10
Menurutnya, identitas baru harus dimunculkan untuk Bintang Zero misalnya dengan
logo baru, tampilan baru dan ditambah dengan sebuah inovasi baru. Selain itu,
komunikasi yang dilakukan juga tidak selalu harus lewat iklan.
Apa pun analisis dan opini yang berkembang, tidak mengahalangi Bintang
Zero untuk terus melaju. Bahkan, dengan sangat optimistis, Dikrektur Pemasaran
MBI mengatakan bahwa penjualan Bintang Zero akan terus meningkat. Dari
evaluasi yang kami lakukan, trennya sangat baik. Sehingga ke depan akan
memproduksi produk baru lagi.
2.4 PT Multi Bintang Indonesia
2.4.1 Sejarah Perusahaan
NV Nederlands Indische Bierbrouwerijen pertama kali berdiri pada
tahun 1929 di Medan, dengan memiliki tempat pengolahan bir di Surabaya.
Pada tahun 1936 Heineken NV menjadi pemegang saham utama, dan
mengubah nama Perseroan menjadi Heineken Nederlands Indische
Bierbrouwerijen Maatschappij.
Selanjutnya Perseroan mengalami beberapa kali perubahan nama,
Setelah Indonesia merdeka, pabrik bir tersebut diganti namanya menjadi
Heineken's Indonesian Brewery Company. Pada tahun 1957, Pemerintah
Indonesia mengambil alih pabrik bir Heineken dan menguasainya selama 10
tahun. Pada tahun 1967, Heineken kembali beroperasi di Indonesia lewat
perusahaan multinasional bernama Multi Bintang Indonesia
dan sejak tahun
1981 dikenal dengan nama PT Multi Bintang Indonesia Tbk, dan terdaftar di
Bursa Efek Jakarta & Surabaya pada bulan Desember tahun yang sama.
Saat ini PT Multi Bintang Indonesia Tbk merupakan penghasil bir
terkemuka di Indonesia, yang memproduksi dan atau memasarkan
serangkaian produk terkenal, seperti Bir Bintang, Bintang Zero, Heineken,
Guinness Stout dan Green Sands.
Pada bulan Desember 2004, PT Multi Bintang Indonesia Tbk
mendirikan PT Multi Bintang Indonesia Niaga, anak perusahaan PT Multi
Bintang Indonesia Tbk dengan kepemilikan saham sebesar 99,9%. Perseroan
memiliki pabrik di Sampang Agung (Mojokerto) dan Tangerang, sementara
itu anak perusahaan Perseroan, yaitu PT Multi Bintang Indonesia Niaga
memiliki kantor penjualan dan pemasaran di seluruh kota besar, dari Medan di
Sumatera Utara sampai ke Jayapura di Papua.
Pada awal tahun 2010, Asia Pacific Breweries Limited (APB) dari
Singapura mengakuisisi saham yang dimiliki oleh Heineken untuk menjadi
pemegang saham utama Perseroan. Sebagai salah satu produsen bir terbesar di
|