BAB II
DATA DAN ANALISA
2.1 SUMBER DATA
1. Literatur: data-data yang di dapat dari artikel di internet, majalah, serta buku yang berhubungan
dengan tema yang diangkat.
2. Wawancara dengan staff dari Borneo Orangutan Survival Foundation (BOSF)
2.2 TENTANG ORANGUTAN
Ada dua jenis orangutan: orangutan Sumatera (Pongo abelii) yang hidup di hutan-hutan
Sumatera, danorangutan Borneo (Pongo pygmaeus)yang bisa ditemukan di Kalimantan/Borneo.
Dalam kosakata Melayu orangutan berarti "manusia hutan." Primata dengan rambut kemerahan
panjang ini memiliki kecerdasan sangat tinggi dan merupakan kerabat terdekat manusia, dengan
97 persen DNA mereka identik dengan milik kita.
Orangutan memiliki bentangan tangan yang panjang. Satu individu jantan dewasa bisa
membentangkan tangannya sampai 2 meter dari ujung jari satu tangan ke ujung jari tangan
lainnyabahkan melebihi tinggi badannya yang rata-rata hanya 1,5 meter. Apabila orangutan
berdiri tegap, tangan mereka pasti nyaris menyentuh tanah. Orangutan banyak menghabiskan
waktu (sekitar 90 persen) di atas pohon di hutan hujan tropikal, habitat mereka. Orangutan bahkan
tidur di sarang yang terbuat dari tumpukan ranting dan daun, di atas pohon. Orangutan suka
menggunakan daun-daun lebar seperti daun pisang sebagai payung dan untuk melindungi diri dari
hujan.
Istilah "orang utan" diambil dari bahasa Indonesia, yang berarti manusia (orang) hutan.
Orang utan mencakup dua spesies, yaitu orang utan sumatera (Pongo abelii) dan orang utan
kalimantan (borneo) (Pongo pygmaeus).
[4] Yang unik adalah orang utan memiliki kekerabatan dekat dengan manusia pada
tingkat kingdom animalia, dimana orang utan memiliki tingkat kesamaan DNA sebesar 96.4%
Orangutan adalah kera besar yang hanya terdapat di Asia, tepatnya di Sumatera dan Kalimantan.
Kera besar lainnya ada di Afrika yaitu simpanse (Pan troglodytes) , gorila (Pan gorilla) dan
banobo (Pan paniscus) . Orangutan termasuk ke dalam Ordo Primata, Familia Pongidae, dan
species Pongo pygmaeus (orangutan Kalimantan) dan Pongo abelli (orangutan yang terdapat di
pulau Sumatera). Berdasarkan hasil penelitian Genetika, morfologi, ekologi, tingkah laku, dan
daur hidup (life history), orangutan yang hidup di Sumatera dibedakan dari orangutan yang ada di
Borneo (Delgado & van Schaik, 2000, Groves, 2001, Zhang et al., 2001). Orangutan
Sumatera dan orangutan borneo telah terpisah secara geografis paling sedikit sejak 10.000 tahun
yang lalu saat
|
terjadi kenaikan permukaan laut antara kedua pulau itu. Variasi morfologi dan genetik
yang terdapat pada populasi orangutan borneo kemudian dikelompokkan ke dalam 3 subspesies
yang berbeda (Groves, 2001; Warren et al., 2001): Pongo pygmaeus pygmaeus di bagian barat
laut Kalimantan (Taman Nasio-nal Betung Kerihun dan Danau Sentarum, dan sekitarnya), utara
Sungai Kapuas sampai Timur laut Serawak; Pongo pygmaeus wurmbii di barat daya Kalimantan,
bagian Selatan sungai Kapuas dan bagian barat sungai Barito; dan Pongo pygmaeus morio di
Sabah dan bagian timur Kalimantan sampai sejauh sungai Mahakam.
Ciri-ciri Tubuh:
1.
Orangutan Kalimantan (Pongo pygmaeus) memiliki ciri fisik badan yang lebih
besar, berwarna gelap atau coklat kemerah-merahan, rambut jarang dan pendek, dan pada
bayi terlihat ada bercak-bercak berwarna kemerahan atau kehijau-hijauan;
2.
Orangutan Sumatera
(Pongo abelli) memiliki ciri fisik badannya terlihat lebih
kecil, berwarna terang atau oranye, dan lengan lebih panjang daripada kaki.
Makanan dan regenerasi hutan:
1.
Orangutan termasuk hewan pelahap buah-buahan (frugivora). Mereka juga memakan
daun, bunga dan kambium. Juga rayap dan semut guna mendapatkan protein. Sedangkan
untuk mendapatkan kandungan mineral, kadang mereka memakan tanah.
2.
Kebiasaannya memakan buah yang telah masak ataupun mentah di hutan rimba
habitatnya serta kebiasaannya dalam menjelajah dari satu pohon ke pohon lainnya, jelas
sangat berperan dalam regenerasi tumbuhan-tumbuhan hutan.
3.
Orangutan memakan daging ulat pohon dan biji-bijian buah. Kadang biji-biji buah yang
tidak dimakannya tersemburkan begitu saja ke tanah. Bahkan biji-biji yang termakan
terkadang masih utuh dalam
kotorannya, sehingga bisa tumbuh lagi sebagai tumbuhan
baru dalam meregenerasi pohon hutan yang telah tua dan mati.
|
![]() 2.3 DATA UMUM KASUS
2.3.1 DATA NARASUMBER:
gambar 1.1
Borneo Orangutan Survival Foundation
Visi:
"Terwujudnya kelestarian orangutan Borneo dan habitatnya dengan peran serta
masyarakat"
Misi:
1. Mempercepat pelepasliaran orangutan ex-situ dan penyediaan habitatnya
2. Mendorong perlindungan orangutan Borneo dan habitatnya
3.
Meningkatkan keberdayaan masyarakat sekitar
4.
Mendukung kegiatan penelitian dan pendidikan konservasi orangutan Borneo dan
habitatnya
5.
Menggalangkan peran serta para pemangku kepentingan dan mendorongkemitraan
dengan para pihak. Meningkatkan kapasitas lembaga.
Sejarah
1991? -Yayasan Tropenbos di Balikpapan memulai proyek orangutan, bekerja sama dengan
Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam, Departemen Kehutanan RI
?.
1994? -Terbentuk Perhimpunan Pecinta Orangutan Balikpapan (The Balikpapan Orangutan
Society ).
?1998? -Berubah menjadi Yayasan Penyelamatan Orangutan Balikpapan (The Balikpapan
Orangutan Survival Foundation ).
?1999 ?-MoU Yayasan dengan Dirjen PHKA, Departemen Kehutanan Republik Indonesia.
?
2003? -Mengubah namanya menjadi Yayasan Penyelamatan
Orangutan Borneo/BOS (The
Borneo Orangutan Survival Foundation ) .
|
1.
USD 80.00);
2.
Gold: 12 bulan masa adopsi dengan biaya Rp 1.400.000,- (setara dengan USD
160.00).
Premium adoption: satu orangutan hanya dapat diadopsi oleh satu adopter,
baik secara perorangan maupun kelompok.Biaya per orangutan per tahun Rp 35.000.000,-
(setara dengan USD 3,500);Minimal masa adopsi 1 tahun;Maksimal sampai orangutan
yang diadopsi dilepaskan kembali ke habitat alaminya (hutan) atau mati.
Adopter akan mendapatkan:
Sertifikat adopsi;
Photo orangutan yang diadopsi;
Cerita latar belakang orangutan yang diadopsi Kabar terbaru dari orangutan yang
diadopsi, minimal 6 bulan sekali.
2.4 PROFIL EVENT
Tema
: Acara Penggalangan Dana
Nama Event: Can We Alive?
Diselenggarakan:
Tempat: Pusat Primata Smutzser, Taman Marga Satwa Ragunan
Hari ,Tanggal, dan waktu: Minggu, 14 Agustus 2012 di mulai dari jam 9 pagi sampai
selesai.
Latar Belakang Event:
Banyak orang yang berpikir untuk menyelamatkan orangutan kita harus menjadi
relawan di wilayah konservasi padahal ada banyak cara untuk menyelamatkan orangutan
salah satunya melalui gaya hidup kita dengan lebih ramah terhadap lingkungan, karena
secara tidak langsung orangutan habitatnya sangat bergantung terhadap apa yang kita
lakukan sehari-hari serta pengaruh apa-apa saja terhadap hutan yang menjadi tempat
tinggal mereka.
Selain itu, berdonasi juga menjadi salah satu alternatif untuk membantu
orangutan di wilayah konservasi karena dari maraknya kasus pembantaian hingga
penjualan orangutan dan apapun perbuatan manusia yang menjadikan orangutan sebagai
salah satu hewan yang hampir punah berdampak kepada orangutan-orangutan yang
kehilangan habitatnya selain itu ada banyak pula orangutan-orangutan kecil yang menjadi
yatim piatu. Mereka butuh biaya untuk bertahan di konservasi hingga mereka memasuki
usia dewasa dan layak untuk dilepaskan kembali ke habitat asli mereka yaitu hutan.
Melalui Event Can They be Alive? merupakan event penggalangan dana
untuk kelangsungan hidup orangutan. Sehubungan diadakannya didalam pusat primata.
Kita dapat sekaligus melihat kehidupan orangutan secara langsung didalam terowongan
orangutan dan juga bisa melihat jenis primata lainnya.
Untuk memasuki Event ini dikenakan biaya sebesar Rp 20.000 (belum termasuk biaya
masuk kedalam kebun binatang ragunan) dan mendapatkan sebuah pin sebagai tanda
pengunjung dari event ini Setelah pengunjung memasuki areal berlangsungnya event,
didalam areal event akan terdapat beberapa zona-zona seperti:
|
a.
Baby Tree Zone:
Seperti yang kita ketahui bahwa pohon merupakan sumber oksigen untuk kita
semua dan pohon juga tumpuan hidup bagi orangutan. Di zona baby tree zone kita
dapat melihat berbagai bibit pohon-pohon di yang tumbuh di hutan Indonesia,
dalam rangka menanam pohon kembali kita dapat memilih pohon hutan tropis
mana yang hendak ditanamkan dalam rangka reboisasi hutan kritis di Indonesia
terutama habitat orangutan itu sendiri. Biaya partisipasi tergantung jenis pohon
apa yang sudah dipilih pengunjung. Pengunjung yang sudah berpartisipasi dalam
program menanam pohon kembali akan mendapatkan sertifikat serta mendapatkan
voucher gratis berfoto di photobooth yang disediakan.
b.
Survival Zone:
Pada Survival Zone ini akan diadakan pemutaran film dokumenter tentang
kehidupan orangutan yang terancam spesiesnya sampai dengan ia diselamatkan
serta dilepaskan kembali untuk stimulasi kepedulian. Serta diadakannya Talkshow
bersama selebritis Dewi Lestari dan Nadine Chandrawinata sebagai pembicara
dan Meirini Sucahyo dari BOS sebagai moderator. Untuk mengikuti kegiatan di
zona ini pengunjung membayar sebesar 50.000 rupiah dan mendapatkan Dvd
dokumentasi film tersebut sebagai kenang-kenangan.
c.
Kids Zone:
Areal bermain untuk pengunjung yang membawa anak kecil. Zona ini
menyediakan fasilitas untuk crafting dasar untuk anak-anak, bermain
puzzle, serta mewarnai gambar. Untuk mengikuti kegiatan di zona ini dikenakan
biaya 20.000 rupiah.
d.
Express yourself Zone:
Zona untuk mengekspresikan diri anda. Zona ini berupa photobooth, dengan uang
sebesar 50.000 rupiah pengunjung sudah bisa berfoto dan langsung di cetak
ditempat.
e.
caring Zone:
caring Zone merupakan zona dimana pengunjung dapat menginveskan waktunya
dan juga sebagian uang untuk menyelamatkan orangutan. Disini akan diberikan
informasikan bagaimana caranya kita dapat mengadopsi orangutan jika kita
mampu atau bila tidak mampu mengadopsi kita dapat menyalurkan kepedulian
kita melalui donasi. Letak zona ini dekat dengan stage artist yang tampil pada
acara ini
f.
Gift and food zone
Pengunjung dapat membeli bermacam2 gift dan makanan sehat konsumsi serta
ramah lingkungan.
g.
festival zone:
adalah sebuah zona dimana anda dapat melihat seni pertunjukkan dan penampilan
dari volunteer artist. Pengunjung juga dihibur dengan performance artist sepert
Barry Likumahuwa Project, Efek Rumah Kaca, Sherina Munaf, Shandy Sandoro.
|
Untuk menonton pertunjukkan musik dan seni di zona ini perlu dikenakan biaya
sebesar seratus limapuluh ribu rupiah
Semakin banyak pengunjung berpartisipasi dalam kegiatan event ini
semakin banyak pula donasi yang terkumpulkan.
|
2.5 TARGET
Target Primer
Jenis Kelamin : Pria dan Wanita
Usia : 30 50 tahun
Kelas Sosial : Menengah keatas
Psikografi : Para orangtua, family oriented, mapan, menyukai kegiatan outdoor, pecinta
hewan, peduli terhadap lingkungan.
Geografis : Kota Jakarta
Gaya Hidup:
-
Senang mengikuti event-event outdoor terutama event yang masih berbau sosial,
dan lingkungan
-
Menghargai karya seni
-
Senang melakukan kegiatan diluar rumah.
-
Mencari alternatif kegiatan untuk menghabiskan akhir pekan selain di pusat
perbelanjaan.
-
Penyayang binatang.
Target Sekunder
Jenis Kelamin : Pria dan Wanita
Usia : 17- 29 tahun
Kelas Sosial : Menengah keatas
Psikografi : Dalam usia ini adalah mereka-mereka sebagai generasi pelopor dan
trendsetter, gaya hidup mereka yang dinamis sangat mudah dijadikan contoh untuk
generasi berikutnya.
Geografis : Kota Jakarta
Gaya Hidup:
-
Layaknya seperti masyarakat perkotaan pada umumnya yang senang jalan-jalan
menaiki sepeda di hari minggu tetapi juga suka mencoba sesuatu yang baru.
-
Remaja yang menyukai kegiatan diluar rumah.
-
Menghargai karya seni
-
Senang melakukan kegiatan diluar rumah.
-
Mencari alternatif kegiatan untuk menghabiskan akhir pekan selain di pusat
perbelanjaan.
2.6 ANALISA SWOT EVENT CAN THEY BE ALIVE?
Strenght
|
![]() -
Event ini merupakan event penggalangan dana sekaligus untuk mendidik kita
agar lebih ramah terhadap lingkungan
-
Program Event seperti ini masih jarang terutama yang concern terhadap satwa
-
Dengan adanya promosi event yang dikemas secara menarik akan
memudahkan untuk menarik perhatian khalayak ramai
Weakness
-
Karena event ini bertemakan lingkungan dan penggalangan dana
orang-orang berasumsi event ini akan membosankan.
-
Ketiadaan media komunikasi yang mendukung event penggalangan dana ini
-
Masyarakat kita masih belum familiar tentang awareness tentang event
bertemakan sosial lingkungan
Opputunity
-
Memungkinkan orang-orang untuk lebih sadar selain ramah terhadap sesama
manusia juga ramah terhadap lingkungan sendiri.
-
Jika event seperti ini lebih banyak lagi. Banyak orangutan yang akan tertolong.
-
diadakan di kebun binatang yang dimana jarang ada event seperti ini ditempat
dimana mereka dapat melakukan kegiatan seperti bersepeda sambil melihat-
lihat satwa disekitar kebun binatang.
Threat
-
Karena masih jarang event seperti ini, masyarakat enggan untuk ikut menjadi
peserta dan menyumbang.
-
Populasi Orangutan di Kalimantan populasinya semakin terancam
2.7 PEMBANDING
gambar 2.1
|
![]() gambar 2.2
YOGYAKARTA -
Centre for Orangutan Protection (COP) bersama dengan Jogja
OutSIDers
melakukan upaya penggalangan dana untuk satwa melalui acara musik
tahunan yang bertajuk Dare to Care part #2. Untuk tahun ini dilaksanakan pada hari
Sabtu, tanggal 23 Juli 2011 di Jogja National Museum (JNM). Tahun sebelumnya
dilaksanakan di Pusat Penyelamatan Satwa Jogja (PPSJ) di Kulonprogo.
Feri Ismawan, Manager OutSIDers Jogja menyatakan sebagai berikut:
Sebagai kelompok fans dari band Superman is Dead, OutSIDers memiliki perhatian
yang mendalam pada isu lingkungan, terutama orangutan. Penggalangan dana melalui
pertunjukan musik ini adalah bukti nyata bahwa kita sebagai anak bangsa Indonesia tidak
berdiam diri pada penderitaan satwa liar. Harga tiket Rp.8000,- dan seluruh keuntungan
dari pertunjukan ini akan digunakan untuk penyelamatan satwa. Kali ini kami
memfokuskan diri untuk membantu satwa yang ada di kebun binatang Mangkang -
Semarang.
Daniek Hendarto, Juru Kampanye dari COP menyatakan sebagai berikut:
Selama ini kita tidak bisa berharap banyak pada kebun binatang untuk konservasi satwa
liar di luar habitatnya, apalagi untuk pendidikan, karena memang secara umum kondisi
satwanya menyedihkan. COP berkomitmen untuk mendampingi dan membantu para
pengelola kebun binatang untuk membangun diri menjadi lembaga konservasi ex situ
yang edukatif bagi masyarakat. Dare 2 Care adalah pintu masuk yang strategis untuk
tujuan itu. Ada dana yang terkumpul dan juga dukungan relawan yang bersemangat.
Setelah acara ini usai, kami akan mengorganisir para anggota OutSIDer untuk bekerja
secara langsung di kebun binatang Semarang. Mereka adalah sukarelawan, alias bekerja
tidak dibayar.
Acara musik tahunan ini dimeriahkan oleh band yang berasal dari Jogjakarta dan luar
Jogjakarta, seperti Begundal Lowokwaru, Something Wrong, Morning Horny, Dream
Society, Blokade, Bloody Hollow, Pedhodphilia, Gang Holiday, Miskin Porno, Rebelion
|
Rosse, Lets Do It, Dirty Glass, Hands Of Midas, Senandung Masa Puber. Acara di mulai
pukul 15.00 wib dan di jeda acara musik akan di lakukan pemutaran film dari COP
sebagai media kampanye penyadartahuan akan nasib orangutan di Indonesia.
dengan keberadaan kebun kelapa sawit. COP memulai kepedulian terhadap orang utan
dengan pendokumentasian foto dan video lalu mempublikasikannya. Dari awal
kemunculannya itu, saat masih hanya dengan enam anggota kini COP semakin dikenal
publik. Setidaknya sekarang COP memiliki 30 anggota yang bekerja kolektif untuk
mengkampanyekan kepedulian terhadap satwa asli Indonesia, orang utan. Atensi
masyarakat Indonesia ternyata luar biasa massif, ujar Handy. Ia menambahkan event
"Dare to Care" merupakan langkah signifikan menunjukan kepedulian ini. Event Dare to
Care #2" dapat menjadi bukti bahwa masyarakat dari level grassroot pun dapat
berpartisipasi dalam mengatasi permasalahan ekosistem kita. Band-band yang
berpartisipasi dalam acara ini adalah Begundal Lowokwaru, Something Wrong, Morning
Horny, Blockade, Miskin Porno, Dirty Gass, dll. Penampilan Morning Horny pada Sabtu
malam itu cukup menyita perhatian penonton. Dengan music punk rocknya, sound yang
jelas membuat kaki berhentak tak mau berhenti. Belum lagi kostum sang vokalis yang
menggunakan kostum boneka orang tan semakin menambah menarik penampilan
Morning Horny. Begundal Lowokwaru memanaskan crowd audience malam itu dan
ditutup dengan band hardcore yang dinanti dari kota Jogjakarta, Something Wrong.
Beberapa lagu bernuansa oldskull hardcore dengan lirik-lirik yang puritan (membumi)
dihadirkan Something Wrong seperti disaster man made dan negoroe dan sengsoro uripe
berhasil menutup gelaran Dare to Care #2" dengan sempurna.
(Sumber: Centre for Orangutan Protection)
Diatas merupakan contoh pembanding event penggalangan dana untuk
pelestarian orangutan yang pernah diadakan sebelumnya yang menarik dari acara ini
adalah acara ini memang di targetkan untuk anak muda dan spesial mengundang para
musisi yang memang disukai oleh anak-anak remaja saat ini. Kekurangannya adalah
masih kurangnya program acara dan promosi.
|