3
BAB 2
DATA & ANALISA
2.1
Sumber Data
Pencarian data dan
informasi yang diperlukan
untuk mendukung proyek Tugas
Akhir ini diperoleh dari berbagai sumber antara lain :
1.
Literatur
Pencarian data diperoleh
dari
buku
dan
artikel yang berhubungan
dengan
pembahasan materi yaitu mengenai landmark Jakarta.
2.
Website
Pencarian data diperoleh dari website yang memiliki hubungan dengan tema
yang diangkat mengenai landmark Jakarta.
3.
Survey
Survey dilakukan dengan mengunjungi langsung beberapa tempat wisata dan
landmark Jakarta, juga terminal-terminal Transjakarta.
  
4
2.2 
Data Produk
2.2.1
Landmark Jakarta
Jakarta memiliki banyak sekali landmark dan tempat wisata.Mulai
dari monumen bersejarah, museum, tugu, patung, distrik tertentu hingga
mal ataupun plaza. Penulis memilih beberapa untuk diangkat berdasarkan
kategori :
Monumen / bangunan bersejarah
Kota tua, Museum Seni Rupa dan Keramik, Museum Bahari, Museum
Satria Mandala, Lubang Buaya,  Museum Taman Prasasti, Taman
Makam Pahlawan Kalibata, Museum Nasional.
Pusat perbelanjaan / mal
Mal Taman Anggrek, Central Park, Mal Kelapa Gading, Grand
Indonesia, Plaza Indonesia, Emporium, Pluit Village.
Tempat wisata
Ancol, Dunia Fantasi, Taman Mini Indonesia Indah, Pasar Baroe,
Planetarium, Pusat Kesenian Taman Ismail Marzuki.
2.2.2
Kemacetan Kota Jakarta
Kemacetan lalu lintas telah menjadi masalah yang kronis di
wilayah DKI Jakarta. Nyaris setiap hari masyarakat yang menggunakan
moda transportasi darat (kecuali kereta api) di Jakarta dipusingkan oleh
kemacetan yang seperti tiada habisnya. Berbagai usaha pemerintah
daerah DKI Jakarta untuk mengatasi kemacetan pun telah dilakukan akan
tetapi belum membuahkan hasil. Bahkan kini kemacetan di Jakarta justru
bertambah parah. Jika sebelumnya kemacetan hanya terjadi di saat pagi
hari (jam berangkat kantor) dan sore hari (jam pulang kantor), kini
kemacetan nyaris terjadi sepanjang hari di banyak titik jalan di Jakarta.
Kemacetan adalah kondisi dimana terjadi penumpukan kendaraan
di jalan. Penumpukan tersebut disebabkan karena banyaknya kendaraan
tidak mampu diimbangi oleh sarana dan prasana lalu lintas yang
memadai. Akibatnya, arus kendaraan menjadi tersendat dan kecepatan
berkendara pun menurun. Rata-rata kecepatan berkendara di Jakarta saat
ini berada di kisaran 15 km/jam, yang menurut standar internasional
angka ini tergolong sebagai macet. Angka ini di bawah angka kecepatan
berkendara di kota di dunia, seperti misalnya Tokyo. Data ini
menunjukkan bahwa kondisi kemacetan di Jakarta cukup parah.
Kemacetan ini disebabkan karena melonjaknya jumlah kendaraan
bermotor yang ada di Jakarta. Tingginya tingkat pertumbuhan kendaraan
bermotor di Jakarta ini tidak diimbangi oleh meningkatnya sarana dan
prasarana lalu lintas yang memadai. Pertumbuhan jumlah kendaraan
  
5
bermotor di DKI Jakarta diperkirakan berada di kisaran 5-10% per tahun
dengan motor sebagai porsi terbesar penyumbangnya. Berbanding
kontras dengan pertumbuhan jumlah kendaraan bermotor, pertumbuhan
panjang jalan bahkan kurang dari 1% per tahunnya. Akibatnya, kendaraan
bermotor menumpuk di jalanan Jakarta dan kemacetan tidak terhindari.
Kemacetan pada akhirnya menimbulkan banyak sekali kerugian
terhadap masyarakat dan negara. Kerugian yang paling nyata adalah
pemborosan bahan bakar. Pakar Transportasi, Danang Parikesit,
menyatakan, menurut survei, masyarakat Jakarta akan menghabiskan 6-
8% PDB untuk biaya transportasi. Padahal idealnya menurut standar
internasional adalah 4% dari PDB. Pemborosan ini membuat uang
seharusnya digunakan/dialokasikan masyarakat untuk penggunaan lain
harus dikeluarkan untuk biaya transportasi. Kondisi ini jelas merugikan
masyarakat. Selain itu, kemacetan juga menciptakan dampak yang
lainnya, yaitu kerusakan lingkungan akibat polusi udara yang dikeluarkan
oleh kendaraan bermotor. Di beberapa titik di jalanan Jakarta tingkat
polusi udara telah melebihi batas yang diperbolehkan. Hal ini disebabkan
oleh tingginya jumlah penggunaan kendaraan bermotor dimana setiap
kendaraan bermotor pasti mengeluarkan gas buangan. Semakin banyak
jumlah kendaraan bermotor, semakin banyak pula gas buangan dan
semakin tinggi pula tingkat polusi udara. Belum lagi terdapat fakta bahwa
masih ada banyak kendaraan tua yang telah berumur lebih dari 10 tahun
yang masih melintas di jalanan Ibukota. Karena telah diproduksi puluhan
tahun lalu, teknologi yang digunakan pun sudah tertinggal dan akibatnya
gas emisi yang dikeluarkan lebih tinggi dari rata-rata kendaraan bermotor
yang diproduksi dalam kurun 10 tahun terakhir. Kurangnya ketatnya
aturan dan pengawasan dari pemerintah membuat kendaraan-kendaraan
masih bebas berlalu-lalang. Dan pada akhirnya, masyarakat pulalah yang
dirugikan akibat kondisi ini. Tingkat kesehatan masyarakat pengguna
jalan akan terganggu oleh tingginya tingkat polusi udara di Jakarta. Lebih
jauh lagi, pencemaran udara tersebut akan ikut mempercepat pemanasan
global yang kini telah menjadi isu utama di dunia. Dampak terakhir yang
ditimbulkan kemacetan dan paling dirasakan oleh masyarakat adalah
terbuangnya waktu secara percuma. Waktu produktif yang seharusnya
dapat digunakan oleh para pekerja justru harus dihabiskan di jalan raya.
Tidak hanya itu, menghabiskan waktu berjam-jam di perjalanan ternyata
juga memberikan dampak yang cukup buruk bagi psikologis para
pengguna jalan. Menurut salah satu survei, kemacetan merupakan salah
satu penyumbang terbesar penyebab stress yang dialami oleh penduduk di
DKI Jakarta. Hasil penelitian Yayasan Pelangi menaksir kerugian yang
diakibatkan dari segi waktu, biaya bahan bakar, dan biaya kesehatan
mencapai 12,8 triliun tiap tahunnya.
  
6
Pemerintah Daerah DKI Jakarta sendiri telah melakukan berbagai
upaya untuk menanggulangi kemacetan. Pelebaran dan pembangunan
jalan adalah salah satunya. Pemerintah daerah telah banyak menggusur
pemukiman di Jakarta agar dapat melebarkan jalan yang telah ada. Ini
dimaksudkan agar tingkat kemacetan di jalan-jalan tersebut dapat
dikurangi dan arus kendaraan menjadi lebih lancar. Sementara itu,
pemerintah juga membangun sejumlah jalan baru sehingga alternatif jalan
menjadi lebih banyak dan kepadatan kendaraan tidak terkonsentrasi
hanya di satu titik. Namun semua upaya itu dianggap gagal. Pertumbuhan
panjang jalan jauh tertinggal dibanding pertumbuhan jumlah kendaraan.
Pertumbuhan panjang jalan yang hanya sekitar 1% per tahun tidak akan
mampu mengakomodasi jumlah kendaraan yang tiap tahunnya meningkat
5-10%. Upaya lainnya yang dilakukan oleh pemerintah adalah dengan
menerapkan aturan three in one. 
Langkah ini cukup efektif untuk mengatasi kemacetan karena
dengan adanya aturan ini, kendaraan pribadi dengan 1-2 penumpang tidak
dapat melintasi jalan three in one. Akibatnya, penggunaan kendaraan
pribadi dapat dihindari dan kemacetan pun dapat dikurangi. Salah satu
contohnya adalah di kawasan Sudirman, Jakarta. Namun kebijakan ini
tidak lantas mampu menjawab permasalahan kemacetan di Jakarta.
Aturan ini relatif sulit untuk diterapkan di jalan-jalan lainnya. Selain itu,
penyimpangan-penyimpangan seperti joki three in one juga membuat
kebijakan ini tidak efektif. Kehadiran joki membuat pengguna kendaraan
pribadi dapat mengelabui aturan dan kemacetan pun tidak akan
berkurang. Dan program pemerintah daerah yang terakhir dan baru-baru
ini berhasil direalisasikan adalah Busway
Busway yang telah beroperasi sejak 15 Januari 2004 ini meniru
sistem transportasi yang ada di Bogota, Kolombia. Ide angkutan
transportasi massal ini diharapkan dapat mampu mengurangi penggunaan
kendaraan pribadi dan beralih ke Busway. Namun hasilnya kurang
memuaskan. Seperti yang telah disebutkan, jumlah kendaraan bermotor
bertambah hingga 10% per tahunnya. Ini menunjukkan bahwa Busway
tidak berpengaruh signifikan untuk mengurangi jumlah kendaraan
bermotor. Tidak adanya Busway
di seluruh wilayah Jakarta membuat
pemilik kendaraan pribadi lebih memilih untuk menggunakan
kendaraannya. Orang
akan berpikiran bahwa naik Busway
akan
menyulitkan mereka karena mereka harus berjalan ke halte Busway, naik
Transjakarta Busway, turun, dan berjalan lagi ke kantor mereka. Sebagian
beranggapan akan lebih mudah dan simple bila menggunakan kendaraan
pribadi. Inilah yang membuat Busway tidak terlalu signifikan mengurangi
jumlah penggunaan kendaraan pribadi dan gagal mengatasi kemacetan.
  
7
Tidak seperti di Indonesia, di Amerika Serikat, penggunaan
kendaraan pribadi dapat diatasi dengan mendisinsentif pengguna
kendaraan pribadi dengan pajak tinggi. Kebijakan ini berjalan baik
sehingga kemacetan pun relatif tidak ada di Amerika Serikat. Belum pula
penerapan tarif yang begitu tinggi untuk tempat parkir di sana. Satu jam
parkir bisa dikenakan tarif 14-17 US Dollar. Sebuah angka yang tidak
kecil yang membuat penduduk Amerika Serikat berpikir ulang untuk
menggunakan kendaraan pribadi. Pada akhirnya mereka lebih memilih
untuk menggunakan angkutan umum atau berjalan kaki menuju tempat
kerja dan sekolah. Contoh lainnya dalam penanggulangan kemacetan
adalah Singapura. Negara kecil yang terletak di dekat Pulau Sumatera ini
sejak tahun 1989 telah mengoperasikan Mass Rapid Transportation
(MRT).
Kendaraan pengangkut massal berupa kereta api bawah tanah ini
menuai kesuksesan karena mampu mengurangi penggunaan kendaraan
pribadi. MRT lebih dipilih oleh penduduk Singapura karena selain cepat,
fasilitas yang ada pun memadai.
Tingginya tingkat penggunaan kendaraan bermotor
mengindikasikan tingginya kebutuhan akan sarana dan prasarana lalu
lintas yang memadai. Namun di DKI Jakarta, kebutuhan tersebut belum
dapat terakomodasi karena sarana dan prasarana lalu lintas masih jauh
dari kata memadai. Jalan rusak masih banyak dan jalan baru belum
dibangun sementara penambahan jumlah kendaraan tidak mengenal kata
berhenti. Sebaiknya pemerintah daerah juga berfokus pada bagaimana
cara mengontrol jumlah kendaraan yang ada di Jakarta. Mengendalikan
jumlah kendaraan bermotor dapat dilakukan secara langsung dengan
penerapan pajak tinggi bagi pemilik kendaraan pribadi seperti yang ada di
Amerika Serikat. Pajak tinggi akan langsung mendisinsentif masyarakat
untuk memiliki kendaraan. Akan tetapi kebijakan tersebut tentu akan sulit
diterima oleh para pemilik kendaraan pribadi saat ini. Tampaknya ini
bukan solusi yang akan mudah dicapai dalam waktu dekat. Kontrol
jumlah kendaraan bermotor juga dapat dilakukan secara langsung oleh
pemerintah dengan menertibkan sejumlah kendaraan tua yang seharusnya
tidak boleh lagi dipakai. Ini penting untuk mengurangi kemacetan dan
polusi udara di DKI Jakarta.
Kontrol jumlah kendaraan pribadi juga dapat dilakukan dengan
perbaikan pada sejumlah angkutan umum yang ada di Jakarta. Angkutan
umum yang ada di Jakarta masih sangat jauh dari kata memadai.
Buruknya pelayanan membuat sebagian orang memilih untuk tidak
menggunakannya. Pemerintah perlu menetapkan standar untuk angkutan
umum, sekaligus memberikan bantuan kepada pengusaha-pengusaha
angkutan umum. Hal ini dimaksudkan agar angkutan umum dapat
mengubah “citra diri”. Angkutan umum harus diperbaiki dari sisi
pelayanan dan juga dari kendaraan yang digunakan itu sendiri. Angkutan
  
8
umum berpengaruh besar dalam upaya mengurangi kemacetan. Selain
angkutan umum yang telah ada, kebijakan baru pemerintah daerah untuk
membangun MRT seperti yang ada di Singapura perlu secepatnya
direalisasikan. MRT akan mengurangi kemacetan asalkan, MRT dapat
memberikan pelayanan yang memadai bagi masyarakat. Tanpa itu,
masyarakat akan kembali lagi menggunakan kendaraan pribadi. Seperti
halnya Busway, MRT juga agak diragukan oleh banyak pihak belakangan
ini. MRT dianggap tidak cocok untuk kondisi tanah Jakarta dan
keadaannya yang sering banjir. Namun diharapkan dengan adanya
berkembang pesatnya teknologi, masalah-masalah itu dapat diatasi dan
MRT dapat segera dibangun.
Selain MRT, pemerintah daerah juga meluncurkan ide lainnya
untuk mengatasi kemacetan, yaitu Electronic Road Pricing (ERP). Dalam
sistem ERP ini, kendaraan yang akan melewati sejumlah jalan di Jakarta
pada jam sibuk akan dikenai tarif. Sama dengan aturan three in one,
kebijakan ERP ini tampaknya akan mampu mengatasi kemacetan di
sejumlah titik di jalanan Jakarta. Namun lagi-lagi ERP ini perlu dikaji
lebih mendalam. Penerapan tarif ini akan merugikan bagi kendaraan yang
mengangkut barang, seperti truk dan trailer. Ongkos transportasi akan
meningkat dan ini mendorong harga barang mereka meningkat dan
menjadi tidak kompetitif. Kenaikan harga barang ini tentu akan
merugikan pengusaha tersebut dan masyarakat secara umum. Meskipun
begitu, ide ERP
ini merupakan ide yang bagus untuk mengatasi
kemacetan dan diharapkan dapat segera direalisasikan.
Kemacetan telah menjadi isu yang sangat serius dalam beberapa
tahun terakhir. Dikhawatirkan di tahun 2015 mendatang wilayah DKI
Jakarta akan mengalami kemacetan total. Perlu perhatian dan upaya
serius dari pemerintah daerah untuk menanggulangi kemacetan. Selain
itu, masyarakat juga harus turut andil dalam mengurangi kemacetan.
2.2.3
Asal-usul Transjakarta (Data Partner)
Busway merupakan sebuah sistem transportasi bus cepat. Sistem
ini dimodelkan berdasarkan sistem TransMilenio yang sukses di Bogota,
Kolombia. Perencanaan Busway
telah dimulai sejak tahun 1997 oleh
konsultan dari Inggris. Pada saat itu direncanakan bus berjalan
berlawanan dengan arus lalu-lintas (contra flow) supaya jalur tidak
diserobot kendaraan lain, namun dibatalkan dengan pertimbangan
keselamatan lalu-lintas. Meskipun Busway di Jakarta meniru negara lain
(Kolombia, Jepang, Australia), namun Jakarta memiliki jalur yang
terpanjang dan terbanyak. Sehingga kalau dulu orang melihat ke Bogota,
sekarang Jakarta sebagai contoh yang perlu di pelajari masalah dan cara
penanggulangannya.
  
9
Transjakarta Busway
memiliki 192 halte disepanjang delapan
koridor Busway
dengan ketinggian platform 110 centimeter dari tinggi
permukaan jalan agar tersedia akses yang rata dengan bus. Setiap halte
Busway
dilengkapi dengan akses untuk pejalan kaki yang terhubung
dengan jembatan penyeberangan orang, yang dirancang khusus untuk
mempermudah pengguna layanan Busway. Sarana dan prasarana di halte
ada loket pembelian tiket, dan pintu barrier sebagai jalan masuk dan jalan
keluar bagi pengguna jasa layanan. Selain itu disediakan fasilitas tempat
sampah, informasi rute dan pintu otomatis untuk memberikan
kenyamanan dan keamanan saat menunggu di halte.
Saat ini jumlah armada bus 524 unit dioperasikan berdasarkan
rencana operasi yang terjadwal di 10 koridor. Bus yang diberangkatkan
pada titik awal diatur sesuai dengan waktu yang telah ditentukan baik
pada jam sibuk maupun jam tidak sibuk. Selain rute regulator Koridor 1
sampai dengan 10, untuk meningkatkan pelayanan dan mengurangi
kepadatan penumpang di halte transit, maka BLU Transjakarta Busway
menambah rute-rute langsung yang berdasarkan sistem jaringan dan
dapat diakses penumpang sesuai dengan tujuan perjalanannya.
Bermula dari gagasan perbaikan sistem angkutan umum di DKI
Jakarta yang mengarah kepada kebijakan prioritas angkutan umum, maka
perlu dibangun suatu sistem angkutan umum yang dapat mengakomodasi
pengguna dari segala golongan. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
menyusun Pola Transportasi Makro (PTM) sebagai perencanaan umum
pengembangan sistem transportasi di wilayah DKI Jakarta yang
ditetapkan melalui Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 103
Tahun 2007. Mengacu pada PTM tersebut, untuk tahap awal realisasinya
dibangun suatu jaringan sistem angkutan umum massal yang
menggunakan bus pada jalur khusus (Bus Rapid Transit/BRT).
Badan Layanan Umum Transjakarta Busway
semula merupakan
lembaga non struktural dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yaitu Badan
Pengelola (BP) Transjakarta Busway, sebagaimana diatur dalam Surat
Keputusan Gubernur DKI Jakarta Nomor 110 Tahun 2003. Sesuai dengan
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 48 Tahun 2006, BP.
Transjakarta Busway
diubah menjadi lembaga struktural dan menjadi
Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dinas Perhubungan yang mendapat
kewenangan pengelolaan keuangan berbasis PPK-BLUD, yang
mempunyai kegiatan utama memberikan pelayanan kepada masyarakat
pengguna Busway.
  
10
Transjakarta Busway
mulai beroperasi tanggal 15 Januari 2004
dengan dibukanya koridor 1 (Blok M-Kota). Pada awal operasi jumlah
penumpang sekitar 40.000 orang per hari dan pada tahun 2005
mengalami peningkatan menjadi rata-rata 60.000 orang per hari. Tanggal
15 Januari 2006 koridor 2 (Pulogadung-Harmoni) dan koridor 3
(Kalideres-Harmoni) dibuka dengan jumlah penumpang mencapai 70.000
penumpang per hari. Pada 27 Januari 2007, koridor bertambah, yaitu
koridor 4 (Pulogadung-Dukuh Atas), koridor 5 (Ancol-Kp. Melayu),
koridor 6 (Ragunan-Dukuh Atas) dan koridor 7 (Kp. Rambutan-Kp.
Melayu) dengan rata-rata penumpang mencapai 180.000 penumpang.
Pada 21 Februari 2009 koridor 8 (Lebak Bulus-Harmoni) diresmikan
dengan rata-rata penumpang 250.000 per hari seluruh koridornya. Pada
31 Desember 2010 koridor 9 (Pinang Ranti -
Pluit) dan koridor 10
(Tanjung Priok -
Cililitan) diresmikan dengan rata-rata penumpang
360.000 per hari.
Peraturan Transjakarta
Untuk menaiki bis transjakarta busway di tiap-tiap koridor anda
harus mematuhi beberapa ketentuan dan persyaratan berikut ini :
Tidak membawa barang yang berukuran lebih dari 50 x 50 cm persegi
Tidak membawa barang yang berbau menyengat atau tajam
Tidak membawa barang yang berbabahaya seperti mercon, senjata
tajam /  sajam, bom.
Memberikan tempat duduk anda kepada penumpang yang sedang
hamil, anak kecil, lanjut usia / lansia dan yang sedang sakit.
Tidak melakukan tindakan kriminal seperti mencopet, merampok,
menghipnotis, pelecehan seksual, dan lain sebagainya. Apabila terjadi
tindak kriminal laporkan segera kepada kondektur yang ada di dalam
bis sebelum anda keluar dari bis busway tersebut.
Antri dengan tertib dan tidak saling dorong-mendorong.
Membayar tiket karcis busway sesuai tarif yang berlaku.
Tidak membawa anak kecil ketika bisa Transjakarta sedang jam sibuk
dan penuh sesak.
Tidak menerobos masuk ke dalam bis jika kondektur tidak
mengijinkan.
Memberi kesempatan antri lebih dulu pada lansia, orang sakit, ibu
hamil.
  
11
2.2.4 
Rute Transjakarta
Gambar 1
Berikut ini adalah halte transit perpindahan penumpang dari
koridor yang satu ke koridor lainnya secara gratis tanpa dipungut bayaran 
1. Halte Hamoni Central Busway : Koridor 1, 2 dan 3.
2. Halte Dukuh Atas 1 dan 2 : Koridor 1 dan 4.
3. Halte Halimun : Koridor 4 dan 6.
4. Halte Matraman 1 dan 2 : Koridor 4 dan 5.
5. Halte Senen dan Senen Sentral : Koridor 2 dan 5.
6. Halte Kampung Melayu : Koridor 5 dan 7.
  
12
Di Bawah ini adalah koridor busway dan halte-halte tije transjakarta DKI
Jakarta yang dilaluinya berjumlah 7 koridor :
1. Koridor I (1) : BlokM - Kota
-
Halte Terminal Blok M
-
Halte Masjid Agung
-
Halte Bundaran Senayan
-
Halte Gelora Bung Karno
-
Halte Polda Metro Jaya
-
Halte Bendungan Hilir / Benhil
-
Halte Karet (Baru)
-
Halte Setiabudi
-
Halte Dukuh Atas 1
-
Halte Tosari
-
Halte Bundaran HI
-
Halte Sarinah
-
Halte Bank Indonesia
-
Halte Monas / Monumen Nasional
-
Halte Harmoni Central Busway (HCB)
-
Halte Sawah Besar
-
Halte Mangga Besar
-
Halte Olimo
-
Halte Glodok
-
Halte Stasiun Kota
2. Koridor II (2) : Pulogadung - Harmoni
-
Halte Pulo Gadung
-
Halte Bermis
-
Halte Pulomas
-
Halte Asmi
-
Halte Pedongkelan
-
Halte Cempaka Timur
-
Halte RS. Islam
-
Halte Cempaka Tengah
-
Halte Pasar Cempaka Putih
-
Halte Rawa Selatan
-
Halte Galur
-
Halte Senen
-
Halte Atrium Senen
-
Halte RSPAD
-
Halte Deplu
-
Halte Gambir 1
-
Halte Istiqlal
-
Halte Juanda
-
Halte Pecenongan
-
Halte Harmoni Central Busway (HCB)
  
13
-
Halte Balaikota
-
Halte Gambir 2
-
Halte Kwitang
-
Halte Senen
-
Halte Galur
-
Halte Rawa Selatan
-
Halte Pasar Cempaka Putih
-
Halte Cempaka Tengah
-
Halte RS Islam
-
Halte Cempaka Timur
-
Halte Pedongkelan
-
Halte ASMI
-
Halte Pulo Mas
-
Halte Bermis
-
Halte Terminal Pulogadung
3. Koridor III (3) : Kalideres - Harmoni
-
Halte Harmoni Central Busway (HCB)
-
Halte Roxy (Belum Beroperasi)
-
Halte Kyai Tapa (Belum Beroperasi)
-
Halte Jelambar
-
Halte Indosiar
-
Halte Taman Kota
-
Halte Jembatan Gantung
-
Halte Dispenda / Dipenda
-
Halte Jembatan Baru
-
Halte Rawa Buaya
-
Halte Sumur Bor
-
Halte Pesakih
-
Halte Kalideres
4. Koridor IV (4) : Pulogadung - Dukuh Atas 2
-
Halte Pulogadung
-
Halte Pasar Pulogadung
-
Halte TU Gas
-
Halte Layur
-
Halte Velodrome
-
Halte Sunan Giri
-
Halte UNJ
-
Halte Pramuka LIA
-
Halte Utan Kayu
-
Halte Pasar Genjing
-
Halte Matraman 2
-
Halte Manggarai
-
Halte Pasar Rumput
-
Halte Halimun
-
Halte Dukuh Atas 2
  
14
5. Koridor V (5) : Kp. Melayu / Kampung Melayu - Ancol
-
Halte Ancol
-
Halte Pademangan
-
Halte Jembatan Merah
-
Halte Pasar Baru Tmur
-
Halte Budi Utomo
-
Halte Senen Sentral
-
Halte Pal Putih
-
Halte Kramat Sentiong
-
Halte Salemba
-
Halte Matraman 1
-
Halte Tegalan
-
Halte Slamet Riyadi
-
Halte Kebon Pala
-
Halte Pasar Jatinegara
-
Halte Terminal Kampung Melayu
6. Koridor VI (6) : Ragunan - Kuningan
-
Halte Ragunan
-
Halte Departemen Pertanian / Deptan
-
Halte SMK 57
-
Halte Jati Padang
-
Halte Pejaten
-
Halte Buncit Indah
-
Halte Waring Jati
-
Halte Imigrasi
-
Halte Duren Tiga
-
Halte Mampang Prapatan
-
Halte Kuningan Timur
-
Halte Patra Kuningan
-
Halte Depkes / Departmen Kesehatan
-
Halte GOR Sumantri
-
Halte Karet Kuningan
-
Halte Kuningan Madya
-
Halte Setiabudi Aini
-
Halte Latu Harhari
-
Halte Halimun
7. Koridor VII (7) : Kampung Rambutan - Kampung Melayu
-
Halte Kampung Rambutan
-
Halte Tanah Merdeka
-
Halte Fly Over Raya Bogor
-
Halte RS Harapan Bunda
-
Halte Pasar Induk
-
Halte Pasar Kramat Jati
-
Halte PGC
-
Halte BKN
  
15
-
Halte Cawang UKI
-
Halte BNN
-
Halte Cawang Otista
-
Halte Gelanggang Remaja
-
Halte Bidara Cina
-
Halte Kampung Melayu
8. Koridor VIII (8) : Lebak Bulus - Harmoni
-
Halte Lebak Bulus
-
Halte Pasar Jumat
-
Halte Metro Pondok Indah Selatan
-
Halte Metro Pondok Indah Utara
-
Halte Tanah Kusir II
-
Halte Kebayoran Lama Selatan
-
Halte Kebayoran Lama
-
Halte Simprug
-
Halte Permata Hijau
-
Halte RS Medika
-
Halte Sukabumi Utara
-
Halte Sasak II
-
Halte Kebon Jeruk
-
Halte Kedoya
-
Halte Kedoya Utara
-
Halte Kedoya Raya
-
Halte Indosiar
-
Halte Jelambar
-
Halte Grogol
-
Halte Mal Taman Tanggrek (Mall TA)
-
Halte Mandala
-
Halte Caringin
-
Halte Petojo
-
Halte Harmoni Central Busway (HCB)
9. Koridor IX (9) : Pinang Ranti - Pluit
-
Halte Pinang Ranti
-
Halte TMII
-
Halte Hek
-
Halte Pasar Kramat Jati
-
Halte Pusat Grosir Cililitan (PGC)
-
Halte Badan Kepegawaian Negara (BKN)
-
Halte Universitas Kristen Indonesia (UKI)
-
Halte Cikoko
-
Halte Stasiun Cawang
-
Halte Tebet
-
Halte Pancoran
-
Halte Pancoran Baru
-
Halte Mampang
  
16
-
Halte Kuningan
-
Halte Kuningan Timur
-
Halte Senayan Timur
-
Halte Semanggi Polda
-
Halte Senayan Barat
-
Halte Petamburan
-
Halte Slipi
-
Halte Kotabambu
-
Halte Tomang
-
Halte Grogol
-
Halte Stasiun Grogol
-
Halte Jembatan Besi
-
Halte Angke
-
Halte Jembatan Tiga
-
Halte Penjaringan
-
Halte Pluit (Mega Mal Pluit)
10. Koridor X (10) : Cililitan - Tanjung Priok
-
Halte Pusat Grosir Cililitan (PGC)
-
Halte Badan Kepegawaian Negara (BKN)
-
Halte Universitas Kristen Indonesia (UKI)
-
Halte Cawang
-
Halte Kalimalang
-
Halte Otista
-
Halte Pedati
-
Halte Jatinegara
-
Halte Pisangan Baru
-
Halte Rawamangun
-
Halte Pemuda
-
Halte Rawasari
-
Halte Pulomas
-
Halte Pulomas Utara
-
Halte Suprapto
-
Halte Kodamar
-
Halte Sunter
-
Halte Plumpang
-
Halte Kantor Walikota Jakarta Utara
-
Halte Koja
-
Halte Enggano
-
Halte Tanjung Priok
  
17
2.2.5 
Visi Misi Transjakarta
Visi
Busway sebagai angkutan umum yang mampu memberikan
pelayanan publik yang cepat, aman, nyaman, manusiawi, efisien,
berbudaya dan bertaraf internasional.
Misi
Meningkatkan kualitas hidup pengguna jasa layanan Sistem
Transjakarta dan  masyarakat DKI Jakarta pada umumnya;
Menyediakan layanan transportasi publik yang aman dan terjangkau
di DKI Jakarta;
Mengoptimalisasikan layanan transportasi publik yang efisien dari
sisi biaya dan investasi, sehingga dapat berlangsung secara terus-
menerus dan berkesinambungan dalam jangka panjang;
Mengefisiensikan waktu dari pengguna jasa layanan dan masyarakat
pada umumnya, dengan berkurangnya waktu tempuh perjalanan;
Mengurangi pencemaran udara dan menjaga kesehatan lingkungan di
DKI Jakarta; Memberikan kualitas pelayanan yang baik, dengan
memperhatikan keamanan dan kenyamanan pengguna jasa layanan;
Mengusahakan tarif yang terjangkau bagi pengguna jasa layanan;
Meningkatkan penggunaan Sistem Transjakarta Busway seluas-
luasnya bagi masyarakat Jakarta;
Menjadikan BLUD Transjakarta Busway sebagai pengelola Sistem
Transjakarta Busway yang profesional, kompeten, dan mandiri dari
segi ekonomi;
Mendorong penciptaan lapangan kerja yang seluas-luasnya bagi
masyarakat melalui berbagai instansi dan perusahaan yang terkait
dengan Sistem Transjakarta Busway; dan 
Mendorong perubahan budaya transportasi di masyarakat yang
menghargai kualitas hidup, efisiensi waktu dan kesetaraan.
2.2.6
Website
Situs web atau sering dingkat dengan istilah situs adalah sejumlah
halaman web yang memiliki topik saling terkait, terkadang disertai pula
dengan berkas-berkas gambar, video, atau jenis-jenis berkas lainnya.
Sebuah situs web biasanya ditempatkan setidaknya pada sebuah server
yang dapat diakses melalui jaringan seperti
, ataupun
/ LAN
(Local Area Network)
melalui alamat
internet yang dikenali sebagai
(Uniform Resource Locator).
Gabungan atas semua situs yang dapat diakses publik di internet disebut
pula sebagai Waring Wera Wanua atau lebih dikenal dengan singkatan
WWW (World Wide Web). Meskipun setidaknya halaman beranda situs
  
18
internet umumnya dapat diakses publik secara bebas, pada prakteknya
tidak semua situs memberikan kebebasan bagi publik untuk
mengaksesnya, beberapa situs web mewajibkan pengunjung untuk
melakukan pendaftaran sebagai anggota, atau bahkan meminta
pembayaran untuk dapat menjadi aggota untuk dapat mengakses isi yang
terdapat dalam situs web tersebut, misalnya situs-situs yang menampilkan
, situs-situs berita, layanan
(e-mail), dan lain-lain.
Pembatasan-pembatasan ini umumnya dilakukan karena alasan
keamanan, menghormati privasi, atau karena tujuan komersil tertentu.
Sebuah
merupakan
yang ditulis sebagai
berkas teks biasa (plain text) yang diatur dan dikombinasikan sedemikian
rupa dengan instruksi-instruksi berbasis
(HyperText Markup
Languange), atau XHTML
(ExtensibleHyperText Markup Languange),
kadang-kadang pula disisipi dengan sekelumit
. Berkas
tersebut kemudian
diterjemahkan oleh peramban web
dan ditampilkan
seperti layaknya sebuah halaman pada monitor komputer.
Halaman-halaman web tersebut diakses oleh pengguna melalui protokol
komunikasi jaringan yang disebut sebagai HTTP
(HyperText Transfer
Protocol), sebagai tambahan untuk meningkatkan aspek keamanan dan
aspek privasi yang lebih baik, situs web dapat pula mengimplementasikan
mekanisme pengaksesan melalui protokol HTTPS  (HyperText Transfer
Protocol Secure).
2.3 
Data Pendukung
Kuesioner adalah suatu teknik pengumpulan informasi yang
memungkinkan analis mempelajari sikap-sikap, keyakinan, perilaku, dan
karakteristik beberapa orang utama di dalam organisasi yang bisa terpengaruhi
oleh sistem yang diajukan atau yang sudah ada.
Dengan menggunakan kuesioner, analis mengukur apa yang ditemukan
dalam wawancara, selain itu juga untuk menentukan seberapa luas atau
terbatasnya sentiment yang diekspresikan dalam suatu wawancara.
Kuesioner dibagi kepada 110  koresponden sesuai sampel populasi yang
dipilih dari kelompok populasi tertentu untuk mewakili populasi keseluruhan
dengan target audience primer yakni dengan usia 15 –
25 tahun, yang
dilaksanakan di terminal Harmoni Transjakarta dan disebar secara online.
1.
82 dari 110 koresponden mengalami kesulitan dalam menentukan rute
untuk tempat yang akan pertama kali mereka kunjungi.
2.
110 dari 110 koresponden memberikan tanggapan positif terhadap media
interaktif yang akan dibuat.
  
19
3.
61 dari 110 koresponden menggunakan bus Transjakarta sebagai media
transportasi utama, 12 menggunakan angkutan umum, dan 33 lainnya
menggunakan pribadi.
4.
49 dari 110 koresponden memilih untuk berjalan-jalan pada waktu luang,
37 memilih untuk menggunakan internet, dan 14 lainnya melakukan hal
lain seperti mendengarkan music, menonton film, dan membaca buku.
2.4 
Target Audience
2.4.1
Target Audience Primer
2.4.1.1
Demografi
Umur 15 – 25 tahun
Jenis kelamin pria dan wanita
Status Ekonomi Sosial B sampai A
2.4.1.2
Geografi
Tinggal di luar Jakarta
2.4.1.3
Psikografi
Sifat umum:
Ingin cepat, praktis, terbiasa dengan sistem scheduling, fasih
dengan teknologi, senang berwisata, memiliki ketertarikan
khusus terhadap Jakarta, fasih akan bahasa Inggris
Sifat khusus:
-
Senang menggunakan internet
-
Memiliki ketertarikan terhadap gadget
-
Senang terhadap sesuatu yang baru
-
Menyukai hal-hal yang berhubungan dengan sejarah
-
Senang berjalan-jalan di mal
-
Senang berkumpul bersama teman-teman
2.4.2
Target Audience Sekunder
2.4.2.1
Demografi
Umur 17 - 40
Jenis kelamin pria dan wanita
Status Ekonomi Sosial B sampai B+
2.4.2.2
Geografi
Tinggal di luar Indonesia (orang asing)
  
20
2.4.2.3
Psikografi
Wisatawan asing yang memiliki ketertarikan terhadap
Indonesia, rajin menggunakan internet, senang berkelana
2.5   
Referensi
Gambar 2
Fitur :
Memberikan informasi area penting di airport secara auto zoom supaya
mempermudah pencarian
Fitur zoom untuk mempermudah pencarian
Search engine secara menyeluruh
Sistem Print membuat directory Hongkong Airport ini bisa dibawa dalam
bentuk hard copy
  
21
Gambar 3
Fitur : 
Memberikan informasi directory Changi Airport secara menyeluruh (dari
terminal 1 hingga terminal 3, dan level 1 hingga level 3)
Search engine untuk tempat makan dan berbelanja
Sistem Print membuat directory Changi Airport ini bisa dibawa dalam
bentuk hard copy
Beberapa tempat yang tidak diperlukan dalam pencarian bisa di matikan
sehingga tampilan tidak tampak padat
Adanya fitur zoom untuk mempermudah pencarian
2.6  
SWOT Website Jelajah Jakarta
Strength
Menawarkan info rute busway dan daerah wisata sekitarnya secara lengkap
Disajikan dalam bentuk interaktif yang menarik
Membantu target pasar menemukan tempat tujuan secara lebih efisien baik
dalam waktu maupun tenaga
Membantu target pasar untuk lebih mengenal landmark kota Jakarta
Terletak dimana saja, bahkan ada di website membuatnya mudah di akses
dari mana saja
Weakness
Tidak semua masyarakat, terutama mereka yang menjadi target pasar
Transjakarta mengerti penggunaan teknologi
  
22
Opportunity
Belum ada directory dengan sistem interactive berdata lengkap sebelumnya
Macetnya kota Jakarta membuat orang ingin sampai di tujuan dengan cepat
(menghemat waktu dan tenaga)
Threat
Tawaran lebih dari tempat wisata lain yang lebih bebas macet