BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Teori Dasar
2.1.1 Data
Data
merupakan bentuk
lain dari
kata
latin
datums”
yang
intinya kumpulan
fakta yang dipakai untuk keperluan suatu analisa, diskusi, presentasi ilmiah, ataupun
tes statistik.
Menurut Hoffer
et
al. (2005, p5), Data adalah representasi dari objek dan
peristiwa yang memiliki arti dan kepentingan dalam lingkungan pemakai.
Data itu sendiri dibagi menjadi dua bagian, yaitu data primer dan data sekunder.
Pembahasan mengenai dua jenis data tersebut adalah sebagai berikut:
2.1.1.1 Data Primer
Data primer merupakan sumber data yang diperoleh
langsung dari sumber
asli (tidak melalui media perantara). Data primer dapat berupa opini subjek
(orang) secara
individual atau kelompok, hasil observasi
terhadap suatu benda
(fisik),
kejadian
atau kegiatan,
dan
hasil
pengujian.
Metode
yang
umum
digunakan untuk mendapatkan data primer  adalah survei dan observasi.
2.1.1.2 Data Sekunder
Data sekunder
merupakan
sumber
data penelitian
yang diperoleh
peneliti
secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak
lain). Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang
6
  
7
telah tersusun dalam arsip (data dokumenter) yang dipublikasikan dan yang
tidak dipublikasikan. .
2.1.2 Basis Data
Menurut Connolly ( 2005, p15 ), definisi basis data adalah kumpulan data yang
dihubungkan secara bersama-sama, dan gambaran dari data yang dirancang untuk
memenuhi kebutuhan
informasi
dari
suatu
organisasi.
Berbeda
dengan
sistem file
yang menyimpan data secara terpisah, pada basis data data tersimpan secara
terintegrasi. Basis data
bukan
menjadi
milik dari
suatu
departemen
tetapi
sebagai
sumber daya perusahaan yang dapat digunakan bersama.
Data dalam basis data disimpan dalam tiga struktur, yaitu file, tabel dan objek.
File terdiri dari record dan field, tabel terdiri dari baris dan kolom. Objek terdiri dari
data
dan
instruksi
program
yang
memfungsikan
data.
Tabel
terdiri
dari
kolom-
kolom
yang saling
terkait, seperti file
yang terdiri dari record
yang saling terkait.
File didalam basis data dapat terhubung kepada beberapa tabel. Dalam sebuah tabel,
data pada tiap kolom terdiri dari ukuran dan tipe yang sejenis (char atau numeric).
2.1.3 DBMS (Database Management System)
DBMS
merupakan suatu
bentuk
sistem yang
mampu
melakukan
pengorganisasian
dan
pengolahan
database pada
komputer.
Sistem ini
dirancang
untuk mampu
melakukan berbagai
data dengan beberapa referensi data
yang sama
baik mendefinisikan, membuat, memelihara,
maupun
mengontrolnya.
DBMS
memiliki beberapa fasilitas antara lain :
  
8
1.
DDL  (  Data Definition Language ),  menspesifikasikan  tipe  data  yang
beserta strukturnya dan batasan mengenai data yang bisa disimpan.
2.
DML   (   Data  Manipulation  Language  ),   menambahkan,   mengedit,
menghapus, dan mendapatkan kembali data yang dilakukan melalui sebuah
Query Language.
3.
Mengontrol  akses  ke  basis  data  untuk  mencegah  pengguna  yang  tidak
memiliki hak akses data.
Keuntungan DBMS menurut Connolly ( 2005, p26 ) adalah :
1.
Kendali terhadap pengulangan data
Pendekatan  basis 
data 
berguna 
untuk 
menghilangkan 
redundasi 
data
dengan cara mengintegrasikan setiap file sehingga penggandaan data yang
sama tidak disimpan. Akan tetapi, tidak menghilangkan redundasi
sepenuhnya melainkan mengendalikan jumlah redundasi basis data.
2.
Konsisten data
Menghilangkan   atau   mengendalikan   redundasi,   sehingga   mengurangi
resiko terjadinya ketidak konsistenan.
3.
Akses data bersama
Basis data dimiliki oleh cakupan suatu organisasi dan dapat digunakan
bersama oleh pengguna yang berada di lingkungan organisasi tersebut.
4.
Meningkatkan integritas data
Integritas basis data mengacu pada validitas dan konsistensi data yang
disimpan.  Integritas  biasanya  menunjukkan  batasan  –  batasan,  seperti
aturan konsistensi
yang tidak boleh dilanggar dalam basis data.
Batasan –
batasan dapat diterapkan
pada
data
atau pada
relasi
antar
data.
Integrasi
  
9
memungkinkan DBA untuk mendefinisikan, dan DBMS menerapkan
batasan integritas
5.
Meningkatkan keamanan data
Karena
DBMS
memiliki
integrasi
yang
tinggi, maka
dapat
menyebabkan
data menjadi lebih rawan. Pengaksesan dari pengguna yang dibolehkan
dapat dibatasi oleh operation type ( retrieval, insert, update, delete ).
6.
Efisiensi biaya
Penggabungan seluruh data operasional organisasi ke dalam satu basis data
dan membuat serangkaian aplikasi yang bekerja pada satu sumber data ini
sehingga dapat menghemat biaya.
7.
Peningkatan data dan responsiveness
Sebagai hasil dari
integrasi, data yang
melewati batasan departemen dapat
langsung diakses oleh pengguna. Banyak
DBMS
menyediakan
fasilitas
query atau pembuat laporan yang memungkinkan pengguna untuk
menanyakan
pertanyaan khusus dan
untuk mendapatkan informasi secara
cepat
dari
terminalnya,
tanpa
membutuhkan programmer
untuk
membuat
program yang menghasilkan informasi dari basis data.
8.
Meningkatkan produktifitas
DBMS
menyediakan  
banyak  
fungsi-fungsi   standar  
yang  
biasanya
programmer harus tulis di aplikasi berbasis file. Perlengkapan dari fungsi-
fungsi
ini
memungkinkan programmer untuk
berkonsentrasi
pada
fungsi-
fungsi  khusus 
yang  dibutuhkan  oleh  pengguna  tanpa 
harus  khawatir
tentang
detail    implementasi.    Hasilnya    meningkatkan    produktifitas
programmer dan mengurangi waktu pengembangan
  
10
9.
Meningkatkan pemeliharaan dengan data yang independence
DBMS memisahkan data dengan aplikasi, sehingga membuat aplikasi tidak
harus terpengaruh oleh perubahan data.
10.  Meningkatkan concurrency
Bila
dua
atau
lebih
pengguna
dapat
mengakses file yang
sama
secara
bersamaan, kemungkinan pengaksesan tersebut akan saling mempengaruhi
sehingga menyebabkan kehilangan informasi dan integritas. DBMS
mengelola pengaksesan secara bersamaan pada basis data dan memastikan
tidak ada masalah yang terjadi.
11.  Memperbaiki backup dan layanan pemulihan
DBMS menyediakan fasilitas yang
mengurangi pemrosesan yang hilang
dikarenakan kegagalan yang muncul disaat mengolah data.
Kerugian DBMS menurut Connolly ( 2005, p29 ) adalah :
1.
Kerumitan
Karena penetapan fungsi dari DBMS yang baik, menyebabkan DBMS
menjadi piranti lunak yang cukup rumit. Seluruh pengguna harus
mengetahui fungsi-fungsi yang ada dengan baik, sehingga dapat
memperoleh manfaatnya.
2.
Size
Karena kerumitan dari luasnya fungsi, membuat DBMS menjadi bagian
yang sangat besar dalam piranti
lunak. Kapasitas
yang dibutuhkan
hingga
megabytes dan membutuhkan sejumlah besar memori untuk berjalan secara
efisien.
  
11
3.
Biaya kebutuhan DBMS
Biaya
DBMS sangat bervariasi, tergantung dari lingkungan organisasi dan
fungsionalitas yang disediakan. Contoh : untuk satu pengguna DBMS pada
PC mungkin hanya membutuhkan biaya US$100, untuk bentuk mainframe
besar dengan pengguna yang banyak dibutuhkan biaya yang lebih mahal.
4.
Biaya tambahan untuk piranti keras
Kebutuhan penyimpanan data untuk DBMS dan basis data mungkin
mengharuskan pembelian ruang penyimpanan tambahan. Untuk mencapai
kinerja yang baik, dibutuhkan mesin yang lebih besar bahkan mesin khusus
untuk menjalankan DBMS.
5.
Biaya konfersi
Dalam
beberapa
situasi, biaya
tambahan
piranti
keras
dan
DBMS
tak
seberapa dibandingkan biaya untuk melakukan konfersi aplikasi yang ada
untuk dapat dijalankan pada DBMS dan piranti keras yang baru. Biaya ini
juga sudah
termasuk
di
dalam pelatihan staff
untuk
menggunakan
sistem
baru
6.
Kinerja
DBMS dibuat lebih umum, karena tujuannya untuk dapat melayani aplikasi
dalam jumlah
banyak.
Efek
dari
DBMS
tersebut
menyebabkan
beberapa
aplikasi tidak dapat bekerja secepat dari biasanya.
7.
Tingkat kegagalan yang tinggi
Sentralisasi
sumber
daya
meningkatkan kerentanan sistem.
Karena
semua
pengguna dan aplikasi bergantung pada ketersediaan DBMS, kegagalan
komponen tertentu dapat membuat pengoperasian menjadi terhenti.
  
12
2.1.4 Database Lifecycle
Berikut adalah bentuk siklus hidup basis data :
Gambar 2.1 Skema gambar siklus hidup basis data
Menurut Connoly (2005 ,p283) tahapan perancangan siklus hidup basis data :
1.
Perencanaan basis data
Kegiatan  manajemen  yang  memungkinkan  tahapan  aplikasi  basis  data
dapat direalisasikan seefisien dan seefektif mungkin
2.
Definisi sistem
Menentukan ruang
lingkup dan batasan – batasan dari aplikasi basis data
termasuk area utama dari aplikasi dan bagian dari kelompok pengguna
  
13
3.
Pengumpulan data dan analisis
Proses
mengumpulkan
dan
menganalisis
informasi tentang bagian dari
organisasi yang harus didukung oleh aplikasi basis data, dan menggunakan
informasi untuk mengidentifikasi pengguna sistem baru
4.
Desain basis data
Proses menciptakan desain untuk basis data yang akan mendukung operasi
perusahaan dan tujuan
yang dimulai dengan
menggunakan pendekatan
perancangan basis data.
Berikut adalah pendekatan untuk desain basis data yaitu :
1.    “bottom-up”
Memulai
pendekatan
pada
tingkat
dasar
atribut
( yang
merupakan
bagian dari entitas dan relasi ), dengan melalui analisis untuk masalah
asosiasi antara atribut. Pendekatan “bottom-up” lebih cocok digunakan
untuk bentuk desain basis data yang sederhana dengan jumlah atribut
yang relatif sedikit. Pendekatan ini
lebih sulit diterapkan pada desain
basis data yang lebih komplek dengan jumlah atribut yang banyak,
dimana akan mempersulit pembuatan fungsi dependensi antar atribut.
2.    “top-down”
Sebuah bentuk strategi yang tepat untuk desain basis
data yang
komplek. Pendekatan ini dimulai dengan pengembangan model data
yang mengandung high-level entitas dan relasi kemudian
menerapkan
bentuk “top-down” untuk
mengidentifikasi
lower-level entitas, relasi
dan atribut yang terkait. Pendekatan ini
diilustrasikan
dengan konsep
Entity-Relationship
yang dimulai dengan
mengidentifikasi entitas dan
  
14
hubungan antara entitas yang memiliki keterkaitan dengan lingkungan
organisasi.
3.
“inside-out”
Pendekatan
ini
hampir
menyerupai
dengan
pendekatan “bottom-up”
yang
membedakan
adalah
mengidentifikasi terlebih dahulu
satu set
entitas utama dan kemudian
menyebar
ke berbagai entitas, relasi
dan
atribut yang memiliki keterkaitan dengan yang diidentifikasi pertama
kali.
4.
Mixed strategy
Pendekatan  ini  menggunakan  kedua  pendekatan  yaitu  “bottom-up”
dan “top-down” untuk berbagai macam model yang akan digabungkan
semua bagiannya secara bersama – sama.
Setelah
menentukan
pendekatan
perancangan
basis
data,
tahapan
berikutnya dapat dijalankan yakni sebagai berikut :
a.
Perancangan model data
Tujuan
utama dari
perancangan
model data adalah
untuk
membantu
dalam
memahami
arti dari data dan
untuk
memfasilitasi komunikasi
tentang kebutuhan informasi.
b.
Konseptual desain basis data
Proses
membangun
bentuk
model
informasi yang digunakan oleh
sebuah organisasi, dan independent dari segala pertimbangan fisik.
  
15
c.
Logical desain basis data
Proses
membangun
bentuk
model
informasi yang digunakan oleh
sebuah organisasi,
tetapi independent dari
DBMS
tertentu
dan
pertimbangan fisik lainnya.
d.
Fisik desain basis data
Proses yang
membentuk suatu deskripsi
implementasi
basis
data
di
dalam penyimpanan sekunder, mendeskripsikan
struktur penyimpanan
dan metode pengaksesan secara efisien.
5.
Seleksi DBMS
Pemilihan
DBMS
yang
tepat
untuk
mendukung aplikasi
basis
data
yang
akan dibangun.
6.
Desain aplikasi
Desain  user
interface 
dan  aplikasi  program 
yang 
digunakan 
dengan
memproses basis data. Terdapat 2 bagian di dalam desain aplikasi :
a.
Desain transaksi
Bentuk aksi yang dilakukan oleh pengguna terhadap program aplikasi
yang
memiliki
kendali
dalam
mengubah
isi
dari basis
data.
Desain
transaksi
menetapkan karakteristik dari
transaksi
yang di
miliki
basis
data seperti :
•    Penggunaan data transaksi
•    Fungsionalitas data transaksi
•    Hasil output data transaksi
•    Kegunaan bagi pengguna
  
16
b.    User Interface Design
Bentuk perancangan yang akan
dibangun
bagi pengguna
untuk
memudahkan
mengenali
setiap perintah, tindakan, ataupun keterangan
yang ditampilkan dari suatu basis data dalam bentuk aplikasi program
secara fisik atau tergambar.
7.
Prototyping
Membuat rangka
model dari aplikasi
database
dengan
memberikan izin
kepada
perancang dan
user
untuk
menggambarkan
dan
mengkaji
kembali
hasil 
perancangan 
sistem 
tersebut. 
Prototyping 
memiliki 
keuntungan
dengan 
memudahkan 
proses 
pembuatan 
sistem  dan
pengimplementasiannya relatif murah.
8.
Implementasi
Realisasi fisik dari basis data dan desain aplikasi dengan cara
melakukan
pengimplementasian basis data melalui Data Definition Language ( DDL )
berasal  dari  DBMS  yang  bisa  dimanipulasi  transaksinya  menggunakan
Data Manipulation Language ( DML ).
9.
Konfersi data dan muatan
Memindahkan data yang ada ke dalam basis data dan mengkonfersi setiap
aplikasi yang ada untuk dapat dijalankan ke dalam basis data yang baru.
10.  Uji coba
Proses
menjalankan
aplikasi
program dengan
tujuan
untuk
menemukan
kesalahan yang terdapat dalam program.
  
17
11.  Proses Pemeliharaan
Melakukan monitor dan pemeliharaan terhadap instalasi sistem. Bertujuan
untuk
menjaga
mutu,
perbaikan,
dan
memudahkan
mengetahui untuk
melakukan pembaruan suatu sistem yang sedang berjalan.
2.1.5 Perancangan basis data
2.1.5.1 Perancangan konseptual model
Menurut Connolly ( 2005, p442 ) sebuah model data konseptual terdiri dari :
1.
jenis entitas
2.
hubungan jenis ( relasi )
3.
atribut dan domain atribut
4.
kunci primer dan kunci alternative
5.
batasan integritas
Model data konseptual lebih didukung oleh dokumentasi, termasuk kamus data
yang merupakan hasil dari pengembangan suatu model. Berikut langkah yang akan
diperlukan ketika akan melakukan pembuatan konseptual model :
1.
Identifikasi jenis entitas
Salah satu metode identifikasi yang bertujuan untuk memeriksa spesifikasi
kebutuhan pengguna sehingga dapat mengetahui benda ataupun kata benda
yang disebutkan ( contoh : manusia, tempat, konsep yang menarik ) dengan
melalui ekstrasi dari kamus data.
  
18
Gambar 2.2 Kamus data untuk mendeskripsikan setiap entitas
2.
Identifikasi jenis relasi
Mengidentifikasi hubungan penting yang
ada
diantara
jenis
entitas
yang
sudah diidentifikasi dengan menggunakan Entity Relationship ( ER model )
untuk
memvisualisasikan entitas dan hubungan. Bertujuan juga untuk
menentukan batasan multiplisitas jenis hubungan ( fan and chasm trap ).
Gambar 2.3 Model ER
  
19
Gambar 2.4 Kamus data untuk mendeskripsikan hubungan relasi antara 2
entitas
3.
Identifikasi dan mengasosiasikan atribut dengan jenis entitas atau relasi
Mengasosiasikan  atribut  dengan
jenis  entitas  atau  hubungan  yang  sesuai,
identifikasi  sederhana  pada  komposit  atribut,  atribut  single valued / multi
valued, dan turunan atribut.
Gambar 2.5 Kamus data untuk mendeskripsikan atribut dalam entitas
4.
Tentukan domain atribut
Tentukan domain untuk atribut dalam konseptual model.
5.
Tentukan kunci kandidat, primer, dan alternative atribut
  
20
Mengidentifikasi kunci kandidat untuk setiap jenis entitas dan jika ada terdapat
lebih dari satu kunci kandidat
maka pilihlah salah satu untuk dijadikan kunci
primer.
Gambar 2.6 Model ER yang sudah ditentukan kunci primer tiap entitas
6.
Pertimbangkan penggunaan konsep – konsep permodelan
Penggunaan salah satu bentuk konsep seperti spesialisasi
atau generalisasi,
agregasi, dan komposisi.
  
21
Gambar 2.7 Model ER yang sudah dilakukan generalisasi
7.
Periksa model untuk permasalahan redundansi
Periksa adanya redundansi
dalam setiap model
dengan cara
memeriksa ulang
kembali
hubungan
(
one
to
one
),
menghapus
hubungan berlebihan,
dan
mempertimbangan dimensi waktu.
Gambar 2.8 Menghapus relasi yang redundan
  
22
8.
Validasi konseptual model terhadap pengguna transaksi
Pastikan bahwa konseptual
model
mendukung transaksi yang diperlukan.
Mungkin dua pendekatan tersebut adalah
menggambarkan transaksi dan
menggunakan jalur transaksi.
9.
Tinjau kembali konseptual model dengan pengguna
Memastikan  bagi  pengguna  untuk  mempertimbangkan  model  dalam  bentuk
representasi yang “benar” dari persyaratan data yang diajukan oleh perusahaan.
2.1.5.2 Perancangan logikal model
Menurut  Connolly  (  2005,  p462 
tahapan 
yang 
harus  dilakukan 
untuk
mengubah dari bentuk konseptual model data ke logikal model data :
1.    Turunkan hubungan untuk logikal model data
Untuk membuat hubungan logikal model data yang terwakili dalam bentuk
entitas, hubungan, dan atribut yang telah diidentifikasi.
2.    Validasi relasi dengan menggunakan normalisasi
Memvalidasi
pengelompokan
atribut
dalam setiap
relasi
menggunakan
aturan normalisasi. Tujuan dari normalisasi adalah untuk memastikan
himpunan   relasi   memiliki   jumlah   yang   minim   tetapi   atribut   yang
diperlukan masih
mencukupi
untuk persyaratan data yang diperlukan oleh
perusahaan.
3.    Validasi hubungan terhadap pengguna transaksi
Tujuan dari langkah ini untuk memvalidasi logikal model data dapat
mendukung transaksi yang diperlukan sesuai dengan spesifikasi kebutuhan
pengguna.
  
23
4.
Periksa batasan integritas
Batasan 
integritas 
merupakan 
batasan 
yang 
dipaksakan 
untuk 
dapat
melindungi basis data yang menjadi tidak akurat, tidak konsisten maupun
tidak lengkap.
5.
Tinjau logikal model data dengan pengguna
Memastikan bahwa pengguna menganggap model untuk menjadi salah satu
bentuk representasi yang tepat berdasarkan dari persyaratan data
perusahaan.
6.
Menggabungkan logikal model data ke dalam model global
Langkah  ini  hanya  diperlukan  untuk 
desain 
basis 
data 
dengan
pemandangan beberapa yang sedang dikelola
menggunakan
pendekatan
view integrasi.
Untuk
memfasilitasi proses penggabungan harus
menggunakan “lokal logikal model data” dan “global
logikal
model data”.
Sebuah
lokal
logikal
model
data
merepresentasikan
satu
atau
lebih tetapi
tidak
dari
pandangan semua pengguna
basis
data,
berbeda
dengan
global
logikal
model
data
yang
merepresentasikan dari pandangan seluruh
pengguna basis data.
7.
Periksa pertumbuhan masa depan
Untuk
menentukan
adanya perubahan
signifikan
dalam waktu
yang
akan
datang
dan
menilai
apakah
logikal
model data dapat mengakomodasi
perubahan tersebut.
  
24
2.1.5.3 Perancangan fisikal model
Menurut Connolly ( 2005, p496 ) tahapan untuk melakukan perancangan fisikal
adalah sebagai berikut :
1.
Mengubah logikal model data ke DBMS
Menghasilkan
skema basis data
relasional
dari
logikal
model
data
yang
dapat diimplementasikan ke dalam DBMS.
1.1  Desain relasi dasar
Memutuskan bagaimana untuk merepresentasikan relasi dasar dapat
diidentifikasi
di
logikal model data yang akan dimasukkan ke dalam
DBMS.
1.2  Desain representasi dari data turunan
Memutuskan bagaimana untuk merepresentasikan data turunan berada
di
logikal
model data
yang akan dimasukkan ke dalam DBMS. Nilai
atribut berasal dari evaluasi atribut turunan dan hitungan.
1.3  Desain batasan umum
Melakukan update
untuk
relasi
yang
dibatasi oleh batasan integritas
yang 
mengatur 
“dunia 
nyata” 
transaksi 
berdasarkan 
representasi
melalui update. Batasan biasanya tergantung dari bentuk DBMS dan
sistem yang menyediakan fasilitas untuk mendefinisikan segala situasi
umum.
2.
Desain organisasi file dan indeks
Menentukan pengorganisasian file secara optimal untuk menyimpan relasi
dasar   dan   indeks   yang   diperlukan   untuk   mencapai   performa   yang
  
25
diinginkan 
dengan 
cara 
penyimpanan 
relasi 
dan 
tuples  pada
media
penyimpanan sekunder.
2.1  Analisis transaksi
Membuat
perancangan basis
data
fisik
secara
efektif
dengan
cara
mengenali
atau mengidentifikasi
kuantitatif informasi.
Pengidentifikasian pada analisis transaksi sebagai berikut :
Transaksi  yang  sering  digunakan    dapat  memberikan  dampak
besar terhadap performa
•    Transaksi yang merupakan transaksi bisnis yang kritis
Jangka  waktu  hari  atau  mingguan  ketika  akan  ada  permintaan
tinggi yang dibuat pada basis data
2.2  Memilih organisasi file
Menentukan organisasi file yang efektif untuk setiap relasional data.
2.3  Pemilihan indeks
Menentukan penambahan
indeks
yang
bertujuan untuk
meningkatkan
performa dari suatu sistem. Pemilihan atribut indeks sebagai berikut :
Atribut yang paling sering digunakan untuk penggabungan dengan
operasi, karena  
hal ini akan membuat penggabungan operasi
menjadi lebih efisien
•    Atribut  yang  paling  sering  digunakan  untuk  mengakses  tuple
dalam suatu relasi yang ada
2.4  Perkiraan kapasitas penyimpanan yang dibutuhkan
  
26
diinginkan 
dengan 
cara 
penyimpanan 
relasi 
dan 
tuples  pada
media
menyimpan basis data.
3.
Desain user view
Sudah
melalui
pengidentifikasian selama
pengumpulan
kebutuhan
dan
analisis terhadap tahap pengembangan sistem basis data siklus hidup.
4.
Desain mekanisme keamanan
Merancang ukuran keamanan untuk basis data yang sudah di spesifikasikan
untuk pengguna dengan memberikan mekanisme proteksi pada basis data
untuk menghindari dari kejadian yang disengaja maupun tidak disengaja.
2.1.6  Normalisasi
Menurut   Harianto   (2007,   p18),   normalisasi   adalah   suatu   proses   untuk
melakukan
pengelompokan
data
menjadi
tabel
yang
menunjukkan entity
dan
relasinya. Proses normalisasi lebih merujuk pada pengujian kondisi, dimana kondisi
diteliti
untuk mengetahui letak kesulitan pada saat melakukan suatu perintah pada
basis data ( contoh : insert, update, delete ). Kesulitan yang muncul tersebut akan di
pecah menjadi beberapa tabel lagi untuk dapat mengoptimalkan basis data.
2.1.6.1 Kunci Normalisasi
Menurut
Harianto ( 2007, p18), ada beberapa kunci relasi dalam
teknik
normalisasi antara lain :
1.
Candidate key
Kunci yang di definisikan secara unik di dalam entitas.
  
27
2.
Primary key
Kunci
yang
tidak
hanya
mendefinisikan
secara
unik suatu kejadian tetapi
juga
dapat
mewakili
setiap
kejadian dari
entitas.
Setiap
kunci
kandidat
punya peluang menjadi kunci primer, tetapi dipilih satu saja yang dapat
mewakili secara menyeluruh terhadap entitas yang ada.
3.
Alternative key
Kunci kandidat
yang tidak dipakai sebagai kunci primer. Biasanya kunci
alternative dipakai sebagai kunci untuk melakukan pengurutan data.
4.
Foreign key
Kunci yang melengkapi suatu relasi atau hubungan yang menunjukkan
induknya. Kunci ditempatkan pada entitas anak yang direlasikan ke kunci
primer pada induknya. Hubungan antara foreign dan primary adalah one to
many.
2.1.6.2 Bentuk Normal
Aturan normalisasi dinyatakan dalam normal ( N ). Bentuk normal adalah
suatu
aturan
yang dikenakan
pada
relasi
relasi dalam basis
data dan
harus
dipenuhi oleh relasi – relasi tersebut pada level – level normalisasi.
Bentuk – bentuk normalisasi yang digunakan untuk mendesain suatu basis
data sebagai berikut :
1.    Bentuk tidak normal ( 0NF )
Bentuk  ini  merupakan  kumpulan  data  yang  akan  direkam,  bentuk
seperti ini biasanya mengalami suatu duplikasi.
  
28
NIM
Nama
Mata Kuliah
STATUS
1200988888
Andi
SIG, Bahasa Inggris, CB, Jarkom
L,L,G,L
1200985685
Budi
Kalkulus, Aljabar Linier, SBD
L,G,L
1200974562
Dodi
Aljabar Linier, CB, Pemvis
L,L,G
Tabel 2.1 Tabel 0NF
2.
Bentuk normal pertama ( 1NF )
Suatu relasi dikatakan normal pertama, jika dan hanya
sudah
membuang
salah satu atribut
yang memiliki
nilai
ganda.
Tiap
field
hanya memiliki satu data, bukan berbentuk data yang majemuk ( dan
bukan merupakan pecahan dari bagian data ).
NIM
Nama
Mata Kuliah
STATUS
1200988888
Andi
SIG
L
1200988888
Andi
Bahasa Inggris
L
1200988888
Andi
CB
G
1200988888
Andi
Jarkom
L
1200985685
Budi
Kalkulus
L
1200985685
Budi
Aljabar Linier
G
1200985685
Budi
SBD
L
dst
dst
dst
dst
Tabel 2.2 Tabel 1NF
3.
Bentuk normal kedua ( 2NF )
Suatu relasi dikatakan normal kedua, jika dan hanya sudah memenuhi
kriteria normal pertama dan semua atribut tidak memiliki atribut ganda
kembali, sehingga atribut yang bukan merupakan kunci primer harus
bergantung fungsional atau dependensi sepenuhnya pada kunci primer.
  
29
NIM
Nama
NIM
Mata Kuliah
Status
1200988888
Andi
1200988888
SIG
L
1200985685
Budi
1200988888
Bahasa Inggris
L
dst
dst
1200988888
CB
G
1200988888
Jarkom
L
1200985685
Kalkulus
L
1200985685
Aljabar Linier
G
1200985685
SBD
L
dst
dst
dst
Tabel 2.3 Tabel 2NF
4.
Bentuk normal ketiga ( 3NF )
Suatu relasi berada dalam bentuk normal ketiga,
jika
relasi
tersebut
berada dalam bentuk normal kedua dan setiap atribut bukan kunci yang
memiliki dependensi transitif terhadap kunci primer.
2.1.7 Entity Relationship Diagram
Entity Relationship adalah metode permodelan basis data yang digunakan untuk
menghasilkan  skema  konseptual  untuk  jenis  atau  model  data  semantik  sistem.
Sistem seringkali memiliki basis data relasional, dan memiliki ketentuan top-down.
Diagram untuk menggambarkan Entity Relationship disebut ERD.
Gambar 2.9 Model ERD
  
30
2.1.7.1 Notasi ERD
Notasi Notasi simbolik yang digunakan pada Entity Relationship Diagram
sebagai berikut :
1.
Entitas
Segala sesuatu
yang dapat digambarkan oleh data. Entitas juga dapat
diartikan sebagai individu yang mewakili sesuatu yang nyata dan dapat
dibedakan dari sesuatu yang lainnya. Ada dua macam entitas yaitu :
a.    Entitas kuat
Entitas 
yang 
tidak 
memiliki  ketergantungan 
terhadap 
entitas
lainnya. Contoh : entitas anggota.
b.    Entitas lemah
Entitas yang kemunculannya bergantung pada keberadaan entitas
lainnya dalam suatu relasi.
2.
Atribut
Atribut
merupakan
pendeskripsian
karakteristik dari
entitas.
Atribut
digambarkan dalam bentuk lingkaran atau elips. Atribut yang menjadi
kunci entitas atau key diberi garis bawah ataupun penebalan.
3.
Relasi
Relasi menunjukkan adanya hubungan diantara sejumlah entitas yang
berasal dari
himpunan entitas
yang berbeda. ( himpunan entitas yang
berelasi dengan himpunan lain diberikan dalam bentuk garis )
  
31
2.1.7.2 Derajat Relasi
Derajat relasi bertujuan untuk mengetahui jumlah maksimum entitas yang
dapat  berelasi  dengan  entitas  pada  himpunan  entitas  yang  lain.  Macam  –
macam kardinalitas :
1.
One to one
Setiap anggota entitas
A
hanya berhubungan dengan satu anggota
B,
begitu pula sebaliknya.
Gambar 2.10 Relasi one to one
2.
One to many
Setiap anggota
entitas
A
dapat
berhubungan dengan
lebih
dari
satu
anggota B tetapi tidak sebaliknya.
.
Gambar 2.11 Relasi one to many
  
32
2.1.7.2 Derajat Relasi
Derajat relasi bertujuan untuk mengetahui jumlah maksimum entitas yang
anggota B dan demikian sebaliknya.
Gambar 2.12 Relasi many to many
2.1.7.3 Metodologi ERD
Tahapan
pertama
saat
melakukan
desain
menggunakan
model ER
adalah
menggambarkan kebutuhan informasi atau jenis informasi yang akan disimpan
dalam basis
data.
Teknik
pemodelan
data
dapat
digunakan
untuk
menggambarkan setiap ontologi untuk wilayah tertentu.
Tahapan berikutnya disebut desain logis, dimana data dipetakan ke dalam
model data yang logis seperti model relasional. Model data yang logis ini
kemudian dipetakan menjadi model fisik.
Secara umum penyusunan metodologi ERD sebagai berikut :
1.
Menentukan entitas
Menentukan  peran,  kejadian,  lokasi,  hal  nyata  dan  konsep  dimana
penggunaannya untuk menyimpan data.
  
33
2.
Menentukan relasi
Menentukan
hubungan
antar pasangan
entitas
menggunakan
matriks
relasi.
3.
Rancang ER sementara
Entitas
digambarkan
dengan
kotak,
dan
relasi
digambarkan
menggunakan garis.
4.
Isi kardinalitas
Menentukan jumlah kejadian satu entitas untuk sebuah kejadian pada
entitas yang berhubungan.
5.
Tentukan kunci utama
Menentukan  atribut  yang  mengidentifikasikan  keunikan  suatu  kelas
entitas.
6.
Rancang ERD berdasarkan kunci
Menghilangkan
relasi
many
to
many
dan
memasukkan
kunci
primer
serta kunci tamu pada masing – masing entitas.
7.
Menentukan atribut
Menentukan field field yang diperlukan oleh sistem.
8.
Pemetaan atribut
Memasangkan atribut dengan entitas yang sesuai.
9.
Rancang ERD berdasarkan atribut
Mengatur ERD seperti langkah ke enam dengan menambahkan entitas
atau relasi yang sudah dirancang menurut langkah ke delapan.
  
34
10.  Pemeriksaan hasil
Melihat kembali ERD yang sudah dibuat untuk disesuaikan dengan
sistem yang akan dibangun, apabila belum, kembali lagi untuk melihat
ke langkah pertama.
2.1.8 Flowchart
Flowchart
merupakan
salah
satu
cara
untuk
merancang
suatu
sistem dengan
memberikan
sebuah gambaran langkah –
langkah yang sesuai dengan prosedur.
Flowchart berguna untuk menganalisis permasalahan yang berlaku di dalam sistem
sehingga dapat ditemukan penyelesaian yang tepat.
Tahapan untuk pembuatan Flowchart yaitu :
1.
Flowchart digambarkan dari halaman atas ke bawah dan dari kiri ke kanan.
2.
Aktivitas
yang
digambarkan
harus didefinisikan
dengan
tepat
dan
dapat
dimengerti oleh semua pembaca.
3.
Kapan aktivitas dimulai dan berakhir harus ditentukan dengan jelas.
4.
Setiap langkah dari aktivitas harus diuraikan dengan kata kerja.
5.
Setiap langkah dari aktivitas harus berada pada urutan yang tepat
6.
Perhatikan   ruang   lingkup   aktivitas   yang   tidak   berhubungan   dengan
kegiatan sistem
7.
Gunakan symbol Flowchart standar
  
35
2.1.8.1 Jenis Flowchart
1.
Flowchart sistem
Merupakan
flowchart yang menunjukkan alur kerja atau apa yang sedang
dikerjakan di dalam sistem secara keseluruhan dan menjelaskan urutan dari
prosedur
yang
berada
di
dalam sistem.
Flowchart
memberikan
deskripsi
secara
grafik   dari   urutan   prosedur   –   prosedur   yang   terkombinasi
membentuk suatu sistem.
2.
Flowchart dokumen
Merupakan
flowchart
yang
menunjukkan
alur
data yang
ditulis
melalui
sistem. Fungsi utama dari Flowchart dokumen untuk menelusuri form dan
laporan sistem dari satu bagian ke bagian
lain
baik bagaimana alur form
dan laporan diproses, dicatat dan disimpan.
3.
Flowchart skematik
Bentuk
tingkatan
lebih
tinggi
dari
Flowchart
sistem yang
menggunakan
simbol flowchart standar, tetapi juga
menggunakan simbol komputer,
peripheral, form,
atau
peralatan
yang digunakan
dalam sistem. Kegunaan
flowchart skematik untuk
memberikan
kemudahan
bagi seseorang yang
tidak
familiar
dengan
simbol –
simbol flowchart yang konvensional
sehingga
menghemat waktu yang dibutuhkan untuk
mempelajari simbol
abstrak sebelum dapat mengerti flowchart.
4.
Flowchart program
Flowchart program merupakan keterangan yang lebih rinci mengenai setiap
langkah program atau prosedur sesungguhnya. Kegunaan untuk membantu
programmer menganalisa urutan instruksi program.
  
36
5.
Flowchart proses
Teknik penggambaran rekayasa industrial yang memecah dan menganalisis
langkah – langkah selanjutnya dalam suatu prosedur atau sistem.
2.1.8.2 Simbol Flowchart
Gambar
Deskripsi
Untuk
menunjukkan
suatu
sistem
akan
dimulai
maupun sistem yang akan berakhir ( Start / End )
Mempresentasikan alur kerja sistem
Menunjukkan bentuk operasi sistem
( contoh : Kirim order )
Merupakan  percabangan 
untuk  pemilihan  alur
kerja berikutnya ( contoh : Ya atau Tidak )
Penghubung 
antara 
flowchart 
grup 
bagian
dengan grup bagian yang lain
Menunjukkan sistem yang ditunda.
Merupakan   hasil   input   ataupun   output   dari
operasi kerja
Bentuk representasi dari suatu dokumen ataupun
laporan
  
37
Bentuk manual operasi kerja
Merupakan hasil input dalam bentuk manual dari
keyboard
Penyimpanan  data,  yang  diletakkan  ke  dalam
hard drive, magnetic tape, memory card
Merupakan
basis
data
yang
menggunakan
magnetic disc
Penyimpanan secara offline
Penggabungan 
dari 
berbagai 
macam  item
menjadi satu set yang ditampung dalam
penyimpanan.
Merupakan proses ekstrasi yang menghilangkan
hasil dari penggabungan satu atau
lebih
spesifik
set item
Tabel 2.4 Simbol Flowchart
  
38
2.1.9 Use Case Diagram
Use Case diagram merupakan salah satu cara
untuk
menggambarkan interaksi
sistem dengan
lingkungan
yang berada di luar sistem ( pemvisualisasian pengguna
terhadap sistem ).
Use Case diagram tersusun atas :
1.
Aktor
Merupakan pengguna
yang terdapat dalam use case diagram. Peranannya
sebagai pelaku aksi dalam proses suatu sistem.
2.
Use Case
Proses yang terjadi di dalam sistem. Menggambarkan skema kegiatan yang
dilakukan oleh aktor.
3.
Relasi
Menggambarkan hubungan antara aktor dan use case.
4.
Use Case narrative
Penggambaran secara tekstual suatu kegiatan dan menerangkan bagaimana
pengguna berinteraksi dengan sistem dalam menyelesaikan suatu tugas.
2.2 Teori Khusus yang Berhubungan Dengan Skripsi
2.2.1 Aset Tetap ( fixed asset )
Menurut
Nicholas A.J Hastings
(
2010, p3
)
aset
tetap
merupakan
aset yang
berupa barang –
barang fisik seperti tanaman,
mesin, bangunan, kendaraan,
pipa,
kabel dan sebagainya. Aset tetap merupakan suatu barang berwujud yang memiliki
nilai dengan periode
melebihi satu tahun dan biasanya
merupakan suatu alat untuk
dapat melancarkan sistem produksi. Keuntungan dari aset tetap, aset yang dimiliki
  
39
tidak
akan
dihitung
dalam beban
pajak
(
kecuali
tanah
dikarenakan
tidak
ada
penyusutan nilai ). Aset dapat dikatakan tidak tetap apabila aset tersebut memiliki
nilai barang kurang dari ketentuan perusahaan ( misalkan : perusahaan menentukan
aset tetap adalah aset dengan nilai satu juta rupiah ke atas ).
2.2.2 Manajemen
Manajemen 
merupakan 
suatu 
proses  perencanaan, 
pengorganisasian,
pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan
sumber-sumber
daya
organisasi lainnya agar mencapai tujuan
organisasi
yang
ditetapkan.
Prinsip manajemen merupakan dasar atau pedoman yang tidak boleh diabaikan
untuk
setiap
pimpinan
yang
bertanggung
jawab
dalam melakukan
manajemen.
Prinsip – prinsip manajemen terdiri dari :
1.
Pembagian kerja yang berimbang
Melakukan perataan pembagian tugas kepada semua
lingkup kerjanya dan
memberikan beban kerja yang berimbang.
2.
Pemberian kewenangan dan tanggung jawab
Setiap kerabat kerja
diberikan
kewenangan sepenuhnya dan harus
dilaksanakan sesuai dengan kewajiban yang sudah ditetapkan serta sanggup
mempertanggung jawabkan kepada pimpinan secara langsung.
3.
Disiplin
Sanggup untuk melakukan suatu usaha yang sesuai dengan bidang kerjanya
berdasarkan
rencana,
peraturan
dan waktu
yang
sudah
ditetapkan
sesuai
kebutuhan bersama.
  
40
4.
Satu perintah
Berikanlah satu tugas
yang
jelas
dan
tegas
kepada kerabat kerja tanpa
membebani   dengan   sejumlah   perintah   yang   bersamaan   baik   antara
sederajat pimpinan.
5.
Satu arah
Berikan tujuan yang jelas yang didasarkan pada rencana kerja sama.
Manajemen dibagi menjadi lima fungsi :
1.
Perencanaan
Fungsi yang bertujuan untuk
mengetahui langkah keputusan yang akan
digunakan
untuk
menjalankan sebuah kegiatan yang
dilihat
dari
segi
ekonomis dan efektif pada waktu yang akan datang.
2.
Pengorganisasian
Fungsi yang bertujuan untuk
mendefinisikan
hubungan
antara
fungsi,
personalia
maupun
faktor fisik supaya kegiatan dapat dilaksanakan
secara
terarah pada tujuan bersama.
3.
Pengarahan
Fungsi 
yang 
bertujuan 
untuk   memberikan 
sebuah   motivasi 
ataupun
perintah
yang
sifatnya untuk
mengarahkan supaya tindakan
dapat
sesuai
dilaksanakan.
4.
Pengkoordinasian
Fungsi yang bertujuan untuk
memberikan karyawan arahan dan dapat
berintegrasi dengan baik sehingga
dapat
terfokus
pada satu tujuan yang
jelas.
  
41
5.
Pengawasan
Fungsi  yang  bertujuan  untuk  mengatur  kegiatan  supaya  sesuai  dengan
persyaratan – persyaratan yang sudah di tetapkan dari rencana.
2.2.3 Manajemen Aset
Menurut
Nicholas
A.J
Hastings
(
2010, p4
) manajemen
aset
adalah
suatu
himpunan yang terkait dengan
mengidentifikasi
aset apa yang dibutuhkan,
mengidentifikasi
kebutuhan dana,
mengakuisisi
aset,
menyediakan
logistik
dan
dukungan
sistem pemeliharaan
untuk
aset,
membuang
atau
memperbaharui
aset
sehingga secara efektif dan efisien dapat memenuhi tujuan yang diinginkan.
Fungsi manajemen aset sangat diperlukan untuk memberikan pengetahuan aset
dan   kapasitas   untuk   pengelolaan   terkait   dan   menjadikan   sebagai   kegiatan
pendukung
keputusan
dalam konteks
bisnis.
Kegiatan
pengelolaan
aset
terdapat
diberbagai jenis organisasi, dan
tidak terbatas pada kelompok pusat. Alasan inilah
yang menyebabkan fungsi manajemen aset sangat berarti.
Tujuan dan fungsi manajemen aset adalah untuk menyediakan sumber daya dan
keahlian yang mendukung akuisisi, layanan
dukungan
dan
pembuangan aset yang
dibutuhkan oleh organisasi.
Keuntungan  dari  manajemen  aset  berhubungan  dengan  akuntabilitas,
manajemen layanan, manajemen resiko dan efisiensi keuangan :
1.
Meningkatkan pengurusan dan akuntabilitas dengan
a.
Menunjukkan  ke  pemilik,  pengguna  dan  pihak  yang  terkait  bahwa
layanan yang dihasilkan adalah layanan yang efektif dan efisien.
  
42
b.
Menyediakan dasar untuk evaluasi dan penyeimbangan layanan, harga
dan kualitas.
c.
Peningkatan   akuntabilitas   untuk   pengguna   sumber   daya   dengan
penghitungan kinerja dan keuangan.
d.
Meningkatkan komunikasi dan hubungan pengguna layanan
e.
Meningkatkan 
pengertian 
pada 
kebutuhan 
layanan 
dan 
pilihan 
pilihannya
2.
Meningkatkan  komunikasi  dan 
hubungan  dengan 
manajemen 
layanan
dengan :
a.
Meningkatkan 
pengertian 
pada 
kebutuhan 
layanan 
dan 
pilihan 
pilihannya.
b.
Konsultasi  formal  atau  persetujuan  dengan  pengguna  tentang  level
layanan.
c.
Pendekatan yang menyeluruh dari manajemen aset di dalam organisasi
dengan team yang berasal dari multidisipilin manajemen.
d.
Meningkatkan kenyamanan pelanggan dan citra perusahaan.
3.
Meningkatkan manajemen resiko dengan :
a.
Menganalisa kemungkinan dan konsekuensi dari kegagalan aset.
b.
Mengusahakan layanan yang berkala.
c.
Mengusahakan
hubungan
antara
satu
jaringan
dengan
jaringan
yang
lain.
d.
Mempengaruhi 
keputusan 
pada 
keputusan 
non 
aset
melalui
kebutuhan manajemen.
  
43
4.
Meningkatkan efisiensi keuangan dengan :
a.
Meningkatkan keahlian pengambilan keputusan berdasarkan biaya dan
keuntungan dari beberapa alternatif.
b.
Mengatur program kerja ke depan dan kebutuhan pendanaannya.
c.
Pengenalan  semua  biaya  dari  kepemilikan  atau  pengoperasian  aset
melalui masa pakai aset tersebut.
2.2.3.1 Lifecycle Manajemen Aset
Lifecycle Manajemen Aset berarti mempertimbangkan semua pilihan dan
strategi
manajemen
sebagai
bagian
dari
aset
masa
pakai
(lifecycle), dari
perencanaan sampai pemusnahan. Tujuan adalah untuk mencari biaya terendah
dalam jangka
panjang
(bukan
penghematan
dalam jangka
pendek)
ketika
membuat keputusan dalam aset manajemen.
Gambar 2.13 Proses Pengembangan dan Implementasi Program
Dari gambar diatas dapat diketahui fungsi secara detail :
1.
Perencanaan
Aset
meliputi
konfirmasi
tentang
pelayanan
yang
dibutuhkan oleh pelanggan dan memastikan bahwa aset yang diajukan
  
44
merupakan  solusi  yang  paling  efektif  untuk  memenuhi  kebutuhan
pelanggan.
2.
Pengadaan  Aset  merupakan  pengadaan  atau  peningkatan  dari  aset
dimana pembiayaan dapat
menjadi alasan yang diharapkan untuk
menyediakan  keuntungan  diluar  tahun  pembiayaan.  Sebuah
pendekatan
management   yang  
berharga   dapat   diadopsi  
untuk
menghasilkan solusi yang paling ekonmis dan kreatif.
3.
Manajemen
keuangan
membutuhkan
pengetahuan
yang
berhubungan
dengan
kepemilikan   aset,   termasuk   pengadaan/skuisisi,   operasi,
maintenance,  rehabilitasi,  pemabaruan,  depresiasi  dan  pembuangan
dan pengambilan keputusan yang mendukung kefektifan
biaya
yang
dikeluarkan.
4.
Perawatan    dan    pengoperasian    aset    mempunyai    fungsi    yang
berhubungan dengan kerja dan pengendalian aset dari hari ke hari dan
biaya yang berhunbungan
dengannya yang
merupakan
komponen
penting dalam aset yang dinamis atau berumur pendek.
5.
Kondisi dan kinerja aset dimana kinerja aset berhubungan dengan pada
kemampuan
dari aset
untuk
memenuhi target
dari
level
layanan
dan
kondisi aset
mencerminkan kondisi fisik dari aset. Memonitor kondisi
dan kinerja aset adalah hal penting
untuk
mengetahui
aset
yang
mempunyai kinerja kurang bagus atau yang sudah hampir gagal
bekerja.
6.
Penggantian  Aset  adalah  penggantian 
yang  cukup  signifikan  dari
sebuah
aset
atau komponen
aset
untuk
mengembalikan
aset
kepada
  
45
kondisi dan kinerja
yang dibutuhkan. Manajer aset harus mempunyai
kemampuan
untuk
mengidentifikasi solusi
jangka
panjang
yang
optimum melalui proses pengambilan keputusan yang formal.
7.
Pembuangan Aset
adalah
pilihan
ketika
sebuah
aset
tidak
diperlukan
lagi,
menjadi
tidak
ekonomis
untuk
di rawat
atau
direhabilitasi.
Ini
menyediakan kesempatan untuk mengkaji
ulang konfigurasi, tipe dan
lokasi  dari  aset  dan  proses  layanan  yang  dihasilkan  yang  relevan
dengan aktivitas.
8.
Review  Manajemen
Aset 
melibatkan 
regulasi 
internal 
dan 
audit
independent untuk
meyakinkan siklus peningkatan
aset
manajemen
yang berulang
dan
untuk
mencapai
atau
memelihara praktek terbaik
bagi perusahaan.
2.2.4 Java
Java adalah sebuah bahasa pemrograman yang dapat dijalankan di berbagai
komputer
termasuk
telepon
genggam (handphone).
Dikembangkan
oleh
Sun
Microsystems dan diterbitkan tahun 1995. Java juga memiliki peralatan yang
memudahkan pengguna untuk dapat melakukan Development Environment. Dimana
teknologi sudah memberikan bantuan yang menyederhanakan beberapa fungsi
penting
ke
dalam bentuk
bagian
tertentu
(
compiler,
interpreter,
penyusun
dokumentasi, paket kelas).
Java memiliki karakteristik yang unik sehingga memiliki nilai lebih daripada
penggunaan bahasa pemrograman lainnya. Antara lain :
  
46
1.
Sederhana
Java
memiliki
kemiripan
yang
cukup
serupa
dengan
bahasa
C
maupun
C++.
Bahasa
C
maupun
C++
merupakan bahasa dasar dari semua para
programmer sehingga tentu saja Java yang sudah menyederhanakan bahasa
C++ dengan menambahkan beberapa fitur pendukung yang belum ada dan
membuang fitur yang menyebabkan C++ menjadi bahasa yang rumit dan
sulit
dikuasai.
Kesederhanaan
ini
juga
karena
Java
menggunakan
sedikit
tipe data seperti Boolean dan array. Sedangkan lainnya dimasukkan ke
dalam class.
2.
Orientasi Objek
Java merupakan sebuah pemprograman
berorientasi objek murni dimana
semua
yang berada di
dalamnya
merupakan objek kecuali tipe data yang
primitive.
3.
Memiliki Interpretasi
Java adalah bahasa interpretasi, dimana sekali terpasang pada suatu mesin
maka
secara
langsung menjalankan
perintah yang
ada/tertulis
(
Tidak
memedulikan 
platform 
ataupun 
sistem  operasi 
yang 
terpasang 
).
Keuntungan  yang  memberikan  keunggulan,  dapat  memotong  lingkaran
edit-compile-link-test, karena tanpa adanya langkah compile-link maka
bekerja dalam lingkungan interpreter lebih sederhana dan hemat waktu.
4.
Aman
Java tidak memiliki atau menggunakan pointer secara langsung yang
menunjuk pada suatu lokasi memori seperti bahasa C maupun C++. Java
memiliki   kendali   penuh   terhadap   semua   perintah   yang   dimiliki   (
  
47
lingkungan Java ). Para pengembang java memberikan solusi baik untuk
mengurangi
resiko
ketika
perintah Java
akan
dijalankan
dengan
menggunakan compiler Java yang dapat menghasilkan  kode bite Java yang
harus bisa melewati standar keamanan runtime Java.
5.
Portable
Tujuan penting pembuatan java adalah harus memiliki sifat portable.
Sehingga apabila arsitektur baru ( baik itu piranti keras ataupun sistem
operasi atau keduanya) berkembang, lingkungan Java dapat diterapkan dan
dipindahkan pada mereka.
Pada
Java,
semua tipe
data
primitif
(integer,
long,
float,
double
dan
sebagainya)
memiliki ukuran tertentu,
tidak
bergantung
pada
mesin atau
sistem operasi dimana program Java dijalankan. Hal ini sangat berlawanan
dengan bahasa seperti
C
atau
C++
yang
menyerahkan
ukuran
tipe
data
primitif
pada
kompiler
dan
mesin
(serta
sistem operasi).
Java
portable
karena kompiler Java sendiri ditulis menggunakan Java.
6.
Dinamis
Karena terinterpretasi, Java adalah bahasa yang benar-benar dinamis. Saat
run
time,  
lingkungan   Java   dapat   mengembangkan   dirinya   dengan
terhubung
pada
kelas-kelas
yang
mungkin
terletak pada
server-jauh
pada
suatu
jaringan
(mis alnya,
lewat
internet).
Pada C++
setiap
kali
anggota
variabel atau fungsi ditambahkan pada suatu kelas, maka kelas tersebut dan
semua
kode tambahan
yang merujuk
pada
kelas
tersebut perlu dikompile
ulang. Java
menyederhanakan
masalah ini dengan
menyerahkan pada
runtime.  Saat  runtime  interpreter  Java  melakukan  resolusi  nama  ketika
  
48
terhubung dengan kelas-kelas yang bersangkutan. Interpreter Java juga
bertanggung-jawab
dalam
menentukan penempatan obyek
dalam memori.
Dua
fitur
pada interpreter
Java
ini
memecahkan
masalah
berkaitan
degan
perubahan defin isi kelas ketika digunakan kelas-kelas yang lain.
2.2.4.1 Tahap kompilasi Java
Pemrograman 
java 
dapat 
dijalankan  dengan 
berbagai 
cara. 
Hal 
ini
tentunya sangat bergantung pada IDE yang digunakan. Namun pada dasarnya
menuliskan
program java
dapat
dilakukan
dengan
dua
hal.
Pertama
menggunakan
console
dan text editor
dan
yang
kedua
dengan
menggunakan
IDE yang berbasis GUI (Graphical User Interface ) seperti NetBeans, Eclipse,
JCreator.
Pada umumnya tahap – tahap kompilasi java seperti gambar berikut ini :
Gambar 2.14 Langkah Kompilasi
Tahapan :
1.
Menuliskan kode program pada text editor, console ataupun aplikasi
berbasis GUI
  
49
2.
Kode  program  yang  sudah  selesai  dibuat  selanjutnya  disimpan  di
dalam berkas ( file ) dengan ekstension .java
3.
Selanjutnya 
file 
ekstension 
.java 
dikompilasi 
menggunakan 
java
compiler.
4.
Hasil dari kompilasi berupa berkas bytecode dengan ekstension .class.
Berkas yang mengandung bytecode kemudian akan dikonfersikan oleh
Java 
interpreter 
menjadi 
bahasa 
mesin 
sesuai 
dengan 
jenis 
dan
platform yang digunakan.
5.
File 
hasil 
interpreter 
akan  dilanjutkan 
untuk  di 
ekseksuksi 
dan
dijalankan.
2.2.5 Java Virtual Machine ( JVM )
Java Virtual Machine (JVM) adalah sebuah spesifikasi untuk sebuah komputer
abstrak. JVM terdiri dari sebuah kelas pemanggil dan sebuah
interpreter Java yang
mengeksekusi
kode
arsitektur
netral. Kelas
pemanggil
memanggil file
.class dari
kedua program Java dan Java API untuk dieksekusi oleh interpreter Java. Interpreter
Java mungkin sebuah piranti lunak interpreter yang menterjemahkan satu kode byte
pada satu waktu, atau mungkin sebuah just-intime (JIT) kompiler yang menurunkan
bytecode arsitektur netral kedalam bahasa mesin untuk host computer.
2.2.6 J2ME
J2ME ( Java 2 Platform Micro Edition ) merupakan sebuah platform java yang
lebih bersifat micro dan lebih menghemat memori. J2ME yang sekarang
memiliki
  
50
pengembangan dengan
menambahkan
fitur emulator guna
membantu pengembang
sehingga dapat mudah melakukan coding, testing dan debugging pada emulator.
J2ME
terbagi
menjadi dua bagian,
bagian
pertama
merupakan
platform yang
dipergunakan
untuk
mengembangkan
aplikasi
pada
taraf small
mobile
device
sedangkan bagian kedua merupakan platform yang dipergunakan untuk
mengembangkan aplikasi pada taraf smart phone
mobile device. Untuk taraf small
device biasa menggunakan Connected Limited Device Configuration (CLDC)
sedangkan untuk taraf smart phone menggunakan Connected Device Profile (CDC).
Di  bawah 
ini 
merupakan 
gambaran 
yang 
merepresentasikan 
hubungan  J2ME
dengan Java Platform yang lain
Gambar 2.15 Skema Java
2.2.7 Visual Basic.NET
2.2.7.1 Visual Basic
Merupakan
sebuah bahasa pemrograman
yang
menawarkan
IDE
visual
untuk pembuatan program piranti lunak dengan basis sistem operasi Microsoft.
Visual basic
merupakan hasil
turunan
dari
bahasa
BASIC
(
Beginner’s All-
purpose Symbolic Instruction Code ) yang diciptakan oleh Prof. John Kemeny
dan Thomas Eugene Kurtz.
  
51
2.2.7.2 Visual Basic .NET
Alat
untuk
mengembangkan
dan
membangun
sistem aplikasi
yang
bergerak 
di 
atas 
sistem 
.NET 
Framework, 
dengan 
menggunakan 
bahasa
BASIC.
Kelebihan
dari
VB
.NET  
dapat  melakukan
perancangan
windows
form, aplikasi web berbasis ASP dan juga aplikasi command-line.