17
Ini adalah informasi yang sangat menyesatkan bagi setiap wanita, terutama mereka yang
sedang kebingungan karena tidak menginginkan kehamilan yang sudah terjadi.
Ada 2 macam resiko kesehatan terhadap wanita yang melakukan aborsi:
1. Resiko kesehatan dan keselamatan secara fisik.
2. Resiko gangguan psikologis.
2.10.1
Resiko Aborsi dalam kesehatan dan keselamatan fisik
Pada saat melakukan aborsi dan setelah melakukan aborsi ada beberapa resiko
yang akan dihadapi seorang wanita, seperti yang dijelaskan dalam buku Facts of
Life yang ditulis oleh Brian Clowes, Phd yaitu:
1
Kematian mendadak karena pendarahan hebat2. Kematian mendadak karena
pembiusan yang gagal.
2
Kematian secara lambat akibat infeksi serius disekitar kandungan.
3
Rahim amoxicillin without prescription yang sobek (Uterine Perforation).
4
Kerusakan leher rahim (Cervical Lacerations) yang akan menyebabkan cacat pada
anak berikutnya.
5
Kanker payudara (karena ketidakseimbangan hormon estrogen pada wanita).
6
Kanker indung telur (Ovarian Cancer).
7
Kanker leher rahim (Cervical Cancer).
8
Kanker hati (Liver Cancer).
9
Kelainan pada placenta/ari-ari (Placenta Previa) yang akan menyebabkan cacat.
10
pada anak berikutnya dan pendarahan hebat pada saat kehamilan berikutnya.
11
Menjadi mandul/tidak mampu memiliki keturunan lagi (Ectopic Pregnancy).
12
Infeksi rongga panggul (Pelvic Inflammatory Disease).
13
Infeksi pada lapisan rahim (Endometriosis).
2.10.2
Resiko Aborsi dalam kesehatan mental
Proses aborsi bukan saja suatu proses yang memiliki resiko tinggi dari segi
kesehatan dan keselamatan seorang wanita secara fisik, tetapi juga memiliki dampak
yang sangat hebat terhadap keadaan mental seorang wanita.
Gejala ini dikenal dalam dunia psikologi sebagai Post-Abortion Syndrome
(Sindrom Paska-Aborsi) atau PAS. Gejala-gejala ini dicatat dalam Psychological
Reactions Reported After Abortion di dalam penerbitan The Post-Abortion Review
(1994).
|