimana pesan-pesan
yang diproduksi secara
massal/tidak
sedikit
itu disebarkan
kepada
massa
penerima pesan yang luas, anonim, dan heterogen. Luas disini berarti lebih besar
daripada sekedar kumpulan orang
yang berdekatan secara
fisik sedangkan
anonim berarti individu yang
menerima pesan cenderung asing satu sama lain.
Heterogen berarti pesan dikirim kepada orang-orang dari berbagai macam status,
pekerjaan, dan jabatan dengan karakteristik yang berbeda satu sama lain dan
bukan penerima pesan yang homogen.
Berdasarkan pengertian tentang
komunikasi massa yang sudah
dikemukakan oleh para ahli komunikasi massa adalah komunikasi yang
menggunakan media massa modern (media cetak dan elektronik) dalam
penyampaian informasi
yang ditujukan kepada sejumlah khalayak (komunikan)
heterogen dan anonim sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak.
|
16
2.2.2 Karakteristik Komunikasi Massa
Definisi-definisi komunikasi massa itu secara prinsip
mengandung suatu
makna yang sama, bahkan antara satu definisi dengan definisi lainnya dapat
dianggap saling melengkapi.
Melalui definisi itu pula kita dapat mengetahui
karakteristik komunikasi massa adalah sebagai berikut (Ardianto,2004:7-13):
a. Komunikasi Terlembagakan
Ciri
komunikasi
yang
pertama
adalah
komunikatornya.
Kita
sudah
memahami
bahwa komunikasi massa itu menggunakan media massa, baik media cetak
maupun media elektronik.
b. Pesan Bersifat Umum
Komunikasi
massa
itu bersifat terbuka, artinya komunikasi massa itu ditujukan
untuk semua orang dan tidak ditujukan untuk sekelompok orang tertentu.
Oleh
karenanya pesan komunikasi massa bersifat
umum.
Pesan
komunikasi
massa
dapat berupa
fakta,
peristiwa,
opini.
Namun tidak semua
fakta
dan
peristiwa
yang terjadi di sekeliling kita dapat dimuat dalam media massa.
Pesan
komunikasi
massa
yang dikemas dalam bentuk apapun
harus
memenuhi kriteria
penting atau menarik, atau penting sekaligus menarik, bagi sebagian besar
komunikan.
c.
Komunikannya Anonim dan Heterogen
Komunikan
pada
komunikasi
massa
bersifat
anonim dan
heterogen.
Dalam
komunikasi massa, komunikator tidak mengenal komunikannya (anonim), karena
komunikasinya
menggunakan
media dan tidak tatap
muka.
Disamping anonim,
komunikan komunikasi massa adalah heterogen, karena terdiri dari berbagai
jenis
lapisan
masyarakat yang berbeda, yang dapat dikelompokkan berdasarkan
|
17
faktor usia, jenis kelamin, pekerjaan, latar belakang budaya, agama dan tingkat
ekonomi.
d.
Media Massa Menimbulkan Keserempakan
Kelebihan komunikasi massa dibandingkan
komunikasi
lainnya
dalah
jumlah
sasaran khalayak atau komunikan yang dicapai relatif banyak dan tidak terbatas.
Bahkan
lebih
dari
itu,
komunikan
yang
tersebut
secara serempak pada
waktu
yang bersamaan memperoleh pesan yang sama pula.
e.
Komunikasi Mengutamakan isi ketimbang Hubungan
Setiap komunikasi melibatkan unsure isi dan unsure hubungan sekaligus, dalam
komunikasi massa, pesan harus disusun
sedemikian rupa berdasarkan sistem
tertentu dan disesuaikan dengan karakteristik media massa yang akan digunakan.
f.
Komunikasi Massa Bersifat satu Arah
Secara
singkat
komunikasi
massa
itu
adalah
komunikasi
dengan
menggunkan
atau melalui media massa. Karena melalui media massa maka komunikator dan
komunikannya
tidak
dapat
melakukan kontak
langsung.
Komunikator
aktif
menyampaikan
pesan,
komunikan
pun
aktif menerima
pesan,
namun
diantara
keduanya tidak dapat
melakukan dialog.
Dengan demikian, komunikasi
massa
itu bersifat satu arah.
g.
Stimulus Alat Indera Terbatas
Ciri komunikasi massa lainnya yang dianggap salah satu kelemahannya adalah
stimulasi alat indera yang terbatas. Dalam komunikasi massa, stimulus indera
bergantung
pada
jenis
media
massa.
Dalam media
massa
televisi,
kita
menggunakan indera penglihatan dan indera pendengaran.
|
18
h.
Umpan Balik Tertunda (Delayed)
komponen
umpan
balik
atau
yang
lebih
popular
dengan
sebutan feedback
merupakan
faktor
penting
dalam membentuk
komunikasi
apapun.
Efektifitas
komunikasi sering kali dapat dilihat dari feedback yang disampaikan oleh
komunikan.
Umpan balik dalam komunikasi massa tidak dapat secara langsung
menerima reaksi atau tanggapan dari komunikan.
2.2.3 Fungsi Komunikasi Massa
Fungsi komunikasi massa yang dikemukan oleh Harold D Lasswell
yakni,
(1) Fungsi Pengawasan (2)
Fungsi
Korelasi
(3)
Fungsi
Pewarisan
Sosial.
Sama seperti pendapat Lasswell, Charles Robert Wright (1998)
menambah fungsi hiburan dalam fungsi komunikasi massa (Nurudin, 2004 : 62-
63).
Sedangkan fungsi komunikasi massa Dominick, dalam bukunya The
Dinamics of Mass Communications adalah sebagi berikut
(Ardianto, 2004: 16-
18):
1. Surveillance (Pengawasan)
Fungsi pengawasan komunikasi massa dibagi dalam bentuk utama:
a. Pengawasan Peringatan yaitu jenis pengawasan yang dilakukan oleh
media untuk menyampaikan informasi berupa ancaman yang perlu
diketahui oleh khlayak.
b.
Fungsi Pengawasan Instrumental adalah penyampaian atau penyebaran
informasi
yang memiliki kegunaan atau dapat
membantu khalayk dalam
kehidupan sehari hari.
|
19
2. Interpretation (Penafsiran)
Media massa tidak
hanya
memasok
fakta dan data, tetapi juga
memberi
penafsiran terhadap kejadian-kejadian penting. Tujuan penafsiran media
ingin
mengajak para pembaca atau pemirsa untuk memperluas wawasan dan
menbahasnya lebih lanjut.
3. Linkage (Pertalian)
Media massa dapat menyatukan anggota masyarakat dengan beragam, sehingga
membentuk
linkage
(pertalian)
berdasarkan
kepentingan
yang
sama
tetapi
terpisah secara geografis diperhatikan atau dihubungkan oleh media.
4. Transmission of Value (Penyebaran nilai-nilai)
Fungsi
ini disebut
socialization
(sosialisasi).
Sosialisasi mengacu kepada cara,
dimana
individu mengadopsi perilaku dan
nilai kelompok. Media massa
mewakili gambaran masyarakat itu ditonton, didengar dan dibaca. Media massa
memperlihatkan kepada kita bagaimana mereka bertindak dan pa yang
diharapkan mereka dengan perkataan lain, media mewakili kita dengan model
peran yang kita amati dan harapan untuk menirunya.
5. Entertainment (Hiburan)
Sulit dibantah lagi, bahwa kenyataanya hampir semua media menjalankan fungsi
hiburan. Televisi banyak memutar acara hiburan seperti acara kuis, reality show,
sinetron.
|
20
2.3 Media Massa
Jika khalayak tersebar tanpa diketahui dimana mereka berada, maka
biasanya
digunakan media massa.
Media massa adalah alat yang digunakan
dalam penyampaian
pesan
dari
sumber
kepada
khalayak
(penerima)
dengan
menggunakan alat-alat komunikasi mekanis seperti surat kabar,
film, radio, dan
televisi.
2.3.1 Pengertian Media Massa
Kata media adalah bentuk
jamak
dari kata
medium.
Medium
adalah
cara
atau alat
yang
menyampaikan
sebuah
pesan
sampai
kepada
khalayak (Miller, 2010: 9).
Media massa adalah suatu istilah yang mulai dipergunakan pada
tahun 1920-an untuk mengistilahkan jenis media yang secara khusus
didesain untuk mencapai masyarakat yang sangat luas.
Peristiwa yang terjadi di suatu negara, akan segera mempengaruhi
perkembangan
masyarakat di
negara
lain. Atau dengan kata lain, menurut
istilah
John Naisbitt
dan
Patricia
Aburdence dalam
bukunya Megatrend
2000 (1991), dunia kini telah menjadi global village.
|
21
2.3.2 Jenis Jenis Media Massa
1. Media Massa Cetak (Printed Media).
Media
massa
yang
dicetak
dalam lembaran
kertas.
Isi
media
massa
umumnya
terbagi
tiga bagian atau tiga
jenis
tulisan: berita,
opini,
dan
feature.
2. Media Massa Elektronik (Electronic Media)
Jenis media massa yang isinya disebarluaskan melalui suara atau gambar
dan suara dengan menggunakan teknologi elektro, seperti radio, televisi,
dan film.
3. Media Online (Online Media, Cybermedia)
yakni media massa yang dapat kita temukan di internet (situs web).
2.3.3 Pengaruh Media Massa
Komunikasi
massa
harus
mempunyai
efek menambah
pengetahuan, mengubah sikap, dan menggerakan perilaku kita. Efek yang
terjadi
pada
komunikasi
tersebut terdapat
pada
tiga
aspek.
Ketiganya
adalah efek kognitif, afektif, dan behavioral.
1. Efek Kognitif
yaitu efek yang timbul bila ada perubahan pada apa yang diketahui,
dipahami atau dipersepsikan khalayak. Efek ini berkaitan dengan
transformasi pengetahuan, ketrampilan, kepercayaan atau informasi.
|
22
2. Efek Afektif
yaitu efek yang timbul apabila ada perubahan pada apa yang dirasakan,
disenangi atau dibenci khalayak.
Efek ini hubunganya dengan emosi,
sikap dan nilai.
3. Efek Behavioral
yaitu efek yang merujuk pada perilaku nyata yang diamati, yang meliputi
pola-pola
tindakan,
kegiatan atau kebiasaan berperilaku.
(Jalaludin
Rakhmat, Psikologi Komunikasi (2002,219))
2.4 Televisi
Televisi
sebagai produk
maju berkembang pesat sejalan dengan perkembangan
zaman.
Televisi itu sendiri telah banyak menyentuh kepentingan masyarakat dunia.
Televisi menciptakan suatu ketergantungan serta kebiasaan dengan menciptakan suasana
tertemtu sehingga pemirsanya dapat menghabiskan waktu untuk menonton.
2.4.1 Pengertian Televisi
Televisi
merupakan paduan radio
(broadcast) dan film (moving picture).
Pemirsa dirumah tidak mungkin menangkap siaran televisi kalau tidak ada unsur-
unsur radio dan tidak mungkin dapat melihat gambar-gambar yang bergerak pada
layar televisi jika tidak ada unsur-unsur film.
|
23
Suatu
program
siaran televisi
dapat
dilihat
dan
didengar
oleh
pemirsa
karenadipancarkan
oleh
pemancar.
Dalam segi
ini,
prinsip
pemancaran
dan
prinsip
penangkapan oleh pemancar televisi adalah sama dengan prinsip radio. Sering gambar
pada
layar
televisi
mendadak
menjadi
jelek sedang suaranya tetap baik. Disini jelas
bahwa segi auditifnya baik dan pada siaran televisi terdapat dalam unsur radio.
Sesuai dengan karakteristiknya televisi adalah salah satu bentuk media massa
yang
memancarkan
suara
dan
gambar
yang berarti
sebagai
reproduksi dari
kenyataan yang disiarkannya melalui gelombang-gelombang elektronik, sehingga dapat
diterima oleh pesawat-pesawat penerima dirumah
Sedangkan menurut Effendy (1986:197) bahwa Televisi terdiri dari istilah Tele
artinya far, off, jauh ditambah dengan Vision yang berarti penglihatan. Pengertian
televisi
menurut
Effendy
menerangkan
bahwa bila
dipandang
dari
segi
jauh-nya
diusahakan oleh prinsip radio dan segi penglihatannya
oleh
gambar.
Tanpa
adanya
gambar pemirsa tidak melihat apa-apa sedangkan penonton dapat menikmati siaran
televisi kalau televisi dapat memancarkan gambar dan gambar yang dipancarkan adalah
gambar yang bergerak.
2.4.2 Fungsi Televisi
Televisi sebagai media komunikasi audiovisual memiliki 3 fungsi utama,
yakni fungsi informasi, pendidikan serta hiburan. (Effendy, 2003:24)
|
24
1. Fungsi Informasi (The Information Function)
Televisi
dalam melaksankan
fungsinya
sebagai
sarana
informasi
tidak
hanya dalam bentuk siaran pandang mata, yaitu berita yang dibacakan
penyiar dilengkapi gambar-gambar factual,
akan
tetapi
juga
menyiarkan
bentuk lain seperti ceramah, diskusi dan komentar.
Televisi dianggap
sebagai media massa yang
mampu menyiarakan
informasi yang sangat
memuaskan.
Hal
ini
didorong
oleh
2
faktor
yang
terdapat
dalam
media
massa audiovisual tersebut yaitu immediacy dan realism.
Immediacy,
mencakup pengertian langsung dan dekat.
Peristiwa yang akan
disiarkan oleh stasiun televisi dapat dilihat dan didengar oleh pemirsa pada
saat peristiwa itu berlangsung.
Realism,
mengandung
makna
kenyataan.
Ini berarti bahwa stasiun televisi
menyiarkan informasinya secara audio dan visual dengan perantaran
mikrofon dan kamera apa adanya sesuai dengan kenyataan, jadi para pemirsa
melihat dan mendengar sendiri.
Dalam menyiarkan informasi mengenai
pidato presiden istana negara misalnya, para pemirsa melihat sendiri wajah
presiden dan mendengar sendiri suaranya.
Nyata, tidak seperti ketika
membaca surat kabar mengenai peristiwa yang sama, yang telah dahulu
diolah oleh wartawan.
2. Fungsi Pendidikan (The Educational Function)
Sebagai media komunikasi massa televisi merupakan sarana yang ampuh
untuk menyiarakan acara pendidikan kepada khalayak yang jumlahnya begitu
banyak secara simultan.
Seduai dengan makna pendidikan,
yakni
|
25
meningkatkan pengetahuan dan penalaran masyarakat, televisi menyiarkan
acara-acara
tertentu
secara
teratur,
misalnya
pelajaran
bahasa,
matematika
dll.
Selain acara pendidikan yang dilakukan secara
berkesinambungan diatas,
stasiun televisi juga
menyiarkan berbagai acara secara
implicit
mengandung
pendidikan.
Acara-acara tersebut antara lain sandiwara, fragmen, ceramah,
film dan lainnya yang dinamakan pendidikan informal.
3. Fungsi Hiburan (The Entertainment Function)
Sebagai
media
yang
melayani
kepentingan
masyarakat
luas,
fungsi
hiburan yang melekat pada televisi tampaknya lebih dominan daripada
fungsi-fungsi lainnya, sebagaian besar dari alokasi waktu massa siaran
televisi diisi oleh acara-acara hiburan seperti lagu, film, sinetron, dan lainnya.
Fungsi
hiburan
sangat
penting,
karena ia
menjadi
salah
satu
kebutuhan
manusia untuk mengisi waktu mereka dari aktivitas di luar rumah.
Televisi
hadir
dengan
berbagai
isi
serta
konten
program
yang
terus
memenuhi kebutuhan khalayak.
2.5 Program Berita Televisi
Program acara televisi kategori berita adalah program yang berpengaruh
besar dalam perkembangan pola pikir manusia, karena pertukaran informasi
berita dari belahan dunia membuat manusia berkembang menjadi manusia
berkualitas.
|
26
2.5.1 Pengertian Berita
Dalam buku
Heres
the News
yang dihimpun oleh Paul De Maeseneer,
berita didefinisikan sebagai informasi baru tentang kejadian yang baru, penting,
dan
bermakna
(signifikan),
yang
berpengaruh pada para pendengarnya serta
relevan dan
layak
dinikmati oleh
mereka.
Definisi berita
tersebut
mengandung
unsur-unsur yang :
a. Baru dan penting,
b. Bermakna dan berpengaruh,
c. Menyangkut hidup orang banyak,
d. Relevan dan menarik.
Definisi lain dari berita, menurut Doug
Newson
dan
James
A.
Wollert
dalam Media
Writing
:
News
for
the
Mass
Media
(1985:11)
mengemukakan
dalam definisi sederhana, berita adalah apa saja
yang ingin dan perlu diketahui
orang atau lebih luas lagi oleh masyarakat (dalam Sumadiria, 2005:64). Dengan
melaporkan berita, media massa memberikan informasi kepada masyarakat
mengenai apa yang mereka butuhkan.
Setelah merujuk kepada beberapa definisi diatas, meskipun berbeda-beda
namun terdapat
persamaan yang mengikat pada berita, meliputi : menarik
perhatian, luar biasa dan terbaru.
Karena itu, bisa disimpulkan bahwa berita
adalah laporan tercepat mengenai fakta atau ide terbaru yang benar, menarik dan
atau penting bagi sebagian besar khalayak, melalui media berkala seperti surat
kabar, radio, televisi, atau media online internet( Sumadiria, 2005:65)
|
27
2.5.2 Jenis Program Berita
Dalam buku
Jurnalistik
Televisi,
Menjadi
Reporter
Profesional,
berita
(dalam hal
ini program acara news), pada umumnya dapat dikategorikan
menjadi
tiga
bagian,
yaitu
hard
news
(Berita
berat), soft
news
(berita
ringan)
dan
investigative reports (laporan penyelidikan).
Pembedaan terhadap tiga kategori
tersebut didasarkan pada jenis peristiwa dan cara-cara penggalian data.
(1) Hard News
Hard News (berita berat) adalah berita tentang peristiwa
yang dianggap penting
bagi masyarakat, baik sebagai individu, kelompok maupun organisasi. Berita
tersebut misalnya tentang mulai diberlakukannya suatu kebijakan baru pemerintah.
Tentu
saja
ini
menyangkut
kepentingan orang
banyak,
sehingga
harus
segera
diberitakan.
Seorang reporter yang pandai akan menginformasikan
berita tersebut
lebih
awal
sebelum kebijakn
itu diturunkan.
Tentu dengan
menhetengahkan sumber-sumber
terpercaya dan dapat meyakinkan pemirsa.
(2) Soft News
Soft News ( Berita Ringan) seringkali juga disebut dengan feature yaitu berita
yang tidak terkait dengan aktualitas namun memiliki daya tertarik bagi
pemirsanya.
Berita ringan
seperti
ini
menitikberatkan
pada
hal-hal
yang dapat
menakjubkan bahkan mengherankan pemirsa.
Dapat juga menimbulkan
kekhawatiran atau juga menimbulkan simpati.
Objeknya dapat berupa manusia,
hewan, benda, tempat atau apa saja yang dapat menarik perhatian pemirsa.
|
28
Bagi televisi , berita ringan sangat diperlukan.
Secara psikologis, pemirsa yang
mendapatkan sajian berita berat dari awal hingga akhir akan merasa tegang.
(3) investigative News
Investigative
Report (laporan
penyelidikan)
adalah jenis
berita
yang
ekslusif.
Datanya tidak bisa diperoleh di permukaan, tetapi harus dilakukan berdasarkan
penyelidikan
ini sangat
menarik, karena cara mengungkapkannya pun
tidak
mudah. Seorang reporter untuk dapat melakukan tugas ini harus memiliki banyak
sumber orang-orang dalam yang
mendapat jaminan
untuk
tidak terekspos karena
keselamtan diri mereka.
Media televisi akan lebih sulit dilakukan dibandingkan dengan berita
yang sama
dibandingkan media cetak.
Televisi
membutuhkan
gambar, bahkan
wajah orang
yang diwawancarai. Diwawancarai agar dapat terhindar dari kemungkinan bahaya
atas apa yang ia sampaikan dalam wawancara televisi.Muda(2005:40-43).
2.5.3 Nilai Berita
Nilai berita (News
Value)
merupakan acuan
yang dapat digunakan oleh
para jurnalis, yakni para reporter dan editor, untuk memutuskan fakta yang pantas
dijadikan berita dan memilih mana yang lebih baik. Kriteria mengenai nilai berita
merupakan patokan berarti bagi reporter.
Dengan kriteria tersebut, seorang
reporter dapat dengan mudah mendeteksi mana peristiwa yang harus diliput dan
dilaporkan, dan mana peristiwa yang tak perlu diliput dan harus dilupakan.
Kriteria nilai berita juga sangat penting bagi para editor dalam
|
29
mempertimbangkan dan memutuskan, mana berita terpenting dan terbaik untuk
dimuat, disiarkan, atau ditayangkan melalui medianya kepada masyarakat luas.
Nilai
berita
adalah
karakteristik
sebuah
peristiwa
yang dapat diberikan
atau dapat dipublikasikan di media massa yaitu (M. Romli, 2008;90-92) :
1.
Aktual, yakni hangat atau baru saja terjadi.
2.
Faktual, nyata atau benar- benar terjadi.
3.
Penting, yakni menyangkut orang-orang penting artis atau tokoh ternama.
4.
Menarik, yakni mengundang perhatian orang untuk melihat.
Sebuah
peristiwa
yang
layak
untuk
menjadi
berita
tergantung
pada
nilai berita
yang terkandung di dalamnya, serta kemampuan jurnalis untuk mengubah
peristiwa tersebut menjadi peristiwa yang bermakna.
2.6 Teori S-O-R
Teori ini dilandari suatu tanggapan bahwa
organisme
menghasilkan
perilaku
tertentu jika ada kondis stimulus tertentu.
Dalam proses perubahan sikap,
maka
sikap
komunikan
hanya
dapat berubah
apabila
stimulus
yang
menerpanya
benar-benar
melebihi dari apa yang pernah dialaminya.
Elemen-elemen utama
dari teori ini ialah Pesan (Stimulus), Penerima
(Organisme), dan Efek (Respon).
Prinsip Stimulus Respon pada dasarnya
merupakan
suatu prinsip
belajar
yang
sederhana
dimana efek merupakan reaksi terhadap stimuli
tertentu.
Dengan demikian, seseorang dapat
mengharapkan
atau
memperkirakan
suatu
kaitan erat antara pesan-pesan media dan reaksi audiens (Djuarsa, 1999:188)
|
![]() 30
Menurut
Prof.Dr.Marat
dalam bukunya
sikap
manusia,
perubahan
serta
pengukurannya mengemukakan bahwa untuk mengenal sikap baru, dikenal tiga variabel
penting yaitu:
a. Perhatian
b. Pengertian
c. Penerimaaan
Berdasarkan uraian diatas, maka proses komunikasi dalam teori S-O-R ini dapat
digambarkan sebagai berikut:
Stimulus
Organisme:
Perhatian
Pengertian
Penerimaan
2.8 Gambar Teori SOR
Response
Gambar diatas menunjukkan bahwa perubahan sikap tergantung pada proses
yang
terjadi pada individu. Stimulus atau pesan yang disampaikan kepada komunikan
mungkin
diterima
atau
mungkin
di
tolak. Komunikasi akan berlangsung jika ada
perhatian dari komunikan.
Setelah komunikan mengolahnya dan menerimanya, maka
terjadilah kesediaan untuk mengubah sikap.
|
31
Jika substansi teori diatas dikaitkan dengan perbandingan minat menonton dapat
dikemukan bahwa:
1. Stimulus ialah ransangan yaitu isi program DAAI Mata Hati sebagai program news
dengan konten humanis, berupa komunikator dan isi pesan.
2. Organisme ialah komunikan yaitu Anggota Tzu Ching Jakarta.
3. Response
ialah efek atau dampak yang ditimbulkan stimulus dapat
merubah sikap
yaitu timbulnya perasaan
suka serta minat terhadap news DAAI Mata Hati yang
mendorong
komunikan
untuk
menonton
program news
tersebut,
yang
kemudian
diwujudkan dengan tindakan komunikan untuk
memilih menonton news Mata Hati
di Daai TV.
Dampak yang ditimbulkan dapat diklasifikasikan menurut kadarnya, sebagai berikut:
a)
Dampak Kognitif adalah yang timbul pada komunikan yang menyebabkan dia
menjadi tahu atau mengikat intelektualitasnya.
Di sini pesan yang disampaikan
komunikator ditujukan kepada pikiran si komunikan.
Dengan kata lain, tujuan
komunikator hanyalah berkisar pada upaya mengubah pikiran si komunikan.
b)
Dampak
Afektif lebih
tinggi kadarnya daripada dampak kognitif. Disini tujuan
komunikator bukan hanya sekedar supaya komunikan tahu tapi tergerak hatinya,
menimbulkan perasaan
tertentu,
misalnya perasaan iba, terharu, sedih, gembira,
marah dan sebagainya.
c)
Dampak behavioral
yakni dampak
yang
timbul pada komunikan dalam bentuk
perilaku, tindakan atau kegiatan. (Effendy, 2004:7).
Penelitian
ini
membahas
dampak
pada
tahap
behavioral,
dengan
stimulus
isi
program DAAI Mata Hati dari tema hingga kemasan secara humanis serta sejauh mana
|
32
mempengaruhi
minat
dari
diri
seseorang
(anggota
Tzu
Ching
Jakarta)
atau
menggerakkan hati hingga tindakan menonton yang timbul dalam diri komunikan.
2.7
Minat Menonton
2.7.1 Pengertian Minat
Bentuk konkret dari efek adalah perubahan sikap, pendapat, kelakuan dan
tumbuhnya
minat yang
merupakan akibat rangsangan yang menyentuhnya baik
bersifat langsung maupun lewat media massa.
Minat menurut Umi Chulsum, dalam kamus besar Bahasa Indonesia ialah
keinginan
yang
kuat,
gairah,
kecenderungan
hati
yang sangat tinggi terhadap
sesuatu.
Minat merupakan momen dari kecenderungan-kecenderungan yang
terarah secara intensif kepada suatu objek yang dianggap penting. Pada minat ini
terdapat pengenalan (kognitif), emosi(afektif) dan kemampuan (konatif), baik
dalam perubahan sikap maupun tindakan.
Sedangkan menurut Hurlock (1978:115), minat selalu berkaitan dengan
bobot emosional yang akan menentukan seberapa lama minat akan bertahan dan
kepuasan yang diperoleh dari minat itu. Jadi dapat dikatakan bahwa minat
sangat dipengaruhi oleh perangsang atau stimulus.
Jadi
dari definisi-definisi diatas dapat
disimpulkan bahwa
minat
adalah
sikap yang dapat menimbulkan perhatian, pemuasan rasa keingintahuan dan
hasrat untuk melakukan sesuatu dalam diri seseorang yang muncul akibat adanya
objek tertentu.
Adapun ciri-ciri minat yang dapat dilihat dari uraian tersebut adalah:
|
33
1. Minat
tidak
dibawa
sejak
lahir.
Minat
timbul
dari
perasaaan
senang
terhadap suatu objek.
2. Minat dapat berubah-ubah ( situasional dan temporer).
3. Minat
tidak
berdiri
sendiri,
senantiasa
mengandung
reaksi
dengan
stimulus maupun objek.
4. Objek
minat
itu dapat
merupakan suatu
hal
tertentu,
tetapi
dapat
juga
merupakan kumpulan-kumpulan dari hal-hal tersebut. (Wijaya,1993:45).
Berbicara tentang minat di pihak komunikan, dapat ditemukan bahwa minat
akan timbul bila ada unsur-unsur sebagai berikut:
1.
Terjadinya sesuatu hal yang menarik.
2.
Terdapat kontras, yaitu hal yang satu dengan yang lainnya, sehingga apa
yang menonjol itu menimbulkan perhatian.
3.
Terdapatnya harapan untuk mendapatkan suatu pemahaman terhadap hal
yang dimaksud.
Pada semua
usia,
minat
memainkan peran
yang penting
tehadap
seseorang
dan mempunyai dampak yang besar atas perilaku dan sikap.
Minat
mempengaruhi bentuk dan intensitas aspirasi.
2.8
Kerangka konsep
Kerangka sebagai hasil pemikiran yang rasional merupakan uraian yang
bersifat kritis dalam memperkirakan kemungkinan
hasil penelitian
yang dicapai
dapat mengantar penelitian pada rumusan hipotesa (Nawawi, 2001 : 40)
|
34
Kerangka konsep adalah hasil pemikiran yang rasional dalam
menguraikan
rumusan
hipotesis
yang
merupakan
jawaban
sementara
dari
masalah
yang
diuji
kebenarannya. Agar konsep-konsep
dapat
diteliti
secara
empiris, maka harus dioperasionalkan dengan mengubahnya menjadi variabel.
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut :
Analisis Pengaruh Isi Program DAAI Mata Hati terhadap minat nonton anggota
Tzu Ching Jakarta
1. Variabel Bebas (X)
Variabel bebas merupakan variabel yang diduga sebagai penyebab atau
pendahulu dari variabel
lain
(Rakhmat,
2004
:
12).
Variabel
bebas
dalam
penelitian ini adalah isi program DAAI Mata Hati.
2. Variabel Terikat (Y)
Variabel terikat adalah variabel yang diduga sevagai akibat atau yang
dipengaruhi oleh varibel yang mendahuluinya (Rakhmat, 2004 : 12). Variabel
terikat dalam penelitian ini adalah
minat
menonton anggotaTzu Ching Jakarta.
2.9
Model Teoritis
Model
teoritis
merupakan
paradigm yang
mentransformasikan
permasalahan
terkait
antara
satu dan
lainnya.
Variabel
variabel
yang
dikelompokkan
dalam kerangka
konsep
akan
dibentuk
menjadi
suatu
model
teoritis sebagai berikut :
|
![]() 35
Variabel Bebas
Variabel Terikat
Isi Program
DAAI Mata Hati
Minat nonton Anggota
Tzu Ching Jakarta
Gambar 2.11 Model Teoritis
2.10 Operasional Variabel Penelitian
Berdasarkan kerangka teori dan kerangka konsep diatas, maka dapat
dibuat operasional variabel yang berfungsi untuk kesamaan dan kesesuaian
dalam penelitian, yakni sebagai berikut :
Variabel Bebas (X)
Variabel Terikat (Y)
Dimensi
Indikator
Dimensi
Indikator
Isi Program
DAAI Mata Hati
1. Tema
2. Tagline
3. Aktual
4. Faktual
5. Penting
6. Manarik
7. Waktu
Penayangan
8. Durasi
9. Kemasan Acara
10. Gaya
Penyampaian
Pesan
11. Pemahaman
Pesan
Minat
Menonton
1. Perhatian
2. Minat
a)
Rasa suka/
senang
b) Positif
c)
Rasa tertarik
d) Prasangka
e)
Pendirian
f)
Harapan
9)
Minat nonton
Gambar 2.12 Gambar Operasional Variabel Penelitian
|