B A B 2
DATA DAN ANALISA
2.1 Sumber Data
Data-data dan literature disini didapat dari bermacam-macam media, baik internet,
buku dan video edukasi. Semua sumber merupakan bahan-bahan yang membantu
memperkuat data-data teori cerita ataupun data visual referensi mengenai pembuatan film
animasi pendek ini.
2.1.1
Internet
: Untuk acuan data penulis mengambil dari wikipedia.org, bandung.go.id,
anneahira.com, asal-usul.com, dll.
2.1.2
Buku
: Sejarah Bandung awal revolusi yang berjudul “Bandung Awal Revolusi
karya John R.W.Smail, dan “Album Bandoeng Tempo Doeloe (ED 200tahun
Bandung)” karya Sudarsono Katam
juga buku referensi animasi
The
Animator’s Survival Kit” karya Richard Williams, “3D Human Modeling and
Animation” karya Peter Ratner, dan “Animasi Pengetahuan Dasar Film
Animasi Indonesia” karya Gatot Prakosa.
2.1.3
Video
: referensi film semasa kemerdekaan “Kereta Api Terakhir”, “Hati Merdeka”,
juga film perang sejenis tentara “Windtalkers”, “Saving Private Ryan”, “Band
of Brothers”, dll.
2.2 Data Umum
2.2.1
Animasi 
Animasi merupakan kumpulan gambar atau sequence baik 2D ataupun 3D yang
memiliki susunan gambar yang bergerak sedemikian rupa hingga membentuk suatu ilusi
gerak. Definisi animasi diambil dari kamus Oxford berarti film yang seolah hidup, terbuat
dari fotografi, gambaran, boneka, dan sebagainya dengan perbedaan tipis antarframes, untuk
memberi kesan pergerakan saat diproyeksikan. Animate yang merupakan kata kerja dari
bahasa Inggris berarti memberi nyawa. 
Animasi bukan teknologi yang baru lagi dan telah digunakan dalam berbagai film-film
menarik. Namun demikian perkembangannya di Indonesia berjalan lambat sekali. Dari
sekian banyak film animasi tiga dimensi yang beredar hampir semuanya adalah buatan luar
negeri, bahkan sebagian besar masyarakat tidak mengetahui adanya karya lokal. Padahal
  
hingga saat ini sudah ada dua film animasi tiga dimensi berdurasi panjang buatan anak
negeri yakni “Homeland” dan “Janus Prajurit Terakhir”.
Sebenarnya Indonesia juga memiliki animator-animator handal, ironisnya karya
mereka justru diekspor ke negara lain seperti yang dilakukan oleh Castle Animation di
Jakarta. Permasalahannya adalah karena investor di Indonesia sendiri belum melihat animasi
sebagai sektor yang menguntungkan. Memperhatikan film-film animasi layar lebar yang
beredar, hampir semuanya menggunakan satu teknik saja yaitu umumnya adalah animasi 3D
seperti yang biasa dilakukan Pixar studio, stop motion yang biasa dilakukan oleh Aardman,
atau 2D yang biasa dilakukan oleh Disney. Melihat kenyataan tersebut penulis disini ingin
mencoba mengeksplorasi sebuah teknik animasi gabungan yang jarang dipakai.
Menggabungkan dua teknik animasi yang berbeda sebenarnya tidak dimungkinkan pada
tahap produksi atau tahap penganimasian namun dimungkinkan sebagai compositing di
tahap pasca-produksi.
2.2.1.1
Sejarah Animasi
Keinginan manusia untuk membuat gambar atau santiran yang hidup dan
bergerak sebagai pantara dari pengungkapan mereka, merupakan perwujudan dari bentuk
dasar animasi yang hidup berkembang. Kata animasi itu sendiri sebenarnya penyesuaian dari
kata animation, yang berasal dari kata dasar to animate, dalam kamus umum Inggris-
Indonesia berarti menghidupkan. Secara umum animasi merupakan suatu kegiatan
menghidupkan, menggerakkan benda mati; Suatu benda mati diberikan dorongan kekuatan,
semangat dan emosi untuk menjadi hidup dan bergerak, atau hanya berkesan hidup.
Sebenarnya, sejak jaman dulu, manusia telah mencoba menganimasi gerak gambar
binatang mereka, seperti yang ditemukan oleh para ahli purbakala di gua Lascaux Spanyol
Utara, sudah berumur dua ratus ribu tahun lebih; Mereka mencoba untuk menangkap gerak
Gambar 2.1 Gua Lascaux di Dordogne di Prancis
  
cepat lari binatang, seperti celeng,bison atau kuda, digambarkannya dengan delapan kaki
dalam posisi yang berbeda dan bertumpuk. Orang Mesir kuno menghidupkan gambar
mereka dengan urutan gambar-gambar para pegulat yang sedang bergumul, sebagai dekorasi
dinding. Dibuat sekitar tahun 2000 sebelum Masehi. Lukisan Jepang kuno memperlihatkan
suatu alur cerita yang hidup, dengan menggelarkan gulungan lukisan, dibuat pada masa
Heian (794-1192).
Animasi, sebenarnya tidak akan terwujud tanpa didasari pemahaman mengenai prinsip
fundamental kerja mata manusia atau dikenal dengan nama
The Persistance of Vision.
Seperti ditunjukan pada karya seorang Prancis Paul Roget (1828), penemu Thaumatrope.
Sebuah alat berbentuk kepingan yang dikaitkan dengan tali pegas diantara kedua sisinya.
Kepingan itu memiliki dua gambar pada sisinya. Satu sisi bergambar burung, satu sisi
lainnya bergambar sangkar burung. Ketika kepingan berputar maka burung seolah masuk
kedalam sangkarnya. Proses ini ditangkap oleh mata manusia dalam satu waktu, sehingga
mengekspose gambar tersebut menjadi gerak.
Dua penemuan berikutnya semakin menolong mata manusia. Phenakistoscope,
ditemukan oleh Joseph Plateu (1826), merupakan kepingan kartu berbentuk lingkaran
dengan sekelilinganya di penuhi lubang-lubang dan gambar berbentuk obyek tertentu. Mata
akan melihat gambar tersebut melalui cermin dan pegas membuatnya berputar sehingga satu
serial gambar terlihat secara progresif menjadi gambar yang bergerak kontinyu. Teknik yang
sama di tampilkan pada alat bernama Zeotrope, ditemukan oleh Pierre Desvignes (1860),
berupa selembar kertas bergambar yang dimasukan pada sebuah tabung. 
Gambar 2.2
Thaumatrope
  
Hingga di tahun 1880-an, Jean Marey menggunakan alat potret beruntun merekam
secara terus menerus gerak terbang burung, berbagai kegiatan manusia dan binatang lainnya.
Sebuah alat yang menjadi cikal bakal kamera film hidup yang berkembang sampai saat ini.
Dan di tahun 1892, Emile Reynauld mengembangkan mainan gambar animasi ayng disebut
Praxinoscope, berupa rangkaian ratusan gambar animasi yang diputar dan diproyeksikan
pada sebuah cermin menjadi suatu gerak film, sebuah alat cikal bakal proyektor pada
bioskop. Kedua pemula pembuat film bioskop, berasal dari Perancis ini,dianggapsebagai
pembuka awal dari perkembangan teknik film animasi.
Sepuluh tahun kemudian setelah film hidup maju dengan pesat-nya di akhir abad ke
19. Di tahun 1908, Emile Cohl pemula dari Perancis membuat film animasi sederhana
berupa figure batang korek api. Rangkaian gambar-gambar blabar hitam(black-line) dibuat
di atas lembaran putih, dipotret dengan film negative sehingga yang terlihat figur menjadi
putih dan latar belakang menjadi hitam.
Pada awal abad ke dua puluh, popularitas kartun animasi mulai menurun sementara
film layar lebar semakin merajai sebagai alternatif media entertainment. Publik mulai bosan
dengan pola yang tak pernah berganti pada animasi tanpa didalamnya terdapat story line dan
pengembangan karakter. Apa yang terjadi pada saat itu merupakan kondisi dimana mulai
terentang jarak antara film layar lebar dan animasi, kecuali beberapa karya misalnya Winsor
McCay yang berjudul Gertie the Dinosaur, 1914. McCay telah memulai sebuah cerita yang
mengalir dalam animasinya ditambah dengan beberapa efek yang mulai membuat daya tarik
tersendiri. Hal ini juga mulai terlihat pada karya Otto Messmer, Felix the Cat.
Gambar 2.3 Phenakistoscope dan Zeotrope
  
Tokoh yang dianggap berjasa besar mengembangkan film animasi adalah Walt
Disney. Walt Disney banyak menghasilkan karya fenomenal seperti Mickey Mouse, Donald
Duck, Pinokio, Putri Salju, dan lainnya. Walt Disney pulalah yang pertama membuat film
animasi bersuara. Yakni, film Mickey Mouse yang di putar perdana di Steamboat Willie di
colony Theatre, New York pada 18 November 1928. walt Disney juga menciptakan animasi
berwarna pertama yakni, Flower and Trees
yang di produksi Silly Symphonies di tahun
1932.
Pada era ini, cerita animasi masih banyak terpengaruh pola cerita klasik, mungkin
masih terasa hingga saat ini. Tipikal ceritanya selalu dengan tokoh yang menjadi hero dan
musuhnya. Industri animasi mulai kembali menanjak di Amerika manakala komersialiasi
mulai merambah dunia tersebut. Cerita and strory line pun mulai beragam disesuaikan
dengan demand publik. Industri-industri film raksasa mulai membuat standardisasi animasi
yang laku di pasaran. Biaya produksi pun dapat ditekan dan tidak setinggi dulu. Akhirnya
kartun mulai memasuki era manufaktur dipertengahan abad ke dua puluh.
2.2.1.2
Animasi di Indonesia
Pada tahun 70-an terdapat studio animasi di Jakarta bernama Anima Indah yang
didirikan oleh seorang warga Amerika. Anima Indah termasuk yang mempelopori animasi di
Indonesia karena menyekolahkan krunya di Inggris, Jepang,Amerika dan lain-lain. Anima
berkembang dengan baik namun hanya berkembang di bidang periklanan. Di tahun 70-an
banyak film yang menggunakan kamera seluloid 8mm, maraknya penggunaan kamera untuk
membuat film tersebut, akhirnya menjadi penggagas adanya festival film. di festival film itu
juga ada beberapa film animasi Batu Setahun, Trondolo, Timun Mas yang disutradarai
Suryadi alias Pak Raden (animator Indonesia Pertama). 
Era tahun 80-an ditandai sebagai tahun maraknya animasi Indonesia Ada film animasi
“Rimba Si Anak Angkasa” yang disutradarai oleh Wagiono Sunarto dan dibuat atas
Gambar 2.4 Felix the Cat karya Otto Messmer
  
kolaborasi ulangan “Si Huma” yang diproduksi oleh PPFN dan merupakan animasi untuk
serial TV. Beberapa animator lokal. ada juga film animasi pet sekitar tahun 1980-1990-an.
Hal ini ditandai dengan lahirnya beberapa studio
animasi seperti Asiana Wang Animation
yang bekerjasama dengan Wang Fim Animation, Evergreen, Marsa Juwita Indah, Red
Rocket Animation Studio di Bandung, Bening Studio di Yogyakarta dan Tegal Kartun di
Tegal. 
Pada era tahun 90-an sudah banyak bertaburan berbagai film animasi diantaranya
Legenda Buriswara, Nariswandi Piliang, Satria Nusantara yang kala itu masih menggunakan
kamera film seluloid 35 mm. Kemudian ada serial “Hela,Heli,Helo” yang merupakan film
animasi 3D pertama yang di buat di Surabaya. Tahun
1998 mulai bermunculan film-film
animasi yang berbasis cerita rakyat seperti Bawang Merah dan Bawang Putih, Timun Mas
dan petualangan si Kancil. Dan pada era 90-an ini banyak terdapat animator lokal yang
menggarap animasi terkenal dari negara Jepang seperti Doraemon dan Pocket Monster. 
Diantara sekian banyak studio animasi yang terdapat di Indonesia, Red Rocket
Animation termasuk yang paling produktif. Pada tahun 2000 Red Rocket memproduksi
beberapa serial animasi TV seperti Dongeng Aku dan Kau, Klilip dan Puteri Rembulan,
Mengapa Domba Bertanduk dan Berbuntut Pendek, Si Kurus dan Si Macan. Pada masa ini
serial animasi cukup populer karena sudah menggabungkan 2D animasi dengan 3D animasi.
Lalu pada tahun 2003, serial 3D animasi merambah ke layar lebar diantaranya “Janus
Perajurit Terakhir”
Pada 7 Mei 2004, hadir film 3D animasi berdurasi panjang (full animation) buata
Indonesia sekitar 30 menit yaitu “Homeland” yang ceritanya diolah bersama tim Visi Anak
Bangsa dan Kasatmata. Film ini berkisah soal petulangan seorang bocah bernama Bumi
yang berusaha menemukan tempat tinggalnya di dunia yang imajiner. Dalam menempuh
perjalanan itu Bumi ditemani beragam binatang yang memiliki indra dan berjiwa dan
mempunyai kepribadian serta bisa berbicara sebagaimana layaknya
manusia. Film ini
digarap selama satu tahun di bawah payung Studio Kasatmata di Jogjakarta. Walaupun film
kurang meraih sukses tapi menjadi babak baru bagi dunia peranimasian di bumi Nusantara.
Di antara suguhan berbagai serial kartun dari Nickelodeon, Global TV menyelipkan
satu program anak-anak Kabayan dan Liplap. Animasi buatan asli anak negeri ini yang
merupakan buah karya Castle Production, perusahaan animasi lokal yang sebelumnya lebih
sering menangani proyek animasi untuk negara lain. Animasi ini mencitrakan Kabayan
sebagai seorang anak berumur 10 tahun, bertubuh gemuk, rajin, jujur, dan bijaksana.
Kabayan memiliki teman imajinasi seekor kunang-kunang bernama Lip Lap. Dia selalu
  
mengikuti dan menemani Kabayan ke mana pun. Lip Lap sering menyemangati Kabayan
bila sedang putus asa dan mengingatkan bocah tersebut bila berbuat salah.
Selain Kabayan Liplap yang merupakan tokoh khas Indonesia, ada pula film animasi
pendek superhero asal Tasikmalaya yang telah dua kali memenangkan ajang penghargaan
INAICTA (Indonesia ICT Awards), yaitu Hebring. Nama aslinya adalah Heru, yang
menetap di rumah susun dan bekerja sebagai tukang ojek. Saat ini Hebring sudah dibuat
dalam dua sekuel. Hebring 1 berhasil memenangkan INAICTA 2007 dan selang dua tahun
kemudian sekuel kedua animasi ini mendapat juara pada penghargaan yang sama. 
Menyusul tahun 2004 studio Kasat Mata membuat film animasi 3D berdurasi panjang
untuk layar lebar yaitu ”Homeland”. Hingga pada tahun 2009, Indonesia berhasil membuat
film animasi bertaraf Internasional dengan judul ”Sing to the Dawn” atau ”Meraih Mimpi
yang di produksi oleh Infinite Frameworks (IFW).
2.3 Data Cerita
Indonesia memiliki sejarah panjang dalam meraih kemerdekaannya. Salah satu yang
membekas adalah peristiwa pertempuran Bandung Lautan Api. Peristiwa besar yang terjadi
di tanah Pasundan itu membekaskan sebuah cerita sejarah besar bagi masyarakat Bandung
Khususnya dan masyarakat Indonesia pada umumnya.
Siapa yang takkenal peristiwa pertempuran Bandung Lautan Api? Peristiwa dahsyat
itu tercatat dalam buku-buku sejarah. Mengajarkan para generasi muda tentang sebuah
perjuangan dalam arti yang sesungguhnya. Bahwa kebebasan memang harus diupayakan,
sekalipun dengan mempertaruhkan nyawa.
Perjuangan masyarakat Indonesia saat itu merata. Dari ujung barat hingga timur.
Begitupun dengan masyarakat Bandung. Merasa menjadi bagian dari negara Indonesia,
sudah lelah dengan segala tindak penindasan yang dilakukan oleh penjajah adalah alasan
mendasar. Kemerdekaan akan didapat ketika masyarakat Indonesia bersatu. Semangat
Gambar 2.5 Cuplikan Sing to the Dawn
  
10 
seperti itulah yang kira-kira membara di dada. Hal itu kemudian mendasari terjadinya
peristiwa pertempuran Bandung Lautan Api yang melegenda.
Pertempuran Bandung Lautan Api atau Peristiwa Bandung Lautan Api adalah
peristiwa pembumihangusan kota Bandung pada bulan Maret 1946. Pembumihangusan yang
dilakukan pejuang Republik Indonesia tersebut dilakukan untuk mencegah tentara sekutu
dan Belanda memanfaatkan fasilitas-fasilitas di kota yang ditinggalkan pihak Republik
tersebut.
Latar belakang terjadinya pertempuran Bandung Lautan Api pasti berkaitan dengan
keinginan untuk lepas dari belenggu para penjajah. Saat itu, memanfaatkan segala
kesempatan adalah sebuah keharusan. Melawan penjajah tidak mesti harus berhadapan satu
lawan satu. Dengan taktik dan kecerdikan serta sigap memanfaatkan kesempatan juga
merupakan cara yang efektif.
2.3.1
Insiden Perobekan Bendera
Setelah Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, Indonesia belum sepenuhnya
merdeka. Kemerdekaan harus dicapai sedikit demi sedikit melalui perjuangan rakyat yang
rela mengorbankan segalanya. Setelah Jepang kalah, tentara Inggris datang untuk melucuti
tentara Jepang. Mereka berkomplot dengan Belanda (tentara NICA) dan memperalat Jepang
untuk menjajah kembali Indonesia. 
Berita pembacaan teks Proklamasi Kemerdekaan dari Jakarta diterima di Bandung
melalui Kantor Berita DOMEI pada hari Jumat pagi, 17 Agustus 1945. Esoknya, 18 Agustus
1945, cetakan teks tersebut telah tersebar. Dicetak dengan tinta merah oleh Percetakan
Siliwangi. Di Gedung DENIS, Jalan Braga (sekarang Gedung Bank Jabar), terjadi insiden
perobekan warna biru bendera Belanda, sehingga warnanya tinggal merah dan putih menjadi
bendera Indonesia. Perobekan dengan bayonet tersebut dilakukan oleh seorang pemuda
Indonesia bernama Mohammad Endang Karmas, dibantu oleh Moeljono. 
Tanggal 27 Agustus 1945, dibentuk Badan Keamanan Rakyat (BKR), disusul oleh
terbentuknya Laskar Wanita Indonesia (LASWI) pada tanggal 12 Oktober 1945. Jumlah
anggotanya 300 orang, terdiri dari bagian pasukan tempur, Palang Merah, penyelidikan dan
perbekalan. 
Peristiwa yang memperburuk keadaan terjadi pada tanggal 25 November 1945. Selain
menghadapi serangan musuh, rakyat menghadapi banjir besar meluapnya Sungai
Cikapundung. Ratusan korban terbawa hanyut dan ribuan penduduk kehilangan tempat
  
11 
tinggal. Keadaan ini dimanfaatkan musuh untuk menyerang rakyat yang tengah menghadapi
musibah. 
Berbagai tekanan dan serangan terus dilakukan oleh pihak Inggris dan Belanda.
Tanggal 5 Desember 1945, beberapa pesawat terbang Inggris membom daerah Lengkong
Besar. Pada tanggal 21 Desember 1945, pihak Inggris menjatuhkan bom dan rentetan
tembakan membabi buta di Cicadas. Korban makin banyak berjatuhan. 
2.3.2
Cerita Awal Mula Terjadinya Pertempuran Bandung Lautan Api
Peristiwa pertempuran Bandung Lautan Api terjadi pada bulan Oktober 1945. Saat itu
tentara sekutu mulai memasuki Kota Bandung. Hal tersebut tentu saja mengusik ketenangan
dan rasa nasionalisme para pemuda Bandung. Bersamaan dengan datangnya para tentara
sekutu, para pemuda dan pejuang di Bandung juga sedang berjuang merebut senjata dari
tangan tentara Jepang.
Tentara sekutu yang sesuka hati memasuki wilayah Bandung kemudian menuntut agar
senjata-senjata yang telah direbut para pemuda diserahkan kepada mereka. Permintaan
tentara sekutu, tentu menjadi hal yang mustahil. Mengingat semangat pemuda Bandung dan
pejuang Bandung yang sangat tinggi untuk mempertahankan wilayahnya. Peristiwa tersebut
menjadi latar belakang terjadinya pertempuran Bandung Lautan Api.
Tentara sekutu memberikan ultimatum pertama pada 21 November 1945. Dengan
alasan untuk menjaga keamanan, mereka menuntut agar Kota Bandung bagian utara di
kosongkan oleh pihak Indonesia selambat-lambatnya pada 29 November 1945. Ancaman-
ancaman seperti itu semakin membuat pejuang Indonesia yang ada di daerah Bandung
merasa geram. Tanpa disadari oleh pihak sekutu, hal tersebutlah yang menjadi penyebab
terjadinya pertempuran Bandung Lautan Api.
Pihak sekutu membatasi wilayah di tanah yang jelas-jelas bukan milik mereka. Pihak
sekutu memerintahkan warga Bandung mengosongkan wilayah Bandung. Batas kota bagian
utara dan selatan yang harus dikosongkan adalah rel kereta api yang melintasi Kota
Bandung. Para pejuang Republik Indonesia tidak mau mengindahkan ultimatum Sekutu
tersebut. Sejak saat itu, sering terjadi insiden antara pasukan sekutu dan pejuang Republik.
Insiden tersebut seperti sebuah rangkaian peristiwa pertempuran Bandung Lautan Api yang
jauh lebih dahsyat.
Beberapa hari sebelumny, tepatnya pada 25 November 1945, rakyat Bandung ditimpa
musibah, yakni banjir besar akibat meluapnya Sungai Cikapundung. Bencana alam tersebut
menelan ratusan korban yang dihanyutkan derasnya arus sungai. Ribuan penduduk Bandung
  
12 
juga kehilangan tempat tinggal. Musibah banjir ini “melengkapi” dahsyatnya peristiwa
Bandung Lautan Api.
2.3.3
Pertempuran Bandung Lautan Api – Serangan Tentara Sekutu dan Belanda
Rangkaian cerita pertempuran Bandung Lautan Api pun berlanjut. Keadaan buruk
rakyat Bandung tersebut justru dimanfaatkan tentara sekutu dan belanda atau NICA
(Netherland Indies Civil Administration). Mereka menyerang rakyat yang sedang tertimpa
musibah.
Pada 5 Desember 1945, pesawat-pesawat tempur Inggris mengebom daerah Lengkong
Besar. Selanjutnya, pada 21 November 1945, tentara Sekutu kembali menjatuhkan bom di
kota Bandung, tepatnya di daerah Cicadas. Pertempuran Bandung Lautan Api pun
“dimulai”.
Dengan segala kelebihan yang dimiliki oleh para tentara sekutu, persenjataan lengkap,
semuanya serba terbaru, mereka menyerang warga Bandung yang saat itu tengah dilanda
musibah banjir. Peristiwa pertempuran Bandung Lautan Api sedang dalam “prosese”. Warga
Bandung seperti tengah diuji kesabarannya. Tanpa disadari pihak sekutu hal tersebut seperti
bom waktu yang siap meledak kapan saja.
Tentara sekutu mengeluarkan ultimatum kedua pada 23 Maret 1946. Kali ini, mereka
menuntut tentara Republik Indonesia (TRI) mengosongkan seluruh kota Bandung.
2.3.4
Pertempuran Bandung Lautan Api – Perintah Pengosongan Kota Bandung
Dari Jakarta, Pemerintah Republik Indonesia memerintahkan agar TRI mengosongkan
kota Bandung. Menteri Keamanan Rakyat Mr. Amir Sjarifuddin tiba di Bandung dengan
perintah kepada TRI untuk mengundurkan diri dari kota Bandung.
Sementara itu, dari Markas TRI di Jogjakarta datang perintah yang berbeda. Tentara
Republik Indonesia dinstruksikan untuk tidak meninggalkan kota Bandung.
Walau dengan berat hati, TRI di Bandung akhirnya mematuhi perintah dari Jakarta.
Akan tetapi, sebelum meninggalkan kota Bandung, para pejuang Republik melancarkan
serangan ke arah kedudukan-kedudukan tentara Sekutu.
Hal tersebut bukan lantas menghentikan perjuangan warga Bandung untuk
mempertahankan wilayahnya. Membela dengan cara lain pun dilakukan, pertempuran
Bandung Lautan Api menjadi salah satu cara peristiwa dari cara yang dipilih.
  
13 
2.3.5
Pertempuran Bandung Lautan Api
Pertempuran Bandung Lautan Api benar-benar terjadi. Selain menyerang kedudukan
tentara sekutu, para pejuang juga membumihanguskan kota Bandung bagian selatan.
Pembumihangusan kota Bandung persebut diputuskan melalui musyawarah
Majelis
Persatuan Perjuangan Priangan (MP3) pada 24 Maret 1946.
Keputusan Musyawarah tersebut diumumkan oleh Kolonel Abdoel Haris Nasoetion
selaku Panglima Divisi III/ Priangan. Beliau juga meminta rakyat untuk meninggalkan kota,
Pertempuran Bandung Lautan Api dilakukan dengan banyak pertimbangan, mengingat
akibat yang akan dirasakan oleh warganya.
Bersama rakyat, TRI sengaja membakar kota yang mereka cintai. Udara kota Bandung
yang biasanya sejuk dipenuhi asap hitam yang membubung tinggi. Saat itu, listrik di kota
Bandung juga mati. Pertempuran Bandung Lautan Api benar-benar berdampak buruk bagi
masyarakat Bandung dan sekitarnya.
Pasukan sekutu pun mulai menyerang. Pertempuran sengit terjadi karena para pejuang
Republik memberikan perlawanan hebat. Di desa
Dayeuhkolot, sebelah selatan Bandung,
pertempuran paling dahsyat terjadi. Di Dayeuhkolot terdapat gudang mesiu yang dikuasai
sekutu. Disanalah, pertempuran Bandung Lautan Api “bermarkas”.
Pihak Republik bermaksud menghancurkan gudang mesiu tersebut. Dua orang
pemuda, Muhammad Toha dan Muhammad Ramdan diutus untuk meledakkan gudang
mesiu di Dayeuhkolot tersebut. Dua pemuda pemberani tersebut berhasil melaksanakan
tugas berat itu. Dua pemuda hebat tersebut menjadi pahlawan dalam pertempuran Bandung
Lautan Api. Mereka meledakkan gudang mesiu dengan granat tangan. Akan tetapi,
Muhammad Toha dan Muhammad Ramdan ikut terbakar bersama gudang mesiu yang
mereka ledakkan.
Semula, staf pemerintahan kota Bandung memutuskan akan tetap tinggal di dalam
kota. Namun, demi keselamatan mereka ikut keluar kota pada pukul 21.00 Sekitar pukul
24.00 Bandung Selatan telah kosong dari penduduk dan Tentara Republik Indonesia. Akan
tetapi, api masi membakar kota. Kota Bandung telah berubah menjadi lautan api.
Pertempuran Bandung Lautan Api meninggalkan bekas yang “membara”.
Peristiwa yang dikenal sebagai “Bandung Lautan Api” tersebut oleh komponi s Ismail
Marzuki diabadikan dalam sebuah mars perjuangan yang sangat terkenal, “Halo-halo
Bandung”. Semangat pertempuran Bandung Lautan Api turut dapat dirasakan ketika lagu ini
dinyanyikan.
  
14 
Halo, Halo Bandung,
Ibu kota Periangan,
Halo, Halo Bandung,
Kota kenang-kenangan,
Sudah lama beta,
Tidak berjumpa dengan kau,
Sekarang telah menjadi lautan api,
Mari Bung rebut kembali.
2.3.6
Data Biografi Mohammad Toha
Mohammad Toha
(Bandung,1927
-
Bandung,24 Maret
1946) adalah seorang
komandan Barisan Rakyat Indonesia, sebuah kelompok milisi pejuang yang aktif dalam
masa Perang Kemerdekaan Indonesia. Dia dikenal sebagai tokoh pahlawan dalam peristiwa
Bandung Lautan Api di Kota Bandung, Indonesia tanggal 24 Maret 1946. Toha meninggal
dalam kebakaran dalam misi penghancuran gudang amunisi milik Tentara Sekutu bersama
rekannya, Ramdan, setelah meledakkan dinamit dalam gudang amunisi tersebut.
Mohammad Toha dilahirkan di Jalan Banceuy, Desa Suniaraja, Kota Bandung pada
tahun 1927. Ayahnya bernama Suganda dan ibunya yang berasal dari Kedunghalang, Bogor
Utara, Bogor, bernama Nariah. Toha menjadi anak yatim ketika pada tahun 1929 ayahnya
meninggal dunia. Ibu Nariah kemudian menikah kembali dengan Sugandi, adik ayah Toha.
Namun tidak lama kemudian, keduanya bercerai dan Mohamad Toha diambil oleh kakek
Gambar 2.6
Foto Muhammad Toha
  
15 
dan neneknya dari pihak ayah yaitu Bapak Jahiri dan Ibu Oneng. Mohamad Toha mulai
masuk sekolah rakyat pada usia 7 tahun hingga kelas 4. Sekolahnya terhenti ketika Perang
Dunia II pecah.
Pada zaman Jepang, Toha mulai mengenal dunia militer dengan memasuki Seinendan.
Sehari-hari Toha juga membantu kakeknya di Biro Sunda, kemudian bekerja di bengkel
motor di Cikudapateuh. Selanjutnya, Toha belajar menjadi montir mobil dan bekerja di
bengkel kendaraan militer Jepang sehingga ia mampu berbahasa Jepang.
Setelah Indonesia merdeka, Toha terpanggil untuk bergabung dengan badan
perjuangan Barisan Rakjat Indonesia (BRI), yang dipimpin oleh Ben Alamsyah, paman Toha
sendiri. BRI selanjutnya digabungkan dengan Barisan Pelopor yang dipimpin oleh Anwar
Sutan Pamuncak menjadi Barisan Banteng Republik Indonesia (BBRI). Dalam lasykar ini ia
duduk sebagai Komandan Seksi I Bagian Penggempur. Menurut keterangan Ben Alamsyah,
paman Mohamad Toha, dan Rachmat Sulaeman, tetangga Mohamad Toha dan juga
Komandannya di BBRI, pemuda Toha adalah seorang pemuda yang cerdas, patuh kepada
orang tua, memiliki disiplin yang kuat serta disukai oleh teman-temannya. Pada tahun 1945
itu, Mohamad Toha digambarkan sebagai pemuda pemberani dengan tinggi 1,65 m,
bermuka lonjong dengan pancaran mata yang tajam.
2.4 Data Hasil Survey
Penulis mengadakan survey berupa polling secara online menggunakan jasa service survey
2.4.1
Survey Polling Online
Survey ini penulis lakukan terhadap kurang lebih 100 responden untuk mengetahui
seberapa banyak responden yang tahu tentang Bandung Lautan Api.
Berikut hasil survey online yang diadakan penulis berhubungan dengan Bandung
Lautan Api di Indonesia.
2.4.1.1
Polling
Pertanyaan-pertanyaan, tabel, dan presentasi jawaban dari koresponden:
1.
Apa jenis kelamin anda?
Jumlah
Persentase (%)
Laki-Laki
63
63.0
Perempuan
37
37.0
Total
100
100
  
16 
2.
Berapakah usia anda?
Jumlah
Persentase (%)
< 12 tahun
0
0.0
12-17 tahun
18
18.0
18-30 tahun
72
72.0
> 30 tahun
10
10.0
Total
100
100
3.
Pendidikan anda sekarang?
Jumlah
Persentase (%)
Pelajar
6
6.0
Mahasiswa
77
77.0
Bekerja
12
12.0
Lainnya
5
5.0
Total
100
100
4.
Kapan anda terakhir kali belajar atau membaca buku sejarah?
Jumlah
Persentase (%)
SD
1
1.0
SMP
5
5.0
SMA
64
64.0
Kuliah
25
25.0
Sekarang atau baru-baru ini
5
5.0
Total
100
100
5.
Sejarah berikut yang anda ketahui?
Jumlah
Persentase (%)
G30SPKI
37
37.0
Pertempuran Surabaya
20
20.0
Pertempuran 5 hari di
Semarang
19
19.0
Bandung Lautan Api
24
24.0
Total
100
100
  
17 
6.
Apakah anda tahu cerita sejarah tentang Bandung Lautan Api?
Jumlah
Persentase (%)
Ya
57
57.0
Tidak
43
43.0
Total
100
100
7.
Menurut anda manakah tokoh dari berikut ini yang merupakan tokoh dari sejarah
Bandung Lautan Api?
Jumlah
Persentase (%)
Ir. Soekarno
14
14.0
Bung Tomo
53
53.0
Muhammad Toha
Rahmdan
12
12.0
Raden Mas Jatmika
21
21.0
Sri Sultan
Hamengkubuwono IX
0
0.0
Total
100
100
2.4.1.2
Analisis
Dari polling diatas dapat disimpulkan analisa-analisa berikut:
Pertanyaan1-3
Memperlihatkan responden sebagian besar merupakan laki-laki, walaupun tidak
terlalu jauh beda jumlahnya. Berusia sekitar 18-30 tahun, dengan sebagian besar
berpendidikan mahasiswa. Kesimpulannya adalah sebagian besar responden merupakan
remaja hingga dewasa, dengan tingkat pendidikan yang tinggi dan berpengetahuan luas
sehingga lebih kritis dalam menjawab.
Pertanyaan 4-5
Melihat jawaban 64 persen dari responden mengatakan terakhir kali belajar sejarah
pada waktu sma menunjukkan kurangnya minat remaja serta menghilangnya nilai sejarah
dikalangan remaja setelah pendidikan di sma. Dimana sejarah merupakan warisan serta asal-
usul yang membuat masa sekarang lebih baik.
  
18 
Sedangkan untuk pertanyaan nomor 5 memperlihatkan seberapa tahunya mereka pada
sejarah yang ada di Indonesia dengan menunjukkan mengetahui G30SPKI sebesar 37 persen
yang kebanyakan sejarahnya diperoleh pada saat pendidikan dasar.
Pertanyaan 6-7
Penulis ingin mengetahui berapa banyak responden tahu tentang cerita serta tokoh
yang berperan dalam Bandung Lautan Api. Dan ternyata 57 persen responden menyatakan
tahu, berbeda sedikit dengan responden yang menyatakan tidak tahu. Namun demikian
penulis mendapatkan hasil yang
ironis, dari pertanyaan nomer 7 penulis menaruh tokoh yang
berperan dalam Bandung Lautan Api, yaitu Muhammad Toha dan Rahmdan namun dari 57
persen responden yang menyatakan tahu cerita sejarah Bandung Lautan Api tidak menjawab
Muhammad Toha dan Rahmdan. 53 persen menyatakan Bung Tomo ini menunjukkan masih
banyaknya responden yang belum mengetahui cerita serta tokoh yang berperan penting
dalam sejarah Bandung Lautan Api.
2.5 Data Produk
2.5.1
Film Pendek (Short Movie)
Film Pendek
artinya film yang memiliki waktu yang singkat. Waktu singkat bukan
berarti hanya durasinya yang singkat, namun dalam durasi yang singkat itu, dalam sebuah
film dapat menceritakan dari awal, isi hingga akhir cerita dapat di tangkap oleh penonton.
Film pendek merupakan deskripsi teknikal dari industri film
di Amerika Utara pada periode
awal sinema. Walaupun orang-orang Amerika Utara secara umum mengatakan bahwa film
pendek merupakan film dengan durasi 20-40 menit, definisi tersebut berbeda di Eropa,
Amerika Latin dan Australia dimana film pendek merupakan segala macam film dengan
durasi 1-15 menit. Hal ini dikarenakan di Amerika Utara film-film tersebut lebih fokus
terhadap karakter, sedangkan di Eropa dan Australia bentuk dari film biasanya lebih
memperhatikan drama visual dan plot.
2.5.2
3D Animation
3D animation merupakan animasi
yang dihasilkan pada era moderen ini dengan
menggunakan digital, sebuah karakter di model dan dimanipulasi oleh seorang animator agar
dapat bergerak seolah-olah hidup. Untuk mengerakan model tersebut, manipulasi objek
karakter tersebut akan di beri struktur tulang digital untuk mengontrol bagian mesh dari
objek tersebut, proses ini dikenal sebagai rigging. Dengan perkembangan sekarang ini, 3D
animation sering dipakai untuk pembuatan film-film layar lebar pada saat ini.
  
19 
2.5.3
Film Action
Dimana kebanyakan film dalam peperangan mengambil aspek action untuk terjadi di
tengah-tengah karakter dan biasanya dibumbuhi sedikit romantik
dalam penceritaannya.
Dalam film action biasanya lebih menekankan sisi intelektual, emosi dan sudut pandang
karakter yang membuat kejadian tersebut terasa mendebar-debarkan. Dan emosi itulah yang
masuk dalam realitas penontonnya, berikut ini contoh-contoh film yang bisa dikatakan
action, Die Hard, Windtalkers, Transformer, dll.
2.6 Pembanding
2.6.1
Dalam Negeri
Untuk pembanding
industri film pendek animasi di dalam negeri sebetulnya banyak,
namun karena kurang terkenalnya film animasi dalam negeri, hanya sedikit yang terdengar
sehingga masih bisa dikatakan sangat jarang. Adapun yang memicu adanya industri animasi
di Indonesia yaitu mulai banyaknya festival-festival yang membangun film animasi di dalam
negeri seperti HelloFest dan INAICTA. Yang mulai paling dikenal oleh masyarakat yaitu
film animasi pendek Hebring yang menang pada perlombaan INAICTA tahun 2007, dan
menang kembali pada tahun 2009 dengan Hebring 2. Dan baru-baru ini ada perlombaan
HelloFest yang menambah peminat dari seluruh kalangan animasi, salah satu contohnya
Semut Wars Spec Ops yang ikut serta dalam HelloFest awal 2012 kemarin.
Gambar 2.7 Animasi Pendek Dalam Negeri,
(a)Hebring, (b) Lakon Animasi, (c) Semut Wars Spec Ops
(a)
(b)
(c)
  
20 
2.6.2
Luar Negeri
Untuk
luar negeri animasi negara tetangga seperti Malaysia, film animasi pendeknya
berjudul Nusantara yang saat ini masih trailer, serta animasi-animasi dari Glue studios yang
mengangkat cerita lokal seperti Timun Mas, Bawang Merah-Bawang Putih, Golden Fish dll.
Yang membuat film animasi dengan kualitas renderan dan visual yang cukup indah. 
2.7 Analisa
2.7.1
Faktor Pendukung
a. Tayangan animasi saat ini telah diminati seluruh kalangan masyarakat.
b. Cerita action cukup diminati masyrakat Indonesia
c. Teknologi telah maju sehingga memudahkan untuk menghasilkan karya animasi
2.7.2
Faktor Penghambat
a. Sedikitnya minat generasi muda untuk mencari tahu sejarah
b. Masih sedikitnya buku yang membahas Bandung Lautan Api
c. Banyak alternatif tontonan dan hiburan lain yang lebih dikenal dapat merebut perhatian
target market
d. Kualitas animasi dalam negeri yang dinilai memiliki kualitas yang buruk dapat
mengurangi minat terhadap animasi lokal.
Gambar 2.8 Animasi Pendek Luar Negeri,
(a)Nusantara Fantasy, (b)Timun Mas by Glue Studios, 
(c)Bawang Merah Bawang Putih Timun Mas by Glue Studios
(a)
(b)
(c)
  
21 
2.7.3
Target Audience
Demografi
Laki-laki dan perempuan
Target utama ditujukan kepada remaja berusia 14-25 tahun agar terus dapat
menyimpan dan mempertahankan memori bersejarah bagi generasi muda.
Remaja hingga dewasa.
-
Sosial ekonomi status
tingkat sosial yang bisa menonton film ini dengan baik adalah
kelas menengah ke atas.
Geografi
Penonton di kota-kota besar di Indonesia.
Psikografi
Terbuka, heroik, memiliki rasa ingin tahu yang tinggi tentang Bandung Lautan Api,
memiliki rasa solidaritas yang tinggi, dan mencintai karya dalam negeri.