7
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Teori -Teori Dasar Database
2.1.1 Sistem
Sistem
informasi adalah
suatu
sumber
yang
memungkinkan
pengumpulan,
pengaturan,
pengendalian, dan
penyebaran
informasi
ke
seluruh organisasi (Connolly & Begg, 2005, hal. 282).
Menurut
James
A.
O'Brien
(2004,
hal.
8),
sistem adalah
kumpulan
elemen
yang saling terhubung atau berinteraksi membentuk suatu kesatuan
secara keseluruhan atau sekumpulan komponen
yang saling terhubung dan
bekerja
sama
untuk
mencapai
sasaran
dengan
menerima input
dan
menghasilkan output dalam sebuah proses transformasi yang terorganisir.
2.1.2 Data
Pengertian data menurut James A. O'Brien (2004, hal. 13), data adalah
fakta-fakta atau
observasi
yang
mentah,
biasanya
mengenai
kejadian
atau
transaksi bisnis. Data dapat berupa banyak bentuk, termasuk gabungan
angka angka dan alfabet dan karakter lain yang mendeskripsikan transaksi-
transaksi bisnis dan entitas entitas.
Ciri ciri data yaitu :
1. Easily captured (mudah didapat)
2. Easily structured (mudah distruktur)
|
8
3. Easily transferred (mudah ditransfer)
4. Compact, quantifiable (ringkas, dapat diukur)
2.1.3 Basis Data dan Sistem Basis Data
Basis data didefinisikan sebagai sekumpulan data yang saling terhubung
secara logikal, yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan informasi dalam
suatu organisasi (Connolly & Begg, 2005, hal. 15).
Menurut
James A. O'Brien (2005, hal. 141), basis
data
adalah sebuah
kumpulan yang terintegrasi dari elemen data yang terhubung secara logikal.
Elemen data mendeskripsikan entitas-entitas dan hubungan antara entitas.
Database adalah sekumpulan data
yang berisi informasi tentang sebuah
perusahaan.
Sedangkan pengertian sistem
basis
data
adalah
sebuah
komputerisasi
sistem
penyimpanan
record,
yaitu
merupakan
sebuah
sistem
komputerisasi
yang
tujuan keseluruhannya
adalah
menyimpan dan
memelihara
informasi
serta
mengizinkan user
untuk
melakukan
perubahan
atau
pengambilan
informasi tersebut atas permintaan (Date, 2004, hal. 5).
Sistem basis
data dibuat
untuk
mengatur informasi dalam
jumlah
yang
besar.
Pengaturan
data
menyangkut
mendefinisikan struktur
penyimpanan
informasi
dan
menyediakan
cara
untuk
memanipulasi informasi,
serta
memastikan keamanan dari informasi yang disimpan.
Tujuan utama pengelolaan data dalam basis data adalah agar kita dapat
memperoleh data yang kita cari dengan mudah dan cepat. Pemanfaatan basis
data dilakukan untuk memenuhi sejumlah tujuan seperti berikut ini :
|
9
1. Kecepatan dan kemudahan (speed)
2. Efisiensi ruang penyimpanan (space)
3. Keakuratan (accuracy)
4. Ketersediaan (availability)
5. Kelengkapan (completeness)
6. Keamanan (security)
7. Kebersamaan penggunaan (sharability)
2.1.4 Database Management System (DBMS)
Berdasarkan pendapat
James
O'Brien
(2005,
hal.
148-149),
DBMS
berperan
sebagai
penghubung antara
user
dengan
basis
data.
DBMS
menggunakan software
manajemen
basis
data
untuk
mengatur pembuatan,
penggunaan,
dan
pemeliharaan data
untuk
menyediakan informasi
yang
diperlukan oleh
user
dan
organisasi.
DBMS
juga
membantu
user
dalam
mengakses data yang diperlukan.
DBMS
menurut Connolly dan Begg (2005,
hal. 16) adalah suatu sistem
perangkat
lunak
yang
memungkinkan
user
untuk
mendefinisikan (define),
membuat (create),
memelihara
(maintain),
dan
menyediakan kendali dalam
mengakses basis data.
DBMS
(Database
Management
System)
adalah
kumpulan data
yang
saling
terhubung
termasuk
program
untuk
mengakses data-data
tersebut.
Tujuan
DBMS
adalah
untuk
menyediakan cara
dalam
menyimpan
dan
menarik
informasi dari database secara nyaman dan efisien. Secara umum
DBMS menyediakan beberapa fasilitas:
|
10
1. Data Definition Language (DDL)
Menurut
Connolly
dan
Begg
(2005,
hal.
40),
DDL
merupakan suatu
bahasa
yang
memperbolehkan seorang
DBA
atau
user
untuk
mendeskripsikan dan memberi nama suatu entitas, atribut dan relasi data
yang
diperlukan oleh
aplikasi,
bersama
dengan
integritas
dan
batasan
keamanan datanya.
Perintah-perintah DDL yang digunakan diantaranya :
a. Create
Table,
digunakan
untuk
membuat
tabel
dengan
mengidentifikasikan tipe data untuk setiap kolom.
b. Alter Table, digunakan untuk
menambah atau
membuang kolom
dari konstrain.
c. Drop
Table, digunakan
untuk
membuang atau
menghapus
tabel
berserta semua data yang terkait didalamnya.
d. Create Index, digunakan untuk membuat index pada suatu tabel.
e. Drop Index, digunakan untuk
membuang atau
menghapus
index
yang telah dibuat sebelumnya.
2. Data Manipulation Language (DML)
Menurut
Connolly
dan
Begg
(2005,
hal.
40),
DML
merupakan bahasa
yang
menyediakan satu
set
operasi
untuk
mendukung
pengoperasian
manipulasi
data
dasar
pada
basis
data.
Pengoperasian data
yang
akan
dimanipulasi pada umumnya meliputi :
a. Penambahan data baru ke dalam basis data.
b. Modifikasi data yang disimpan dalam basis data.
c. Pengembalian data yang terdapat dalam basis data.
|
11
d. Penghapusan data dari basis data.
DML (Data Manipulation Language) adalah bahasa yang memungkinkan
pengguna
untuk
mengakses
atau
memanipulasi
data
yang telah
disusun
sesuai dengan
model data
yang telah
dibuat. Perintah-perintah yang
ada
pada DML diantaranya :
a. Select,
digunakan
untuk
menampilkan sebagian atau
seluruh
isi
dari
suatu
tabel
dan
menampilkan kombinasi
isi
dari
beberapa
tabel.
b. Update, digunakan untuk mengubah isi satu atau beberapa atribut
dari suatu tabel.
c. Insert, digunakan untuk menambah satu atau beberapa baris nilai
baru ke dalam suatu tabel.
d. Delete,
digunakan
untuk
menghapus sebagian
/
seluruh
isi dari
suatu tabel.
3. Pengendalian akses ke basis data
a. Sistem keamanan
b. Sistem integritas
c. Sistem pengaturan (concurrency)
d. Sistem pengendali pemulihan (recovery control system)
e. User accessible catalog
2.1.5 Komponen-komponen DBMS
Menurut Connolly dan Begg (2005, hal. 18-21), Database Management
System (DBMS) memiliki lima komponen penting yaitu:
|
12
1. Hardware (perangkat keras)
Dalam
menjalankan aplikasi
dan
DBMS
diperlukan
perangkat
keras.
Perangkat keras
dapat berupa
sebuah
single
personal
computer,
single
mainframe, hingga komputer yang saling terhubung.
2. Software (perangkat lunak)
Komponen
perangkat lunak
meliputi
DBMS
software
itu
sendiri
dan
program aplikasi berserta sistem operasi (OS), termasuk perangkat lunak
tentang jaringan bila DBMS digunakan dalam jaringan.
3. Data
Data
mungkin
merupakan
komponen terpenting
dari
DBMS
khususnya
sudut pandang dari end user mengenai data.
4. Prosedur
Prosedur
berupa panduan
dan
instruksi
dalam
membuat rancangan dan
penggunaan basis
data.
Pengguna sistem
dan
staf
yang
mengelola
dan
menggunakan basis
data
membutuhkan prosedur
dalam
menjalankan
sistem
basis data
itu
sendiri.
Proses di dalam
basis data dapat berupa
:
mengakses
ke
dalam
basis
data,
penggunaan fasilitas
DBMS,
cara
menjalankan
dan
memberhentikan DBMS,
membuat
salinan
database,
memeriksa hardware
dan
software
yang
sedang
berjalan,
mengubah
struktur basis data,
meningkatkan kinerja atau membuat arsip
data
pada
secondary storage.
5. Manusia
Komponen
terakhir
yaitu
manusia
sendiri
yang
terlibat
dalam sistem
tersebut. Manusia yang terlibat dengan sistem, yaitu : database
|
13
administrator, perancang database, pengembang aplikasi dan pengguna
akhir.
2.1.6 Database System Development Lifecycle
a. Perencanaan Basis Data (Database Planning)
Tahapan ini
merencanakan bagaimana langkah-langkah dalam daur
hidup
basis
data
agar
dapat
diwujudkan se-efisien
dan
se-efektif
mungkin.
Langkah pertama yang paling penting dalam perencanaan
basis
data
adalah
menggambarkan dengan jelas
mission
statement
dari
proyek
basis
data,
kemudian
menentukan mission
objectives
di
mana
tiap-tiap
mission objectives
dapat
mengidentifikasi
tugas-tugas
tertentu
yang didukung oleh basis data.
Perencanaan basis data
harus
dapat
diintegrasikan dengan keseluruhan
strategi sistem informasi suatu organisasi. Terdapat tiga isu utama dalam
merumuskan strategi sistem informasi, diantaranya (Connolly & Begg,
2005, hal. 285):
1. Identifikasi
rencana
dan
sasaran
perusahaan
dengan
menentukan
kebutuhan sistem informasi yang diperlukan.
2. Evaluasi
sistem
informasi
yang
ada
sekarang
untuk
menentukan
kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahan yang ada.
3. Penilaian
terhadap
peluang
teknologi
informasi
yang
dapat
menghasilkan keuntungan yang kompetitif.
|
14
b. Definisi Sistem (System Definition)
Menurut
Connolly dan
Begg
(2005,
hal.
286),
definisi sistem
(system
definition) adalah
mendeskripsikan jangkauan dan batasan dari aplikasi
basis
data
dan
pandangan-pandangan utama
para
pengguna
aplikasi.
Sebelum mendesain suatu
aplikasi
basis
data,
terlebih
dahulu
mengindentifikasikan
batasan-batasan
dari
sistem
yang
sedang
diteliti
dan
bagaimana kaitannya
dengan
bagian
lain
dari
sistem
informasi
perusahaan. Hal
tersebut dilakukan
untuk
memastikan bahwa
tidak
ada
pengguna
utama
basis
data
yang
terlupakan ketika
dilakukan
pengembangan aplikasi.
c. Pengumpulan dan Analisis Kebutuhan
(Requirement
Collection
and
Analysis)
Analisis
dan
pengumpulan kebutuhan
(requirement
collection
and
analysis)
merupakan
proses pengumpulan dan
analisis
informasi
tentang bagian perusahaan yang akan didukung oleh aplikasi basis data,
dan
menggunakan informasi ini
untuk mengindentifikasikan kebutuhan
pengguna aplikasi terhadap sistem baru (Connolly & Begg, 2005, hal.
288).
Informasi yang dikumpulkan diantaranya :
1. Penjabaran dari data yang digunakan.
2. Detail mengenai bagaimana data digunakan.
3. Kebutuhan tambahan apapun untuk aplikasi basis data yang baru.
|
15
Informasi
ini
kemudian
dianalisis untuk
mengindentifikasikan
kebutuhan yang dimasukkan untuk aplikasi basis data yang baru. Ada
3
macam pendekatan untuk
mengatur kebutuhan dari sebuah
aplikasi
basis data dengan berbagai cara pandang pengguna, yaitu :
1. Pendekatan Centralized, kebutuhan untuk tiap pandangan pengguna
disatukan
menjadi
satu
set
kebutuhan untuk
aplikasi
basis
data.
Umumnya
pendekatan ini
dipakai
jika
basis
datanya
tidak
terlalu
kompleks (Connolly & Begg, 2005, hal. 289).
2.
Pendekatan View
Integration,
kebutuhan untuk
tiap
pandangan
pengguna digunakan untuk membangun sebuah model data terpisah
yang
merepresentasikan tiap
pandangan.
Hasil
dari
data
model
tersebut kemudian disatukan di bagian desain basis data (Connolly
&
Begg, 2005, hal. 289).
3. Kombinasi kedua cara pandang.
d. Perancangan Basis Data (Database Design)
Menurut Connolly dan Begg (2005,
hal. 291), perancangan basis data
(database
design)
merupakan proses
pembuatan suatu
desain
untuk
sebuah basis data yang akan mendukung operasional dan sasaran suatu
perusahaan.
|
16
Ada 2 pendekatan untuk mendesain sebuah basis data, yaitu :
1. Pendekatan bottom-up, dimulai pada tingkat awal dari atribut (yaitu,
properti dari entitas dan relationship),
melalui analisis dari asosiasi
antar
atribut,
dikelompokkan menjadi hubungan yang
merepresentasikan jenis-jenis
entitas
dan
hubungan
antar
entitas.
Pendekatan
ini
cocok
untuk
mendesain basis data
yang
sederhana
dengan jumlah atribut yang tidak banyak (Connolly &
Begg, 2005,
hal. 291).
2.
Pendekatan top-down,
digunakan
pada
basis
data
yang
lebih
kompleks.
Dimulai
dengan
pengembangan dari
model
data
yang
mengandung beberapa
entitas
dan
hubungan
tingkat
tinggi,
kemudian
menggunakan
perbaikan
top-down
berturut-turut untuk
mengidentifikasikan entitas, hubungan dan atribut berkaitan tingkat
rendah.
Pendekatan ini
biasanya
digambarkan melalui
ER
(Entity
Relationship) model (Connolly & Begg, 2005, hal. 292).
Pada
tahap
ini
ada
bagian
yang
disebut
data modeling, digunakan
untuk
membantu pemahaman dari
data
dan
untuk
memudahkan
komunikasi tentang kebutuhan informasi.
Kriteria untuk model data, yaitu (Connolly & Begg, 2005, hal. 293):
1.
Structural validity, konsistensi dengan cara yang didefinisikan
perusahaan dalam menyusun informasi.
2.
Simplicity,
kemudahan
untuk
pemahaman
baik
bagi
yang
profesional di bidang sistem
informasi
maupun
pengguna
yang
non teknis.
|
17
3. Expressibility,
kemampuan
untuk
membedakan
antara data
yang
berbeda dan hubungan antar data.
4. Nonredudancy,
pembuangan
informasi
yang
tak
ada
hubungannya;
khususnya, representasi
dari tiap potongan
informasi tepatnya hanya sekali.
5.
Shareability,
tidak
spesifik
untuk
aplikasi dan
teknologi khusus
apapun sehingga dapat digunakan oleh banyak orang.
6. Extensibilty,
kemampuan
pengembangan
untuk
mendukung
kebutuhan baru dengan
efek
yang
minimal
bagi
pengguna
yang
ada.
7.
Integrity,
konsistensi
terhadap
cara
yang
digunakan perusahaan
dalam mengatur informasi.
8. Diagramatic representation, kemampuan untuk
merepresentasikan sebuah
model
menggunakan
notasi
diagram
yang dapat dipahami dengan mudah.
e. Pemilihan DBMS (DBMS Selection)
Pemilihan
DBMS
yang
sesuai
untuk
mendukung
aplikasi
basis
data
mencakup (Connolly & Begg, 2005, hal. 295) :
1. Mendefinisikan syarat-syarat referensi studi.
2. Mendaftar dua atau tiga jenis produk.
3. Mengevaluasikan produk.
4. Merekomendasikan pilihan dan membuat laporan.
|
18
f.
Perancangan Aplikasi (Application Design)
Menurut Connolly dan
Begg
(2005,
hal.
299-300), perancangan
aplikasi
(application
design)
adalah
merancang
antarmuka pengguna
(user interface) dan program aplikasi, yang akan memproses basis data.
Dalam
perancangan aplikasi
harus
memastikan
semua
pernyataan
fungsional dari
spesifikasi
kebutuhan
pengguna
(user
requirement
specification)
yang
menyangkut perancangan aplikasi
program
yang
mengakses
basis
data
dan
merancang
transaksi
yaitu
cara
akses
ke
basis data dan perubahan terhadap isi basis
data (retrieve, update dan
kegiatan
keduanya). Antarmuka
yang
dirancang
harus
memberikan
informasi
yang
dibutuhkan, sehingga
pengguna
aplikasi
mudah
mempelajari dan mudah menggunakannya.
g. Prototyping
Prototyping merupakan pembuatan model kerja dari aplikasi basis data,
yang membolehkan
perancang atau user
untuk mengevaluasi
hasil
akhir
sistem,
baik
dari
segi
tampilan
maupun
fungsi
yang
dimiliki
sistem (Connolly & Begg, 2005, hal. 304).
Tujuan utama dari prototyping yaitu :
1. Menuntun user menggunakan prototype untuk mengidentifikasikan
fitur-fitur agar sistem berjalan dengan baik.
2. Sebagai saran pengembangan atau
mungkin menambah
fitur baru
pada aplikasi basis data.
|
19
Ada 2 strategi prototyping yang umum digunakan sekarang yaitu :
1. Requirement
prototyping,
menggunakan
prototype
untuk
menetapkan kebutuhan
dari
tujuan
aplikasi
basis
data.
Ketika
kebutuhan sudah
terpenuhi, prototype
tidak
digunakan lagi
atau
dibuang (discard).
2. Evolutionary prototype, menggunakan prototype untuk menetapkan
kebutuhan
yang
selanjutnya
dikembangkan
menjadi
aplikasi
basis
data yang bekerja.
h. Implementasi (Implementation)
Pengertian implementasi menurut Connolly dan Begg (2005,
hal. 304)
yaitu
membuat definisi
basis
data
secara
eksternal,
konseptual,
dan
internal termasuk program aplikasi.
Implementasi merupakan realisasi
dari
basis
data
dan
perancangan
aplikasi.
Implementasi basis
data
dicapai
menggunakan
Data
Definition
Language
(DDL)
dari DBMS
yang dipilih atau Graphical User Interface (GUI). Pandangan
pengguna
(userview)
lainnya
juga
diimplementasikan
dalam
tahapan
ini.
Bagian
lain
aplikasi
program adalah
transaksi
basis
data
yang
diimplementasikan dengan meggunakan Data Manipulation Language
(DML) dari sasaran DBMS.
i.
Data Conversion and Loading
Data Conversion and Loading mencakup pengambilan data dari sistem
yang lama untuk dipindahkan ke dalam sistem yang baru (Connolly &
|
20
Begg,
2005,
hal.
305).
Tahapan
ini
memungkinkan pengembang
(developer)
untuk
mengkonversi dan
meggunakan
aplikasi
program
lama
untuk digunakan pada sistem baru. Ketika conversion and
loading
dibutuhkan, prosesnya
harus
direncanakan untuk memastikan
kelancaran transaksi untuk keseluruhan operasi.
j.
Pengujian (Testing)
Menurut
Connolly dan
Begg
(2005,
hal.
305),
testing
adalah
proses
menjalankan aplikasi
untuk
menemukan
kesalahan-kesalahan.
Sebelum digunakan, aplikasi basis data yang baru dikembangkan harus
diuji
secara
menyeluruh.
Dalam
kenyataan
testing
tidak
terhindarkan
dari kesalahan.
Di
dalam
merancang basis
data,
user
dari
sistem
baru
seharusnya
terlibat
di
dalam proses
testing.
Jika
data
yang
asli
digunakan,
perlu
backup
untuk
mengantisipasi kesalahan
atau
error.
Setelah
testing
selesai, sistem aplikasi siap digunakan oleh pengguna.
k. Operational Maintenance
Operational
maintenance
adalah
proses
memantau dan
memelihara
sistem setelah proses pemasangan (Connolly & Begg, 2005,
hal. 306).
Pada tahap ini sistem beralih ke tahapan pemeliharaan. Yang termasuk
aktivitas dari tahapan pemeliharaan diantaranya :
1. Memantau kinerja dari sistem.
2. Pemeliharaan dan upgrade aplikasi basis datanya (jika diperlukan).
|
21
Ketika basis data
sepenuhnya bekerja, pemantauan harus
memastikan
kinerjanya dapat
berada
dalam
tingkat
yang
dapat
diterima.
Sebuah
DBMS
biasanya
menyediakan berbagai
kegunaan
(utilities)
untuk
membantu administrasi basis data
termasuk kegunaan (utilities) untuk
mengisi
data
ke
dalam
basis
data
dan
untuk
memantau sistem.
Kegunaan ini
memperbolehkan sistem pemantauan untuk
memberikan
informasi seperti tentang penggunaan basis data, dan strategi eksekusi
query. Query adalah pernyataan yang meminta pengambilan informasi.
Database
administrator
dapat
menggunakan informasi
ini
untuk
memperbaiki sistem agar dapat memberikan kinerja yang lebih baik.
|
![]() 22
1. Perencanaan
Database
2
.
Definisi
sistem
3. Pengumpulan data
&
analisis
Perancangan Database
Perancangan Database
Konseptual
Pemilihan
DBMS
Perancangan Database
logikal
Perancangan
Aplikasi
Perancangan Database
fisikal
Pembuatan
prototipe
Implementasi
Pengambilan &
Konversi data
Perawatan
Testing
Gambar 2. 1 Database System Development Lifecycle
(Connolly & Begg, 2005, hal. 284)
|
23
2.1.7 Metodologi Perancangan Basis Data
Metodologi
perancangan adalah
suatu
pendekatan
terstruktur
yang
menggunakan
bantuan
prosedur-prosedur,
teknik-teknik, alat-alat
dan
dokumentasi
untuk
mendukung
dan
memfasilitasi proses
perancangan.
Metodologi perancangan basis data terdiri dari
fase-fase yang
masing-
masing terdiri dari
sejumlah
langkah-langkah, yang memandu perancang ke
dalam teknik-teknik yang
tepat
pada
setiap
tingkatan
proyek.
Metodologi
perancangan
juga
membantu
perancang
untuk
merencanakan, mengatur,
mengontrol, dan
mengevaluasi proyek perkembangan basis data
(Connolly
&
Begg, 2005, hal. 438).
2.1.7.1 Perancangan Konseptual
Menurut
Connolly dan
Begg
(2005,
hal.
439),
perancangan
konseptual basis data adalah suatu proses membangun sebuah model
dari informasi yang digunakan oleh perusahaan.
Langkah-langkah perancangan basis data konseptual :
1. Identifikasi tipe entity
Tipe
entity
adalah
sekumpulan
objek
yang
diidentifikasi oleh
sebuah perusahaan atau
perorangan
yang
mempunyai sifat-sifat
yang
sama
dan
mempunyai keberadaan yang
independen
(Connolly & Begg, 2005, hal. 343).
Entitas
adalah
segala
sesuatu
di dunia
nyata
yang
dapat
dibedakan dari benda lain. Entitas dapat diklasifikasikan sebagai
berikut:
|
![]() 24
a. Strong / Parent / Owner / Dominant entity type, sebuah
entitas yang tidak tergantung pada entitas lain karena entitas
tersebut diidentifikasikan dengan
menggunakan primary
key.
b. Weak / Child / Subordinate / Dependent entity type, sebuah
entitas
yang
bergantung pada
entitas
lain
karena
entitas
tersebut
tidak
diidentifikasikan
dengan
menggunakan
primary key.
Gambar 2. 2 Strong Entity dan Weak Entity
(Connolly & Begg, 2005, hal. 355)
2. Identifikasi tipe relationship
Menurut
Connolly dan Begg
(2005,
hal. 346)
tipe
relationship
adalah sekumpulan hubungan antara satu atau lebih entitas.
Relasi
mempunyai batasan
(constraint)
utama
yang
harus
merefleksikan
larangan dalam
hubungan
seperti
di
dunia
nyata
yang disebut multiplicity. Tanda ? menunjukan arah yang benar
|
![]() 25
agar pembaca dapat mengartikan
maksud dari relasi tersebut
(Contohnya, Branch Has ? Staff).
Gambar 2. 3 Identifikasi Relationship
(Connolly & Begg, 2005, hal. 347)
Menurut Connolly dan
Begg, multiplicity terdiri dari dua
jenis,
yaitu (Connolly & Begg, 2005, hal. 362-363):
a. Cardinality,
penggambaran
jumlah
maksimum
dari
kemungkinan batasan sebuah entitas
yang
ikut berpartisipasi
dalam sebuah
relasi. Mapping
Cardinalities
menunjukkan
jumlah
entitas
yang
dapat
dihubungkan melalui
sebuah
hubungan.
b. Participation, penggambaran yang menentukan apakah semua
atau
hanya beberapa entity
occurance
(anggota entitas)
yang
ikut berpartisipasi dalam sebuah hubungan.
|
![]() 26
Gambar 2. 4 Multiplicity yang menggambarkan Cardinality dan Participation
(Connolly & Begg, 2005, hal. 363)
3. Identifikasi dan asosiasi atribut dengan entitas-entitas dan
relationship
yang
telah
dipilih
untuk
digambarkan dalam
database.
Atribut adalah
sebuah property
entity
atau
sebuah tipe
relationship,
menyimpan nilai dari
setiap entity
occurrence
dan
mewakili bagian utama dari data yang disimpan dalam basis data
(Connolly & Begg, 2005, hal. 350).
Atribut
adalah
ciri-ciri
khusus yang
dimiliki
dan
menggambarkan setiap
anggota
dari
entitas.
Tipe-tipe
atribut
antara lain :
|
27
a.
Simple
attribute
adalah suatu
atribut yang
terdiri atas
komponen
tunggal
dengan
keberadaan
yang
tidak
terikat.
Atribut
ini tidak dapat dibagi
lagi
menjadi komponen yang
lebih kecil. Atribut yang tidak bisa dijabarkan kembali.
b. Composite attribute adalah atribut
yang terdiri atas banyak
komponen, tiap-tiap
komponen
dengan
keberadaan yang
tidak
terikat.
Atribut
tertentu dapat
dibagi
lagi
menjadi
komponen yang
lebih
kecil
dengan
keberadaan masing-
masing yang tidak terikat. Atribut yang masih bisa
dijabarkan lagi.
c. Single-valued attribute adalah atribut yang menampung nilai
tunggal
untuk
tiap-tiap kejadian dari
suatu
tipe
entitas.
Sebagian besar atribut adalah bernilai tunggal. Atribut
yang
hanya memiliki sebuah nilai.
d. Multi-valued attribute
adalah
atribut
yang
menampung
banyak
nilai
untuk
setiap
kejadian dari
suatu
tipe
entitas.
Atribut yang memiliki lebih dari satu nilai.
e. Derived attribute adalah atribut yang
menggantikan sebuah
nilai
yang
diturunkan dari
nilai
sebuah
atribut
yang
berhubungan, tidak
perlu
pada
jenis
entitas
yang
sama.
Atribut yang dimiliki karena diturunkan dari atribut.
|
28
4. Menentukan atribut domain
Domain
Attribute
adalah
satuan
nilai-nilai untuk
satu
atau
beberapa atribut (Connolly & Begg, 2005, hal. 350). Setiap
atribut yang dihubungkan dengan sejumlah nilai disebut domain.
Domain
mendefinisikan
nilai-nilai
yang
dimiliki
sebuah
atribut
dan sama dengan konsep domain pada model relasional.
5. Menentukan kandidat dan primary key
Menentukan kandidat key
untuk setiap
tipe
entitas
dan
jika
ada
lebih dari satu kandidat key untuk memilih satu
untuk dijadikan
primary key. Kandidat key adalah sebuah set minimal dari atribut
dari
suatu
entitas
yang
secara
unik
mengidentifikasi setiap
kejadian / occurrence dari entitas tersebut.
6. Pertimbangan menggunakan konsep modeling yang menarik
Untuk
mempertimbangkan penggunaan
konsep
enchanced
modeling,
seperti
spesialisasi,
generalisasi, agregasi,
dan
komposisi
entitas-entitas dengan
menjelaskan satu
atau
lebih
subclasses
dari
sebuah entity
superclass.
Subclasses
adalah
sebuah sub grouping
yang jelas dari kejadian sebuah tipe entitas
yang perlu digambarkan dalam
sebuah
model
data.
Superclass
adalah sebuah
tipe
entitas yang
termasuk
satu
atau
lebih
sub
grouping
yang
jelas
dari
kejadian-kejadian yang
perlu
direpresentasikan dalam sebuah model data.
|
29
7. Periksa model untuk redundancy
Pada langkah
ini dilakukan pemeriksaan model data
konseptual
lokal dengan objektif spesifik untuk mengidentifikasi apakah ada
terjadi redundancy dan menghapus yang sudah ada.
8. Validasikan
model
konseptual
lokal
yang
bertentangan
dengan
transaksi pengguna
Langkah
ini
untuk
meyakinkan bahwa
model
konseptual
lokal
mendukung
transaksi
yang
dibutuhkan oleh
tampilan
yang
merepresentasikan
tampilan spesifik
dari perusahaan digunakan
untuk
menampilkan
operasi-operasi secara
manual
dengan
memeriksa 2 pendekatan yang mungkin yaitu:
a. Model
data konseptual lokal
mendukung transaksi
yang
diperlukan untuk menggambarkan transaksi.
b. Menggunakan jalur transaksi (Transaction Pathway).
9. Mengulang model data konseptual lokal dengan pengguna.
Untuk
mengevaluasi model
data
konseptual
lokal
dengan
pengguna
dan
meyakinkan bahwa
model
data
tersebut
adalah
representasi yang
nyata
dari
tampilan.
Model
data
konseptual
meliputi
diagram
ER
dan
dokumentasi yang
mendukung
yang
menggambarkan model data.
|
![]() 30
Gambar 2. 5 Model Data Konseptual (Connolly & Begg, 2005, hal. 452)
2.1.7.2 Perancangan Logikal
Menurut
Connolly dan
Begg
(2005,
hal.
439),
perancangan
logikal
basis
data
merupakan proses
membangun
sebuah
model
informasi yang digunakan dalam sebuah perusahaan berdasarkan
pada sebuah model data yang spesifik,
tetapi
tidak bergantung pada
sebuah DBMS tertentu dan pertimbangan-pertimbangan fisik lainnya.
Langkah
pokok
dari
perancangan basis
data
logikal
untuk
relational
model
mencakup:
membuat
dan
memvalidasi
model
data
logikal
lokal untuk setiap bagian,
membuat dan
memvalidasi model
data
logikal global. Sebuah model
data
logikal termasuk
Entity
Relationship
Diagram (ERD),
skema
relational,
dan
dokumen
|
31
pendukung,
seperti
:
kamus
data,
yang
terbentuk
dalam
pengembangan model.
Tahap-tahap perancangan basis data logikal untuk model
relational :
1. Membangun dan memvalidasikan
model data logikal lokal untuk
setiap
bagian.
Membangun
sebuah
model
data
logikal
lokal dari
sebuah
model
data
konseptual lokal
yang
merepresentasikan
sebuah view
tertentu dari perusahaan dan kemudian
memvalidasi
model
ini
untuk
menjamin bahwa
secara
structural
benar
(menggunakan teknik normalisasi) dan
menjaminnya mendukung
transaksi yang disyaratkan.
a. Hilangkan hal-hal yang tidak cocok dengan model relational.
b. Dapatkan relasi untuk model data logikal lokal.
c. Validasikan relasi menggunakan normalisasi.
d. Validasikan relasi terhadap transaksi user.
e. Definisikan batasan integritas yang diberikan dalam view.
Ada lima tipe batasan integritas :
1.
Required
Data,
beberapa atribut
harus
selalu
mempunyai
nilai yang valid (tidak boleh NULL).
2. Attribute Domain Constraint
3. Entity Integrity, primary key tidak boleh NULL.
4. Referential Integrity, jika foreign key berisi nilai atau
punya
nilai maka nilai
itu
harus
menunjuk ke salah satu
tuple yang ada di dalam relasi parent-nya.
|
32
5. Enterprise Constraint, disebut juga peraturan bisnis.
f.
Review model data logikal lokal dengan user.
2. Membangun dan memvalidasi model data logikal global
Menggabungkan tiap model data logikal lokal ke dalam satu
model data
logikal
global
yang
menggambarkan keseluruhan
perusahaan.
a. Menggabungkan model-model data logikal lokal ke dalam
model global.
b. Memvalidasikan model data logikal global.
c. Memeriksa untuk perkembangan di masa yang akan datang.
d. Review model data logikal global dengan user.
|
![]() 33
Manager
1..1
staffNo
{PK. FK}
Telephone
1..1
Manages
-. Supervises
IelNo {PK}
IS-A
'I'
branchNo {FK}
'I'
0
11
1..1
1..1
1..3
...
0..10
1..1
Prov1des
Staff
-. Has
Branch
staffNo
{PK}
1..'
1..1
branchNo
{PK}
0..1
supervisorStaffNo {FK}
mgrStaffNo
{FK}
branchNo {FK)
1..1
Processes
1..1
1..1
Reg1sters
'I'
o.·
Registration
1..'
'I'
clientNo {PK, FK}
branchNo
{FK}
staffNo
{FK)
"'1 1..1
Agrees
1..1
Oversees
'I'
Holds
1..
Cl1ent
Offers
'I'
clientNo {PK}
1..1
Requests
'
0..
0
'I'
Lease
Viewng
leaseNo
{PK}
clie'ltNo {PK.FK}
clentNo {FK)
propertyNo {PK, FK)
propertyNo {FK}
...
0.
o.:
...
LeasedBy
1..1
1..1
Takes
PropertyForRent
1..*
propertyNo {PK}
1..1
0..100
ownerNo {FK}
staffNo {FK)
branchNo
{FK}
PlacedIn
·f·..
...i
11.*
'I'
POwns 0..1
BOwr1s
0..1
o.:
PrivateOwner
Bus r1essOwner
Advert
ownerNo
{PK}
ownerNo
{PK}
propertyNo {PK. FK}
newspaperName {PK. FK}
dateAdvert
{PK}
... ¹
..*
Displays
1..1
Newspaper
newspaperName {PK}
Garnbar 2. 6 Logical
Data Design
(Cormolly
&
Begg, 2005, hal.
489)
|
34
2.1.7.3 Perancangan Fisikal
Perancangan fisikal
basis
data
merupakan
proses
yang
menghasilkan sebuah
deskripsi
implementasi dari
basis
data
pada
secondary storage yang
menggambarkan relasi dasar, organisasi file,
dan
indeks
yang digunakan untuk
mencapai
akses
yang
efisien ke
data,
dan
penggabungan batasan
integritas
dan
ukuran
keamanan
(Connolly & Begg, 2005, hal. 496).
Dalam membangun desain fisik basis data terdapat 6 tahap
secara garis besar , yaitu :
1. Mengubah model data logikal global untuk target DBMS
Menghasilkan
sebuah
sistem
basis data
relational dari
model
data
logikal
global yang dapat diimplementasikan dalam
target
DBMS.
a. Merancang relasi-relasi dasar.
b. Merancang representasi dari derived data.
c. Merancang batasan-batasan perusahaan untuk target DBMS.
2. Merancang representasi fisik
Menentukan organisasi file yang optimal
untuk menyimpan
relasi-relasi
dasar
dan
indeks-indeks yang
diperlukan
untuk
mencapai
performance
yang
diinginkan, untuk
itu
akan
ditentukan relasi
dan
tuple
mana
yang
ada
pada
secondary
storage.
|
35
a.
Analisis
transaksi,
memahami fungsi
transaksi
yang
akan
dijalankan
pada
basis
data
dan
menganalisis transaksi-
transaksi penting.
b. Memilih organisasi file, menentukan pengelompokkan file
yang efisien untuk setiap relasi yang terbentuk.
c. Memilih indeks-indeks, menentukan jika penambahan indeks
akan meningkatkan performance sistem.
d. Memperkirakan kebutuhan disk space, memperkirakan jumlah
disk space yang akan dibutuhkan oleh basis data.
3. Perancangan user view
Merancang
user
view
yang
diidentifikasikan selama
pengumpulan kebutuhan-kebutuhan dan tahap analisis dari siklus
aplikasi basis data relational.
4. Perancangan mekanisme keamanan
Merancang mekanisme keamanan untuk basis
data seperti
yang
ditentukan oleh
user.
Relational
DBMS
secara
umum
menyediakan dua tipe keamanan basis data yaitu :
a.
Keamanan sistem
:
mencakup
akses
dan
penggunaan
basis
data pada level sistem, seperti user name dan password.
b. Keamanan data : mencakup akses dan penggunaan objek basis
data
(seperti
relasi dan view) dan aksi
yang dapat
dilakukan
user terhadap objek.
|
36
5. Mempertimbangkan adanya pengontrolan redundancy.
Bertujuan
untuk
menentukan apakah
redundansi dalam
batasan
yang
terkendali
dengan
menggunakan teknik
normalisasi
akan
meningkatkan performance dari sistem.
6. Memonitor dan menyesuaikan sistem operasi
Bertujuan untuk
mengawasi
sistem
operasional
dan
meningkatkan kinerja dari sistem untuk memperbaiki kebutuhan
perancangan
yang
tidak
sesuai
atau
merefleksikan perubahan-
perubahan.
2.1.8 Alat Bantu Perancangan Sistem
2.1.8.1 Data Flow Diagram (DFD)
Data Flow Diagram (DFD) merupakan
salah
satu alat
bantu
yang paling penting bagi seorang analis sistem.
DFD
/
diagram
aliran
data
menggambarkan
aliran
data
melalui
sistem dan kerja atau pengolahan yang dilakukan oleh sistem tersebut.
Sinonimnya antara lain bagan bubble, grafik transformasi, dan model
proses (Whitten,
Bentley, &
Dittman,
2004,
hal.
326).
Dalam
DFD
terdapat beberapa tingkatan yaitu :
1. Diagram Konteks
Diagram konteks
merupakan level
tertinggi
dari
DFD
yang
menggambarkan
keseluruhan input
ke
atau
output
dari
sistem,
dan hanya terdiri dari satu proses serta external entity yang
|
![]() 37
terlibat.
Diagram konteks
memberikan gambaran
keseluruhan
sistem.
Gambar 2. 7 Contoh Diagram Konteks
(Jegoba, 2010)
2. Diagram Nol
Diagram nol menggambarkan proses-proses penting yang
terdapat pada suatu sistem. Pada diagram nol diperlihatkan data
store
yang
digunakan.
Setiap
proses
yang
digambarkan diberi
nomor yang
terdiri dari satu digit. Proses yang tidak dirinci lagi
pada
level
selanjutnya (functional
primitive)
diberi
tambahan
tanda .*. pada akhir nomor proses.
|
![]() 38
3. Diagram Rinci
Diagram rinci merupakan rincian dari diagram
nol atau diagram
level di atasnya. Pada diagram rinci, nomor proses menunjukkan
tingkat kerinciannya.
DFD
terdiri
dari
sejumlah
simbol-simbol yang
mewakili
komponen-komponen sistem.
Secara
umum
simbol-simbol
(model
Gane & Sarson) tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :
1. Proses
Menggambarkan apa
yang
dilakukan
oleh
sistem
dan
berfungsi
mentransformasikan satu atau beberapa data masukan menjadi
satu
atau
beberapa
keluaran
sesuai
dengan
spesifikasi yang
diinginkan.
Gambar 2. 8 Proses
2.
External Entity
Merupakan entitas yang berada di luar sistem yang berfungsi
untuk
memberikan data
kepada
sistem
(source)
atau
yang
menerima informasi dari sistem.
Gambar 2. 9 Entitas Eksternal
|
![]() 39
3. Aliran Data
Menggambarkan aliran data
dari
suatu
entitas
ke
entitas
lainnya.
Digambarkan dengan
menggunakan
garis
lurus
atau
melengkung
dengan anak panah yang menggambarkan arah aliran data.
Gambar 2. 10 Aliran Data
4. Data Store
Menggambarkan tempat
penyimpanan
atau
penampungan
data.
Data
store
dapat
berupa suatu
file
atau
basis
data
di
sistem
komputer, arsip atau catatan manual, tabel acuan manual, agenda /
buku, dan suatu kotak tempat data di meja seseorang.
Gambar 2. 11 Data Store
|
![]() 40
Gambar 2. 12 Aliran data ilegal pada DFD
(Whitten, Bentley, & Dittman, 2004, hal. 341)
2.1.8.2 Entity Relationship Diagram (ERD)
Entity
Relationship
Diagram
(ERD)
merupakan diagram
yang
digunakan
untuk
menggambarkan hubungan
antara
entitas
dalam
suatu sistem. Komponen-komponen dalam ERD yaitu :
1.
Entity
adalah
objek
yang
dapat
diidentifikasikan
dalam
lingkungan pemakai,
sesuatu yang penting
bagi
pemakai
dalam
|
![]() 41
konteks sistem yang akan dibuat. Entity disimbolkan dengan
persegi panjang.
Contoh : Staff
StaffNo
Gambar 2. 13 Penggambaran Entitas
2. Relationship adalah asosiasi antara satu atau beberapa entitas.
Relationship
adalah
hubungan
antara
beberapa
entitas.
Relationship disimbolkan garis.
Contoh :
PropertyForRent
Powns
PrivateOwner
propertyNo
ownerNo
Gambar 2. 14 Penggambaran Relationship
3. Multiplicity merupakan hubungan antara entity satu dengan entity
lainnya.
Contoh :
PropertyForRent
1..*
Powns
0..1
PrivateOwner
propertyNo
ownerNo
Gambar 2. 15 Penggambaran Multiplicity
|
![]() 42
Jenis-jenis multiplicity yaitu :
a. One to One
Hubungan
relasi
satu
ke satu
yaitu setiap
entitas
pada
himpunan
entitas
A
berhubungan paling
banyak
dengan
satu
entitas
pada
himpunan entitas B.
Gambar 2. 16 One to One Relationship
(Connolly & Begg, 2005, hal. 358)
b. One to Many / Many to One
Setiap entitas pada himpunan entitas A dapat berhubungan dengan
banyak entitas pada himpunan entitas B, tetapi setiap entitas pada
entitas B
dapat
berhubungan dengan
satu
entitas
pada
himpunan
entitas A.
|
![]() 43
Gambar 2. 17 One to Many Relationship
(Connolly & Begg, 2005, hal. 359)
c. Many to Many
Setiap entitas pada himpunan entitas A dapat berhubungan dengan
banyak entitas pada himpunan entitas B.
Gambar 2. 18 Many to Many Relationship
(Connolly & Begg, 2005, hal. 360)
2.1.8.3 Normalisasi
Menurut Connolly dan Begg (2005, hal. 388), normalisasi adalah
suatu
teknik
yang
menghasilkan
satu
set
relasi
dengan
properties
yang diinginkan dan memberikan kebutuhan data organisasi.
|
44
Normalisasi
/
normalization
adalah
teknik
analisa data
yang
mengatur atribut data dalam kelompok untuk membentuk entitas
yang nonredundan, stabil, fleksibel, dan mudah beradaptasi (Whitten,
Bentley, & Dittman, 2004, hal. 306).
Beberapa bentuk proses normalisasi menurut Connolly dan Begg
(2005, hal. 403-409) dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Unnormalized Form (UNF)
Sebuah tabel
yang
berisi
satu
atau
lebih
repeating
group.
Dari
bentuk inilah nantinya dilakukan proses normalisasi.
2. First Normal Form (1NF)
Suatu
relasi
di
mana
irisan
setiap
baris
dan
kolom hanya
mengandung satu nilai.
3. Second Normal Form (2NF)
Pada
normalisasi
kedua
akan
dilakukan
dekomposisi atau
pemisahan
sesuai
dengan
sifat ketergantungan fungsional.
Setiap
atribut nonprimary-key secara
fungsional penuh bergantung pada
primary keynya.
4. Third Normal Form (3NF)
Sebuah
hubungan
yang
ada
pada first
dan
second
normal
form,
dan atribut yang bukan non-primary-key tergantung secara
transitif pada primary key. Primary key adalah candidate key yang
dipilih
oleh
database
designer
yang
digunakan untuk
mengidentifikasikan entitas.
|
![]() 45
Gambar 2. 19 Tahapan normalisasi
2.2 Teori Pendukung dalam Pembuatan HalamanWeb
2.2.1 Hypertext Transfer Protocol (HTTP)
Berdasarkan Connolly dan Begg (2005, hal. 999), HTTP adalah sebuah
protocol
yang
digunakan
untuk
mentransfer
halaman
web
melalui
internet.
Transaksi dalam HTTP terdiri dari beberapa tahap, yaitu :
1. Koneksi. Pengguna koneksi dengan web server.
2. Permintaan. Pengguna mengirim sebuah pesan permintaan ke web server.
3. Response. Web server mengirim respon ke pengguna.
4. Close. Koneksi ditutup oleh web server.
|
46
Internet beroperasi menggunakan satu set protokol yang mengontrol dan
mengarahkan data di dalam jaringan (network). Secara keseluruhan protokol
ini disebut Transfer Control Protocol / Internet Protocol (TCP/IP). Beberapa
protokol ini
adalah
File
Transfer
Protocol
(FTP),
Simple
Mail
Transfer
Protocol
(SMTP), dan HTTP. Protokol HTTP digunakan oleh World
Wide
Web untuk transfer dan memproses file HTML.
Protokol
ini
secara
keseluruhan beroperasi
tanpa
sepengetahuan
pengguna, tidak
setiap
pengguna
perlu
tahu
TCP/IP
bila
hanya
sekadar
menggunakan internet atau web.
2.2.2 Uniform Resource Locators (URL)
Dikutip
dari
Connolly dan
Begg
(2005,
hal.
1002),
URL
adalah
sekumpulan string atau karakter alphanumeric
yang
menggambarkan lokasi
atau alamat dari sebuah sumber yang ada di internet dan bagaimana sumber
itu dapat diakses.
Kunci kemampuan browser dapat bekerja dengan berbagai sistem yang
berbeda
di
internet
karena
browser
menggunakan
URL.
URL
merupakan
cara standar untuk menampilkan informasi tentang jenis ini dan
lokasi file
:
nama
file,
lokasi
komputer di
internet,
letak
file
di
dalam
komputer
dan
protocol
internet yang digunakan
untuk
mengakses
file
itu.
Internet
sangat
besar,
merupakan
interkoneksi,
terdistribusi, tempat
yang
sangat
tidak
seragam dan URL menstandarkan dari keanekaragaman ini.
|
47
Berikut beberapa contoh URL:
d. news:alt.internet.services
2.2.3 Pemrosesan Client / Server
Pada
model
client-server,
dua
komputer
bekerja
bersama-sama
dalam
mengerjakan sebuah tugas. Sebuah komputer client meminta informasi yang
diperlukan dari sebuah
komputer
server.
Komputer
server
mengembalikan
informasi ini, dan client mengerjakannya.
Internet juga
menerapkan
model
client-server,
yang
dimaksud dengan
server adalah sebuah web server. Web server adalah sebuah komputer yang
berisi
semua
halaman
web
untuk sebuah
website
dan
mempunyai software
spesial
untuk
mengirimkan halaman
web
ini
kepada
browser
web
yang
memerlukannya.
Yang
dimaksud dengan client pada
internet adalah berupa sebuah web
browser. Ketika seseorang
mengunjungi sebuah halaman web statis
melalui
sebuah web browser, terjadi langkah-langkah sebagai berikut :
1. Client (web browser) mengalokasikan web server yang dispesifikasikan
oleh bagian pertama dari URL (www.something.com).
2. Client kemudian meminta halaman web statis yang dispesifikasikan oleh
bagian kedua dari URL (/index.htm)
|
![]() 48
3. Web server
mengirim
isi
dari file
tersebut
kepada
client dalam
format
HTML.
4. Client menerima HTML
yang dikirim dari server dan menampilkannya
kepada user.
Gambar 2. 20 Internet yang berbasiskan pada model Client - Server
Pada
transaksi
ini,
web
server
bertindak pasif, web
server
menunggu
client
untuk
meminta sebuah
halaman web
statis.
Setelah
halaman
tersebut
diminta,
web
server
mengirim halaman
tersebut
kepada
client
dan
kembali
menunggu
permintaan
selanjutnya.
Dengan
langkah-langkah ini,
hanya
halaman web
statis
yang dapat dikirimkan ke client.
Untuk
memungkinkan
halaman web dinamis, web server harus memainkan peranan yang lebih aktif.
2.2.4 Arsitektur Web DBMS
Data intensif dari suatu aplikasi bisnis memiliki empat komponen utama
yaitu :
basis
data, transaction
logic,
application
logic,
dan user
interface.
Untuk
menyesuaikan dengan
meningkatnya lingkungan
bisnis
yang
sudah
mulai terdesentralisasi (tidak terpusat), maka sistem client-server mulai
|
![]() 49
dikembangkan. Salah
satu
contoh
arsitektur
client-server
yang
dapat
di-
integrasikan dengan
modern
DBMS
yaitu
arsitektur two-tier
client-server.
Pada
arsitektur two-tier
client-server
perlu
adanya
pembagian tugas-tugas
dasar. Client
(tier 1) bertanggung jawab penuh terhadap penyampaian data
kepada user, dan
server (tier 2) bertanggung jawab dalam penyediaan data
yang dibutuhkan oleh client.
First Tier
Task
Client
User Interface
?
Main business and data processing
?Main business and data processing
Second Tier
Task
Database server
Server . side validation
?
Database access
?
Gambar 2. 21 Arsitektur Two-Tier Client Server
2.2.5 Personal Home Page (PHP) : Hypertext Pre-processor
PHP merupakan salah satu bahasa scripting populer yang bersifat open
source
dan
juga
HTML-embedded yang
didukung oleh banyak
web
server
termasuk
Apache HTTP
Server
dan
Internet
Information
Server
dari
Microsoft, dan merupakan bahasa paling dipilih pada web scripting di Linux
(Connolly
&
Begg, 2005,
hal.
1014). Perkembangan dari
PHP dipengaruhi
oleh sejumlah bahasa lainnya, seperti Perl, C, Java, dan bahkan oleh
|
50
beberapa perluasan dari Active Server Pages, dan PHP
mendukung untyped
variable agar
membuat proses pengembangan menjadi lebih
mudah. Tujuan
dari bahasa
ini
agar
mengijinkan para
web
developer
untuk
menulis
generated page yang dinamis dengan lebih cepat.
2.2.5.1 Basis Data dengan PHP
Salah
satu
kelebihan dari
PHP
adalah
mampu
berkomunikasi
dengan
berbagai
basis
data sehingga
dapat
menampilkan data
yang
bersifat dinamis. Itulah sebabnya sering dikatakan bahwa PHP sangat
cocok untuk membangun halaman-halaman web dinamis yang mudah
untuk diimplementastikan.
Saat
ini, PHP sudah dapat berkomunikasi dengan berbagai basis
data
meskipun
dengan
kelengkapan
yang
berbeda-beda. Beberapa
diantaranya adalah
dBASE
(dBASE
III+,
Visual
dBASE,
Visual
FoxPro dan semacamnya), Microsoft Access, MySQL, Oracle.
2.2.5.2 MySQL
MySQL
merupakan salah
satu
jenis
database
server
yang
menggunakan SQL
sebagai
bahasa
dasar
untuk
mengakses
basis
datanya.
Bersifat
bebas
karena
tidak
perlu
membayar untuk
menggunakannya pada
berbagai
platform
(kecuali
pada
Windows
yang
bersifat shareware
atau
perlu
membayar setelah
melakukan
evaluasi dan
memutuskan
untuk
digunakan
untuk
keperluan
produksi). MySQL termasuk jenis Relational Database Management
|
51
System
(RDBMS)
sehingga
istilah
seperti
tabel,
baris,
dan
kolom
digunakan.
2.2.6 Hypertext Markup Language (HTML)
Dikutip dari Connolly dan Begg (2005,
hal. 1001), HTML adalah suatu
sistem
mark
up
atau
penggabungan,
sehingga
dokumen-dokumen dapat
dipublikasikan dalam media web.
Dokumen
HTML
disebut sebagai mark
up
language
karena
mengandung
tanda tertentu yang digunakan
untuk menentukan
tampilan
suatu
teks
dan
tingkat kepentingan dari
teks
tersebut pada
suatu dokumen.
Dengan sistem hypertext pada dokumen, dokumen tidak harus dibaca secara
berurutan dari atas ke bawah, tetapi dapat langsung menuju ke topik tertentu
dengan menggunakan teks penghubung (link) yang akan membawa langsung
ke topik yang diinginkan.
2.2.7 Apache
Apache atau
Apache HTTP
Server
adalah
server
web
yang
dapat
dijalankan di banyak sistem operasi (Unix, BSD, Linux, Microsoft Windows
dan
Novell
Netware
serta
platform
lainnya)
yang
berguna
untuk
melayani
dan
memfungsikan situs
web.
Protokol
yang
digunakan
untuk
melayani
fasilitas web / www ini mengunakan HTTP.
Apache memiliki fitur-fitur canggih seperti pesan kesalahan yang dapat
dikonfigurasi,
autentikasi
berbasis
basis data dan lain-lain.
Apache
juga
|
52
didukung oleh
sejumlah antarmuka
pengguna
berbasis
grafik
(GUI)
yang
memungkinkan penanganan server menjadi mudah.
Apache merupakan perangkat lunak sumber terbuka dikembangkan oleh
komunitas
terbuka
yang
terdiri
dari
pengembang-pengembang di
bawah
naungan Apache Software Foundation.
2.2.8 Macromedia Dreamweaver
Dreamweaver
mengikutsertakan banyak
tool
untuk
kode-kode
dalam
halaman
web
beserta
fasilitas-fasilitasnya, antara
lain
:
Referensi
HTML,
CSS,
javascript
debugger
dan
editor
kode
yang
mengizinkan
pengeditan
kode
javascript,
XML,
dan
dokumen
teks
langsung dalam
Dreamweaver.
Teknologi
Macromedia Roundtrip
HTML
mampu
mengimpor
dokumen
HTML tanpa perlu mem-format ulang kode tersebut dan dapat menggunakan
Dreamweaver untuk membersihkan dan mem-format ulang HTML.
Fasilitas
editing
secara
visual
dari
Dreamweaver dapat
menambahkan
desain
dan
fungsionalitas
halaman-halaman web
tanpa
perlu
menulis
satu
baris
kode
pun.
Dan
juga
dapat
membuat objek
dan
command
sendiri,
memodifikasi shortcut keyboard bahkan menulis kode javascript.
2.2.9 Perancangan Dialog (User Interface)
Menurut
Shneiderman
(2005,
hal.
74-75),
ada delapan aturan
emas
dalam merancang user interface yang baik antara lain :
1. Berusaha
untuk
konsisten,
harus selalu berusaha
konsisten
dalam
merancang dialog yang akan ditampilkan.
|
53
2. Memungkinkan
frequent
users
menggunakan
shortcuts,
pengguna
yang
sudah
sering
menggunakan aplikasi
menginginkan kecepatan
dalam
mengakses
fungsi
yang
diinginkan. Jadi
dibutuhkan
tingkat
interaksi
yang pendek atau singkat dan langsung menuju ke fungsi tersebut.
Untuk itu, perlu disediakan tombol spesial atau perintah tersembunyi.
3. Memberikan
umpan balik
yang informatif,
untuk memberikan
informasi
kepada pengguna
sesuai dengan aksi
yang
dilakukannya. Umpan
balik
bisa berupa konfirmasi atau informasi atas suatu aksi.
4. Merancang dialog untuk menghasilkan keadaan akhir, adanya keterangan
atas
akhir
dari
suatu
proses
dan
aksi
untuk
membantu pengguna
mengetahui keberhasilan aksi yang telah dilakukan.
5. Memberikan pencegahan kesalahan dan penanganan kesalahan yang
sederhana,
dengan
cara
memberikan instruksi
yang
sederhana,
konstruktif dan spesifik untuk perbaikan.
6. Mengijinkan
pengembalian
aksi (undo) dengan mudah, sehingga
bila
terjadi kesalahan aksi dapat dikembalikan ke semula.
7. Mendukung
internal
focus
of control, pengguna
menguasai sistem,
sehingga
mereka merasa
menguasai sistem
tersebut. Sistem
yang tidak
terduga dan sulit dalam melakukan suatu aksi akan menyulitkan user.
8. Mengurangi
beban
ingatan
jangka
pendek,
keterbatasan
memori
pada
manusia harus
diatasi
oleh
program
dengan
tidak
banyak
membuat
pengguna melakukan proses penyimpanan memori.
|
54
2.2.10 Definisi E-business
E-business
(electronic
business)
adalah
suatu
penggunaan teknologi
informasi
dan
jaringan
komunikasi elektronik
untuk
bertukar
informasi
bisnis
dan
melaksanakan
transaksi tanpa
menggunakan kertas
dan
secara
elektronik (Glover,
Liddle,
&
Prawitt,
2006,
hal.
2-3).
E-business
meminimalisir batasan
tradisional
dari
waktu
dan
tempat
dan
memungkinkan pembuatan komunitas virtual dari supplier dan customer.
Definisi
mengenai e-business
mencakup pertukaran informasi
bisnis
yang
diperbolehkan ataupun
yang
tidak
berhubungan
langsung
dengan
pembelian atau penjualan dari barang atau jasa. Contohnya, bisnis semakin
meningkat
atau
menanjak
menggunakan mekanisme
elektronik
untuk
mengembangkan performa
perusahaan
dengan
memfasilitasi
pengolaborasian dan
pembagian
data
di
antara
karyawan
dan
untuk
menyediakan pelayanan pelanggan yang lebih baik.
Hal
lainnya yang umumnya berhubungan dengan e-business adalah e-
commerce,
merupakan
definisi
yang
lebih
sempit
dari
penggunaan e-
business untuk membeli dan menjual produk atau jasa.
2.2.10.1 Keuntungan dari E-business
Transaksi e-business
pada
umumnya
jauh
lebih
cepat,
murah,
dan
lebih
akurat
dari
transaksi
secara
tradisional, yang
dapat
diartikan
bahwa
transaksi
e-business
lebih
kompetitif (Glover,
Liddle, & Prawitt, 2006,
hal. 4-11). Contoh keuntungan yang
|
55
dirasakan
perusahaan
atau
diharapkan
untuk
didapat
dalam
beberapa waktu ke depan adalah sebagai berikut:
1. Lebih mengembangkan kesempatan penjualan.
a.
Channel penjualan baru ke customer di segala tempat di dunia
dapat dibuka melalui e-business.
b.
Sebuah
e-business
dapat
dibuka
sepanjang
hari,
setiap
hari,
dan dapat diakses dari koneksi internet di mana saja di dunia.
c.
E-business
dapat
merespons dengan cepat
dan
fleksibel
terhadap peluang pasar.
2. Meningkatkan
komunikasi,
customer service, feedback, dan
kesetiaan.
a. Selama
lalu
lintas
internet
semakin bertambah,
sebuah web
yang
sukses
akan
terus
menjadi hal
yang
penting
dalam
membangun dan menjaga perusahaan dan brand image.
b. Promosi
produk
secara
langsung
dan
terkostumisasi
dimungkinkan.
Contohnya,
Ticketmaster.com mengirimkan
email
ke
para pelanggannya berupa playlist
lagu
dari
konser
terakhir yang mereka datangi bersamaan dengan mengirimkan
penawaran penjualan T-shirt konser tersebut.
c. Informasi elektronik yang sering didapat bersamaan dengan e-
business
dapat
menjadi
sebuah
peti
harta
karun
berisi
data
yang berguna untuk
melacak atau melihat pola dari customer
dan informasi marketing lainnya.
|
56
3. Biaya lebih rendah.
a.
E-business
berbasis
internet
tidak
semahal
transaksi yang
menggunakan kertas atau
bahkan
lebih
murah dari
electronic
data
interchange (EDI). Contohnya, transaksi bank
melibatkan teller
seharga
rata
rata
$1.07
per
transaksi
sedangkan
transaksi ATM
hanya
seharga
$0.39.
Yang
lebih
menakjubkannya, transaksi online banking
hanya seharga
$0.01 per transaksi.
b. Biaya pemesanan barang untuk produksi lebih murah.
c. Biaya penjualan, marketing, dan billing dapat dikurangi.
d. Biaya perekrutan dapat dikurangi.
4. Supply Chain dan Human Resource Management
a. Waktu respons atau response time terhadap supplier dan
vendor
dapat ditingkatkan karena banyak interaksi dilakukan
secara
otomatis. Dan
bahkan
jika
interaksi
tersebut
tidak
dilakukan
otomatis, transmisi dari dokumen elektronik
melalui
internet (contohnya email)
jauh
lebih cepat daripada
mengirimkan dokumen
fisik
via
jasa
postal
atau
overnight
courier.
b. Supplier dapat berkompetisi lebih efektif.
c. Perusahaan
dapat
meningkatkan
proses
perekrutan
dan
promosinya.
|
57
2.2.10.2 Keuntungan dari Online Store
Pelanggan dapat
membuat
lebih
banyak
keputusan dengan
informasi
yang
cukup
karena
informasi
perusahaan dan
produk
tercantum pada
web.
Sebuah
online
store
dapat
secara
otomatis
memberitahu pelanggan apakah
produk
yang
dimaksud
ada
dalam
persediaan atau stok. Online
store
dapat secara drastis mengurangi
berbagai
macam
biaya.
Biaya
mencetak dan
mendistribusikan
katalog, product
flier,
dan
promosi ke
pelanggan dapat
digantikan
dengan email
dan
mekanisme pengiriman
melalui web. Jika dibuat
sewajarnya,
online
store
untuk
produk
apapun dapat
menghemat
biaya
yang
besar
dibandingkan toko
secara
tradisional
(Glover,
Liddle, & Prawitt, 2006, hal. 48-49).
|