![]() BAB 2
DATA DAN ANALISA
2.1
Data Kasus
Dikutip dari posting berita8.com, kamis 25 Juni 2009, http://disdikdki.net, menurut
Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Dr. Taufik Yudi Mulyanto, Mpd, jumlah sekolah
di Jakarta mulai SD (Sekolah Dasar) hingga SMA/SMK mencapai 5.005 buah. Dari
5.005 sekolah yang ada di Jakarta itu jumlah peserta didik mencapai 1.603.267 orang
dengan guru sebanyak 106.000 orang. Secara rinci, jumlah Sekolah Dasar Negeri
(SDN) di Jakarta sebanyak 2. 244 buah dengan jumlah peserta didik mencapai 670. 599
murid dan SD Swasta sebanyak 753 buah dengan 192. 323 murid.
2.1.1
Data SD Muhammadiyah 24
Gambar 2.1.1
Logo SD Muhammadiyah 24 Jakarta
SD Muhammadiyah 24 didirikan pada tanggal 1 Februari 1970 dengan jumlah murid
sebanyak 16 orang dengan satu orang guru kelas yaitu Bapak Drs.A. Nawas Risa dan 1
orang guru agama yaitu Bapak Drs. Ujang Rofii Ys.. Pada awal berdirinya nama
sekolah adalah Sekolah Dasar Islam (SDI), karena pengaruh perkembangan politik pada
waktu itu maka pada bulan Maret 1972 namanya diganti menjadi SD Muhammadiyah
24.
Pada awalnya sekolah menempati gedung yang dibangun oleh pemerintah DKI Jakarta
bersama-sama dengan Sekolah Tehnik Islam (STI), Taman Kanak-Kanak Aisyiyah 21
dan Madrasah Diniyah Muhammadiyah ( MDM ) pagi sore.MDM ini berdiri setelah
beberapa bulan kemudian dengan jumlah murid 39 orang.
Ketika SD Muhammadiyah sudah berjalan pertengahan tahun murid-murid yang
lebih besar dinaikan kelasnya menjadi kelas 2 sehingga gurunya bertambah satu orang
yaitu Bapak Drs. M. Siradj Musthafa. Dengan demikian anak yang dinaikan ke kelas 2
hanya belajar di kelas 1 selama enam bulan, sehingga tamat kelas enam hanya
menempuh waktu selama lima tahun.
Tahun pertama berdirinya SD Muhammadiyah 24 belum ada Kepala Sekolah secara
definitif, yang ada hanya penanggung jawab yaitu Bapak Drs. A. Nawas Risa.
Kemudian pada tahun 1971 ditunjuk secara resmi Bapak Drs. A. Nawas Risa.
|
![]() Mulai tahun 1972 penerimaan murid baru melalui tahap seleksi. Seleksinya meliputi;
pengetahuan bahasa, pengenalan hitungan dan pengenalan sosial/lingkungan.
Penerimaan siswa baru pada tahun-tahun berikutnya terus meningkat, sehingga pada
tahun pelajaran 1980-1981 penerimaan murid kelas 1 sebanyak 144 orang dibagi
menjadi 3 rombongan.
2.1.1.1. VISI
Visi pendidikan SD Muhammadiyah 24 Rawamangun yaitu :
Menyiapkan generasi muda masa depan yang mampu bersaing dalam era
globalisasi dengan kompetensi, kokoh dalam aqidah, anggun dalam akhlak,
dan unggul dalam prestasi .
2.1.1.2. MISI
1. Meningkatkan kwalitas ke-Islaman siswa .
2.
Mengembangkan wawasan ke-Indonesiaan siswa sehingga cinta terhadap
tanah air
3.
Memiliki kemampuan untuk berkompetisi dalam pengembangan keilmuan
dan penerapan teknologi.
4. Mempersiapkan siswa untuk memiliki daya juang tinggi serta istiqomah
dalam bersikap.
5. Memiliki kepekaan sosial dan semangat kekeluargaan.
2.1.2
Data SD Al-Azhar 13 Rawamangun
Gambar 2.1.2
Logo Yayasan Asrama dan Pendidikan Islam
Terdorong oleh niat yang ikhlas untuk ikut berperan aktif dalam bidang Pendidikan,
maka pada tahun 1994 berdirilah SD Islam Al Azhar 13 Rawamangun atas kesepakatan
kerjasama antara Yayasan Pesantren Islam Al Azhar Kebayoran Baru dengan Yayasan
Asrama dan Pendidikan Islam "YAPI" SD Islam Al Azhar 13 Rawamangun adalah
salah satu lembaga pendidikan yang bernuansa Islam. Pola pendidikan ditanamkan sejak
dini untuk membentengi pengaruh negatif di era global.
|
![]() Dengan kurikulum terintegrasi dan seimbang antara IMTAQ dan IPTEK dikemas
menjadi kegiatan menarik, terprogram secara tematik, dilaksanakan melalui kegiatan
eksplorasi, eksperimen, dan ekspresi sehingga otak kanan dan otak kiri berkembang
secara seimbang dengan tetap mengedepankan active learning melalui kegiatan learning
by doing, learning by playing
Tabulasi Kuesioner Murid
|
![]() Tabulasi Kuesioner Guru
Data yang saya dapat dari riset quisioner di kedua sekolah ini, dapat diketahui para
siswa ini 80% siswa masih terbilang suka membaca buku hanya saja mereka lebih
menggemari membaca komik, novel, dan buku - buku sejarah, mereka juga lebih suka
mendengarkan daripada mencari dan membaca buku - buku. Mereka cenderung
menyukai digital karena mereka merasa ingin tahu lebih jauh tentangnya, ditambah lagi
dengan kenyataan mereka menyukai permainan game di internet sehingga mereka jadi
kurang meminati kegiatan membaca buku lagi.
Sedangkan dari quisioner yang saya berikan pada guru - guru mereka dapat diketahui
bahwa (80% dari suara guru) menyatakan mereka tidak semuanya menyukai kegiatan
membaca, mereka lebih menyukai permainan game di komputer dan juga di perangkat
digital lainnya. Hal ini cukup memprihatinkan, saat ini juga tidak semua sekolah
memberlakukan media interaktif sebagai media pembelajaran anak di sekolah, dan
kelihatannya mereka cukup mengetahui bahwa ini menjadikan kegiatan belajar
mengajar mereka sedikit kurang berwarna.
|
![]() 2.1.3
Data Perpustakaan Nasional Republik Indonesia
Gambar 2.1.3
Logo Perpustakaan Nasional Republik Indonesia
Sejarah Perpusnas bermula dengan didirikannya Bataviaasch Genootschap pada 24
April 1778. Lembaga ini adalah pelopor Perpusnas dan baru dibubarkan pada tahun
1950. Perpustakaan Nasional RI di Jalan Salemba 27. Jakarta Pusat. Gedung utama.
Awalnya, Perpustakaan Nasional RI merupakan salah satu perwujudan dari
penerapan dan pengembangan sistem nasional perpustakaan, secara menyeluruh dan
terpadu, sejak dicanangkan pendiriannya tanggal 17 Mei 1980 oleh Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan, Daoed Joesoef. Ketika itu kedudukannya masih berada dalam
lingkungan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan setingkat eselon II di
bawahDirektorat Jenderal Kebudayaan, dan badan ini merupakan hasil integrasi dari
empat perpustakaan besar di Jakarta.
Keempat perpustakaan tersebut, yang kesemuanya merupakan badan bawahan DitJen
Kebudayaan, adalah:
Perpustakaan Museum Nasional;
Perpustakaan sejarah, politik dan sosial (SPS);
Perpustakaan wilayah DKI Jakarta;
Bidang Bibliografi dan Deposit, Pusat Pembinaan Perpustakaan;
Walau secara resmi Perpustakaan Nasional berdiri di pertengahan 1980, namun
integrasi keseluruhan secara fisik baru dapat dilakukan pada Januari 1981. Sampai
tahun 1987 Perpusnas masih berlokasi di tiga tempat terpisah, yaitu di Jl. Merdeka Barat
12 (Museum Nasional), Jl. Merdeka Selatan 11 (Perpustakaan SPS) dan Jl. Imam
Bonjol 1 (Museum Naskah Proklamasi). Sebagai kepala Perpustakaan Nasional adalah
ibu Mastini Hardjoprakoso, MLS, mantan kepala Perpustakaan Museum Nasional.
Atas prakarsa Almarhumah Ibu Tien Suharto, melalui Yayasan Harapan Kita yang
dipimpinnya, Perpustakaan Nasional memperoleh sumbangan tanah seluas 16,000 m²
lebih berikut gedung baru berlantai sembilan dan sebuah bangunan yang direnovasi.
Lahan yang terletak di Jl. Salemba Raya 28A, Jakarta Pusat, merupakan lokasi Koning
Willem III School (Kawedri), yakni sekolah HBS pertama di Indonesia ketika zaman
kolonial. Bangunan sekolah inilah yang kemudian setelah direnovasi menjadi gedung
utama yang digunakan untuk kantor pimpinan dan sekretariat. Gedung di sebelahnya
|
yang berlantai sembilan berfungsi sebagai perpustakaan yang sebenarnya, di mana
koleksi bahan pustaka tersimpan dan dilayankan untuk umum.
Dengan selesainya pengerjaan sebagian gedung baru maupun yang direnovasi di Jl.
Salemba Raya 28A pada awal 1987, pimpinan dan staf dari tiga bidang (kecuali Bidang
Koleksi) pindah ke lokasi tersebut. Gedung baru itu beserta segala perlengkapannya
menyatukan semua kegiatan di bawah satu atap yang sebelumnya terpencar di beberapa
tempat di Jakarta. Pada usia Perpusnas yang ke-9, secara resmi kompleks itu dibuka
yang ditandai dengan penandatanganan sebuah prasasti marmer oleh Presiden dan Ibu
Tien Suharto pada tanggal 11 Maret 1989.
Namun, sejalan dengan peresmian kompleks tersebut, sebetulnya ada peristiwa lain
yang tidak kalah pentingnya. Sejarah mencatat bahwa lima hari sebelumnya, tepatnya
tanggal 6 Maret 1989, telah ditandatangani sebuah keputusan monumental oleh Presiden
RI melalui keputusan presiden Nomor 11 Tahun 1989 ini menetapkan Perpustakaan
Nasional, setelah digabung dengan Pusat Pembinaan Perpustakaan (pimpinan Drs.
Soekarman, MLS) , menjadi Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND) yang
berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden. Kenaikan
status kelembagaan ini juga berarti Perpusnas dilepas dari jurisdiksi Direktorat Jenderal
Kebudayaan, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (sekarang Departemen
Pendidikan Nasional), badan induknya yang telah membesarkannya sejak 1980.
Ibu Mastini Hardjoprakoso masih dipercaya oleh Pemerintah untuk memimpin
lembaga baru ini. Kenyataan ini sekaligus membuktikan komitmen Pemerintah di dalam
menaikkan derajat perpustakaan (dan pustakawan) yang selama itu dirasakan selalu
"dilupakan". Menurut catatan ketika penggabungan, jumlah koleksi berkisar di angka
600 ribu eksemplar, ditangani oleh sekitar 500 orang karyawan yang berlokasi di dua
tempat terpisah, Jl. Salemba Raya 28A dan Jl. Merdeka Selatan 11. Saat ini (Desember
1999) jumlah koleksi diperkirakan 1,100,00 eks, dan jumlah karyawan 700 orang.
Perpustakaan Nasional RI kini menjadi perpustakaan yang berskala nasional dalam
arti yang sesungguhnya, yaitu sebuah lembaga yang tidak hanya melayani anggota suatu
perkumpulan ilmu pengetahuan tertentu, tapi juga melayani anggota masyarakat dari
semua lapisan dan golongan. Walau terbuka untuk umum, koleksinya bersifat tertutup
dan tidak dipinjamkan untuk dibawa pulang. Layanan itu tidak terbatas hanya pada
layanan untuk upaya pengembangan ilmu pengetahuan saja, melainkan pula dalam
memenuhi kebutuhan bahan pustaka, khususnya bidang ilmu-ilmu sosial dan
kemanusiaan, guna mencerdaskan kehidupan bangsa.
|
![]() Tabulasi Kuesioner Pustakawan
Dari para Pustakawan, 70% dari mereka mengatakan bahwa masih ada juga anak -
anak yang menyukai literatur, dimana biasanya meminjam buku karena ada tugas dari
sekolah. Ada beberapa juga yang suka datang ke perpustakaan dikarenakan mereka
menyukai membaca buku tertentu, tapi jumlahnya sedikit sekali. Mereka biasanya
datang untuk meminjam buku sejarah, buku cerita dan aneka literatur baru lainnya.
Bagi guru dan para pustakawan, anak - anak ini dapat ditingkatkan minat
membacanya dengan mengarahkan mereka supaya lebih sering datang ke perpustakaan,
menabung untuk bisa membeli buku bacaan yang mereka sukai dan yang terpenting
adalah keluarga dan sekolah yang berperan sekali dalam menumbuhkan dan
mengarahkan mereka untuk menyukai kegiatan membaca.
2.2
Data Khalayak Sasaran
Tercatat anak - anak golongan menengah ke atas dari seluruh sekolah tingkat
dasar Negeri di Jakarta adalah sebanyak 670. 599 siswa dan dari sekolah tingkat dasar
|
Swasta adalah sebanyak 192. 323 siswa. Untuk pemasaran produk ini, saya
mengarahkan ke dua Target Audience yaitu:
2.2.1 Target Audience Primer
Jenis Kelamin
:
Pria dan Wanita
Usia
:
9 - 12 tahun
Pendidikan
:
Sekolah Dasar
Lokasi Tempat Tinggal
:
Jakarta dan sekitarnya
Kelas Ekonomi
:
Menengah ke atas dan atas
Psikologis
:
a. Sifat umum :
Aktif, gemar bermain Ingin tahu, Kreatif, Sosialis dan Terbuka
b. Sifat Khusus :
-
Tertarik pada visual yang berwarna, penuh dengan ilustrasi
dibanding dengan hanya sekedar layout.
-
Urutan pelajaran yang disukai : IPA, Agama, Matematika,
Sejarah,dsb.
-
Permainan yang sering dimainkan : game console (Ipad, Tablet
apps, PSP, NDS, dsb.) Semakin interaktif suatu media maka
mereka
akan semakin ingin tahu.
2.2.2 Target Audience Sekunder (orangtua dari target audience primer)
Jenis Kelamin
:
Pria dan Wanita
Usia
:
15-60 tahun
Pendidikan
:
SMP, SMA, Universitas
Lokasi Tempat Tinggal
:
Jakarta dan sekitarnya
Kelas Ekonomi
:
Menengah ke atas dan atas
Mereka selain pulang pergi sekolah diantar dan dijemput oleh supir pribadi, juga
diberikan fasilitas berupa perangkat elektronik oleh orangtua mereka untuk menunjang
pendidikan mereka di sekolah dan juga untuk menyesuaikan diri dengan dunia yang
tengah berkembang sekarang. Di sekolah pun mereka juga mendapatkan pendidikan
bidang komputer yang memang kelak akan memudahkan mereka dalam praktek dunia
kerja dan lainnya.
Anak - anak ini suka bermain dengan teman - teman sebayanya, juga suka bermain
komputer, mereka sudah diberikan handphone sendiri, sehingga mereka dapat bebas
untuk berhubungan dan mengakses apapun juga dari handphone mereka.
|
![]() Maka dapat disimpulkan bahwa dunia anak -- anak Sekolah tingkat dasar saat ini
memang tidak jauh - jauh juga dari yang namanya teknologi. Sekarang adalah
bagaimana kita bisa menjadikan perangkat elektronik ini sebagai sarana untuk
menjadikan anak - anak ini lebih menyukai kegiatan membaca.
2.3
Kompetitor
Kompetitor dalam produksi produk buku bacaan digital bagi anak sekolah
terdapat beberapa kompetitor:
2.3.1
Edu-games
Gambar 2.3.1
Logo YPT Maximize Informa Studio Indonesia dan logo produknya
PT. Maximize Informa Studio Indonesia (MISI) perusahaan yang bergerak dalam
bidang pengembangan Multimedia, Software dan Animasi. Berdiri sejak tahun 2001,
perusahaan kami telah menghasilkan lebih dari 50 seri produk Pendidikan anak-anak
dan Film Animasi.
Ilmu pengetahuan dan teknologi infomatika berkembang sedemikian pesat.
Saat ini teknologi telah digunakan pada hampir di setiap sendi kehidupan dan membuat
dunia yang seakan tanpa batas wilayah (Borderless World), karena semua informasi,
pengetahuan, pendidikan dapat di akses dari mana saja.
Sejalan dengan perkembangan ini dan untuk memajukan dan mempersiapkan
SDM masa depan yang handal dan siap beradaptasi dengan perkembangan IPTEK,
maka lahirlah produk kebanggaan Software Pendidikan Anak-anak Edu-Games dan
Film Animasi Bobby Bola. Produk-produk tersebut adalah asli Buah Karya Anak
Bangsa yang seluruh proses pembuatannya di lakukan PT. MISI. Dimulai dari
perancangan model, ide cerita, pembuatan script, Story Board, Ilustrasi dasar,
pembuatan gerakan, pengisian suara, pembuatan musik sampai dengan proses
pemograman seluruhnya ditangani sendiri.
|
![]() Gambar 2.3.2
Produk dari YPT Maximize Informa Studio Indonesia
Untuk mewujudkan Misi memajukan teknologi computer dan multimedia di Indonesia,
dan Visi untuk Mengembangkan Kecerdasan Anak Bangsa, secara berkesinambungan
PT. MISI melakukan research dan development agar produk-produk yang dihasilkan
tetap up-to-date dan memenuhi standard pembelajaran dan tren teknologi yang terus
berkembang.
Sejak Tahun 1999, Maximize Production House secara konsisten
mengembangkan software pendidikan Anak anak yang bermutu tinggi. Produk - produk
berkualitas yang dihasilkan dapat membantu mengembangkan dasar maupun Konsep
Pendidikan Anak yang memadukan unsur CHAMPS - FIELD yaitu:
Creativity - Happy - Adventure - Motivation - Play - Skill -
Fun - Independent - Education - Logic - Decision
Unsur-unsur ini sangat mendukung proses pembelajaran anak sesuai dengan
kurikulum Sekolah Dasar, seperti : Matematika, Geografi, Biologi, Pengetahuan Alam,
Pengetahuan Benda-benda disekeliling kita, Pengetahuan Sejarah, Seni Bahasa, Seni
Musik, Pattern & Logika, Strategi, Klasifikasi, Analisa & Hipotesa, Elektronika.
Semua produk unggulan Maximize Informa Studio telah melewati proses
penelitian dan pengujian yang intensif, dengan memadukan semua masukan dari para
pendidik profesional, orang tua murid, dan anak-anak. Setiap produk mempunyai
keseimbangan komposisi kemasan pendidikan dengan nilai hiburan, jadi anak-anak
akan tetap bergembira saat belajar.
Bagaimana kami melakukannya? Dengan karakter yang memikat. Situasi
yang penuh tantangan, cakupan pelajaran yang kaya akan permainan , didukung design
grafis yang penuh warna-warni, suara dan animasi yang sangat menarik serta tingkat
kesulitan dan tingkat permainan yang dapat disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan
pribadi anak-anak anda.
|
![]() Sebagai orang tua dan pendidik, kita mengakui bahwa pendidikan adalah
suatu proses yang berkesinambungan. Hal ini merupakan sebuah perjalanan pengalaman
yang sangat personal. Oleh sebab itu kami mengembangkan produk dengan sistem yang
lengkap sesuai program usia yang tepat.
Sistem ini memudahkan anda untuk mengambil keputusan dalam memilih
produk yang tepat untuk anak di setiap tingkat perkembangan pendidikan mereka.
Sebagai bagian terpadu dalam sistem Maximize Informa Studio, setiap produk kami
spesifikasikan sesuai kelompok usia dan materi pendidikan dengan tema yang tepat
untuk menambah daya tarik anak-anak anda untuk belajar.
2.3.2
Pustaka Lebah
Gambar 2.3.2.1
Logo Pustaka Lebah
Pustaka lebah adalah penerbit media/sarana bermain sambil belajar untuk anak-anak
(edutainment), berupa buku-buku cerita dengan berbagai ragam permainan dan
kreativitas, hingga multimedia. Penerbit yang mendedikasikan semua produknya untuk
menunjang tumbuh kembang anak, terutama anak pra sekolah (usia 2-6 tahun) dan anak
Sekolah Dasar (usia 7-12 tahun).
Konsepnya mengangkat lingkungan dan alam sekitar untuk memberikan dasar-dasar
pendidikan, pengetahuan dan moral yang baik kepada anak.
PUSTAKA LEBAH terbentuk pada tahun 2002 dan merupakan salah satu unit usaha
LEMBAGA MANAJEMEN FORMASI.
Visi Pustaka Lebah adalah mencerdaskan anak-anak Indonesia dan mengoptimalkan
tumbuh kembang anak sejak usia dini dengan memberikan dasar-dasar pendidikan,
pengetahuan, budi pekerti, moral dan perilaku yang baik, dengan mengangkat
lingkungan dan alam sekitar yang dekat di hati anak-anak melalui konsep bermain
sambil belajar.
Misinya adalah Berperan aktif meningkatkan minat baca anak sejak usia dini dengan
menyediakan buku anak dan media edukasi yang berkualitas tetapi dengan harga yang
terjangkau masyarakat luas. Mengembangkan produk pendidikan bagi anak-anak sejak
usia dini dalam berbagai media, dari buku-buku, permainan dan kreatifitas, hingga
multimedia dengan konsep bermain sambil belajar. Mengembangkan produk yang
mampu menghangatkan dan mempererat hubungan antara orangtua dan anak.
|
![]() Gambar 2.3.2.2
Produk dari Pustaka lebah, dan produk Augmented Reality (Arouund The World)
Untuk pemasaran, Semua produk dijual secara direct selling dari Pustaka Lebah
langsung kepada pelanggan (end user) dengan tujuan menekan harga jual agar
terjangkau oleh masyarakat luas. Hal tersebut dapat terwujud dengan cara
memperpendek jalur distribusi sehingga memangkas "mata rantai komisi penjualan"
yang pada akhirnya hanya membuat harga jual buku menjadi lebih tinggi (mahal).
Sumber daya manusia yang bergabung dengan kami adalah Terdiri dari profesional
muda yang energik, berwawasan luas, bervisi mendidik, kreatif dan lulusan dari pusat
pendidikan terbaik. Banyak diantaranya pernah mendapatkan art-workshop di luar
negeri yaitu di Jepang, Republik Rakyat Cina, termasuk di Disney. Latar belakang
profesi mereka adalah senior writer, editor, storyboarding, key person, in-betweener,
senior designer dan senior illustrator.
2.4
Data Mandatori
2.4.1
Nanggroe Aceh Darussalam (NAD)
Gambar 2.4.1
Peta lokasi Nanggroe Aceh Darussalam
Aceh yang pada awalnya digelar oleh Panglima Meurah Johansyah disebut
Atjih/Aceh Darussalam (1205-1959) selanjutnya pernah disebut dengan nama Daerah
Istimewa Aceh (1959-2001) dan Nanggroe Aceh Darussalam (2001-2009) dan menjadi
|
provinsi Aceh (2009-sekarang) adalah provinsi paling barat di Indonesia. Aceh
memiliki otonomi yang diatur tersendiri, berbeda dengan kebanyakan provinsi lain di
Indonesia, karena alasan sejarah. Daerah ini berbatasan dengan Teluk Benggala di
sebelah utara, Samudera Hindia di sebelah barat Selat Malaka di sebelah timur, dan
Sumatera Utara di sebelah tenggara dan selatan.
Ibu kota Aceh ialah Banda Aceh. Pelabuhannya adalah Malahayati-Krueng Raya,
Ulee Lheue, Sabang, Lhoksumawe, dan langsa. Aceh merupakan kawasan yang paling
buruk dilanda gempa dan tsunami 26 Desember 2004. Beberapa tempat di pesisir pantai
musnah sama sekali. Yang terberat adalah Banda Aceh, Aceh Besar, Aceh Jaya, Aceh
Barat, Singkil, dan Simeulue.
Aceh mempunyai kekayaan sumber alam seperti minyak bumi dan gas alam. Sumber
alam itu terletak di Aceh Utara dan Aceh Timur. Aceh juga terkenal dengan sumber
hutannya, yang terletak di sepanjang jajaran Bukit Barisan, dari Kutacane, Aceh
Tenggara, Seulawah, Aceh Besar, sampei Ulu Masen di Aceh Jaya. Sebuah taman
nasional, yaitu Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) juga terdapat di Aceh
Tenggara.
2.4.2
Kependudukan
Provinsi Aceh memiliki 13 suku asli, yaitu: Aceh, Gayo, Aneuk Jamee, Singkil,
Alas, Tamiang, Kluet, Devayan, Sigulai, Pakpak, Haloban, Lekon, dan Nias.
Hasil sensus penduduk tahun 2000 menunjukkan hasil sebagai berikut: Aceh (50,32%),
Jawa (15,87%), Gayo (11,46%), Alas (3,89%), Singkil (2,55%), Simeulue (2,47%),
Batak (2,26%), Minangkabau (1,09%), Lain-lain (10,09%) Provinsi Aceh memiliki 13
buah bahasa asli yaitu bahasa Aceh, Gayo, Aneuk Jamee, Singkil, Alas, Tamiang,
Kluet, Devayan, Sigulai, Pakpak, Haloban, Lekon, dan Nias.
Sebagian besar penduduk di Aceh menganut agama Islam. Dari ke 13 suku asli yang
ada di Aceh hanya suku Nias yang tidak semuanya memeluk agama Islam.
Agama lain yang dianut oleh penduduk di Aceh adalah agama Kristen yang dianut oleh
pendatang suku Batak dan sebagian warga Tionghoa yang kebanyakan bersuku Hakka.
Sedangkan sebagian lainnya tetap menganut agama Konghucu.
Selain itu provinsi Aceh memiliki keistimewaan dibandingkan dengan provinsi yang
lain, karena di provinsi ini Syariat Islam diberlakukan kepada sebagian besar warganya
yang menganut agama Islam, berdasar UU No.18/2001. Meski dari kalangan intelektual
|
Aceh sendiri, masih terdapat perdebatan soal apakah yang diberlakukan di Aceh sudah
benar-benar syariat, atau itu cuma karena alasan politis saja? Alasan yang juga
kemudian disebutkan adalah kondisi konkret ketika itu berkenaan dengan politik,
polemik di kalangan jumhur ulama soal bisa tidaknya hukum Islam diproduksi pasca
kenabian,selain persoalan dualisme aliran dalam Islam, dua aliran besar dalam tradisi
tafsir hukum Islam.
2.4.3
Sejarah Perlawanan Teuku Umar melawan Belanda
Ia dilahirkan pada tahun 1854 (tanggal dan bulannya tidak tercatat) di Meulaboh,
Aceh Barat, Indonesia. Ia merupakan salah seorang pahlawan nasional yang pernah
memimpin perang gerilya di Aceh sejak tahun 1873 hingga tahun 1899. Kakek Teuku
Umar adalah keturunan Minangkabau, yaitu Datuk Makdum Sati yang pernah berjasa
terhadap Sultan Aceh. Datuk Makdum Sati mempunyai dua orang putra, yaitu Nantan
Setia dan Achmad Mahmud. Teuku Achmad Mahmud merupakan bapak Teuku Umar.
Ketika perang aceh meletus pada 1873 Teuku Umar ikut serta berjuang bersama
pejuang-pejuang Aceh lainnya, padahal umurnya baru menginjak19 tahun. Mulanya ia
berjuang di kampungnya sendiri yang kemudian dilanjukan ke Aceh Barat. Pada umur
ini, Teuku Umar juga sudah diangkat sebagai keuchik (kepala desa) di daerah Daya
Meulaboh.
Kepribadiaan Teuku Umar sejak kecil dikenal sebagai anak yang cerdas, pemberani,
dan kadang suka berkelahi dengan teman-teman sebayanya. Ia juga memiliki sifat yang
keras dan pantang menyerah dalam menghadapi segala persoalan. Teuku Umar tidak
pernah mendapakan pendidikan formal. Meski demikian, ia mampu menjadi seorang
pemimpin yang kuat, cerdas, dan pemberani.
Pernikahan Teuku Umar tidak sekali dilakukan. Ketika umurnya sudah menginjak
usia 20 tahun, Teuku Umar menikah dengan Nyak Sofiah, anak Uleebalang Glumpang.
Untuk meningkatkan derajat dirinya, Teuku Umar kemudian menikah lagi dengan Nyak
Malighai, puteri dari Panglima Sagi XXV Mukim. Sejak saat itu, ia mulai menggunakan
gelar Teuku. Pada tahun 1880, Teuku Umar menikahi janda Cut Nyak Dien, puteri
pamannya. Sebenarnya Cut Nyak Dien sudah mempunyai suami (Teuku Ibrahim
Lamnga) tapi telah meninggal dunia pada Juni 1978 dalam peperangan melawan
Belanda di Gle Tarun. Setelah itu, Cut Nyak Dien bertemu dan jatuh cinta dengan
Teuku Umar. Keduanya kemudian berjuang bersama melancarkan serangan terhadap
pos-pos Belanda di Krueng. Hasil perkawinan keduanya adalah anak perempuan
|
bernama Cut Gambang yang lahir di tempat pengungsian karena orang tuanya tengah
berjuang dalam medan tempur.
Belanda sempat berdamai dengan pasukan Teuku Umar pada tahun 1883. Satu tahun
kemudian (tahun 1884) pecah kembali perang di antara keduanya. Pada tahun 1893,
Teuku Umar kemudian mencari strategi bagaimana dirinya dapat memperoleh senjata
dari pihak musuh (Belanda). Akhirnya, Teuku Umar berpura-pura menjadi antek (kaki
tangan) Belanda. Istrinya, Cut Nyak Dien pernah sempat bingung, malu, dan marah atas
keputusan suaminya itu. Gubernur Van Teijn pada saat itu juga bermaksud
memanfaatkan Teuku Umar sebagai cara untuk merebut hati rakyat Aceh. Teuku Umar
kemudian masuk dinas militer. Atas keterlibatan tersebut, pada 1 Januari 1894, Teuku
Umar sempat dianugerahi gelar Johan Pahlawan dan diizinkan untuk membentuk
legium pasukan sendiri yang berjumlah 250 tentara dengan senjata lengkap.
Saat bergabung dengan Belanda, Teuku Umar sebenarnya pernah menundukkan pos-
pos pertahanan Aceh. Peperangan tersebut dilakukan Teuku Umar secara pura-pura.
Sebab, sebelumnya Teuku Umar telah memberitahukan terlebih dahulu kepada para
pejuang Aceh. Sebagai kompensasi atas keberhasilannya itu, pemintaan Teuku Umar
untuk menambah 17 orang panglima dan 120 orang prajurit, termasuk seorang Panglaot
sebagai tangan kanannya akhirnya dikabulkan oleh Gubernur Djikerhoff yang
menggantikan Gubernur Ban Teijn.
Pada tanggal 30 Maret 1896, Teuku Umar kemudian keluar dari dinas militer
Belanda dengan membawa pasukannya beserta 800 pucuk senjata, 25.000 butir peluru,
500 kg amunisi, dan uang 18.000 dollar. Dengan kekuatan yang semakin bertambah,
Teuku Umar bersama 15 orang berbalik kembali membela rakyat Aceh. Siasat dan
strategi perang yang amat lihai tersebut dimaksudkan untuk mengelabuhi kekuatan
Belanda pada saat itu yang amat kuat dan sangat sukar ditaklukkan. Pada saat itu,
perjuangan Teuku Umar mendapat dukungan dari Teuku Panglima Polem Muhammad
Daud yang bersama 400 orang ikut menghadapi serangan Belanda. Dalam pertempuran
tersebut, sebanyak 25 orang tewas dan 190 orang luka-luka di pihak Belanda.
Gubernur Djikerhoff merasa tersakiti dengan siasat yang dilakukan Teuku Umar.
Van Heutsz diperintahkan agar mengerahkan pasukan secara besar-besaran untuk
menangkap Teuku Umar. Serangan secara mendadak ke daerah Meulaboh
menyebabkan Teuku Umar tertembak dan gugur dalam medan perang, yaitu di
Kampung Mugo, pedalaman Meulaboh pada tanggal10 Februari 1899.
|
![]() Karya Teuku Umar dapat berupa keberhasilan dirinya dalam menghadapi musuh.
Sebagai contoh, pada tanggal 14 Juni 1886, Teuku Umar pernah menyerang kapal Hok
Canton, milik Belanda. Kapal tersebut berhasil dikuasai pasukan Teuku Umar. Nahkoda
kapalnya, Hans (asal Denmark) tewas dan kapal diserahkan kepada Belanda dengan
meminta tebusan sebesar 25.000 ringgit. Keberanian tersebut sangat dikagumi oleh
rakyat Aceh. Karya yang lain adalah berupa keberhasilan Teuku Umar ketika
mendapatkan banyak senjata sebagai hasil dari pengkhianatan dirinya terhadap Belanda.
Berdasarkan SK Presiden No. 087/TK/1973 tanggal 6 November 1973, Teuku Umar
dianugerahi gelar Pahlawan Nasional. Nama Teuku Umar juga diabadikan sebagai nama
jalan di sejumlah daerah di tanah air, salah satunya yang terkenal adalah terletak di
Menteng, Jakarta Pusat. Selain itu, namanya juga diabadikan sebagai nama sebuah
lapangan di Meulaboh, Aceh Barat.
2.4.4
Perlengkapan yang digunakan Pejuang Aceh melawan Belanda
2.4.4.1 Panji perjuangan (bendera)
Gambar 2.4.4.1
Bendera Perjuangan para Pejuang Aceh
2.4.4.2
Senjata - senjata
Gambar 2.4.4.2
Meriam para Pejuang Aceh
Meriam - meriam Sultan Aceh yang disita oleh Belanda, kini berada di Museum Militer
Belanda.
|
![]() Gambar
2.4.4.3
Pedang dan Perisai yang digunakan oleh Pejuang Aceh
Dua buah perisai dari tembaga (ukuran kecil) dan rotan serta sebilah pedang on jo (daun
tebu)
Gambar 2.4.4.4
Rencong dan siwaih
Reuncong, Siwaih
|
![]() Gambar 2.4.4.5
Persenjataan yang digunakan Pejuang Aceh
1. Seunampang, sinampang, Seunapang
2. Keumurah, Kumurah, Peumuraih, Kemuras, sejenis bedil yang membesar mulut
larasnya
3. Peudeung on jo, pedang yang berbentuk daun aren
4, 5, 7 dan 13 Siwaih, sejenis senjata tajam yang matanya tajam sebelah, bergagang
agak melengkung, atau lurus dan bengkok ujungnya.
6, 9, dan 14 Ruduih, rudus, sejenis Klewang Aceh
8. Sikin Panyang, Pisau panjang
10. Reuncong, rencong
11 dan 12 Bawar, sejenis senjata tajam
2.4.5
Perlengkapan yang digunakan Belanda
Gambar 2.4.5.1 Persenjataan yang digunakan Belanda
|
![]() Gambar 2.4.5.2 Meriam yang digunakan Belanda (miniaturnya)
Gambar 2.4.5.3 Senapan Remington yang digunakan kesatuan Corps Marsose Belanda
Akibat kecanggihan persenjataan Belanda dalam berperang melawan Aceh, banyak
jatuh korban dari pihak Aceh terutama. Ditambah dengan kecanggihan senapan
Remington yang pada zaman itu terbilang senjata modern, jumlah korban tewas dari
pihak Aceh menjadi bertambah dua kali lipat dari sebelumnya. Namun, kenyataan ini
tidak membuat rakyat Aceh berkecil hati, mereka tetap berperang fi sabilillah untuk
melawan Belanda sampai titik darah penghabisan.
2.5
Silabus Pelajaran Sejarah Siswa Sekolah Dasar (Kelas 4 dan Kelas 5)
Kelas 4 SD - Semester 1
Bab 1.
Peta dan Kelengkapannya
a. Pengertian Peta
b. Kelengkapan Peta
c. Macam Skala pada Peta
d. Menggambar Peta
e. Memperbesar dan Memperkecil Peta
f. Latihan Sederhana
Bab 2.
Kenampakan Alam dan Sosial Budaya
|
a. Kenampakan Alam
b. Sosial Budaya
c. Peristiwa Alam dan Pengaruhnya terhadap Kehidupan Sosial
d. Pengaruh Prilaku Masyarakat Terhadap Peristiwa Alam
Bab 3.
Sumber Daya Alam dan Kegiatan Ekonomi
a. Sumber Daya Alam
b. Sumber Daya Alan dan Persebarannya
c. Manfaat Sumber Daya Alam dalam Bidang Ekonomi
d. Kaitan Sumber Daya Alam dengan Kegiatan Ekonomi
Bab 4.
Suku Bangsa dan Budaya
a. Bhinneka Tunggal Ika
b. Ragam Suku Bangsa dan Budaya
c. Melestarikan Budaya
Bab 5. Peninggalan Sejarah
a. Macam Peninggalan Sejarah
b. Menghargai Peninggalan Sejarah
Bab 6. Meneladani Kepahlawanan dan Patriotisme Tokoh
a. Meneladani Tokoh
b. Sikap Kepahlawanan
c. Jasa Kepahlawanan
Semester 2
Bab 7.
Perekonomian Masyarakat
a. Pasar
b. Uang
c. Bank
d. Aktivitas Ekonomi
Bab 8.
Koperasi
a. Sendi - sendi Koperasi
b. Organisasi Koperasi
c. Modal dan Usaha Koperasi
d. Koperasi Sekolah
Bab 9. Perkembangan Teknologi
a. Perkembangan Teknologi Produksi
b. Perkembangan Teknologi Komunikasi
c. Teknologi Transportasi
|
d. Pengalaman Penggunaan Alat Transportasi
Kelas 5 SD - Semester 1
Bab 1.
Peninggalan Sejarah Hindu - Budha dan Islam
a. Kerajaan dan Peninggalan Hindu di Indonesia
b. Kerajaan dan Peninggalan Budha di Indonesia
c. Kerajaan dan Peninggalan Islam di Indonesia
Bab 2.
Tokoh - tokoh Sejarah Hindu - Budha dan Islam
a. Tokoh - tokoh Sejarah pada masa Hindu
b. Tokoh - tokoh Sejarah pada masa Budha
c. Tokoh - tokoh Sejarah pada masa Islam
Bab 3.
Keragaman Kenampakan dan Pembagian Wilayah Waktu di Indonesia
a. Mengenal Keragaman Kenampakan Alam Indonesia Menggunakan
Peta
b. Kenampakan Buatan di Wilayah Indonesia
c. Pembagian Wilayah Waktu di Indonesia
Bab 4.
Keragaman Suku Bangsa dan Budaya di Indonesia
a. Keragaman Suku Bangsa di Indonesia
b. Keanekaragaman Budaya di Indonesia
Bab 5.
Usaha dan Kegiatan Ekonomi di Indonesia
a. Jenis - jenis Usaha Ekonomi
b. Kegiatan Ekonomi di Indonesia
Semester 2
Bab 6.
Perjuangan Melawan Penjajahan
a. Perjuangan Melawan Penjajahan Belanda
b. Perjuangan Melawan Penjajahan Jepang
c. Tokoh - tokoh Pergerakan Nasional
d. Peranan Sumpah Pemuda 28 Oktpber 1928 dalam Mempersatukan
Bangsa Indonesia
Bab 7.
Perjuangan mempersiapkan Kemerdekaan Indonesia
a. Persiapan Kemerdekaan dan Proses Perumusan Dasar Negara
b. Tokoh - tokoh Persiapan Kemerdekaan
Bab 8.
Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia
a. Peristiwa - peristiwa Sekitar Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus
1945
|
b. Tokoh - tokoh Penting dalam Peristiwa Proklamasi Kemerdekaan
Indonesia
Bab 9.
Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan
a. Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan
b. Usaha Diplomasi dan Pengakuan Kedaulatan
c. Menghargai Jasa Tokoh - tokoh Perjuangan Mempertahankan
Kemerdekaan
2.6
SWOT
2.6.1
Strength
Produk ini memiliki kelebihan yang unik dibandingkan dengan buku - buku
digital biasa, produk ini berupa interaktif digital book yang diaplikasikan ke dalam
media tablet ataupun komputer.
2.6.2
Weakness
Produk ini hanya dapat digunakan jika konsumen memiliki tablet ataupun
komputer dengan spesifikasi tertentu, sehingga jangkauan pemasarannya hanya dapat
dijangkau oleh kalangan menengah ke atas dan atas.
2.6.3
Opportunity
Tidak adanya buku - buku digital yang bersifat pelajaran sekolah yang
diaplikasikan ke dalam media tablet.
2.6.4
Threat
Jika masyarakat Indonesia tidak terlalu aware dengan teknologi buku digital
interaktif sehingga menyebabkan pemasaran tidak berjalan dengan baik.
|