9
BAB II
LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN
2.1 Landasan Teori
2.1.1
Pengertian Model
Model
adalah
pola
(contoh,
acuan,
ragam)
dari
sesuatu
yang
akan
dibuat
atau
dihasilkan
(Departemen P
dan
K, 1984:
75).
Definisi lain
dari
model
adalah
abstraksi dari
sistem sebenarnya,
dalam gambaran yang lebih sederhan serta mempunyai tingkat prosentase yang bersifat menyeluruh,
atau
model
adalah
abstraksi dari
realitas dengan hanya memusatkan perhatian
pada
beberapa sifat
dari kehidupan sebenarnya (Simamarta, 1983: ix – xii).
Model adalah penyederhanaan
dari
sesuatu.
Istilah lainnya disebut
tiruan model dunia nyata
yang dibuat virtual
(sterman,
2000). Karena bentuknya tiruan model
tidak harus sama persis dengan
aslinya,
tetapi
minimal
memiliki
keserupaan.
Model
menggambarkan
objek
atau
suatu
kegiatan.
Model
adalah
representasi suatu
sistem
(baik
konkrit
maupun
konseptual) dengan
menggunakan
sistem
lain.
Sistem
lain
ini,
yang
disebut
model,
tentunya
lebih
sederhana dari
sistem
sebenarnya
sehingga
lebih
mudah
dipahami
perilakunya.
Model
merupakan
suatu
representasi
atau
formulasi
dalam bahasa tertentu dari suatu sistem nyata (Simatupang, 1995).
Oleh
karena
itu,
suatu
model
selalu
mengandung
pengertian
simplifikasi
dan
abstraksi.
Secara umum model dapat digunakan untuk:
1. 
Memberikan gambaran (description)
1. 
Memberikan penjelasan (explanation)
2. 
Memberikan prakiraan (prediction).
2.1.1.1 Keuntungan Penggunaan Model
Penggunaan model dapat memperoleh keuntungan sebagai berikut:
1.
Kecepatan
proses
simulasi
menyediakan kemampuan
untuk
mengevaluasi
dampak
keputusan dalam
jangka
waktu
singkat.
Dalam
hitungan menit,
dapat
dibuat
simulasi
operasi perusahaan untuk beberapa bulan, kuartal, atau tahun.
  
10
2. 
Model menyediakan daya prediksi – suatu pandangan ke masa depan – yang tidak dapat
diselesaikan oleh metoda penghasil informasi lain.
3. 
Model lebih
murah
dibandingkan
oleh
metoda trial and
error. Proses
pembuatan
model
memang
mahal
dalam
hal
waktu
pengembangan serta
perangkat
lunak
dan
perangkat
keras
yang
diperlukan untuk
simulasi, tetapi
biaya
tersebut
tidak
setinggi biaya
yang
disebabkan keputusan yang buruk.
Dalam prakteknya, pemahaman yang efektif dari model adalah yang terbaik, apalagi, ketika si
pembuat keputusan ikut berpartisipasi dalam mengembangkan model tersebut.
2.1.1.2 Jenis-Jenis Model
Jenis-jenis model dapat dibagi dalam lima kelas yang berbeda:
1. 
Kelas I, pembagian menurut fungsi
a)   Model
deskriptif :
hanya menggambarkan situasi sebuah sistem tanpa
rekomendasi
dan peramalan.
Contoh : peta organisasi
b)  
Model prediktif : model ini menunjukan apa yang akan terjadi, bila sesuatu terjadi.
c)   Model normatif : model yang menyediakan jawaban terbaik terhadap satu persoalan.
Model ini memberi rekomendasi tindakan-tindakan yang perlu diambil.
Contoh : model budget advertensi, model economics, model marketing.
2. 
Kelas II, pembagian menurut struktur.
a)  
Model ikonik : adalah model yang menirukan sistem aslinya, tetapi dalam suatu skala
tertentu.
Contoh : model pesawat.
b)  
Model analog :
adalah
suatu
model
yang
menirukan
sistem aslinya
dengan
hanya
mengambil
beberapa
karakteristik
utama
dan
menggambarkannya dengan
benda
atau sistem lain secara analog.
  
11
c)  
Model soimbolis
:
adalah
suatu
model
yang
menggambarkan sistem
yang
ditinjau
dengan
simbol-simbol biasanya
dengan
simbol-simbol matematik.
Dalam
hal
ini
sistem diwakili oleh variabel-variabel dari karakteristik sistem yang ditinjau.
3. 
Kelas III, pembagian menurut referansi waktu.
a)  
Statis : model statis tidak memasukan faktor waktu dalam perumusannya,
b)  
Dinamis : mempunyai unsur waktu dalam perumusannya.
4. 
Kelas IV, pembagian menurut referansi kepastian.
a)  
Deterministik
:
dalam model ini
pada setiap
kumpulan
nilai
input,
hanya
ada
satu
output yang unik, yang merupakan solusi dari model dalam keadaan pasti.
b) 
Probabilistik
:
model
probabilistik
dari
input
atau
proses
dan
menghasilkan suatu
deretan
harga
bagi
paling
tidak
satu
variabel
output
yang
disertai dengan
kemungkinan-kemungkinan dari harga-harga tersebut.
c)
Game
:
teori
permainan
yang
mengembangkan solusi-solusi
optimum
dalam
menghadapi situasi yang tidak pasti.
5. 
Kelas V, pembagian menurut tingkat generalitas.
a)  
Umum
b)  
Khusus
Model yang akan disusun dalam penelitian ini termasuk model normatif, analog, dinamis, dan
probabilistik,
yaitu
model
yang
menyediakan jawaban
terbaik
terhadap
satu
persoalan;
menirukan
sistem
aslinya
dengan
hanya
mengambil beberapa
karakteristik utama;
terdapat
unsur
waktu
didalamnya; dan berbagai kemungkinan-kemungkinan dari variabel tersebut.
2.1.2 Sistem
Banyak definisi mengenai sistem, beberapa diantaranya adalah sebagai berikut:
Sistem adalah sekelompok komponen yang beroperasi secara bersama-sama untuk mencapai
tujuan tertentu (Forrester, 1968)
Sistem
adalah
sekumpulan
entitas
yang
bertindak
dan
berinteraksi
bersama-sama
untuk
memenuhi suatu tujuan akhir yang logis (Law et al, 1970)
  
12
Sistem
adalah
seperangkat
objek
yang
merupakan
suatu
kesatuan
yang
merupakan
suatu
kesatuan
yang
bersamaan
dengan
itu
mempelajari
hubungan-hubungan
antar
obyek
dan
bagian-bagian secara sendiri-sendiri (King, 1971 dalam Sabari, 1991)
Sistem adalah suatu kombinasi dari
dua atau lebih elemen-elemen yang saling terkait (Ford,
1999)
Sistem
adalah
setiap
fenomena,
baik
strtuktural
maupun
fungsional
yang
memiliki
paling
sedikit dua komponen yang saling berinteraksi (Syamsuddin, 2001)
Sistem adalah
keseluruhan
interaksi
antar
unsur dari sebuah
objek dalam batas
lingkungan
tertentu yang bekerja mencapai tujuan (Muhammadi et al, 2001)
Dari
beberapa
batasan
mengenai
pengertian sistem,
dapat
disimpulkan bahwa
sistem
ini
adalah
seperangkat obyek
yang
membentuk susunan
tertentu
dan
menunjukan sifat
saling
berhubungan, baik
antara
obyek
yang
satu
dengan
yang
lainnya ataupun antara bagian-bagian dari
masing-masing obyek yang
bersangkutan. Secara lebih
sederhana
dapat
diungkapkan bahwa sistem
adalah
seperangkat
obyek
yang
merupakan
kumpulan
dari
subsistem-subsistem yang
saling
melakukan hubungan timbal balik. Dengan kata lain suatu sistem
merupakan
suatu keseluruhan yang
unsur-unsurnya tergantung
bersama
karena
unsur-unsur
itu
saling
mempengaruhi
dari
waktu
ke
waktu dan beroperasi menurut tujuan bersama.
Berdasarkan pengertian sistem tersebut, secara umum ciri-ciri sistem adalah sebagai berikut:
(Awad, 1979 dalam
Budihardjo, 1995)
a.   Pada hakekatnya sistem itu bersifat terbuka, selalu berinteraksi dengan lingkungnnya;
b. 
Setiap
sistem
terdiri
dari
dua
atau
lebih
subsistem, dan
setiap
subsistem
terbentuk dari
beberapa subsistem yang lebih kecil;
c.
Antar
subsistem
terjalin
saling
ketergantungan, dalam
arti
bahwa
satu
subsistem
membutuhkan
masukan
(input) dari
subsistem
lain
dan
keluaran
(output)
dari
subsistem
tersebut diperlukan sebagai masukan bagi subsistem yang lain lagi;
d. 
Setiap sistem memiliki
kemampuan menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitarnya, melalui
mekanisme umpan-balik (feed-back);
e.   Setiap sistem mempunyai tujuan dan sasaran tertentu yang ingin dicapai.
  
13
Complex
system merujuk pada
sebuah sistem yang
terdiri
dari banyak
elemen yang
saling
berhubungan secara
non
linier.
Karena hubunganya
adalah
non
linier, complex
system
bukan hanya
sekedar jumlah
dari unsur-unsurnya,
tetapi lebih dari itu. Pada hubungan
non linier, perubahan pada
suatu
sisi
tidak
proporsional
dengan
perubahan
pada
yang
lainnya.
Hal
ini
menyebabkan, pada
complex
system
yang terdiri dari
banyak elemen. Perilaku dari
sistem
bisa menjadi menarik maupun
Menurut James A. O’Brien, sistem adalah kumpulan komponen yang saling berhubungn yang
bekerja
bersama
ke
satu
arah,
satu
tujuan
dengan
menerima
input
dan
menghasilkan
output 
di
dalam perubahan bentuk yang terorganisir (James A. O’Brien, 2004, halaman8).
Sebuah sistem mempunyai tiga dasar interaksi komponen atau fungsi:
Input,
meliputi
mengumpulkan
dan
merkaitkan
unsur
yang
akan
diproses
yang
memasuki
sistem.
Proses, meilputi proses perubahan bentuk yang mengubah input menjadi output.
Output,
meliputi
perpindahan unsur
yang
sudah
dihasilkan
pada
proses
perubahan
bentuk
menuju tujuan akhirnya.
Suatu
sistem
akan
mentransformasikan
input
menjadi
output
dimana
proses
transformasi
secara
khas
ditandai dengan
adanya feedback (umpan
balik).
Feedback
adalah esensi
dari
sebuah
sistem,
tanpa
umpan
balik
maka
tidak
ada
sistem.
Dengan umpan
balik
maka
akan
diketahui
konsekuensi dari langkah yang telah dilakukan sebagai masukan kembali karena akan mempengaruhi
langkah berikutnya.
2.1.3 Berpikir Sistem
Berpikir
sistem adalah paradigma sistem
dinamik.
Berpikir
secara
sistemik
yang mempelajari
keterkaitan
objek
dari
pengamatan dan
penyelidikan dalam
dunia
nyata.
Berpikir sistem
telah
ada
pada
proses
berpikirnya
manusia
dalam
memecahkan permasalahan
hidupnya
dengan
mencari
tau
(know)
terhadap
realitas
yang
dihadapinya.
Dalam
menyelidiki
dan
mengamati   realitas, manusia
senantiasa melihat keterkaitan antara faktor-faktor yang diamatinya
dengan memilah-milah
(analisis)
kemudian
merangkainya (sintesa).
Dengan
cara
tersebut
akan
dicapai
sebuah
solusi
yang
komprehensif (menyeluruh).
  
14
Dalam konteks organisasi,
berpikir sistemik sebagai
alat
perkakas untuk
pemahaman terbaik
salam rangka
meningkatkan kinerja organisasi.
Untuk
menerapkan ini
tentunya tidak mudah, karena
memerlukan pergeseran
paradigma
dari
melihat
kejadian sebagai
kegiatan
yang
terisolasi
menjadi
melihatnya sebagai sebuah sistem yang terdiri dari kejadian yang saling berinteraksi untuk mencapai
tujuan. 
Misalnya 
penurunan 
kinerja 
keuangan 
disebabkan 
oleh 
faktor 
kinerja 
non-keuangan
(kekayaan intelektual, kepuasan pelanggan, karyawan, R&D dan proses bisnis)
Berpikir
sistem
adalah
upaya
untuk
memahami struktur
dari
sebuah
sistem
yang
diamati
kemudian
mempelajari pola
perilaku
untuk
disimpulkan
kejadian yang
terjadi pada
sistem
tersebut.
System
Thinking adalah
sebuah
disiplin
baru
untuk
memahami
komplesitas
dan
perubahan-
perubahan
(Maani
&
Cavana,
2000).
Berpikir
sistemik
merupakan
pendekatan
yang
melihat
dunia
sebagai
sebuah
complex
system,
semuanya
saling
berhubungan,
sehingga
tidak
mungkin
hanya
melakukan
satu
hal
(Sterman,
2000,
halaman
4).
System
Thinking cocok
untuk
suatu
lingkungan
yang kompleks,
dimana dengan pendekatan berpikir sistem maka kekompleksan
akan dilihat sebagai
suatu yang holistik dan saling terkait.
System
Thinking mempelajari
sebuah organisasi
sebagai sebuah
kesatuan interaksi
dengan
lingkungannya
(Haines,
2000,
halaman
34).
System
Thinking
kemudian
berkerja
mundur
untuk
memehami
bagaimana
setiap
bagian
dari
kesatuan
itu
dapat
saling
berhubungan dan
saling
mendukung tujuan sistem tersebut.
System
Thinking melihat
beberapa
jenis
sistem
dari
perspektif
yang
sama,
sehingga
membentuk
diagram
casual loop yang
sama
pula.
Cara System
Thinking
ini biasanya diikuti
dengan
pembentukan dan pengujian model dengan mengunakan simulasi komputer
serta pengujian alternatif
kebijakan atau
rekomendasi model
tersebut.
Proses inilah
yang
disebut
system dynamics.
System
Dynamics
memiliki
kriteria
sebagai
berikut:
(1)
perilaku
yang
selalu
berubah
terhadap
waktu,
(2)
adanya kompleksitas detail maupun dinamik, (3) tidak bersifat linier.
2.1.4 Sistem Dinamik
Berikut ini pengertian sistem dinamik adalah sebagai berikut :
a. Sistem dinamik adalah
suatu metode
analisis permasalahan dimana
waktu merupakan salah
satu
faktor 
penting,  dan 
meliputi 
pemahaman 
bagaimana 
suatu 
sistem  dapat  dipertahankan  dari
  
15
gangguan di luar
sistem, atau dibuat sesuai dengan tujuan dari pemodelan sistem yang
akan dibuat
(Coyle, 1979).
b. Sistem dinamik adalah metodologi
untuk memahami suatu masalah
yang kompleks. Metodologi
ini
dititikberatkan pada kebijakan dan
bagaimana kebijakan tersebut menentukan tingkah laku
masalah-
masalah yang dapat dimodelkan oleh sistem dinamik (Richardson dan Pugh, 1986).
c.
Sistem
dinamik
adalah
suatu
metode
pendeskripsian
kualitatif,
pemahaman,
dan
analisis
sistem
kompleks dalam ruang
lingkup
proses, informasi, dan
struktur
organisasi, yang memudahkan dalam
simulasi
pemodelan kuantitatif dan analisis kebijakan dari struktur sistem dan kontrol (Wolstenholme,
1989 di dalam Daalen dan Thissen, 2001).
d.
Sistem
dinamik
adalah
suatu
bidang
untuk
memahami bagaimana
sesuatu
berubah
menurut
waktu.
Sistem
ini
dibentuk
oleh
persamaan-persamaan diferensial.
Persamaan
diferensial
digunakan
untuk
masalah-masalah biofisik
yang
diformulasikan
sebagai
keadaan
di
masa
datang
yang
tergantung dari keadaan sekarang (Forrester, 1999).
Metodologi
sistem
dinamik
diperkenalkan pertama kali
oleh
Jay
Forrester
pada tahun
1958.
kemudian pada tahun 1961 Forrester menerbitkan buku pertama dalam sistem dinamik yang berjudul
”Industrial Dynamics”. Dalam
buku  ini  Forrester
memberikan
definisi
dinamika
insudtri
sebagai
berikut:
”Dinamika
industri
adalah
penelitian
tentang
karakter
informasi
umpan
balik
pada
sistem
industri
dan
menggunakan
model
untuk
merancang
bentuk
organisasi
yang
lebih
terstruktur
dan
penentuan kebijakan”.
Metodelogi sistem
dinamik
dibangun atas dasar
tiga latar belakang disiplin yaitu manajemen
tradisional, teori umpan
balik
atau
cybernetic,
dan
simulasi
komputer. Prinsip
dan
konsep dari
ketiga
disiplin
ini
dipadukan dalam
sebuah metodologi untuk
memecahkan
permasalahan manajerial secara
holistik, menghilangkan
kelemahan dari
masing-masing disiplin,
dan
menggunakan
kekuatan
setiap
disiplin
untuk
membentuk
sinergi.
Akar
dari
metodologi
sistem
dinamik
dan
input
yang
diberikan
terhadap model sistem dinamik dapat di lihat pada Gambar 2.1
  
16
Gambar 2.1 Dasar Metodologi Sistem Dinamik
Manajemen tradisional
adalah
dunia
nyata
dari
praktisi
manajerial
yang
mengandalkan
pengalaman dan
penilaian dari
para manager. Dasar utama dari manajemen tradisional adalah basis
data mental
dan model mental dengan kekuatan utama pada kekayaan atas informasi kualitatif yang
didapat dari pengamatan langsung dan pengalaman.
Cybernetic adalah
ilmu
mengenai
komunikasi
dan
kontrol
yang
didasari
oleh
teori
umpan
balik.
Kekayaan informasi
yang
terkandung dalam
basis
data mental
tidak
dapat
digunakan
secara
efektif tanpa adanya prinsip tentang pemilihan yang relevan dan prinsip tentang strukturasi informasi.
Dengan adanya cybernetic
maka informasi yang ada dapat difiltrasi dan dihubungkan satu sama lain
untuk membentuk struktur kausal dan umpan balik dalam sistem.
Simulasi komputer digunakan
untuk
mempelajari konsekuensi yang dihasilkan
oleh
perilaku
dinamis dari suatu sistem. Perkembangan
yang amat pesat dalam dunia simulasi komputer
membuat
simulasi
dari
konsekuensi
yang
dihasilkan
oleh
perilaku
dinamis
ini
dapat
dilakukan
dengan
biaya
yang
rendah.
Simulasi
komputer
memberikan
sumbangan
besar
dalam
perancangan kebijakan-
kebijakan
yang
akan
diterapkan
dalam
suatu
sistem
dengan
kemampuan untuk
memberikan
konsekuensi yang akan ditimbulkan atas setiap kebijakan tersebut.
Didasari 
oleh 
filosofi 
kausal, 
tujuan 
metodologi  sistem 
dinamik 
adalah 
mendapatkan
pemahaman
yang
mendalam
tentang
cara
kerja
suatu
sistem.
Permasalahan
dalam
suatu
sistem
dilihat tidak disebabkan oleh pengaruh luar namun dianggap disebabkan oleh struktur internal sistem.
Fokus
utama
dari
metodologi sistem
dinamik
adalah
pemahaman atas
sistem
sehingga
langkah pemecahan masalah dengan metodologi sistem dinamik, yaitu: (Gambar 2.2)
  
17
1. 
Identifikasi dan definisi masalah
2. 
Konseptualisasi sistem
3. 
Formulasi model
4. 
Simulasi dan validasi model
5. 
Analisis kebijakan
6. 
Impementasi
Gambar 2.2 Metodologi Sistem Dinamik
2.1.4.1 Konsep Sistem Dinamik
Pemahaman tentang
sistem
melahirkan
identifikasi
dan
definisi
atas
permasalahan yang
terjadi
dalam
sistem
tersebut.
Konseptualisasi sitem
kemudian
dilakukan
atas
dasar
permasalahan
yang
didefinisikan.
Ini
akan
menimbulkan pemahaman
yang
lebih
mendalam
atas
sistem
yang
selanjutnya mungkin akan menimbulkan redefenisi masalah sampai konseptualisasi sistem dinyatakan
dapat
diterima.
Didasari
atas
konseptualisasi
sistem
ini,
selanjutnya
model
diformulasikan secara
detail dalam
persamaan
matematis
yang juga akan menimbulkan tambahan
pemahaman atas sistem.
Formulasi terus berlangsung dengan tujuan mendapatkan model logis yang dapat merepresentasikan
sistem
nyata.
Kemudian
model
disimulasikan
dan
dilakukan
validasi
yang
juga
akan
menimbulkan
umpan
balik
tentang
pemahaman
atas
sistem.
Hasil
validasi
kemudian
akan
menimbulkan
proses
  
18
perbaikan dan reformmulasi model. Akhirnya dilakukan analisis kebijakan pada model yang telah valid
dan ini akan menambah pemahaman atas sistem.
Kebijakan
yang
menimbulkan
perbaikan
selanjutnya
diimplementasikan
dan
umpan
balik
yang diperoleh dari sistem nyata, pada akhirnya juga akan menimbulkan tambahan pemahaman
atas
sistem.
Langkah-langkah yang
dilakukan
dalam
metodologi
sistem
dinamik
dapat
dilihat
pada
Gambar.
Sterman (2000)
mendefinisikan,
bahwa sistem dinamik adalah metode
untuk
meningkatkan
pembelajaran
dalam
sistem
yang
kompleks.
Lebih
lanjut,
metode
ini
diilustrasikan
seperti
sebuah
simulasi
dalam
kokpit
pesawat
bagi
manajemen
untuk
memahami
dalam  
belajar
dinamika
yang
kompleks, memahami sumber resistensi
(hambatan)
dalam
keijakan, dan
merancang
kebijakan yang
lebih
efektif. Untuk
memahami
ke
kompleksan tersebut, maka
sistem dinamik
didasarkan atas
teori
dinamika
non-linier
dan
kontrol
umpan
balik
yang
dikembangkan
dalam
disiplin
ilmu
matematika,
fisika, dan kerekayasaan.
Metode
sistem
dinamik
merupakan salah
satu
alat
analisis
yang
dapat
digunakan
untuk
mengevaluasi dampak
jangka
pendek dan
jangka
panjang dari satu kebijaksanaan.
System
Dynamics
adalah
sebuah
metoda
untuk
meningkatkan
pembelajaran
pada
Complex
System.
Metode
sistem
dinamik
berhubungan erat dengan
pertanyaan-pertanyaan tentang
trend
atau
pola
perilaku
dinamik
(sejalan
dengan
bertambahnya waktu)
dari
sebuah
sistem
yang
kompleks.
Penggunaan
system
dynamics
diarahkan
kepada
bagaimana
dengan
memahami perilaku
sistem
tersebut
orang
dapat
meningkatkan efektivitas dalam merencanakan suatu kebijakan dan pemecahan masalah yang timbul.
Yang
membedakan System Dynamics,
dengan pendekatan
lain dalam
mempelajari complex system,
adalah
pengunaan
feedback loop.
Stock
dan
flow
membantu
menggambarkan
bagaimana
sebuah
sistem dihubungkan oleh feedback
loop yang menyebabkan kenonlinieran
yang sering kali sitemukan
pada
masalah
sehari-hari
di
di
dunia
modern.
Software
komputer
digunakan
untuk
menstimulasi
sebiuah model System Dynamics
dari
situasi
yang
sedang dipelajari. Menjalankan simulasi
”what if”
untuk menguji kebijakan tertentu pada sebuah model
dapat benar-benar membantu dalam mengerti
bagaimana sistem berubah sejalan dengan waktu (http://web.mit.edu/sdg/www/what_is_sd.html).
  
19
System
Dynamics
adalah
metoda
unik
yang
pada mulanya ditujukan
untuk
membantu
para
manajer
dan
pembuat
peraturan
untuk
masyarakat dalam
menerapkan kebijakan
yang
menguntungkan dan sukses bertahan lama.
Dengan
kata
lain System Dynamics
didesain sebagai
alat
dimana para
pembuat
keputusan
dapat memakainya untuk membantu menyelesaikan masalah yang mendesak yang mereka hadapi di
organisasi atau perusahaan.
Tindakan
menggunakan model
disebut
simulasi.
Simulasi
adalah
satu-satunya
cara
yang
praktis
dalam
menguji
model. Juga dalam situasi seperti feedback
yang
sangat lambat, kurang,
dan
rancu
dan
sering
diubah
menjadi
tidak  efektif
oleh  kompleksitas
dynamics,
penundaan
waktu,
kurangnya
keahlian
dalam
menjabarkan, reaksi
yang
muncul
belakangan,
serta
biaya-biaya
percobaan. Simulasi memperkirakan dampak dari keputusan pemecah masalah.
Menurut  sudut  pandang  system
dynamics,
model  dibuat  untuk  menjawab  serangkaian
pertanyaan. Jadi, yang dimodelkan adalah tentang sistem dan bukannya sistem secara total.
Proses pemodelan seperti yang diuraikan Sterman (2000) adalah sebagai berikut:
a.   Identifikasi
masalah
(penetapan
batasan),
yaitu
menyeleksi
tema,
kunci
variabel
dan
konsep,
waktu dan pendefinisian permasalahan dinamik.
b. 
Formulasi
dinamik
hipotesa, yaitu
mengurutkan
hipotesa awal dan
pemetaan
(diagram
Batasan
model,
diagram
subsistem,
diagram
sebab
akibat,
pemetaan stok
dan
aliran,
diagram
struktur
kebijakan).
c.   Formulasi  model 
simulasi, 
yaitu  spesifikasi  dari 
struktur 
dan 
aturan 
keputusan,  estimasi
parameter,
hubungan perilaku
dan kondisi awal,
dan
pengujian untuk konsistensi dengan tujuan
dan batasan.
d.
Pengujian,
yaitu
membandingkan dengan
referensi,
kekuatan
dalam
kondisi
ekstrim
dan
sensitifitas.
Perancangan kebijakan
dan
evaluasi,
yaitu
spesifikasi
skenario,
perancangan
kebijakan,
analisis
sensitivitas dan
interaksi
atar
kebijakan.
Hal ini perlu ditekankan karena
tujuan
pemodelan
akan sangat membantu dalam melakukan formulasi model, penentuan batas model, valiadasi model,
  
20
analisis kebijaksanaan
dan penerapan model. Tujuan suatu model sistem dinamik adalah memahami,
mengenal
dan
mempelajari
bagaimana
struktur
kebijaksanaan dan
delay
dalam
pengambilan
keputusan mempengaruhi perilaku sistem.
Analisis model sistem dinamik
menggunakan analisis model simulasi. Simulasi
sebagai teknik
penunjang
keputusan dalam pemodelan, misalnya pemecahan masalah bisnis
secara ekonomis
dan
tepat  menghadapi
perhitungan
rumit  dan  data  yang  banyak.  Simulasi  adalah  aktifitas  dimana
pengkaji
dapat
menarik
kesimpulan tentang perilaku dari suatu
sistem
melalui penelaahan perilaku
model
yang
selaras,
di
mana
hubungan sebab
akibatnya
sama dengan
atau
seperti yang
ada pada
sistem yang sebenarnya (Eriyatno, 1998)
2.1.4.2 Perangkat Lunak Simulasi
Untuk
melakukan
simulasi
dari
sebuah model,
diperlukan perangkat
lunak
(software)
yang
secara
tepat
dapat melihat perilaku dari
model
yang
telah
dibuat.
Ada
berbagai macam
perangkat
lunak yang dapat digunakan untuk
keperluan ini, seperti
Vensim,
Dynamo, Ithink, Stella
dan Power
Simulation.
Tetapi
dalam
penelitian
ini,
software
yang
digunakan
adalah
Powersim
2.5.
Powersim
digunakan untuk membangun dan melakukan simulasi suatu model dinamik.
2.1.4.3 Pola Dasar Perilaku Sistem
Perilaku adalah suatu sistem timbul dari strukturnya. Dimana struktur itu terdiri dari feedback
loop,
stock dan
flow.
Dan
nonlinearitas
yang
tercipta
oleh
interaksi
struktur
secara
fisik
dan
kelembagaan dengan
proses
pengambilan
keputusan
dari
agen
yang
bertindak
didalamnya.
Flow
dalam
sistem
pada
dasarnya
adalah
variabel
keputusan
yang
diatur
oleh
satu
atau
lebih
struktur
kebijakan. Flow akan menentukan aliran masuk/keluar
baik dari/menuju suatu level. Keputusan yang
diambil adalah menentukan
besar pengaruh flow dalam suatu
waktu
terhadap level  dan
informasi
tentang sistem. Flow tidak dapat diukur secara langsung pada suatu titik waktu melainkan diukur oleh
kebijakan 
yang 
diterjemahkan 
dalam 
bentuk 
aliran-aliran  informasi 
yang  mempengaruhi 
flow
tersebut.
Selanjutnya
flow
pada
dasarnya
diatur
secara
endogen
oleh
variabel
level
atau
secara
eksogen sebagai konstanta atau fungsi.
  
21
Beberapa
model
perilaku
yang
fundamental
adalah
exponential
growth, goal
seeking, dan
oscillation. Masing-masing perilaku ini dihasilkan dari struktur feedback sederana.
Exponential
growth timbul dari
positive
feedback. Merupakan perilaku hasil penyederhanaan,
dari kompleksitas kemampuan sistem
untuk menciptakan keluaran berdasarkan proses
sebelumnya.
Disebut juga
perilaku
pembelajaran (Muhammadi et al,
2001),
dimana
hasil
proses
adaptasi melalui
penciptaan umpan balik positif dapat melebihi hasil pengalaman sebelumnya, yang berarti ada proses
pembelajaran menciptakan
pengalaman
baru
untuk
adaptasi
berikutnya.
Pada
tahap
awal
perubahannya lambat kemudian bergerak cepat.
Goal seeking timbul
dari
negative feedback yang
simpalnya
mencari
tujuan
dibentuk
oleh
umpan
balik
negatif
yang
berkerja
memberikan
keadaan
terhadap
system
untuk
mencapai
tujuan
atau
keadaan
yang
di
inginkan.
Pola
ini
mirip
seperti
system
tindakan
koreksi
dengan
penundaan
yang dibahas pada bagian pola gelombang.
Oscillation timbul dari negative feedback dengan time delay
pada loop-nya. Secara sederhana
model
berstruktur
oscillation merupakan
model
dengan
struktur
dengan
umpan
balik
negatif
yang
mengandung
fungsi
keterlambatan
respon
yang
panjang.
Struktur
ini
menggambarkan keadaan
dimana terdapat saling keergantungan
antara kedua pihak disertai faktor keterlambatan (delay
time)
artinya
koreksi
tidak
langsung menghasilkan sebuah perbaikan. Oleh
karena
tindakan pertama tidak
lagsung menghasilkan perbaikan, sehingga masalah akan meningkat yang berakibat tindakan koreksi
kedua lebih
besar dari
pertama.
Kejadian
ini
berlanjut terus
dan menimbulkan kejadian
naik turun
(bergelombang).
Gambar 2.3: Mode Perilaku Fundamental Dynamics System
  
22
2.1.4.4 Umpan balik (Feed Back)
Kerangka
kerja
berpikir
sistem
menggunakan beberapa
alat
konseptual
untuk
merepresentasikan dalam
menguraikan
sebuah
realita
agar
mudah
dipahami.
Umpan
baik
sebagai
konsep utama berpikir sistem yang lebih dari sekedar berpikir. Untuk menggambarkan sebuah konsep
umpan
balik pada struktur sistem,
dalam
SD
dikenal diagram
kausal
(causal loop diagrams
[CLD]).
CLD sangat baik untuk (Sterman, 2000):
1. 
Menangkap secara cepat sebuah hipotesis tentangf penyebab dinamika
2. 
Menimbulkan dan menangkap model mental individu atau kelompok.
3. 
Komunikasi
umpan
balik
penting
yang
dipercaya
sebagai
tanggung
jawab
untuk
sebuah
masalah.
CLD
terdiri
dari
variabel
yang
saling
berhubungan dengan
tanda
panah
untuk
menandaan
pengaruh penyebab
diantara
variabel.
Keterkakitan variabel A
dan
variabel B
berkonsekuensi saling
memberi sebab,
misalnya
A
mengakibatkan
B
atau
B
mengakibatkan A.
Kadangkala
dalam
realitas
ditemukan bahwa pada saat B akibat A dan B akibat berbalik lagi menjadi penyebab dari A. Kejadian
ini membentuk sebuah lingkaran sebab-akibat yang dikenal dengan istilah simpal kausal.
Keterkaitan antara unsur dapat pula memiliki dampak pengaruh yang diberikannya. Pengaruh
tersebut
dapat
berupa
pengaruh
positif
(menguatkan) biasanya
disimbolkan
dengan
huruf
”R”
(reinforcement),
artina
jika A
menguat
(melemah)
menyebabkan
B
menguat
(melemah).
Hubungan
yang lain dapat berupa pengaruh negatif (menyeimbangkan)
biasanya disimbolkan dengan huruf ”B”
(Balance), artinya jika A menuat (melemah)
menyebaban B melemah (menguat).
Hubuangan terakhir
dapat beruap hubungan yang memberi pengaruh tapi terdapa penundaan (delay), artinya A menunda
akibat pada B (Balle, 1994).
2.1.4.5 Stock Flow Diagram (SFD)
SFD
sebagai
konsep sentral dalam teori SD. Stock adalah
akumulasi atau
pengumpulan dan
karakteristik keadaan
sistem
dan
pembangkit
informasi,
di
mana
aksi
dan
keputusan
didasarkan
padanya. Stock digabungkan dengan rate atau flow sebagai aliran informasi, sehingga stock menjadi
sumber
ketidakseimbangan
dinamis
dalam
sistem. SFD
secara
umum
dapat
diilustrasikan
dengan
  
23
sebuah sistem bak mandi yang dihubungkan dengan
dua kran masukan
dan keluaran air. Kedua kran
sebagai poengontrol akumulasi air dalam bak. Besar kecilnya nilai dalam stock dan flow berdasarkan
perhitungan
persamaan
matematik
integral
dan diferensial. Persamaan
matematik
stock merupakan
integrasi dari nilai inflow dan outflow.
SFD
diterjemahkan lebih
luas
dengan menggunakan simbol-simbol
komputer
sesuai
dengan
perangkat lunak yang dipilih, simbol tersebut meliputi simbol yang menggambarkan stock (level), flow
(rate), auxiliary, dan constant.
Tabel 2.1 Simbol-simbol dalam SFD
a)  
”Level” merupakan variabel yang menyatakan akumulasi dari sejumlah benda (nouns) seperti
orang, uang,
inventori, dan lain-lain, terhadap waktu.
”Level” dipengaruhi oleh
variabel
”rate”
dan
dinyatakan
dengan simbol
persegi
panjang.
Pada
bagian
bawah
simbol
variabel
”level”
menunjukkan nama variabel (Powersim, 2005).
b)   Rate
merupakan
suatu
aktivitas,
pergerakan
(movement),
ataualiran
yang
berkontribusi
terhadap perubahan per satuan waktu dalam suatu variabel ”level”. ”Rate” merupakan satu-
satunya variabel yang
mempengaruhi variabel ”level” (Tasrif, 2004). Dalam Powersim symbol
”rate” 
dinyatakan 
dengan 
kombinasi 
antara 
”flow” 
dan 
”auxiliary”.  Simbol 
ini 
harus
terhubung dengan sebuah variabel ”level”.
  
24
c)  
”Auxiliary”  merupakan  variabel 
tambahan  untuk  menyederhanakan
hubungan  informasi
antara ”level” dan
”rate”
(Shintasari,
1988).
Seperti variabel ”level”, variabel ”auxiliary” juga
dapat
digunakan untuk
menyatakan sejumlah
benda
(nouns). Simbol
”auxiliary”
dinyatakan
dengan sebuah lingkaran (Powersim, 2005).
d)
”Constant”
”Konstanta” merupakan input bagi persamaan ”rate”
baik
secara
langsung maupun melalui
”auxiliary”.
”Konstanta”
menyatakan
nilai
parameter
dari
sistem
real.
Simbol
”konstanta”
dinyatakan dengan segiempat (Powersim, 2005).
2.1.5 Pengertian Pengembangan
Pengembangan berasal
dari
kata
kembang
yang
berarti
bertambah
sempurna.
Adapun
pengembangan
adalah
proses atau
cara
mengembangkan atau
menjadikan sesuau
lebih
bertambah
sempurna
atau
lebih
baik
(Yusuf,
1995:
58).
Dengan
demikian,
arti
pengembangan
di
sini
adalah
suatu upaya
untuk
mengubah
dan
menambah sesuatu
ke
arah
yang
lebih maju,
lebih besar, atau
lebih baik.
2.1.5.1 Pengembangan Model
Pemahaman yang
baik
akan
sistem sebenarnya sangat diperlukan dalam membentuk
model
dan
merupakan hal
yang
sulit
juga
untuk
dilakukan.
Tidak
ada
pendekatan
yang
baku
dalam
membentuk
model. Ada
dua
pendekatan yang
dapat kita
gunakan, yaitu
pendekatan aliran fisik
dan
perubahan
status.
Dalam
pendekatan
aliran
fisik,
pemrosesan
atau
perpindahan
entiti
secara
fisik
ditunjukkan dalam model.
  
25
2.2 Kerangka Pemikiran
Gambar 2.4 Kerangka Pemikiran