Salah satunya sangat besar . . . Besaaaarrrr sekali. Wanita itu terpana. Ia berpikir, Dua
orang ini akan merampokku. Tapi pikirnya lagi, Jangan menuduh, mereka sepertinya
baik dan ramah.
Tapi rasa rasialnya lebih besar sehingga ketakutan mulai
menjalarinya. Ia berdiri sambil memelototi kedua orang tersebut. Dia sangat ketakutan
dan malu. Ia berharap keduanya tidak dapat membaca pikirannya, tapi Tuhan, mereka
harus
tahu
yang
saya
pikirkan!
Untuk menghindari kontak mata, ia berbalik
menghadap pintu lift yang mulai tertutup. Sedetik . . . dua detik . . . dan seterusnya.
Ketakutannya
bertambah! Lift tidak bergerak! Ia makin panik! Ya Tuhan, saya
terperangkap dan mereka akan merampok saya. Jantungnya berdebar, keringat dingin
mulai
bercucuran.
Lalu, salah satu dari mereka berkata, Hit the floor (Tekan
Lantainya).
Saking paniknya, wanita itu tiarap di lantai lift dan membuat koin
berhamburan dari keranjangnya. Dia berdoa, ambillah uang saya dan biarkanlah saya
hidup.
Beberapa detik berlalu. Kemudian dia mendengar salah seorang berkata
dengan sopan, Bu, kalau Anda mau mengatakan lantai berapa yang Anda tuju, kami
akan menekan tombolnya. Pria tersebut agak sulit untuk mengucapkan kata-katanya
karena menahan diri untuk tertawa.
Wanita itu mengangkat kepalanya dan melihat
kedua orang tersebut. Merekapun
menolong wanita tersebut berdiri. Tadi saya
menyuruh teman saya untuk menekan tombol lift dan bukannya menyuruh Anda untuk
tiarap di lantai lift, kata seorang yang bertubuh sedang.
Ia merapatkan bibirnya berusaha untuk tidak tertawa. Wanita itu berpikir, Ya
Tuhan, betapa malunya saya. Bagaimana saya harus meminta maaf kepada
mereka
karena saya menyangka mereka akan merampokku. Mereka bertiga
mengumpulkan
kembali koin-koin itu ke dalam keranjangnya.
Ketika lift tiba di lantai yang dituju
wanita itu, mereka berniat untuk
mengantar wanita itu ke kamarnya karena mereka
khawatir wanita itu tidak
kuat berjalan di sepanjang koridor. Sesampainya di depan
pintu kamar, kedua pria itu mengucapkan selamat malam, dan wanita itu mendengar
kedua pria itu
tertawa sepuas-puasnya sepanjang jalan kembali ke lift.
Wanita itu
kemudian berdandan dan menemui suaminya untuk makan malam.
Esok paginya bunga mawar dikirim ke kamar wanita itu, dan di setiap kuntum
bunga mawar tersebut terdapat lipatan uang sepuluh dolar.
Pada kartunya tertulis:
Terima kasih atas tawa terbaik yang pernah kita lakukan selama ini. Tertanda: Eddie
|