11
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Teori Umum
2.1.1 Public Relations
2.1.1.1 Definisi Public Relations
Public Relations
adalah fungsi manajemen yang membangun dan
mempertahankan hubungan yang baik dan bermanfaat antara organisasi dengan
publik yang mempengaruhi kesuksesan atau
kegagalan organisasi tersebut
(Cutlip, Center, & Broom, 2006:6).
Menurut The Institute of Public Relations, Public Relations adalah
keseluruhan upaya yang dilangsungkan secara terencana dan berkesinambungan
dalam rangka menciptakan dan memelihara niat baik dan saling pengertian
antara suatu organisasi dengan segenap khalayaknya (Nova, 2011:45).
Dari definisi diatas,
dapat disimpulkan bahwa Public Relations
adalah
sebuah fungsi manajemen komunikasi dalam perusahaan yang bertugas
membangun dan mempertahankan hubungan baik antara perusahaan dan
khalayak maupun perusahaan kepada karyawannya sehingga menghasilkan
kerjasama yang lebih produktif yang bersifat berkesinambungan dan terencana
guna membentuk citra perusahaan.
|
12
2.1.1.2 Fungsi dan Tugas Public Relations
Fungsi utama PR adalah menumbuhkan dan mengembangkan hubungan baik
antara perusahaan dan publiknya dengan cara menumbuhkan motivasi dan
partisipasi publik dalam upaya menciptakan iklim politik yang menguntungkan
bagi perusahaan. Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, PR harus berdasarkan
kejujuran dan etika (Nova, 2011:49).
Menurut Rumanti ada empat tugas pokok dari PR yaitu:
1.
Menyelenggarakan dan bertanggung jawab atas penyampaian informasi
secara lisan, tertulis, melalui gambar kepada publik, supaya publik
mempunyai pengertian yang benar tentang organisasi.
2.
Memonitor, merekam, dan mengevaluasi tanggapan serta pendapat umum
atau masyarakat.
3.
Memperbaiki citra organisasi.
4.
Tanggung jawab sosial (Corporate Social Responsibility).
Dari penjabaran diatas, dapat disimpulkan bahwa Public Relations harus
memperhatikan kepentingan publiknya agar mendapatkan kesadaran publik akan
keberadaan perusahaan. PR harus menghubungkan antara kepentingan publik
dan kepentingan perusahaan dalam merencanakan dan melaksanakan sebuah
event yang ditujukan kepada masyarakat perusahaan tersebut baik masyarakat
internal (karyawan perusahaaan dan keluarga) dan masyarakat eksternal
(lingkungan sekitar atau masyarakat luas), Selain itu PR juga harus bisa
mengkomunikasikan event tersebut dengan baik agar mendapatkan pengertian
|
13
yang sama antara publik
yang menjadi target sasarannya serta membentuk atau
bahkan memperbaiki citra perusahaan dimata publiknya (Rumanti. A, 2002:39-
42).
2.1.1.3 Strategi Public Relations
Strategi Public Relations sebagai berikut:
1.
Publication
(Publikasi) adalah cara PR dalam menyebarkan informasi,
gagasan, atau ide kepada khalayaknya.
2.
Event (acara) adalah setiap bentuk kegiatan yang dilakukan oleh PR dalam
proses penyebaran informasi kepada khalayak seperti kampanye PR,
seminar dan lain-lain.
3.
News (pesan/berita) adalah informasi yang dikomunikasikan kepada
khalayak yang dapat disampaikan secara langsung maupun tidak langsung.
4.
Corporate Identity (Identitas Perusahaan)
adalah cara pandang khalayak
kepada suatu perusahaan terhadap segala aktivitas usaha yang dilakukan.
5.
Community Involvement (Hubungan dengan Khalayak) adalah sebuah relasi
yang dibangun dengan khalayak (stakeholder, shareholder, media,
masyarakat di sekitar perusahaan, dan lain-lain).
6.
Lobbying and Negotiation (Negosiasi
dan Teknik Lobi) adalah sebuah
rencana baik jangka panjang maupun jangka pendek yang dibuat oleh PR
dalam rangka penyusunan budget yang dibutuhkan.
7.
Social Responsibility (CSR atau Corporate Social Responsibility), wacana
ini digunakan oleh perusahaan dalam rangka mengambil peran untuk secara
|
14
bersama melaksanakan aktivitasnya dalam rangka mensejahterakan
masyarakat di sekitarnya (Nova, 2011:54-55).
2.1.2 Citra
2.1.2.1 Definisi Citra
Menurut Frank Jeffkins dalam bukunya PR Technique, menyimpulkan
bahwa secara umum citra diartikan sebagai kesan seseorang/individu tentang
suatu yang muncul sebagai hasil dari pengetahuan dan pengalamannya. Menurut
Kotler, pengertian citra adalah persepsi masyarakat terhadap perusahaan atau
produknya. Citra dipengaruhi oleh banyak faktor diluar kontrol perusahaan.
Sedangkan menurut Djaslim Saladin, citra merupakan salah satu perbedaan yang
dapat dibanggakan oleh pelanggan, baik citra produk ataupun citra perusahaan
(Nova, 2011:298).
Menurut Hill Canton dan Sukatendel yang dikutip oleh Soemirat dan
Ardianto mengatakan bahwa citra adalah pesan, kesan, perasaan, gambaran diri
publik terhadap perusahaan (Soemirat & Ardianto, 2003:111).
Citra dinyatakan sebagai bentuk pandangan seseorang terhadap
sebuah
perusahaan, seseorang, suatu komite, atau suatu aktivitas (Soemirat & Ardianto,
2003:113).
Setiap perusahaan mempunyai citra sebanyak jumlah orang yang
memandangnya.
|
15
2.1.2.2 Jenis Citra
Menurut Frank Jefkins (Nova, 2011:299-300), ada 6 jenis citra, diantaranya :
1.
Citra Cermin (Mirror Image)
Pengertian disini bahwa citra cermin yang diyakini oleh perusahaan
bersangkutan terutama para pimpinannya
yang selalu merasa dalam
posisi baik tanpa mengacuhkan kesan orang luar.
2.
Citra Kini (Current Image)
Citra merupakan kesan yang baik diperoleh dari orang lain tentang
perusahaan atau hal yang lain berkaitan dengan produknya.
3.
Citra Keinginan (Wish Image)
Citra keinginan ini adalah seperti apa yang ingin dan dicapai oleh pihak
manajemen terhadap lembaga atau perusahaan, atau produk yang
ditampilkan tersebut lebih dikenal (good awareness), menyenangkan dan
diterima dengan kesan yang selalu positif diberikan (take and give) oleh
publiknya atau masyarakat umum.
4.
Citra Perusahaan (Corporate Image)
Jenis citra ini adalah yang berkaitan dengan sosok perusahaan sebagai
tujuan utamanya, bagaimana menciptakan citra perusahaan (corporate
image) yang positif, lebih dikenal serta diterima oleh publiknya, mungkin
tentang sejarahnya, kualitas pelayanan prima, keberhasilan dalam bidang
marketing, dan hingga berkaitan dengan tanggung jawab (social care)
sosialnya.
|
![]() 16
5.
Citra Serba Aneka (Multiple Image)
Citra ini merupakan pelengkap dari citra perusahaan diatas, misalnya
bagaimana pihak Humas atau PR-nya akan menampilkan pengenalan
(awareness) terhadap identitas perusahaan, atribut logo,
brands name,
seragam (uniform) para front liner, sosok gedung, dekorasi lobby kantor
dan penampilan para profesionalnya.
6.
Citra Penampilan (Performance Image)
Citra penampilan ini lebih ditujukan kepada subjeknya, bagaimana kinerja
atau penampilan diri (Performance Image) para profesional pada
perusahaan bersangkutan.
2.1.2.3 Proses Pembentukan Citra
Berikut adalah gambar model proses pembentukan citra menurut John
Nimpoena yang digambarkan dalam buku Efek Kedermawanan Pebisnis dan
CSR :
Stimulus
Respon
Rangsangan
Perilaku
Gambar 2.1 Proses Pembentukan Citra
Sumber : (Ardianto & Machfudz, 2011:107-108)
CITRA
Kognisi
Persepsi
Sikap
Motivasi
|
![]() 17
Keterangan:
Stimulus :
Rangsangan (kesan lembaga yang diterima dari luar
untuk
membentuk persepsi. Sensasi adalah fungsi
alat indra dalam menerima informasi dari
langganan)
Persepsi :
1.
Hasil pengamatan terhadap unsur lingkungan
dikaitkan dengan suatu pemahaman.
2.
Pembentukan makna pada stimuli indrawi
(sensor stimuli).
Kognisi :
Aspek pengetahuan yang berhubungan dengan
kepercayaan, ide, dan konsep
Motivasi :
Kecenderungan yang menetap untuk mencapai
tujuan-tujuan tertentu, dan untuk sedapat mungkin
menjadi kondisi kepuasan maksimal bagi individu
pada setiap saat.
Sikap :
Hasil
evaluasi negatif
atau positif terhadap
konsekuensi-konsekuensi penggunaan suatu objek.
|
![]() 18
Tindakan :
Akibat atau respons individu sebagai organism
terhadap rangsangan-rangsangan yang berasal dari
dalam dirinya maupun lingkungan.
Respons/ Tingkah
Laku :
Perilaku
yang berupa aktivitas seseorang yang
berupa tindakan-tindakan dalam rangka bereaksi
terhadap rangsangan atau stimulus.
Tabel 2.1 Penjelasan Model Pembentukan Citra
Sumber : (John Nimpoena dikutip oleh (Ardianto & Machfudz, 2011:107-108)
2.2 Teori Khusus
2.2.1 Citra Perusahaan
2.2.1.1 Definisi Citra Perusahaan
Berikut definisi citra perusahaan menurut beberapa ahli: Mark Graham R.
Dewney mengatakan bahwa citra perusahaan merupakan keseluruhan impresi
mengenai perusahaan yang ada dalam benak konsumen. Sedangkan Lawrence L.
Steinmentz mendefinisikan citra perusahaan sebagai persepsi masyarakat
terhadap jati diri perusahaan (Nova, 2011:301).
Tujuan mempopulerkan citra adalah membuat segmen sasaran merasa
peduli terhadap nama dan keberadaan perusahaan di masyarakat. Upaya
mempopulerkan citra juga diperlukan agar masyarakat (khususnya segmen
|
19
sasaran) mempunyai persepsi terhadap jati
diri perusahaan seperti yang
dikehendaki manajemen (Sutojo, 2004:53).
Berdasarkan pada definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa citra
perusahaan adalah citra yang dibentuk oleh perusahaan dan dikomunikasikan ke
segmen sasaran melalui sarana periklanan dan kegiatan humas dengan tujuan
citra yang diinginkan untuk jati diri perusahaan sesuai dengan yang dikehendaki
manajemen.
Banyak perusahaan menghabiskan banyak biaya untuk
mengembangkan
citra perusahaan
karena alasan bahwa citra perusahaan yang positif akan
mendorong persepsi positif terhadap produk perusahaan. Terdapat hubungan
yang erat antara citra perusahaan dengan citra merek atau produk. Serta
perusahaan berusaha menjaga citra yang telah ada dari berbagai isu yang secara
langsung maupun tidak langsung dapat mempengaruhi konsumennya.
2.2.1.2 Manfaat Citra Perusahaan
Menurut Siswanto Sutojo mengemukaan, citra perusahaan yang baik dan kuat
mempunyai manfaat sebagai berikut:
1.
Daya saing jangka menengah dan panjang yang mantap
Dimana citra perusahaan yang baik dan kuat akan menjadi identitas atau
kepribadian perusahaan yang tidak mudah ditiru perusahaan lain sekaligus
melindungi perusahaan dari pesaing.
|
20
2.
Menjadi perisai selama masa krisis
Perusahaan yang memiliki citra baik dan kuat akan lebih mudah
mendapatkan dukungan serta maaf dari masyarakat atas kesalahannya.
3.
Menjadi daya tarik eksekutif handal.
Sebuah perusahaan dengan citra yang baik dan kuat akan mampu menarik,
memotivasi dan menahan eksekutif handal yang merupakan aset penting
penggerak roda perusahaan.
4.
Meningkatkan efektivitas strategi pemasaran
Dengan citra yang sudah terbentuk dengan baik, dalam menerjunkan
produk baru di pasar maka kegiatan melakukan strategi pemasaran tidak
akan sebesar saat belum adanya citra.
5.
Penghematan biaya operasional
Sebuah perusahaan dengan citra yang baik dan kuat akan membutuhkan
biaya untuk mempromosikan produk lebih sedikit atau lebih hemat
dibandingkan yang dilakukan oleh perusahaan yang belum memiliki citra
atau bahkan belum dikenal konsumen (Sutojo, 2004:3).
2.2.2 Corporate Social Responsibility (CSR) atau Tanggung Jawab Sosial
Berikut ini akan dijelaskan mengenai definisi CSR, bentuk program CSR,
manfaat penerapan CSR bagi perusahaan, langkah-langkah melaksanakan Program
CSR.
|
21
2.2.2.1 Definisi CSR
Definisi CSR menurut Nor Hadi menyatakan bahwa CSR atau Tanggung
Jawab Sosial merupakan sebuah bentuk komitmen perusahaan dalam
berkontribusi membangun perekonomian perusahaan
yang diimbangi dengan
melakukan kegiatan etis yang dapat meningkatkan kualitas hidup dari pekerja
atau karyawan beserta keluarganya agar setaraf dengan komunitas lokal dan
masyarakat secara luas (Hadi, 2011:46).
CSR yaitu Corporate Social Responsibility
is
the company's
commitment to improving the welfare of the community through good business
practices and contribute some corporate resources (Kotler & Nancy, 2005:4).
Berdasarkan terjemahan dari peneliti, pengertian yang dinyatakan oleh
Kotler dan Nancy adalah sebuah bentuk komitmen perusahaan untuk
meningkatkan kesejahteraan komunitas yang diterapkan dan diwujudkan melalui
kegiatan praktik bisnis yang baik dan mengkontribusikan sebagian sumber daya
perusahaan.
Berdasarkan pada beberapa definisi diatas, penulis menyimpulkan bahwa
Corporate Social Responsibility adalah bentuk komitmen perusahaan yang
bersifat jangka panjang dalam mengelola praktik bisnisnya yang berorientasi
positif serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat internal maupun eksternal
melalui kegiatan seperti peduli lingkungan
|
22
2.2.2.2 Bentuk Program CSR
Menurut Kotler
dan Lee ada enam bentuk program
yang dijalankan oleh
perusahaan utnuk mendukung masalah-masalah sosial dan memenuhi komitmen
untuk tanggung jawab sosial perusahaan.
Berikut enam program CSR sebagai berikut:
1.
Cause Promotion
Merupakan salah satu bentuk dari CSR yang ditunjukkan dengan
kepedulian perusahaan terhadap isu-isu tertentu yang sedang beredar dalam
masyarakat, lalu perusahaan mengajak semua lapisan masyarakat untuk
ikut peduli pada isu tersebut.
2.
Cause Related Marketing
Bentuk CSR seperti ini sering kita alami sehari-hari. Dimana suatu ketika
kita membeli produk tertentu atau kita disarankan untuk membeli produk
tertentu yang ternyata berapa persen dari penjualan produk tersebut akan
didonasikan untuk membantu mengatasi dan mencegah masalah tertentu.
3.
Corporate Social Marketing
Pada corporate social marketing
ini perusahaan memiliki target untuk
mengubah perilaku masyarakat terhadap suatu isu dari yang kurang baik
menjadi baik.
4.
Corporate Philanthropy
Merupakan salah satu bentuk CSR berupa pemberian kontribusi atau
bantuan secara langsung baik dalam bentuk dana maupun jasa kepada pihak
yang membutuhkan baik itu perorangan maupun lembaga atau kelompok.
|
23
5.
Corporate Volunteering
Pada corporate volunteering, perusahaan akan melibatkan karyawannya
secara langsung dalam kegiatan CSR yang dilakukan oleh perusahaan.
Perusahaan memberikan kesempatan seperti waktu bagi karyawan untuk
mengikuti kegiatan CSR pada jam kerja, dimana karyawan tersebut tetap
mendapatkan gaji.
6.
Social Responsibility Business Practice
Social Responsibility Business Practice
adalah inisiatif dari sebuah
perusahaan untuk mengadopsi dan mengatur praktek bisnis seperti sistem
kerja dan investasinya dalam upaya meningkatkan kesejahteraan
masyarakat dan melindungi lingkungan. (Kotler & Lee, 2005:23).
2.2.2.3 Manfaat Penerapan CSR bagi Perusahaan
Bagaimanapun tujuan perusahaan dalam melaksanakan CSR selalu terkait
erat dengan motivasi yang dimiliki. Yusuf Wibisono menyatakan bahwa
sulit
untuk menentukan benefit perusahaan yang menerapkan CSR, karena tidak ada
yang dapat menjamin bahwa perusahaan yang telah mengimplementasikan CSR
dengan baik akan mendapat kepastian benefit-nya.
Berikut manfaat penerapan CSR bagi perusahaan, antara lain:
1.
Mempertahankan dan mendongkrak reputasi dan brand image perusahaan.
2.
Layak mendapatkan social licence to operate.
3.
Mereduksi risiko bisnis perusahaan.
4.
Melebarkan akses sumber daya.
|
24
5.
Membentangkan akses menuju market.
6.
Mereduksi biaya.
7.
Memperbaiki hubungan dengan stakeholders.
8.
Memperbaiki hubungan dengan regulator.
9.
Meningkatkan semangat dan produktivitas karyawan.
10. Peluang mendapatkan penghargaan (Wibisono, 2007:78).
2.2.2.4 Management CSR dan Management by Objectives (MBO)
Cutlip, Center dan Broom yang dikutip oleh Elvinaro dan Dindin,
menerapkan empat tahapan manajemen PR dalam kegiatan CSR dengan
mengubah PR Problems menjadi CSR Problems, sehingga management CSR
terdiri dari:
1.
Defining CSR Problems
Dimulai dengan melakukan penilaian tentang suatu kegiatan atau objek
dengan menganalisis situasi yang memuat semua latar belakang informasi
yang diperlukan untuk menjelaskan dan mengilustrasikan secara detail
sebuah problem.
2.
Planning and Programming
Perlu dilakukannya perencanaan dan pemikiran strategis dengan
memprediksi atau menentukan tujuan masa depan yang diharapkan untuk
mengatasi permasalahan.
|
25
3.
Action and Communications
Setelah mendefinisikan masalah yang ada dan solusi yang dilakukan, maka
selanjutnya adalah mengambil tindakan dan komunikasi. Praktisi PR harus
memilih waktu yang tepat dalam mengimplementasikan langkah pertama dan
kedua termasuk pemilihan komunikasi yang tepat agar terjadi saling
pengertian atau understanding antara perusahaan dan publik.
4.
Evaluation CSR Programs
Tahap akhir dari manajemen CSR dilakukan untuk mengukur keberhasilan
dari program CSR dilihat dari peningkatan kesadaran atau brand awareness,
perubahan opini, sikap dan perilaku yang dapat didukung dengan
data
kuantitatif. Evaluasi ini bermanfaat sebagai bahan masukan program-
program mendatang sehingga hasilnya lebih baik, berhasil dan tepat sasaran
(Ardianto & Machfudz, 2011:188-208).
Untuk membantu menganalisa empat langkah manajemen CSR ini,
peneliti menambahkan Sembilan langkah Management by Objectives (MBO)
atau manajemen berbasis sasaran.
Diadaptasi dari Cutlip, Center dan Broom, tujuan dari MBO sendiri
adalah untuk memberi fokus dan arah untuk pengembangan strategi dan taktik
program, menyediakan pedoman dan motivasi bagi pihak yang
mengimplementasikan program tersebut,
dan menyebutkan kriteria untuk
memonitor kemajuan dan menilai dampaknya(Ardianto & Machfudz, 2011:195).
|
26
Dan objectives
dalam event yang diadakan oleh Puri Indah Mall ini adalah
membangun citra Puri Indah Mall.
Berikut sembilan langkah dasar manajemen menurut sasaran yang diadaptasi dari
Wilcox sebagai berikut:
1.
Client / Employer Objectives
Apakah sasaran dari kegiatan CSR dan bagaimana kegiatan CSR mencakup
kepentingan aspirasi client (publik) dan kebijakan employer (Manajemen) ?
2.
Audience / Publics
Persisnya siapakah yang harus dijangkau dengan kegiatan CSR atau publik
sasaran kegiatan CSR dan bagaimana audience (khalayak) mendukung
kegiatan CSR ? Apa ciri-ciri khalayak, yang mencakup sosio
demografi
dan psikografi khalayak ?
3.
Audience Objectives
Apakah kebutuhan dan keinginan khalayak dalam kegiatan CSR ? Apakah
khalayak mengikuti kegiatan CSR sesuai dengan minat mereka ?
4.
Media Channels
Saluran media mana saja yang akan digunakan dalam kegiatan CSR, mulai
dari media rakyat, house journal, media tradisional atau konvensional
sampai dengan media kontemporer.
5.
Media Channel Objectives
Tercapainya tujuan kegiatan CSR melalui media yang digunakan,
kesesuaian pemilihan media untuk menjangkau khalayak sasaran.
|
27
6.
Sources and Questions
Sumber informasi primer dan sekunder
untuk mendapatkan data yang
faktual dalam mengemas kegiatan CSR. Semacam pencarian bank data
yang dilakukan dengan bertanya atau mewawancarai narasumber atau
pakar, dan pihak lain yang terkait dalam kegiatan CSR ini.
7.
Communication Strategies
Perencana dan program komunikasi apa yang digunakan untuk memberikan
dampak kepada khalayak agar mereka tertarik dan mau berpartisipasi
dalam kegiatan CSR ? Strategi komunikasi ini dapat membangun kemitraan
dengan khalayak dalam melaksanakan kegiatan CSR.
8.
Essence of the Message
Apakah dampak komunikasi yang direncanakan pada khalayak?
Bagaimana pesan itu dirancang agar bersifat informatif, persuasif atau
menjembatani antara perusahaan dengan khalayak sasaran dalam kegiatan
CSR?
9.
Nonverbal support
Menggunakan alat komunikasi seperti foto, film, grafik, guna menjelaskan
pesan dalam kegiatan CSR (Ardianto & Machfudz, 2011:209-210).
|
28
2.3 Penelitian Terdahulu
Peneliti mendapatkan beberapa referensi jurnal yang digunakan untuk mendukung
penelitian ini seabgai berikutL
1.
Jurnal Ilmu Komunikasi, Vol. 7, No. 2, Desember 2010
Judul : Riset Sebagai Ujung Tombak Keberhasilan Program Public Relations
Penulis : Ike Devi Sulistyaningtyas
Kesimpulan :
Public Relations
yang baik adalah yang membentuk program
dengan memperhatikan dan mempertimbangkan kepentingan perusahaan
dan masyarakat sekitar. Keberhasilan PR dalam membentuk hingga
mempertahankan citra perusahaan merupakan keberhasilan dari
perencanaan yang baik.
Program
PR di mulai
dari penelitian hingga
setelah semua program dilakukan. Tujuaannya adalah
untuk mengetahui
tingkat keberhasilan dari program yang dijalankan PR tergantung pada
penggunaan penelitian.
Pada Puri Indah Mall, marketing menduduki posisi lebih dominan
dibandingkan PR dimana setiap kegiatan dari PR diarahkan oleh
marketing. PR memiliki tugas untuk menunjang kegiatan dari marketing
seperti mempromosikan guna mencapai tujuan Puri Indah Mall dalam
event ini yaitu membangun citra.
|
![]() 29
2.4 Kerangka Pemikiran
|