2
BAB 2
DATA DAN ANALISA
2.1  Data
Data dan informasi untuk mendukung proyek Tugas Akhir ini diperoleh dari
berbagai sumber, antara lain :
1.
Artikel elektronik, website, forum.
2.
Buku
Adat Minangkabau, Pola dan Tujuan Hidup Orang Minang – Amir M.S ,
PT. Mutiara Sumber Widay 1997
Journey
to The Land of The Earth Goddess –
Katherine Stenger Frey,
Gramedia Publishing, Jakarta, Indonesia 1986
Tari Rakyat Daerah Minangkabau, Dan Kaitannya dengan Berbagai jenis
Kesenian Tradisional Lainnya di Sumatera Barat- Arby Samah, Proyek
pengembangan kesenian Sumatera Barat 1983
Indonesia Indah “Tenunan Indonesia”, Yayasan Harapan  Indah
Indonesia Indah “Busana Tradisional”, Yayasan Harapan  Indah
Perencanaan Pengembangan Pariwisata –
Wardiyanto, Lubuk Agung,
Bandung, 2011
Album Sejarah Seni Budaya Minangkabau, Bonin A.B, Soerisman Marah
BA. , Ram elan Ms., DITJEN. Kebudayaan Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia, Jakarta
3.
Narasumber
Visit Indonesia – Ibu Amalia dan bapak Tole
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sumatera Barat – Ibu Tessi dan
bapak Diki
2.2
Hasil Survey
Berdasarkan hasil interview dengan orang-orang yang terlibat langsung dengan
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (DISBUD) Provinsi Sumatera Barat, di jelaskan
bahwa memang belum ada bentuk nyata untuk promosi Sumatera Barat sendiri.
DISBUD Provinsi Sumatera Barat sedang menyusun sebuah program unruk
mempromosikan Sumatera Barat untuk tahun 2014 mendatang.
Sedangkan hasil interview kepada beberapa wisatawan lokal maupun internasional
mengatakan bahwa kurangnya media informasi bagi wisatawan untuk dapat mengetahui
lebih tentang pariwisata Sumatera Barat. Minimnya infrastuktur Sumatera Barat yang
kurang mendukung untuk menjalankan sebuah promosi berskala Internasional. Kurang
terjaganya tempat-tempat wisata, tidak adanya papan informasi pariwisata di
Bukittinggi. Wisatawan internasional merasa kesulitan dalam mencari segala informasi
Sumatera Barat, sangat sedikit informasi tentang Sumatera Barat di dunia maya yang
dapat membatu mereka. 
  
3
Padang merupakan ibukota Sumatera Barat, yang sedang menjalani pembangunan
ulang dikarenakan gempa yang terjadi pada tahun 2009. Budaya rumah gadang masih
terlihat di antara bangunan-bangunan arsitektur modern yang berada di kota Padang.. 
Mulai lunturnya budaya asli Minangkabau di Bukittinggi. Bukittinggi merupakan
pusat kota kedua setelah Padang. Akibat modernisasi, penduduk setempat lebih tertarik
kepada budaya barat, terlebih lagi anak muda yang menjadi sangat kontras dengan
budaya Minangkabau yang sudah sangat melekat dengan Sumatera Barat. 
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumatera Barat sedang melakukan
beberapa
kegiatan dalam rangka promosi. Kurang terlihatnya poster, billboard dan lain sebagainya
di jalan-jalan, menandakan minimnya publikasi yang dilakukan oleh pemerintah
Suamtera Barat.
2.3
Fakta
Berikut merupakan data perkembangan kepariwisataan Sumatera Barat
Tahun
Jumlah
%
Rata-rata
Tinggal
(perhari)
Rata-rata
Pengeluaran
(US$/hari)
2005
87.979
14.33
3.90
95.05
2006
88.923
1.06
5.50
104.32
2007
93.369
4.99
3.38
84.43
2008
131.123
40.43
4.08
150
2009
144.159
9.60
4.14
172
2010
133.404
4.21
199
Tabel 2.1 Perkembangan Kunjungan Wisatawan Mancanegara Berdasarkan Rata-rata
Lama Tinggal dan Rata-rata Pengeluaran ke Sumatera Barat, 2005-2010
No.
Negara Asal
2006
2007
2008
2009
2010
1
USA
277
425
577
794
326
2
Canada
33
41
83
144
54
3
Perancis
134
176
267
328
325
4
Jerman
113
138
291
246
110
5
Italia
65
79
114
233
100
6
Belanda
113
127
187
274
141
7
Swiss
20
37
51
135
34
8
Inggris
51
279
308
392
324
9
Singapura
427
1.481
2.841
3.621
221
10
Malaysia
11.014
23.213
30.171
33.567
22.294
11
Australia
257
941
1.144
1.472
1.731
12
New Zealand
30
91
149
166
107
13
Jepang
130
120
340
221
186
14
Lain-lain
298
830
1.239
5.715
1.144
  
4
Jumlah
12.709
27.978
37.762
47.263
27.091
Tabel 2.2 Perkembangan Kunjunagn Langsung Wisatawan Mancanegara ke Sumatera
Barat (Direct Flight), 2006-2010
Tahun
Jumlah
%
Rata-rata
Lama Tinggal
(perhari)
Rata-rata
pengeluaran
(Rp/hari)
2005
4.272.383
9.49
4.50
250.000
2006
4.526.937
5.96
2.95
262.894
2007
4.843.822
6.99
3.23
449.508
2008
6.729.514
38.93
3.12
340.459
2009
7.065.990
3.16
387.433
2010
4.575.601
3.20
570.997
Tabel 2.3
Perkembangan Kunjungan Wisatawan Nusantaara Berdasarkan Rata-rata
Lama Tinggal dan Rata-rata Pengeluaran ke Sumatera Barat, 2005-2010
No.
Uraian
Satuan
Tahun
2006
2007
2008
2009
2010
1
Domestik
Orang
4.526.9
37
4.843.8
22
6.729.5
14
7.065.9
90
4.575.6
01
2
Mancanegara
Orang
88.923
93.369
131.12
3
144.15
9
133.404
Tabel 2.4 Perkembangan Jumlah Wisatawan yang Mengunjungi Sumatera Barat Tahun
2006-2010
Tanggal
Kegiatam
Lokasi
Januari
Setiap Malam
Pertunjukan Tradisional
Minangkabau
Bukit Tinggi
19 January
Basyafa
Ulakan, Padang Pariaman
Maret
21 Maret
Festival Tuanku Imam
Bonjol (Titik Kuilminasi)
Kab. Pasaman
Maret
Festival Yacht
Mentawai
Mei
Minggu ke dua
Danau Maninjau Festival
2011
Kab. Agam
Mei
Pacu Kuda (Tradisional)
Padang Panjang
Mei - Juni
Tour de Singkarak
Padang Pariaman, Agam,
Bukit Tinggi, Solok,
Sawahlunto
  
5
Juni
Juni
Festival Danau Kembar
Kab. Solok
Juni
Pacu Kuda
Bukittinggi
Juli
Juli, 1-8
HUT Pariaman
Kota Pariaman
Juli (minggu ke dua)
HUT Kota Lubuk Basung
Kab. Agam
Juli
Festival Serambi Mekah
Padang Panjang
Juli- Sept
Festival Pagaruyung /
Peresmian Istano Baso
Pagaruyung
Kab. Tanah Datar
Juli
Pacu Itiak Terbang
Kab. 50 Kota
Juli, 29
Potang Balimau
Pangkalan 50 Kota
Agustus
Agustus
International Dragon Boat
Contest
Padang
Agustus
Padang Fair
Padang
Agustus
Langkisau Festival
Cerocok, Painan
Agustus, 12
Peringatan kelahiran Bung
Hatta
Bukittinggi
Oktober
Oktober, 28
Pedati Nusantara
Bukittinggi
November
27 Nov – 7 Des
Hoyak Tabuik
Pariaman
27 Nov – 7 Des
Festival Multi Cultural
Sawahlunto
November
Festival Muharam
Padang Panjang
Desember
Desember, 1
Makan Bajamba
Sawahlunto
Desember, 1-3
Alek Nagari
Kota Solok
Desember, 14
Baralek Gadang
Kota Solok
Desember, 22
Festival Jam Gadang
Bukittinggi
Desember, 31
Konser Musik
Bukittinggi
Tabel 2.5 Kalender Pariwisata Sumatera Barat 2011
2.4
Kuesioner
Berdasarkan hasil kuesioner seputar pariwisata Suamtera barat yang dibagian secara
pada 45 orang di wilayah Jakarta dengan persebaran jenis kelamin, umur, strata sosial
yang beragam, tentang pariwisata Sumatera Barat menunjukkan bahwa 80 % belum
pernah
berkunjung Sumatera Barat. 58% mendapatkan informasi Sumatera Barat
melalui cerita orang lain (keluarga /
kerabat). 34% memilih
kuliner yaitu 
rendang
sebagai ikon Sumatera Barat, sedangkan aspek sejarah, seni maupun budaya kurang
diketahui. 
  
6
Jenis kelamin ?
Laki- Laki
20
44%
Perempuan
21
47 %
Usia ?
<17
0
0%
17-20
16
36%
21-40
25
56%
40-60
0
0%
Lainnya
4
9%
  
7
Pekerjaan / profesi saat ini ?
Pelajar
0
0%
Mahasiswa
39
87%
Karyawan / pegawai Kantor
1
2%
Wirausaha
0
0%
Lainnya
5
11%
Dari mana anda mendapatkan informasi mengenai Sumatera Barat?
Buku
12
33%
Website
7
19%
Brosur
3
8%
Iklan Media Cetak/Televisi/Radio
13
36%
Biro Perjalanan
3
8%
Lainnya
21
58%
  
8
Apa yang merupakan ciri khas dari Sumatera Barat?
 
Rendang
34
83%
Tari Piring
25
61%
Saluang
6
15%
Tari Saman
2
5%
Talempong
5
12%
Tari Payung
4
10%
Rumah gadang
34
83%
Sawah Lunto
7
17%
Jam Gadang
23
56%
Pempek
2
5%
Ngarai Sianok
8
20%
Danau Toba
7
17%
Songket Silungkang
9
22%
Tan Malaka
2
5%
  
9
2.5
Data Mandatoris
2.5.1  Sumatera Barat
Gambar 2.1 Peta Sumatera Barat
Sumatera Barat
adalah salah satu provinsi
di Indonesia yang terletak di pesisir
barat pulau Sumatera dengan ibu kota Padang
. Sumatera Barat berbatasan langsung
dengan
di sebelah barat, provinsi
dan provinsi
di
sebelah selatan, provinsi Riau di sebelah timur, dan provinsi Sumatera Utara di sebelah
utara. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik, Sumatera Barat merupakan salah satu
dari sebelas provinsi di Indonesia yang paling sering dikunjungi oleh para wisatawan.
Provinsi yang identik dengan kampung halaman Minangkabau ini memiliki luas
42.297,30 km², terdiri dari 12 kabupaten dan 7 kota dengan jumlah penduduk lebih dari
4.800.000
jiwa, serta memiliki 391
yang 191 diantaranya belum bernama.
Sementara pembagian wilayah administratif sesudah kecamatan di seluruh kabupaten
(kecuali kabupaten Kepulauan Mentawai) adalah bernama nagari
—sebelumnya tahun
1979 diganti dengan nama desa, namun sejak 2001 dikembalikan pada nama semula.
Pada
,
dengan kekuatan 7,6
mengguncang beberapa
dan
di Sumatera Barat, kemudian pada
  
1
KABUPATEN/KOTA
IBUKOTA
Kota Bukit Tinggi
Bukit Tinggi
Kota Limapuluh
Paya Kumbuh
Kota Padang
Padang
Kota Padang Panjang
Padang Panjang
Kota Pariaman
Pariaman
Kota Paya Kumbuh
Paya Kumbuh
Kota Sawah Lunto
Sawah Lunto
Koto Solok
Kayu Aro
Agam
Lubuk Basung
Dharmas Raya
Pulau Panjung
Kepulauan Mentawai
Tua Pejat
Padang Pariaman
Pariaman
Pasaman
Lubuk Sikaping
Pasaman Barat
Simpang Empat
Pesisir Selatan
Painan
Sawahlunto Sijunjung
Muaro Sijunjung
Solok
Solok
Solok Selatan
Padang Aro
Tanah Datar
Batu Sangkar
Tabel 2.6 Kabupaten di Sumatera Barat
         
2.5.2  Sejarah
Dari jaman prasejarah sampai kedatangan orang Barat, sejarah Sumatera Barat
dapat dikatakan identik dengan sejarah Minangkabau. Walaupun masyarakat Mentawai
diduga telah ada pada masa itu, tetapi bukti-bukti tentang keberadaan mereka masih
sangat sedikit.
Pada periode kolonialisme Belanda, nama Sumatera Barat muncul sebagai suatu
unit administrasi, sosial-budaya, dan po­litik. Nama ini adalah terjemahan dari bahasa
Belanda de Westkust van Sumatra atau Sumatra's Westkust, yaitu suatu daerah bagian
pesisir barat pulau Sumatera. 
Memasuki abad ke-20 persoalan yang dihadapi Sumatera Barat menjadi semakin
kompleks. Sumatera Barat tidak lagi identik dengan daerah budaya Minangkabau dan
telah berubah menjadi sebuah mini Indonesia. Di daerah ini bermukim sejumlah besar
suku bangsa Minangkabau penganut sistem matrilineal. Di samping itu juga ada
masyarakat Mentawai, Nias, Cina, Arab, India serta berbagai kelompok masyarakat
lainnya dengan berbagai latar belakang budaya yang beraneka ragam.
Di Sumatera Barat banyak ditemukan peninggalan jaman prasejarah di Kabupaten
50 Koto, di daerah Solok Selatan dan daerah Taram. Sisa- sisa peninggalan tradisi barn
besar ini berwujud dalam berbagai bentuk; bentuk barn dakon, barn besar berukir, barn
besar berlubang, barn rundell, kubur barn, dan barn altar, namun bentuk yang paling
dominan adalah bentuk menhir. Peninggalan jaman prasejarah lainnya yang juga
ditemukan adalah gua-gua alam yang dijadikan sebagai tempat hunian.
  
1
Bukti-bukti arkeologis yang ditemukan di atas bisa memberi indikasi bahwa
daerah-daerah sekitar Kabupaten 50 Koto merupakan daerah atau kawasan Minangkabau
yang pertama dihuni oleh nenek moyang orang Sumatera Barat. dikarenakan dari daerah
50 Koto ini mengalir beberapa sungai besar yang akhirnya bermuara di pantai timur
pulau Sumatera. Sungai-sungai ini dapat dilayari dan memang menjadi sarana
transportasi yang penting dari jaman dahulu hingga akhir abad yang lalu.
Nenek moyang orang Minangkabau diduga datang melalui rute ini. Mereka
berlayar dari daratan Asia (Indo-Cina) mengarungi laut Cina Selatan, menyeberangi
Selat Malaka dan kemudian memudiki sungai Kampar, Siak, dan Indragiri (atau
Kuantan). Sebagian di antaranya tinggal dan mengembangkan kebudayaan serta
peradaban mereka di sekitar Kabupaten 50 Koto sekarang.
Percampuran dengan para pendatang pada masa-masa berikutnya menyebabkan
tingkat kebudayaan mereka jadi berubah dan jumlah mereka jadi bertambah. Lokasi
pemukiman mereka menjadi semakin sempit dan akhirnya mereka menyebar ke berbagai
bagian Sumatera Barat yang lainnya. Sebagian pergi ke daerah kabupaten Agam dan
sebagian lagi sampai ke Kabupaten Tanah Datar. Dari sini penyebaran dilanjutkan lagi,
ada yang sampai ke utara daerah Agam, terutama ke daerah Lubuk Sikaping, Rao, dan
Ophir. Banyak di antara mereka menyebar ke bagian barat terutama ke daerah pesisir
dan tidak sedikit pula yang menyebar ke daerah selatan, ke daerah Solok, Selayo, sekitar
Muara, dan sekitar daerah Sijunjung.
Sejarah daerah Propinsi Sumatera Barat menjadi lebih terbuka sejak masa
pemerintahan Raja Adityawarman. Raja ini cukup banyak meninggalkan prasasti
mengenai dirinya, walaupun dia tidak pernah mengatakan dirinya sebagai Raja
Minangkabau. Adityawarman memang pernah memerintah di Pagaruyung, suatu negeri
yang di percayai warga Minangkabau sebagai pusat kerajaannya.
Adityawarman adalah tokoh penting dalam sejarah Minangkabau. Di samping
memperkenalkan sistem pe­merintahan dalam bentuk kerajaan, dia juga membawa suatu
sumbangan yang besar bagi alam Minangkabau. Kontribusinya yang cukup penting itu
adalah penyebaran agama Budha. Agama ini pernah punya pengaruh yang cukup kuat di
Minangkabau. Terbukti dari nama beberapa nagari di Sumatera Barat dewasa ini yang
berbau Budaya atau Jawa seperti Saruaso, Pariangan, Padang Barhalo, Candi, Biaro,
Sumpur, dan Selo.
Sejarah Sumatera Barat sepeninggal Adityawarman hingga pertengahan abad ke-
17 terlihat semakin kompleks. Pada masa ini hubungan Sumatera Barat dengan dunia
luar, terutama Aceh semakin intensif. Sumatera Barat waktu itu berada dalam dominasi
politik Aceh yang juga memonopoli kegiatan perekonomian di daerah ini. Seiring
dengan semakin intensifnya hubungan tersebut, suatu nilai baru mulai dimasukkan ke
Sumatera Barat. Nilai baru itu akhirya menjadi suatu fundamen yang begitu kukuh
melandasi kehidupan sosial-budaya masyarakat Sumatera Barat. Nilai baru tersebut
adalah agama Islam.
Syekh Burhanuddin dianggap sebagai penyebar pertama Islam di Sumatera Barat.
Sebelum mengembangkan agama Islam di Sumatera Barat, ulama ini pernah menuntut
ilmu di Aceh.
Pengaruh politik dan ekonomi Aceh yang demikian dominan membuat warga
Sumatera Barat tidak senang kepada Aceh. Rasa ketidakpuasan ini akhirnya
diungkapkan dengan menerima kedatangan orang Belanda. Namun kehadiran Belanda
  
1
ini juga membuka lembaran baru sejarah Sumatera Barat. Kedatangan Belanda ke
daerah ini menjadikan Sumatera Barat memasuki era kolonialisme dalam arti yang
sesungguhnya.
Orang Barat pertama yang datang ke Sumatera Barat adalah seorang pelancong
berkebangsaan Prancis yang bernama Jean Parmentier yang datang sekitar tahun 1523.
Namun bangsa Barat yang pertama datang dengan tujuan ekonomis dan politis adalah
bangsa Belanda. Armada-armada dagang Belanda telah mulai kelihatan di pantai barat
Sumatera Barat sejak tahun 1595-1598, di samping bangsa Belanda, bangsa Eropa
lainnya yang datang ke Sumatera Barat pada waktu itu juga terdiri dari bangsa Portugis
dan Inggris.
2.5.3  Arti Logo Sumatera Barat
Gambar 2.2 Logo Sumatera Barat
Rumah Gadang
Lambang semangat demokrasi.
Atap Masjid
Lambang tumbuh kuatnya agama Islam di Sumatera Barat.
Bintang
Lambang Ketuhanan Yang Maha Esa.
Riak Gelombang
Lambang dinamika.
Tuah Sakato
Lambang kesepakatan untuk melaksanakan hasil mufakat rakyat.
2.5.4  Nilai Budaya
Kebudayaan yang hidup dalam Propinsi Sumatera Barat disebut kebudayaan
Minangkabau. Berdasarkan pengamatan dan penelitian, kebudayaan ini cukup kaya,
bersumber dari nilai-nilai luhur yang ditinggalkan atau diwariskan para nenek moyang.
Kebudayaan ini pernah mengalami puncak keemasannya pada jaman kejayaan Kerajaan
Pagaruyung, khususnya semasa kepemimpinan Raja Adityawarman. 
Propinsi Sumatera Barat memiliki satu lembaga adat yang amat berwibawa, yang
  
1
terkenal dengan nama Lembaga Kera patan Adat Alam Minangkabau atau LKAAM.
Lembaga ini memiliki wewenang besar dalam menentukan masalah-masalah adat dan
kebudayaan dalam masyarakat Minangkabau. Karena itu sungguh tidak mengherankan
kalau seseorang yang dipercayakan untuk memimpin lembaga ini dianggap memiliki
satu kelebihan ter sendiri sebagai seorang tokoh yang di terima kaum adat.
Pada umumnya hal-hal yang berkenaan dengan kebudayaan itu dapat
dikategorikan dalam empat bidang. Pertama adalah bidang kesejarahan serta
permuseuman, kedua adat istiadat, bahasa dan sastra, ketiga kesenian,
dan keempat
perbukuan atau perpustakaan. 
2.5.5  Minangkabau
Orang Minang (yang namanya belum diketahui) dan pihak Adityawarman setuju
untuk mengadakn pertandingan antara dua kerbau, kerbau yang satu berasal dari
penduduk setempat dan yan lainnya bersalan dari luar. Kerbau yang memenangkan
pertarungan menjadi sisi yang menang. Kandidat kerbau orang Minang adalah bayo
kerbau yang sehari sebelumnya dibiarkan kelaparan dan mereka menaruh tombah di
tanduknya. Ketika kerbau jantan pihak Adityawarman dilepaskan dan mereka
mentertawai kerbau dari pihak orang Minang. Lalu bayi kerbau yang kelaparran
langsung menerjang perut kerbau jantan untuk meminum susu, secara tak langsung
tombak yang berada di tanduk bayo kerbau menusuk perut kerbau jantan. Dikarenakan
kemanang tersebut orang Minang berkata “menang kabau”
Van der Tuuk mempertimbangkan kemungkinan kata-kata “pinang dan khabu”
sebagai asal kata Minangkabau yang berarti “negeri asal”, pertimbangan ini diperkuat
oleh Prof. Nasroen Dengan rekonstuksi kejadi kata sebagai berikut:
a.
Pada waktu kedatangan pedagang-pedagang India dalam permulaan tarikh
Masehi untuk mencari emas antara lain ke daerah pedalaman sungai Kampar
yang alirannya berasal dari pengunungan emas, mereka menemui penduduk
asli (orang Khabu atau Kubu) telah mendulang emas. Dalam persentuhan
kebudayaan antara kedua bangsa putra-putra India itu datang kepada kepala
suku Kubu dengan membawa semacam “candycate” (benjana kencan) yang
berisi pinang, sirih dan lain-lain sebagai tanda bahwa mereka menginginkan
puteri Kubu sebagi istri.
b.
Cara mereka menyampaikan keinginan dengan membawa pinang itu lambat
laun disebut “me-minang” dan candy-date itu disebut oleh penduduk asli
“carano” artinya cara meminang.
c.
Orang-orang Kubu yang kini disebut “suku terasing” adalah sisa-sisa dari
penduduk asli Minangkabau, mereka kini ditemui hidup di hutan-hutan
Sumatera Barat bagian Tenggara, bermasyarakat menurut kelompok keibuan
(mantrilinial) dan memanggil orang Minang sebagai “sanak” artinya saudara
sepersukuan.
Istilah Minangkabau memang tidak sama dengan Sumatera Barat. Minangkabau
lebih erat kaitannya dengan masalah etnis atau menunjukkan suatu suku bangsa yang
berketurunan Minangkabau yaitu suatu suku bangsa yang mempunyai kebudayaan yang
cukup khas di Indonesia dan mendiami tidak saja daerah Sumatera Barat. Sebagai akibat
kebiasaan merantau dan memelihara kebudayaan sukunya. Sedakan istilah Sumatera
Barat, sebagai daerah pemukiman suku Minangkabau itu adalah merupakan daerah
  
1
administrasi pemerintahan setingkat provinsi.
Masyarakat Minangkabau mendiami daerah yang disebut darek (darat), pasisia
(pesisir) dan rantau dalam kesatuan geografis, politis, ekonomis dan kultur historis.
Menurut sejarah yang menjadi daerah asli Minangkabau, juga disebut Alam
Minangkabau, dareknya mencakup dataran tinggi Bukit Barisan, lembah gunung
Singgalang, Tandikat, gunung Sagi dan Merapi. Pesisirnya (pasisia) meliputi daerah
daratan rendah sebelah barat Bukit Barisa dan berbatasan dengan Samudera Indonesia.
Sedangkan daerah rantau terletak di dataran rensah sepanjang belahan timur Bukit
Barisan.
2.5.6  Adat
Orang Minang identik dengan adat. Adat Minang merupakan peraturan sehari-hari.
Hidup tanpa peraturan bagi orang Minang namanya “tak beradat”. Jadi aturan itu adalah
adat. Adat itulah yang menjadi pakaian sehari-hari.
Adat Minang sesungguhnya adalah suatu konsep kehidupan yang disiapkan nenek-
moyang orang Minang untuk anak cucunya, yang bertujuan untuk mencapai suatu
kehidupan yang bahagia dan sejahtera dunia-akhirat.
Adat Minang tidak hanya mengatur sopan santun dalam pergaulan saja, terdapat
aturan-aturan lain yang justru mengatur hal-hal yang sangat mendasar. Hal-hal yang
sangat mendasar itu seperti landasan berpikir, nilai-nilai kehidupan, norma-norma dalam
pergaulan, falsafah hidup dan hukum-hukum yang harus dipatuhi.
Salah satu penggalan yang pepatah yang diajarkan oleh adat Minang adalah “Alam
takambang jadikan guru” yang artinya alam terkembang jadikan guru. Pepatah ini
mengajurkan kepada setiap insan Minang untuk mempelajari dan merenungkan alam
semesta ini, baik mengenai asal ususl kejadiannya, hikmah yang terkandung di
dalamnya, serta manfaaf yang dapat diberikannya.
Dengan pengetahuan yang yang diperoleh dari mempelajari alam semesta yang
ada di lingkungannya, nenek moyang orang Minang yakin akan sangat berguna dalam
mengatur hidup dan kehidupan anak cucunya.
Salah satu tujuan adat Minang pada khususnya adalah membentuk individu yang
berbudi luhur, manusia yang berbudaya, manusia yang beradab. Dari manusia-manusia
yang beradab itu diharapkan akan melahirkan suatu masyarakat yang aman dan damai,
sehingga memungkinkan  suatu kehidupan yang sejahtera dan bahagia, dunia dan
akhirat. Untuk mencapai masyarakt yang sedemikian, diperlukan manusia-manusia
dengan sifat-sifat dan watak tertentu. Sifat-sifat itu menurut adat Minang antaranya
sebagai berikut:
a.
Hiduik Baraka, baukue jo bajangko
Hiduik artinya hidup. Barak artinya berpikir. Baukure jo bajangko artinya
berukur dan berjangka. Dalam menjalankan kehidupan orang Minang
dituntun untuk selalu memakau akalnya. Berukur dan berjangka artinya
harus mempunyai rencana yang jelas dan perkiraan yang tepat.
b.
Baso basi – malu jo sopan
Adat Minang mengutamakan sopan santun dalam pergaulan. Budi pekerti
yang tinggi menjadi salah satu ukuran martabat sesorang. Etika menjadi
salah satu sidat yang harus dimiliki oleh setiap individu Minang. Adat
  
1
Minang sejak berabad-abad yang lalu telah memastikan, bila moralitas suatu
bangsa sudah rusak, maka dapat dipastikan suatu waktu kelak bangsa itu
akan binasa, akan hancur lebur ditelan sejarah.
c.
Tenggang raso
Perasaan manusa halus dan sangat peka. Tersinggung sedikit akan terluka,
perih dan pedih. Pergaulan yang baik adalah pergaulan yang dapat menjaga
perasaan orang lain. Kalau sampai perasaan terluka bisa membawa bencana.
Karena itu adat Minang mengajarkan supaya berhati-hati dalam
pergaulan,baik ucapan tingkah laku maupun perbuatan jangan sampai
menyinggung perasaan orang lain. 
d.
Setia (loyal)
Yang dimaksud dengan setia adalah teguh hati, merasa senasib dan menyatu
dengan lingkungan kekerabatan. Sifat ini menjadi sumber dari lahirnya sifat
setia kawan, cinta kampung halaman, cinta tanah air, dan cinta bangsa. Dari
sini berawal sikap saling membantu, saling membela dan saling berkorban
untuk sesama.
e.
Adil
Yang dimaksud dengan bersifat adil adalah mengambil sikap yang tidak
berat sebelah, dan berpegang teguh pada kebenaran. 
f.
Hemat cermat
Artinya adalah hemat cermat dalam segala tindakan. Hermat cermat
berhubungan dengan efesiensi dan efektivitas. Terdapat banyak petuah dari
nenek moyang orang Minang mengenai dua hal tersebut, dalam urusan
penempatan manusia maupun pemakaian benda alam.
g.
Waspada (siaga)
Sifat waspada dan siaga termasuk sidat yang dianjurkan adat Minang seperti
yang disebutkan dalam pepatah nenek moyang orang Minang.
h.
Berani karena benar
Islam mengajarkan untuk mengamalkan “amar makruf, nahi mungkar” yang
artinya menganjurkan orang supaya berbuat baik dan mencegah orang
berbuat kemungkaran. Adat Minang dengan tegas menyatakan bahwa orang
Minang harus punya keberanian untuk menegakkan kebenaran. Berani
karena benar.
i.
Arif bijaksana, tanggap dan sabar
Orang yang arif bijaksana adalah orang yang dapat memahami pandangan
orang lain. Dapat mengerti apa yang tersurat maupun tersirat. Tanggap
artinya mampu menangkis setiap bahaya yang bakal datang. Sabar artinya
mampu menerima segala cobaan dengan dada yang lapang dan mampu
mencarikan jalan keluar dengan pikiran yang jernih.
j.
Rajin
Sifat yang pantas dipunyai orang Minang seperti pepatah yang nenek
moyang orang Minang sampaikan.
k.
Rendah hati
Orang Minang yang hidup sebagai perantau dan hidup dalam lingkungan
budaya lain, maka sebagai kelompok pendatang yang minoritas harus tau diri
dan pandai menempatkan diri
  
1
Sistem Eksogami dan Matrilineal
Belum ada kelompok keluarga batih (Nuclear family) yang terdiri dari ayah-ibu
dana anak-anak. Lambat laun muncul kesadaran akan hubungan antara ibu dan anak-
anaknya sebagai satu kelompok keluarga, karena anak-anak hanya mengenal ibunya dan
tidak tahu siapa dan dimana ayahnya. Dalam kelompok keluarga batih ibu dan anak-
anaknya ini, ibulah yang menjadi kepala keluarga.
Dalam kelompok ini mulai berlaku aturan bahwa persanggaman (persetubuhan)
antara ibu dan anak lelakunya dihindari dan dipantangkan (tabu). Ini adalah asal mula
perkawinan di luar batas kelompok sendiri yang sekarang disebut adat eksogami.
Artinya perkawinan hanya boleh dilakukan dengan pihak luar, dan sebaliknya
perkawinan kelompok serumpun tidak diperkenankan sepanjang adat.
Kelompok keluarga semakin lama makin bertambah banyak anggotanya. Karena
garis keturunan selalu diperhitungkan menurut garis ibu, dengan demikian terbentuk
suatu masyarakaat yang oleh para sarjana disebut masyarakat matriachat.
Istilah matriachat yang berarti ibu yang berkuasa sudah ditinggalakn. Para ahli
sudah tahu bahwa system ibu yang berkuasa itu tidak ada. Yang ada ialah kelompok
keluarga yang menganut prinsip silsilah keturunan yang diperhitungkan melalui garis
ibu atau dalam bahasa asing disebut garis matrilineal
Sistem kekerabatan matrilineal terdapat 3 unsur yang paling dominan, yaitu:
1.
Garis keturunan menurut garis ibu
2.
Perkawinan harus dengan kelompok lain, di luar kelompok sendiri yang
sekarang dikenal dengan istilah Eksogami matrilineal
3.
Ibu memegang peranan yang sentral dalam pendidikan, pengamanan,
kekayaan dan kesejahteraan keluarga.
  
1
2.5.7  Arti Logo Minangkabau
Gambar 2.3 Logo Minangkabau
Tuah Sakato
Lambang masyarakat nan sakato
Bola bulan bintang
Lambang tauhid Islam
Tanduk kerbau
Lambang kearifan, kecerdikan, ketekunan dan keuletan (4-K)
Payung panji
Lambang kemuliaan, keamanan, kedamaian dan keseahteraan masyarakat (4-KM)
Keris dan pedang
Lambang kesatuan hukum adat dan hukum Islam untuk menjamin ketertiban masyarakat
Tombak
Lambang ketahanan masyarakat
Marawa
Lambang wilayah adat luak nan tigo serta rantau
Warna kuning   : Lambang Luak Tanah Datar
Warna merah    : Lambang Luak Agam
Warna hitam     : Lambang Luak Limopuluah Koto
Pemasangan Marawa : Warna hitam menyatu dengan tiang, warna merah ditengah, dan
warna kuning di bagian luar.
  
1
Lambang wilayah rantau
Warna biru       : Lambang rantau pesisir
Warna hijau      : Lambang rantau timur
Warna lembayung         : Lambang rantau batuah
2.5.8  Arti Warna dalam Adat Minangkabau
Kuning
: Lambang kebesaran, keagungan dan kehormatan. Dipakai sebagai
Lambang Luak Tanah Datar
Merah   : Lambang keberanian dan tahan uji. Dipakai sebagai Lambang Luak Agam
Hitam
  : Lambang kepemimpinan dan tahan tempat. Dipakai sebagai Lambang Luak
Limopuluah Koto
Biru
  : Lambang kebenaran dan ketertiban. Dipakai sebagai Lambang Rantau Pesisir
Hijau
   : Lambang perdamaian dan masa depan yang cerah. Dipakai sebagai Lambang
Rantau Timur
Lembayung
: Lambang ilmu pengetahuan dan cerdik pandai. Dipak  sebagai Lambang
Alim Ulama.
2.5.9  Profil Sumatera Barat
2.5.9.1 Kesenian
Seni Sastra
Sastra Minang mempunyai kedudukan penting dalam kehidupan masyarakat
bahkan sastra Minang menyatu dengan kehidupan sehari-hari. Sastra Minang adalah
sastra lisan yang terdiri dari;
Pantun, pepatah, petitih, kiasan dan ibarat terkumpul dalam tambo dan aday alam
Minangkanbau
Cerita rakyat yang bersifat prosa
Kaba, cerita yang bersifat liris-prosa
Seni Tari
Seni tari Minang sumbernya dari silat. Bunga silat disebut pencak dan bunga serta
variasi dari pencak berkembang menjadi tari. Sesuai dengan prinsip “Alam Takambang
jadikan Guru”, maka pengayaan dalam gerak tari Minang dipengaruhi oleh alam
sekitarnya. Nama-nama tari juga bersumber dari alam, termasuk alam binatang. Ragam
gerak tari Minang sangat kaya, karena banyaknya aliran silat. Tari Minang antara lain:
Tari Piring
memiliki gerakan yang menyerupai gerakan para petani semasa
bercocok tanam, membuat kerja menuai dan sebagainya. Tarian ini juga
melambangkan rasa gembira dan syukur dengan hasil tanaman mereka. Tarian
ini merupakan tarian gerak cepat dengan para penari memegang piring di tapak
tangan mereka, diiringi dengan lagu yang dimainkan oleh talempong dan
saluang. 
  
1
Tari Payung
adalah salah satu
tari klasik yang
menggambarkan kasih sayang
seorang kekasih yang dilambangkan dengan melindungi dengan
payungnya.Tarian ini memang merupakan tari pergaulan muda-mudi sehingga
dibawakan secara berpasang-pasangan.
Tari Indang
merupakan suatu bentuk sastra lisan yang disampaikan secara
berkelompok sambil berdendang dan memainkan rebana kecil. Kesenian ini
tadinya bertujuan untuk keperluan dakwah islam. Sastra yang dibawakan
berasal dari salawat nabi Muhammad atau hal-hal bertema keagamaan. 
Tari Pasambahan
adalah tarian khas Minangkabau yang dimana tarian ini
dimaksudkan sebagai ucapan selamat datang dan ungkapan rasa hormat kepada
tamu kehormatan yang baru saja sampai.
Turuk Laggai
dibawakan oleh penari laki-laki dengan memakai pakaian
tradisional Mentawai.
Seni Krawitan
Karawitan Minang terdiri dari bunyi-bunyian dan dendang. Menurut penelitian
para ahli, Minangkabau mempunyai 2 wilayah karawitan yaitu
wilayah darek (luhak
Nan Tigo) yang musiknya mempunyai tangga nada 5 buah (pentatonis) meskipun tidak
secara mutlak dan wilayah pesisir yang musiknya mempunyai tangga nada 7 buah
(hetatonis) . Di Derek dikenal dengan alat karawitan saluang, puput, gadang (batang
padi), sarunai, talempong. Sedangkan di pesisir dikenal alat karawitan bansi dan rebab.
Seni Rupa 
Seni rupa/lukis yang dikembangkan terutama daam bentuk ukuran yang biasanya
menghias tiang atau dinding rumah gadangserta pada peralatan rumah tangga. Motif
yang digambarkan pada ukiran tersebut adalah motif tumbuhan, sedangkan motif
binatang jarang dibuat.
Rumah adat Minangkabau merupakan bentuk bangunan yang spesifik,
penuh
dengan disiplin pola tradisional. Terdapat konsep keindahan dari nilai-nilai kerbau,
sebagai buah inspirasi bentuk atap lengkap dengan dua tanduknya yang simetris.
Jumlah tanduk kanan kiri pada atap satu sama lain menjulang, dengan berbagai
variasi hiasan melilit. Seni bangunan adat Minangkabau menunjukkan karakter wanita
Minang yang sedang mekar masa puber, yang mana seorang gadis harus telah emiliki
rumah tinggal ketika sang gadis telah menginjak usia dewasa sebagai persiapan dalam
mendirikan rumah tangga.
Bangunan induk dilengkapi dengan rangkiyang si bajao-bajao dan si Tinjau Laut,
yang terletak di kiri kanan bangunan induk, sebagai lumbung padi. Bila dikaitkan
dengan sistem keibuan (matrialinial) sebagai sumber keindahan juga memiliki karakter
penghias diri, merupakan buah dorongan spiritual dalam segala hal. Rumah gadang
merupakan suatu lambang bagi gadis-gadis Minang yang sedang berkembang.
Seni Teater 
  
2
Seni teater/drama yang sangat terkenal di kalangan masyarakat Minangkabau
adalah Randai. Randai adalah drama yang menggambarkan cerita rakyat Minangkabau.
Pelaku Randai ini seluruhnya laki-laki, yang membentuk sebuah lingkaran sambil
melakukan gerakan silat yang sekali-kali ikut mengucapkan cerita yang disampaikan
oleh pemimpin randai. Pemimpin randai berdiri di tengah-tengah lingkaran sambil
menyampaikan jalannya cerita. Si pemimpin dapat berlakon sebagai pertempuran sesuai
dengan permintaan cerita.
Seni Musik dan Lagu
Ungkapan
seni masyarakat Minangkabau banyak diperlihatkan melalui musik
yang seluruhnya menirukan suara yang banyak terdapat pada pada alam. Alat musik
yang diapakai untuk kegiatan kesenian dapat dibagi atas:
1. Alat tiup, terdiri dari:
Saluang Darek, Saluang Sirompak, Saluang Pauah, Saluang Panjang, Bansi,
Salempong, Pupuik Batang Padi, Pupuik Sarunai, Pupuik Baranak Pupuik
Tanduak.
2. Alat Perkusi, terdiri dari:
Perkusi Logam, terdiri dari ; Talempong, Canang, Momongan, Aguang,
Gandang Tigo, Talempong Jao/Talempong
Perkusi bambu, terdiri dari; Katuak-katuak Talempong Sambilu,
Talempong Buluah, Alu Baganto.
Perkusi kulit, tediri dari; Gandang Karindik, Dol/Tambua, Rabani dan
Rapi, Gandang Sarunai, Tassa
Perkusi kayu, terdiri dari Talempong Kayu dan Tong-Tong
Gandang Sarunai
Gandang Sarunai merupakan salah satu kesenian tradisional yang ada di Kabupaten
Solok Selatan.
Talempong Pacik
Sejenis alat musik berupa gong kecil tunggal dengan benjolan ditengahnya. Alat ini
dibawa dan dimainkan sambil berjalan sebagai pelengkap arak-arakan pada upacara adat
dan pesta-pesta rakyat.
Talempong Botuang Silungkang
Talempong Botuang dan Ratok Silungkang Tuo adalah kesenian lama Silungkang yang
dahulunya dimainkan oleh kaum ibu di rumah, di sawah atau di ladang untuk sekedar
menghilangkan kepenatan setelah bekerja seharian.
Saluang
Alat musik tiup ini terbuat dari bambu tipis atau talang
Bansi
Alat musik yang bentuknya Pendek dan memiliki 7 lubang dan dapat memainkan lagu-
lagu tradisional maupun modern karena memiliki nada standar.
  
2
Pupuik Batang Padi
Alat musik yang terbuat dari batang padi.
Sarunai 
Alat musik yang terbuat dari dua potong bambu yang tidak sama besarnya.
Pupuik Tanduak
Alat Musik yang terbuat dari tanduk kerbau yang dibersihkan.
Talempong
Alat musik khas Minangkabau. Bentuknya hampir sama dengan gamelan dari Jawa.
Rabab 
Alat musik di Minangkabau yang dimainkan dengan menggesek biola.
Gandang Tabuik 
Alat musik berbentuk bangunan bertingkat tiga terbuat dari kayu, rotan, dan bambu
dengan tinggi mencapai 10 meter dan berat sekitar 500 kilogram.
Alu Katentong
Alat penumbuk padi yang diiringi tarian. ?
Berdendang basijobang
Alat seni sejenis dendang yang diiringi musik yang bersumber dari hentakan kotak korek
api yang berkisah tentang Anggun Nan Tongga dan Putri Gondoriah
Seni Bela Diri
Berkembang seni bela diri pencak silat yang disebut Dabus. Pencak dalam
gerakannya lebih mengandung unsur tari, sedangkan silatnya sendiri menitikberatkan
pada bela diri. Silat yang berkembang di Sumatera Barat disebut Kumango, yang
diajarkan sejak masa kanak-kanak.
Nama silat berasal dari kata silaturahmi. Dalam
aturannya, apalabila orang yang bisa silat tidak boleh lebih dahulu menyerang. Silat
hanya digunakana untuk memproteksi diri apabila ada yang berbuat jahat. Silat di
Sumatera Barat sendiri banyak jenisnya.
2.5.9.2 Songket Minangkabau
Orang-orang Minangkabau menyebut kain songket dengan istilah bapalak.
Pengertian songket di Sumatera Barat sama dengan umumnya, yaitu
merupakan hasil
tenunan yang menggunakan benang emas atau benang perak sebagai benang tambahan
untuk membentuk corak hias. Yang menjadikan songket Sumatera Barat tampil secara
khas adalah unsur simbolik, fungsi dan segi estetik pada corak-coraknya.
Melalui nama dan corak terungkap cerita tentang hukun-hukum, kebesaran dan
keseimbangan alam semesta. Corak songket Minangkabau di bagi dalam tiga kelompok,
yaitu:
  
2
1. Berasal dari nama flora, antara lain Pucuak Rabuang (pucuk rebung), Basisik
Batang Pinang (sisik pohon pinang), Batang Padi (tangkai padi), Bungo
Tanjung (bunga tanjung), Pinang Baaka Cino (pinang berakar cina);
2. Berasal dari nama fauna, antara lain Tali Buruang (Jejak Burung), Itiak Pulang
Patang (itik pulang petang), Talua Buruang (itik pulang petang, Bada Mudiak
(iring-iringan teri ke hulu sungai), Cintadu Bapatah (serangga);
3. Berasal dari nama benda-benda lainnya, antara lain Biku-biku
(mata gergaji),
Sajamba Makan (tampan upacara), salah Ketek (dompet/tempat tembakau), Si
Cantiak Manih (si cantik manis), Mariak Jarang (permata jarang).
Produksi kain songket di Sumatera Barat umumnya menggunakan alat tenun khas
yang disebut Panta. Kain-kain adat yang dibuat dengan panta antara lain:
1. Kain sarung (kodek atau
lambak_, berfungsi sebagai penutup tubuh antara
pinggang sampai pergelangan kaki. Jenis-jenis kain sarung ini adalah:
a.
Kodek Balapak, bermotif padat, berukuran ±70 cm dan disambungkan
dengan kain biasa untuk menyesuaikan dengan tinggi badan si pemakai.
b.
Kodek Batapua, dihias dengan corak yang bertaburan, tidak sepadat
kodek balapak
c.
Lambak Duo, artinya kain berlapis dua. Kain berukuran kecil sekitar 25-
35 cm
d.
Lambak Ampek,
artinya kain berlapis empat, biasanya dipakai oleh
wanita yang sudah dewasa dan matang.
e.
Lambak Babingkai,
kain sarung dengan kjalur yang bercorak songket
jarang.
f.
Lambak Babintang,
dipakai oleh kaum wanita yang telah mempunyai
menantu.
g.
Lambak Basiriang, kain sarung yang bergari dengan warna dasar hitam,
bercorak bunga kuning, merah, hijau, dan putih yang bersilangan pada
sudut kain, Dipakai oleh wanita-wanita berumur yang sudah mempunyai
cucu, cicit.
2. Tutup kepala wanita (tangkuluak), tampil dalam bentuk tanduk. Kain ini muncul
dalam berbagi gaya sesuai dengan daerah asal pembuatannya.
3. Selendang, kain songket yang dikenakan di bahu mengarah ke depan. Dibuat
dalam beberapa gaya, seperti:
a.
Selendang Balapak
yang bermotif padat dan dipakai di seluruh daerah
Minangkabau dalam pakaian adat bundo kanduang.
b.
Sandang Bugih, selendang bercorak pada kedua ujung lembar kain.
Biasanya dipakai oleh wanita-wanita
bersuami dalam umur sekita 30
tahun.
c.
Sandang Gobah, selendang bercorak pada kedua ujung lembar kain,
biasanya dipakai oleh wanita-wanita bersuami dalam umur sekitar 30
tahun.
d.
Sandang Cukie Kuniang, bercorak kekuningan, umumnya diperuntukkan
bagi wanita yang sudah beranak namun belum punya cucu. Sebagai
pilihan lain untuk kegunaan serupa adalah Sandang Cukie Ayam-ayam
yang bercorak ayam.
  
2
e.
Sandang Toga, selendang pengganti selendang gobah, biasanya
digunakan oleh anggota iring-iringan pembawa hantaran persyaratan
pesta.
4. Sisamping dan cawek, berupa pengganti ikat pinggang dan digunakan oleh kaum
lelaku yang mempunyai jabatan tertentu, seperti datuk, penghulu, duabalang
dan sebagainya.
5. Saluak, tutup kepala bercorak songket padat dan hanya dipakai oleh para datuak
atau penghulu.
6. Uncang atau puro, semacam karung atau tas kecil untuk tempat sirih pinang dan
kelengkapannya. Beda ini biasanya dipakai oleh pengantin wanita dalam
perjalannya ke rumah pengantin pria.
Daerah-daerah yang dikenal sebagai pusat tenun songket adalah sekitar Bukittingi
dengan Pandai Sikat, Silungkang dan Payakumbah. Padai Sikat, menghasilkan kain-kain
songket terbaik dalam aneka corak tradisional melalui ungkapan stilasi geometris dari
lingkungan flora dan fauna. Nama-nama corak seperti bunga tanjuang, kaluak paku, itik
pulang patang, puncak rabuang dan sebagainya. Ciri khas lainnya adalaha kerapatan
tetal pakan benang emas atau peraknya, sehingga hanya menyisakan sedikit ruang
terbuaka bagi penampilan kain dasarnya yang berwarna merah gelap dan hitam.
Silungkang menggunakan bahan dasar katun. Corak-corak khas Silungkang antara
lain bunga, burung merak dan corak-corak geometri yang dihasilkan melalui alat tenun
tijak. Selain membuan kain songket, Silungkan dikenal debagai pertenunan kain-kain
sarong palekat.
Payakumbuh dikenal dengan produk-produk songket desain-desain barn. Corak-
coraknya dikembangakan sesuai dengan kebutuhan pasar seperti ragam-ragam hias daam
ungkapan modern, seperti rumah adat, kerbau, aneka flora dan bentuk-bentuk geometri
sederhana.
2.5.9.3 Upacara dan Acara Adat
Serangkaian upacara dan acara tradisional lainnya yang sampai saat ini masih di
jalankan oleh masyrakat Minangkabau terutama yang berhubungan dengan aktivitas
sehari-hari. Beberapa upacara yang sering dilakukan, antara lain:
Tulak bala, merupakan usaha manusia untuk menolak, mencegah atau
menangkal segala macam bencana yang dapat membahayakan kehidupan
manusia,
Marihimin, merupakan upacara permohonan kepada Tuhan YME untuk
mendapatkan keselamatan dan dijauhkan dari segala petaka. Upcacara ini
biasanya diselenggarakan pada waktu akan turun ke sawah dan menaburkan
benih pada pada saat berjangkitnya wabah penyakit, berlangsungnya kemarau
panjang dan lain-lain.
Mangido unat nieme, nama upacara ini berasal dari bahasa Tapanuli yang berarti
meminta obat padi, yang maksudnya untuk memohon kesuburan bagi tanaman
padi.
Manogeh tombang, merupakan upacara dalam kaitannya dengan menambang
emas yang banyak terdapat di Nagari Cubadak. Maksud dari upaca ini
  
2
merupakan permohonan kepada Jin Emas agar diperbolehkan menamban atau
mendulang emas dengan selamat dan membawa banyak hasil.
Tatau adalah sejenis upacara pengobatan dalam rangka membuka hutan untuk
areal persawahan atau lading, dengan mengusir makhluk halus agar tidak
menggangu pekerjaan.
Parahu turun ke lauik, sering dilaksanakan oleh masyarakat nelayan yang tinggal
di tepi pantai, terutama dalam usaha penangkapan ikan. Maksud
penyelenggaraan upacara ini adalah meomohon pertolongan kepada Tuhan
YME agar diberi keselamatan selama melakukan pelayaran serta memperoleh
hasil seperti yang diharapkan.
Malaimaui pasie, biasa dilakukan oleh penduduk yang tinggal di daerah pesisir
barat yang merupakan masyrakat nelayan. Upacara ini deselenggarakan
sebelum mereka turun ke laut, yaitu dengan menyirami benda-benda yang akan
dibawa dan perahu-perahu dengan air yang telah dicampur dengan kulit
jeruk/limau, bunga-bungan dan daun-daunan.
Karu adalah upacara Tolak Bala disertakan dengan Baureh. Waktu pelaksanaan
Karu secara rutin 2 kali dalam setahun dan dilakukan pada siang hari.
Pelaksanaan pertama setiap akan memasuki bulan puasa Ramadhan. Sebulan
atau 20 hari menjelang masuk Ramadhan.
Pesta Tabuik sebagai salah satu seni tradisional dan permainan anak nagari yang
sudah  merupakan core event pariwisata nasional yang dilaksanakan setiap
tahun pada awal bulan Muharram.
Pacu Jawi, di Kota Payakumbuh, Karapan Sapi lebih dikenal dengan Pacu Jawi
(Sapi). Lokasi kegiatan ini diadakan diareal persawahan dan dilaksanakan
sesuai musim panen.
Pacu Itiak (itik) Merupakan satu olah raga yang digelar oleh masyarakat Kota
Payakumbuh. Itik yang diperlombakan adalah itik khusus yang berusia antara
4-6 bulan. Pacu itik dilombakan dengan jarak terbang yang sudah ditentukan.
Batombe adalah Tradisi yang hanya ada di Kabupaten Solok Selatan. Tradisi ini
berupa berbalas pantun yang diiringi dengan alat musik tradisional Rabab.
Sampelong,
kesenian tradisional berupa pengucapan syair atau pantun khas
daerah Minangkabau, yang umumnya berupa ratok (ratapan) hingga pantun
yang isinya percakapan sehari-hari.
Pesta Rakyat Balerong adalah kegiatan musyarawah oleh masyarakat pangkalan
dengan para perantau yang dilaksanakan 1-10 hari setelah hari raya Idul Fitri
setiap tahunnya.
Alur Pasambahan
biasanya dipakai di didalam penuturan ninik mamak dan
cerdik pandai pada upacara adat di Minangkabau
Dabuih, Tanah Datar.Merupakan atraksi kekebalan tubuh terhadap benda tajam
seperti pisau, parang api, kaca dan lain-lain
2.5.9.4   Busana Adat
Masyarakat Minangkabau mengenakan berbagai busana tradisional, yang
penggunaannya hamper selalu dikaitkan dengan fungsi sosial tertentu. Orang-orang yang
memegang peranan penting dalam masyrakat seperi penghulu
dan bundo kandung,
  
2
seperangkat kain yang membungkus tubuhnya bukan saja berfungsi melindungi tubuh
tetapi mengandung makna-makna simbolis yang hars dipegang teguh.
Pakaian Penghulu
Seorang penghulu atau ninik mamak,
yang digelari datuk oleh masyarakat
memegang peranan penting sebagai pemimpin kaumnya dan berhak mengatur sanak
keluarga yang terhimpun dalam kaumnya. Masing-masing daerah adat di Minangkabau
memiliki variasi yang berbeda, namun secara umum terdiri dari destar, baju hitam
longgar, celana hitam lebar, sesamping, kain sandang, keris dan tongkat. Pakaian besar
ini disebut pakaian adat, terdiri dari destar sebagai penutup kepala yang disebut salung
batimba (seluk bertimba) terbuat dari kain batik. Bagian muka saluak ditata berkerut-
kerut berjenjang dengan bagian atas datar. Kerutan-kerutan tersebut melambangkan
aturan hidup orang Minangkabau yang diungkapkan melalui pepatah bertangga turun.
Baju lengan hitam longgar (besar lengan) dengan leher lepas tidak berkatuk, belah
sampai ke dada tanpa kancing. Hal ini melambangkan keterbukaan dan kelapang dada
seorang pemimpin yang tidak suka mengunting dalam lipatan.
Celana (sarawa) yang dipakai lapang berwarna hitam yang melambangkan
kesiagaan, walaupun lapang dibatasi oleh ukua (ukur) dan jangko (jangka) diwujudkan
melalui sulaman benang emas pada pinggirnya (minsai).
Kain samping yang melilit pinggang di atas lutut dengan sudutnya yang seperti
nitu tergantung melambang kehati-hatian pemakain dalam segala tindak tanduknya
dalam masyarakat. Sesamping digunakan saat berpergian dan kebanyakan warna yang
dipilih merah yang melambangkan keberanian serta tanggung jawab. Ragi benang emas
yang menghiasinya disebut cukia
menandakan bahwa pemakainya memilihi
pengetahuan yang cukup di bidangnya.
Ikat pinggang (cawek) dari sutra berjumbai (bajumba alai) bermaksud supaya
kokoh luar dan dalam. Bahunya berselempang kain sandang atau kain kaciak dari kain
cindai sebagai lambang kebesaranseorang penghulu (ninik mamak). Keris dengan posisi
miring ke kiri terselip dei perut melambangkan keberanian tanpa bermaksud
menghadang musuh melainkan untuk menadi hakim. Ditambah dengan tongkat untuk
berjalan di malam hari atau berdiri lama. Pada hakekatnya komando anak kemenakan,
untuk mengingatkan bahwa penghulu punya penongkat atau pembantu dalam
menjalankan jabatannya, juga melambangkan bahwa tiap-tiap keputusan yang telah
dibuat harus ditegakkan penuh wibawa.
Pakaian Bundo Kanduang
Seorang wanita yang telah diangkat menjadi bundo kanduang (bunda kandung)
memegang peranan penting dalam kaumnya, Tidak semua wanita dapat menjadi bundo
kanduang. Harus seseorang yang arif bijaksana, kata-katanya didengar, pergi tempat
bertanya, pulang tempat berita dan juga sebagai pemegang harta pusaka kaumnya.
Umumnya kelengkapan pakaian bundo kanduang
terdiri dari tengkulung, baju
kurung, kain
selempang,
kain sarung dan berhiaskan anting-anting serta kalung.
Tengkuluk tanduk atau tengkuluk ikek sebagai penutup kepala. Bahannya berasal dari
kain balapak tenunan Pandai Sikat Padang Panjang. Bentuknya seperti tanduk kerbau
  
2
dengan kedua ujung runcing berumbai dari emas atau loyang sepuhan. Pemakaian
tengkuluk melambangkan bahwa perempuan sebagai pemilik rumah gadang.
Baju kurung berwarna hitam, merah, bitu atau lembayung ditaburi dengan benang
emas. Pinggirnya dihias minsai sebagai lambang demokrasi tetapi dalam batas-batas
yang patut.
Bahu kanan berselempang ke rusuk kiri kain balapak, melambangkan tanggung
jawab yang harus dipikul oleh bundo kanduang untuk melanjutkan keturunan. Penutup
badan bawah menggunakan kain sarung (kodek) balapak bersulam emas, yang berfungsi
religious bagi pemakainya, sebagai symbol meletakkan sesuatu pada tempatnya.
Perhiasan yang dikenakan adalah subang atau anting-anting dari emas. Kalung dari
beberapa macam, yaitu kalung kuda, kalung pinyaram, kalung gadang (besar), gelang
bapahaek dan gelang ular. Pemakaian gelang melambangkan bahwa semua yang
dikerjakan harus dalam batas-batas kemampuan.
Pakaian sehari-hari
Para wanita khususnya yang telah berumur dalam kesehariannya mengenakan baju
kurung ke luar, lambak/kodek atau kain sarung dan selendang pendek. Baju kurung ke
luar lenggannya panjang dan dalamnya sampai di bawah lutut terbuat dari berbagai jenis
bahan sesuai kemampuan. Lambak/kodek, yang juga disebut kainsarung dapat berupa
kaing songket, batik, sarung bugis ataupun kain pelekat. Tutup kepala dari selendang
pendek dengan ujung yang tergerai kebelakang. Terkadang juga dilengkapai dengan
pemakaian beberapa perhiasan, seperti kaling, anting-anting serta cincin.
Kaum pria sehari-hari mengenakan celana batik tanpa pisak,  baju putih model
gunting cina dan peci/kopiah. Warna putih pada baju melambangkan kebersihan dan
kemurnian para pemakainya. Model guntung cuna merupakan model pakaian longgar
menunjukkan pakaian sehari-hari. Khusus pada pakaian penghulu, bila ada sulaman
menandakan kerajian anak kemenakan yang memperunakan waktu sebaik-baiknya.
Tersampir kain bugis (bugih) pada bahu yang dapat digunakan pada waktu sholat.
2.5.9.5 Kerajinan Tradisional
Kerajinan yan dikerjakan secara turun menurun oleh masyarakat Minangkabau
antara lain adalah:
Tenun terdapat di daerah Pandai Sikek, Silungkang, Sainiang Baka, Koto
Gadang.
Sulaman terdapat di daerah Lubuk Bagaluang, Nareh, Koto Gadang,
Ampek Angkek Canduang, Saniang Baka.
Ukir Rumah terdapat di daerah Ampek Angke Canduang.
Anyaman, Bambu, Pandan dan Rotan terdapat di daerah Lima Puluh
Koto
Pengrajin Perak, terdapat di Koto Gadang.
Pengrajin Kuningan terdapat di daerah Sungai Puar.
  
2
2.5.9.6 Wisata
Wisata Sejarah
Masjid Asasi Sigando
Masjid Asasi yang terletak di Kelurahan Sigando Padang Panjang ini merupakan Masjid
tertua di Kota Padang Panjang yang diperkirakan berusia ± 400 tahun.
Masjid 60 Aso
Merupakan Mesjid Tertua di Kecamatan Sungai Pagu. Kata 60 Aso berasal dari Tiang
Mesjid yang berjumlah 60 buah.
Talempong Batu  Talang Anau
Dapat di jumpai dalam satu bangunan
di halaman Balai Adat Nagari Talang Anau,
banyaknya 6(enam) buah batu yang tersusun rapi berjajar diatas bantalan yang terbuat
dari bambu.
Arkeologi Sandaran Niniak Nan Salapan 
Menhir yang ada di Jorong Guguak Nagari Guguak VIII Koto Kecamatan Guguak,
terdapat batu menhir sandaran niniak sebanyak 8 buah.
Rumah Tua Tan Malaka
Merupakan rumah kelahiran tokoh sejarah, pahlawan nasional, pahlawan kemerdekaan
Indonesia yaitu Tan Malaka
Rumah Gadang Ukiran Cino
Dibangun ± 100 tahun yang lalu oleh seorang arsitektur Cina, disetiap rumah ini terdapat
ukiran ukiran tulisan cina yang apabila diartikan bahwa rumah ini rumah pribadi dan
tidak bisa dimiliki oleh orang lain.
Museum Arkeologi Belubus
Dimaksudkan sebagai museum kepurbakalaan di Kabupaten Lima Puluh Kota.
Menhir Mahat
Memiliki situs peninggalan kepurbakalaan yang dapat dijadikan sebagai objek wisata
budaya dan penelitian. Memiliki keindahan alam yang mempesona.
Batu Nan Limo
Sebuah jorong dalam wilayah kecamatan Payakumbuh terletak antara Simalanggang dan
Lubuak Batingkok, dinamakan Batu Nan Limo karena di daerah ada lima buah batu
tegak.
Rumah Gadang Ustano Rajo Balun
Rumah Gadang ini dulunya menjadi pusat Pemerintahan Kerajaan Alam Surambi Sungai
Pagu dengan Rajanya Tuanku Rajo Di Balun.
Lubuku Landau
  
2
Terdapat surau bersejarah milik Buya Lubuak Landua yang usianya lebih dari 155 tahun
Balairung Sari 
Bangunan yang mirip dengan rumah gadang terletak di Nagari Tabek Yang
membedakan dari rumah gadang adalah tidak adanya dinding dan tidak ada kamar.
Umur bangunan ini sudah mencapai 300 tahun.
Jam Gadang 
Simbol khas Sumatera Barat ini pun memiliki cerita dan keunikan karena usianya yang
sudah puluhan tahun, terdapat di Bukit Tinggi.
Benteng De Kock
Dibangun di pincak di dalam kota Bukittinggi tahun 1825 pada waktu terjadi perlawanan
rakyat yang dipimpin oleh Tuanku Imam Bonjol dan Harimau Nan Salapan terhadap
Belanda.
Gedung Tri Arga / Istana Bung Hatta
Terletak di kota Bukittinggi ini masa dahulu merupakan pusat pemerintahan darurat
Republik Indonesia tahun 1947.
Terowongan (Gua) Jepang
Dibuat oleh tentara Jepang pada periode 1942, terletak di tengah taman panorama di
Ngarai Sianok di bawah kota Bukittinggi.
Istana Pagaruyung
Dibangun oleh keluarga kerajaan Pagaruyung di Batusangkar yang mempunyai ciri khas
Minangkabau.
Rumah Puisi Taufiq Ismail
Terletak di Nagari Aie Angek, Jalan Raya Padang Panjang-Bukittinggi, km. 6.
Klenteng Kwam Im
Terletak di pusat kota Padang, merupakan sebuah tempat peribadatan masyarakat China
yang di bangunpada tahun 1861 dan kemudia direnovasi oleh Mayor Lee Say setelah
terjadi kebakakaran tahun1897.
Museum
Museum Adityawarman
Terletak di Jl. Diponegoro No.10 Padang
Museum Rumah Adat Baanjuang
Terletak di dalam komplek kebun binatanag
Museum Gedung Joang 45 Sumatera Barat
Terlerak di Jl. Samudra No. 8 Padang
Museum Perjuangan Tridaya Eka Dharma
  
2
Terletak di Jl. Panurama No.24 Bukittinggu
Istano Basa Pagaruyuang
Terletak di Kanagarian Pagaruyuang, Kec. Tanjung Emas
Museum Mandeh Rubiah
Terletak di Kanagarian Lunang Silaut, Kab. Pesisir Selatan
Museum Tuanku Imam Bonjol
Bonjol Ganggo Mudiak
Pusat Dokumentasi Kebudayaan Minangkabau (PDIKM)
Terletak di daerah Silaing, Padang Panjang
Museum Kelahiran Buya Hamka
Terletak di sungai Batang dikaki bukit yang mengahadap danau Maninjau
Museum Kelahiran Bung Hatta
Terletak di Jl. Soekarno Hatta No. 37, Bukittinggi
Museum Goedang Ransum
Terletak di Jl. Abdul Rahman Hakim, Sawahlunto
Museum Kereta Api
Terletka tidak jauh dari Masjid Agung Nurul Islam, Sawahlunto
Wisata Alam
Cagar Budaya Jambu Lipo
Terletak di Nagari Jambu Lipo, Kec. Lubuk Tarok Kabupaten Sijunjung
Danau Singkara
Sebuah danau yang membentang di dua kabupaten Solok dan kabupaten Tanah Datar.
Danau Maninjau
Sebuah
di kecamatan
,
, terletak sekitar 140
kilometer sebelah utara Kota Padang.
Danau Diatas dan Danau Dibawah 
Terdapat Danau Kembar di Kabupaten Solok. Keunikannya adalah Danau Diatas berada
di bawah dan kebalikannya.
Ngarai Sianok
Sebuah
curam (jurang) yang terletak di perbatasan kota
, di
kecamatan IV Koto, Kabupaten Agam.
Lembah Anai 
  
3
Terletak di antara Kota Padang dengan Bukittinggi. Air terjun ini terletak di tepi jalan
berhampiran dengan jambatan dan landasan kereta api lama yang tidak lagi digunakan.
Ngalau Indah
Merupakan objek wisata di bukit simarajo, Payakumbuh.
Lembah Harau
Objek wisata yang terletak di Kab.50 Kota.
Pantai Air Manis
Menyimpan sejarah, dengan keberadaan batu Malin Kundang terletak di Padang.
Embun Pagi
Pmeberhentian sebelum mencapai Danau Maninjau di desa Padang Gelanggang 24 km
dari Bukittinggi
Pulau Sikuai
Salah satu pulau yang terletak di sisi barat Pulau Sumatera.
Kawasan Bukit Langkisau
Memiliki ketinggian 1.000 kaki yang terletak antara Desa Salido dan Kota Painan-
Pesisir Selatan. Dimanfaatkan sebagai sarana olahraga terbang laying.
Pulau Cubadak 
Salah satu pulau di kawasan Mandeh – Pesisir Selatan yang telah dikelola menjadi objek
wisata berskala internasional oleh investor dari Italia.
Jembatan Akar Pesisir Selatan
Jembatan hidup yang melintasi sungai Bayang ini terbuat dari akar dua bohon beringin
yang saling bertautan.
 
Mentawai
Kabupaten Kepulauan Mentawai dengan ibu kota Tua Pejat –
Sipora berada lebih
kurang 135 km dari Kota Padang.
Desa Pariangan di Tanah Datar
Desa tertua di Minangkabau, dimana berasalnya nenek moyang orang Minangkabau,
terletak dilereng Gunung Merapi ditepi jalan raya Padang Panjang – Batusangkar.
Gunung Marapi
Terletak dalam kawasan administrasi Kabupaten Agam, tergolong gunung yang paling
aktif di Sumatera.
Gunung Singgalang
Merupakan sebuah gunung yang terdapat di provinsi Sumatera Barat, dengan ketinggian
2,877 meter.
  
3
Gunung Kerinci
Terletak di Pegunungan Bukit Barisan, dekat pantai barat, dan terletak sekitar 130 km
sebelah selatan Padang.
Taman Nasional Siberut 
Merupakan kawasan pelestarian alam yang memiliki ekosistem asli, yang dapat
dimanfaatkan bagi kepentingan ilmiah, sekaligus menunjang budaya dan pariwisata.
Pantai Bungus
Terletak 20 km sebelah selatan Padang
2.5.9.7 Flora Fauna
Rafflesia Arnoldi
Bunga Rafflesia yang disebut juga sebagai bunga raksasa adalah salah satu jenis
tumbuhan langka yang dilindungi.
Harimau Sumatra
Merupakan satu dari enam sub-spesies harimau yang masih bertahan hidup hingga saat
ini.
Siamang
hitam yang berlengan panjang, dan hidup pada pohon-pohon
termasuk dalam
klasifikasi satwa kritis yang terancam punah.
Tapir Asia
Merupakan jenis yang terbesar dari keempat jenis tapir dan satu-satunya yang berasal
dari Asia.
Rusa
Hewan mamalia pemamah biak (ruminan) yang termasuk familia Cervidae.
Beruang
Mamalia dari ordo Carnivora, famili Ursidae.
2. 5.9.8  Makanan Khas
Rendang
Satu
dan santan
sebagai bahan utama dengan kaya akan kandungan bumbu rempah-rempah.
Karupuak Sanjai
Sejenis peganan kerupuk dari singkong yang diparut tipis lalu digoreng dan diberi garam
sebagai penyedapnya.
Sate Padang
Memakai bahan
daging sapi, lidah, atau jerohan dengan bumbu
kuah kacang
kental
  
3
(mirip bubur) ditambah cabai yang banyak sehingga rasanya pedas.
Dendeng balado
Masakan khas yang dibuat dari irisan tipis dan lebar daging sapi yang dikeringkan lalu
digoreng kering.Daging goreng ini lalu diberi bumbu balado.
Bubur Kampiun
Campuran yang terdiri dari: kolak pisang, bubur candil, bubur sumsum dan ketan hitam.
Kopi Luwak
Seduhan kopi menggunakan
biji kopi yang diambil dari sisa kotoran
/musang
kelapa.
Cemilan Pensi 
Merupakan penganan yang diolah dari kerang air tawar Danau Maninjau.
  
3
2.5.10
Data Proyek
2.5.10.1  Media Promosi
 
Gambar 2.4 Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sumatera Barat
2.5.10.2
Tour de Singkarak
Tour de Singkarak adalah lomba balap sepeda jalan raya yang dilaksanakan
setiap tahun di Sumatera Barat. Sesuai dengan namanya, Singkarak yang berasal dari
sebuah danau terbesar di Sumatera Barat dimana para pembalap sepeda akan melewati
lintasan di danau itu. Turnamen yang diadakan sejak tahun 2009 ini merupakan salah
satu turnamen balap sepda resmi Persatuan Balap Sepeda Internasional (Union Cycliste
Internationale) sehingga menjadi agenda yang diperhitungkan para pembalap sepeda
dunia.
Tour de Singkarak sejak diselenggarakannya pada tahun 2009 sudah diikuti oleh
15 negara yang terdiri dari  10 tim internasional dan 5 tim nasional dengan jarak tempuh
459 km yang terbagi dalam 5 etape dan berlangsung selama tujuh hari.
  
3
2.5.11
Data Penyelenggara 
2.5.11.1 Departemen Kebudayaan dan Pariwisata (DepBudPar)
Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Indonesia adalah Instansi pemerintah
yang menangani seluruh aspek aspek pariwisata dan kebudayaan Indonesia. Bertepatan
di jalan medan merdeka barat no 17 jakarta 10110 dan dipimpin oleh Mari Elka
Pangestu selaku menteri pariwisata dan kebudayaan Indonesia.
Fungsi Direktorat Kesenian
Adalah melaksanakan penyiapan bahan rumusan rancangan kebijakan, standar,
Norma, criteria dan prosedur sera pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang
kesenian. Dalam melaksanakan tugas direktorat kesenian menyelenggarakan fungsi :
a. Pelaksanaan dan penyiapan bahan rumusan kebijakan di bidang kesenian;
b. Perumusan standar, norma, kriteria, dan prosedur di bidang seni rupa,
senipertunjukan, seni teater dan sastra, seni media serta industri seni;
Adapun Visi dan Misi Departemen Pariwisata dan Kebudayaan Indonesia :
VISI
Memperlihatkan identitas nasional, menyatukan segala aspek kebudayaan nasional
didalam nilai multi-kultur, kerjasama internasional dan kesejahteraan masyarakat.
MISI
Menyediakan perlindungan alam, perkembangan budaya berdasarkan nilai-nilai
budaya yang ada.
Mengembangkan promosi dan tujuan wisata pada saat mendapatkan keuntungan
kompetitif.
Mengembangkan sumber-sumber potensi kebudayaan dan pariwisata.
Mengembangkan pemerintahan yang bersih dan akuntabilitas umum yang sehat.
2.5.11.2
  Visit Indonesia
Banyaknya kekayaan yang dimiliki bangsa kita akan menjadikan tujuan dalam
program "Visit Indonesia Year 2008". "Program VIY merupakan bingkai besar yang
mempromosikan berbagai destirasi wisata diseluruh daerah di Indonesia. Dengan 100
event unggulan selama setahun penyelenggaraanya. Dalam Visit Indonesia Year 2008
yang sedang dipromosikan memang destirasi pariwisatanya, bukan Indonesianya. Jadi
kita mempromosikan Tana Toraja, Bali, Yogyakarta, dan sebagainya. Jadi berkunjung
bukan ke Indonesia, tapi berkunjung ke Destirasi (wilayah), sedikit tentang logo Visit
Indonesia :
Bentuk Logo akan mengambil konsep Garuda Pancasila sebagai dasar
negara, tetapi dengan pengolahan yang modern.
  
3
Lima sila akan digambarkan berupa 5 Garis Warna yang berbeda dan
merupakan simbol diversity Indonesia yang penuh dengan keanekaragaman.
Logo akan diolah menjadi bentuk dan warna yang dinamis sebagai
perwujudan dari Dinamika Indonesia yang sedang berkembang.
Jenis Huruf dari Logo akan mengambil dari elemen otentik Indonesia yang
disempurnakan dengan sentuhan modern.
2.6
Data Khalayak
Berikut ini merupakan target sasaran penulis dalam komunikasi visual pada
identitas visual “Visit Sumatera Barat 2014” :
2.6.1  Target Primer
Target primer dalam identitas visual Sumatera Barat adalah wisatawan asing yang
datang ke Indonesia dari segala kalangan, yang memiliki hobi travelling yang ingin  tahu
lebih tentang pariwisata Sumatera Barat, baik itu Sejarah, Budaya, maupun Eco-
Toursim.
2.6.2  Target Sekunder
Target primer dalam identitas visual Sumatera Barat adalah masyarakat Indonesia
dari segala kalangan yang memiliki hobi travelling yang yang ingin mengetahui lebih
dalam lagi tentang di Sumatera Barat.
2.7
Analisa Kasus
2.7.1 Faktor Pendukung
Faktor pendukung dalam perancangan komunikasi visual ini adalah tema yang
diangkat dapat mengangkat nama Sumatera Barat. Dan lingkungan masyarakat Sumatra
Barat yang masih memegang teguh kebudayaan tradisional yang dapat mengenalkan
budaya asli kepada internasional dan nasional.
2.7.2 Faktor Penghambat
Faktor penghambat dalam perancangan komunikasi visual ini adalah munculnya
opini-opini publik yang meragukan promosi Sumatera Barat. Kurangnya publikasi yang
dilakukan pemerintah untuk mempromosikan tempat-tempat wisata di Sumatera Barat.
Dan juga infrastruktur Suamatera Barat yang belum cukup memadai 
  
3
2.7.3 Faktor S.W.O.T
Strength
-
Melalui promosi Sumatera Barat masyarakat Indonesia dan Mancanegara akan
terpacu untuk terus peduli akan pariwisata di Indonesia.
-
Masih banyak masyarakat yang peduli dan mengerti akan indahnya keaneka
ragaman kebudayaan daerah-daerah di Indonesia.
-
Sumatera Barat memiliki potensi akan produk wisata terutama Bahari, Budaya,
Sejarah dan eco-tourism.
Weakness
-
Masyarakat luar lebih menggenal Bali.
-
Kesulitan yang akan dihadapi oleh pemerintahan Indonesia dan Sumatera Barat
dalam menyiapkan promosi untuk mendatangkan wisatawan.
-
Infraksturuktur di Sumatera Barat yang belum cukup memadai
Opportunity
-
Adanya festival tahunan internasional Tour de Singkarak.
Threat
-
Pariwisata Sumatera Barat kalah pamor dari pariwisata lain yang di Indonesia.
-
Akibat datangnya wisatawan, terjadinya homogenisasi budaya,  dan identitas
etnik lokal akan tenggelam dengan sistem industry dengan teknologi barat,
birokrasi nasional dan multinasional, consumer-oriented economy dan jet age
lifestyle.