![]() 32
2.9
Metode pelaksanaan Konstruksi Beton berpori
Sebelum memulai konstruksi pastikan bahwa area yang akan digunakan tidak
berlumpur dan jenuh air. Kemudian tanah dasar diratakan untuk mendapatkan elevasi
yang tepat
(biasanya pada tanah dasar tidak dilakukan pemadatan),
kemudian
penempatan geotekstil diatas lapisan tanah dasar apabila digunakan. Setelah itu
dilakukan pengerjaan subbase, dimana lapisan ini dipadatkan sesuai dengan spesifikasi
perencanaan yang dibutuhkan.
Pengecoran lapisan permukaan dilakukan dengan
menggunakan bekisting sebagai batas atau cetakan dalam penempatan beton berpori.
Pengerjaan perkerasan dengan beton berpori dilakukan dengan sesegera
mungkin, dikarenakan
perencanaan spesifikasi awal
adonan semen
tidak memilki
kandungan air yang berlebih. Adonan beton berpori yang tidak terlindungi dalam waktu
yang lama akan mengurangi kandungan air pada adonan beton, hal ini akan
mengakibatkan berkurangnya air yang dibutuhkan dalam proses hidrasi. Proses
pemadatan dilakukan dengan menggunakan penggilas setelah adonan beton berpori rata.
Untuk pekerjaan skala besar bisanya digunakan penggilas
3,7
m
dan
berat 227
kg,
sedangkan penggilas kecil memiliki berat 32 kg.
Gambar 2.13
Alat Penggilas Besar
(Sumber: Florida Concrete & Product Assosiation)
|