12
BAB II
LANDASAN TEORI
II.1.
Tinjauan Umum Pariwisata
II.1.1.
Pengertian Pariwisata
Undang-undang Nomor 10 tahun 2009, menyebutkan pariwisata adalah
segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk pengusahaan objek dan
daya tarik wisata serta usaha-usaha yang berhubungan dengan penyelenggaraan
pariwisata, dengan demikian pariwisata meliputi:
1.
Semua kegiatan yang berhubungan dengan perjalanan wisata.
2.
Pengusahaan objek dan daya tarik wisata seperti: kawasan wisata, Taman
rekreasi, kawasan peninggalan sejarah, museum, pagelaran seni budaya, tata
kehidupan masyarakat atau yang bersifat alamiah: keindahan alam, gunung
berapi, danau, pantai.
3.
Pengusahaan jasa dan sarana pariwisata yaitu: usaha jasa pariwisata (biro
perjalanan wisata, agen perjalanan wisata, konvensi, perjalanan insentif dan
pameran, konsultan pariwisata, informasi pariwisata). Usaha sarana pariwisata
yang terdiri dari akomodasi, rumah makan, bar, angkutan wisata.
Pariwisata menurut daya tariknya menurut Fandeli (1995:3) dapat dibedakan
menjadi 3 bagian, yaitu:
1.
Daya Tarik Alam
Pariwisata daya tarik alam yaitu wisata yang dilakukan dengan mengunjungi
daerah tujuan wisata yang memiliki keunikan daya tarik alamnya, seperti laut,
  
13
pesisir pantai, gunung, lembah, air terjun, hutan dan objek wisata yang masih
alami.
2.
Daya Tarik Budaya
Pariwisata daya tarik budaya merupakan suatu wisata yang dilakukan dengan
mengunjungi tempat-tempat yang memiliki keunikan atau kekhasan budaya,
seperti kampung naga, tanah toraja, kampung adat banten, kraton kasepuhan
Cirebon, kraton Yogyakarta, dan objek wisata buidaya lainnya.
3.
Daya Tarik Minat Khusus
Pariwisata ini merupakan pariwisata yang dilakukan dengan mengunjungi objek
wisata yang sesuai dengan minat seperti wisata olahraga, wisata rohani, wisata
kuliner, wisata belanja, dengan jenis-jenis kegiatannya antara lain bungee
jumping.
Dalam kegiatan kepariwisataan ada yang disebut subjek wisata yaitu orang
orang yang melakukan perjalanan wisata dan objek wisata yang merupakan tujuan
wisatawan. Bermacam-macam pendapat para
ahli mengenai pengertian pariwisata
dalam buku Wahab (1992:15) diantaranya:
1.
Menurut Gamal Suwartono, SH
Kepariwisataan adalah suatu proses kepergian sementara dari seorang,
lebih
menuju ketempat lain diluar tempat tinggalnya. Dorongan kepergiannya adalah
karena berbagai kepentingan baik karena kepentingan ekonomi, sosial,
budaya,
politik, agama, kesehatan maupun kepentingan lain.
2.
E. Guyer Freuler 
Pariwisata merupakan fenomena dari jaman sekarang yang didasarkan atas
kebutuhan akan kesehatan dan pergantian
hawa, penilaian yang sadar dan
menumbuhkan cinta terhadap keindahan alam dan pada khususnya disebabkan
  
14
oleh bertambahnya pergaulan berbagai bangsa dan kelas masyarakat manusia
sebagai hasil dari pada perkembangan perniagaan, industri, perdagangan serta
penyempurnaan dari pada alat-alat pengangkutan.
3.
A.J. Burkart  dan S. Malik 
Dalam bukunya yang berjudul “Tourism, Past, Present, and Future”,
berbunyi
bahwa pariwisata adalah perpindahan orang untuk sementara dan dalam jangka
waktu pendek ke tujuan-tujuan di luar tempat dimana mereka biasanya hidup dan
bekerja, dan kegiatan-kegiatan mereka selama tinggal di tempat tujuan itu. 
II.1.2.
Jenis Pariwisata
Seorang wisatawan mengadakan perjalanan wisata karena didorong oleh
berbagai motif yang tercermin dalam berbagai macam jenis pariwisata. Bagi daerah
sangat perlu mempelajari motif ini karena berhubungan dengan fasilitas yang perlu
disiapkan dan program-program promosinya.
Beberapa jenis pariwisata yang sudah dikenal, antara lain Pendit (1994:14):
1.
Wisata Budaya yaitu perjalanan yang dilakukan atas dasar keinginan untuk
memperluas pandangan hidup seseorang dengan jalan mengadakan kunjungan ke
tempat lain atau ke luar negeri, mempelajari keadaan rakyat, kebiasan dan adat
istiadat, cara hidup, kebudayan dan seni mereka.
2.
Wisata Kesehatan yaitu perjalanan seseorang wisatawan yang bertujuan untuk
menukar keadaan dan lingkungan tempat sehari-hari dimana ia tinggal demi
kepentingan beristirahat baginya dalam arti jasmani dan rohani.
3.
Wisata Olahraga yaitu wisatawan yang melakukan perjalanan dengan tujuan
untuk berolahraga atau memang sengaja untuk mengambil bagian aktif dalam
pesta olahraga di suatu tempat atau Negara.
  
15
4.
Wisata Komersial yaitu wisatawan yang melakukan perjalanan untuk
mengunjungi pameran-pameran dan pekan raya
yang bersifat komersial seperti
pameran industri, pameran dagang dan sebagainya.
5.
Wisata Industri yaitu perjalanan yang dilakukan oleh rombongan mahasiswa atau
pelajar, atau orang-orang awam ke suatu tempat perindustrian dengan maksud
dan tujuan untuk mengadakan penelitian.
6.
Wisata Bahari yaitu perjalanan yang banyak dikaitkan dengan olahraga air seperti
danau, pantai atau laut.
7.
Wisata Cagar Alam yaitu jenis wisata yang biasanya banyak diselenggarakan
oleh agen atau biro perjalanan yang mengkhususkan usaha-usaha dengan
mengatur wisata ke tempat atau daerah cagar alam, Taman lindung, hutan daerah
pegunungan dan sebagainya, yang kelestariannya
dilindungi oleh Undang-
Undang.
8.
Wisata Bulan Madu yaitu suatu perjalanan yang dilakukan bagi pasangan
pengantin baru yang sedang berbulan madu dengan fasilitas-fasilitas khusus dan
tersendiri demi kenikmatan perjalanan.
II.1.3.
Tujuan Pariwisata
Tujuan pariwisata telah dijabarkan oleh para ahli di bidang pariwisata sebagai
optimalisasi pemanfaatan dan pengembangan sumber-sumber daya pariwisata.
Daerah tujuan wisata menurut Surjanto
(dalam A. hari Karyono, 1997:11) yaitu
daerah-daerah yang berdasarkan kesiapan prasarana dan sarana dinyatakan siap
menerima kunjungan wisatawan di Indonesia. Daerah tujuan wisata diharuskan
memiliki objek wisata
dan daya tarik wisata (atraksi wisata) sebagai media untuk
menarik minat wisatawan.
  
16
Berkembangnya pariwisata di suatu daerah akan membawa perubahan pada
daerah tersebut. Perubahan yang dimaksud dapat bernilai positif jika pengembangan
pariwisata dilaksanakan dengan mengikuti prosedur yang benar, yakni melalui
perencanaan yang cermat dan matang supaya sesuai dengan kondisi setempat.
Namun demikian, jika pelaksanaannya tidak direncanakan dengan baik maka justru
akan membawa kerugian atau berdampak negatif bagi daerah tempat pariwisata
berkembang.
II.2.
Pengertian Wisatawan, Pengunjung dan Karakteristik
II.2.1.
Wisatawan
Wisatawan adalah orang-orang yang melakukan kegiatan wisata (Undang-
undang
nomor 10 tahun 2009). Jadi menurut pengertian ini, semua orang yang
melakukan perjalanan wisata dinamakan wisatawan. Apapun tujuannya yang penting,
perjalanan itu bukan untuk menetap dan tidak untuk mencari nafkah ditempat yang
dikunjungi. 
Pacific Area Travel Association memberi batasan bahwa wisatawan sebagai
orang-orang yang sedang mengadakan perjalanan dalam jangka waktu 24 jam dan
maksimal 3 bulan di dalam suatu negeri yang bukan negeri di mana biasanya ia
tinggal, mereka ini meliputi: 
1.
Orang-orang yang sedang mengadakan perjalanan untuk bersenang-senang,
untuk keperluan pribadi atau untuk keperluan kesehatan.
2.
Orang-orang yang sedang mengadakan perjalanan untuk bisnis, pertemuan,
konferensi, musyawarah atau sebagai utusan berbagai badan/organisasi.
  
17
3.
Pejabat pemerintahan dan militer beserta keluarganya yang di tempatkan di
negara lain tidak termasuk kategori ini, tetapi bila mereka mengadakan
perjalanan ke negeri lain, maka dapat digolongkan wisatawan.
Pendit (1994:38)
Wisatawan dapat dibedakan lagi menjadi:
1.
Wisatawan Internasional
(Mancanegara) adalah orang yang melakukan
perjalanan wisata diluar negerinya dan wisatawan didalam negerinya. 
2.
Wisatawan Nasional (Domestic) adalah penduduk Indonesia yang melakukan
perjalanan di wilayah Indonesia diluar tempatnya berdomisili,
dalam jangka
waktu sekurang-kurangya 24 jam atau menginap kecuali kegiatan yang
mendatangkan nafkah ditempat yang dikunjungi
Pendit (1994:39)
II.2.2
Pengunjung dan Karakteristiknya
Bila diperhatikan, orang-orang yang datang berkunjung disuatu tempat atau
negara, biasanya mereka disebut sebagai pengunjung yang terdiri dari beberapa
orang dengan bermacam-macam motivasi kunjungan termasuk didalamnya adalah
wisatawan, sehingga tidak semua pengunjung termasuk wisatawan.
Menurut International Union of Official Travel Organization (IUOTO),
pengunjung yaitu setiap orang yang datang ke suatu negara atau tempat tinggal lain
dan biasanya dengan maksud apapun kecuali untuk melakukan pekerjaan yang
menerima upah.
Pengunjung digolongkan dalam dua kategori, yaitu:
1.
Wisatawan (tourist)
  
18
Pengunjung yang tinggal sementara sekurang-kurangnya selama 24 jam di negara
yang kunjunginya dan tujuan perjalanannya dapat digolongkan kedalam
klasifikasi sebagai berikut:
a.
Pesiar (leisure), untuk keperluan rekreasi, liburan, kesehatan, studi,
keagamaan dan olahraga.
b.
Hubungan dagang (business), keluarga, konferensi, misi, dan lain sebagainya.
2.
Pelancong (exursionist)
Pengunjung sementara yang tinggal di suatu negara yang dikunjungi dalam
waktu kurang dari 24 jam.
Dari beberapa pengertian tersebut, dalam penelitian ini yang dimaksud
dengan pengunjung adalah seseorang yang melakukan kunjungan pada objek dan
daya tarik wisata
yang dalam hal ini adalah objek wisata Pantai Penyusuk sebagai
lokasi penelitian.
Karakteristik pengunjung dapat dibedakan ke dalam dua jenis, yaitu
karakteristik sosial-ekonomi dan karakteristik perjalanan wisata Smith (1989:13).
Dalam hal ini karakteristik pengunjung memberikan pengaruh yang tidak langsung
terhadap pengembangan pariwisata. Tidak dapat diterapkan secara langsung langkah-
langkah yang harus dilakukan hanya dengan melihat karakteristik pengunjung,
melainkan perlu melihat keterkaitan dengan persepsi pengunjung.
Pengunjung pada suatu objek wisata memiliki karakteristik dan pola
kunjungan, kebutuhan ataupun alasan melakukan kunjungan ke suatu objek
wisata
masing-masing berbeda hal ini perlu menjadi pertimbangan bagi penyedia pariwisata
sehingga dalam menyediakan produk dapat sesuai dengan minat dan kebutuhan
pengunjung. 
  
19
Adapun karakteristik pengunjung meliputi:
1.
Jenis kelamin yang dikelompokkan menjadi laki-laki dan perempuan
2.
Usia adalah umur responden pada saat survei
3.
Kota atau daerah asal adalah daerah tempat tinggal responden
4.
Tingkat pendidikan responden
5.
Status pekerjaan responden
6.
Status perkawinan responden
7.
Pendapatan perbulan responden
Sedangkan pola kunjungan responden merupakan alasan utama perjalanan
adalah motif atau tujuan utama dilakukannya perjalanan tersebut meliputi:
1.
Maksud kunjungan yang merupakan tujuan utama melakukan perjalanan wisata.
2.
Frekuensi kunjungan adalah banyaknya kunjungan ke objek wisata yang pernah
dilakukan oleh responden.
3.
Teman perjalanan adalah orang yang bersama-sama dengan responden
melakukan perjalanan wisata.
4.
Lama Waktu kunjungan adalah jumlah waktu yang dihasilkan responden selama
berada di objek wisata.
5.
Besar pengeluaran adalah jumlah pengeluaran atau biaya selama melakukan
perjalanan wisata.
II.2.3
Faktor yang Mempengaruhi Perjalanan Wisata
Faktor-faktor utama yang mempengaruhi perjalanan wisata adalah sebagai
berikut Foster (1985:5):
a.
Profil Wisatawan (Tourist Profile)
Profil wisatawan dapat dikelompokan menjadi 2 (dua) kategori, yaitu:
  
20
• 
Karakteristik sosial ekonomi wisatawan (Sosio-economic characteristic) yang
meliputi umur, pendidikan dan tingkat pendapatan.
• 
Karakteristik tingkah laku (behavioural Characteristic) yang meliputi
motivasi, sikap dan keinginan wisatawan.
b. Pengetahuan untuk melakukan perjalanan (travel awareness) yang meliputi
informasi tentang daerah tujuan wisata serta ketersediaan fasilitas dan
pelayanannya.
c. Karakteristik perjalanan (trip
features) yang meliputi jarak, waktu tinggal di
daerah tujuan, biaya dan waktu perjalanan.
d. Sumber daya dan karakteristik daerah tujuan (resources and characteristic of
destinataon) yang meliputi jenis atraksi, akomodasi,
ketersediaan dan kualitas
fasilitas pelayanan, kondisi lingkungan dan sebagainya.
Keempat faktor di atas dirumuskan melalui unsur penawaran (supply) dan
unsur permintaan (demand). Adanya kedua unsur
yang berlawanan ini melahirkan
berbagai jenis kegiatan rekreasi yang dapat dinikmati oleh pengunjung di suatu
kawasan wisata.
Faktor yang mendorong suatu perjalanan wisata dari daya tarik
objek wisata diharapkan membentuk citra atau image. Citra wisata adalah gambaran
yang diperoleh wisatawan dari berbagai kesan, pengalaman dan kenangan yang
didapat sebelum, ketika dan sesudah mengunjungi objek wisata.
Dengan demikian untuk membentuk citra dari suatu kawasan wisata perlu
adanya suatu produk wisata yang dapat mempengaruhi perjalanan seorang wisatawan.
Produk tersebut dirumuskan dengan menampilkan objek yang menarik dan
sarana
yang mendukung sehingga mempunyai nilai kompetisi.
  
21
II.3.
Atraksi Wisata
II.3.1. Objek dan Daya Tarik Wisata
Menurut Edward Inskeep (1991:27), mengatakan bahwa suatu objek wisata
harus mempunyai 5 unsur penting, yaitu:
1.
Daya tarik
Daya tarik merupakan faktor utama yang menarik wisatawan mengadakan
perjalanan mengunjungi suatu tempat, baik suatu tempat primer yang menjadi
tujuan utamanya, atau tujuan sekunder yang dikunjungi dalam suatu perjalanaan
primer karena keinginannya untuk menyaksikan, merasakan, dan menikmati daya
tarik tujuan tersebut. Sedangkan
daya tarik sendiri dapat diklasifikan kedalam
daya tarik lokasi yang merupakan daya tarik permanen.
2.
Prasarana Wisata
Prasarana wisata ini dibutuhkan untuk melayani wisatawan
selama perjalanan
wisata. Fasilitas ini cenderung berorientasi pada daya tarik wisata di suatu lokasi,
sehingga fasilitas ini
harus terletak dekat dengan objek wisatanya. Prasarana
wisata cenderung mendukung kecenderungan perkembangan pada saat yang
bersamaan. Prasarana wisata ini terdiri dari:
a. 
Prasarana akomodasi
Prasarana akomodasi ini merupakan fasilitas utama yang sangat penting
dalam kegiatan wisata. Proporsi terbesar dari pengeluaran wisatawan
biasanya dipakai untuk kebutuhan menginap, makan dan minum. Daerah
wisata yang menyediakan tempat istirahat yang nyaman dan mempunyai nilai
estetika tinggi, menu yang cocok, menarik, dan asli daerah tersebut
merupakan salah satu yang menentukan sukses tidaknya pengelolaan suatu
daerah wisata.
  
22
b.
Prasarana pendukung
Prasarana pendukung harus terletak ditempat yang mudah dicapai oleh
wisatawan. Pola gerakan wisatawan harus diamati atau diramalkan untuk
menentukan lokasi yang optimal mengingat prasarana pendukung akan
digunakan untuk melayani mereka. Jumlah dan jenis prasarana
pendukung ditentukan berdasarkan kebutuhan wisatawan.
3.
Sarana Wisata
Sarana Wisata merupakan kelengkapan daerah tujuan wisata yang diperlukan
untuk melayani kebutuhan wisatawan dalam menikmati perjalanan wisatanya.
Pembangunan sarana wisata di daerah
tujuan wisata maupun objek wisata
tertentu harus disesuaikan dengan kebutuhan wisatawan, baik secara kuantitatif
maupun kualitatif. Lebih dari itu, selera pasar pun dapat menentukan tuntutan
berbagai sarana yang dimaksud. Berbagai sarana wisata yang harus disediakan di
daerah tujuan wisata antara lain biro perjalanan, alat transportasi, dan alat
komunikasi, serta sarana pendukung lainnya. Tidak semua objek wisata
memerlukan sarana yang sama atau lengkap. Pengadaan sarana wisata tersebut
harus disesuaikan dengan kebutuhan wisatawan.
4.
Infrastruktur
Infrastruktur adalah situasi yang mendukung fungsi sarana dan prasarana wisata,
baik yang berupa sistem pengaturan maupun bangunan fisik diatas permukaan
tanah dan dibawah tanah, seperti: sistem pengairan, sumber listrik dan energi,
sistem jalur angkutan dan terminal, sistem komunikasi, serta sistem keamanan
atau pengawasan. Infrastruktur yang memadai dan terlaksana dengan baik di
daerah tujuan wisata akan membantu meningkatkan fungsi sarana wisata,
sekaligus membantu masyarakat dalam meningkatkan kualitas hidupnya.
  
23
5.
Masyarakat, Lingkungan, dan Budaya
Daerah dan tujuan wisata yang memiliki berbagai objek dan daya tarik wisata
akan mengundang kehadiran wistawan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan
dalam kaitannya dengan masyarakat, lingkungan dan budaya adalah sebagai
berikut:
a.
Masyarakat
Masyarakat di sekitar obyek wisatalah yang akan menyambut kehadiran
wisatawan tersebut, sekaligus akan memberikan layanan yang diperlukan
oleh para wisatawan. Layanan yang khusus dalam penyajiannya serta
mempunyai kekhasan sendiri akan memberikan kesan yang mendalam. Untuk
itu masyarakat di sekitar objek wisata perlu mengetahui berbagai
jenis dan
kualitas layanan yang dibutuhkan oleh para wisatawan.
b.
Lingkungan
Disamping masyarakat
di sekitar objek wisata, lingkungan alam di sekitar
objek wisata pun perlu diperhatikan dengan seksama agar tidak rusak dan
tercemar. Lalu-lalang manusia yang terus meningkat dari tahun ke tahun
dapat mengakibatkan rusaknya ekosistim dari fauna dan flora di sekitar objek
wisata. Oleh sebab itu perlu adanya upaya untuk menjaga
kelestarian
lingkungan melalui penegakan berbagai aturan dan persyaratan
dalam
pengelolaan suatu objek wisata.
c. 
Budaya
Lingkungan masyarakat dalam lingkungan alam di suatu objek wisata
merupakan lingkungan budaya yang menjadi pilar penyangga
kelangsungan
hidup suatu masyarakat. Oleh karena itu lingkungan budaya
ini pun
kelestariannya tak boleh tercemar oleh budaya asing, tetapi harus
  
24
ditingkatkan kualitasnya sehingga dapat memberikan kenangan yang
mengesankan bagi setiap wisatawan yang berkunjung.
II.3.2.
Sarana dan Prasarana Wisata
Sarana pariwisata disebut sebagai ujung tombak usaha kepariwisataan dapat
diartikan sebagai usaha yang secara langsung maupun tidak langsung memberikan
pelayanan kepada wisatawan pada suatu daerah tujuan wisata dimana keberadaannya
sangat tergantung kepada adanya kegiatan perjalanan wisata.
Menurut Edward
Inskeep (1991:42), sarana tersebut adalah sebagai berikut:
1.
Akomodasi
Wisatawan akan memerlukan tempat tinggal untuk sementara waktu selama
dalam perjalanan untuk dapat beristirahat. Dengan adanya sarana ini, maka akan
mendorong wisatawan untuk berkunjung dan menikmati objek dan daya tarik
wisata dengan waktu yang relatif lebih lama. Informasi mengenai akomodasi ini
mempengaruhi penilaian wisatawan pilihan jenis akomodasi yang dipilih, seperti
jenis fasilitas dan pelayanan yang diberikan, tingkat harga, jumlah kamar yang
tersedia dan sebagainya.
2.
Tempat makan dan minum
Wisatawan yang berkunjung ke suatu objek
wisata tentunya ingin menikmati
perjalanan wisatanya, sehingga pelayanan makanan dan minuman harus
mendukung hal tersebut bagi wisatawan yang tidak membawa bekal. Bahkan
apabila suatu daerah tujuan wisata mempunyai makanan yang khas, wisatawan
yang datang disamping menikmati atraksi wisata juga menikmati makanan khas
tersebut. Pertimbangan yang diperlukan dalam penyediaan fasilitas makanan dan
minuman antara lain adalah jenis dan variasi makanan yang ditawarkan, tingkat
kualitas makanan dan minuman, pelayanan yang diberikan, tingkat harga, tingkat
  
25
kebersihan, dan hal-hal lain yang dapat menambah selera makan seseorang serta
lokasi tempat makannya.
3.
Tempat belanja
Berbelanja merupakan salah satu aktivitas kegiatan wisata dan sebagian
pengeluaran wisatawan didistribusikan untuk berbelanja. Penilaian dalam
penyediaan fasilitas belanja ini dilakukan terhadap ketersediaan barang-barang
yang dijual dan pelayanan yang memadai, lokasi yang nyaman dan akses yang
baik serta tingkat yang relatif terjangkau.
4.
Fasilitas umum di lokasi objek wisata
Fasilitas umum yang akan dikaji adalah fasilitas yang biasanya tersedia di tempat
rekreasi seperti tempat parkir, toilet umum, musholla, dan lain-lain.
Edward Inskeep (1991:44) mengemukakan bahwa prasarana wisata adalah
sumber daya alam dan sumber daya buatan manusia yang mutlak dibutuhkan oleh
wisatawan dalam perjalanannya di daerah tujuan wisata prasarana dasar yang
melayani penduduk lokal seringkali juga melayani kegiatan pariwisata, seperti jalan,
sumber listrik dan energi, sumber air dan sistem pengairan, fasilitas kesehatan,
sistem pembuangan kotoran/sanitasi, telekomunikasi, terminal angkutan, jembatan,
dan sebagianya. Dalam melaksanakan pembangunan prasarana wisata perlu
disesuaikan dan mempertimbangkan kondisi dan lokasi yang akan meningkatkan
aksesibilitas suatu objek wisata yang pada waktunya dapat meningkatkan daya tarik
objek wisata itu sendiri, selain itu juga diperlukan koordinasi dan dukungan antar
instansi terkait.
II.4.
Komponen-Komponen Produk Wisata
Produk wisata
bukanlah suatu produk yang nyata, produk ini merupakan
suatu rangkaian jasa yang tidak hanya mempunyai segi-segi yang bersifat ekonomis,
  
26
tetapi juga yang bersifat sosial, psikologis dan alam, walaupun produk
wisata itu
sendiri sebagian besar dipengaruhi oleh tingkah laku ekonomi. Jadi produk wisata
merupakan rangkaian dari berbagai jasa yang saling terkait, yaitu: 
1.
Jasa yang dihasilkan berbagai perusahaan (segi ekonomi) yang berupa angkutan,
penginapan, pelayanan makan minum, jasa tour dan sebagainya.
2.
Jasa
masyarakat
dan pemerintah (segi sosial/psikologis)
antara lain prasarana
umum, kemudahan, keramahtamahan, adat istiadat, seni budaya dan sebagainya.
3.
Jasa alam antara lain pemandangan alam, pegunungan, pantai, gua alam, Taman
laut dan sebagainya.
Menurut Medlik dan Middleton (Yoeti, 1996:28), yang dimaksud dengan
hasil
industri pariwisata ialah semua jasa-jasa yang dibutuhkan wisatawan semenjak
ia berangkat meninggalkan tempat kediamannya, sampai ia kembali ke rumah
dimana ia tinggal. Produk wisata terdiri dari berbagai unsur dan merupakan suatu
package yang tidak terpisahkan, yaitu:
1.
Objek pariwisata yang terdapat pada daerah-daerah tujuan
wisata, yang menjadi
daya tarik orang-orang untuk datang berkunjung ke daerah tersebut.
2.
Fasilitas yang diperlukan di tempat tujuan tersebut, seperti akomodasi perhotelan,
bar dan restoran, hiburan dan rekreasi.
3.
Transportasi yang menghubungkan negara/daerah asal wisatawan serta
transportasi di tempat tujuan ke objek-objek pariwisata.
II.4.1
Konsep Perencanaan dan Pengembangan Produk Wisata
Smith (1991:15) mengatakan bahwa masalah utama dalam
perencanaan
produk wisata adalah seberapa besar daya tarik suatu daerah wisata untuk
dapat
dikembangkan lebih lanjut hingga menarik para wisatawan untuk
mengunjunginya.
Daerah dengan sedikit objek peninggalan sejarah, sedikit pemandangan alam yang
  
27
menarik, tanpa pantai, iklim yang jelek, sedikit
kesempatan untuk berbelanja, dan
sedikit potensi lain yang bisa dikembangkan merupakan pilihan paling rendah
untuk
dipilih menjadi suatu objek wisata yang berkembang, baik oleh pemerintah maupun
investor. Produk wisata yang baik harus dapat mendatangkan wisatawan sebanyak-
banyaknya, menahan mereka dalam waktu yang lama, serta memberi
kepuasan
kepada wisatawannya. Untuk mencapai hasil itu, beberapa syarat harus
dipenuhi
yaitu (Soekadijo, 1996):
1.
Kegiatan dan objek yang merupakan atraksi itu sendiri harus dalam keadaan yang
baik.
Untuk dapat memberikan kepuasan, atraksi wisata harus dalam
keadaan
baik, baik atraksi yang berupa kegiatan seperti tarian dan upacara,
maupun
atraksi yang berupa objek, seperti candi, keris dan sebagainya.
2.
Karena atraksi wisata itu harus disajikan di hadapan wisatawan, maka cara
penyajiannya harus tepat.
Atraksi wisata boleh dikatakan berhasil kalau
menimbulkan kesan kepada wisatawan, sehingga ia merasa puas. Kepuasan itu
tidak hanya tergantung
kepada keadaan atraksi wisata itu sendiri, akan tetapi
juga kepada caranya mempresentasikan di hadapan wisatawan.
3.
Objek wisata terintegrasi dengan syarat-syarat pariwisata lainnya, yaitu jasa
pelayanan, transportasi dan aktualisasi.
Dengan membangun objek wisata saja
wisataan belum berdatangan. Objek
wisata itu harus diintegrasikan dengan
syarat-syarat pariwisata lainnya, yaitu
jasa pelayanan, transportasi dan
aktualisasi.
4.
Dapat menahan wisatawan di tempat atraksi dalam waktu yang cukup lama.
Tujuan pembangunan pariwisata adalah tidak hanya mendatangkan wisatawan
sebanyak-banyaknya, akan tetapi juga untuk menahan mereka selama
mungkin.
Dengan asumsi bahwa akan semakin besar keuntungan yang
diharapkan dari
  
28
kehadiran mereka, yakni dengan semakin lamanya wisatawan dapat bertahan di
suatu objek wisata maka akan semakin bertambah pula perputaran uang yang
terjadi.
Perencanaan menurut Spillane, (1994:41) merupakan suatu rangkaian
kegiatan
untuk mencapai suatu tujuan di masa mendatang dengan mengelola sumber
daya dan potensi yang ada. Suatu perencanaan terdiri dari beberapa rangkaian
kegiatan dan juga proses yang dilakukan untuk mencapai suatu tujuan yang telah
ditentukan untuk masa depan yang lebih baik dari masa sekarang dengan mengelola
dan mengoptimalkan potensi atau sumber daya yang ada sebaik mungkin.
Dalam suatu konsep perencanaan wisata, para pengembang harus
memperhatikan semua aspek pendukung pariwisata, karena pariwisata merupakan
kegiatan
yang berlangsung di atas permukaan tanah dan menyangkut semua bentuk-
bentuk unsur alam, air, udara, kehidupan liar didalamnya, bentang alam, hutan, iklim,
sungai, laut, pantai dan lainnya. Selain faktor alam terdapat pula faktor-faktor
lainnya yaitu faktor buatan manusia seperti pasar, transportasi dan karakteristik
masyarakat setempat.
Manuel Boud-Bovy and Fred Lawson (1977:43), mengemukakan bahwa
dalam menganalisis pengembangan produk wisata ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan, yaitu:
1.
Riset pasar (market research), meliputi: luas cakupan area, kependudukan dan
kondisi sosial ekonomi, kompetitor sejenis disekitar, faktor lain yang
mempengaruhi kebutuhan wisata di masa datang.
2.
Pengamatan lokasi (site investigation), meliputi: jarak pencapaian dari dan ke
lokasi, lingkungan sekitar, ketersediaan infrastruktur, pengembangan lingkungan
sekitar, kendala dan biaya, dampak lingkungan dan sosial ekonomi.
  
29
3.
Program, meliputi: penetapan waktu alternatif objek wisata, persyaratan
kebutuhan fasilitas, estimasi biaya (modal dan operasional), manajemen
pengelolaan dan keuangan.
4.
Perencanaan fisik, meliputi: traffic, sirkulasi dan menejemen transportasi pada
saat puncak keramaian terjadi, diversifikasi atraksi wisata dan kegiatan yang
lebih variatif.