BAB2
LANDASAN TEORI
2.1 
Telur
Berdasarkan
buku
"Kiat
Sukses
Menetaskan Telur
Ayam" karangan  Tirto
Hartono   dan   Isman,   telur   terdiri   atas   empat   bagian   penting,   yaitu 
selaput
membran,  
kerabang   (shell),
putih 
telur 
(albumen),
dan 
kuning 
telur 
(yolk).
Masing-masing
bagian  tersebut 
tersusun  dari 
beberapa 
elemen 
yang 
berbeda.
Bagian 
telur  yang 
berperan   penting 
dalam 
proses  penetasan   adalah 
chalaza.
Chalaza 
merupakan
bagian
dari
putih
telur
yang
mempunyai  peran
vital 
sebagai
pengikat  kuning  telur.  Chalaza
mudah  putus  jika  komposisi 
putih  telur  sudah
menjadi   encer   akibat   penyimpanan 
yang 
lama 
dan 
peljalanan 
jauh 
dengan
perlakuan 
transportasi
yang
kasar  sehingga  jika  chalaza tersebut  terputus 
maka
telur tidak
dapat
menetas.
Luar
Kantong
Udara
Chalaza
(pengikat kuning
telur)
Kerabang 
Membran Vitalin
Gambar
2.1 Telur
dan
Bagian-bagiannya
  
6
);
Jenis   unggas  
menentukan 
bentuk   dan   berat   pada   telur   itu   sendiri,
rnisalnya  telur  ayam  kampung 
lebih  kecil  dibanding  telur  ayam  ras.
Telur  itik
berbeda
beratnya
dengan telur
ayam atau angsa,
kalkun
maupun
burung
puyuh.
Rata-rata 
berat
telur
ayam  antara
55-65  gram,
variasi  berat
telur
relative
kecil, 
hal  ini
disebabkan
karena  genetik  ayam  petelur  sudah  homogen
akibat
seleksi  pada  tingkat  pembibit 
yang
ketat.  Dari  berat  telur  60
gram 
maka  garis
tengah
sumbu
pendek
(axis)
antara
4,2- 5,8 em
dan
garis
tengah
sumbu
panjang
(ordinat)  bervariasi  antara
13- 16 em. Volume
telur pada berat
60
gram
tersebut
mencapai   55 
cm³  
dengan   luas 
permukaan  70  cm²
•   
Menurut   Etches   (1996)
volume   isi 
telur 
dapat   diestimasikan 
berdasarkan 
rumus   matematik 
sebagai
berikut:
K1tLB
2
v=--
6
Persamaan
2.1
Dimana  V
=volume
(cm³
L
=
panjang  telur  (em);  B =
Iebar
telur  (em);  K
=
konstanta
bervariasi   antara 
0,85  - 0,99 
tergantung
dari  berat 
telur,  sehingga
rumus  tersebut  dapat  disempurnakan
menjadi 
V
=
0,913W.  Dimana  W
adalah
berat telur
yang diukur
(g).
Telur
yang
baik
adalah  telur
yang
merniliki  daya
tetas
tinggi.  Daya
tetas
telur   yang 
tinggi   dapat   dilihat   dari   nilai 
indeks   telur.   Indeks   telur   adalah
perbandingan  Iebar 
maksimal   dengan 
panjang   maksimal   telur 
lalu 
dikalikan
  
7
dengan  100%.  Nilai  indeks  telur  sebesar  74%  berarti  telur  memiliki  daya
tetas
yang
paling
tinggi.
Dengan
demikian,
bentuk
telur
yang
akan digunakan
dalam
penetasan  jangan
terlalu
bulat tetapi juga jangan
terlalu
lonjong.
Kondisi
lingkungan
yang
baik
untuk
menetaskan
telur
meliputi
kestabilan
subu, 
kelembaban,
dan  ventilasi.   Memutar   telur 
juga 
sangat 
diperlukan 
agar
kestabilan 
posisi   kuning   telur   terjaga  
dari   pengarub    gravitasi  
burni.   Jika
kestabilan  
tidak   terjadi   maka   telur   tidak   akan   menetas   dan 
kalaupun  
bisa
menetas,
anak ayam
yang dibasilkan akan
mengalarni
cacat.
A.  Kestabilan Subu
Subu 
yang 
diperlukan
dalam 
penetasan 
selalu 
meningkat.  Peningkatan
itu
seiring 
dengan 
semakin   tingginya   metabolisme
yang  terjadi  dalam 
tubub
embrio.
Harike-
Temperatur
("C)
1-2
36,67
3-4
37,22
5-7
37,78
8-10
38,33
11-16
38,89
17-21
39,44-40
Tabel2.1
Temperatur Ideal
Pengeraman
  
8
Suhu   yang  terlalu   panas 
dapat 
menyebabkan
telur 
mengalami  dehidrasi,
sehingga  anak  ayam  yang
dihasilkan
akan  lemah, 
lesu,  dan
tidak  bergairah
makan. 
Akibatnya   anak 
ayam 
akan 
mengalami
kekerdilan 
dan 
mortalitas
(tingkat 
kematian) 
yang
tinggi.
Sedangkan suhu 
yang
terlalu
dingin
dapat
menyebabkan kematian
embrio
sebelum  menetas.
B.  Kelembaban
Kelembaban
udara  berfungsi 
untuk  mengurangi
atau
menjaga  cairan  dalam
telur
dan
merapuhkan
kerabang  telur.
Jika
kelembaban
tidak
optimal,  embrio
tidak
akan
mampu  memecahkan
kerabang 
yang
terlalu 
keras.
Namun,
kelembaban
yang
terlalu 
tinggi  dapat  menyebabkan
air
masuk  melalui  pori­
pori kerabang,
lalu
teljadi 
peuimbunan
cairan
dalam
telur.
Akibatnya  embrio
tidak   dapat   bemapas 
lalu   mengalami 
kematian.  Selama   18 
hari 
pertma
penetasan  telur  ayam  kampung 
membutuhkan
kelembaban
sebesar  55%
dan
selanjutnya membutnhkan kelembaban 65%
sampai
menetas.
C. 
Ventilasi
Ventilasi 
memegang
peranan 
yang  sangat  penting  sebagai  sumber  oksigen
embrio 
untuk  bemapas.
Ventilasi 
juga 
menjadi 
kunci 
penyeimbang
antara
kelembaban
dan
suhu.
Jika
ventilasi
lancar
maka
kelembaban
bisa
berkurang.
Namunjika ventilasi
terhambat  maka suhu
mesin
akan
meningkat.
D.  Sumber Pemanas  yang
Stabil
Pada 
keadaan 
alami, 
sumber 
panas  dalam 
proses 
penetasan 
adalah 
induk
ayam.  Panas  dari  induk  ayam  relatif 
stabil 
mengingat 
suhu  badan  unggas
yang konstan.
  
9
2.2 
Analog to
Digital Converter
Analog
to 
digital
converter
atau 
ADC 
adalah
pengubah
informasi
yang
berupa  
analog 
menjadi 
digital. 
Diperlukan  agar   signal  
analog 
dapat  
dibaca
sebagai data
dan
diolah dengan mudah pada
perangkat digital.
An'J.Iog
Gambar 2.2
Konversi sinyal 
analog
menjadi sinyal 
digital
2.3 
Mikrokontroler
Pada  sistem
pengontrol
ini
digunakan
mikrokontroller
dari
keluarga AVR
(Advanced
Versatile 
Reduce
Instruction
Set Computer)
dengan
jenis 
ATMega32
yang
mempunyai beberapa fitur  khusus.
ATMega32
adalah
mikrokontroler
keluaran
dari  Atmel 
yang  mempunyai
arsitektur
RISC 
(Reduce  Instruction  Set Computer)
yang 
dimana
setiap
instruksi
akan
dieksekusi
hanya
dengan
menggunakan
satu
clock  cycle 
sehingga
proses
eksekusi
data 
lebih 
cepat
daripada
arsitektur CISC 
(Completed
Instruction 
Set
Computer).
  
10
Mikrokontroler ini
mempunyai
beberapa   fitur   antara   lain   yaitu 
131
instruksi, 
32  x  8  register 
umum,   
Nonvolatile   Program   dan Data  memories
dimana 
data  dan  program 
akan  tersimpan  walaupun 
tidak  ada  tegangan 
yang
dialirkan  
ke 
mikrokontroler 
tersebut,  
32-Kbyte 
Flash   Memory  
yang   dapat
dihapus   dan   diprogram   kembali   sampai  
10.000   kali,   1024-Byte   EEPROM
(Electronic
Erasable  Programable
Read  Only  Memory) 
yang  dapat  ditulis  dan
dibapus
sebanyak
100.000
kali,
2K Byte
internal
SRAM
(Static
Random
Access
Memory),
RTC
(Real Time
Clock)  dengan
osilator  terpisah,  4
jalur
PWM (Pulse
Width  Modulation), 10
bit ADC  (Analog
to
Digital
Converter), 32 jalur
input  I
output
yang
dapat
diprogram 
yang
dibagi
menjadi  4 buah
port
yaitu
port
A,
port
B, port C dan port
D.
PDIP
(XeK!TO)  PBO
(T1) 
PB1
(INT21AINOI 
PB2  
(0COIAIN1) 
PB3
40
39 
-
38
::J
37
PAO (ADeO)
PAl (ADCI)
PAZ   (ADe2)
PA3   (ADC3)
.  (iili) 
PB4  
r::
(MOSI) 
PB5
(MISO)  PBG
(SeK) 
PB7
RE'SET
vee
GND
XTAL2
XTALI
(RXD) PDO
(TXD)
PDI
(INTO)  
PD2
IINT1) PD3
iOCIB) PD4
(Oe1AI  PD5
36
::1 
PA4   (ADC4)
35
PAS 
(ADe5)
34
PA6   (ADeG)
33
PA7   (ADe7)
32 
AREF
31 
GND
30 
AVCe
29 
PC7
(TOSC2)
28
::J    PC6
ITOSG1)
27 
PC5
26 
I-'G4
25 
PC3
24 
PC2
23
.:J   PC1
ISDA)
22 
PCO 
(SCL)
(ICP1) 
PD6
,_
21
.J
::J   
PD7
(OC2)
Gambar
2.3 Konfigurasi  Pin
AVR
ATMega32
  
11
Port  
PA7..PAO 
mempunyai
fungsi 
sebagai 
8-bit  
port 
110 
bi­
directional
yang 
jika 
digunakan
sebagai
input 
perlu 
diberi 
eksternal
pull-down
dan
dapat
juga
digunakan sebagai Analog to
Digital Converter
(
ADC
).
Port  B
(
PB7..PBO)
berfungsi sebagai 8-bit
port
110
bi-directional dangan
internal pull-up.
Port
C
(
PC7..PCO)
berfungsi sebagai 8-bit
port
110
bi-directional
dengan
internal pull-up
dan
jika
digunakan sebagai
input
perlu
diberi 
eksternal
pull-down.
Port
D
( PD7..PCO)
berfungsi sebagai 8-bit
port
I/0
bi-directinal dengan
internal pull-up.
Gambar 2.4
Bentuk fisik  AVR ATMega32
  
12
Pin
Reset
berfungsi
me-reset fungsi
dari
input dan
mikrokontroler. Pin
ini
akan aktifbila diberi ground lebih dari panjang pulsa
minimum
(
aktif
LOW).
2.4
Sensor
Sensor
adalah
alat
yang
digunakan 
untuk
mengukur besaran
fisik
dan
mengkonversinya menjadi
sinyal
berupa
arus
!istrik  yang
dapat
dibaca
oleh
pengontrol atau instrumen  lainnya.
Terdapat 
banyak  jenis  sensor,  namun  yang
terkait  dengan  penelitian 
ini
antara
lain adalah
sensor
kelembaban  dan sensor
suhu.
2.4.1 
Sensor Kelembaban
Kelembaban
adalah 
salah  satu  faktor 
yang  menentukan   banyaknya 
air
yang
terdapat 
pada
suatu
media.
Satuan 
dari kelembaban
adalah 
RH
(Relatif
Humidity).
Kelembaban
relatif
adalah
persentase
dari
kadar
air
yang
terkandung
di dalam suatu
media.
Volume uap  air
dalam media
RH 
=
.
xlOO%
Volume keseluruhan med!a
Persamaan  2.2
Sensor  kelembaban 
adalah  sensor 
yang
dapat  mengukur  banyaknya 
uap
air  yang  terkandung
pada  suatu  daerah  agar  dapat  dibaca  oleh  suatu  kontroler
atau
instrumen.
Sensor
kelembaban banyak
digunakan
di tempat-tempat
industri,
  
13
contohnya
seperti
industri
rokok
dan
industri
lainnya
yang
memiliki
bahan-bahan
mudah
terbakar,
maka
kelembaban
tempat
industri
tersebut
menjadi
sangatlah
penting
karena
bila 
tempat
terlalu
kering,
bahan-bahan
industri
tersebut
akan
terbakar dengan mudalmya dan
menyebabkan
kebakaran.
Contoh-contoh sensor kelembaban :
1.        
RHKlAN
Sensor
kelembaban
ini 
memiliki akurasi ± 3% 
RH 
dan 
resistansi
untuk
kelembaban
dari 
20% 
RH  sampai
dengan
90%  RH.
Sensor ini
memiliki akurasi
yang 
bagus dan
cukup
murah harganya, tetapi cukup sulit 
untuk
mendapatkannya
di pasaran indonesia.        
Gambar 2.5
Sensor
Kelembaban RHKlAN
2.         SHT75
Sensor kelembaban ini
memiliki akurasi ±
1,8%
RH 
dan 
keluarannya
berupa
signal  
digital. Sensor ini
memiliki akurasi yang  
sangat
bagus,
tatapi
harganya relatif
mahal
walaupun mu'Jah didapat di
pasaran.
  
14
Gambar
2.6
Sensor Kelembaban SHT75
3. 
HS-15P
Sensor
kelembaban
ini 
memiliki
resistansi
untuk
kelembaban
dari 
20%
RH
sampai dengan 100% RH.
Gambar 2.7
Sensor
Kelembaban HS-15P
4. 
808HSV5
Gambar 2.8
Sensor Kelembaban 808HSV5
  
15
Sensor 
ini
memiliki
jarak  ukur  dari  0-100%RH.
Signal  output  0-3Volt
dalarn 
suhu  25°
C  yang  menggunakan
input  5  Volt. 
Akurasinya
:5
± 
4%RH.
Sensor 
ini  tersedia 
eli 
pasaran  dan
harganya
sekitar 
Rp.
200.000,
lebih 
murah
dibandingkan dengan
sensor
kelembaban
yang
lainnya.
5. 
808H5V6
Sensor   ini 
adalah   sensor   generasi  
berikutnya  dari 
sensor   808H5V5.
Sensor  ini
memiliki 
perbedaan
dengan  sensor  808H5V5
pada
tegangan 
inputnya
yang 
menggunakan
3,3  Volt. 
Harga 
sensor 
808H5V6
ini  sedikit 
lebih 
mahal
daripada  808H5V5.
2.4.2 
Sensor Suhu
Suhu
adalah  ukuran  derajat  panas  atau
dingin  suatn  benda.Alat
pengukur
suhu   adalah   termometer. 
Satuan   suhu   ada   beberapa  
rnacarn,   yaitu   kelvin,
farenheit,
dan  celcius. 
Tetapi  satuan 
yang 
dipakai   pada  penelitian  
ini  adalah
celcins.
Termometer
sudah
umum
dipakai 
dan
diaplikasikan dimana-mana,
contohnya untuk 
mengukur
panas 
badan
seseorang
yang
sedang 
sakit,
untuk
mengetahui
suhu 
ruangan,
diaplikasikan
pada  AC 
(Air 
Conditioner)
juga, 
dan
masih
banyak
aplikasi  dan penggunaannya
yang
lain eli kehidupan sehari-hari.
Sensor 
Temperatur adalah 
sensor 
yang
digunakan
untuk
melakukan
pengukuran 
suhu   dimana   pada 
prinsipnya 
sensor   ini 
merubah   energi   panas
menjadi  energi
listrik.
  
16
Contoh-contoh Sensor
Suhu:
1. 
LM35
Gambar
2.9 Sensor
Suhu
LM35
LM35 
adalah   sensor   suhu   seperti   transistor.   Komponen 
yang 
sangat
mudah
digunakan  ini
mampu  mengukur  suhu
hingga 100°C.
Dengan
tegangan
keluaran 
yang
terskala  linear
dengan
suhu
terukur,
yakni
10
miliVolt  per 1°C,
sensor 
ini
sangat 
banyak 
terdapat 
di  pasaran   dan  murah 
harganya. 
Tetapi
akurasi
dari sensor ini tidak
terlalu bagus.
2. 
SHT75
Gambar
2.10 Sensor
Suhu
SHT75
  
17
Sensor
kelembaban
yang 
juga 
sensor suhu
ini
juga 
memi1iki 
akurasi
yang 
sangat
bagus
dan
keluarannya
berupa sinyal
digital
yang 
diakses dengan
2   wire  
interface.
Sensor 
ini 
memiliki
akurasi  yang  
cukup 
bagus,
tetapi
harganya relatif
mahal
walaupun
mudah didapat di
pasaran.
3. 
PTIOO
Gambar 2.11
Sensor Suhu PTI
00
Sensor suhu
ini
adalah sensor bertipe RTD 
(Resistance Temperature
Detectors),
yaitu
sensor
yang 
mengukur
perubahan suhu
karena
teljadi
perubahan
resistansi
pada 
sensor.
Sensor
ini 
memi1iki 
akurasi
yang 
bagus,
10°C 
per  3
Olun 
dan 
banyak
digunakan
di
industri-industri. Harganya
cukup
murah dan
mudah didapat
di
pasaran.
4. 
PTC
(Positive Temperature Coejicient)
Sensor suhu  yang 
digunakan adalah tipe
PTC.
PTC
tidak 
bisa
dibaca
1angsung karena bertipe resistansi, semakin
besar
suhu yang
dideteksi maka
resistansinya juga
akan semakin
besar, maka dibaca dengan
menggunakan
pembagi tegangan, kemudian
dibaca dengan cara
ADC o1eh
mikrokontro1er.
  
18
Gambar 2.12
Sensor
Suhu 
PTC
2.4.3 
Sensor derajat DI-REVl
Gambar 2.13
rotary  encoder
DI-Rotary encoder
versi#1 adalah modul 
rotary encoder
yang
terdiri dari
dua
bagian: piringan
derajat
dan
rangkaian sensor pembaca (optocoup1er),
sehingga dapat 
di
manfaatkan untuk 
menghitung gerakan angular
berbagai
perangkat elektronik rnaupun mekanik.
  
19
a
Gambar 2.14
piringan derajat
Tegangan operasi:
Sumber
(VCC): 3,5-
5,5 V
Logika '0' (terhalang): 0-
5V
Logika '1' (tanpa halangan): 3
-5V (VCC-0,5V)
2.5 
Aktuator
Aktuator  adalah
sebuah
alat 
mekanik
untuk  
memindahkan
atau
mengontro1
sebuah
mekanisme
sistem
yang 
biasanya
dioperasikan
oleh 
energi
berupa
arus 
listrik
atau 
energi
1ainnya
dan 
mengkonversinya ke
dalam
beberapa
jenis gerakan.
Ada
3
jenis  aktuator,
pertama, aktuator
hidrolik
yang 
digerakkan
o1eh
air,
ada 
juga   aktuator 
yang  
digerakkan 
oleh   angin,
serta   aktuator 
e1ektrik 
yang
digerakkan
o1eh
listrik. Dalam
penelitian
ini,
aktuator
yang  akan 
dipakai
adalah
beberapa aktuator elektrik.
  
20
Tekanan
Ke!Uilr
Tekannn
masuk
Gambar 2.15 
Aktuator hidrolik
Gambar 2.16
Kipas
DC
Gambar
2.17
motor
DC
  
21
2.5.1 
Pompa Air
Pompa   adalah   mesin   atau   peralatan   mekanis   yang   digunakan  
untuk
menaikkan
cairan  dari
dataran  rendah  ke
dataran  tinggi  atau
untuk
mengalirkan
cairan
dari daerah
bertekanan rendah
ke daerah
yang bertekanan  tinggi.
Gambar
2.18 Pompa air
Pada
prinsipnya,  pompa
mengubah  energi
mekanik  motor
menjadi  energi
aliran
fluida.
Energi  yang
diterima  o1eh fluida  akan digunakan 
untuk
menaikkan
tekanan  dan mengatasi  tahanan-tahanan
yang terdapat
pada saluran
yang
dilalui.
Gambar
2.17 Pompa
air wiper
mobil
  
22
2.5.2 
Motor DC
Motor 
DC
merupakan
sebuah
perangkat
elektromagnetis
yang 
mengubah
energi 
listrik  menjadi energi 
mekanik.
Komponen Utama Motor
DC:
Motor 
arus 
searah,
sebagaimana
namanya,
menggunakan
arus 
langsung
yang 
tidak  
Iangsung/direct-unidirectional.  Motor 
DC 
digunakan
pada
penggunaan khusus
dimana
diperlukan
penyalaan
torque 
yang 
tinggi 
atau
percepatan yang
tetap
untuk
kisaran kecepatan yang
luas.
Sebuah
motor
DC
yang
memiliki tiga
komponen utama:
Kutub
medan.
Secara
sederhana
digambarkan
bahwa 
interaksi
dua 
kutub
magnet
akan 
menyebabkan
perputaran
pada
motor 
DC.
Motor 
DC
memiliki
kutub 
medan 
yang 
stasioner
dan 
dinamo
yang 
menggerakan
bearing
pada
ruang  
di 
antara  
kutub 
medan.
Motor  
DC 
sederhana
memiliki
dua 
kutub
medan
:
kutub
utara 
dan 
kutub
selatan.
Garis 
magnetik
energi 
membesar
melintasi
bukaan 
di
antara
kutub-kutub
dari 
utara 
ke
selatan.
Untuk 
motor
yang
lebih
besar
atau
lebih 
kompleks
terdapat
satu
atau
lebih
elektromagnet.
Elektromagnet
menerima
listrik 
dari
sumber
daya
dari
luar
sebagai
penyedia
struktur
medan.
Dinamo.
Bila 
arus 
masuk  
menuju
dinamo,
maka   arus 
ini
akan 
menjadi
elektromagnet.  
Dinamo 
yang    berbentuk  
silinder, 
dihubungkan 
ke  
as
penggerak
untuk 
menggerakan
beban. 
Untuk 
kasus 
motor 
DC 
yang 
kecil,
  
23
dinamo   berputar   dalam 
medan 
magnet 
yang  dibentuk   oleh  kutub-kutub,
sampai  kutub  utara
dan
selatan  magnet  berganti  lokasi.  Jika
hal ini terjadi,
arusnya
berbalik
untuk merubah
kutub-kutub utara dan selatan dinamo.
Komutator.
Komponen
ini   terutama
ditemukan
dalam 
motor 
DC.
Kegunaannya
adalah 
untuk 
membalikkan
arah  arus  listrik  dalam  dinamo.
Komutator juga
membantu dalam
transmisi  arus
antara
dinamo  dan
sumber
daya.
2.6 
LCD
(Liquid
Crystal Display)
Liquid  Crystal 
Display 
(LCD)  adalah  suatu  perangkat  elektronika
yang
dirancang 
sedemikian
rupa,
sehingga
dapat
menampilkan
tulisan
maupun
gambar
yang
telah
diprogram 
terlebih  dahulu  ke
layar
LCD.
Perangkat 
LCD
ini
banyak
digunakan  
sebagai  
layar   tampilan  
pada   berbagai   jenis   aplikasi   elektronika,
seperti  monitor  komputer,
televisi,
telepon  seluler,
dan
lain-lain.
Perangkat  LCD
dibuat  dalam  berbagai  bentuk  kemasan  dan  ukuran.  Salah  satu
perangkat 
LCD
yang  banyak  digunakan  untuk
interfacing
dengan  perangkat 
elektronika lainnya
adalah 
LCD  16x2. 
Masing-masing
modul  LCD 
memiliki 
suatu  kontroler  yang
berfungsi 
untuk  mengontrol
tampilan 
layar  LCD  secara  keseluruhan.
Kontroler
pada
modul 
LCD  menerima
instruksi 
dan
data
dari
suatu 
prosesor 
atau
mikrokontroler
untuk
menentukan
karakter
apa
yang
akan ditampilkan
pada
layar
LCD
tersebut.
  
24
Gambar 2.20
LCD
(Liquid
Crystal
Display)
2.7 
Relay
Relay
merupakan salah
satu
komponen
yang
dapat
digunakan 
dalam
pensaklaran  (switching).Switching
dapat
dilakukan  terhadap  suatu
beban dengan
tegangan    dan   daya  
tinggi    berdasarkan  
input  
sinyal  
yang  
lebih  
rendah.
Pensaklaran
dengan
menggunakan
relay
dilakukan 
secara
mekanik  dengan
memanfaatkan
medan 
magnet  yang
dibangkitkan
oleh  solenoid  berdaya  rendah.
Relay 
ini
menghubungkan rangkaian   beban  ON  atau  OFF  dengan 
pemberian
energi
elektromagnetis.
Gambar2.21
Relay
  
25
LOGIC
1
=ON
LOGIC
0= OFF
CONTROL
DIODE
LOAD
y
\
;:TACT
9
!OK
RELAY
COIL
NPN
GND-:-
Gambar
2.22
Rangkaian Relay
2.8 
Heater
Berdasar  sumber 
energi  primemya,
heater 
dapat  digolongkan
dalam  tiga
jenis,
yakni 
heater
LISTRIK.,
GAS,  dan
MINYAK
TANAH.
Heater
listrik  masih  dapat
kita
bagi
dalam
sistem
langsung 
(direct)
dan sistem
tak
langsung
(indirect).
Sistem  langsung
diartikan  bahwa  te:rjadi konversi  energi  dari  listrik  menjadi  panas  tanpa  perantara,  ini
bisa  dijumpai   pada 
heater
jenis 
konveksi   (ELECTRIC
FAN 
HEATER)
dan  radiasi
(LAMP 
HEATER).
Sedangkan sistem  tak  langsung  bisa
dijumpai  pada  HEAT  PUMP
(kebalikan  dari 
fungsi   AC). 
Heater 
gas 
(GAS   HEATER)
dan 
minyak   tanah 
(OIL
HEATER),  sebagian
besar
menggunakan sistem
langsung: yakni membakar  bahan
bakar
dengan 
udara 
dan 
meniupkan
produk   pembakaran  bertemperatur  tinggi 
tersebut   ke
sekitarnya. Kadangkala pada
heater 
minyak
tanah  juga dijumpai 
reflective
mirror 
untuk
menyebarkan energi  panas  dengan  radiasi.
Selain  ketiga  jenis
heater
tersebut, ada
juga
  
26
jenis  heater 
yang
menggunakan
perantara
fluida
uap
I
air
panas. Uap
I
air
panas 
tersebut
dilewatkan
ke
"air  handling  unif'
untnk 
memanaskan
ruangan. Namun
pada 
skripsi 
kali
ini,
penulis menggunakan
heater
yang
bersumber energi
listrik.
2.8.1   
Jenis
Heater
dan
Karakteristik Heater
1.
Heater  LISTRIK
Seperti disebutkan di
atas,
ada
tiga
jenis
aplikasi
heater
listrik, yakni
konveksi
electric
ifan
heater),
radiasi
(lamp
heater),
dan
heat
pump (kebalikan dari
fungsi AC).
Dari
segi
produk udara panas,
heater
listrik tidak 
mengubah komposisi kimia udara
(dikarenakan tidak
teljadi
proses pembakaran pada 
heater
listrik)  sehingga
udara
panas
akan
terasa sesegar
sebelum dipanaskan. Dengan demikian penggunaan heater
ini
tidak
mewajibkan penggantian
udara
secara
besar-besaran pada
waktu-waktu tertentu.
A. 
Heater  listrikjenis
konveksi
Pada
tipe
ini,
arus
listrik
dilewatkan pada
material dengan
hambatan tertentu
(besar), sehingga menghasilkan panas yang
sebanding
dengan
kuadrat arus
dikalikan
hambatan tersebut. Panas  yang
terbentnk pada material tersebut dipindahkan ke
lingkungan dengan cara
konveksi
menggunakan dorongan udara dari
kipas 
(jan).
Udara
panas
menyebar
dan
menciptakan kesetimbangan thermal ke
seluruh
ruangan.
B. 
Heater listrik  jenis
lampu
Tipe
ini
menggunakan prinsip radiasi, yakni 
perpindahan energi melalui
gelombang elektromagnetik. Bila
sebuah permukaan terkena radiasi panas
tersebut,
  
27
mal<a temperaturnya
akan
naik.
Dengan demikian,
heater ini akan
memanaskan
benda­
benda
yang
dikenai sinar 
dari
lampu
heater.
Karena partikel udara memiliki kerapatan
yang  relatif rendah, maka hanya sebagian radiasi panas 
yang  berhasil ditangkap oleh
partikel udara. Maka tidak
mengherankanjika pada
penggunaan heater
jenis
ini
udara
tidaklah sehangat permukaan
benda yang
dikenai radiasi sinar
lampu.
C. 
Heatpump
Heater 
ini
bekelja pada  
mesin
yang  
sama
dengan
AC 
(dengan
prinsip 
yang
berkebalikan).
Bila 
pada
AC, 
sisi 
evaporator
(pendingin)
ada 
di  dalam 
ruangan,
maka
pada 
saat 
difungsikan
sebagai
heat 
pump,
sisi 
kondensor
(pemanas)
akan  
berada
di
dalam 
ruangan
(note:
hanya AC
yang 
dilengkapi
dengan
switch
pembalik
fungsi sajalah
yang  
bisa   difungsikan
sebagai 
AC 
dan
heat 
pump. 
AC 
fungsi
tunggal
tidak  
dapat
difungsikan
sebagai
heat  pump, 
meskipun
misalnya
pengaturan
temperaturnya
mengijinkan
hingga
30 
derajat).
Dari 
segi 
aliran
energi,
panas 
yang 
disemburkan
oleh
kondensor
bukan
hanya
panas  
yang  
didapatkan
dari
energi  
listrik,
namun
juga 
dari
energi
yang 
diserap
di 
luar 
ruangan.
Oleh 
karena
itu, 
"efisiensi"
(atau  performance
factor) 
untuk 
heat
pump 
adalah
lebih
dari
satu.
(meski
pengertiannya
sama,
namun
kata
efisiensi 
tidak  
dapat 
digunakan 
untuk   
heat   pump,  
karena 
dapat  
memiliki 
harga
lebih dari
satu).