56
keunggulan bersaing,
mereka juga dapat menjadi liabilitas atau penghambat. Ketika
karyawan
terus
menerus
meninggalkan
perusahaan
dan
ketika
karyawan
bekerja
namun
tidak
efektif,
maka
sumber
daya
menempatkan
organisasi
dalam
keadaan merugi.
Kinerja
individu, motivasi, dan retensi karyawan merupakan faktor utama bagi organisasi untuk
memaksimalkan efektivitas sumber daya manusia.
2.9.2
Pengertian Manajemen Kinerja
Menurut Simajuntak (2005, p1) dalam bukunya yang berjudul Manakemen dan
Evaluasi
Kinerja, Manajemen
Kinerja adalah keseluruhan
kegiatan
yang
dilakukan
untuk
meningkatkan kinerja perusahaan atau organisasi, termasuk kinerja masing
masing
individu dan kelompok kerja diperusahaan tersebut.
Dalam buku Mathis (2006, p377), sistem manajemen kinerja terdiri atas proses untuk
mengidentifikasi,
mendoromg,
mengukur,
mengevaluasi,
meningkatkan,
dan memberikan
penghargaan atas kinerja karyawan.
Dalam
bukunya
yang
berjudul
Manajemen
Kinerja
(2007,
p7)
Wibowo
mendefinisikan manajemen kinerja adalah manajemen tentang menciptakan hubungan dan
memastikan komunikasi
yang
efektif. Manajemen kinerja
memfokuskan
pada
apa
yang
diperlakukan oleh organisasi, manajer, dan pekerja untuk berhasil. Manajemen kinerja
adalah tentang bagaimana kinerja dikelola untuk memperoleh sukses.
Menurut
pendapat Cushway (2002, p87) definisi manajemen kinerja adalah suatu
proses
manajemen
ang
dirancang untuk
menghubungkan
tujuan
organisasi
dengan
tujuan
individu
sedemikian
rupa,
sehingga
baik
tujuan
individu
maupun
tujuan korporasi dapat
bertemu. Ada asumsi yang perlu digarisbawahi, yaitu jika
seseorang merasa
puas
karena
tujuannya
tercapai
dan
pada
saat
yang bersamaan
ikut
serta
dalam
pencapaian
organisasi,
maka
dia
benar
bernar termotivasi dan
akan
mendapatkan
kepuasan
yang
lebih
besar.
Asumsi ini juga merupakan inti dari manajemen sumber daya manusia (MSDM).
|