13
adalah
menjadi guru dan chef.
Meskipun
tidak
terlalu
tinggi
(171
cm),
Bambang
mempunyai
lompatan
yang
tinggi
dan
tandukan
yang
akurat.
Salah satu
pemain
yang
dikaguminya adalah rekannya dalam tim nasional, Kurniawan Dwi Yulianto.
Saat masih bermain dalam tim remaja Jawa Tengah,
ia pernah dinobatkan
sebagai
pemain
terbaik
Piala Haornas,
sebuah
kejuaraan
tingkat
remaja.
Bambang
juga
pernah
menjadi pencetak gol terbanyak untuk skuad Indonesia di Piala Asia U-19 Grup
V, dengan 7 gol.
Penampilan
pertama
Bambang
bersama
timnas
senior adalah
pada
2
Juli
1999
dalam pertandingan persahabatan melawan Lituania. Bambang,
yang saat
itu baru
berusia
18
tahun,
berhasil
menciptakan
sebuah
gol
dalam
pertandingan
yang
berakhir
seri
2-2.
Saat
itu
terukir
sejarah
unik
dalam timnas
merah-putih,
karena
Bambang
pamungkas
merupakan
satu-satunya
pemain amatir yang dipercaya masuk ke dalam
skuad timnas senior.
Nomor
punggung
favoritnya adalah
20,
nomor
ini
memiliki
sejarah
yang
mendalam
untuknya,
sepanjang
kariernya
nomor
ini
selalu
menghiasi
bagian
belakang
jersey
beliau (kecuali saat di EHC Norad memakai
nomor
9).
Nomor ini
dipilih
saat ia
pertama kali bergabung dengan timnas senior Indonesia untuk SEA Games 1999, saat itu
ia ditawarkan nomor 10 milik Kurniawan Dwi Yulianto, namun ia menolaknya karena ia
sangat
menghormati seniornya sekaligus idolanya tersebut, dan ia ingin
memiliki sebuah
nomor
yang
identik
dengan
nama beliau.
Alasan
ia
memilih
nomor
20
terbilang
cukup
unik,
yaitu
ingin
menggunakan
sebuah
nomor
yang
tidak
lazim
untuk
seorang
striker.
Alasan
lainnya adalah sebagai
motivasi
ia
untuk 2 kali
lebih baik dari
idola beliau
yang
memiliki nomor 10 (2 x 10 = 20), yaitu Kurniawan Dwi Yulianto.
|