7
2.2 Alasan Menghadirkan Bir Bintang Zero sebagai Bir Non - Alkohol dan prospek
dari produk tersebut di kalangan masyarakat Indonesia.
Karena pasar bir pada itu menurun, PT Multi Bintang Indonesia pun
mengeluarkan produk non
-
alkohol bermerek hampir sama, yaitu Bintang Zero
dengan Slogan 100% Bintang, 0% alkohol, . Ini merupakan salah satu strategi
pengalihan pemasaran bagi mereka yang tidak terlalu suka akan bir dan permintaan
dari kalangan tertentu.
Perusahaan yang berdiri 75 tahun lalu ini memang terlihat mencari jati diri
baru sebagai produsen minuman (yang tidak hanya fokus pada produk bir). Setelah
sebelumnya cukup sukses melipatgandakan penjualan salah satu produknya ; Green
Sands,
dengan cara menghilangkan kandungan alkoholnya, MBI meluncurkan
minuman-minuman baru yang juga tidak mengandung alkohol, seperti Fit n Fun dan
Bintang Zero.
Indah Soelistyawati, Dikrektur Pemasaran MBI berpendapat bahwa pasar bir
di Indonesia hanya mengambil porsi yang sangat kecil dari total pasar minuman di
Indonesia. Demikian juga, tingkat konsumsi bir per kapita di Indonesia, yang hanya
0,6 liter/tahun. Bandingkan dengan Jerman yang konsumsi bir per kapitanya
mencapai 120 liter/tahun. Sehingga pasar bir hanya 3% dari total pasar minuman.
Sebenarnya, posisi MBI di pasar bir tergolong cukup kuat. Hingga akhir 2004,
perusahaan yang merupakan bagian dari produsen bir dunia, Heineken, ini
menguasai 65,6% pasar bir di Indonesia. Pesaing terdekatnya, PT Delta Djakarta
(merek Anker), yang menguasai sekitar 30% pasar. Namun, sejak krisis melanda
Indonesia tahun 1997, pasar bir dari mengalami penurunan. Dari 2000 hingga 2003
pasar bir turun 21%.
Menurunnya pasar bir antara lain disebabkan berkurangnya jumlah wisatawan
asing yang merupakan salah satu konsumen utama produk ini, yang berkunjung ke
Indonesia. Selain itu, meningkatnya harga bahan baku juga memaksa podusen bir
menaikkan harga jual produknya, yang secara tidak langsung juga berakibat pada
menurunnya permintaan akan produk bir. Sebagaimana diketahui, produk minuman
beralkohol dikenakan cukai Rp 2.300/liter dan pajak barang mewah (luxury tax)
sebesar 40%. Hal inilah yang membuat harga bir melambung.
Kondisi ini jelas sangat tidak menguntungkan MBI. Untuk menyikapi hal
tersebut, sejak tiga tahun lalu, MBI menjajaki memproduksi minuman non-alkohol.
Langkah awalnya, menghilangkan kandungan alkohol pada Green Sands yang
sebelumnya produk ini mengandung alkohol, meski jumlahnya sangat kecil (di
bawah 1%). Langkah ini tergolong cukup berhasil. Penjualan Green Sands melonjak
tiga kali lipat. Logikanya, dengan produk yang tidak beralkohol, MBI bisa
menjangkau 220 juta penduduk Indonesia.
Sebenarnya Bintang Zero berbeda dari bir Bintang. Tak hanya rasa dan
kandungan alkoholnya yang berbeda, tapi juga positioning dan target konsumennya.
|