39
2.2.
Teori-Teori Khusus
2.2.1 HyperText Markup Language (HTML)
M
engakses
informasi
melalu i
Internet
merup akan
suatu
masalah
teknis
hingga
tahun
1990. Seoran g
f
isikawan
ber gelar
Ph.D p un bahkan
akan
frustrasi
jika
in gin
bertukar data.
Hingga akh irny a
seorang fisikawan,
y
ang sekaran g terkenal den gan
nama
Sir Tim
Bern ers-Lee,
men emukan
car a
untuk
memp ermudah
menunjuk an teks
den gan
Internet melalui hyp ertext links. Hal
itu bukanlah
ide
baru,
namun HTML y ang
sederhana telah
berh asil
berkemban g sementara p roy ek ambisius hypertext lainny a
bergu gur an.
Hypertext asliny a berarti teks y ang disimp an ke dalam bentuk elektronik dengan
p
enunjukan
link diantara
halaman.
Sekaran g istilah
tersebut
sudah
dip erluas dengan
menunjuk
kep ada
objek-ob jek
lainny a
(teks,
gambar, file, dan
lain-lain)
y
ang
dap at
dihubungk an
ke
objek
lain.
HTML
adalah
bah asa
y
ang
mendeskripsikan
bagaimana
suatu teks, grafik, dan file ber isi informasi lain y ang diatur dan dihubun gkan bersama.
Pada
tahun
1993, hany a
sekitar
100 komp uter
di
dunia
y
ang
dap at
melay ani
halaman
HTML. Halaman-halaman
tersebut
disebut
World
Wide
Web
(
WWW),
d
an
beberap a p rogram web browser
telah dibuat
untuk
memun gkinkan or an g untuk
melihat
halaman
web.
Pertumbuhan
p
op ularitas
dari
web
meny ebabkan
beberap a
programmer
seger a
memban gun
w
eb
browser
y
ang dap at
memp erlih atkan
gamb ar
grafik
bersama
dengan teks.
Sejak saat
itu, terus
dilakukan p en gemb an gan
software
web browser
dan
standarisasi HTML. Lebih
dar i 110 juta web
server
menjawab p ermintaan
untuk
leb ih
dari 25 miliar teks dan file
multimed ia setiap
hariny a. (M eloni & M orrison, 2010: 1-2).
|