23
4.1.6.1 Sejarah ADSL
Sebelum adanya
teknologi
ADSL,
kita
mengenal
sistem yang
disebut
dial-up.
Sistem dial-up
menggunakan
kabel
telepon
sebagai
jaringan penghubung antara pelanggan dengan penyedia jasa internet.
Dial-up
memiliki
banyak
kekurangan
dalam
penggunaannya,
salah
satunya
dalah
rendahnya
kecepatan
dalam
mengakses
internet,
terlebih
di
waktu-waktu
tertentu
yang
merupakan
waktu
sibuk
dimana banyak orang yang menggunakan internet. Selain itu, karena
menggunakan sambungan telepon, kita tidak bisa menggunakan
telepon apabila sedang menggunakan internet dan rendaman juga
bisa dibilang tinggi.
ADSL merupakan salah satu dari beberapa jenis DSL. DSL itu
sendiri
merupakan
teknologi
akses internet menggunakan kabel
tembaga sebagai medianya. DSL sering disebut juga sebagai
teknologi
suntikan
atau injection
technology
yang
membantu
kabel
telepon biasa dalam menghantarkan data dalam jumlah besar.
ADSL
memungkinkan
untuk
menerima data sampai kecepatan 1,5
hingga 9
Mbps
(downstream)
dan
mengirim
data
pada
kecepatan
16
hingga
640 Kbps (upstream).
ADSL di Indonesia mulai berkembang saat PT. Telkom
memperkenalkan produk Speedy kepada masyarakat Indonesia.
Dengan promosi-promosi yang cukup gencar, Telkom Speedy
mampu berhasil dipasarkan di kalangan rumah tangga dengan
menggunakan kabel telepon yang sebelumnya sudah ada.
|