BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Teori – teori Dasar/Umum
2.1.1
Komunikasi
Manusia sebagai makhluk sosial akan selalu berinteraksi dengan orang –
orang
yang
berada
di sekitarnya,
baik
yang
di
kenal
maupun yang
tidak
di
kenal. Manusia tidak dapat
tidak
melakukan komunikasi karena komunikasi
merupakan salah satu bagian hidup manusia, dengan berkomunikasi
manusia
dapat saling bertukar informasi dan menjalin hubungan.
2.1.1.1 Definisi Komunikasi
Komunikasi mengandung makna bersama – sama (common).
Istilahnya komunikasi atau communication berasal dari bahasa latin, yaitu
communication yang berarti pemberitahuan atau pertukaran. Kata sifatnya
communis, yang bermakna umum atau bersama sama. (Wiryanto, 2006:5)
Para ahli mendefinisikan komunikasi menurut sudut pandang mereka
masing
masing. Ingat bahwa sejarah
ilmu
komunikasi,
ia
kembangkan
dari ilmuwan yang berasal dari berbagai
disiplin ilmu. Pengertian
komunikasi menurut Sarah Trenholm dan Arthur Jensen yang dikutip oleh
Wiryanto dalam bukunya “Ilmu Komunikasi”
mendefinisikan komunikasi
demikian: “Aprocess by which a source transmits a message to a receiver
through some channel”. (Komunikasi adalah suatu proses di mana sumber
mentransmisikan pesan kepada penerima melalui beragam saluran).
9
  
10
Jadi, antara orang – orang yang melaksanakan kegiatan komunikasi
dalam penyampaian informasi atau gagasan harus terdapat suatu kesamaan
makna. Jika tidak terdapat kesamaan makna, maka komunikasi tidak dapat
berlangsung.
Dalam garis besarnya dapat di simpulkan bahwa komunikasi adalah
penyampaian pesan
informasi dan pengertian dari seseorang kepada orang
lain. Komunikasi akan dapat berhasil baik apabila terjadi saling pengertian,
yaitu
jika kedua belah pihak si pengirim dan si penerima
informasi dapat
memahami.   Hal   ini   tidak   berarti   bahwa   kedua   belah   pihak   harus
menyetujui gagasan tersebut, yang penting adalah  kedua belah  pihak sama
sama
memahami
gagasan
tersebut.
Dalam
hal
seperti
inlah
baru
dapat
dikatakan bahwa komunikasi telah berhasil (komunikatif).
2.1.1.2
Komunikasi Massa
Menurut Wiryanto dalam bukunya
Ilmu Komunikasi
mendefinisikan
komunikasi
massa
merupakan suatu tipe komunikasi
manusia (human
communication). Ia lahir seiring dengan penggunaan alat alat mekanik
yang mampu melipat gandakan pesan – pesan komunikasi.
Secara garis besar dapat disimpulkan bahwa komunikasi massa (mass
communication) adalah komunikasyang menggunakan media massa,
baik cetak (surat kabar,
majalah)
atau
elektronik (radio, televisi), yang
dikelola oleh suatu lembaga orang
yang
dilembagakan,
yang
ditujukan
kepada
sejumlah
besar
orang
yang
tersebar
dibanyak
tempat,
anonym,
dan  heterogen.  Pesan  –  pesannya  bersifat  umum,  disampaikan  secara
  
11
cepat, serentak dan  selintas, khususnya media elektronik. Kemudian juga
komunikasi
massa berfungsi sebagai decoder,
interpreter dan
encoder.
Komunikasi
massa
mendecode lingkungan sekitar,
mengawasi
kemungkinan
timbulnya bahaya,
mengawasi
terjadinya persetujuan
dan
juga efek – efek dari hiburan.
Ciri komunikasi
massa ditentukan
oleh sifat unsur –
unsur yang
dicakupnya,
yakni sifat
komunikator dan
sifat efek. Fungsi komunikasi
massa menurut Alexis S. Tan (Nurudin, 2007:63) adalah :
a.    To Inform (memberikan informasi):
Pengumpulan, penyimpanan, penyebaran berita, data, gambar, fakta,
pesan, 
opini  dan 
komentar 
yang  dibutuhkan 
agar 
orang 
dapat
mengerti dan beraksi secara jelas terhadap situasi yang diberitakan.
b.    To Educate (mendidik)
Pengalihan
ilmu
pengetahuan sehingga
mendorong perkembangan
intelektual, pembentukan watak dan pendidikan, keterampilan serta
kemahiran yang diperlukan pada semua bidang kehidupan.
c.    To Influence (mempengaruhi)
Hal ini dimaksudkan agar individu mengadopsi perilaku atau
nilai –
nilai dari sajian media massa tersebut dengan mempelajari bagaimana
khalayak berperilaku dan nilai – nilai apa saja yang diambil.
d.    To Entertain (menghibur)
Penyebarluasan sinyal, symbol, suara dan citra dari drama, tari,
kesenian, kesusastraan, musik, komedi, olahraga, dan sebagainya
untuk rekreasi dan kesenangan kelompok individu.
Sebagaimana diketahui bahwa komunikasi
massa adalah komunikasi
melalui media massa. Jadi, membahas komunikasi tidak lepas dari media
massa sebagia media utama dalam proses komunikasi massa itu sendiri.
Jika dijabarkan  kedalam  peranan  pengaruh presenter tayangan talk
show Hitam Putih
terhadap
minat
menonton dengan fungsi komunikasi
massa, maka dapat diuraikan sebagai berikut :
  
12
a.
To Inform (memberikan informasi), dalam fungsi ini presenter harus
bisa  memberikan  informasi  kepada  khalayak  yang  sedang  hangat
yang banyak
diperbincangkan
oleh
masyarakat
dan
juga
informasi
yang disampaikan kepada penontonnya juga harus up to date.
b.
To  Educate  (mendidik), penayangan program
acara  talk show  ini
harus
mendidik
dan
tidak
bertentangan
dengan
kesusilaan,
hukum
dan peraturan yang berlaku.
Karena tayangan talk
show
ini
juga di
tonton
oleh  
anak   kecil,   jadi   sebuah  
stasiun  
televisi  
harus
menayangkan suatu program acara yang mendidik.
c.
To Influence (mempengaruhi), seorang presenter dalam membawakan
sebuah 
acara 
harus 
memperlihatkan 
perilaku 
yang 
positif, 
jika
seorang presenter mempunyai perilaku yang tidak baik, seperti sama
dalam
membawakan sebuah acara sering
mengeluarkan
kata kasar
maka akan mempengaruhi pengaruh negatif karena gaya bahasa yang
dipakai.
d.
To    Entertain    (menghibur),   sebagai   seorang   presenter   yang
membawakan program acara
talk show harus mempunyai jiwa
entertain ataupun selera humor, supaya audience tidak bosan dengan
acara yang dibawakan oleh presenter tersebut.
2.1.1.3
Unsur – unsur Komunikasi
Mengutip pendapat Harold Lasswell menurut Deddy Mulyana dalam
bukunya Ilmu
Komunikasi
Suatu
Pengantar
(2009:147-148),
menggambarkan unsur-unsur komunikasi sebagai berikut :
  
13
a.
Sumber (Who)
Sumber adalah pihak yang berinisiatif atau
mempunyai kebutuhan
untuk 
berkomunikasi.  Sumber 
boleh 
jadi 
seorang 
individu,
kelompok, organisasi, perusahaan atau bahkan suatu Negara.
Dalam
menyampaikan informasi, sumber
harus
mengubah apa yang ada
dalam pikiran dan perasaannya kedalam symbol verbal dan nonverbal
sehingga dapat dipahami oleh penerima pesan. Sumber disebut juga
sebagai komunikator.
b.
Pesan (Says What)
Pesan   adalah   apa   yang   dikomunikasikan   oleh   sumber   kepada
penerima   pesan   dapat   berupa   verbal   maupun   nonverbal   yang
mewakili perasaan, nilai gagasan dan pikiran sumber.
c.
Saluran atau Media (In Which Channel)
Saluran
atau
media
merupakan
alat
atau
wahana yang
digunakan
sumber untuk mnyampaikan pesannya kepada penerima. Media dapat
berupa 
media  cetak  (surat  kabar,majalah)  dan 
media  elektronik
(radio, televisi) atau dapat juga secara langsung (tatap muka).
d.
Penerima (To Whom)
Penerima (receiver),sering
juga
disebut sasaran
atau
tujuan
(destination), komunikate (communicatee), penyandi-balik (decoder)
atau khalayak (audience), pendengar (listener), penafsir (interpreter),
yakni orang yang menerima pesan verbal dan nonverbal dari sumber
yang menjadi suatu gagasan yang ia pahami.
e.
Efek (With What Effect?)
Efek
adalah  apa
yang
terjadi  pada
penerima
setelah  ia  menerima
pesan  tersebut.  Efek  tersebut  misalnya  penambahan  pengetahuan
(dari tidak tahu menjadi tahu), terhibur, perubahan sikap (dari tidak
bersedia membeli barang yang ditawarkan menjadi bersedia memilih
partai
politik
tertentu
menjadi bersedia
memilihnya dalam pemilu),
dan lain sebagainya.
Dari unsur-unsur komunikasi di atas maka dapat di ambil kesimpulan
bahwa 
unsur-unsur  penting  dalam  komunikasi  adalah  sumber,  pesan,
media,
penerima
pesan,
efek,
serta
gangguan
dalam penyampaian
pesan
tersebut.
Jika
dijabarkan
ke dalam peranan
pengaruh presenter
tayangan talk
show Hitam Putih terhadap minat menonton dengan upaya komunikasinya,
maka dapat diuraikan sebagai berikut :
  
14
a.
Sebagai komunikator, mau tidak mau seorang presenter harus mampu
menyampaikan
dan
membawakan
suatu
program acara
kepada
publiknya sekaligus bertindak sebagai orang yang berkuasa atas acara
yang dibawakannya.
b.
Pesan  atau  message merupakan  sesuatu  yang  perlu  disampaikan
kepada penerima melalui
teknik gaya bicara seorang presenter
yang
dipahami dan dimengerti yang dapat diterima oleh khalayaknya.
c.
Media
merupakan
sarana
atau
alat
untuk
menyampaikan
pesan atau
sebagai
  mediator  
antara  
komunikator  
dengan   komunikannya.
Biasanya  yang  digunakan  pada  tayangan  talk show Hitam  Putih
adalah media elektronik (televisi) dan secara
langsung (tatap muka).
Disini
presenter
berkomunikasi langsung
dengan
bintang
tamunya,
sedangkan  pada 
media 
elektronik 
presenter 
dapat 
menyapaikan
sebuah
pesan   melalui   televisi   ataupun   berkomunikasi   dengan
penonton dirumah melalui telepon.
d.
Penerima  disebut  juga  dengan  tujuan  atau  sasaran,  yang  menjadi
sasaran
untuk
menonton
tayangan
talk
show
Hitam Putih
adalah
siswa-siswi SMA ADVEN Salemba Jakarta Pusat.
e.
Efek,  response
yang  ditimbulkan  stimulus  (pesan)  dapat  merubah
sikap
yaitu
timbulnya
perasaan suka
atau
minat
terhadap
tayangan
talk show Hitam Putih yang mendorong komunikan untuk menonton
tayangan tersebut, yang kemudian diwujudkan dengan
tindakan
komunikan untuk menonton talk show Hitam Putih di TRANS 7.
  
15
2.1.1.4 Karakteristik Komunikasi Massa
Karakteristik terpenting komunikasi
massa adalah bersifat satu arah,
sebagian televisi atau radio cenderung masih ada yang mengadakan dialog
interaktif yang
melibatkan khalayak
secara
langsung,
namun
itu
hanya
keperluan
terbatas.
Dalam
komunikasi
massa,
umpan
balik
relative
tidak
ada
atau
bersifat
tunda.
Komunikator cenderung
sulit
mengetahui umpan
balik   komunikan   dengan   segera,   untuk   mengetahui   maka   biasanya
dilakukan survei atau penelitian.
Karakteristik komunikasi massa, menurut Sasa Djuarsa menyebutkan
dalam enam aspek :
a.
Adanya  suatu  organisasi  yang  kompleks  dan  formal  dalam  tugas
pengrim pesan
b.
Adanya khalayak luas dan heterogen
c.
Isi  pesan  tidak 
harus  bersifat  umum  dan  tidak  bersifat  pribadi
(rahasia)
d.
Komunikasi  dilakukan  dengan  massa  atau  khalayak  yang  sangat
heterogen
dalam tingkat
pendidikan,
keadaan
social
dan
ekonomi
maupun kebudayaan.
e.
Setiap
pesan
mengalami control social
dalam arti
murni,
yaitu
nilai
banyak orang dengan latar belakang, taraf pendidikan dan aya cerna
masyarakat.
f.
Sifat hubungan antara komunikator dan komunikan ialah anonim.
  
16
2.1.1.5   Proses Komunikasi Massa
Menurut
Wiryanto
dalam bukunya Ilmu
Komunikasi,
Proses
komunikasi
massa dapat dibahas dengan model Source-Message-Channel-
Response-Effect (S-M-C-R-E) atau dapat
mengikuti formula Harold D.
Lasswell “Who Says What In Which Channel To Whom and With What
Effect?”.
Dalam pembahasan
ini
dititikberatkan
pada
bagaimana
media
komunikasi itu
mencapai dan
mempengaruhi khalayaknya. Model ini
mengikuti formula C-R-E. Pusat perhatian kita tujukan kepada arus
komunikasi massa, sampai kepada tanggapan atau efek pesan dari anggota-
anggota di dalam mass audience.
Bagan model C-R-E dapat dilihat dibawah ini :
Pesan-Pesan
Media Massa
Ultimate
Audience Efek
“Dari bagian
itu, tampak pengertian proses dalam
arti yang sempit.
Proses 
hanya 
menggambarkan  aliran 
pesan 
media  kepada 
khalayak.
Dengan bantuan
model
ini kita akan
memusatkan perhatian kepada aliran
pesan-pesan komunikasi massa sejak disebarluaskan
melalui media
massa,
hingga
mencapai
dan
memperoleh efek
dari
khalayak
massa
(mass
audience) yang terakhir”.
  
17
2.1.1.6   Karakteristik Media Massa
Karakteristik
media
massa
menurut
Cangara
dalam
bukunya
Pengantar Ilmu Komunikasi (2003:134-135), adalah :
1.
Bersifat
melembaga,
artinya pihak
yang
mengelola
media
terdiri
dari
banyak
orang
mulai
dari pengumpulan,
pengelolaan
sampai
pada penyajian informasi.
2. Bersifat
satu
arah,
artinya
komunikasi
yang
dilakukan
kurang
memungkinkan
terjadinya
dialog
antara
pengirim dan
penerim.
Kalau terjadi reaksi, biasanya memerlukan waktu dan tertunda.
3. Meluas   dan   serempak,   dimana 
informasi   yang   disampaikan
diterima oleh banyak orang pada saat yang sama.
4. Memakai peralatan teknis atau mekanis, seperti radio, surat kabar,
majalah dan sejenisnya.
5. Bersifat terbuka, artinya
pesan yang diterima oleh siapa saja dan
dimana saja tanpa mengenal usia, jenis kelamin, dan suku bangsa.
2.1.2 Televisi
Beberapa definisi televisi sebagai berikut :
a.   Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, televisi adalah system penyiaran
gambar yang disertai bunyi (suara)
melalui kabel atau
melalui angkasa
dengan
menggunakan
alat
yang
mengubah
cahaya (gambar)
dan
bunyi
(suara)
menjadi
gelombang
listrik
dan
mengubahnya kembali
menjadi
berkas
cahaya
yang
dapat dilihat dan bunyi
dapat
didengar.
(Mulyono,
2001)
b. 
Televisi
adalah
siaran
yang
merupakan
media
dari
jaringan komunikasi
dengan cirri-ciri yang dimiliki komunikasi
massa, yaitu berlangsung satu
arah,
komunikatornya melembaga,
pesannya
bersifat
umum,
sasarannya
menimbulkan
keserampakan
dan
komunikannya bersifat
heterogen.
(Effendy, 2002:21)
  
18
c.   Dapat  disimpulkan  bahwa  televisi 
merupakan  system  telekomunikasi
untuk penyiaran dan penerimaan gambar dan suara dari jauh, dan juga
media
massa
yang
sangat
besar
manfaatnya,
karena dalam
waktu
yang
relatif singkat dapat menjangkau wilayah dan jumlah penonton yang tidak
terbatas. Bahkan, peristiwa yang
terjadi pada
saat
itu
juga,
dapat
segera
diikuti sepenuhnya oleh penonton dibelahan bumi yang lain.
Peran
komunikasi
juga sangat
besar
dalam
membentuk
pola
fikir,
pengembangan wawasan dan pendapat umum termasuk pendapat umum untuk
menyukai
produk-produk
industri
tertentu,
disebabkan
program acara
yang
disajikan semakin lama
semakin
menarik, meskipun
memerlukan biaya yang
tinggi,
sehingga
tidak
mengherankan kalau khalayak penonton betah duduk
berlama-lama didepan pesawat televisi.
2.1.2.1
Karakteristik Televisi
Menurut
Ardianto
(2005:128-130),
televisi
mempunyai
karakteristik sebagai berikut:
a.   Audio   Visual:   Televisi   memiliki   kelebihan   untuk   didengar
sekaligus
dapat
dilihat
(audio
visual),
maka khalayak
televisi
(audience)
dapat
melihat
gambar yang bergerak. Harus ada
kesesuaian yang harmonis antara gambar dan kata-kata.
b. 
Berpikir
dalam gambar
:
Ada
dua
tahap
yang
dilakukan
dalam
prose’s berpikir
dalam gambar.
Pertama adalah visualisasi
(visualization), yakni
menerjemahkan kata-kata
yang
mengandung
gagasan  yang  menjadi  gambar  secara  individual.  Tahap  kedua
  
19
yaitu
penggambaan
(picturization), yakni kegiatan
merangkai
gambar-gambar  individual  sedemikian 
rupa 
sehingga
kontinuitasnya mengandung makna tertentu.
c.   Pengoprasian
lebih kompleks : Pengoperasian televisi siaran
lebih
kompleks dan lebih banyak melibatkan orang. Peralatan yang
digunakanpun lebih banyak dan
untuk
mengoperasikannya
lebih
rumit dan harus dilakukan oleh orang-orang yang terampil
dan
terlatih.
Dapat
disimpulkan
bahwa televisi
tidak hanya
berupa
audio
(suara) tetapi juga visual (gambar) juga, inilah yang menjadi kelebihan
televisi,  karena  dapat  menyajikan  audio  visual  sehingga  khalayak
dapat
menonton gambar bergerak dan
tidak
hanya
mendengarkan
suaranya saja.
Kemudian
dengan
menonton
khalayak
dapat
menterjemahkan suatu gambar yang muncul di televisi dan
mengartikannya walaupun
itu
hanya sebuah gsmbar saja,
tetapi
mempunyai makna yang besar, dan alat-alat yang digunakan di stasiun
televisipun lebih kompleks, sehingga televisi dapat
menayangkan
sebuah progam dengan baik dengan banyaknya dukungan alat-alat.
2.1.2.2   Program Acara Televisi
Pengertian  program  acara 
televisi  yaitu  kata 
“program” 
itu
sendiri
berasal
dari
bahasa
Inggris
proggrame
atau
program yang
berarti acara atau
rencana. Undang-undang penyiaran Indonesia
tidak
menggunakan kata
program
untuk
acara,
tetapi
menggunakan
istilah
  
20
c.   Dapat  disimpulkan  bahwa  televisi 
merupakan  system  telekomunikasi
berbagai bentuk.
Namun
kata
“program”
lebih
sering
digunakan
dalam dunia
penyiaran di Indonesia daripada kata “siaran” untuk
mengacu kepada
pengertian acara. Program adalah segala
hal yang ditampilkan stasiun
penyiaran  
untuk  
memenuhi  
kebutuhan  
audiensnya.  
(Morissan,
2008:200).
Dengan demikian disimpulkan bahwa pengertian program adalah
segala hal yang ditampilkan stasiun penyiaran untuk memenuhi
kebutuhan
audiencenya.
Program atau
acara
yang
disajikan
adalah
faktor
yang
membuat
audience tertarik
untuk
mengikuti
siaran
yang
dipancarkan stasiun penyiaran apakah itu radio atau televisi.
Program menjadi
ujung
tombak stasiun
televisi
karena
pemirsa
secara
langsung
melihat dari
program-program yang
disajikan
setiap
hari
dan
program mempunyai
arti
yang
sangat
penting
dalam
menginterpretasikan identitas sebuah stasiun televisi.
Seperti diketahui yang
menjadi audiens tentu saja dari berbagai
kalangan   serta   segmen   yang   berbeda-beda,   karena   itu   program
acaranya pun
disesuaikan berdasakan
tujuan
atau target
audiens dari
program yanga
akan
ditayangkan,
maka
pengelola
program
televisi
harus
mengetahui siapa audiens yang
menonton televisi pada waktu-
waktu  tertentu.  Semakin  banyak  audiens  menonton  suatu  program
acara televisi
maka pemasang iklan
akan
berlomba-lomba
untuk
beriklan sebelum dan sesudah program itu ditayangkan. Di samping itu
  
21
khalayak umum memiliki sifat yang sangat heterogen, maka akan sulit
bagi
media
penyiaran untuk
melayani
semuanya,
sehingga
pengelola
program penyiaran
harus
memilih
satu
atau
beberapa
khalayak
saja
yang memiliki karakter atau respon yang sama dari seluruh populasi
penduduk Indonesia.
Morissan
(2005:100)
mengelompokkan
berbagai jenis
program
menjadi dua bagian besar berdasarkan jenisnya, yaitu :
1.    Program informasi (berita) yang dibagi kedalam dua jenis, yaitu :
a.
Berita keras (hard news) yang merupakan laporan berita terkini
yang harus segera disiarkan.
b. Berita lunak (soft news) yang merupakan kombinasi dari fakta,
gossip, dan opini seperti halnya talk show.
2.   Program   Hiburan   (entertainment)   yang   dibagi   kedalam   tiga
kelompok, yaitu :
a.
Musik
b. Drama permainan (game show)
c.
Pertunjukan (variety show)
2.2  Teori-teori Khusus Yang Berhubungan dengan Topik Yang Dibahas
2.2.1 Talk Show
Talk
show
merupakan
acara
yang
digemari saat ini, dapat dilihat dari
hampir
setiap
stasiun
televisi
swasta
memiliki
program acara
talk
show,
mungkin   karena   narasumbernya   yang   fenomenal.   Topik   yang   dibahas
biasanya merupakan prasangka-prasangka yang sedang berkembang
dimasyarakat,
misalnya gossip
tentang
masalah
perceraian
itu
atau
alasan-
alasan lain yang menjadi faktor penyebabnya, materi yang dibahas juga dapat
memberikan
banyak
peluang
usaha dapat kita
lihat
dari kegigihan
seorang
  
22
narasumber dalam mencapai
karir atau usahanya yang mulai dari
nol sampai
berkembang
pesat,
juga dapat
dijadikan
hiburan
karena
presenternya
menyampaikan materi dengan cara yang kocak atau menarik.
Talk 
show  tidak 
bisa 
dipungkiri  dalam  perkembangannya  sehingga
banyak
program-program televisi
yang
notabenenya
merupakan
acara
talk
show.
Talk
show
sendiri
mempunyai
gaya sendiri
dalam penyampaian
informasinya, sehingga
acara
talk
show banyak
digemari khalayak. Karena
acara talk show banyak digemari, banyak media televisi menyajikan acara talk
show-talk show yang mempunyai kekhasan
sendiri
sehingga
tidak
dapat
dipungkiri lagi bahwa talk show merupakan program yang dapat menyebarkan
dan
menyajikan informasi yang dibutuhkan oleh pemirsa dan penggemarnya.
Didalam talk show terdapat komponen-komponen pendukungnya seperti host
atau pembawa acara, materi acara yang dibawakan, bintang tamu yang akan
dihadirkan dalam acara
tersebut, studio
atau
tempat
acara
itu
dilaksanakan,
frekuensi penanyangan acara tersebut, dan waktu penanyangannya.
Brenard M.Timberg dalam buku Television Talk, A History of the TV Talk
Show
(Timberg,
2005:5)
mengungkapkan
program talk
show
di
televisi
memiliki prinsip-prinsip atau aturan-aturan :
Prinsip
pertama,
acara
tersebut dibawakan
oleh
seirang
host (dibantu
sebuah  tim
yang  bertanggung  jawab  atas  materi,
pengarahan  dan  bentuka
acara yang akan ditampilkan). Prinsip kedua adalah
mengandung percakapan
berisi
pesan
(message). Prinsip
ketiga
adalah
talk
show
merupakan
suatu
produk ataukomiditi yang berkompetisi dengan produk lain. Yang keempat
adalah   talk   show   merupakan   kegiatan   industri   yang   terpadu   dengan
melibatkan  berbagai  profesi, 
mulai  dari  produser  acara,  penulis 
naskah,
  
23
pengarah  acara,  penata  rias  dan  rambut,  dan  bagian  marketing.  Sebagai
produk kebudayaan popular, program ini harus bisa dijual.
2.2.1.1 Jenis Talk Show
Jika
dilihat
dari
gayanya,
talk
show
dapat
dibedakan
menjadi
dua  tipe 
utama 
yaitu  light entertainment dan  serious discussion.
Berikut adalah pemaparan tentang kedua jenis talk show tersebut :
1.  Light Entertainment
Ada jenis
talk show yang   
dinilai
dengan
acara
mewawancarai
selebriti,
seperti
bintang
film
atau
politisi.
Dalam
acara
seperti
ini,
pemandu
acara
duduk
dibelakang
sebuah
meja
dan
mewawancarai
tamu
tersebut.
Acara ini
selalu
memiliki
atmosfer
positif,
nyaman,
ceria dan
disiarkan
pada
malam hari.
Contoh acara talk show jenis ini adalah ‘Late Nite Show With
David Letterman’ dan ‘The Tonight Show With Jay Lenno’.
Pertunjukan
lain yang
tergolong
light
entertainment
menitikberatkan pada unsur sensasi atau
drama. Mereka
menampilkan   orang-orang   yang   tidak   dikenal   sebagai   tamu
dengan permasalahan
mereka yang sering kali controversial. Para
tamu tersebut duduk di podium menghadap penonton, sedangkan
pemandu
acara
berdiri
di
antara
penonton
yang
hadir
di
studio.
Para
penonton
juga
mangambil
bagian
dalam
program tersebut
dengan  cara 
mengajukan  pertanyaan 
maupun 
mengajukan
komentar kepada tamu. Acara ini cenderung riuh, bahkan kadang-
  
24
kadang ditandai dengan kekerasan. Contoh acara
ini adalah ‘The
Ricky Lake Showatau The Jerry Springer Show’.
2.  Serious Discussion
Acara talk show
jenis ini lebih spesifik jika ditinjau dari
materinya.
Isinya berkonsentrasi
pada
topik
khusus
dibidang
politik
atau
sosial,
atau
pada
seseorang yang sedang
menjadi
incaran
berita pada waktu itu. Contoh acara   seperti
ini adalah
’60 Minutes’.
Sekarang
sudah ada program seperti
ini,
karena
trend beralih ke acara yang lebih
banyak
memasukkan
unsur
hiburan.
Dalam acara
yang sedang
trend
itu,
faktor
keseriusan
dengan pendekatan jurnalistik
tetap
dipertahankan, namun
ditambahkan unsur pribadi yang cenderung lebih mudah diadopsi
khalayak  penonton. 
Contoh 
seperti 
ini 
adalah 
The
Oprah
Winfrey  Show’, dimana Oprah
mengfokuskan  pada 
masalah
nyata yang dimiliki orang-orang biasa, dan Oprah
menujukkan
empati saat mendengarkan kisah mereka.
2.2.2
Presenter
Presenter televisi adalah
istilah
Inggris untuk orang yang
membawakan  acara  atau  program  televisi.  Saat  ini  istilah  itu  banyak
melekat pada selebritis yang sering memainkan peran
ini,
meski ada juga
orang yang bukan selebriti yang berhasil menekuni karir ini.
  
25
Pada
dasarnya,
presenter
adalah pembawa
acara.
Ia
membawa
sebuah
acara kepada
tujuannya. Ia yang
membawa
sebuah
acara
untuk
mencapai
tujuan
itu.
Ia
berkuasa atas acara yang dibawakannya tak
diijinkannya
penyimpangan
acara yang
melenceng
dari
tujuan.
Tak
diperkenankannya upaya-upaya untuk mengalihkan dari tujuan.
Dulu, pembawa acara dikenal dengan sebutan master of ceremony
(MC). Kita mengenal MC kondang seperti Kus Hendratmo atau Kris
Biantoro.
Mereka
dikenal
karena gayanya
yang
khas
tempo
dulu.
Berpakaian
jas lengkap dengan
setelannya.
Kemudian
ada
lagi,
kita
mengenal istilah host. Lazim dimengerti, sejatinya host adalah tuan rumah.
Jadi host dalam acara-acara adalah dia yang memerankan diri sebagai tuan
rumah. Ia yang
mempersilahkan
duduk,
menyediakan hidangan,
mengarahkan  pembicaraan,  dan  mengendalikan  orang-orang  itu  sampai
pada saat ia menghendaki mereka pergi. (Kunto, 2007).
Jadi, faktor seorang komunikator/pembicara/presenter adalah :
a.
Memandang suatu
hal dari sudut
baru,
mengambil titik pandang
yang
tak terduga pada subjek yang umum.
b.
Mempunyai cakrawala yang luas
c.
Antusias, menunjukan minat besar pada apa yang mereka perbuat dalam
kehidupan mereka dan pada apa yang mereka perbuat dalam kehidupan
mereka.
d.
Tidak pernah membicarakan diri sendiri
  
26
e.
Saat 
ingin  tahu. 
Mereka  bertanya  “Mengapa?”  mereka 
ingin  lebih
mengetahui tentang apa yang anda katakan.
f.  Memberi  ketegasan.  Mereka
berusaha  menempatkan
diri
pada
posisi
anda untuk memahami apa yang anda katakan.
g.
Mempunyai
selera humor dan
mereka tidak keberatan
mengolok-olok
diri
sendiri.
Sungguh, konversionalis
terbaik sering
mengisahkan
pengalaman lucu mereka sendiri.
h.
Mempunyai gaya bicara sendiri
2.2.3
Pengaruh
Pengertian
pengaruh
menurut
kamus
besar
Bahasa
Indonesia
(2001:849) yaitu :
“Pengaruh adalah daya
yang ada atau
timbul dari
sesuatu (orang, benda)
yang ikut mebentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang”.
Dari pengertian yang telah dikemukakan dapat disimpulkan bahwa
pengaruh
merupakan suatu
daya yang dapat
membentuk
atau
mengubah
sesuatu
yang
lain. Sehubungan
dengan adanya penelitian
yang
dilakukan
oleh penulis, pengaruh
merupakan
bentuk
hubungan
sebab-akibat
antar
variabel. Dalam hal ini pengaruh presenter tayangan talk show Hitam Putih
akan memberikan pengaruh terhadap minat penonton yang cenderung ingin
mencari sebuah informasi dan hiburan yang disajikan oleh presenter Hitam
Putih. Jadi seorang presenter yang baik akan
mudah untuk mempengaruhi
minat menonton pemirsanya agar menonton acara tersebut.
  
27
2.2.4
Minat
Utami dan Fauzan (Tomi Darmawan, 2007) memandang minat sebagai
kecenderungan
yang
relatif menetap sebagai bagian diri seseorang,
untuk
tertarik  dan  menekuni  bidang-bidang  tertentu.  Menurut  Sutjipto  (2001)
menjelaskan  bahwa 
minat  adalah  kesadaran  seseorang 
terhadap  suatu
objek, orang, masalah atau situasi yang mempunyai kaitan dengan dirinya.
Artinya,  minat  harus  dipandang  sebagai  sesuatu  yang  sadar,  karenanya
minat  merupakan  aspek  psikologis  seseorang  untuk  menaruh  perhatian
yang tinggi
terhadap kegiatan
tertentu dan mendorong yang bersangkutan
untuk melaksanakan kegiatan tersebut. (
Ahli lain, Hilgard mendefinisikan minat sebagai berikut :
Interest is persisting tendency ti pay attention and enjoy some activities or
content(minat adalah
kencenderungan yang tetap untuk
memperhatikan
dan menikmati beberapa kegiatan).
Dari beberapa definisi minat diatas dapat ditarik kesimpulan mengenai
minat, bahwa minat merupakan sebuah motivasi intrinsik sebagai kekuatan
pembelajaran   menjadi   daya   penggerak   seseorang   dalam   melakukan
aktifitas dengan penuh ketekunan dan cenderung menetap, dimana aktifitas
tersebut
merupakan proses pengalaman belajar
yang
dilakukan dengan
penuh kesadaran dan
mendatangkan perasaan senang, suka dan gembira.
Dimana rasa suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktifitas tanpa
ada yang menyuruh,
minat pada
hakekatnya adalah penerimaan
hubungan
antara  diri  sendiri  dengan  sesuatu  diluar  dirinya,  semakin  kuat  atau
  
28
semakin  dekat  hubungan  tersebut  maka  semakin  besar  minatnya.  Juga
dapat
dimengerti
bahwa
minat
itu
adalah
salah satu
aspek
kejiwaan
seseorang yang memiliki peranan serta nilai fungsional pada diri seseorang.
Dikatakan
demikian
karena
minat memang
dapat
menentukan
keluasaan
pandangan
seseorang mengenai apa yang diperbuat dan bagaimana
sebaiknya dia perbuat.
Minat
adalah
suatu
keadaan
dalam diri
individu
yang
mampu
mengarahkan  perhatiannya  untuk  objek  tertentu  yang  dianggap  penting
yang
mampu
mendorong
mereka untuk
cenderung
mencari objek yang
disenangi tersebut. Adapun ciri-ciri
minat dapat dilihat dari
uraian sebagai
berikut :
a.
Minat timbul dari perhatian suatu objek
b.
Setiap orang mempunyai kesukaan terhadap objek yang diminati
c.
Minat  memunculkan  kecenderungan  hati  untuk  mencari  objek  yang
disenangi.
d.
Minat ditunjukan dalam bentuk hasrat melakukan sesuatu kegiatan.
Dari penjelasan
tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa
minat
merupakan
keadaan
dalam diri
seseorang
yang
mempunyai
perhatian
terhadap suatu objek dan menyukai objek tersebut. Dalam hal ini pengaruh
presenter tayangan
talk
show
Hitam Putih
akan
memberikan
minat
yang
besar
untuk
menonton
acara
Hitam Putih.
Dan
dari sebuah
objek
yang
diminati   oleh   seseorang   tersebut   akan   mempengaruhi   minat   untuk
menonton tayangan tersebut. Apabila
seseorang
sudah
menyukai
dan
memperhatikan  suatu  objek  yaitu  acara  Hitam  Putih  lalu  akan  muncul
  
29
kecenderungan hati seseorang untuk melakukan suatu kegiatan yang timbul
dari minat tersebut.
2.2.5
Audience
Audience merupakan jutaan penonton televisi, ribuan pembaca buku,
majalah,
Koran
atau
jurnal
ilmiah.
Masing-masing
audience
berbeda satu
sama
lain di antaranya dalam hal berpakaian, berpikir,
menanggapi pesan
yang   diterimanya,  
pengalaman,  
dan   orientasi   hidupnya.   (Nurudin,
2007:104-105)
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa audience/khalayak
merupakan produk dari konteks sosial (mengarah pada kepentingan cultural
yang
sama
tentang
pemahaman
akan sebuah
informasi)
dan
tanggapan
terhadap
informasi
yang diberikan
oleh
media. Audience sering
diidentifikasikan
ketika
menetapkan obyek
yang
berada
pada
satu
kesempatan  yang  sama,  kategori  sosial  dan  penduduk  yang  tinggal  di
tempat yang sama, selain itu audience/khalayak bisa dikatakan pengguna
media  dengan  pola  pikir,  penggunaan,  ketersediaan, 
gaya  hidup  dan
rutinitas yang sama. Pada penonton suatu acara yang sama, masing-masing
penonton
akan
mempunyai
komentar yang
berlainan
terhadap
pesan
(program acara)
yang
sama-sama
dilihatnya
itu.
Intinya
adalah
apapun
komentar dari audience, yang
jelas program televisi
atau media
yang
lain
bisa
menjadi topik pembicaraan sehari-hari dan pesan
tersebut dapat
memperluas pengetahuan pemirsanya. Dari audience yang menonton acara
Hitam
Putih  ada  dua  yaitu  penonton  didalam  studio  dan  diluar  studio.
  
30
Didalam
studio bermacam-macam
kategori
usia dan
golongan
yang
hadir
distudio, tetapi lebih sering penonton yang hadir ke studio adalah kategori
usia
antara
18
25
tahun.
Ternyata
kategori
usia tersebut
lebih banyak
yang menyukai acara Hitam Putih dan menyempatkan untuk hadir kedalam
studio. Dan penonton yang berada diluar studio juga banyak dari kategori
dari usia dan golongan yang ada pada audience diluar studio.
2.2.5.1  
Karakteristik Audience
Beberapa karakteristik audience menurut Hiebert sebagai berikut:
a.  Audience cenderung berisi
individu-individu yang condong untuk
berbagi pengalaman dan dipengaruhi oleh hubungan sosial
diantara
mereka. Mereka
memilih produk media berdasarkan
seleksi kesadaran.
b.
Audience
cenderung
besar,
berarti
tersebar
ke
berbagai wilayah
jangkauan
sasaran    komunikasi    masa.    Berapapun    jumlah
individu, mereka tetap disebut audience.
c.  Audience cenderung
heterogen,
yang artinya
mereka berasal dari
berbagai
lapisan
dan kategori
sosial.
Beberapa
media
tertentu
mempunyai sasaran, tetapi heterogenitasnya juga tetap ada.
d.  Audience
cenderung  anonym,  yakni  tidak  mengenal  satu  sama
lain.
Tidak
mengenal
tersebut tidak
ditekankan
satu
kasus
per
kasus, tetapi meliputi semua audience.
e. Audence  secara  fisik  dipisahkan 
dari  komunikator.  Dapat
dikatakan juga audience dipisahkan oleh ruang dan waktu.
  
31
2.2.6
The Uses and Gratifications Approach
Pendekatan
tentang
kebutuhan
individu terhadap pesan-pesan
media
berdasarkan 
asa 
manfaat  dan  kepuasan. 
Menurut  pendekatan  ini,
komunikasi massa mempunyai kapasitas menawarkan sejumlah pesan yang
dapat dimanfaatkan
oleh
komunikannya,
sekaligus
dapat
memuaskan
berbagai kebutuhannya. Dengan demikian, dari orang yang berbeda dapat
menggunakan pesan-pesan
media yang sama
untuk
berbagai tujuan
atau
maksud yang berbeda-beda. Jadi, dari tayangan Hitam Putih
yaitu sebuah
media massa yang
menyajikan
informasi
dan
hiburan serta
disetiap
akhir
acara selalu menyajikan pesan-pesan dan manfaat yang penting untuk para
penonton. 
Tergantung dari para penonton yang
mempunyai
maksud dan
tujuan
yang berbeda-beda
dan
media
massa
yaitu
tayangan
Hitam Putih
dapat menjadi alat pemuas kebutuhan para penontonnya. Jadi  media massa
menunjukkan peranannya.
2.2.7 Model komunikasi
Dalam  penelitian  ini, 
model  komunikasi  yang  digunakan  peneliti
adalah
model komunikasi
Berlo. Model komunikasi Berlo
diperkenalkan
pertama kali oleh David K. Berlo yang dikemukakan pada tahun 1960.
Model ini dikenal dengan nama SMCR, kepanjangan dari Source (sumber),
Message (pesan), Channel (saluran), dan Receiver (penerima).
  
32
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
Source
Message
Channel
Receiver
Sumber: Mulyana (2009:163)
Dari gambar diatas
maka dapat dijelaskan bahwa Source
merupakan
sumber
informasi atau pihak yang
menciptakan pesan baik seseorang atau
kelompok. Disini Deddy Corbuzier sebagai orang yang menciptakan pesan
maupun pesan itu dari bintang tamu yang dihadirkan. Message merupakan
pesan
yang
disampaikan
oleh sumber dalam satu
kode
simbolik,
seperti
bahasa  atau  isyarat.  Pesan-pesan  yang  dihadirkan  didalam
acara  Hitam
Putih
yaitu
ada
disetiap
akhir
acara. Channel
adalah
medium yang
membawa pesan channel yang digunakan tayangan ini adalah Trans 7
sebagai media partner dan Receiver adalah seseorang atau kelompok
yang
menjadi sasaran komunikasi yaitu audience yang hadir didalam studio dan
diluar studio.
Dalam komunikasi
masa
banyak
terdapat
beberapa
media
dapat
digunakan dalam mengkomunikasikan pesan atau informasi seperti televisi,
radio,
surat
kabar,
buku,
dan
majalah. Pesan dikembangkan berdasarkan
elemen, struktur, isi, perlakuan, dan kode. Salurannya berhubungan dengan
panca indera. Salah satu kelebihan
model Berlo
adalah
bahwa model ini
tidak terbatas pada komunikasi publik atau komunikasi
masa, namun juga
komunikasi
antarpribadi
dan
berbagai
bentuk
komunikasi
tertulis.
Model
ini juga bersifat
heuristik
(merangsang penelitian), karena
merinci unsur-
  
33
unsur
yang
penting
dalam
proses
komunikasi.
Model
komunikasi
seperti
ini dapat digunakan untuk meneliti bagaimana suatu pesan itu tersampaikan
pada penerima informasi.
2.2.8
Kerangka konsep
Kerangka konsep adalah hasil pemikiran yang rasional dalam
menguraikan rumusan hipotesis
yang
merupakan
jawaban sementara dari
masalah yang diuji kebenarannya. Agar konsep-konsep dapat diteliti secara
empiris,
maka harus dioperasionalkan dengan mengubahnya
menjadi
variabel.
Variabel 
yang  digunakan 
dalam 
penelitian 
ini  adalah 
sebagai
berikut:
1.   Variabel Bebas (X)
Variabel
bebas
merupakan
variabel
yang
diduga
sebagai
penyebab atau pendahulu dari variabel yang lain (Rakhmat, 2004:12).
Variabel   bebas   dalam   penelitian   ini   adalah   gaya   penyampaian
presenter tayangan talk show Hitam Putih.
2.   Variabel Terikat (Y)
Variabel
terikat adalah variabel yang diduga sebagai akibat atau
yang  dipengaruhi  oleh 
variabel 
yang 
mendahuluinya 
(Rakhmat,
2004:12).
Variabel
terikat dalam
penelitian
ini adalah
minat
menonton
(studi
terhadap siswa-siswi SMA ADVEN Jakarta-Pusat).
  
34
2.2.9
Model Teoritis
Model teoritis
merupakan
paradigma
yang
mentransformasikan
permasalahan terkait anatara satu dengan yang lainnya. Variabel-variabel
yang  dikeloompokkan  dalam  kerangka  konsep  akan  dibentuk  menjadi
suatu model teoritis sebagai berikut :
Variabel Bebas
Gaya penyampaian
presenter tayangan
talk show Hitam
Putih
Variabel Terikat
Minat menonton
siswa-siswi SMA
ADVEN Jakarta-
Pusat
2.2.10  Operasional Variabel
Berdasarkan kerangka teori dan kerangka konsep diatas, maka dapat
dibuat   operasional   variabel   yang   berfungsi   untuk   kesamaan   dan
kesesuaian dalam penelitian, yakni sebagai berikut :
  
35
Tabel 2.1
Operasionalisasi Variabel
Pengaruh presenter tayangan Talk Show “Hitam Putih” di TRANS 7 terhadap Minat
Menonton (Studi terhadap siswa-siswi SMA ADVEN Jakarta Pusat)
Variabel Bebas
Variabel Terikat
Pengaruh presenter tayangan talk show
“Hitam Putih” di TRANS 7
Minat Menonton (Studi terhadap siswa-siswi
Adven Jakarta Pusat)
Dimensi
Indikator
Dimensi
Indikator
Performance
Kemampuan si pembawa
acara dalam membawakan
acara talk show Hitam
Putih di TRANS 7 sangat
menarik.
Hal-hal yang membuat
responden tertarik untuk
menonton tayangan Hitam
Putih adalah talk show yang
digabung dengan adanya
unsur magic dari seorang
host, penampilan dari
aktor/aktris, dan temanya.
Kognitif
Minat menonton ditentukan
berdasarkan rutinitas menonton
  
36
Responden sangat suka
dengan pembawa acara
Hitam Putih di TRANS 7
yaitu Deddy Corbuzier.
Afektif
Jam tayang talk show Hitam
Putih mempengaruhi minat
menonton.
Responden sangat berminat
untuk menonton tayangan
Hitam Putih di Trans 7.
Minat menonton ditentukan
berdasarkan lama menonton.
Ada perasaan senang ketika
menyaksikan acara talk show
Hitam Putih di TRANS 7
Artis pendukung memiliki
peranan penting dalam
mempengaruhi minat
menonton.
  
37
Intensitas
Rata-rata dalam
seminggu anda menonton
Hitam Putih bisa
dibawah 1 jam sampai
dengan diatas 5 jam.
Konatif
Tayangan talk show
Hitam Putih di
TRANS 7 selalu
memberikan nuansa-
nuansa baru disetiap
episode.
  
38
Mengenai “tema” yang
ditayangkan per episode
dalam tayangan Hitam
Putih di TRANS 7 selalu
memberikan nuansa yang
menarik.
Responden kecewa
jika tidak
menyaksikan
tayangan talk show
Hitam Putih di
TRANS 7.
Responden merasa
kehilangan jika acara
talk show Hitam Putih
di TRANS 7 tidak
ditayangkan lagi.
Tayangan talk show
Hitam Putih di
TRANS 7
memberikan sumber
motivasi.
Konsep acaranya
menarik minat
menonton responden.
  
39
Ilustrasi
presenter
Hal-hal yang mendorong
anda untuk menonton
tayangan Hitam Putih
adalah untuk mengisi
waktu, mencari hiburan,
dan mengikuti isi acara.
Tayangan talk show
Hitam Putih yang
disiarkan di TRANS 7
memiliki nilai positif
tersendiri.
Intonasi
suara
Suara pembawa acara
sangat jelas pada saat
menyampaikan suatu
materi acara yang
dibawakannya.
Cara
berpakaian
Cara berpakaian si
pembawa acaranya sebagai
seorang magician.
Pemahaman
pesan
Responden dapat mengerti
dan memahami.
  
40
Setiap materi/pesan
yang disampaikan oleh
tayangan talk show
Hitam Putih di TRANS
7.
Gaya
penampilan
pesan
Dalam menyampaikan
pesan dari suatu
tayangan, apakah
pembawa acara sudah
cukup komunikatif dan
menarik.