Home Start Back Next End
  
Sekolah TInggi Musik Jakarta 
 
Bina Nusantara University 2011 - 2012
2
Sound Absorbtion atau penyerapan suara merupakan
perubahan energi dari energi suara menjadi energi panas. Pada
umumnya, kayu menyerap suara yang diarahkan kepadanya.
Kecepatan suara di kayu lebih lambat dibandingkan dengan kecepatan
suara di besi ataupun kaca, hal ini dikarenakan kayu memiliki pori-
pori (Jailani et al. 2004). Menurut Tsoumis (1991), bagian dari energi
akustik yang masuk kedalam kayu diserap oleh massanya. Massa
mengubah energi akustik menjadi energi termal
atau lebih tepat
disebut absorp sound. Kemampuan dari kayu untuk menyerap suara
biasa diukur dengan coefficient of sound absorbtion.
Faktor-faktor yang mempengaruhi sound absorption adalah
kerapatan kayu, modulus of elasticity, kadar air, temperatur, intensitas
dan frekuensi dari suara, serta kondisi pada permukaan kayu. Kayu
dengan kerapatan dan modulus of
elasticity yang rendah, serta kadar
air dan temperatur yang tinggi lebih banyak menyerap suara.
Material akustik dapat dibagi ke dalam tiga kategori dasar,
yaitu material penyerap (absorbing material), material penghalang
(barrier material), material peredam (damping material) (Lewis &
Douglas 1993 dalam Himawanto 2007). Pada umumnya material
penyerap secara alami bersifat resitif, berserat (fibrous), berpori
(porous) atau dalam kasus khusus bersifat resonator aktif.
Besarnya energi suara yang dipantulkan, diserap, atau
diteruskan bergantung pada jenis dan sifat dari bahan atau material
tersebut. Pada umumnya bahan yang berpori (porous material) akan
menyerap energi suara yang lebih besar dibandingkan dengan jenis
bahan lainnya, karena dengan adanya pori-pori tersebut maka
gelombang suara dapat masuk kedalam material tersebut. Energi suara
yang diserap oleh bahan akan dikonversikan menjadi bentuk energi
lainnya, pada umumnya diubah ke energi kalor (Wirajaya 2007).
Perbandingan antara energi suara yang diserap oleh suatu
Word to PDF Converter | Word to HTML Converter