Home Start Back Next End
  
32
4.   Adanya tujuan yang telah ditetapkan
Nevizond Chatab (2007, p9)
mengkutip dari Robbins (1994), organisasi adalah suatu
entitas sosial
yang terkoordinasi secara sadar, terdiri
dari
dua orang atau
lebih
dengan
batasan
yang
reltif
teridentifikasi,
yang
berfungsi secara
berkelanjutan
untuk
mencapai
seperangkat
sasaran
bersama.
Organisasi
didefinisikan
sebagai
suatu
sistem
peran,
aliran
aktifitas 
dan  proses  (menunjukkan  proses 
organisasi  atau  disebut  sestem  atau  pola
hubungan
kerja)
dan
melibatkan
beberapa
orang
sebagai
pelaksana
tugas
atau
aktifitas,
yang dirancang untuk melaksanakan tujuan bersama.
Organisasi
mampu
beroperas
secara
efisien
hanya
ketika
ada
nilai
yang
diyakini
bersama 
diantara 
karyawannya. 
Nilai 
merupakan 
keinginan 
afektif, 
kesadaran, 
atau
keinginan   yang   membimbing   perilaku.   Nilai   pribadi   seorang   individu   membimbing
perilakunya
di
dalam
dan
di
luar
pekerjaan. Jika
serangkaian
nilai
seseorang
dianggap
penting,
maka
nilai tersebut
akan
membimbing
orang
tersebut
dan
juga
memungkinkan
orang
itu
berperilaku
secara
konsisten
terhadap berbagai
situasi.
Dikutip
dari
John
M.Ivancevich, dkk (2005, p44).
2.5     
Menanamkan Budaya Dalam Organisasi
Sebuah
budaya
awal organisasi
merupakan
perkembangan
dari
filosofi
pendirinya.
Budaya
asli
baik
yang
ditanamkan
maupun
yang di
modifikasi
untuk
menyesuaikan
dengan
situasi 
lingkungan 
sekarang. 
Edgar 
Shein, 
sarjana 
perilaku 
organisasi 
yang 
terkenal,
mencatat
bahwa
menanamkan
sebuah budaya
melibatkan
proses
belajar.
Karenanya,
pada
anggota
organisasi
mengajarkan satu
sama
lain mengenai nilai
nilai,
keyakinan,
pengharapan, dan perilaku yang dipilih organisasi. Menurut Kreitner dan Kinicki (2005, p95)
hal ini dapat menggunakan satu atau lebih mekanisme berikut:
1.
Pernyataan
filosofi
normal,
misi,
visi,
nilai,
dan
material
organisasi
yang
digunakan
untuk rekruitmen, seleksi, dan sosialisasi.
Word to PDF Converter | Word to HTML Converter