3
BAB 2
DATA & ANALISA
2.1
Sumber Data
2.1.1
Literatur Buku
-
“Sejarah, Agama dan Tradisi Suku Tengger Gunung Bromo” karya Alpha Savitri
-
“The Animator’s Survival Kit” by Richard Williams
-
“Kumpulan Legenda Nusantara Favorit” karya Astri Damayanti
-
“Desain Komunikasi Visual Terpadu” karya Yongky Safanayong
-
“Design Basic Index” by Jim Krause
-
“Tipografi Dalam Desain Grafis” karya Danton Sihombing, MFA
2.1.2
Literatur Internet
-
-
-
http://www.petra.ac.id
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
|
4
2.2
Data Umum
2.2.1
Sejarah Animasi
Animasi berasal dari bahasa Latin “Anima” yang memiliki arti jiwa dan semangat.
Menurut Walt Disney animasi merupakan ilusi dari hidup, memberikan hidup dan
ilusi dari pergerakan. Animasi merupakan suatu proses untuk menggerakkan benda
mati agar terlihat hidup sehingga memberikan kepercayaan bahwa benda mati
tersebut hidup. Sejak masa purbakala, praktek animasi sudah dilakukan oleh manusia
purba di gua Lascaux yang menggambarkan proses perburuan mereka.
Abad ke 16
–
The Magic Lantern. Merupakan pendahulu dari alat proyeksi
yang dipakai pada masa kini. Cara kerja Magic Lantern
ini adalah dengan
menggerakan beberapa slide
gambar yang terbuat dari cat minyak yang dapat
tembus cahaya dan disinari dengan sebuah lampu sederhana. Gambar yang
dipantulkan oleh Magic Lantern
tersebut akan terlihat lebih besar pada permukaan
layar yang datar pada ruangan yang gelap, sehingga slide yang digerakan tersebut
dapat terlihat bergerak walaupun hanya dapat memberikan gerakan yang terbatas.
1824 – Thaumatrope. Merupakan mainan sederhana yang diciptakan oleh John
A. Paris, seorang fisikawan asal Inggris pada era Victoria, berbentuk sebuah
kepingan yang memiliki gambar yang berbeda di kedua sisinya dan diikat dengan
seutas tali pada kedua kutub kepingnya. Cara kerja Thaumatrope ini adalah dengan
memutar cepat kepingan tersebut, sehingga dapat memunculkan gabungan dari
kedua gambar yang ada di setiap sisi keping menjadi satu.
1831 –
Phenakistoscope. Merupakan perangkat animasi awal, pendahulu dari
Zoetrope. Ditemukan pada tahun 1831 oleh Joseph Plateau, orang Belgia dan
Simon von Stampfer, orang Austria.
1834 –
Zoetrope. Disebut juga Daedalum, “Wheel of the Devil” merupakan
perangkat yang berbentuk silinder dengan celah vertikal di seluruh sisi. Pada sekitar
bagian tepi dalam silinder, terdapat serangkaian gambar pada sisi yang berlawanan
arah dengan celah vertikal. Setelah silinder diputar, akan terlihat ilusi gerakan yang
terlihat dari celah vertikal tersebut. Zoetrope
ditemukan oleh William George
Horner.
1877 –
Praxinoscope. Ditemukan oleh Charles Emile Reynaud, seorang
ilmuwan Perancis, merupakan versi yang lebih canggih dari Zoetrope.
Menggunakan mekanisme dasar yang sama dengan potongan gambar yang
|
5
diletakkan pada bagian dalam silinder berputar, namun tidak dilihat melalui celah
melainkan melalui cermin yang diletakan pada bagian dalam silinder. Mampu untuk
memproyeksikan 80 frame tanpa mengubah gulungan dan dapat menproyeksikan
hingga 10-15 menit.
1889 –
Kinetoscope. Ditemukan oleh Thomas Edison dan dikembangkan oleh
William Kennedy Laurie Dickson. Kinetoscope merupakan sebuah perangkat untuk
melihat gambar motion, bukan sebuah proyektor. Kinetoscope
dirancang untuk
dilihat secara individual melalui sebuah jendela kecil. Kinetoscope
memperkenalkan pendekatan dasar yang menjadi standar untuk semua proyeksi
sinematik sebelum munculnya video dengan menciptakan ilusi gerakan.
1906 –
J. Stuart Blackton menciptakan film animasi stop-motion
pertama
“Humourous Phases of Funny Faces” yang dilakukan dengan cara menggambar
sebuah kartun di atas sebuah papan tulis yang kemudian di foto dan dihapus untuk
diganti geraknya dan kemudian difoto kembali berulang kali.
1914 – Winsor McCay membuat “Gertie the Dinosaur” yang digambar pada bar
hitam dengan latar belakang putih yang terdiri dari 10.000 gambar.
1915 – Willis O’Brien membuat “The Dinosaur and the Missing Link”
1919 – Max Fleischer menciptakan “Koko the Clown”
Otto Messmer menciptakan “Felix the Cat”
1922 – Walt Disney menciptakan “Laugh-O-Grams”
1925 – Walt Disney menciptakan “Alice Comedies”
Willis O’Brien menciptakan “The Lost World” sebuah animasi stop-
motion yang menganimasikan 49 binatang purba, yang menjadi inspirasi
dari Steven Spielberg untuk membuat “Jurassic Park” pada tahun 1993.
1926 – Max Fleischer menciptakan “My Old Kentucky Home”
1928 –
Walt Disney menciptakan “Steamboat Willie” menampilkan karakter
Mickey Mouse dalam sebuah film animasi bersuara.
1937 –
Walt Disney menciptakan “Snow White” sebuah film animasi Amerika
pertama yang berdurasi panjang.
1941 –
Film animasi pertama dari Asia yang diciptakan, dibuat oleh China
berjudul “Princess Iron Fan” yang berdurasi 65 menit.
1976 – “Futureworld” merupakan film animasi pertama yang menggunakan 3D
CGI.
|
6
1977 – George Lucas menciptakan “Star Wars”
1982 –
“Tron” Film action pertama yang menggunakan efek grafis animasi
computer berdurasi 20 menit.
1995 –
“Toy Story” film animasi grafis 3D pertama yang seluruhnya dibuat
dengan menggunakan komputer.
2.2.2
Jenis – Jenis Animasi
1.
2D Animation
Merupakan animasi yang berbentuk 2 dimensi, biasa akrab disebut dengan
film kartun. Contoh animasi 2D adalah Mickey Mouse, Pinocchio, Snow White
and The Seven Dwarfs, Looney Tunes, Pink Panther, Tom and Jerry, Scooby
Doo, Mulan, Lion King dan Brother Bear.
2.
3D Animation
Merupakan animasi yang berbentuk 3 dimensi, pengembangan dari animasi
2D yang terealisasikan berkat perkembangan teknologi dan komputer yang
berkembang pesat. Animasi 3D disebut juga CGI (Computer Generated
Imagery). Karakter yang diperlihatkan pada animasi 3D lebih terkesan nyata dan
hidup, menjadi semakin realistic mendekati wujud manusia yang sebenarnya.
Contoh animasi 3D adalah Toy Story (Pixar Studio Disney), Bugs Life, Monster
Inc, Finding Nemo, Cars dan Toy Story 2.
3.
Clay Animation
Merupakan salah satu animasi stop-motion, setiap bagian animasi baik
karakter maupun latar belakang dan environment
memiliki kemampuan
deformasi yang memungkinkan untuk dirubah
bentuknya, terbuat dari bahan
lunak seperti tanah liat, biasanya bahan yang dipakai adalah plastisin. Karakter
dalam Clay Animation
ini dibuat dengan memakai kerangka kawat untuk
kerangka tubuhnya yang kemudian ditutupi dengan platisin. Pembuatan kerangka
ini disesuaikan dengan karakter yang diinginkan, bagian-bagian tubuh karakter
dapat dilepaskan dan dipasang kembali. Setelah siap, karakter kemudian difoto
gerakan per gerakan, hasil foto
lalu digabungkan menjadi sebuah sequence
gambar yang bergerak.
|
7
4.
Japanese Animation – Anime
Merupakan animasi buatan Jepang yang memiliki
gaya gambar manga.
Anime pertama kali dipopulerkan oleh Dr. Osamu Tezuka yang menciptakan
Tetsuwan Atom
atau yang lebih dikenal sebagai Astro Boy pada tahun 1963.
Berbeda dengan animasi Amerika atau Negara Eropa lain, animasi jepang
mempunyai format yang berbeda, yaitu serial televisi, OVA dan film bioskop.
2.2.3
Teknik Pembuatan Animasi
2.2.3.1
2D Animation ( Animasi 2 Dimensi )
1.
Celluloid
Teknik Celluloid sering disebut sebagai teknik cell, merupakan teknik dasar
pembuatan film animasi klasik. Serangkaian gambar dilukiskan diatas
sebuah lembaran transparan yang tembus pandang. Karakter atau objek
yang bergerak dibuat secara terpisah dari background (latar belakang) dan
foreground (latar depan), sehingga menjadi memudahkan pekerjaan karena
background dan foreground yang statis hanya dibuat sekali saja. Teknik ini
digunakan untuk menyiasati pembuatan gambar yang terlalu banyak
menjadi lebih efektif, teknik Celluloid mendominasi pembuatan animasi
pada seluruh film animasi klasik
seperti Scooby Doo, Tom and Jerry
dan
The Flintstone.
2.
Shadow Technique
Karakter yang digunakan dibuat dengan menggunakan lempengan karton
maupun kulit, dibentuk sesuai dengan karakter yang diinginkan, karakter
biasanya dibuat dengan siluet tampak samping agar karakter lebih mudah
dibedakan. Karakter kemudian diberi efek sorotan lampu dari belakang
yang dihadapkan ke layar. Jika karakter tersebut dijauhkan dari layar maka
akan terlihat membesar, sedangkan jika di dekatkan ke layar maka akan
tampak ukuran yang sebenarnya. Salah satu contoh animasi yang memakai
Shadow Technique adalah wayang kulit.
3.
2D Computing Technique
Teknologi mulai berkembang sehingga memudahkan pengerjaan animasi,
perancangan karakter hingga pengisian suara (dubbing) dapat dengan
mudah dilakukan melalui computer. Kesalahan dapat diperbaiki dengan
|
8
segera dan jika ada perubahan dapat dilakukan dengan cepat tanpa
memakan waktu lama. Efisiensi penggandaan dan pengolahan kembali
karakter, objek, background maupun foreground untuk diperbesar maupun
diperkecil dapat dilakukan dengan cepat dan menghemat waktu untuk
pengerjaan animasi.
2.2.3.2
3D Animation ( Animasi 3 Dimensi )
1.
3D Computing Technique
Perkembangan animasi berlanjut ke tahap 3 dimensi dimana karakter
memiliki
bentuk, massa dan kedalaman yang dapan menampilkan kesan
yang sebenarnya dan memberikan ilusi agar terlihat nyata. Pada umumnya,
pembuatan animasi 3D
digunakan untuk berbagai kebutuhan seperti
untuk
film, cartoon, game, iklan TV (TVC), broadcasting, visualization dan lain-
lain. 3D Computing Technique
ini mempermudah kebutuhan mendapatkan
adegan yang memerlukan biaya mahal dalam proses produksinya menjadi
terjangkau maupun kebutuhan akan adegan yang sangat sulit dilakukan atau
berbahaya menjadi memungkinkan.
3D Computing Technique
digunakan
pada banyak film seperti Matrix, Tron, Gorilla maupun Jurassic Park.
2.3
Pengertian Janji
Janji merupakan pernyataan kesediaan dan kesanggupan diri untuk berbuat sesuatu
dengan menyadari secara penuh tanggung jawab yang
harus dipikul dari pernyataan
tersebut. Janji dapat dikatakan sebagai sebuah kontrak antara pemberi janji dan
penerima janji, dimana jika terjadi pelanggaran pada kontrak tersebut, maka dapat
dituntut karena pelanggaran janji dianggap sebagai hal yang illegal dan merugikan orang
lain. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata Janji memiliki arti sebagai:
[n] (1) ucapan yg menyatakan kesediaan dan kesanggupan untuk berbuat (spt hendak
memberi, menolong, datang, bertemu): banyak -- , tetapi tidak satu pun yg ditepati; (2)
persetujuan antara dua pihak (masing-masing menyatakan kesediaan dan kesanggupan
untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu): jangan engkau berdua ingkar akan -- yg telah
diteguhkan oleh penghulu; (3) syarat; ketentuan (yg harus dipenuhi): rumah ini
diserahkan kpd adiknya tanpa --
apa-apa; (4) penundaan waktu (membayar dsb);
penangguhan: kalau boleh, saya minta -- dua bulan; (5) batas waktu (hidup); ajal: sampai
–
nya
|
9
2.4
Suku Tengger
2.4.1
Suku Tengger
Masyarakat Tengger tinggal di sekitar Gunung Bromo, Jawa Timur
menempati
wilayah Kabupaten pasuruan, Lumajang, Probolinggo dan Malang. Masyarakat
Tengger diyakini sebagai keturunan langsung dari kerajaan Majapahit. Masyarakat
Tengger sangat dihormati karena cara hidup mereka yang damai. Mereka menjunjung
tinggi persamaan hak dan demokrasi. Masyarakat Tengger menggunakan bahasa
Jawa Tengger yang merupakan bahasa Jawa Kuno sebagai bahasa sehari-hari. Tidak
ada tingkatan bahasa seperti bahasa Jawa yang dipakai umum. Masyarakat Tengger
mewarisi
tradisi Hindu sejak masa Kerajaan Majapahit, yaitu
tradisi dari agama
Hindu Dharma yang sama dengan agama Hindu di Bali, tetapi masyarakat Tengger
tidak mengenal sistem Kasta.
2.4.2
Data Pembanding
Penulis
memilih menggunakan karakter Ki Anteng pada cerita rakyat Legenda
Tengger karena karakter Ki Anteng tersebut merupakan sosok orang yang telah
berjanji secara sembarangan, tetapi pada akhirnya Ki Anteng tetap menepati janjinya
walaupun secara berat hati dan tidak rela karena Ki Anteng mengutamakan
kepentingan masyarakat Tengger yang bergantung harap kepadanya. Memiliki
keberanian untuk menepati perkataan yang telah dikatakannya sendiri, memiliki
sikap seorang pemimpin yang patut ditiru karena memikirkan kepentingan
masyarakatnya, bukan kepentingan dan kesenangan sendiri.
2.4.2.1
Cerita Rakyat “Sangkuriang”
Cerita rakyat Sangkuriang ini menceritakan tentang seorang pemuda yang
jatuh cinta pada seorang perempuan cantik jelita yang ternyata adalah ibu
kandungnya sendiri, Sangkuriang tidak mengakui ia sebagai ibunya dan tetap
memaksa untuk menikahinya, Dayang Sumbi pun memberikan permintaan
mustahil untuk menjadi syarat pernikahannya. Sangkuriang pun memanggil jin
untuk menyelesaikan permintaan ibunya, Dayang Sumbi yang panik pun
segera memikirkan cara untuk menggagalkan Sangkuriang. Sangkuriang yang
mengetahui perbuatan Dayang Sumbi pun marah dan menendang perahunya
|
10
yang belum selesai tersebut. Kini, sisa perahu yang dibuat oleh Sangkuriang
tersebut dikenal sebagai Gunung Tangkuban Perahu.
Perbandingan – Dayang Sumbi memang telah membuat janji sembarangan
dan mengingkari janjinya sendiri, tetapi hal tersebut terpaksa dilakukannya
karena tidak mungkin baginya untuk membiarkan dirinya menikahi anak
kandungnya sendiri, sehingga ia terpaksa membuat janji asal. Akan tetapi
karakter Dayang Sumbi ini tidak cocok untuk diangkat menjadi sebuah cerita
yang mengangkat tema janji, karena bisa saja disalahpahami oleh audiens,
sehingga mereka dapat berkata bahwa ada alasan untuk melanggar janji,
mereka dapat mulai mencari-cari pembenaran diri atas janji-janji yang telah
diingkarinya dengan menyalahkan keadaan.
2.4.2.2
Cerita Rakyat “Legenda Danau Toba”
Cerita rakyat Legenda Danau Toba ini menceritakan tentang seorang
pemuda bernama Toba yang jatuh cinta dan menikahi seorang putri yang
merupakan jelmaan dari seekor ikan yang ditangkap pemuda itu di danau. Putri
tersebut menyanggupi permintaan Toba
untuk menikahinya dengan syarat
bahwa Toba
tidak akan menceritakan kepada siapapun termasuk kepada anak
mereka mengenai asal-usul si putri ikan tersebut.
Syarat tersebut pun
disanggupi oleh Toba
dan akhirnya mereka menikah dan memiliki seorang
anak laki-laki yang bernama Samosir. Suatu hari, Toba
yang pulang bekerja
dalam keadaan lelah dan sangat lapar, mendapati bahwa nasi mereka telah
dihabiskan oleh anaknya, sehingga saat itu ia marah dan emosi hingga memaki
anaknya sebagai anak ikan. Si putri yang sedih dan kecewa karena Toba telah
melanggar janji segera pergi meinggalkan
Toba.
Tak lama kemudian, banjir
besar datang dan menenggelamkan Toba dan desanya. Tempat itu kemudian
dikenal sebagai Danau Toba.
Perbandingan
–
Toba tidak mengerti pentingnya sebuah janji sehingga
dengan mudah melanggarnya, mengakibatkan kerugian yang teramat besar,
selain kehilangan orang yang dicintainya, Toba
juga telah menyengsarakan
warga desanya yang tidak bersalah, hanya karena melanggar janji kecil yang
telah dibuatnya.
|
11
2.4.2.3
Cerita Rakyat “Ombak Purus”
Menceritakan tentang Ratu Nan Jombang dengan keenam putrinya yang
catik jelita. Keenam putrinya telah memiliki tunangan yang telah dipilihkan
oleh ayah mereka yaitu Raja Mambang sebelum ia mangkat. Tetapi Ratu Nan
Jombang ternyata melanggar janji tersebut dan menjodohkan keenam putrinya
dengan pangeran-pangeran dari kerajaan lain yang lebih besar dan kaya karena
bermaksud untuk membangun kerajaannya. Kelima putrinya sanggat senang
mendengar hal tersebut karena mereka tidak ingin menikah dengan tunangan
mereka yang merupakan rakyat biasa, hanya putri bungsu saja yang tetap setia.
Si putri bungsu pun kabur dari istana, Ratu Nan Jombang yang murka
kemudian mengutuknya, sehingga putri bungsu itu tenggelam di laut. Lalu
kemudian para pangeran pun tiba dan menjemput kelima putri tersebut, tak
lama setelah para putri berangkat, kapal mereka diserang badai besar, setelah
laut tenang, kapal tersebut menghilang, hanya ada lima gugusan pulau yang
mendadak muncul. Hingga kini, deru ombak di Pantai Purus terdengar seperti
suara tangisan yang diyakini merupakan tangisan dari putri bungsu.
Perbandingan
–
Kelima putri Ratu Nan Jombang hanya memikirkan diri
sendiri, sehingga melanggar janji pernikahan mereka sendiri sehingga Tuhan
membalas kelakuan mereka. Akibatnya, kelima putri tersebut hanya merugikan
diri sendiri dan kehilangan nyawa mereka, sedangkan Ratu Nan Jombang
kehilangan semua putri yang dicintainya, terutama putri bungsunya yang tidak
bersalah dan juga tidak mendapat keuntungan untuk kerajaannya. Semuanya
menjadi sia-sia belaka.
2.4.3
Pengertian Caturwarna
2.4.3.1
Caturwarna
Dalam agama Hindu,
terdapat
istilah Kasta disebut dengan Warna, berasal
dari bahasa Sanskerta vrn yang memiliki arti
“memilih (sebuah kelompok)”.
Dalam ajaran agama Hindu, status seseorang diperoleh melalui pekerjaannya.
Walaupun jika seseorang terlahir dari keluarga Sudra (budak), Ia dapat
memperoleh status Bhramana (rohaniwan) jika Ia menekuni bidang kerohanian.
Status tidak diperoleh sejak lahir, tetapi melalui bidang pekerjaannya. Terdapat
empat warna berdasarkan fungsi dan profesi manusia, yaitu Bhramana, Ksatriya,
|
12
Waisya dan Sudra. Dalam tradisi agama Hindu, orang yang menekuni bidang
kerohanian menyandang gelar atau status Bhramana, orang yang menekuni
bidang administrasi pemerintahan menyandang status Ksatriya, orang yang
menekuni bidang pertanian dan perdagangan menyandang status Waisya,
sedangkan orang yang menekuni bidang profesi sebagai pembantu atau budak
menyandang status Sudra. Banyak orang yang sering salah mengartikan
Caturwarna sebagai Kasta. Agama Hindu tidak mengajarkan sistem Kasta
melainkan sistem Warna. Sistem Kasta sendiri berasal dari Portugis yang
berfungsi untuk membagi masyarakatnya. Kasta menunjukkan status atau
tingkat martabat sedangkan Caturwarna menunjukkan jenis profesi.
2.4.3.2
Tingkatan Caturwarna Agama Hindu
2.4.3.2.1
Brahmana
Brahmana merupakan golongan yang paling dihormati dalam masyarakat
Hindu. Gelar Bhramana diberikan kepada orang yang memiliki keahlian
dalam bidang pengetahuan keagamaan. Gelar Bhramana tidak diperoleh
sejak lahir, tetapi diperoleh dengan menekuni bidang keagamaan hingga
layak diakui sebagai rohaniwan. Tugas penyandang gelar Bhramana
adalah mengajarkan pengetahuan rohani kepada kaum Ksatriya, Waisya
dan Sudra.
2.4.3.2.2
Ksatriya
Ksatriya merupakan golongan orang-orang
yang ahli di
bidang militer
dan ahli menggunakan senjata. Gelar Ksatriya dimiliki oleh para raja dan
orang-orang militer. Kewajiban dari golongan Ksatriya adalam
memberikan rasa aman dan perlindungan kepada masyarakat, terutama
untuk golongan Bhramana, Waisya dan Sudra.
2.4.3.2.3
Waisya
Waisya terdiri masyarakat yang menekuni bidang perniagaan yang terdiri
dari para petani, nelayan, dan para pedagang yang menangani segala
sesuatu yang bersifat material. Golongan waisya memiliki kewajiban
|
13
untuk memenuhi kebutuhan pokok dan material sehari-hari masyarakat
Hindu, terutama untuk golongan Bhramana, Ksatriya dan Sudra.
2.4.3.2.4
Sudra
Sudra terdiri dari golongan para pelayan yang memiliki kewajiban untuk
membantu pekerjaan golongan Bhramana, Ksatriya dan Waisya sehingga
mereka dapat melaksanakan kewajiban dengan baik, seimbang dan saling
memberikan konstribusi dengan baik.
2.4.4
Terbentuknya Masyarakat Tengger
Mayarakat Tengger meyakini bahwa nenek moyang mereka merupakan titisan
dari kaum Bhramana yaitu Joko Seger dan kaum Ksatriya yaitu Roro Anteng. Nama
Tengger diyakini oleh masyarakat Tengger berasal dari perpaduan kata “Teng” yang
diambil dari nama Roro Anteng dan kata “Ger” yang diambil dari nama Joko Seger,
perpaduan kata tersebut membentuk kata “Tengger”.
Dikisahkan bahwa pada masa pemerintahan Dinasti Brawijaya dari kerajaan
Majapahit, permaisuri dikaruniai anak perempuan yang bernama Roro Anteng.
Setelah beranjak dewasa sang Putri jatuh cinta kepada seorang pemuda anak dari
Kasta Brahmana yang bernama Joko Seger. Pada saat Kerajaan Majapahit mengalami
kemerosotan dan semakin berkibarnya perkembangan Islam di pulau Jawa. Beberapa
orang kepercayaan kerajaan dan sebagian keluarganya memutuskan pergi kewilayah
timur. Dan sebagian besar ke kawasan pegunungan tengger, termasuk Roro Anteng
dan Joko Seger. Setelah mereka menjadi penguasa diwilayah ini, mereka sangat sedih
karena belum dikaruniai seorang anak. Berbagai macam cara mereka coba, sampai
pada akhirnya mereka kepuncak Gunung Bromo untuk bersemedi. Ki Seger berjanji
dalam semedinya bahwa Ia akan mengorbankan anak bungsunya untuk Gunung
Bromo bila Ia diberikan pewaris. Tak lama setelah mereka bersemedi, Nyi Anteng
mengandung dan melahirkan anak pertamanya. Di tahun-tahun berikutnya, Nyi
Anteng kembali mengandung hingga mereka memiliki dua puluh lima orang anak.
Kehidupan Ki Seger dan Nyi Anteng diliputi kebahagiaan. Begitu pula dengan
masyarakat Tengger. Namun, tak pernah sedikit pun Ki Seger mengingat janjinya
ketika bersemedi dulu. Setelah anak-anak tersebut menginjak dewasa, Gunung
Bromo kembali berguncang dan mulai menagih janji Ki Seger. Ki Seger lalu
|
![]() 14
mengumpulkan seluruh keluarganya dan menceritakan janji yang dibuatnya saat
bertapa di puncak Gunung Bromo. Nyi Anteng sangat terkejut, begitu pula seluruh
anaknya, terutama Raden Kesuma, si bungsu. Namun dengan ikhlas Raden Kesuma
bersedia. Karena kerelaan Raden Kesuma, dilakukanlah upacara pengorbanan di
Tengger untuk pertama kalinya. Di tahun-tahun berikutnya, dilakukanlah acara yang
dikenal dengan istilah Kasada. Pada upacara tersebut, masyarakat Tengger memberi
sesaji hasil Bumi dan ternak sebagai tanda terima kasih mereka pada Tuhan yang
telah memberikan rezeki dan penghidupan bagi mereka.
Gambar 2.1 Masyarakat Tengger
2.4.5
Upacara Adat Masyarakat Tengger
Masyarakat suku Tengger memiliki banyak upacara adat tradisional yang diwarisi
turun temurun dari nenek moyang mereka dan masih dilestarikan hingga masa
sekarang oleh Masyarakat Tengger.
1.
Upacara Kasada
2.
Upacara Karo
3.
Upacara Unan-Unan
4.
Upacara Entas-Entas
5.
Upacara Pujan Mubeng
6.
Upacara Kelahiran
7.
Upacara Tugel Kuncung atau Tugel Gombak
8.
Upacara Perkawinan
9.
Upacara Kematian
|
![]() 15
10. Upacara Barikan
11. Upacara Liliwet
12. Upacara Kapat
13. Upacara Kawulu
14. Upacara Kasanga
2.4.5.1
Upacara Kasada
Upacara
Kasada atau Kasodoan yang sekarang disebut sebagai Yadnya
Kasada merupakan hari raya pengorbanan yang diselenggarakan oleh
masyarakat Suku Tengger setiap tanggal 14 bulan Kasada, pada saat bulan
purnama. Masyarakat Tengger yang menganut agama Hindu berbondong-
bondong menuju ke puncak Gunung Bromo, mereka membawa ongkek-ongkek
yang berisi sesajian hasil bumi pertanian dan ternak untuk dilemparkan ke
kawah Gunung Bromo sebagai persembahan kepada Dewa Bromo yang
diyakini bersemayam di Gunung Bromo. Yadnya Kasada atau Upacara Kasada
diselenggarakan oleh Masyarakat Tengger untuk menggambarkan
rasa terima
kasih Masyarakat Tengger karena berkah dan keselamatan yang telah diberikan
oleh Yang Maha Kuasa.
Yadnya Kasada merupakan pelaksanaan dari wahyu
leluhur Masyarakat Tengger yang bernama Raden Kesuma, putra bungsu dari
pasangan Joko Seger dan Roro Anteng, yang telah mengorbankan dirinya
sendiri demi menyelamatkan masyarakat Tengger dari amukan Gunung Bromo.
Gambar 2.2 Masyarakat membawa persembahan untuk Yadnya Kasada
|
![]() 16
Gambar 2.3 Persembahan untuk Yadnya Kasada di kawah Gunung Bromo
Gambar 2.4 Ongkek Sesajian untuk Yadnya Kasada
Yadnya Kasada merupakan sarana interaksi Masyarakat Tengger dengan
Hyang Widi Wasa melalui media Dukun Tengger. Dukun Tengger pergi ke
puncak Gunung Bromo
untuk memohong berkah dan keselamatan bagi
Masyarakat Tengger
kepada yang dipercaya menjaga Gunung Bromo.
Dukun
Tengger melaksanakan amanat Raden Kesuma yang diucapkan pada masa lalu
yang berbunyi sebagai berikut: “Dulurku sing isih urip ana ngalam donya,
ngalam padang, mbesuk aku saben wulan Kasada kirimana barang
|
![]() 17
samubarang sing ana rupa tuwuh, rupa sandhang pangan, saanane sandhang
pangan sing rika pangan ana ngalam donya, weruh rasane, apa sing rika
suwun mesti keturutan kekarepane rika, ya keturutan panjaluke rika ya mesti
kinabulna” yang jika diartikan adalah “(“Saudara-saudaraku yang masih hidup
di dunia, di alam terang, kelak setiap bulan Kasada, kirimkan kepadaku hasil
pertanianmu, dan makanan yang kalian makan di dunia, agar aku dapat
merasakannya. Keinginanmu dan permintaanmu pasti kukabulkan”.
(Ayu
Sutarto, hal 7). Upacara Kasada atau Yadnya Kasada
diawali dengan upacara
pengukuhan sesepuh Tengger dan pementasan sendratari Roro Anteng Joko
Seger di panggung terbuka desa Ngadisar. Pelantikan Dukun Tengger dan
pemberkatan umat dilakukan tepat pukul 24.00 dini hari di poten lautan pasir
Gunung Bromo. Setelah upacara dan pementasan selesai, Masyarakat Tengger
membawa ongkek-ongkek yang berisi sesajian dari masyarakat dari kaki
Gunung Bromo ke atas kawah Gunung Bromo untuk dipersembahkan untuk
Raden kesuma yang diyakini mendiami Gunung Bromo.
Gambar 2.5 Pementasan sendratari Roro Anteng Joko Seger
|
18
2.5
Target Audiens
2.5.1
Target Primer
-
Berusia sekitar 5-9 tahun.
-
Laki-laki dan Perempuan.
-
Tinggal di Jakarta atau kota besar lainnya di Indonesia.
-
Memiliki ketertarikan di bidang film dan animasi.
-
Memiliki ketertarikan terhadap legenda dan cerita rakyat.
-
Golongan status ekonomi C hingga B.
2.5.2
Target Sekunder
-
Laki-laki dan Perempuan, anak-anak maupun dewasa.
-
Tinggal di Indonesia, selain di kota besar seperti Jakarta.
-
Tertarik terhadap cerita rakyat dan cerita moral.
-
Golongan status ekonomi C hingga A+
2.6
Analisa Kasus
2.6.1
Faktor Pendukung
1.
Animasi 3D kini banyak diminati oleh masyarakat Indonesia, memiliki daya tarik
tersendiri untuk menarik minat masyarakat untuk menontonnya.
2.
Belum banyak cerita rakyat yang dikemas dalam bentuk animasi 3D.
3.
Animasi 3D menjadi salah satu alternatif yang dapat dipakai untuk menceritakan
cerita rakyat yang memiliki pesan moral yang dalam dengan biaya yang lebih
minim.
4.
Animasi 3D telah menjadi
salah satu alternatif hiburan yang diminati oleh
masyarakat.
2.6.2
Faktor Penghambat
1.
Animasi 3D memerlukan waktu pengerjaan yang tidak singkat.
2.
Masih banyak masyarakat yang tidak tertarik dengan cerita rakyat.
3.
Persaingan dengan film-film animasi luar yang lebih diminati oleh masyarakat
terutama anak-anak.
4.
Kurangnya pengalaman dalam membuat film animasi 3D.
|
![]() 19
2.7
Sinopsis
LEGENDA TENGGER
Pada masa pemerintahan Dinasti Brawijaya dari kerajaan Majapahit, permaisuri
dikaruniai anak perempuan yang bernama Roro Anteng. Setelah beranjak dewasa sang
Putri jatuh cinta kepada seorang pemuda anak dari Kasta Brahmana yang bernama Joko
Seger. Pada saat Kerajaan Majapahit mengalami kemerosotan dan semakin berkibarnya
perkembangan Islam di pulau Jawa. Beberapa orang kepercayaan kerajaan dan sebagian
keluarganya memutuskan pergi kewilayah timur. Dan sebagian besar ke kawasan
pegunungan tengger, termasuk Roro Anteng dan Joko Seger. Setelah mereka menjadi
penguasa diwilayah ini, mereka sangat sedih karena belum dikaruniai seorang
anak.
Berbagai macam cara mereka coba, sampai pada akhirnya mereka kepuncak Gunung
Bromo untuk bersemedi. Ki Seger berjanji dalam semedinya bahwa Ia akan
mengorbankan anak bungsunya untuk Gunung Bromo bila Ia diberikan pewaris. Tak
lama setelah mereka bersemedi, Nyi Anteng mengandung dan melahirkan anak
pertamanya. Di tahun-tahun berikutnya, Nyi Anteng kembali mengandung hingga
mereka memiliki dua puluh lima orang anak. Kehidupan Ki Seger dan Nyi Anteng
diliputi kebahagiaan. Begitu pula dengan masyarakat Tengger. Namun, tak pernah
sedikit pun Ki Seger mengingat janjinya ketika bersemedi dulu. Setelah anak-anak
tersebut menginjak dewasa, Gunung Bromo kembali berguncang dan mulai menagih
janji Ki Seger. Ki Seger lalu mengumpulkan seluruh keluarganya dan menceritakan janji
yang dibuatnya saat bertapa di puncak Gunung Bromo. Nyi Anteng sangat terkejut,
begitu pula seluruh anaknya, terutama Raden Kesuma, si bungsu. Namun dengan ikhlas
Raden Kesuma bersedia. Karena kerelaan Raden Kesuma, dilakukanlah upacara
pengorbanan di Tengger untuk pertama kalinya. Di tahun-tahun berikutnya,
dilakukanlah acara yang dikenal dengan istilah Kasada. Pada upacara tersebut,
masyarakat Tengger memberi sesaji hasil Bumi dan ternak sebagai tanda terima kasih
mereka pada Tuhan yang telah memberikan rezeki dan penghidupan bagi mereka.
|