12
Bab 2
Landasan Teori
2.1.      Teori Dasar  
Ada beberapa teori dasar yang di gunakan sebagai acuan dan panduan
oleh penulis selama melakukan penelitian, dimana teori-teori tersebut antara
lain :
2.1.1.
Komunikasi Pemasaran
Komunikasi pemasaran merupakan gabungan dari ilmu
komunikasi dan ilmu pemasaran, dimana pengertian komunikasi yang
penulis kutip dari Rogers dan Kincaid yang dikutip oleh Cangara
(2008:20) sebagai berikut :,
     "Komunikasi adalah suatu proses dimana dua orang atau lebih
membentuk atau melakukan pertukaran informasi dengan satu sama
lainnya, yang pada gilirannya akan tiba pada saling pengertian
mendalam".
Sedangkan pengertian pemasaran menurut American Marketing
Associations
yang di kutip oleh
Lamb, McDaniel dan Hair (2011:3)
adalah sebagai berikut :
Marketing is the activity, set of institutions, and processes for creating,
communicating, delivering, and exchanging offerings that have value for
customers, clients, partners, and society at large”.
Pemasaran adalah aktivitas, bagian dari
lembaga, dan proses untuk
menciptakan, berkomunikasi, menyampaikan, dan menawarkan
  
13
pertukaran yang memiliki nilai bagi konsumen, klien, mitra perusahaan, dan
masyarakat pada umumnya.  
      Sedangkan pengertian Komunikasi Pemasaran menurut Keegan,
Moriarty dan Duncan yang dikutip oleh machfoedz (2005:17) menyatakan “
ialah semua elemen dalam pemasaran yang memberi arti dan
mengkomunikasikan nilai kepada konsumen dan stakeholder sebuah
perusahaan”
Dalam tahapan mengembangkan komunikasi yang efektf, menurut
machfoedz
(2005) Pemasar perlu mengetahui cara kerja komunikasi.
Dimana dalam kegiatan komunikasi terdapat beberapa elemen yaitu :
Pengirim 
Penerima
Pesan
Media
Pengiriman pesan
Penguraian pesan
Respons
Umpan balik
Gangguan
Adapun hubungan antara elemen-elemen tersebut dapat dilihat pada gambar 
2.1 sebagai berikut : 
  
14
 
Gambar 2.1. Elemen-elemen Komunikasi
Sumber : machfoedz (2005:3)
Dari gambar 2.1 tersebut menurut machfoedz
(2005) adalah model
konvensional yang merupakan bagian dasar dari
komunikasi pemasaran,
dimana dengan menggunakan model konvensional tersebut selanjutnya
diperoleh suatu model komunikasi pemasaran sebagai berikut :
 
                        Gambar 2.2. Model Komunikasi Pemasaran
    Sumber:  McDaniel dan Hair (2011:474)
  
15
2.1.2.
Promosi 
Menurut Reynolds dan Lancaste (2012) kegiatan promosi mengarah pada
beberapa aktivitas komunikasi melalui peiklanan, publisitas, personal selling,
dan sales promotion. Semua campuran kegiatan promosi tersebut disebut dengan
bauran komunikasi pemasaran (Marcomm Mix).
Menurut Kumar (2010) tujuan akhir promosi dengan menggunakan
bauran komunikasi pemasaran adalah untuk :
Menginformasikan kepada konsumen tentang ketersediaan
produk, jasa, fitur, harga, garansi dan info lainnya.
Membujuk konsumen dengan mempengaruhi konsumen untuk
melakukan kegiatan pembelian lewat diskon, rabat dan berbagai
macam jenis penawaran
Untuk mengingatkan konsumen tentang pilihan-pilihan dari
produk atau jasa yang dimiliki pemasar. 
2.1.3.
AIDA
Menurut pendapat Lamb et al (2011) AIDA merupakan suatu konsep
yang mengasumsikan bahwa promosi mendorong konsumen untuk menetapkan
keputusan pembelian dengan melihat pada beberapa langkah yaitu :
  
16
Gambar 2.3. Konsep AIDA
Sumber : Applegate (2004:39)
2.1.3.1.  Attention
Langkah pertama adalah attention atau perhatian, dimana Lamb et al
(2011) menyatakan bahwa hal pertama yang perlu di lakukan oleh pemasar
adalah dengan meningkatkan perhatian dari konsumen, tanpa perhatian dari
konsumen perusahaan tidak akan bisa menjual produk atau jasanya karena
ketidak tahuan dari konsumen tentang produk atau jasa bagus yang sudah
ada.
2.1.3.2.  Interest 
Langkah kedua adalah menciptakan interest atau ketertarikan,
menurut Lamb et al (2011) suatu kesadaran yang sederhana terhadap merek,
jarang menciptakan penjualan produk atau jasa.
Sehingga diperlukan
penciptaan ketertarikan (interest) terhadap produk atau jasa misalnya
dengan menggunakan iklan di televisi yang memperlihatkan keunggulan
dan fitur dari suatu produk.
  
17
2.1.3.3.  Desire 
Langkah ketiga adalah merangsang desire atau hasrat dari
konsumen, menurut
Behm (2009) desire atau hasrat merupakan bagian
penting dari konsumen yang perlu di ransang dengan bujukan oleh pemasar,
hasrat dari konsumen bisa di bujuk dengan produk yang unik dan kualitas
yang lebih baik dibandingkan produk dari pesaing.
2.1.3.4.  Action   
Langkah terakhir Lamb et al (2011) menyatakan sebagian konsumen
mungkin telah yakin untuk membeli barang yang di tawarkan oleh pemasar
namum belum melakukan pembelian, untuk mendorong suatu action
(tindakan) pemasar perlu melanjutkan kegiatan periklanan untuk
mengkomunikasikan fitur dan keuntungan dari produk atau jasa
secara
efektif dan juga menggunakan diskon dan promosi. 
2.1.4.
DAGMAR
DAGMAR merupakan kelanjutan dari langkah AIDA, dimana menurut
pendapat Fortenberry (2010:150) DAGMAR adalah :
“DAGMAR is an acronym for Defining Advertising Goals for Measured
Advertising Results..., the DAGMAR Marketing Communications Spectrum
divides the adoption process into five sequential levels or stages : unawareness,
awareness, comprehension, conviction, and acion .”
  
18
DAGMAR adalah kepanjangan dari mendefinisikan tujuan-tujuan dari periklanan
untuk hasil yang terukur..., DAGMAR
Marketing Communications Spectrum
membagi proses adopsi kedalam lima urutan atau tingkatan:
unawareness,
awareness, comprehension, conviction, dan action.  
Model proses DAGMAR dapat digambarkan sebagai berikut :
2.4. Model DAGMAR
Sumber : Applegate (2004:39)
Menurut Leitner (2007) sebelum konsumen membeli sebuah produk atau jasa,
kesadaran terhadap produk atau jasa dan atau merek harus di bangun.
Memperoleh perhatian adalah tujuan dasar untuk menciptakan kesadaran.
Namun untuk merangsang kesadaran untuk membuat konsumen membeli
produk atau menggunakan jasa saja tidak lah cukup, pengetahuan tentang produk
sangatlah penting sehingga audience perlu di edukasi tentang keuntungan
menggunakan produk atau jasa dengan meghubungkan dengan merek dari
produk atau jasa tersebut. Kemudian konsumen merasa yakin untuk mencoba
produk, dan pada akhirnya mereka akan terlibat dalam kegiatan pembelian.  
  
19
2.1.5.
Public Relations
2.1.5.1.  Pengertian Public Relations
Dalam penulisan skripsi yang di lakukan oleh penulis, penulis akan
menjelaskan tentang
Public Relations atau Humas
karena penulis
melakukan penelitian dalam divisi PR di hotel Ibis Slipi, selain itu penulis
juga akan menjelaskan tentang kegitan-kegitan yang dilakukan
oleh PR
yang berfokus pada salah satu bentuk kegiatannya yaitu media relations
yang merupakan fokus penelitian skripsi yang dilakukan oleh penulis.
Dimana untuk menjelaskan pengertian tentang PR, penulis mengambil
pendapat dari Cutlip, Center dan Broom (2006:5) : 
Public Relations
(PR) adalah fungsi manajemen yang membangun dan
mempertahankan hubungan yang baik dan bermanfaat antara organisasi
dengan publik yang mempengaruhi kesuksesan atau kegagalan organisasi
tersebut”.
Dalam menjalankan fungsi manajemen tersebut, PR menurut Gurnig yang di
kutip oleh Wilcox dan Cameron (2009) menyatakan bahwa PR membantu
organisasi membangun hubungan untuk menghemat pengeluaran
perusahaan dengan cara mengurangi biaya yang berhubungan dengan
regulasi, tekanan dan boikot serta turunnya pendapatan perusahaan yang di
akibatkan hubungan yang buruk dengan publik perusahaan. 
2.1.5.2.  Tugas Pokok Public Relations
Adapun dalam menjalankan fungsi dalam manajemen PR memiliki
beberapa tugas pokok, dimana tugas-tugas tersebut menurut Cutlip et al
  
20
(2006) yang pertama adalah menulis dan mengedit, dimana PR membuat
rilis berita baik dalam bentuk cetak atau siaran, cerita feature, newsletter
untuk karyawan dan stakeholder, iklan institusional dan materi-materi
pendukung lainnya. Tugas yang ke dua adalah hubungan media dan
penempatan media dimana PR menghubungi media-media seperti surat
kabar dan majalah agar mereka mau mempublikasikan berita dan feature
tentang perusahaan yang di tulis oleh PR sendiri atau orang lain, kemudian
PR juga merespon permintaan informasi oleh media, memberikan verifikasi
berita, dan membuka akses ke sumber otoritas. Tugas yang ke tiga adalah
melakukan riset, dimana PR mengumpulkan informasi tentang opini publik,
tren dan isu yang sedang terjadi, iklim politik dan peraturan-peraturan dari
pemerintah, liputan media, opini kelompok kepentingan dan pandangan-
pandangan pihak lain yang berpengaruh terhadap stakeholder dari
perusahaan, selain itu PR juga mencari data lewat internet, jasa online dan
data pemerintah dalam bentuk elektronik dan kemudian mendesain riset
program, melakukan survei dan menyewa perusahaan riset. Tugas yang ke
empat adalah manajemen dan administrasi dimana PR melakukan kegiatan
pemrograman dan perencanaan dengan bekerja sama dengan manajer lain
untuk menentukan kebutuhan, menentukan prioritas, mendefinisikan publik,
seting dan tujuan, dan mengembangkan strategi dan taktik, PR menata staff
dari divisinya, anggaran dan jadwal program dari divisi PR. Tugas yang ke
lima adalah konseling, dimana PR memberi saran kepada manajemen dalam
masalah sosial, politik, dan peraturan, berkonsultasi dengan tim manajemen
mengenai cara menghindari atau merespon krisis dan kemudian bekerja
  
21
sama dengan eksekutif perusahaan untuk menyusun strategi mengelola atau
merespon isu-isu sensitif dan kritis. Tugas yang ke enam PR mengadakan
special event, dimana PR mengatur dan
mengelola acara-acara khusus
seperti konfrensi pers, open house, grand opening, acara pengumpulan dana,
program penghargaan dan kegiatan-kegiatan khusus lainnya. Tugas yang ke
tujuh dari PR adalah menjadi juru bicara dalam pidato, melatih orang lain
untuk
memberikan kata sambutan dan mengelola juru bicara di depan
audien penting. Tugas yang ke delapan PR melakukan produksi, dimana ia
membuat saluran komunikasi dengan menggunakan keahlian dan
pengetahuan media, termasuk seni, tipografi, fotografi, tata letak,
mempersiapkan presentasi audio visual, perekaman dan mengedit audio dan
video. Tugas yang ke sembilan adalah PR melakukan kegiatan pelatihan
untuk mempersiapkan eksekutif dan juru bicara lain untuk menghadapi
media dan tampil dihadapan publik, kemudian PR juga memberikan
petunjuk kepada anggota internal perusahaan untuk meningkatkan
kemampuan komunikasi dan menulis serta membantu memperkenalkan
perubahan dalam budaya, kebijakan, struktur, dan proses dalam organisasi
perusahaan. Tugas yang ke sepuluh dimana PR
melakukan kontak atau
sebagai penghubung dengan media, komunitas, dan kelompok eksekutif
eksternal lainnya selain itu PR
juga menjadi mediator antara perusahaan
dengan  stakeholder penting untuk mendengarkan pendapat, melakukan
negosisasi, mengelola konflik, dan menjalin kesepakatan, dan yang terakhir
adalah menjadi tuan rumah dengan melakukan pertemuan dan menyambut
tamu dan pengunjung yang datang. Dalam sepuluh tugas yang dijelaskan
  
22
oleh penulis secara spesifik sangat berkaitan dengan kegiakan media
relations, dimana tugas-tugas tersebutlah yang merupakan bagian dari
kegiatan-kegiatan PR pada umumnya dalam melakukan media relations.
2.1.5.3.  Media Relations
Pengertian
media relations, dimana menurut Iriantara (2010:32)
pengertian dari media relations dijelaskan sebagai berikut :
”...media relations merupakan bagian dari PR eksternal yang membina dan
mengembangkan hubungan baik dengan media massa sebagai sarana
komunikasi antara organisasi dan publiknya untuk mencapai tujuan
organisasi”.
Dari pengertian media relation yang di jelaskan oleh Iriantara, penulis
merasa perlu menambahkan pengertian dari media relations
menurut
Wardhani (2008:9) "media relations
adalah aktivitas komunikasi Public
Relations
/atau Humas untuk menjalin pengertian dan hubungan
baik
dengan media massa dalam rangka pencapaian publikasi organisasi yang
maksimal serta berimbang (balance)".
Dalam kegiatan PR perusahaan menurut Averill yang dikutip oleh Iriantara
(2010) Media relations dipandang penting bagi PR karena media relations
tidak memerlukan banyak daya dan dana untuk menginformasikan program
yang hendak di jalankan, selain itu menurut Whardani (2008) informasi
yang di sampaikan oleh organisasi melalui media massa pada umumnya
dinilai memiliki kredibilitas yang tinggi oleh masyarakat dan informasi
  
23
tersebut juga mampu mempengaruhi pikiran, perasaan, sikap dan perilaku
dari masyarakat oleh sebab itu lah media massa memiliki peran penting bagi
PR dalam menyalurkan pesan kepada organisasi, masyarakat dan
pemerintah. Selain itu menurut pendapat Spicer yang dikutip oleh Waters,
Tindall dan Morton (2010:242) :
that public relations practitioners, regardless of title and tenure, engaged
in traditionalpublic relations activities, including a variety of writing and
media relationsactivities.
Bahwa praktisi Public Relation, terlepas dari jabatan dan masa jabatannya,
saat ini terlibat dalam aktivitas Public Relations tradisional, termasuk
berbagai penulisan dan aktivitas hubungan media.
Ditambahkan pula oleh Waters et all mengutip pendapat Fawkes dan Tench
(2010:242):
survey of 100 public relations employers, thecore competencies desired by
employers hiring public relations practitioners
were writing skills and a
knowledge of media relations.
Survei dari 100 (seratus) pekerja public relations, kompetensi-kompetensi
inti dari pekerja-pekerja untuk mempekerjakan seorang praktisi public
relations adalah keterampilan menulis dan pengetahuan tentang hubungan
media.   
  
24
Beberapa alasan tersebutlah yang membuat kegiatan media reation menjadi
salah satu bagian penting bagi praktisi PR serta menjadi penentu dari
keefektifan PR suatu perusahaan. 
Tujuan dari kegiatan media relations
di jelaskan oleh Wardhani
(2008), dimana tujuan pertama adalah untuk memperoleh publisitas seluas
mungkin tentang kegiatan dan kebijakan perusahaan yang baik sehingga
dapat diketahui oleh masyarakat umum.Tujuan yang kedua adalah untuk
memperoleh tempat dalam pemberitaan media yang dapat berupa liputan,
laporan, ulasan, tajuk yang wajar, obyektif dan seimbang tentang
perusahaan yang sifatnya menguntungkan perusahaan. Tujuan yang ketiga
adalah untuk memperoleh umpan balik dari masyarakat terhadap kegiatan
yang akan, telah dan sedang di lakukan perusahaan. Tujuan yang keempat
adalah untuk melengkapi data dan informasi bagi pemimpin perusahaan
untuk membuat penilaian secara tepat tentang situasi atau permasalahan
yang mempengaruhi keberhasilan kegiatan perusahaan.Tujuan yang terakhir
yang di kutip dari pendapat Rachmadi, kegiatan media relations
mewujudkan hubungan stabil dan berkelanjutan yang di landasi rasa saling
menghormati dan saling percaya.
Wardani (2008) menyatakan bahwa inti program media relations
yang di jalankan oleh PR
adalah untuk menjaga hubungan baik dengan
pihak media massa agar apabila organisasi sudah dikenal baik oleh media
maka diharapkan bila ada undangan liputan mereka akan datang dan
mempublikasikan informasi dari organisasi dengan suka rela dan apabila
  
25
nantinya terjadi krisis dalam organisasi mereka juga akan mampu
menghasilkan publikasi yang berimbang tidak semata hanya menyudutkan
organisasi dan berakibat pada pembentukan image negatif bagi organisasi. 
Menurut Iriantara (2010) arus komunikasi dalam kegiatan media
relations secara sederhana dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
                       2.5.  Arus komunikasi Dalam Media  Relations
               Sumber : Iriantara (2010: 31)
Dari gambar arus komunikasi dalam kegiatan media relations (gambar 2.1)
menurut Iriantara (2010) gambar tersebut menunjukkan bahwa organisasi
menyampaikan informasi, gagasan atau citra melalui media massa kepada
publik, sedangkan publik dapat menyampaikan aspirasi, harapan, keinginan
atau informasi melalui media massa yang selanjutnya media massa
menyampaikan hal-hal tersebut kepada organisasi. Saluran dari komunikasi
tersebut misalnya layanan customer service ataupun melalui saluran
informal melalui kontak komunikasi langsung secara informal kepada staff
dari organisasi tersebut.
  
26
Menurut Iriantara (2010) kegiatan media relations sebagai bagian
dari PR memiliki langkah-langkah standar yang terdiri dari :
Langkah pertama adalah dengan melakukan pengumpulan
fakta dengan penelitian, menganalisis atau membaca
kecenderungan pemberitaan media 
Langkah kedua yaitu dengan merumuskan permasalahan atau
tujuan yang ingin dicapai berdasarkan pada hasil penelitian
atau kajian yang dilakukan sebelumnya.
Langkah ketiga adalah membuat perencanaan dan
penyusunan program berdasarkan pada permasalahan dan
tujuan yang akan dicapai.
Langkah keempat adalah menjalankan rencana dan program
yang sudah di susun melalui tindakan dan komunikasi.
Contohnya melakukan pemasangan iklan, menyelenggarakan
konferensi pers.
Langkah kelima adalah melakukan evaluasi untuk melihat
pengaruh jangka pendek (keluaran / atau out put) dan jangka
panjang (dampak / atau out come).  
Dari penjelasan tentang konsep media relations
diatas, akan
membantu membimbing dan menjadi acuan dasar bagi penulis dalam
meneliti tentang kegiatan media relations
yang telah dilakukan oleh PR
hotel Ibis Slipi untuk menyampaikan promosi tentang hotel Ibis Slipi
kepada konsumen yang di dukung dengan teori Uses and Gratification 
  
27
yang merupakan tulang punggung dari skripsi yang di tulis oleh penulis
yang akan penulis jelaskan pada sub bab berikutnya.
2.1.6.
Four Step Model Of the Public Relations
                                    2.6. Four Step Public Relations Model                                 
                                    Sumber : Cutlip,Center dan Broom (2006:321)
Menurut pendapat dari Cutlip et al (2006) tentang model empat
langkah, dimana praktisi PR
menggunakan teori dan bukti terbaik untuk
proses perubahan dan pemecahan masalah di organisasi melalui proses
empat langkah pemecahan masalah yang terdiri dari :
  
28
2.6.1.  Mendefinisikan Masalah
Menurut Cutlip et al (2006) langkah pertama adalah untuk
mendefinisikan masalah yang mencangkup penyelidikan dan memantau
pengetahuan, opini, sikap, dan perilaku dari publik organisasi untuk
menentukan dan menjawab  “Apa yang sedang terjadi saat ini?”
2.6.2.  Perencanaan dan Pemrograman
Menurut Cutlip et al (2006) informasi yang di peroleh dari langkah
pertama selanjutnya digunakan untuk membuat keputusan tentang program
publik, strategi tujuan, tindakan dan komunikasi, taktik, dan sasaran. Pada
tahap yang ke dua ini
akan menjawab pertanyaan “Apa yang harus kita
lakukan atau kita ubah, kita katakan dan kenapa?   
2.6.3.  Mengambil Tindakan dan Berkomunikasi 
Menurut Cutlip et al (2006) langkah ketiga adalah menerapkan
program dan komunikasi yang di desain untuk mencapai tujuan spesifik
untuk masing-masing publik dalam rangka mencapai tujuan dari program.
Langkah ini akan menjawab pertanyaan “Siapa yang harus melakukan,
menyampaikan, kapan, dimana, dan bagaimana caranya?”
2.6.3.  Mengevaluasi Program
Menurut Cutlip et al (2006) langkah terakhir dalam proses empat
langkah adalah melakukan penilaian atas persiapan, penerapan, dan hasil
  
29
dari program yang telah dilakukan. Program yang sudah di jalankan akan
berhenti atau tetap di lanjutkan setelah dijawab pertanyaan “Seberapa
baikkah yang telah kita lakukan?”.
2.2.
Teori Khusus
2.2.1.  Uses and Gratification 
Teori khusus yang bahas oleh penulis adalah teori tentang Uses and
Gratification yang akan penulis gunakan sebagai teori untuk mengkaji apa
yang menjadi fungsi promosi dari PR hotel Ibis Slipi melalui kegiatan media
relations bagi konsumen yang menginap di hotel Ibis Slipi, serta bagaimana
kegunaan dari kegiatan promosi tersebut dikaitkan dengan
kepuasan
dari
mereka.
Teori Uses and Gratification
di perkenalkan oleh Herbert Blumer
dan Elihu Katz pada tahun1974. Menurut Blumer dan Katz yang dikutip
oleh Nurudin (2007:192) pengertian dari teori Uses and Gratification
sebagai berikut :
"Pengguna media memainkan peran aktif untuk memilih dan menggunakan
media...". 
Dari pengertian tentang teori Uses and Gratification diatas, Ardianto
(2010:130) merumuskan pengertian tersebut dengan menyatakan : 
  
30
“Esensi teori ini menjelaskan bahwa penonton, pendengar, dan pembaca
memilih dan menggunakan opsi berbagai media dan program untuk
kepuasan mereka”.
Menurut Blumer dan Katz
yang di kutip oleh Nurudin (2007:192)
“Teori  Uses and Gratificationlebih menekankan pada pendekatan
manusiawi dalam melihat media massa. Artinya manusia mempunyai
otonomi, wewenang, untuk memperlakukan media. Blumer dan Katz percaya
banyak alasan khalayak untuk menggunakan media. Menurut pendapat teori
ini konsumen media mempunyai kebebasan untuk memutuskan bagaimana (
lewat media mana) mereka menggunakan media dan bagaimana media
berdampak pada dirinya”.
Menurut Ardianto dan Komala-Erdianaya yang di kutip oleh
Ardianto (2010:131) “Asumsi dasar dari teori Uses and Gratification:
a.
Khalayak dianggap aktif; 
b.
Dalam proses komunikasi, inisiatif untuk mengaitkan
pemuasan kebutuhan dengan pemilihan media terletak
pada khalayak; 
c.
Media massa harus bersaing dengan sumber-sumber lain
untuk memuaskan kebutuhan khalayak.Kebutuhan
yang
dipenuhi media lebih luas...”.
Kemudian mengacu pada poin b, dimana khalayak memilih media untuk
pemuasan kebutuhan dikelompokkan kedalam empat tujuan yang menurut
  
31
Dominick di kutip oleh Morissan (2008)
yaitu pertama adalah untuk
pengetahuan
dimana khalayak menggunakan media massa untuk
mengetahui atau memperoleh informasi tentang sesuatu, yang kedua adalah
untuk hiburan dimana media massa menjadi salah satu sumber bagi halayak
mencari hiburan, yang ketiga adalah untuk kepentingan bersosialisasi
dimana media memberikan kepada khalayak kesamaan landasan untuk
membicarakan dan mendiskusikan tentang suatu program acara dan film
serta isi-isi lainnya dalam
media massa, yang terakhir adalah media massa
digunakan oleh khalayak sebagai pelarian dari suatu masalah atau
rutinitas.
Dari definisi dan penjelasan tentang teori Uses and Gratification
penulis menilai teori tersebut sesuai dengan masalah yang diteliti
oleh
penulis, khalayak dari kegiatan promosi lewat kegiatan media relations yang
dilakukan oleh PR hotel Ibis Slipi lewat media adalah konsumen yang
menginap di hotel Ibis Slipi yang menggunakan media
cetak. Selain itu
penulis juga berpendapat bahwa khalayak dari PR hotel Ibis Slipi saat ini
merupakan orang-orang yang terkena terpaan dari kegiatan media relation
yang dilakukan melalui iklan yang ada di media dan khalayak dari kegiatan
media relation yang di lakukan oleh PR hotel Ibis Slipi sangat selektif dan
aktif untuk memilih sumber informasi dari media yang ada untuk pemuasan
kebutuhan mereka yang terdiri dari empat aspek yaitu pengetahuan, hiburan,
kepentingan bersosialisasi dan pelarian dari rutinitas
mereka. Selain itu
khalayak dari kegiatan media relation dari hotel Ibis Slipi dengan inisiatif
  
32
mereka sendiri, mereka mengaitkan promosi dari hotel Ibis Slipi dengan
kebutuhan diri mereka sendiri.
Kegiatan media relations
yang di lakukan oleh PR hotel Ibis Slipi
dalam teori Uses and Gratification
dipandang oleh penulis diposisikan
sebagai sumber, hal ini disebabkan karena PR hotel Ibis Slipi menjadi
sumber informasi yang mengkomunikasikan informasi-informasi promosi
yang diadakan kepada khalayak melalui berita dan iklan
yang merupakan
salah satu bagian dari kegiatan media relations agar merek hotel Ibis bisa di
publikasikan oleh media massa lewat wakil dari media, namun dengan
promosi dari pesaing-pesaing hotel Ibis Slipi melalui media massa yang ada,
membuat khalayak menjadi selektif untuk menggunakan jasa dari hotel Ibis
Slipi. 
2.3.
Kerangka Pemikiran
2.6. Kerangka Pemikiran
Sumber : Penulis
  
33
Dalam penelitian yang dillakukan penulis, penulis menggunakan suatu
kerangka pemikiran yang digambarkan diatas, dimana kerangka pemikiran yang
dibuat bertujuan agar penelitian lebih terpola dan memudahkan proses penelitian
yang akan dilakukan oleh penulis, dan diharapkan setalah pembaca membaca
bagian kerangka teori yang dibuat oleh penulis maka hubungan antara
permasalahan, data yang terkumpul dan teknik analisis serta hasil penelitian
akan menjadi lebih jelas.
              Adapun penulis akan membahas mengenai hal-hal yang berkaitan
dengan media relations di dalam bab yang ketiga. Pembahasan tentang produk
promosi dan kegiatan media relations yang akan meliputi beberapa hal, dimana
yang pertama adalah struktur organisasi
dari hotel Ibis Slipi, kemudian yang
kedua penulis akan membahas tentang bentuk-bentuk promosi dan produk dari
hotel Ibis Slipi, yang ketiga penulis akan membahas tentang bentuk-bentuk dari
kegiatan media relations
yang di lakukan oleh PR hotel Ibis Slipi serta proses
pesan promosi dari awal pembuatan hingga sampai kepada konsumen, yang
keempat penulis akan membahas tentang evaluasi kegiatan media relations serta
kesulitan yang dihadapi dalam kegiatan media relations.
Selanjutnya penulis akan mengkaji tentang khalyak
dari PR hotel Ibis
Slipi yang menjadi Subyek penelitian dari penulis, dimana penulis akan
melakukan wawancara mendalam untuk mengkaji opini dan
respon dari
konsumen yang menginap di hotel Ibis Slipi sebagai khalayak hotel Ibis Slipi
untuk dapat mengetahui kegunaan dan kepuasan dari khalayak terhadap
penggunaan media cetak dan apakah kegiatan promosi yang diadakan oleh hotel
  
34
Ibis Slipi
dengan kegiatan media relations dalam media
cetak tersebut dapat
meningkatkan occupancy hotel Ibis Slipi. Penjelasan-penjelasan diatas akan
penulis bahas di bab yang keempat.
Yang terakhir kegiatan media relations yang dilakukan oleh PR hotel
Ibis Slipi akan penulis kaji dengan menggunakan teori umum dan teori khusus
Uses and Gratification yang menjadi tulang punggung dan acuan dasar penulis
gunakan dalam penulisan skripsi, dimana penjelasan tentang teori tersebut telah
penulis jelasakan di bab yang kedua ini.