35
jadi bukan tempat untuk mendengarkan musik. Kemudian pelataran itu
berkembang menjadi daerah yang melingkar (orchestra), yang dikelilingi
hampir
2/3 bagian dengan kursi penonton yang dimaksudkan untuk memberikan jarak
pandang yang merata, dan bangunan longitudinal yang digunakan untuk berganti
pakaian, gudang dan sebagai latar belakang. Teater Romawi berbeda dengan
teater Yunani yang terletak yang terletak pada cekungan. Tetapi dibangun sebagai
unit tunggal auditorium disuatu tempat datar diluar kota. Bangku-bangku ditata
sedikit melingkar mengelilingi panggung dan dibangung langsung dengan struktur
dari panggung.
Pada perkembangan selanjutnya, orang Romawi mengubah tata orchestra
menjadi setengah lingkaran, bertujuan agar penonton lebih dekat dengan
panggung, serta membangun atap miring yang besar di sekitar panggung dan
dinding di kedua sisinya. Tindakan ini bertujuan untuk memberikan pemantulan
bunyi yang berdaya guna dan menghasilkan suara yang jelas sehingga tidak
mengecewakan penonton yang berada jauh dari panggung.
Ini merupakan bentuk awal yang melahirkan bentuk teater tertutup, seperti
teater Olympia Academy di Vicerna, Italia (abad XVI). Setelah disadari bahwa
refleksi suara dari panggung dapat menghasilkan kondisi suara yang baik, maka
dinding dan kemiringan dilengkapi denga refleksi suara kearah penonton, tempat
duduk diperpanjang sehingga membentuk huruf
U yang sangat sesuai untuk
meletakan balkon-balkon, membentuk baris-baris penonton di dinding yang
sangat berguna dalam mengaborsi suara. Pada abad XVIII, pengenalan bentuk
kubah, pengurangan balkon yang bertumpuk dan pemakaian beton serta dinding
|