|
Sekolah TInggi Musik Jakarta
Bina Nusantara University 2011 - 2012
1
Topik perancangan ini adalah "Sustainable Design" dan tema yang digunakan
adalah mengenai Akustik (Peredam Suara) pada Perancangan Sekolah Tinggi Musik.
II.2.3.
Akustik (Peredam Suara)
II.2.3.1. Sifat Akustik
Kata akustik berasal dari bahasa Yunani akoustikos, artinya
segala sesuatu yang bersangkutan dengan pendengaran pada suatu
kondisi ruang yang dapat mempengaruhi mutu bunyi dan suara
(Suptandar 2004). Akustik kayu berhubungan langsung dengan segala
aspek yang berkaitan dengan suara dari dinding suara yang diproduksi
oleh pohon dan hutan, penggunaan kayu sebagai panel akustik,
karakteristik emisi akustik dari jenis kayu yang berbeda, pengaruh
pertumbuhan, kelembaban, modulus elastik pada kayu, dan kandungan
bahan kimia pada kayu yang mempengaruhi sifat akustik (Bucur
2006).
Sifat akustik kayu berhubungan dengan produksi suara yang
diakibatkan oleh benturan langsung, dan bunyi yang dihasilkan oleh
sumber lain yang dipancarkan melalui udara dan mempengaruhi kayu
dalam bentuk gelombang suara (Tsoumis 1991). Medium gelombang
bunyi dapat berupa zat padat, cair, ataupun gas. Frekuensi gelombang
bunyi dapat diterima manusia berkisar antara 20 Hz sampai 20 kHz,
atau dinamakan sebagai jangkauan yang dapat didengar (Young &
Freedman 2003).
Ilmu akustik adalah ilmu yang mempelajari segala sesuatu
yang berhubungan dengan bunyi atau suara. Setiap fungsi ruang
seharusnya mempersyaratkan kondisi akustik yang baik sehingga
setiap pengguna ruang dapat memperoleh kenyamanan audial serta
cukup terlindungi terhadap bising dan getaran yang menggangu.
Akustik merupakan faktor utama pada music center, apa yang
dihasilkan oleh alat-alat musik
yaitu bunyi. Bunyi yang dihasilkan
instrument dapat berubah-ubah karena pengaruh sekitarnya. Disini
akustik memegang peranan pada tempat dimana bunyi ini
|