10
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Teori Umum
2.1.1 Sistem Informasi Akuntansi
2.1.1.1 Pengertian Sistem
Menurut Hall (2007, p6), Sistem adalah kelompok dari
dua atau lebih komponen yang saling berhubungan yang
berfungsi dengan tujuan yang sama.
Menurut Mathiassen (2009, p9), sistem adalah kumpulan
komponen yang mengimplementasikan kebutuhan fungsi dan
antar muka pemodelan.
Dari dua definisi tersebut dapat di simpulkan bahwa
sistem adalah sekumpulan komponen yang terintegrasi satu sama
lai dan mengimplementasikan kebutuhan fungsi dan antar muka
pemodelan untuk mencapai sebuah tujuan.
2.1.1.2 Pengertian Informasi
Menurut Hall (2007, p617), Informasi ada fakta yang
menyebabkan penggunaannya melakukan tindakan yang tidak
akan dapat dilakukan atau tidak dilakukannnya, jika tidak ada
fakta tersebut
|
11
Menurut Krismiaji (2010,p4) menyatakan bahwa
informasi merupakan suatu data yang telah diorganisasi, dan
telah memiliki kegunaan dan manfaat.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa informasi
adalah sekumpulan data yang telah diatur dan diproses
sehingga menghasilkan suatu arti bagi pemakainya.
2.1.1.3 Pengertian Sistem Informasi
Menurut Hall (2007, p9), sistem informasi adalah
serangkaian prosedur formal dimana data dikumpulkan,
diproses menjadi informasi dan didistribusikan kepada
penggunanya.
Menurut Gelinas
dan Dull
(2008, p13), An
information system (IS) is a men made system that generally
consist of an integrated set of computer based components and
manual components estabilished to collect, store, can manage
data and to provide output information to users artinya Suatu
sistem
informasi (IS) adalah sistem buatan manusia
yang
umumnya terdiri dari serangkaian komponen yang terintegrasi
berbasis komputer
dan komponen
pengguna
yang dirancang,
untuk mengumpulkan, menyimpan, dapat mengelola data dan
memberikan informasi output ke pengguna
|
12
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sistem
informasi adalah kombinasi yang terorganisir dari orang,
hardware, software, yang mengumpulkan, memproses, dan
menyebarkan informasi dengan tujuan tertentu dalam sebuah
organisasi.
2.1.1.4 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi
Menurut Rama dan Jones (2008, p6), sistem informasi
akuntansi itu adalah suatu sub sistem dari sistem informasi
manajemen yang menyediakan informasi akuntansi dan
keuangan, juga informasi lain yang diperoleh dari pengelohan
rutin atas transaksi akuntansi
Menurut Cushing yang dikutip oleh Bardiwan (2008,
p3), sistem informasi akuntansi adalah suatu set sumberdaya
manusia dan modal dalam suatu organisasi yang bertugas
untuk menyiapkan informasi keuangan dan juga informasi
yang diperoleh dari kegiatan pengumpulan dan pengolahan
data transaksi.
Dapat disimpulkan pula bahwa sistem informasi
akuntansi adalah sistem yang mengumpulkan data dan
mengubah data tersebut menjadi informasi keuangan untuk
kemudia dijadikan laporan keuangan yang diberikan kepada
manajer dan pihak luar yang membutuhkannya.
|
13
2.1.1.5 Komponen Sistem Informasi
Menurut Krismiaji (2010,p16-17), menyatakan secara
garis besar, sebuah sistem informasi memiliki delapan
komponen. Kedelapan komponen tersebut adalah:
1.
Tujuan. Setiap sistem informasi dirancang untuk mencapai satu
atau lebih tujuan yang memberikan arah bagi sistem tersebut
secara keseluruhan.
2.
Input. Data input harus dikumpulkan dan dimasukkan sebagai
input kedalam sistem, sebagian besar input berupa data transaksi.
3.
Output. Informasi yang dihasilkan oleh sebuah sistem disebut
output. Output dalam sebuah sistem informasi akuntansi biasanya
berupa laporan keuangan dan laporan internal seperti daftar umur
piutang, anggaran, dan proyeksi arus kas.
4.
Penyimpan data. Data sering disimpan untuk dipakai lagi dimasa
mendatang. Data yang tersimpan ini harus diperbaharui (updated)
untuk menjaga keterkinian data.
5.
Pemroes. Data harus diproses untuk menghasilkan informasi
dengan menggunakan komponen pemroses. Saat ini sebagian
besar perusahaan mengolah datanya dengan menggunakan
komputer, agar dapat dihsilkan informasi secara tepat dan akurat.
6.
Instruksi dan prosedur. Sistem informasi tidak dapat memproses
data untu menghasilkan informasi tanpa instruksi dan prosedur
rinci. Peangkat lunak (program) komputer dibuat untuk
|
14
mengnstruksikan komputer melakukan pengolahan data. Instruksi
dan prosedur untuk para pemakai komputer biasanya dirangkum
dalam sebuah buku yang disebut buku pedoman prosedur.
7.
Pemakai. Orang yang berinteraksi dengan sistem dan
menggunakan informasi yang dihasilkan oleh sistem disebut
dengan pemakai. Dalam perusahaan, pengertian pemakai
termasuk didalamnya adalah karyawan yang melaksanakan dan
mencatat transaksi dan karyawan yang mengola dan
mengendalikan sistem.
8.
Pengamanan dan pengawasan. Informasi yang dihasilkan oleh
sebuah sistem informasi harus akurat, bebas dari berbagai
kesalahan, dan terlindungi dari akses secara tidak sah. Untuk
mencapai kualitas informasi semacam itu, makasistem
pengamanan dan pengawasan harus dibuat melekat pada sistem.
Menurut Mardi (2011 ,p8), kegiatan SIA terdiri atas bebarapa
unsur penting, yaitu
pelaku (orang) yang bertindak sebagai operator
sistem atau orang yang mengendalikan dan melaksanakan berbagai
fungsi. Prosedur, baik manual maupun yang terotorisasi, yang dalam
kegiatan mengumpulkan, memproses, meyimpan data tentang aktivitas
bisnis perusahaan. Perangkat lunak (software) dipakai untuk mengolah
data perusahaan. Keberadaan perangkat komputer, alat pendukung dan
peralatan untuk komunikasi jaringan merupakan infrastruktur
teknologi informasi.
|
15
2.1.1.6 Manfaat Sistem Informasi Akuntansi
Menurut Gondodiyoto (2007, p124), SIA memiliki
tujuan atau manfaat sebagai berikut :
1.
Untuk melakukan pencatatan (recording) transaksi
dengan biaya klerikal seminimal mungkin dan
menyediakan informasi bagi pihak intern untuk
pengelolaan kegiatan usaha serta para pihak terkait
(Stock holder or stake holder).
2.
Untuk memperbaiki informasi yang dihasilkan oleh
sistem yang sudah ada, baik mengenai mutu,
ketepatan penyajian maupun struktur informasinya.
3.
Untuk menerapkan (implementasi) sistem
pengendalian intern, memperbaiki kinerja dan
tingkat keandalan (reliability). Informasi akuntansi
dan untuk menyediakan catatan lengkap mengenai
pertanggung jawaban (akuntanbilitas).
4.
Menjaga atau meningkatkan perlindungan kekayaan
perusahaan.
Menurut McLeod (2007, p85) menyatakan bahwa sistem
informasi akuntansi melaksanakan empat tugas dasar pengolahan
data, antara lain pengumpulan data, manipulasi data,
|
16
penyimpanan data dan penyimpanan dokumen. Penjelasannya
adalah :
1.
Pengumpulan Data
Sistem pengolahan data mengumpulkan
data yang menjelaskan setiap tindakan internal
perusahaan dan transaksi lingkungan
perusahaan.
2.
Manipulasi Data
Operasi manipulasi data meliputi :
a.
Pengklasifikasian. Elemen
elemen data
tertentu dalam catatan digunakan sebagai
kode.
b.
Penyortiran. Catatan catatan disusun sesuai
urutan tertentu berdasarkan kode atau elemen
data lain.
c.
Penghitungan operasi aritmatika dan logika
dilaksanakan pada elemen
elemen data
untuk mengasilkan elemen
elemen data
tambahan.
|
17
d.
Pengikhtisaran. Terdapat begitu banyak data
yang perlu disintesis menjadi betuk total,
subtotal, rata rata, danseterusnya.
3.
Penyimpanan Data
Data disimpan pada media penyimapanan sekunder dan
file
dapat diintegrasikan secara logis untuk membentuk suatu
database.
4.
Penyimpanan Data
SIA menghasilkan output
untuk perorangan dan
organisasi baik di dalam dan di luar perusahaan, output tersebut
dipicu dalam dua cara:
a.
Oleh suatu tindakan. Output dihasilkan jika sesuatu
terjadi.
b.
Oleh jadwal waktu. Output dihasilkan pada suatu saat
tertentu.
2.1.1.7 Karakteristik Informasi
Untuk menjadi informasi yang bermanfaat bagi penggunanya,
maka informasi tersebut harus memiliki beberapa karakteristik. Menurut
Romey dan Steinbart yang diterjemahkan oleh Dewi Fitriasari dan Deny
Amos Kwary (2006,p6), karakteristik tersebut meliputi :
|
18
1.
Reliable (dapat dipercaya) : informasi harus bebas dari
kesalaan dan harus akurat dalam mempresentasikan suatu
kejadian atau kegiatan dari suatu organisasi. Setiap sistem
informasi harus bebas dari kesalahan dan dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya, misalnya pada saat
mengaplikasikan Sistem Informasi tidak terjadi error.
2.
Relevant (cocok atau sesuai) : informasi yang relevant
harus memberikan arti atau (berguna) kepada penggunanya.
Informasi ini dapat mengurangi ketidak pastian dan bisa
meningkatkan nilai dari suatu kepastian.setiap informasi yang
dihasilkan Sistem Informasi harus dapat meningkatkan
nilaidari suatu kepastian yang dicari oleh user.
3.
Timely (tepat waktu) : Informasi yang disajikan tepat
wktu pada saat dibutuhkan (tepat waktu) dan bisa
mempengaruhi proses pengambilan keputusan.
4.
complete (lengkap) : Informasi yang disajikan lengkap
termasuk di dalamnya data data yang relevant.
5.
Understandable (dapat dimengerti) : Informasi yang
disajikan hendaknya dalam bentuk yang mudah dimengerti
oleh user.
|
19
2.1.2 Analisa dan Perancangan Sistem
2.1.2.1 Pengertian Analisis Sistem
Menurut McLeod (2007 ,p88) analisis sistem adalah penelitian
terhadap suatu sistem yang telah ada dengan tujuan untuk merancang
sistem baru atau diperbaharui.
Menurut Mardi (2011 ,p124) menjelaskan analisis sistem adalah
proses kerja untuk menguji sistem informasi yang sudah ada dengan
lingkungannya sehingga diperoleh petunjuk berbagai kemungkinan
perbaikan yang dapat dilakukan dalam meningkatkan kemampuan
sistem.
Jadi dapat disimpulkan bahwa analisis sitem adalah penelitian
atas sistem yang telah ada agar dapat menetapkan tujuan dan
spesifikasi untuk merancang sistem baru.
2.1.2.2 Pengertian Perancangan Sistem
Menurut McLeod (2007
,p238)
perancangan sistem adalah
penentuan proses dan data yang diperlukan oleh sistem baru, jika sistem
itu berbasis komputer, perancangan dapat dinyatakan spesifikasi
peralatan yang digunakan.
Menurut
Mardi MSI (2011 ,p124) menjelaskan bahwa
pengembangan sistem idealnya dilaksanakan dalam suatu kerangka
|
20
rancangan induk sistem yang mengkoordinasikan proyek
pengembangan sistem kedalam rancangan strategis perusahaan.
Dapat disimpulkan bahwa perencanaan sistem adalah proses
penerjemahan kebutuhan pemakai informasi yang diperlukan oleh
sistem yang ada serta untuk menunjang pengembangan sistem yang
baru.
2.1.2.3 UML (Unified Modeling Language)
Menurut Rama
dan Jones (2008 ,p78), menyatakan bahwa
UML merupakan suatu bahasa yang digunakan untuk menentukan,
menvisualisasikan, membangun, dan mendokumentasikan suatu sistem
informasi.
Empat aktifitas utama dalam membuat UML class
diagram adalah:
a.
Menempatkan transaction table
yang dibutuhkan
pada UML class diagram.
b.
Menempatkan master table
yang dibutuhkan pada
UML class diagram.
c.
Menentukan hubungan yang dibutuhkan antara
masing-masing table (transaction and master).
d.
Menentukan atribut apa saja yang akan dibutuhkan
dalam membuat UML
|
21
Menurut Sholiq (2010 ,p223), menyatakan bahasa
pemodelan yang digunakan untuk menganalisis dan merancang
sistem informasi yang dimulai dari pemodelan proses bisnis
organisasi sampai dengan pemodelan kelas-kelas dan
komponen-komponen system.
Jadi dapat disimpulkan bahwa UML adalah bahasa
modeling yang digunakan untuk menganalisis, mendesain, dan
mendokumentasikan sistem yang terkait dengan objek.
2.1.2.4 Activity Diagram
2.1.2.4.1 Pengertian Event
Menurut Sirodjuddin (2008), event
adalah suatu
tindakan yang menyebabkan terjadinya tindakan/kejadian lain.
Menurut Rama
dan Jones
(2008, p3), event
adalah
berbagai hal yang terjadi pada suatu waktu tertentu. Langkah -
langkah dalam mengidentifikasi event antara lain :
1.
Kenali kejadian pertama dalam suatu proses ketika
seseorang atau suatu departemen dalam sebuah
organisasi menjadi bertanggung jawab terhadap suatu
aktivitas.
|
22
2.
Abaikan aktivitas yang tidak memerlukan keikutsertaan
agen internal.
3.
Kenali suatu kejadian baru ketika bertanggung jawab
dipindahkan dari satu agen internal ke agen internal
lainnya.
4.
Kenali kejadian baru ketika suatu proses sudah
diinterupsi dan dilanjutkan kemudian oleh agen internal
yang sama. Setelah interupsi, seseorang di luar
organisasi atau proses itu mungkin memulai proses
tersebut. Sebagai alternatif, proses itu dapat dilanjutkan
pada suatu waktu yang sudah dijadwalkan.
5.
Gunakan satu nama kejadian dan uraian yang
mencerminkan sifat umum dari kejadian itu.
Jadi dapat disimpulkan bahwa event
adalah suatu
kegiatan yang menimbulkan kegiatan tertentu.
|
![]() 23
2.1.2.4.2 Pengertian Workflow Table
Menurut Sholiq (2010, p296), workflow
adalah alur
kerja yang ada dalam setiap proses bisnis.
Menurut Rama (2008,
p111), berpendapat table
workflow
adalah table dengan dua kolom yang
mengidentifikasikan para pelaku dan tindakan yang
dilakukannya dalam suatu proses.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa workflow adalah
suatu tabel yang mengidentifikasi aktivitas yang dilakukan
oleh para aktor di dalam suatu proses bisnis yang melibatkan
pelaksanaan yang terkoordinasi dari entitas.
2.1.2.4.3 Pengertian Activity Diagram
Menurut Rama
dan Jones
(2008,
p111), activity
diagram
adalah diagram yang menunjukan urutan aktivitas
dalam suatu proses.
Acitivity diagram adalah Aktifitas diagram berfungsi
untuk menggambarkan arus pekeerjaan, proses bisnis dan
prosedurlainnya. Sumber"
|
24
Bedasarkan pengertian diatas maka dapat disimpulkan
activity diagram adalah suatu aktifitas diagaram yang
menunjukkan urutan alur proses bisnis.
2.1.2.4.4 Klasifikasi Activity Diagram
2.1.2.4.4.1 Overview Activity Diagram
Menurut Rama
dan Jones
(2008,
p79), menyatakan
Overview Diagram
adalah menyajikan suatu pandangan
tingkat tinggi dari proses bisnis dengan mendokumentasikan
kejadian kejadian penting, urutan kejadian kejadian ini, dan
aliran informasi antar kejadian.
Dalam menyiapkan Overview Activity Diagram
terdapat langkah langkah sebagai berikut:
a.
Membaca uraian narasi dan mengidentifikasi
kejadian penting.
b.
Membubuhi keterangan pada narasi agar lebih
jelas menunjukkan batasan kejadian dan nama-
nama kejadian.
c.
Menunjukkan agen yang terlibat di dalam
proses bisnis dengan menggunakan swimlaness.
d.
Membuat diagram untuk masing-masing
kejadian.
|
25
e.
Menggambar dokumen yang dibuat dan
digunakan didalam proses bisnis.
f.
Menggambar tabel (file) yang dibuat dan
digunakan di dalam proses bisnis.
2.1.2.4.4.2 Detailed Activity Diagram
Menurut Rama dan Jones (2008, p80), Detailed Activity
Diagram adalah diagram yang menyediakan suatu penyajian
yang lebih detail dari aktivitas yang berhubungan dengan satu
atau dua kejadian yang ditunjukkan pada Overview Activity
diagram.
Menurut Rama
dan Jones
(2008,
p90), berpendapat
dalam menyimpan Detailed Activity iagram terdapat langkah
langkah sebagai berikut:
a. Tambah penjelasan naratif untuk menunjukkan
aktivitas.
b.
Membuat workflow table
c. Mengidentifikasi Detailed Diagram yang dibutuhkan.
d.
Untuk setiap Detailed Activity Diagram, lakukanlah
beberapa langkah pendahuluan sebagai berikut :
|
![]() 26
d1. Buatlah swinlane untuk agen-agen yang
terlihat pada satu atau beberapa kejadian yang
ditunjukkan pada Detail Activity Diagram.
d2. Tambahkan segi empat panjang untuk setiap aktivitas
di dalam kejadian yang ddidokumentasikan pada
detail diagram.
d3. Gunakan garis tanpa putus untuk menunjukkan urutan
aktivitas.
d4. Atur dokumen yang dibuat atau digunakan oleh
aktivitas-aktivitas di dalam diagram itu.
d5. Gunakan garis putus-putus untuk menghubungkan
aktiviatas dan dokumen.
d6. Dokumentasikan setiap tabel yang dibuat,
dimodifikasi, atau yang digunakan oleh aktivitas
dalam diagram yang ada dalam kolom komputer.
d7. Gunakan garis putus-putus untuk menghubungkan
aktivitas dan tabel.
Menurut Rama dan Jones (2008, p111) simbol-simbol dalam Activity
Diagram sebagai berikut :
Bentuk Simbol
Nama
Keterangan
|
![]() 27
Lingkaran penuh
Memulai proses dalam
suatu diagram
aktivitas
Segi empat panjang
Kejadian, aktivitas
atau pemicu
Garis tidak terputus
Urutan dari satu
kejadian atau aktivitas
ke yang berikutnya.
Garis putus-putus
Alur informasi antar
kejadian
Dokumen
Menunjukkan
dokumen sumber atau
laporan
Berlian
Sebuah cabang
Table
Suatu file computer
dari mana data bisa
dibaca atau direkam
selama kejadian bisnis
Mata benteng
Akhir dari proses
Catatan
Memberikan acuan
bagi pembaca pada
diagram atau dokumen
lain untuk
perinciannya.
Gambar 1.1. Activity Diagram
|
28
2.1.2.5 UML Class Diagram
2.1.2.5.1 Pengertian Class Diagram
Menurut Rama dan Jones (2008, p225), Class Diagram
adalah diagram yang dapat digunakan untuk mendokumentasi
tabel di SIA, hubungan antar tabel.
Menurut Nugroho, (2009, p167) Class Diagram adalah
definisi umum (pola, template, atau cetak biru) dari himpunan
objek yang sejenis dan abstraksi dari entitas dunia nyata (
ini dipakai oleh politeknik telkom.
Dapat disimpulkan bahwa Class
Diagram
adalah
diagram yang digunakan untuk mendokumentasikan tabel di
SIA dan menunjukkan class-class
yang saling berhubungan
secara struktural.
2.1.2.5.2 Pengertian Atribut
Menurut Rama dan Jones (2008, p225) attribute adalah
unit data terkecil yang memiliki makna bagi pengguna. Kolom
dalam basis data relasional yang ekuivalen dengan field
didalam file.
|
29
Menurut Nugroho (2009, p167) attribute adalah nilai internal
suatu objek yang mencerminkan antara lain karakteristik objek,
kondisi sesaat, koneksi dengan objek lain dan identitas (
materi ini dipakai oleh
politeknik telkom.
.Dapat disimpulkan bahwa attribute adalah deskripsi dari class
atau event yang merupakan unit terkecil dari data yang mempunyai
arti bagi user.
2.1.2.5.3 Pengertian Behaviour
Menurut Nugroho (2009, p167) behaviour adalah perilaku
sebuah object mendefinisikan bagaimana suatu object bertindak
(beraksi) dan memberi
reaksi (www.scribd.com/non-
telkom.
Behaviour
adalah suatu objek mendefinisikan bagaimana
sebuah objek bertindak (bereaksi) dan memberi reaksi.
Dapat disimpulkan behaviour
adalah tindakan sebuah objek
yang memberi reaksi dan bereaksi dari objek lain.
|
30
2.1.2.5.4 Hubungan dalam Class Diagram
Menurut Sholiq (2010, p230),
1. One to One
Menghasilkan pemetaan sama dengan tidak diberikan nilai
multiplicity pada relasi antara dua buah kelas.
2. One to Many
Satu kelas harus mengandung seperangkat attribut instan dari
kelas lain, kemudian kelas lain tersebut hanya memuat setelah satu
attribut instan dari sebuah kelas.
3. Many to Many
Relasi dengan nilai multiplicity many to many berarti harus ada
sekelompok attribute instan dari kelas yang lain, dan sebaliknya kelas
yang lain juga harus mempunyai sekelompok attribute instan dari
sebuah kelas tersebut.
2.1.2.6 Usecase Diagram
2.1.2.6.1 Pengertian Usecase
Menurut Whitten
dan Beentley
(2007, p382), Usecase
Diagram adalah diagram ini memperlihatkan himpunan usecase dan
aktor-aktor (suatu jenis khusus dari kelas). Diagram ini terutama
|
![]() 31
sangat penting untuk mengorganisasi dan memodelkan perilaku dari
suatu sistem yang dibutuhkan serta diharapkan pengguna.
Menurut Sholiq (2011, p22), Usecase
adalah fungsionalitas
atau persyaratan persyaratan sistem yang harus dipenuhi oleh sistem
yang akan dikembangkan tersebut menurut pandangan pemakai
sistem.
Bentuk Simbol
Nama
Keterangan
Sistem Boundary
Menggambarkan
kelompok sistem
Actor
Menggambarkan
simbol alternatif untuk
actor
Use Case
Menggambarkan Use
Case
Communicates
Menggambarkan
communicates
Gambar 1.2 Simbol yang digunakan dalam USE CASE
Dapat disimipulkan bahwa usecase menggambarkan hubungan
antara aktor dan dengan sistem yang berjalan di dalam perusahaan
dengan tujuan tertentu.
|
32
2.1.2.6.2 Pengertian Actor
Menurut Sholiq (2010, p291), actor
merupakan semua yang
ada diluar lingkup sistem perangkat lunak dan berinteraksi dengan
sistem perangkat lunak tersebut.
Menurut Rama
dan Jones
(2008 ,p42), actor adalah orang-
orang atau unit organisasi yang berada diluar perusahaan maupun
didalam perusahaan yang berinteraksi dengan sistem.
Dapat disimpulkan bahwa actor
adalah orang-orang yang
diluar sistem yang berinteraksi dengan sistem .
2.1.2.6.3 Pengertian Database
Menurut Connolly (2010, p65), database
adalah suatau
kumpulan data yang saling berhubungan secara logis dan penjelasan
tentang data yang terhubung tersebut dirancang sedemikian rupa
sehingga dapat memberikan
informasi yang diperlukan oleh
organisasi.
Menurut Whitten dan Beently
(2007, p548), database adalah
kumpulan file yang saling terkait, database tidak hanya kumpulan file.
Record pada setiap file harus memperbolehkan hubungan - hubungan
untuk menyimpan file lain.
|
33
Sehingga dapat disimpulkan bahwa database adalah kumpulan
data yang terhubung yang dibutuhkan
untuk mendukung operasi
organisasi.
2.1.2.6.4 Element Database
Menurut Rama
dan Jones
(2008 ,p203), element database
terdiri dari sebagai berikut :
1.
Kunci Utama (Primary Key)
adalah attribute yang secara
unik mengidentifikasi record
ditabel. Ketika record
ditambahkan ke setiap table, setiap record
digunakan
sebagai nilai kunci utama yang hanya mengidentifikasi
record tersebut.
2.
Kunci Asing (Foreign Key)
adalah field ditabel yang
merupakan kunci utamadibeberapa tabel lainnya. Kunci
asing digunakan untuk menghubungkan satu tabel dengan
tabel lainnya.
2.1.2.7 Formulir
2.1.2.7.1 Pengertian Formulir
Menurut Rama
dan Jones
(2008 ,p234), formulir adalah
dokumen terpola yang berisi field kosong yang dapat diisi pengguna
dengan data.
|
34
Menurut Puspitawati (2011, p67) Formulir dapat definisikan
sebagai secarik kertas atau media yang memiliki ruang untuk diisi
dengan berbagai informasi sebagai dasar pencatatan transaksi atau
aktifitas ekonomi suatu unit organissasi.
Dapat disimpulkan bahwa formulir adalah secarik kertas yang
memiliki ruang yang terformat dan diisi oleh penggunanya.
2.1.2.7.2 Elemen Rancangan Formulir
Menurut Rama
dan Jones
(2008,p335), menyatakan bahwa
elemen - elemen penting dalam formulir terdiri dari :
1.
Text Boxes adalah ruang pada formulir yang digunakan
untuk memastikan informasi yang ditambahkan ditabel
atau menampilkan informasi yang dibaca dari table.
2.
Label adalah Label
membantu pengguna untuk
memahami informasi apa yang perlu dimasukkan.
3.
Pencarian fitur (Look up feature) adalah Look up
feature
sering kali ditambahkan ke kotak text yang
digunakan untuk memasukkan kunci asing.
4.
Tombol perintah (common button)
digunakan untuk
melakukan suatu tindakan. Contoh : Save, delete, post,
print, dll.
5.
Tombol radio (radio button) memungkinkan pengguna
untuk memilih salah satu dari perangkat pilihan
|
35
6.
Check Box
mirip dengan tombol radio tetapi bisa
memilih lebih dari satu opsi.
2.1.2.8 Pengertian Layar
Layar adalah perantara yang disediakan untuk user sehingga seorang
user dapat mengetahui apa yang terjadi pada sistem yang digunakannya,
contoh : interaksi dari mesin komputer ke layar monitor.
Menurut Rama
dan Jones
(2008,p334), layar adalah suatu tampilan
yang berfungsi untuk menampilkan dan memasukkan informasi atau
melakukan tindakan pada sisten
Dapat disimpulkan bahwa layar adalah suatu tampilan yang dibuat
untuk meminimalisasi input
data serta menyediakan function dan model
sistem yang berguna untuk actor.
2.1.2.9 Rancangan Laporan
2.1.2.9.1 Pengertian Laporan
Menurut Mulyadi (2008,
p5) menuliskan, laporan
adalah keluaran sistem informasi akuntansi dan berbentuk hasil
cetak komputer dan tayangan pada layar monitor komputer.
Menurut
Rama
dan Jones
(2008,
p250) berpendapat,
laporan adalah presentasi data yang telah terformat dan
terorganisasi dengan baik.
|
36
Dapat disimpulkan bahwa laporan adalah dokumen
yang terbentuk dari data yang ada pada database
yangtelah
terformat dan terorganisir dengan baik sehingga dapat
digunakan untuk mendapatkan informasi.
2.1.2.9.2 Tipe Laporan
Menurut Rama dan Jones (2008 ,p296), tipe tipe laporan :
1.
Simple event list, laporan yang menyediakan daftar kejadian
sederhana selama satu periode waktu yang disusun menurut
tanggal kejadian atau nomor transaksi tanpa
mengelompokkan atau sub total.
2.
Simple list, satu daftar kejadian atau daftar acuan
sedeherhana.
3.
Single entity report, laporan yang hanya menyediakan
perincian mengenai satu entitas seperti barang, jasa, agen
atau kejadian.
4.
Status report, laporan yang menyediakan data ringkasan
mengenai barang, jasa atau agen.
5.
Summary report, laporan yang meringkas data kejadian
untuk sekelompok record terkait selama periode tertentu.
6.
Summary status report, laporan yang medaftar data acuan
dan data ringkasan mengenai barang dan jasa atau agent.
|
37
Menurut Narko (2007 ,p264), empat model laporan berdasarkan pada
organisasi data dilaporan, yaitu :
1.
Laporan daftar sederhana (Simple list report) adalah daftar transaksi
penjualan
2.
Laporan perinccian yang
dikelompokkan (grouped detail report)
adalah daftar transaksi penjualan yang dikelompokkan menurut jenis
produk yang dijual dengan subtotal untuk setiap jenis produk.
3.
Laporan ringkasan (summary report)
hanya memberikan ringkasan
angka-angka penjualan seperti total penjualan untuk setiap produk
tanpa mendaftar masing masing transaksi penjualan
4. Laporan entitas tunggal (single entity report) seperti faktur penjualan
hanya memberikan perincian megenai satu kejadian
2.1.2.9.3 Elemen Rancangan Laporan
Menurut Rama dan Jones (2008, p296), elemen rancangan laporan terdiri dari:
1.
Report footer, bagian diakhir laporan sering digunakan untuk
menampilkan seluruh angka-angka ringkasan, seperti total
semuanya, untuk seluruh data dilaporan.
2.
Report header, bagian laporan yang digunakan untuk mendapatkan
informasi, seperti judul tanggal diawal laporan.
3.
Group footer, bagian dari laporan yang mengikuti rincian
kelompok, contoh : menghitung sub total.
|
38
4.
Group header, bagian dari laporan yang mengikuti rincian kelompok
dan biasanya digunakan untuk menentukan nama kelompok.
5.
Group detail, laporan status perincian berkelompok.
6.
Group detail status report, laporan yang menampilkan data
ringkasan dan data saldo mengenai barang, jasa atau agent.
7.
Group event detail repot, laporan yang memiliki perincian kelompok
dan yang menampilkan daftar kejadian selama satu periode biasanya
disusun menurut barang, jasa, atau agent.
Menurut Narko (2007 ,p278), elemen rancangan laporan terdiri dari :
1.
Header laporan (report header) menunjukkan informasi yang
diterapkan pada seluruh laporan (misalnya nama laporan perusahaan,
tanggal laporan, dan nomor halaman)
2.
Header halaman (page header) dapat digunakan untuk menentukan
informasi yang tampak dibagian atas setiap halaman.
3.
Footer halaman (page footer) tampak dibagian bawah setiap
halaman dan biasanya mencakup nomor halaman
4.
Footer laporan (report folder) terlihat satu kali dibagian akhir
laporan biasanya digunakan untuk menyajikan informasi ringkasan
seperti total semuanya
5.
Perincian laporan (repot detail) berisi informasi utama dilaporan,
biasanya menyajikan data mengenai berbagai entitas (kejadian,
agent, produk, dan jasa)
|
39
2.2 Teori Khusus
2.2.1 Penjualan
2.2.1.1 Pengertian Penjualan
Menurut Kotler (2010, p528), penjualan merupakan
sebuah proses dimana kebutuhan pembeli dan kebutuhan
penjual terpenuhi, melalui antar pertukaran informasi dan
kepentingan. Jadi konsep penjualan adalah cara untuk
mempengaruhi konsumen untuk membeli produk yang
ditawarkan.
Menurut al (2010, p255), Sales is the total amount
charged customers for merchandise sold, including cash sales
and sales on account. Yang diterjemahkan, Penjualan adalah
jumlah yang dibebankan kepada pelanggan untuk barang
dijual, baik penjualan tunai maupun penjualan kredit.
Berdasarkan pengertian tersebut, maka dapat
disimpulkan bahwa penjualan adalah suatu transaksi
penyerahan barang kepada pembeli untuk mendapat
keuntungan yang dapat meningkatkan penghasilan perusahaan.
|
40
2.2.1.2 Jenis Jenis Penjualan
Menurut Wibowo
(2008, p.78-79), Penjualan tunai
adalah penjualan barang dagangan dengan menerima
pembayaran kas atau tunai secara lansung dari pelanggan pada
saat terjadinya penjualan. Sedangkan Penjualan kredit
adalah penjualan barang dagangan dengan kesepakatan antara
pembeli dan penjual pada saat transaksi, yaitu pembayaran
akan dilakukan pada waktu yang akan datang.
Menurut Mulyadi (2008,
p202), penjualan dapat
dibedakan atas 2 kelompok, yaitu:
1.
Penjualan kredit, yaitu penjualan yang pembayarannya
dilakukan beberapa waktu kemudian setelah barang
diterima. Jika pesanan dari pelanggan telah dipenuhi
dengan pengiriman barang atau penyerahan jasa, untuk
jangka waktu tertentu perusahaan memiliki piutang
kepada pelanggannya.
2.
Penjualan tunai, yaitu penjualan dimana barang atau
jasa perusahaan kepada pembeli jika perusahaan telah
menerima kas dari pembeli.
|
41
2.2.1.3 Pengertian Sistem Penjualan Kredit
Menurut Mulyadi (2008,
p210), penjualan kredit
dilaksanakan oleh perusahaan dengan cara mengirimkan
barang sesuai order yang diterima dari pembeli untuk jangka
waktu tertentu perusahaan mempunyai tagihan pada pembeli
tersebut. Untuk menghindari tidak tertagihnya piutang, setiap
penjualan kredit yang pertama kepada seorang pembeli selalu
didaului oleh analisis terhadap dapat atau tidaknya pembeli
tersebut diberi kredit. Umumnya perusahaan manufaktur
melakukan penjualan produknya dengan sistem penjualan
kredit ini.
Menurut tim penyusun modul dan pusdiklan dan bea
cukai (2011, p45), penjualan kredit dilaksanakan oleh
perusahaan dengan cara mengirimkan barang sesuai dengan
order yang diterima dari pembeli dan untuk jangka waktu
tertentu perusahaan mempunyai tagihan kepada pembeli
tersebut. Untuk mengindari tidak tertagihnya piutang, setiap
penjualan kredit yang pertama kepada seorang pembeli, selalu
didahului dengan analisa terhadap dapat tidaknya pembeli
tersebut diberi kredit.
Dapat disimpulan sistem penjualan kredit adalah
perusahaan mengirimkan barang sesuai order dari pembeli dan
|
42
untuk periode tertentu perusahaan menagih pada pembeli.
Untuk menghindari piutang tidak tertagih, setiap penjualan
kredit yang pertama didahului dengan analisa terhadap dapat
tidaknya pembeli tersebut diberi kredit.
2.2.1.4 Fungsi yang Terkait dalam Sistem Penjualan Kredit
Menurut Narko (2007, p89-90), perusahaan mempunyai
bagian-bagian (yang berhubungan dengan transaksi penjualan
kredit), dengan fungsinya masing-masing sebagai berikut :
1. Bagian Penjualan :
a.
Berfungsi menerima dan mengedit pesanan
pelanggan serta membuat pesanan penjualan
rangkap empat.
b.
Meminta persetujuan penjualan kredit
kepada
bagian yang bertanggung jawab atas keputusan
tersebut.
2. Bagian Gudang / Pengiriman :
a.
Barang dikirimkan kepada pembeli.
b.
Pembeli diminta menandatangani pesanan
penjualan bila sudah menerima barang.
c.
Mengarsipkan pesanan yang sudah
ditandatangani pembeli.
|
43
3.
Bagian Penagihan :
a.
Atas dasar tembusan pesanan penjualan, bagian ini membuat
faktur rangkap 2. Lembar pertama dikirim kepada pembeli,
lembar ke dua dilampiri pesanan penjualan dikirim ke bagian
akuntansi.
4.
Bagian Akuntansi :
a.
Atas dasar buki transaksi berupa pesanan penjualan dan faktur,
pemegang buku jurnal membukukan ke dalam jurnal
penjualan, dan secara periodic membukukan ke rekening buku
besar.
b. Atas dasar dokumen yang sama, pemegang kartu piutang dan
persediaan membukukan ke kartu masing masing.
c.
Bukti-bukti kemudian diarsip.
Menurut Mulyadi (2008, p211-213), fungsi yang terkait dalam sistem
penjualan kredit adalah:
1.
Fungsi penjualan : Bertanggung jawab menerima surat
pemesanan dari pembeli, mengedit pesanan dari pelanggan
untuk menambahkan informasi yang belum adapada surat
pemesana tersebut, meminta otorisasi kredit, menentukan
tanggal pengiriman dan dari gudang mana barang akan dikirim,
serta mengisi surat pesanan pengiriman.
|
44
2.
Fungsi kredit : Fungsi ini berada di bawah fungsi keuangan
yang dalam transaksi penjualan kredit, bertanggung jawab
untuk meneliti status kredit pelanggan dan memberikan
otorisasi pemberian kredit kepada pelanggan.
3.
Fungsi gudang : Bertanggung jawab untuk menyimpan barang
dan menyiapkan barang yang dipesan oleh pelanggan, serta
menyerahkan barang ke fungsi pengiriman.
4.
Fungsi pengiriman : Bertanggung jawab untuk menyerahkan
barang atas dasar surat pemesana pengiriman yang diterima
dari fungsi penjualan.
5.
Fungsi penagihan : Bertanggung jawab membuat dan
mengirim faktur penjualan kepada pelanggan, serta
menyediakan copy
faktur bagi kepentingan pencatatan
transaksi penjualan oleh fungsi akuntansi.
6.
Fungsi akuntansi : Bertanggung jawab untuk mencatat piutang
yang timbul dari transaksi penjualan kredit dan membuat serta
mengirimkan pernyataan piutang kepada debitur serta
membuat laporan penjualan.
|
45
2.2.1.5
Jaringan Prosedur yang Membentuk Sistem Penjualan
Kredit
Menurut Hall (2007, p223), Aktivitas yang membentuk sistem
pemrosesan pesanan penjualan. Proses ini dideskripsikan dalam
langkah-langkah berikut :
1. Proses penjualan dimulai dari pelanggan menghubungi
departemen penjualan. Pelanggan bisa menghubungi
perusahaan melalui telepon, surat, atau datang lansung.
Departemen penjualan mencatat perincian penting dari
peristiwa ini pada pesanan penjualan. Informasi ini memicu
beberapa tugas.
2. Langkah pertama dari proses penjualan adalah mengesahkan
transaksi dengan meminta persetujuan kredit untuk pelanggan.
3. Saat kredit disetujui, informasi penjualan akan dilanjutkan ke
proses penagihan, gudang dan pengiriman.
4. Langkah selanjutnya adalah mengirim barang yang harus
dilakukan segera setelah persetujuan kredit diperoleh. Jika
waktu tunggu terlalu lama, pelanggan kemungkinan akan
membatalkan pesanan dan pergi ke tempat lain. Proses
pengiriman merekonsiliasi barang yang diterima dari gudang
dengan informasi penjualan yang sudah diterima. Rekonsiliasi
ini digunakan untuk memastikan bahwa perusahaan
mengirimankan barang yang tepat ke pelanggan. Jika terjadi
|
46
kesalahan, seperti kesalahan dalam pengambilan barang atau
kesalahan dalam jumlah barang, masalah tersebut pasti sudah
teridentifikasi pada saat ini. Jika semua kondisi sudah sesuai
dengan pesanan, barang akan dikemas dan dikirim ke
pelanggan melalui perusahaan angkutan yang biasa
digunakan. Kemudian informasi pengiriman akan diteruskan
ke proses penagihan.
5. Proses penagihan akan mengumpulkan dokumen-dokumen
yang relevan mengenai transaksi tersebut (produk, harga,
biaya pegurusan, angkutan, pajak, dan ketentuan potongan
harga) dan menagih pelanggan. Proses penagihan kemudan
mengirim informasi ini ke proses piutang dagang dan proses
pengendalian persediaan.
6. Bagian piutang dagang menerima informasi penagihan dan
mencatatnya ke dalam akun pelanggan.
7. Sama halnya, bagian pengendalian persediaan menggunakan
informasi dari bagian penagihan untuk menyesuaikan record
persediaan untuk mencerminkan penurunan persediaan.
8. Secara berkala (setelah setiap batch, harian, mingguan, bulanan
dan seterusnya) prose penagihan, piutang dagang dan
pengendalian persediaan mengirim rangkuman informasi ke
proses buku bersar umum. Hal ini termasuk (1) total
penjualan dari penagihan, (2) total kenaikan piutang dagang,
|
47
dan (3) total penurunan persediaan. Berdasarkan informasi
tersebut, buku besar umum memproses ke akun pengedali
yang dipengaruhi oleh transaksi penjualan selama periode
berjalan. Sebagai tambahan, proses buku besar umum
rekonsiliasi rangkuman yang dikompilasi secara independen
ini untuk mengidentifikasi kesalahan pencatatan record.
Sebagai contoh, jika aktivitas penagihan gagal menagih
pelanggan atau piutang dagang mencatat jumlah yang salah,
ketidaksesuaian pada angka rangkuman akan dapat ditemukan
dalam proses buku besar umum. Namun, jika rangkumannya
sudah sesuai, maka secara keseluruhan proses diasumsikan
berfungsi dengan benar.
Menurut Narko (2007,p80), prosedur yang membuat sistem :
1.
Prosedur pesanan penjualan. Melengkapi pesanan pelanggan,
dengan cara apapun pesanan diterima, maka informasi mengenai
pesanan pelanggan harus dipindahkan ke formulir tertentu.
Menentukan tanggal pengiriman, rute pengiriman, alat
transportasi yang digunakan, dari gudang mana yang harus
dikirim, dll.
2.
Prosedur persetujuan kredit. Diadakan penelaan status kredit
dengan melihat kartu pembantu piutang langganan yang hendak
membeli secara kredit. Dengan mempelajari kartu piutang tersebut
dapat diketahui kredibilitas pelanggan yang bersangkutan
|
48
3. Prosedur pengiriman barang. Mengupayakan pengiriman secepat
mungkin dan dengan biaya serendah mungkin
4. Prosedur pembuatan faktur. Membuat faktur dan mengirimkan
secepatnya pada pembeli.
2.2.1.6
Catatan Akuntansi yang Digunakan dalam Sistem Penjualan
Kredit
Menurut Narko (2007, p84), catatan akuntansi yang digunakan
dalam sistem penjualan kredit berhubungan dengan metode akuntansi
persediaan, yaoitu metode perpetual atau metode periodik. Jika
perusahaan menyelenggarakan akutansi persediaan secara perpetual
maka catatan akuntansi yang digunakan :
1.
Buku jurnal penjualan
2.
Rekening buku besar piutang dagang, penjualan, retur dan
potongan penjualan, potongan tunai penjualan, persediaan
dan harga pokok penjualan
3.
Rekening pembantu piutang
4.
Rekening pembantu persediaan
|
49
Bila perusahaan menyelenggarakan akuntansi persediaan
secara periodik maka catatan akuntansi yang dipergunakan adalah :
1.
Jurnal penjualan
2.
Rekening buku besar piutang dagang, penjualan, retur, dan
potongan penjualan, potongan tunai penjualan, biaya
angkut penjualan, pembelian, retur dan potongan
pembelian, potongan tunai pembelian, dan biaya angkut
pembelian
3.
Rekening pembantu piutang
Menurut Mulyadi (2008, p218-219), catatan
akuntansi yang digunakan dalam sistem penjualan kredit
adalah:
1.
Jurnal penjualan. Catatan akuntansi ini digunakan
untuk mencatat transaksi penjualan baik secara tunai
maupun kredit.
2.
Kartu piutang. Catatan akuntansi ini merupakan buku
pembantu yang berisi rincian mutasi piutang
perusahaan kepada tiap tiap debiturnya.
3.
Kartu persediaan. Catatan akuntansi ini merupakan
buku pembantu yang berisi rincian mutasi setiap jenis
persediaan.
|
50
4.
Kartu gudang. Catatan akuntansi ini diselenggarakan
oleh fungsi gudang untuk mencatat mutasi dan
persediaan fisik barang yang disimpan digudang.
5.
Jurnal umum. Catatan akuntansi ini digunakan untuk
mencatat harga
harga pokok produk yang dijual
selama periode akuntansi tertentu.
2.2.1.7 Dokumen yang Digunakan dalam Sistem Penjualan Kredit
Menurut Mulyadi (2008, p214), Dokumen yang digunakan
dalam sistem penjualan kredit adalah :
1.
Surat Order Pengiriman dan tembusannya
Dokumen pokok untuk memproses penjualan kredit kepada
pelanggan.
2.
Faktur Penjualan dan tembusannya
Dokumen yang dipakai sebagai dasar untuk mencatat
timbulnya piutang.
3.
Rekapitulasi Harga Pokok Penjualan
Dokumen pendukung yang digunakan untuk menghitung
total harga pokok produk yang dijual selama periode
akuntansi tertentu
4.
Bukti Memorial
Dokumen sumber untuk dasar pencatatan ke dalam jurnal
umum.
|
51
2.2.2
Penjualan Tunai
2.2.2.1 Fungsi yang Terkait
Menurut Mulyadi (2008,
p462), fungsi yang terkait dalam sistem
penerimaan kas dari penjualan tunai adalah:
a.
Fungsi Penjualan
Dalam transaksi penerimaan kas dan penjualan tunai,
fungsi ini bertanggungjawab untuk menerima order dari
pembeli, mengisi faktur penjualan tunai, dan menyerahkan
faktur tersebut keoada pembeli untuk kepentingan pembayaran
harga barang ke fungsi kas.
b.
Fungsi Kas
Dalam transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai,
fungsi ini bertanggungjawab sebagai penerima kas dari
pembeli.Fungsi gudang.Dalam transaksi penerimaan kas dari
penjualan tunai, fungsi ini bertanggungjawab untuk
menyimpan barang yang dipesan oleh pembeli, serta
menyerahkan barang tersebut ke fungsi pengiriman.
|
52
c.
Fungsi gudang
Fungsi ini bertanggung jawab untuk menyiapkan barang
yang dipesan oleh pembeli serta menyerahkan barang tersebut
ke fungsi pengiriman.
d.
Fungsi pengiriman
Dalam transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai,
fungsi ini bertanggungjawab untuk membungkus dan
menyerahkan barang yang telah dibayar harganya kepada
pembeli.
e.
Fungsi akuntansi
Dalam transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai,
fungsi ini bertanggungjawab sebagai pencatat transaksi
penjualan dan penerimaan kas dan membuat laporan penjualan.
Menurut Tim penyusunan Modul dan Pusdiklan dan Bea Cukai
(2011, p43 -
45) fungsi yang terkait dalam sistem penjualan tunai
sebagai berikut :
1.
Bagian Penjualan
a.
Menerima order dari pembeli
b.
Mengisi faktur penjualan tunai
|
53
c.
Mendistribusikan faktur penjualan tunai sebagai
berikut:
-
Lembar ke 1 : diserahkan kepada pembeli untuk
kepentingan pembayaran ke kasir.
-
Lembar ke 2 : di kirim ke Bagian Gudang.
-
Lembar ke 3 : arsip Bagian Penjualan menurut
nomor urut faktur tersebut.
2.
Bagian Kasir
a.
Menerima faktur penjualan tunai dari bagian (order)
penjualan via pembeli.
b.
Menerima uang dari pembeli sebesar yang tercantum
dalam faktur penjualan tunai.
c.
Mengoperasikan register kas untuk menghasilkan pita
register kas.
d.
Membubuhkan cap lunas diatas faktur penjualan
tunai dan menempelkan pita register pada faktur
tersebut.
e.
Menyerahkan faktur penjualan tunai dan pita register
kas kepada pembeli untuk kepentingan pengambilan
barang ke Bagian Pengiriman Barang.
f.
Mengisi bukti setor bank rangkap ke -3 pada akhir hari
kerja.
|
54
g.
Menyetorkan kas yang diterima dari hasil penjualan
tunai.
h.
Mendistribusikan bukti setor bank sebagai berikut :
-
Lembar ke -1, diserahkan kepada bank bersama
kas yang disetor.
-
Lembar ke -2, dikirim ke Bagian Akuntansi.
-
Lembar ke -3, arsip Bagian Kasir berdasarkan
urutan tanggal setor.
3.
Bagian Gudang
a.
Menerima faktur penjualan tunai lembar ke -2 dari
bagian penjualan.
b.
Menyiapkan barang sebanyak yang tercantum dalam
faktur penjualan tunai.
c.
Mencatat kuantitas barang yang diserahkan ke bagian
pengiriman ke dalam kartu gudang.
d.
Menyerakan barang ke bagian pengirima barang
bersama faktur penjualan tunai lembar ke -2.
4.
Bagian Pengiriman Barang
a.
Menerima faktur penjualan tunai lembar ke -2 bersama
barang dari gudang.
b.
Menerima faktur penjualan tunai lembar ke -1 dilampiri
dengan pita register kas dari bagian kasir via pembeli.
|
55
c.
Membandingkan faktur penjualan tunai lembar ke -1
dengan lembar ke -2 dan memeriksa pita regster untuk
menentukan apakah harga telah dibayar oleh
pelanggan.
d.
Menyerahkan barang kepada pelanggan.
5.
Bagian Akuntansi
a.
Menerima faktur penjualan tunai lembar ke -1 dilamiri
pita register kas (struk) dari Bagian Pengiriman Barang.
b.
Mencatat faktur penjualan tunai.
c.
Mengirim faktur pnjualan tunai dilampir pita register
kas ke Bagian Administrasi persediaan.
d.
Menerima bukti setor bank lembar ke -2 dari bagian
kasir.
e.
Mencatat bukti setor bank lembar ke -2 ke dalam jurnal
penerimaan kas.
f.
Mengarsipkan bukti setor bank lembar ke -2, dalam
arsip berdasarkan urutan tanggal setor.
g.
Menerima bukti memorial dilampiri dengan
rekapitulasi harga pokok penjualan dari bagian
administrasi persediaan.
h.
Mencatat bukti memorial ke dalam jurnal umum.
|
56
i.
Mengarsipkan bukti memorial yang dilampiri dengan
rekapitulasi harga pokok penjualan, berdasarkan urutan
nomor bukti memorial.
6.
Bagian Administrasi Persediaan
a.
Menerima faktur penjualan tunai yang dilampiri pita
register kas dari bagian akuntansi.
b.
Mencatat kuantitas dan harga pokok persedian yang
dijual dalam kartu persediaan atas dasar kuantitas dan
jenis barang dalam faktur penjualan tunai.
c.
Mengarsipkan faktur penjualan tunai yang dilampiri
pita register kas menurut nomor urut faktur penjualan
tunai.
d.
Secara periodik, membuat rekapitulasi harga pokok
penjualan elama periode tertentu, berdasarkan data
harga pokok persediaan yang dijual, dalam kartu
persediaan.
e.
Membuat bukti memoria sebagai dasar pencatatan
harga pokok persediaan yang dijual selama periode
berdasarkan rekapitulasi harga pokok penjualan.
f.
Menyerahkan bukti memorial yang dilampiri dengan
rekapitulasi harga pokok penjuaan ke bagian akuntansi.
|
57
2.2.2.2 Jaringan Prosedur yang Membentuk Sistem Penjualan Tunai
Jaringan prosedur yang membentuk sistem penerimaan kas dari
penjualan tunai adalah sebagai berikut :
1.
Prosedur Order Penjualan
Dalam prosedur ini fungsi penjualan menerima order dari
pembeli dan membuat faktur penjualan tunai untuk
memungkinkan pembeli melakukan pembayaran harga barang
ke fungsi kas dan untuk memungkinkan fungsi gudang dan
fungsi pengiriman menyiapkan barang yang akan diserahkan
pada pembeli.
2.
Prosedur Penerimaan Kas
Dalam prosedur ini fungsi kas menerima pembayaran harga
barang dari pembeli dan memberikan tanda pembayaran
(berupa pita register kas dan cap lunas pada faktur penjualan
tunai) kepada pembeli untuk memungkinkan pembeli tersebut
melakukan pengambilan barang yang dibelinya dari fungsi
pengiriman.
3.
Prosedur Penyerahan Barang
Dalam prosedur ini fungsi pengiriman menyerahkan barang
kepada pembeli.
4.
Prosedur Pencatatan Penjualan Piutang
|
58
Dalam prosedur ini fungsi akuntansi melakukan pencatatan
transaksi penjualan tunai dalam jurnal penjualan dan jurnal
penerimaan kas.
5.
Prosedur Penyetoran Kas ke Bank
Sistem pengendalian intern pada kas mengharuskan penyetoran
dengan segera ke bank semua kas yang diterima pada suatu
hari.
6.
Prosedur Pencatatan Penerimaan Kas
Dalam prosedur ini, fungsi akuntansi mencatat penerimaan kas
ke dalam jurnal penerimaan kas berdasarkn bukti setor bank
yang terima dari bank melalui fungsi kas.
7.
Prosedur Pencatatan HPP
Dalam prosedur ini fungsi akuntansi membuat rekapitulasi
HPP berdasarkan data yang dicatat dalam kartu persediaan.
Menurut Tim penyusunan Modul dan Pusdiklan dan Bea Cukai (2011,
p40 -
41), jaringan prosedur yang membentuk prosedur penjualan tunai
sebagai berikut :
1.
Bagian Penjualan, setelah menerima Order Pembelian (PO)
dari pelanggan, membuat Faktur Penjualan Tunai rangkap tiga,
lemba asli diserahkan ke pelanggan, lembar ke -2 ke gudang
dan lembar ke -3 sebagai arsip.
2.
Pelanggan, dengan membawa Faktur Penjualan Tunai (FPT),
melakukan pembayaran ke kasir. Setelah menerima pembayaran, kasir
|
59
memberikan struk pembayaran serta mengembalikan FPT kepada
pelanggan.
3.
Petugas Gudang, berdasarkan
FPT lembar ke -2, mempersiapkan
pengeluaran barang dan mencatatnya dan menyerahkan ke petugas
pengiriman, baik barang maupun fakturnya.
4.
Petugas pengiriman menyerahkan barang beserta FPT lembar ke -2
kepada pelanggan setelah membandingkan dengan bukti pembayaran
(struk) maupun FPT asli, kemudian mengambil lembar asli tersebut
untuk diserahkan ke Bagian Akuntansi.
5.
Kasir, atas penerimaan hari itu melakukan penyetoran ke bank dan
bukti setor lembar ke -2 diserahkan ke Bagian Akuntansi, sementara
lembar lainnya diarsipakan.
6.
Bagian Akuntansi mencocokkan lemba setoran tersebut dengan FPT
asli yang diterimanya dari petugas pengiriman, dan membukukan
penjualan tunai. Bukti setor lembar ke -2 diarsipkan, sementara FPT
asli diserahkan ke Bagian Akuntansi Persediaan.
7.
Bagian Akuntansi Persediaan, pada setiap akhir bulan akan
mengakumulasi seluruh penjualan dan membuat Bukti Memorial
untuk pembebanan harga pokok penjualan, yang dikirimkan ke Bagian
Akuntansi sebagai dasar pembukuan harga pokok penjualan. Bagian
Akuntansi Persediaan mengarsipkn FPT asli tersebut.
|
60
2.2.2.3 Dokumen yang Digunakan dalam Sistem Penjualan Tunai
Dokumen yang digunakan dalam sistem penerimaan dari penjualan
tunai adalah :
1.
Faktur Penjualan Tunai
Dokumen ini digunakan untuk merekam berbagai informasi
yang diperlukan oleh manejemen mengenai transaksi penjualan
tunai.
2.
Pita Register Kas (Cash Register Tape)
Dokumen ini dihasilkan oleh fungsi kas dengan cara
mengopeasikan mesin register kas.
3.
Credit Card Sales Slip
Dokumen ini dicetak oleh credit card center bank yang
menerbitkan kartu kredit dan diserahkan pada perusahaan
(merchant) yang menjadi anggota kartu kredit.
4.
Bill Of Lading
Dokumen ini merupakan bukti penyerahan barang dari
perusahaan penjualan barang pada perusahaan angkutan
umum. Dokumen ini digunakan oleh fungsi pengiriman dalam
penjualan COD yang penyerahan barangnya dilakukan oleh
perusahaan angkutan umum.
5.
Faktur Penjualan COD
Dokumen ini digunakan untuk merekam penjualan COD.
6.
Bukti Setor Bank
|
61
Dokumen ini dibuat oleh fungsi kas sebagai bukti penyetoran
kas ke bank.
7.
Rekap HPP
Dokumen ini digunakan oleh fungsi akuntansi untuk
meringkas harga pokok produk yang dijual selama satu periode
(misalnya satu bulan).
Menurut Tim penyusunan Modul dan Pusdiklan dan Bea Cukai (2011,
p38), dokumen yang digunakan dalam sistem penjualan tunai adalah :
1.
Faktur Penjualan Tunai
2.
Bukti Setor Bank
3.
Pita Register kas (Cash Register Tape)
4.
Rekap harga pokok penjualan
Menurut Narko (2007 ,p86), dokumen yang digunakan dalam sistem
penjualan tunai adalah :
1.
Pesanan Penjualan. Dokumen ini dibuat dalam beberapa
rangkap yang dapat berfungsi pula sebagai otoritasi penjualan
kredit, informasi pada dokumen ini pada umumnya terdiri dari
identitas perusahaan penjual, identitas pembeli, nomor dan
tanggal pesanan yang dibuat pelanggan, nomor dan tanggal
pesanan penjualan, jenis barang yg dipesan, kuantitas, harga
satuan, dan jumlah harga keseluruhan.
|
62
2.
Perintah Pengiriman Barang. Informasi pada dokumen ini
hampir sama dengan informasi pada surat pesanan penjualan
kecuali harga satuan dan jumlah harga.
3.
Faktur (penjualan). Informasi pada dokumen ini sama dengan
informasi pada surat pesanan penjualan. Oleh karena itu
terdapat kombinasi faktur dan pesanan penjualan.
2.2.2.4 Catatan Akuntansi yang Digunakan dalam Sistem Penjualan
Tunai
Catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem penerimaan
kas dari penjualan tunai adalah :
1.
Jurnal Penjualan
Jurnal penjualan digunakan oleh fungsi akuntansi untuk
mencatat dan meringkas data penjualan.
2.
Jurnal Penerimaan Kas
Jurnal penerimaan kas digunakan oleh fungsi akuntansi untuk
mencatat penerimaan kas dari berbagai sumber, diantaranya
dari penjualan tunai.
3.
Jurnal Imum
Dalam transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai, jurnal ini
digunakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat harga pokok
produk yang dijual.
4.
Kartu Persediaan
|
63
Dalam transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai, tapi
persediaan digunakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat
berkurangnya HPP yang djual.
5.
Kartu Gudang
Catatan ini diselenggarakan oleh fungsi gudang untuk mencatat
mutasi dan persediaan barang yang disimpan dalam gudang.
Menurut Tim penyusunan Modul dan Pusdiklan dan Bea Cukai (2011,
p38), catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem penjualan tunai sebagai
berikut :
1.
Jurnal Penjualan
2.
Jurnal Peneriman Kas
3.
Jurnal Umum
4.
Kartu Persediaan
5.
Kartu Gudang
2.2.3
Piutang
2.2.3.1 Pengertian Piutang
Menurut Kieso
(2008, p346), piutang adalah klaim uang
barang atau jasa kepada pelanggan atas pihak-pihak lainnnya.
Menurut Amanugrahani, (2008, p324), mendifisinikan bahwa
piutang adalah semua klaim dalam bentuk uang terhadap entitas
lainnya, termasuk individu perusahaan atau organisasi lainnya. Piutang
|
64
dagang ini normalnya diperkirakan akan tertagih dalam periode waktu
yang relatif pendek, seperti 30 atau 60 hari.
Dapat disimpulkan pengertian piutang adalah semua klaim
dalam bentuk uang, barang atau jasa terhadap pelanggan atas pihak
yang bersangkutan.
2.2.3.2 Dokumen yang Digunakan dalam Transaksi Piutang
Menurut Mulyadi (2008,
p258), dokumen pokok yang
digunakan sebagai dasar pencatatan dalam kartu piutang adalah:
1.
Faktur penjualan. Dokumen ini digunakan sebagai dasar
pencatatan timbulnya piutang dari transaksi penjualan kredit.
2.
Bukti Kas Masuk. Dokumen ini digunakan sebagai dasar
pencatatan berkurangnya piutang dari transaksi pelunasan
piutang oleh debitur.
3.
Memorial kredit. Dokumen ini digunakan sebagai dasar
pencatatan retur penjualan.
4.
Bukti memorial. Dokumen ini digunakan sebagai dasar
pencatatan penghapusan piutang.
Dokumen pokok yang digunakan sebagai dasar pencatatan ke
dalam kartu piutang adalah :
|
65
1.
Faktur Penjualan. Digunakan sebagai dasar pencatatan
timbulnya piutang dari transaksi penjualan kredit, yang harus
dilampiri dengan surat muat (bill of lading) dan surat pesanan
pengiriman sebagai dokumen pendukung untuk mencatat
transaksi penjualan kredit.
2.
Bukti Kas Masuk. Digunakan sebagai dasar pencatatan
berkurangnya piutang dari transaksi pelunasan piutang oleh
debitur.
3.
Memo Kredit. Digunakan sebagai dasar pencatatan retur
penjualan, yang dikeluarkan oleh bagian pesanan penjualan,
dan jika dilampiri dengan Laporan Penerimaan Barang yang
dibuat oleh Bagian Penerimaan merupakan dokumen sumber
untuk mencatat transaksi retur penjualan.
4.
Bukti Memorial (journal voucher). Merupakan dokumen
sumber untuk dasar pencatatan transaksi ke dalam jurnal
umum. Dalam pencatatan piutang, dokumen ini digunakan
sebagai dasar pencatatan penghapusan piutang yang sudah
tidak dapat ditagih lagi.
2.2.3.3 Catatan Akuntansi yang Digunakan dalam Transaksi Piutang
Menurut Narko (2007 ,p107), catatan yang digunakan sebagai berikut :
1.
Buku-buku pengganti piutang. Fungsi ini sangat penting
karena dengan adanya buku pembantu piutang tiap langganan
|
66
yang memuat indentitas lengkap
pelanggan, dan besarnya
tagihan, maka mudah bagi perusahaan untuk melakukan
penagihan piutang kepada pelanggan tertentu.
2.
Blanko surat pernyataan piutang, perusahaan tertentu yang
memiliki beberapa pelanggan, dan bila jumlah rupiah piutang
pada masing
masing pelanggan relatif besar, sebaiknya
mengirimkan surat pernyataan piutang secara periodik. Hal ini
dimaksudkan untuk mengingatkan pada pelanggan atas akan
kewajibannya. Perlu diingat bahwa surat pernyataan piutang
bukan tagihan.
Menurut Mulyadi (2008,
p218
219), catatan akuntansi yang
digunakan dalam transaksi piutang dagang adalah :
1.
Jurnal penjualan. Dalam prosedur pencatatan piutang, catatan
ini digunakan untuk mencatat timbulnya utang dari transaksi
penjualan kredit
2.
Jurnal umum. Dalam prosedur pencatatan piutang , catatan
akuntansi ini digunakan untuk mencatat berkurangnya piutang
dari transaksi penghapusan piutang yang tidak lagi dapat
ditagih.
3.
Jurnal penerimaan kas. Dalam prosedur pencatatan piutang,
catatan akuntansi ini digunakan untuk mencatat berkurangnya
piutang dari transaksi penerimaan kas dari debitur.
|
67
4. Kartu piutang. Catatan transaksi ini digunakan untuk mencatat mutasi
dan saldo piutang atas masing masing debitur.
5. Kartu Persediaan. catatatn akutansi merupakan buku pembant yang
berisi rincian mutasi setiap jenis persediaan.
2.2.4
Pengendalian Internal
2.2.4.1 Pengertian Pengendalian Internal
Menurut COSO (Committee Of Sponsoring Organization) yang
dikutip oleh louwers (2008, p 159) Internal control is a process, effected
by an entitiys board of directors, management and other personel,
designed to provide reasonable assurance regarding the achievement of
objectives in the following three categories :
a.
Reliability of financial reporting
b.
Effectiveness and effiency of operations.
c.
Compliance with applicable laws and regulations.
Artinya adalah Pengendalian Internal adalah suatu tindakan yang
diambil oleh manajemen untuk meningkatkan lingkungan dalam upaya
mencapai tujuan. Dihasilkan dari perencanaan manajement,
pengorganisasian dan kepemimpinan
dan yang lainnya (seperti
pengendalian manajemen, pengendalian internal, dan lain lain).
|
68
Menurut Mardi (2011,p59), Pengendalian internal merupakan
suatu sistem yang meliputi struktur organisasi beserta semua mekanisme
dan ukuran-ukuran yang dipatuhi bersama untuk menjaga seluruh harta
kekayaan organisasi dari berbagai arah.
Dapat disimpulkan bahwa pengendalian internal adalah suatu
sistem yang meliputi struktur organisasi beserta semua mekanisme dan
ukuran-ukuran
yang dipatuhi untuk meningkatkan lingkungan dalam
upaya mencapai tujuan dan menjaga seluruh harta kekayaan organisasai
dari berbagai arah.
2.2.4.2 Tujuan dan Unsur Pengendalian Intern
Menurut Mardi (2011 ,p59), Tujuan pengendalian internal, yaitu :
1.
Menjaga keamanan harta milik perusahaan
2.
Memeriksa ketelitian dan kebanaran informasi akuntansi.
3.
Meningkatkan efisiensi operasional perusahaan.
4.
Membantu kebijaksanaan manajemen yang telah ditetapkan.
Unsur pengendalian internal yaitu :
1.
Struktur organisasi yaitu merupakan suatu kerangka pemisahan
tanggung
jawab secara tegas berdasarkan fungsi dan unit
tingkatan yang dibentuk.
2.
Sistem wewenang dan prosedur pencatatan dalam organisasi.
Struktur organisasi harus dilengkapi dengan uraian tugas yang
|
69
mengatur hak dan wewenang masing-masing tingkatan beserta
seluruh jajarannya.
3.
Pelaksaan kerja secara sehat, meliputi :
a.
Unsur kehati-hatian.
b.
Rolling antar pegawai.
c.
Melaksanakan berbagai tugas yang diberikan.
d.
Memeriksa kekurangan dalam pelaksaaan serta
menghindari kecurangan.
4.
Pegawai berkualitas, meliputi pendidikan, pengalaman, dan
akhlak serta tanggung jawab.
Menurut Gondodiyoto (2007,
p260), tujuan sistem pengendalian
internal adalah :
1. Meningkatkan pengamanan asset system informasi data/catatan
akuntansi yang bersifat logical asset, maupun physical assets seperti
hardware, infrastruktur dan sebagainya.
2. Meningkatkan daya integritas data, sehingga dengan data yang benar
dan konsisten akan dapat dibuat laporan yang benar.
3. Meningkatkan efektivitas system
4. Meningkatkan efisiensi system
|
70
2.2.4.3 Pengendalian Intern Sistem Penjualan Kredit
Menurut Mulyadi (2008, p220-221), unsur pengendalian intern dalam
sistem penjualan kredit sebagai berikut :
1.
Organisasi
a.
Fungsi penjualan harus terpisah dari fungsi kredit.
b.
Fungsi akuntansi harus terpisah dari fungsi penjualan dan
fungsi kredit.
c.
Fungsi akuntansi harus terpisah dari fungsi kas.
d.
Transaksi penjualan kredit harus dilaksanakan oleh fungsi
penjualan, fungsi kredit, fungsi pengiriman, fungsi
penagihan, dan fungsi akuntansi. Tidak ada transaksi
penjualan kredit yang dilaksanakan secara lengkap hanya
oleh satu fungsi tersebut.
2.
Sistem Otorisasi dan Prosedur Pencatatan
a.
Penerimaan order dari pembeli oleh fungsi penjualan
dengan menggunakan formulir surat order pengiriman.
b.
Persetujuan pemberian kredit diberikan oleh fungsi kredit
dengan membubuhkan tanda tandagan pada credit copy
(yang merupakan tembusan surat order pengiriman).
c.
Pengiriman barang kepada pelanggan diotorisasi oleh
fungsi pengiriman dengan cara membubuhkan cap sudah
dikirim pada copy surat order pengiriman.
|
71
d.
Penetapan harga jual, syarat penjualan, syarat
pengangkutan barang dan potongan penjualan berada
ditangan Direktur Pemasaran dengan penerbitan surat
keputusan mengenai hal tersebut.
e.
Terjadinya piutang diotorisasi oleh fungsi penagihan
dengan mebubuhkan tanda tangan pada faktur penjualan.
f.
Pencatatan kedalam kartu piutang dan ke dalam jurnal
penjualan, jurnal penerimaan kas dan jurnal umum
diotorisasi oleh fungsi akuntansi dengan cara memberikan
tanda tangan pada dokumen sumber (faktur penjualan,
bukti kas masuk, dan memo kredit)
g.
Pencatatan terjadinya piutang didasarkan pada faktur
penjualan yang didukung dengan surat order pengiriman
dan surat muat.
3.
Praktik yang sehat
a.
Surat order pengiriman bernomor urut tercetak dan
pemakaiannya dipertanggung jawabkan oleh fungsi
penjualan.
b.
Faktur penjualan bernomor urut tercetak dan pemakaiannya
dipertanggungjawabkan oleh fungsi penagihan.
c.
Secara periodik fungsi akuntansi mengirim pernyataan
piutang (account receivable statement) kepada setiap
|
72
debitur untuk menguji ketelitian catatan piutang yang
diselenggarakan oleh fungsi tersebut.
d.
Secara periodik diadakan rekonsiliasi kartu piutang dengan
rekening control piutang dalam buku besar.
2.2.4.4 Pengendalian Transaksi Piutang Dagang
Menurut Munawir (2007, p235) upaya memperkecil tingkat resiko
dalam pemberian kredit adalah 5 K :
-
Karakter : keterangan mengena sifat-sifat pribadi pelanggan,
watak dan kejujuran dalam memenuhi kewajiban-kewajiban
finansialnya. Sumber keterangannya : mengenal dari dekat,
kumpulan aktifitas pembayaran dan dari pendapat rekannya
-
Kapasitas : Hal ini menyangkut kemampuan pimpinan
perusahaan pelanggan beserta staffnya, baik kemampuan dalam
manajerial maupun keahlian dalam bidang usahanya. Kapasitas
pelanggan dapat dilihat dari angka hasil produksi, angka
penjualan dan pembelian. Perhitungan laba rugi dan data
financial lainnya.
-
Kapital : Hal ini menunjukkan pada posisi financial perusahaan
secara keseluruhan yang ditunjukkan dalam laporan keuangan
dan rasio finansialnya. Dalam melakukan penilaian kali ini perlu
diperlihatkan
resiko likuiditas, solvabilitas dan rehabilitas dari
calon pelanggan
|
73
-
Kolateral : Hal ini menunjukkan besarnya aktiva yang akan
dijadikan sebagau jaminan atas kredi yang diberikan kepada
pelanggan. Untuk itu perlu dipertimbangkan kemungkinan
jaminan untuk dijadika uang dalam waktu yang relative singkat
serta pengikatan barang yang menjadi kepentingan jaminan
-
Kondisi
: Hal ini mengacu pada kondisi ekonomi secara umum
dari kondisi pada sector usaha pelanggan yang dapat
mempengaruhi perkembangan usahanya serta
kemampuan
pelanggan untuk membayar.
Menurut Romney dan Steinbart (2006, p360), limit kredit untuk
setiap pelanggan ditetapkan berdasarkan histori kredit pada waktu
lampau dan kemampuan pelanggan untuk membayar. Pemeriksaan limit
kredit dapat dilakukan dengan membandingkan jumlah harga pesanan
yang dilakukan ditambah dengan saldo piutang sebelumnya dengan batas
kredit yang diberikan.
Menurut Sundjaja dan Barlian (2002, p237) menyebutkan bahwa
perushaan dapat membuat batas kredit yaitu jumlah maksimum
pelanggan dapat berhutang kepada perusahaan dengan membuat piutang
angka kredit. Angka kredit (credit scoring) merupakan prosedur yang
dihasilkan dalam bentuk angka untuk mengukur keseluruhan
kemampuan si peminjam dalam membayar kredit.
|
![]() 74
Perhitungan Angka Kredit
Karakteristik
Keuangan &
Kredit
Angka (0 s/d
100)
Bobot yang
ditentukan
Bobot Angka
(1)
(2)
(1)x(2)
Refrensi kredit
Kepemilikan
rumah
80
100
15%
15%
12
15
Tingkat
pendapatan
80
25%
20
Riwayat
pendapatan
70
25%
17.5
Riwayat
pembayaran
70
10%
7
Lamanya
dialamat
terakhir
80
10%
8
Tabel 1.1 Contoh Perhitungan Angka Kredit dan Standar Angka Kredit
Standar Angka Kredit
Angka Kredit
Tindakan
>75%
Dapat diberi Kredit
|
![]() 75
65 75
Dapat diberi Kredit tetapi terbatas.
Jika pelaksanaannya baik setelah
1(satu) tahun dapat diberikan
kredit sesuai standar kreit
>65
Ditolak
Tabel1.2 Standar Angka Kredit
2.2.5 Penerimaan Kas
Menurut Kieso (2008) yang diterjemahkan oleh Emil Salim, S.E.
Pengertian kas adalah aktiva yang paling likuid, merupakan media pertukaran
standar dan dasar pengukuran serta akuntansi untuk semua pos-pos
lainnya(h347)
Penerimaan kas merupakan hasil dari berbagai aktivitas. Sebagai
contoh, Kas diterima dari hasil transaksi pendapatan, pinjaman jangka pendek
atau jangka panjang, serta aktiva lainnya. Lingkup bagian ini dibatasi pada
penerimaan kas dari penjualan tunai dan penagihan dari pelanggan atas
penjualan kredit.
Fungsi penerimaan kas yang meliputi pemrosesan penerimaan kas dari
penjualan tunai dan kredit, termasuk sub fungsi sebagai berikut :
1.
Menerima penerimaan kas
2.
Menyetorkan ke bank
3.
Mencatat penerimaan kas
|
76
Cash is the one asset that is readily convertible in to any other type
of asset. It also is easily converted and transported, and is highly desired.
Because of this characteristics, cash is the asset most suspectible of
fraudulent activities. (Kieso et al 2011)
Kas adalah salah satu aset yang
segera dikonversikan ke
jenis aset
yang lain.
Hal ini juga
mudah dikonversi
dan dipindahkan, dan sangat
diperlukan.
Berdasarkan jenis
karakteristik ini, kas adalah aset
yang paling
mudah untuk dilakukan kecurangan
2.2.6 Jurnal
2.2.6.1 Pengertian Jurnal
Menurut Weygandt et al (2010, p55), The journal is reffered
to as the book of original entry. For each transaction the journal
shows the debit
and credit effects on specific accounts. Artinya,
Jurnal ini disebut sebagai buku entri asli. Untuk setiap transaksi jurnal
menunjukkan efek debet dan kredit dan kredit pada akun khusus.
Jurnal-jurnal yang berhubungan dengan transaksi penjualan,
piutang usaha, dan penerimaan kas adalah sebagai berikut :
Jurnal Penjualan
D-Piutang Usaha
xxx
K-Sales
xxx
D-Harga Pokok Penjualan
xxx
|
77
K-Persediaan
xxx
Jurnal Penerimaan Kas
D-Kas
xxx
K-Piutang Usaha
xxx
Menurut Diana (2011, p52), jurnal adalah suatu catatan yang
digunakan untuk mencatat transaksi berdasarkan dokumen perusahaan
secara kronologis (menurut tanggal terjadinya transaksi)
Bedasarkan pengertian diatas maka dapat disimpulkan jurnal
adalah catatan yang timbul sebagai efek dari transaksi yang terjadi,
dimana terdapat debit dan kredit untuk mencatatnya dengan akun yang
spesifik.
|