Home Start Back Next End
  
7
Untuk menembus pasar, para animator harus memahami kebutuhan pasar. "Intinya karya
animator itu harus bisa diterima pasar, dapat menjawab kebutuhan pasar baik dari segi cerita rnaupun
kualitas gambar. Anak kecil itu gak akan tahu itu film buatan mana, tapi mereka pasti akan menilai
kualitasnya, kalau bagus ya pasti akan ditonton," kata Adez yang pernah menggarap film animasi The
Simpson versi dewasa dan tayang di Amerika ini.
Cita-cita boleh setinggi langit. Namun realitanya, kondisi dunia pertelevisian di Indonesia
membuat kalangan animator pesimis. Menurut Adez, dalam dua sampai tiga tahun ke depan, film
animasi buatan anak negeri masih sulit bersaing dengan sinetron dan reality show. "Sulitnya, karena
talent terbatas. Kalau pun booming, maka akan terjadi perebutan talent, karena orang-orangnya itu-itu
saja," kata Adez.
Tidak heran jika banyak animator dalam negeri menerima tawaran perusahaan-perusahaan di luar
negeri untuk mengerjakan proyek film animasi mereka. Popy Palele, Daniel Harjanto, Syah
Indraprana, Deswara, dan banyak animator lainnya kini lebih banyak mengerjakan proyek yang
datang dari Amerika, Kanada, Singapura, Malaysia. "Ibaratnya, kita ini pisau yang tajam, tapi
sayangnya nggak ada daging yang bisa kita potong di sini," kata Adez.
Word to PDF Converter | Word to HTML Converter