Home Start Back Next End
  
9
melintasi rawa-rawa, perbukitan, serta sungai yang deras arusnya ini, banyak menelan
korban yang makamnya bertebaran sepanjang Muaro - Pekanbaru.
Setelah kemerdekaan Indonesia diproklamirkan pada tanggal 17 Agustus 1945,
karyawan KA yang tergabung dalam 'Angkatan Moeda Kereta Api' (AMKA)
mengambil alih kekuasaan perkeretaapian dari pihak Jepang. Peristiwa bersejarah yang
terjadi pada tanggal 28 September 1945, pembacaan pernyataan sikap oleh Ismangil dan
sejumlah anggota AMKA lainnya, menegaskan bahwa mulai tanggal 28 September 1945
kekuasaan perkeretaapian berada ditangan bangsa Indonesia. Orang Jepang tidak
diperkenankan lagi campur tangan dengan urusan perkeretaapian di Indonesia. Inilah
yang melandasi ditetapkannya 28 September 1945 sebagai Hari Kereta Api di Indonesia,
serta dibentuknya 'Djawatan Kereta Api Republik Indonesia' (DKARI).
Perusahaan Negara Kereta Api (PNKA) namanya diubah sejak tanggal 15
September 1971 menjadi Perusahaan Jawatan Kereta Api (PJKA). Pada tanggal 2
Januari 1991, PJKA diubah menjadi Perusahaan Umum Kereta Api (Perumka), dan
sejak tanggal 1 Juni 1999 menjadi PT Kereta Api Indonesia (Persero).
 
2.2.6
Sejarah Tragedi Bintaro
Pagi hari senin tanggal 19 Oktober 1987, ada dua kereta api ekonomi yang
berjalan ke dua arah yang berbeda. Kereta yang pertama adalah KA Cepat (KA 220)
jurusan Tanahabang-Merak yang ditarik lok BB303 16. Sedangkan yang satunya adalah
KA lokal (KA 225) jurusan Rangkasbitung-Tanahabang ditarik lok BB306 16. Menurut
jadwal, seharusnya keduanya akan bersilang di stasiun Sudimara, dimana kalau tepat
waktu, KA 225 seharusnya datang pukul 06.40 dan menunggu KA 220 yang lewat pada
pukul 06.49. Tapi kenyataannya, KA 225 ini terlambat 5 menit ketika sampai di
Sudimara. Dan di jalur 2 sudah ada KA barang yang menunggu. Karena stasiun
Sudimara hanya punya 3 jalur, dan jalur 1 kondisinya agak rusak, maka KA 225
dimasukkan ke jalur 3.
Karena penuh, maka kegiatan persilangan jadi mustahil.
Otomatis persilangan terpaksa dipindahkan ke stasiun Kebayoran. Namun karena hal
inilah, kemudian terjadi rentetan kesalahan prosedur yang akhirnya menyebabkan 139
orang tewas.
Bahkan kejadian ini pun sempat dibuat lagu oleh Iwan Fals dengan berjudul
sama, yaitu "Tragedi Bintaro".
Word to PDF Converter | Word to HTML Converter