10
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Teori Umum
2. 1.1
Pengertian Data warehouse
Menurut Connolly dan Begg (2010,p1197), data warehouse merupakan
sekumpulan data yang berorientasi subjek, terintegrasi, tidak mudah berubah,
dan berdasarkan kepada suatu rentang waktu tertentu yang berguna untuk
mendukung proses pengambilan keputusan. Sebuah data warehouse merupakan
data manajemen dan teknologi analisis data.
Menurut Mcleod dan Schell (2006, p205), data warehouse
adalah
perkembangan dari konsep database yang yang menyediakan suatu sumber data
yang lebih baik bagi para pemakai dan memungkinkan pemakai untuk
memanipulasi dan menggunakan data tersebut secara intuitif. Data warehouse
berukuran sangat besar, kualitas datanya tinggi, dan sangat mudah diambil
datanya.
Menurut Inmon (2005, p389), data warehouse adalah sekumpulan data
yang terintegrasi, berorientasi pada subjek yang dirancang dan digunakan untuk
mendukung proses pengambilan keputusan dimana setiap unit dari data bersifat
saling berhubungan untuk beberapa waktu tertentu.
|
![]() 11
Menurut O'Brien (2010, p703), data warehouse adalah kumpulan terpadu
dari data yang diambil dari database operasional, historis, dan eksternal, yang
dibersihkan, diubah, dan dikatalogkan untuk penelusuran dan analisis untuk
menyediakan kecerdasan bisnis bagi pengambilan keputusan bisnis.
Menurut Hwang dan Xu (2008, p48), data warehouse merupakan tempat
penyimpanan berukuran besar yang dibuat untuk menyimpan data dari berbagai
sumber dan dipelihara oleh beberapa unit operasi berbeda bersamaan dengan
history transformasi dan ringkasan data itu sendiri.
2. 1.2
Perbandingan OLTP dan Data warehouse
Menurut Connolly dan Begg (2010, 1153) perbandingan antara OLTP
dan data warehouse adalah sebagai berikut :
Tabel 2.1 Perbedaan OLTP dan Data warehouse
OLTP
Data warehouse
Menyimpan data sekarang
Menyimpan data historis
Menyimpan data yang detail
Menyimpan data yang detail, light,
dan ringkas
Data bersifat dinamis
Data bersifat statis
Proses berulang-ulang
Proses ad hoc, tak terstruktur, dan
heuristic
Hasil transaksi yang tinggi
Hasil transaksi medium atau bahkan
rendah
Pola penggunaan dapat diprediksi
Pola penggunaan tidak dapat
diprediksi
|
![]() 12
Berbasis transaksi
Berbasis analisis
Berorientasi aplikasi
Berorientasi subjek
Mendukung keputusan sehari-hari
Mendukung strategi pengambilan
keputusan
Menyediakan pengguna operasional
dalam jumlah yang besar
Menyediakan pengguna manajerial
dalam jumlah yang cenderung sedikit
2. 1.3
Karakteristik Data warehouse
Menurut Inmon (2005, p30) karakteristik data warehouse adalah subject-
oriented, integrated, time variant, dan nonvolatile.
2. 1.3.1
Subject-Oriented
Data warehouse
berorientasi subjek artinya data warehouse
dirancang untuk menganalisa data berdasarkan subjek-subjek tertentu
dalam organisasi, bukan pada proses atau fungsi aplikasi tertentu.
Data warehouse
diorganisasikan disekitar subjek-subjek utama
dari perusahaan (customers, products dan sales) dan tidak
diorganisasikan pada area-area aplikasi utama (customer
invoicing,
stock control dan product sales). Hal ini dikarenakan kebutuhan dari
data warehouse
untuk menyimpan data-data yang bersifat
sebagai
penunjang suatu keputusan, daripada aplikasi yang berorientasi
terhadap data. Jadi dengan kata lain, data yang disimpan adalah
berorientasi kepada subjek bukan terhadap proses.
|
![]() 13
Gambar 2.1 Data warehouse subject-oriented
Inmon (2005, p30)
2. 1.3.2
Integrated
Data warehouse
dapat menyimpan data-data yang berasal dari
sumber-sumber yang terpisah ke dalam suatu format yang konsisten
dan saling terintegrasi satu dengan lainnya. Dengan demikian data
tidak bisa dipecah-pecah karena data yang ada merupakan suatu
kesatuan yang menunjang keseluruhan konsep data warehouse
itu
sendiri. Syarat integrasi sumber data dapat dipenuhi dengan berbagai
cara seperti konsisten dalam penamaan variabel, konsisten dalam
ukuran variabel, konsisten dalam struktur pengkodean dan konsisten
dalam atribut fisik dari data.
|
![]() 14
Gambar 2.2 Pokok persoalan dari integrasi
Inmon (2005, p31)
2. 1.3.3
Time-Variant
Model analisis yang diterapkan pada sebuah data warehouse
berfokus pada perubahan data faktual berdasarkan waktu. Dalam hal
ini data warehouse harus mampu menyimpan data untuk suatu objek
tertentu dalam kurun waktu yang berbeda-beda.
Waktu merupakan
bagian data yang sangat penting dalam data warehouse.
Gambar 2.3 Pokok persoalan dari time variant
Inmon (2005, p32)
|
![]() 15
2. 1.3.4
Nonvolatile
Karakteristik yang keempat dari data warehouse
adalah non-
volatile, maksudnya data pada data warehouse tidak diupdate secara
real time tetapi di
refresh dari sistem operasional secara regular. Data
baru selalu ditambahkan sebagai suplemen dari database
bukan
sebagai pergantian data. Database
tersebut secara terus-menerus
menyerap data baru itu, kemudian secara incremental disatukan
dengan data sebelumnya.
Gambar 2.4 Pokok persoalan dari non-volatility
Inmon (2005, p32)
2. 1.4
Keuntungan Data warehouse
Menurut Connolly dan Begg (2010, p1198), Implementasi data warehouse yang
sukses dapat menghasilkan beberapa keuntungan bagi organisasi, diantaranya :
|
![]() 16
Potensi kembali yang tinggi dalam investasi
Sebuah organisasi harus menyediakan jumlah sumber daya yang besar untuk
meyakinkan implementasi data warehouse yang sukses, jumlahnya bervariasi
sesuai dengan solusi teknik yang tersedia. Tetapi sebuah studi yang dilakukan
oleh International Data Corporation (IDC) pada tahun 1996 menuliskan
bahwa rata-rata inventasi tersebut dalam tiga tahun kembali sebesar 401%
dengan lebih dari 90% perusahaan melakukan survey mencapai 40% return
on inivestment (ROI), setengah perusahaan mencapai lebih dari 160% ROI,
dan seperempat dengan lebih dari 600% ROI.
Keuntungan dalam persaingan
Angka ROI yang besar dari organisasi yang telah sukses
mengimplementasikan data warehouse adalah bukti dari keuntungan dalam
persaingan. Keuntungan dalam persaingan didapatkan melalui dimana data
warehouse memungkinkan para pengambil keputusan untuk mengakses data
yang mengungkapkan informasi yang sebelumnya tidak tersedia, tidak
diketahui, dan belum dimanfaatkan. Contohnya tren.
Meningkatkan produktivitas para pembuat keputusan perusahaan
Data warehouse
meningkatkan produktivitas dari pembuat keputusan
perusahaan dengan menciptakan database
yang terintegrasi, konsisten,
berorientasi subjek dan data historis. Dengan merubah data menjadi
informasi yang berarti, data warehouse
memungkinkan manajer untuk
melakukan analisis data dengan lebih akurat dan konsisten.
|
17
2. 1.5
Struktur Data warehouse
Menurut Inmon (2005, p33) struktur data warehouse
adalah current
detail data, older detail data, lightly summarized data, highly summarized data,
dan metadata.
2. 1.5.1
Current Detail Data
Current detail data merupakan data detil yang aktif saat ini,
mencerminkan keadaan yang sedang berjalan dan merupakan level
terendah dalam data warehouse. Di dalam area ini warehouse
menyimpan seluruh detail data yang terdapat pada skema basis data.
Jumlah data sangat besar sehingga memerlukan storage yang besar
pula dan dapat diakses secara cepat. Dampak negatif yang ditimbulkan
adalah kerumitan untuk mengatur data menjadi meningkat dan biaya
yang diperlukan menjadi mahal.
2. 1.5.2
Older Detail Data
Data ini merupakan data historis dari current detail data, dapat
berupa hasil cadangan atau archive data yang disimpan dalam storage
terpisah. Karena bersifat back-up (cadangan), maka biasanya data
disimpan dalam storage alternative seperti tapedesk. Data ini biasanya
memiliki tingkat frekuensi akses yang rendah. Penyusunan file atau
directory dari data ini disusun berdasarkan umur dari data yang
bertujuan mempermudah untuk pencarian atau pengaksesan kembali.
|
18
2. 1.5.3
Lightly Summarized Data
Data ini merupakan ringkasan atau rangkuman dari current detail
data. Data ini dirangkum berdasarkan periode atau dimensi lainnya
sesuai dengan kebutuhan. Ringkasan dari current detail data belum
bersifat total summary. Data-data ini memiliki detil tingkatan yang
lebih tinggi dan mendukung kebutuhan warehouse pada tingkat
departemen. Tingkatan data ini disebut juga dengan data mart. Akses
terhadap data jenis ini banyak digunakan untuk view suatu kondisi
yang sedang atau sudah berjalan
2. 1.5.4
Highly Summarized Data
Data ini merupakan tingkat lanjutan dari lightly summarized data,
merupakan hasil ringkasan yang bersifat totalitas, dapat diakses untuk
melakukan analisis perbandingan
data berdasarkan urutan waktu
tertentu dan analisis menggunakan data multidimensi.
2. 1.5.5
Metadata
Metadata adalah data tentang data dan menyediakan informasi
tentang struktur data dan hubungan antara struktur data di dalam atau
antara storage (tempat penyimpanan data). Metadata berisikan data
yang menyimpan proses perpindahan data meliputi database structure,
contents, detail data
dan summary data, matrics, versioning, aging
criteria, versioning, transformation criteria. Metadata khusus dan
memegang peranan yang sangat penting dalam data warehouse.
|
![]() 19
Gambar 2.5 Struktur Data warehouse
Inmon (2005, p34)
2. 1.6
Anatomi Data warehouse
Menurut Inmon (2005, p193) anatomi data warehouse
adalah data
warehouse
fungsional, data warehouse
terpusat dan data warehouse
terdistribusi.
2. 1.6.1
Data warehouse Fungsional
Data warehouse
Fungsional ini merupakan bentuk database
dimana data warehouse
dibuat lebih dari satu dan dikelompokkan
berdasarkan masing-masing fungsi yang ada dalam perusahaan, seperti
fungsi financial atau keuangan, fungsi marketing atau pemasaran,
fungsi kinerja personalia dan lain-lain. Keuntungan dari bentuk ini
adalah sistem akan mudah
dibangun dengan biaya relatif murah.
Kerugian dari penggunaan bentuk ini adalah resiko kehilangan
konsistensi data dan terbatasnya kemampuan pengguna dalam hal
pengumpulan data.
|
20
2. 1.6.2
Data warehouse Terpusat
Data warehouse terpusat ini merupakan database
fisikal tunggal
yang memuat semua data untuk area fungsional yang khusus,
departemen, divisi atau perusahaan. Data warehouse
ini digunakan
ketika terdapat kebutuhan akan data informasional dan terdapat
banyak end-user yang sudah terhubung ke komputer pusat atau
jaringan. Bentuknya menyerupai functional data warehouse, akan
tetapi sumber datanya lebih dahulu dikumpulkan atau diintegrasikan
pada suatu tempat terpusat, baru kemudian data tersebut dibagi-bagi
berdasarkan fungsi-fungsi yang dibutuhkan oleh perusahaan. Bentuk
data warehouse
terpusat ini sering digunakan oleh perusahaan-
perusahaan yang belum mempunyai jaringan eksternal. Keuntungan
bentuk data warehouse
terpusat ini adalah data benar-benar terpadu
karena konsistensi yang tinggi. Namun demikian membutuhkan waktu
yang lama dan biaya yang mahal dalam membentuk data warehouse
seperti ini.
2. 1.6.3
Data warehouse Terdistribusi
Data warehouse
terdistribusi adalah data warehouse
dimana
komponen tertentu dari data warehouse
tersebut
didistribusikan
melewati sebuah database
fisikal yang berbeda.
Data warehouse
terdistribusi biasanya melibatkan data yang
paling teredudansi, dan
sebagai akibatnya, menimbulkan proses load dan update yang sangat
kompleks. Data warehouse
terdistribusi ini menggunakan gateway
yang berfungsi sebagai jembatan antara lokasi data warehouse dengan
|
21
workstation yang menggunakan sistem yang beraneka ragam, sehingga
pada bentuk data warehouse
ini
memungkinkan perusahaan untuk
mengakses sumber data yang
terdapat diluar lokasi perusahaan
(eksternal). Bentuk data warehouse
ini mempunyai kelebihan dalam
hal pengaksesan data dari luar perusahaan yang telah mengalami
sinkronisasi terlebih
dahulu dan tetap terjaga konsistensinya. Tetapi
bentuk ini juga
memiliki kerugian yaitu bentuk ini merupakan yang
paling mahal dan kompleks untuk diterapkan karena sistem operasinya
dikelola secara terpisah.
2. 1.7
Arsitektur Data warehouse
Arsitektur data warehouse menurut Connolly dan Begg (2010, p1203) :
2.1.7.1.
Operational Data
Sumber data untuk data warehouse diberikan dari :
a.
Mainframe data operasional disimpan dalam hierarkis generasi
pertama dan dalam database
jaringan, diperkirakan bahwa
sebagian besar data operasional perusahaan disimpan di dalam
sistem ini.
b.
Data -
data departemen disimpan dalam kepemilikan file sistem
seperti VSAM, RMS, dan relational DBMSs seperti Informix dan
oracle.
c.
Data private disimpan dalam workstations dan private server.
d.
Sistem eksternal seperti internet, database
komersial, atau
database
yang berhubungan dengan pemasok atau pelanggan
sebuah organisasi.
|
22
2. 1.7.2
Operational Data Store
Operational Data Store (ODS) adalah sebuah sebuah tempat
penyimpanan data operasional saat ini dan terintegrasi yang digunakan
untuk melakukan analisis. ODS menyusun dan menyediakan data
dengan cara yang
sama seperti data warehouse, tetapi sebenarnya
bertindak secara sederhana sebagai tempat penyimpanan sementara
untuk data-data sebelum dipindahkan ke warehouse.
2. 1.7.3
ETL Manager
ETL manager melaksanakan semua operasi yang berhubungan
dengan proses ETL dari data kedalam data warehouse. Data dapat di-
extract secara langsung dari sumber data atau umumnya dari
penyimpanan data operational.
Operasi-operasi yang dijalankan oleh
ETL manager dapat meliputi transformasi data yang sederhana untuk
mempersiapkan data sebelum disimpan ke dalam data warehouse.
2. 1.7.4
Warehouse Manager
Warehouse Manager menjalankan semua operasi yang
berhubungan dengan pengelolaan data dalam data warehouse.
Operasi-operasi yang dijalankan oleh warehouse manager meliputi:
a.
Analisis data untuk memastikan konsistensi data tersebut
b.
Transformasi dan penggabungan sumber data dari tempat
penyimpanan sementara ke dalam tabel data warehouse.
c.
Membuat index dan view pada tabel pusat.
d.
Membuat denormalisasi (jika dibutuhkan).
e.
Membuat agregasi (jika dibutuhkan).
|
23
f.
Back-up dan archieve data.
2. 1.7.5
Query manager
Query manager menjalankan semua operasi yang berhubungan
dengan pengelolaan query pengguna. Operasi-operasi yang dijalankan
oleh query manager meliputi pengarahan query pada tabel yang tepat
dan penjadwalan pelaksanaan query. Dalam beberapa kasus, query
manager juga menghasilkan profil query yang memperbolehkan
warehouse manager untuk menentukan index dan agregasi yang tepat.
2. 1.7.6
Detailed Data
Area ini menyimpan semua detail data di dalam skema database.
Dalam banyak kasus, detail data tidak disimpan secara online tetapi
dapat disediakan dengan cara melakukan agregasi data ke tingkatan
detil berikutnya. Namun, secara berkala, detail data dimasukkan ke
dalam warehouse untuk melengkapi data agregasi.
2. 1.7.7
Lightly and Highly Summarized Data
Area ini menyimpan semua data agregasi yang dihasilkan oleh
warehouse manager. Tujuan dari ringkasan informasi ini adalah untuk
mempercepat kinerja dari query. Meskipun ada kenaikan biaya
operational yang berhubungan dengan peringkasan data tersebut, tetapi
akan diimbangi dengan penghapusan kebutuhan untuk secara
berkelanjutan menjalankan operasi peringkasan (seperti penyortiran
atau pengelompokkan) dalam menjawab query-query pengguna.
Ringkasan data akan diperbarui secara berkelanjutan ketika ada data
baru yang dimasukkan ke dalam warehouse.
|
24
2. 1.7.8
Archive/Backup Data
Area ini menyimpan detil data dan ringkasan data dengan tujuan
untuk pengarsipan dan backup. Meskipun ringkasan data dihasilkan
dari detil data, tetapi memungkinkan untuk melakukan backup
ringkasan data secara online jika data tersebut disimpan melebihi
periode penyimpanan detil data.
2. 1.7.9
Metadata
Area ini menyimpan semua definisi metadata yang digunakan
oleh semua proses di dalam warehouse. Metadata digunakan untuk
berbagai tujuan meliputi :
a.
Proses extract dan load metadata digunakan untuk memetakan
sumber data ke dalam gambaran umum dari data di dalam
warehouse.
b.
Proses pengelolaan warehouse
metadata digunakan untuk
mengotomatisasi produksi dari tabel ringkasan.
c.
Sebagai bagian dari proses pengelolaan query
metadata
digunakan untuk mengarahkan sebuah query ke sebuah sumber
data yang paling sesuai.
2. 1.7.10
End-User Access Tools
Menurut Suparto (2008, p62), nilai warehouse
pada akhirnya
berada dalam analisis yang di-enable-nya. Data dalam warehouse
biasanya diakses dan dianalisis menggunakan berbagai alat, termasuk
mesin query OLAP, algoritma data mining, alat visualisasi informasi,
paket statistik, dan report generator
|
25
4 kelompok utama end-user access tools :
a.
Reporting and query tools
Reporting tools meliputi production reporting tools dan
report writers. Production reporting tools digunakan
untuk
menghasilkan laporan operasional yang teratur atau
untuk
mendukung sejumlah pekerjaan dengan volume yang
tinggi
seperti pesanan pelanggan dan pembayaran karyawan.
Sebaliknya, report writer adalah desktop tools yang dibuat
untuk end-users.
Query tools untuk data warehouse
relational dirancang
untuk dapat menerima SQL atau untuk menghasilkan
pernyataan SQL agar dapat melakukan query pada data yang
disimpan didalam warehouse. Query tools sangat populer
diantara pengguna bisnis aplikasi.
b.
Application development tools
Kebutuhan-kebutuhan end-users seperti membangun
kemampuan untuk membuat laporan dan query tools keduanya
sangat tidak memadai karena analisa yang dibutuhkan tidak
dapat dijalankan. Dalam situasi seperti ini, pengguna akan
membutuhkan application development tools yang dirancang
untuk kebutuhan client-server.
c.
Online Analitical Processing (OLAP) Tools
Online Analitical Processing Tools merupakan konsep
database
multidimensi dan mengijinkan pengguna untuk
|
![]() 26
menganalisa data menggunakan view yang kompleks dan
multidimensi.
d.
Data Mining Tools
Menurut Connolly dan Begg (2010, p1207), Data Mining
adalah proses menemukan korelasi, pola, dan gaya baru yang
bermanfaat dengan
menggali (mining) data dalam jumlah
yang banyak dengan menggunakan teknik statistika,
matematika, intelejensia semu .
Menurut Mandala (2011, p5), data mining adalah proses
mencari dan menggali hubungan antar data yang berguna bagi
penggunanya
Gambar 2.6 Arsitektur Data warehouse
Connolly dan Begg (2010, p1204)
|
![]() 27
2. 1.8
Data Mart
Menurut Inmon (2005, p389), data mart adalah sebuah struktur data yang
terbagi-bagi, yang diperoleh dari data warehouse
dimana data tersebut telah
didenormalisasi berdasarkan kebutuhan manajemen.
Menurut Connolly dan Begg (2010, p1214), data mart adalah bagian dari
data warehouse yang mendukung kebutuhan informasi dari departemen tertentu
atau fungsi bisnis dalam perusahaan.
Alasan untuk membuat data mart :
Untuk memberi users akses ke data yang sering mereka butuhkan untuk
menganalisa data.
Untuk menyediakan data dalam sebuah bentuk yang sesuai dengan yang
dibutuhkan oleh kumpulan users dalam sebuah bagian atau fungsi bisnis
perusahaan.
Untuk meningkatkan kecepatan respon dari end-user. Hal ini dikarenakan
berkurangnya volume data yang harus diakses.
Untuk menyediakan struktur data yang sesuai dengan kebutuhan dari
end-user access tools seperti OLAP dan data mining tools.
Data marts
biasanya menggunakan data yang lebih sedikit, jadi proses
ETL menjadi lebih mudah.
Biaya yang lebih hemat dibandingkan dengan membangun enterprise
data warehouse.
|
28
2. 1.9
Dimensionality Modelling
Menurut Connolly and Begg (2010,P1227), pemodelan dimensi adalah
(dimensionality modelling) adalah tehnik desain logikal yang bertujuan untuk
menampilkan data dalam bentuk yang standar dan intuitif yang memungkinkan
untuk performa akses yang tinggi.
Dimensionality modelling mempunyai dua komponen yaitu :
a.
Fact Table (Tabel fakta)
Menurut Inmon (2005, P360), fact table adalah tabel pusat dari
skema bintang dimana data sering muncul akan ditempatkan di tabel
tersebut. Tabel fakta disebut juga tabel utama, merupakan inti dari skema
bintang dan berisi data aktual yang akan dianalisis (data kuantitatif dan
transaksi). Tabel fakta umumnya mengandung angka dan data historis
dimana key (kunci) yang dihasilkan sangat unik karena merupakan
kumpulan foreign key dan
primary key yang ada pada masing-masing
tabel dimensi yang berhubungan atau merupakan tabel terpusat dari
skema bintang. Tabel fakta menyimpan tipe-tipe measure yang berbeda,
seperti measure yang berhubungan langsung dengan tabel dimensi dan
measure yang tidak berhubungan dengan tabel dimensi.
Menurut Bimonte dan Tchounikine (2010, p33), fakta adalah
sesuatu hal yang relevan dengan proses pengambilan keputusan dan
dideskripsikan dengan indikator numerik (measures). Contoh : Total
Pembelian
Menurut Connolly and Begg (2010,P1227), tabel fakta adalah
tabel pada dimensional model yang isinya composite primary key(PK).
|
![]() 29
b.
Dimensional Table (Tabel dimensi)
Menurut Inmon (2005, P495), tabel dimensi adalah tabel yang
berisikan data-data yang berelasi dengan tabel fakta.
Tabel dimensi merupakan tabel yang berisi kategori dengan
ringkasan data detail yang akan dilaporkan, seperti laporan keuntungan
pada tabel fakta dapat dilaporkan dengan dimensi waktu ( per tahun atau
perbulan ).
2. 1.10 Pemodelan Data warehouse
2. 1.10.1
Star Schema (Skema Bintang)
Menurut Connolly and Begg (2010, P1227), Skema bintang
adalah model dimensional yang mempunyai satu tabel fakta ditengah,
dan dikelilingi oleh beberapa tabel dimensi denormalisasi.
Menurut Ponniah (2010, p220), skema bintang memiliki beberapa
keuntungan diantaranya :
Mudah dimengerti oleh User
Saat user berinteraksi
dengan date warehouse
melalui alat
query pihak ketiga, user seharusnya mengetahui apa maksud
pernyataannya. Mereka harus mengetahui data apa yang
tersedia bagi mereka dalam data warehouse. Meraka harus
memahami struktur data dan bagaimana bermacam-macam
bagian yang saling berhubungan dalam seluruh skema. Skema
bintang menampilkan bagaimana user berpikir dan apa yang
pengguna perlukan untuk meng-query atau menganalisis.
|
![]() 30
Optimasi navigasi
Hubungan digunakan untuk berpindah dari satu tabel ke tabel
lainnya untuk mendapatkan informasi yang dicari. Hubungan
menyediakan kemampuan untuk melakukan navigasi melalui
database. User dapat berpindah dari satu tabel ke tabel
lainnya menggunakan join.
Jika bagian dari proses join
banyak dan rumit, navigasi melalui database menjadi sulit dan
lambat. Di sisi lain, jika bagian join sederhana, maka navigasi
akan menjadi optimal dan cepat. Keuntungan utama dari
skema bintang adalah mengoptimasi navigasi melalui
database. Bahkan ketika query terlihat kompleks, navigasi
akan tetap sederhana.
Cocok untuk pemrosesan query
Karena skema bintang adalah struktur query-centric, maka
skema bintang sangat cocok untuk pemrosesan query.
STARjoin dan STARindex
Skema bintang mengijinkan software
pemroses query
untuk
melakukan pelaksanaan yang
lebih baik. Itu dapat membuat
performa skema spesifik yang dapat diimplementasikan dalam
query. Susunan skema bintang lebih cocok untuk teknik
performa yang khusus seperti STARjoin dan STARindex
|
![]() 31
Menurut Chandra (2010 , p589), skema bintang menjadi standar
perancangan data warehouse
karena keuntungan -
keuntungan yang
dimilikinya, yaitu sebagai berikut :
Menciptakan desain database yang memberikan waktu respon
yang cepat.
Menyediakan pendesainan yang dapat dengan mudah
dimodifikasi atau ditambahkan sesuai
dengan perkembangan
dan pertumbuhan data warehouse.
Meningkatkan kinerja dimana setiap tabel dimensi dapat
diindeks tanpa menimbulkan
perancangan ruang pada level
database.
Selain mengurangi jumlah penggabungan secara fisik (join
physical) juga mengijinkan
pengguna untuk mendefinisikan
hirarki dan mengarahkan antar tabel.
Pendesainan data secara paralel sehingga pengguna dapat
memandang dan menggunakan data secara bersamaan.
Memudahkan pemahaman dan pengaturan metadata dari segi
pengembang dan pengguna.
Memperluas pilihan dari alat pengaksesan data front-end
seperti beberapa produk yang perlu
pendesainan skema bintang.
|
![]() 32
2.1.10.2.
Snowflake Schema (Skema Snowflake)
Menurut Connolly dan Begg (2010, p1229), skema snowflake
adalah model dimensional data yang mempunyai sebuah tabel fakta di
pusatnya, dikelilingi oleh beberapa tabel dimensi normalisasi.
Menurut Ponniah (2010,p238), keuntungan skema snowflake
adalah :
Memerlukan tempat penyimpanan yang lebih kecil
Struktur yang normal akan lebih mudah untuk diperbaharui
dan dikelola
2.1.10.3
Starflake Schema (Skema Starflake)
Menurut Connolly dan Begg (2010, p1230), skema starflake
merupakan struktur hybrid
yang berisi kombinasi antara skema
bintang yang telah didenormalisasi dan snowflake
yang telah
dinormalisasi.
2. 1.11 Metodologi Perancangan Data warehouse
Menurut Connolly dan Begg (2010, p1231) yang berdasarkan pemodelan
dimensional Kimball, perancangan data warehouse
terdiri dari dua fase
yang disebut two-phased approach, yang terdiri dari :
2. 1.11.1
Create a high-level dimensional model (Fase I)
Fase satu berisikan pembuatan pemodelan dimensi level tinggi
menggunakan empat langkah, yaitu :
|
33
2. 1.11.1.1 Select Business Process
Proses yang lebih mengacu pada pokok data mart tertentu. Data
mart pertama yang dibangun harus tepat waktu, sesuai dengan
anggaran, dan
mampu menjawab berbagai macam permasalahan
bisnis yang penting secara komersial.
2. 1.11.1.2 Choosing the grain
Memilih grain berarti menentukan apa saja yang akan
ditampilkan di tabel fakta. Saat grain untuk tabel fakta dipilih, kita
dapat
mengidentifikasi tabel dimensi. Keputusan grain untuk tabel
fakta juga menentukan grain dari masing-masing dimensi tabel.
2. 1.11.1.3 Identifying and comforming the dimensions
Dimensi mengatur konteks untuk memberikan pertanyaan tentang
fakta di dalam tabel fakta. Sebuah set dimensi yang dibangun dengan
baik
membuat data mart menjadi lebih mudah dimengerti dan
digunakan.
2. 1.11.1.4 Choosing the facts
Grain dari tabel fakta menentukan fakta mana yang akan
digunakan di dalam data mart. Semua fakta harus diekspresikan pada
tingkat yang diajukan oleh grain. Fakta tambahan dapat ditambahkan
ke dalam tabel fakta kapanpun selama grain konsisten dengan tabel.
|
![]() 34
2. 1.11.2
Identify All Dimension Attributes for the Dimensional Model
Pada fase ini dilakukan penambahan attribut-atribut yang telah
teridentifikasi dalam tahap analisis kebutuhan informasi bisnis yang
dilakukan oleh user dimana attribut-attribut tersebut dibutuhkan untuk
menganalisa proses bisnis yang dipilih.
Selain itu pada tahap ini juga melakukan kegiatan-kegiatan
lainnya, yaitu :
2. 1.11.2.1 Choosing the duration of the database
Durasi mengukur seberapa jauh untuk kembali ke tabel fakta. Di
banyak perusahaan, ada kebutuhan untuk melihat jangka waktu yang
sama selama satu atau dua tahun sebelumnya.
2. 1.11.2.2 Tracking slowly changing dimensions
Perubahan dimensi dapat terjadi dengan seiring berjalannya waktu
pada
tabel dimensi. Perubahan yang dimaksud adalah penambahan
data
ataupun perubahan data. Ada tiga jenis slowly changing
dimensions:
Di mana atribut dari dimensi yang berubah ditulis ulang
Di mana atribut dari dimensi yang berubah menyebabkan
sebuah record dimensi baru dibuat
Dia mana atribut dari dimensi yang berubah menyebabkan
sebuah
atribut alternatif dibuat sehingga keduanya dapat
diakses di dalam record dimensi yang sama
|
35
2. 1.12 Entity Relationship Diagram
Menurut Connolly dan Begg (2010, p371), Entity relationship diagram
adalah sebuah diagram modeling yang berisikan entitas -
entitas beserta
atributnya dan relationships antara data dari entitas-entitas dalam diagram
tersebut.
2. 1.13 Fact Finding Techniques
Menurut Connolly dan Begg (2010, p344-346), pencarian fakta dapat
didefinisikan sebagai suatu proses formal yang menggunakan teknik seperti
wawancara (interview) dan kuesioner untuk mengumpulkan fakta/kebenaran
mengenai sistem, kebutuhan dan berbagai pilihan.
Pada umumnya, database developer menggunakan beberapa teknik fact
finding
selama proyek database
berlangsung. Menurut Connolly dan Begg
(2010, p344), terdapat lima teknik, yaitu :
2. 1.13.1
Memeriksa Dokumentasi (Examining Documentation)
Dokumentasi berguna untuk memperoleh beberapa pemahaman
mengenai kebutuhan bagi database. Dokumentasi dapat membantu
untuk menyediakan informasi pada suatu bagian perusahaan yang
terkait dengan masalah. Dengan melakukan pemeriksaan dokumentasi,
form, laporan, dan file
yang berhubungan dengan sistem yang ada,
dapat diperoleh pemahaman mengenai sistem.
2. 1.13.2
Wawancara (Interviewing)
Teknik wawancara merupakan teknik yang paling banyak
digunakan, dan
pada umumnya sangat berguna untuk menampilkan
fakta. Wawancara dilakukan untuk mengumpulkan informasi dari
|
![]() 36
orang-orang secara tatap
muka. Wawancara memiliki beberapa
tujuan, seperti mencari fakta, membenarkan fakta, mengklarifikasikan
fakta, menghasilkan antusias, melibatkan end user, mengidentifikasi
kebutuhan, dan mengumpulakn ide dan pendapat.
Ada dua jenis wawancara yaitu :
Wawancara tidak berstruktur
Pewawancara mengharapkan orang yang akan diwawancara
untuk menyediakan kerangka kerja (framework) dan arahan
untuk wawancara. Jenis wawancara ini seringkali kehilangan
fokus dan karena alasan tersebut jenis wawancara ini sering
memberikan hasil yang tidak baik dalam proses analisis dan
perancangan database.
Wawancara yang terstruktur
Pewawancara mempersiapkan pertanyaan-pertanyaan tertentu
yang akan ditanyakan kepada orang yang akan diwawancara.
Ada dua jenis pertanyaan yaitu : open-ended question yaitu
pertanyan dengan jawaban berupa deskripsi yang luas dan
closed ended question yaitu pertanyaan dengan jawaban "ya"
atau "tidak".
|
![]() 37
2. 1.13.3
Melakukan observasi
aktivitas operasional di dalam
organisasi (Observing the Entreprise in Operation)
Observasi merupakan salah satu teknik fact finding
yang paling
efektif dalam memahami sistem. Dengan menggunakan teknik ini,
memungkinkan seseorang dapat mempelajari dan memahami sistem.
2. 1.13.4
Melakukan Riset (Research)
Teknik ini sangat berguna untuk melakukan penelitian atau riset
terhadap aplikasi dan masalah yang terjadi. Jurnal, buku referensi, dan
internet merupakan sumber informasi yang baik.
2. 1.13.5
Kuesioner (Questionnaries)
Teknik ini dilakukan dengan melakuan survei melalui kuesioner.
Ada dua tipe quesioner, yaitu :
Free-format question
Kuesioner yang menawarkan responden kebebasan menjawab
yang lebih besar.
Fixed-format question
Kuesioner yang hanya menyediakan pertanyaan dengan pilih
jawaban yang spesifik untuk responden.
2.2 Teori Khusus
2.2.1
Pembelian
2.2.1.1
Pengertian Pembelian
Menurut Mulyadi (2001, p299), pembelian digunakan dalam
perusahaan untuk pengadaan barang yang diperlukan perusahaan.
|
38
Transaksi pembelian dapat digolongkan menjadi dua, yaitu pembelian
lokal dan pembelian impor. Pembelian lokal adalah pembelian dari
supplier yang berasal dari dalam negeri, sedangkan impor adalah
pembelian dari supplier yang berasal dari luar negeri.
Menurut Mulyadi (2001, p300), pembelian digunakan dalam
perusahaan untuk pengadaan barang yang diperlukan perusahaan.
Fungsi pembelian bertanggung jawab untuk memperoleh informasi
mengenai harga barang, menentukan pemasok yang dipilih dalam
pengadaan barang, dan mengeluarkan order
pembelian kepada
pemasok yang dipilih dalam pengadaan barang.
2.2.1.2
Prosedur Sistem Pembelian
Menurut Mulyadi (2001, p300), jaringan prosedur yang
membentuk pembelian sistem akuntansi pembelian adalah sebagai
berikut :
1.
Prosedur permintaan pembelian
Dalam prosedur ini fungsi gudang mengajukan permintaan
pembelian dalam formulir surat permintaan pembelian kepada
fungsi pembelian. Jika barang tidak disimpan dalam gudang,
misalnya untuk barang langsung pakai, fungsi yang memakai
barang mengajukan permintaan pembelian langsung ke fungsi
pembelian dengan menggunakan surat permintaan pembelian.
2.
Prosedur permintaan Penawaran harga dan penelitian pemasok
Dalam prosedur ini, fungsi pembelian mengirimkan surat
permintaan penawaran harga kepada pemasok untuk memperoleh
|
39
informasi mengenai harga barang dan berbagai syarat pembelian
yang lain, untuk memungkinkan pemilihan pemasok yang akan
ditunjuk sebagai pemasok barang yang diperlukan oleh
perusahaan.
3.
Prosedur order pembelian
Dalam prosedur ini, fungsi pembelian mengirimkan surat order
pembelian
kepada pemasok yang dipilih dan memberitahukan
kepada unit-unit organisasi lain dalam perusahaan mengenai order
pembelian yang sudah dikeluarkan oleh perusahaan.
4.
Prosedur penerimaan barang
Dalam prosedur ini, fungsi penerimaan melakukan pemeriksaan
mengenai jenis, kualitas, dan mutu barang yang akan diterima dari
pemasok, dan kemudian membuat laporan penerimaan barang
untuk menyatakan penerimaan barang dari pemasok tersebut.
5.
Prosedur pencatatan utang
Dalam prosedur ini, fungsi akuntansi memeriksa dokumen-
dokumen yang berkaitan dengan pembelian dan
menyelenggarakan pencatatan utang atau mengarsipkan dokumen
sumber sebagai catatan utang.
6.
Prosedur distribusi pembelian
Prosedur ini meliputi distribusi rekening yang didebit dari
transaksi pembelian untuk kebutuhan pembuatan laporan bagi
manajemen.
|
![]() 40
2.2.1.3
Fungsi Yang Terkait Dalam Pembelian
Menurut Mulyadi (2001, p302), fungsi terkait dalam sistem
pembelian adalah :
Fungsi Gudang
Bertanggung jawab untuk mengajukan permintaan pembelian
sesuai dengan posisi persediaan yang ada di dalam gudang dan
untuk menyimpan barang yang telah diterima oleh fungsi
penerimaan.
Fungsi Pembelian
Bertanggung jawab untuk memperoleh informasi mengenai
harga barang, menentukan supplier yang dipilih dalam
pengadaan barang dan mengeluarkan order pembelian kepada
supplier terpilih.
Fungsi Penerimaan
Bertanggung jawab untuk melakukan pemeriksaan terhadap
jenis, mutu, dan kualitas barangyang diterima dari supplier
guna menentukan dapat atau tidaknya barang tersebut diterima
oleh perusahaan. Fungsi ini juga bertanggung jawab untuk
menerima barang yang berasal dari retur penjualan.
Fungsi Akuntansi
Dalam transaksi pembelian fungsi akuntansi yang terkait
adalah fungsi pencatat hutang dan fungsi pencatat persediaan.
Fungsi pencatat hutang bertanggung jawab untuk mencatat
|
41
transaksi pembelian kedalam register
bukti kas keluar dan
untuk menyelenggarakan arsip bukti kas keluar yang berfungsi
sebagai catatan hutang atau menyelenggarakan kartu hutang
sebagai buku pembantu hutang. Fungsi pencatat persediaan
bertanggung jawab untuk mencatat harga pokok persediaan
barang yang dibeli ke dalam kartu persediaan.
2.2.1.4
Perbedaan Procurement dan Pembelian
Menurut Weele (2009, p58),
Procurement
adalah proses
pengakuisisian barang atau jasa yang pantas, harga yang terjangkau
dan dapat memenuhi kebutuhan baik dalam kualitas maupun kuantitas.
Proses pengakuisisian barang atau jasa pada procurement tidak
hanya terbatas dengan cara membeli melainkan juga dapat dengan cara
menyewa, meminjam, menukar, membuat, atau leasing. Oleh karena
itu perbedaan pembelian dengan procurement adalah pada pembelian
proses pengakuisisian barang atau jasa hanya dengan cara membeli
barang atau jasa tersebut, sedangkan pada procurement
proses
opengakuisisiannya mencakup lebih luas yaitu membeli, menyewa,
meminjam, menukar, membuat, atau leasing.
2.2.2
Penjualan
Menurut Koetler dan Keller
(2011, p23), konsep penjualan mempunyai
perspektif dari dalam ke luar. Konsep itu dimulai dari pabrik, berfokus pada
produk yang sudah ada, serta menuntut penjualan dan promosi dengan cara keras
untuk menghasilkan penjualan yang menghasilkan laba.
|
42
Menurut Mulyadi (2001,p202), kegiatan penjualan adalah transaksi
penjualan barang atau jasa, yang ditinjau dari cara pembayarannya baik itu
secara tunai maupun kredit. Penjualan dibedakan menjadi dua bagian yaitu :
1.
Penjualan Tunai
Penjualan tunai dilakukan ketika barang atau jasa diserahkan oleh
perusahaan kepada pembeli ketika perusahaan sudah kas dari pembeli.
2.
Penjualan Kredit
Penjualan kredit dilakukan jika order
dari pelanggan telah dipenuhi
dengan pengiriman barang atau jasa, untuk jangka waktu tertentu
perusahaan memiliki piutang kepada pelanggannya.
2.2.3
Gaji
2.2.3.1
Pengertian Gaji
Menurut Hasibuan (2002, p118), gaji adalah balas jasa yang
dibayar secara periodik kepada karyawan serta mempunyai jaminan
yang pasti.
Menurut Mulyadi
(2001, p373), gaji umumnya merupakan
pembayaran atas penyerahan jasa yang dilakukan oleh karyawan, yang
umumnya dibayarkan secara tetap perbulan. Sedangkan upah
umumnya merupakan pembayaran atas penyerahan jasa yang
dilakukan oleh karyawan pelaksana (buruh), yang dibayarkan
berdasarkan hari kerja, jam kerja, ataupun jumlah satuan produk yang
dihasilkan oleh karyawan.
|
![]() 43
2.2.3.2
Peran dan Tujuan Penggajian
Menurut Warren et al (2011, p552), gaji merupakan hal yang
penting karena beberapa alasan yaitu :
Para karyawan sangat sensitif terhadap kesalahan atau
ketidakwajaran dalam gaji.
Gaji merupakan hal yang diatur dengan berbagai peraturan
pemerintah setempat.
Gaji dan pajak yang terkait dengan gaji mempunyai efek yang
signifikan terhadap laba bersih sebagian besar usaha.
Menurut Hasibuan (2002, p120) tujuan penggajian adalah :
Ikatan Kerjasama
Dengan pemberian gaji terjalinlah ikatan kerjasama formal
antara majikan dengan karyawan. Karyawan harus
mengerjakan tugas-tgasnya dengan baik, sedangkan
pengusaha atau majikan wajib membayar gaji sesuai dengan
perjanjian yang disepakati.
Kepuasan Kerja
Dengan balas jasa, karyawan akan dapat memenuhi
kebutuhan-kebutuhan fisik, status sosial dan egoistiknya
sehingga memperoleh kepuasan kerja dari jabatannya.
Motivasi
Jika balas jasa yang diberikan cukup besar, manajer akan
mudah memotivasi bawahannya.
|
![]() 44
Pengadaan Efektif
Jika program gaji ditetapkan cukup besar, pengadaan
karyawan yang kompeten untuk perusahaan akan lebih
mudah.
Stabilitas Karyawan
Dengan program kompensasi atas prinsip adil dan layak serta
eksternal konsistensi yang kompentatif maka stabilitas
karyawan lebih terjamin karena turnover relatif kecil.
Disiplin
Dengan pemberian balas jasa yang cukup besar maka disiplin
karyawan semakin baik. Karyawan akan menyadari serta
mentaati peraturan-peraturan yang berlaku.
Pengaruh Serikat Buruh
Dengan program kompensasi yang baik, maka pengaruh
serikat buruh dapat dihindarkan dan karyawan akan
berkonsentrasi pada pekerjaannya.
Pengaruh Pemerintah
Jika program gaji sesuai dengan undang-undang yang berlaku
dan memenuhi batas minimum gaji, maka intervensi
pemerintah dapat dihindarkan
|
45
2.2.3.3
Aktivitas Utama Penggajian
Menurut Romney dan Steinbart (2011, p495), terdapat tujuh
aktivitas utama dalam siklus penggajian, yaitu :
1.
Meng-update master file penggajian
Aktivitas pertama dalam penggajian meliputi peng-update-an
master file
penggajian untuk mencerminkan beberapa tipe
perubahan dalam penggajian seperti mempekerjakan karyawan
baru, pemecatan, perubahan dalam gaji atau perubahan dalam
pemotongan gaji.
2.
Meng-update tarif dan pengurangan pajak
Departemen personalia membuat perubahan ini, tetapi jarang
terjadi. Perubahan dilakukan apabila departemen personalia
menerima perubahan baru dalam tarif pajak atau pengurangan
gaji lainnya dari berbagai unit pemerintahan dan perusahaan
asuransi.
3.
Memvalidasi waktu dan data kehadiran
Untuk karyawan yang digaji berdasarkan jam kerja biasanya
perusahaan menggunakan time card
untuk mencatat data
absensi karyawan. Sedangkan untuk karyawan yang memiliki
gaji tetap biasanya mempunyai tambahan gaji dari komisi,
insentif maupun bonus. Waktu absensi bagi karyawan dengan
gaji tetap digunakan oleh supervisor untuk me-monitor kinerja
karyawan tersebut.
|
46
4.
Menyiapkan gaji
Jumlah gaji yang akan dibayarkan didapat dari master file
penggajian. Untuk karyawan yang berdasarkan jam kerja,
jumlah jam kerja dikalikan dengan tarif upah dan ditambahkan
bonus atau lembur jika ada. Untuk karyawan gaji tetap akan
diberikan gaji per bulan ditambah lembur maupun binus jika
ada. Kemudian seluruh gaji kotor akan dikurangkan dengan
pajak dan pengurangan sukarela seperti biaya asuransi, dana
pensiun dan lain-lain. Semua pengurangan ini di-update
ke
master file penggajian dengan alasan untuk mengetahui kapan
pengurangan pajak dilakukan dan
untuk memastikan jumlah
pajak dan pengurangan lainnya yang dibayarkan ke perusahaan
asuransi dan lembaga pemerintahan. Pada akhirnya payroll
register
yang digunakan mengotorisasi pemindahan dana ke
rekening penggajian perusahaan dan cek pembayaran gaji
karyawan dicetak.
5.
Membayar gaji
Langkah selanjutnya adalah pembayaran gaji kepada karyawan
baik melalui cek ataupun transfer
ke rekening bank dengan
prosedur sebagai berikut : payroll register
dikirim ke
departemen hutang untuk direview
dan disetujui. Voucher
pembayaran gaji disiapkan untuk mengotorisasi pemindahan
dana dari rekening perusahaan ke rekening penggajian.
Kemudian payroll register
dan voucher
pembayaran gaji
|
47
dikirim ke kasir untuk menyiapkan dan menandatangani cek
pemindahan dana ke rekening penggajian.
6.
Menghitung pajak dan keuntungan yang dibayarkan kepada
karyawan
Menyediakan jasa tambahan untuk perhitungan pajak, pensiun
dan asuransi dari masing-masing karyawan.
7.
Membayar pajak dari gaji dan pengurangan lain-lain
Aktivitas terakhir dari proses penggajian adalah membayar
hutang pajak penggajian dan pengurangan sukarela lainnya
dari setiap karyawan. Perusahaan harus secara periodik
menyiapkan cek atau pemindahan dana elektronik untuk
membayar utang pajak yang ada sesuai dengan jangka waktu
yang ditetapkan pemerintah.
2.2.4
Proyek
2.2.4.1
Definisi Proyek
Menurut Sultan Syah (2004, 12), proyek adalah suatu rangkaian
kegiatan terencana dan dilaksanakan secara berurutan dengan logika
serta menggunakan sumber daya yang dibatasi oleh dimensi biaya,
waktu dan mutu.
Menurut Herjanto (2003, 369), proyek meliputi tugas-tugas
tertentu yang dirancang secara khusus dengan hasil dan waktu yang
telah ditentukan terlebih dahulu dan dengan keterbatasan sumber daya.
|
![]() 48
2.2.4.2
Manajemen Proyek
Menurut Soeharto
(1999, p17), manajemen proyek adalah
kegiatan merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan dan
mengendalikan sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan tertentu
dalam waktu tertentu dengan sumber daya tertentu.
Menurut Haughey (2010) menyatakan bahwa apapun metodologi
manajemen proyek yang dipakai, manajemen proyek memakasi dasar
proses yang sama, yaitu :
1.
Initiation
Pada proses ini ditentukan tujuan dan ruang lingkup dari
proyek yang akan dikerjakan. Hal-hal yang dibuat dalam tahap
ini adalah :
Business case
Ruang lingkup proyek
Tujuan
Sumber daya yang dibutuhkan
Milestone plan dan timeline
Perkiraan biaya
Resiko dan permasalahan yang akan dihadapi
2.
Planning and design
Setelah tahap initiation, proyek akan direncanakan ke tahap
yang lebih detil. Tujuan utama pada tahap ini adalah
merencanakan jadwal (scheduling), cost (budgeting), dan
|
![]() 49
sumber daya yang dibutuhkan untuk memperkirakan
kebutuhan proyek dan tugas-tugas apa yang harus dilakukan
serta untuk mengelola risiko secara efektif selama masa
berlangsungnya proyek. Hal- hal yang dilakukan pada tahap ini
adalah :
Mengembangkan pernyataan dari ruang lingkup
Membuat jadwal (scheduling)
Membuat anggaran belanja (Budgeting)
Membentuk tim ( Staffing)
Membuat struktur / alur kerja
Mengembangkan manajemen resiko
Mengembangkan jaringan komunikasi
3.
Execution
Pada tahap ini dilakukan hal-hal yang telah dirancang pada
tahap-tahap sebelumnya agar tujuan dari proyek tersebut dapat
tercapai.
4.
Monitoring and controlling
Pada tahap ini dilakukan pengawasan dan kontrol terhadap
progress
dari proyek, hal ini dilakukan agar permasalahan-
permasalahan yang mungkin terjadi dapat diidentifikasi dan
diatasi sedini mungkin.
|
![]() 50
5.
Closing
Tahap penutupan pada proyek adalah tahap yang penting
dalam sembuah manajemen proyek. Hal ini dikarenakan
apabila proyek yang telah selesai belum tertutup, maka akan
terus menerus memakan sumber daya perusahaan.
2.2.5 Material
Menurut Ashby dan
Michael (2007, p18) material
adalah sebuah
masukan dalam produksi. Mereka seringkali adalah bahan mentah yang belum
diproses, tetapi kadang kala telah diproses sebelum digunakan untuk proses
produksi lebih lanjut.
Menurut Yunarto (2006, p116), material mencakup semua kategori, baik
itu produk (barang) atau jasa. Dalam prakteknya setiap material mempunyai kode
tertentu. Kode material ini banyak sebutannya dan berbeda-beda untuk setiap
perusahaan, ada yang menyebut product code, material code, item code, item
number, part number, stock code, kode barang, SKU, dan lain-lain.
Tipe material yang ada dibanyak perusahaan adalah sebagai berikut :
Trading goods
Merupakan barang yang diperjual-belikan. Barang tersebut
bisa diproduksi sendiri atau dibeli dari supplier. Barang
tersebut memiliki inventori atau lebih sering kita sebetu
dengan istilah barang stok.
|
![]() 51
Non-stock material
Merupakan barang yang tidak dikontrol inventorinya. Secara
fisik barang ini ada, tetapi karena barangnya bernilai kecil
maka tidak di-track
sebagai inventory. Beberapa perusahaan
menyebutnya dengan istilah consumable
goods.
Barang ini
banyak dipakai untuk menunjang operasi produksi dan operasi
perusahaan. Contoh barang ini seperti sarung tangan, masker,
paku, sekrup, isolasi, dan lain-lain.
Services
Services dapat diterjemahkan dengan istilah jasa. Contohnya
adalah jasa konsultan, pendidikan, asuransi, jasa transportasi,
dan lain-lain.
Packaging
Merupakan material yang digunakan untuk packaging seperti
kotak, kardus, peti, dan lain-lain.
Semi fnished goods
Merupakan barang setengah jadi. Sering disebut dengan istilah
material di work in process atau work in progress.
Contoh
barang setengah jadi untuk industri ban adalah compund.
Raw Material
Merupakan bahan mentah. Bahan mentah ini digunakan
sebagai bahan untuk memproduksi suatu barang. Biasanya
bahan ini dibeli dari supplier.
|