Home Start Back Next End
  
ditulis ratusan tahun sesudah zaman Tumapel dan Majapahit. Sedangkan Nagarakretagama
ditulis pada pertengahan masa kejayaan Majapahit (1365).
Dalam beberapa hal, uraian Nagarakretagama cenderung lebih dapat dipercaya daripada
Pararaton, karena waktu penulisannya jauh lebih awal. Jika dalam Pararaton disebutkan
Anusapati mati karena dibunuh Tohjaya, maka Nagarakretagama menulis Anusapati mati secara
wajar.
Ada dua dugaan mengapa Nagarakretagama tidak menceritakan pembunuhan Anusapati.
Pertama, karena Nagarakretagama merupakan naskah pujian untuk keluarga Hayam
Wuruk. Pembunuhan Anusapati yang merupakan leluhur Hayam Wuruk dianggap
sebagai aib.
Kedua, mungkin Anusapati memang benar-benar mati secara wajar, bukan karena
dibunuh oleh Tohjaya.
Nama Anusapati memang tidak pernah dijumpai dalam prasasti apa pun, sedangkan nama
Tohjaya ditemukan dalam prasasti Mula Malurung tahun 1255 (hanya selisih tujuh tahun setelah
kematian Anusapati).
Dalam prasasti itu tokoh Tohjaya disebutkan menjadi raja Kadiri menggantikan adiknya yang
bernama Guningbhaya. Jadi, pemberitaan Pararaton bahwa Tohjaya adalah raja Tumapel atau
Singhasari adalah keliru.
Berdasarkan prasasti tersebut, tokoh Tohjaya mungkin memang tidak pernah membunuh
Anusapati sesuai pemberitaan Nagarakretagama. Jika Tohjaya benar-benar melakukan kudeta
disertai pembunuhan, maka sasarannya pasti bukan terhadap Anusapati, melainkan terhadap
2.2.1.5 MPU GANDRING
Mpu Gandring adalah tokoh dalam Pararaton yang dikisahkan sebagai seorang pembuat senjata
ampuh. Keris buatannya konon telah menewaskan Ken Arok pendiri Kerajaan Tumapel.
Asal Usul
Mpu Gandring berasal dari desa Lulumbang. Ia merupakan sahabat dari Bango Samparan ,ayah
Word to PDF Converter | Word to HTML Converter