BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1
Kerangka Teori
2.1.1
Manajemen Koperasi
Manajemen koperasi merupakan suatu konsep manajemen pemikiran dan
peluang
untuk
membangun
masa
depan
bangsa
yang
tidak
lain
adalah
untuk
menawarkan sejumlah informasi tentang manfaat koperasi dan serangkaian hasil
pemikiran yang dikembangkan atas dasar analisis dan hal – hal kritis yang perlu
diperhatikan secara cermat dalam mengembangkan koperasi dimasa mendatang.
(Nasution, M (2001, pp2 – 3)).
Jadi dapat disimpulkan bahwa manajemen koperasi adalah suatu
pemikiran  dan  peluang  yang  dapat  dikembangkan  untuk  memajukan  bangsa
dalam hal membangun koperasi.
2.1.1.1 Teori Koperasi
Pengertian Koperasi
Kata
koperasi,
memang
bukan  
asli dari
khasanah
bahasa
Indonesia.
Banyak yang berpendapat bahwa ia berasal dari bahasa Inggris: co-operation,
cooperative, atau bahasa Latin: coopere, atau dalam bahasa Belanda: cooperatie,
cooperatieve, yang kurang lebih berarti bekerja bersama-sama, atau kerja sama,
atau usaha bersama atau yang bersifat kerja sama.
  
14
Kata
koperasi
tersebut
dalam bahasa
Indonesia
sebelum tahun
1958,
dikenal dengan ejaan kooperasi
(dengan dua 'o'), tetapi selanjutnya berdasarkan
Undang-undang. Nomor
79 Tahun 1958 kata kooperasi telah diubah menjadi
koperasi (dengan satu o), demikian seterusnya hingga sampai sekarang.
Definisi koperasi adalah sebagai suatu perkumpulan
yang beranggotakan
orang-orang
atau
badan
hukum yang
memberi
kebebasan
masuk
dan
keluar
sebagai
anggota dengan bekerja
sama
secara
kekeluargaan menjalankan
usaha,
untuk mempertinggi kesejahteraan jasmaniah para anggotanya.
(Soesilo, M. I.(2008, pp1 – 2))
Organisasi Buruh Sedunia (Intemational Labor Organization/ILO), dalam
resolusinya nomor 127 yang dibuat pada tahun 1966, membuat batasan mengenai
cir-ciri utama koperasi yaitu:
(1) Merupakan perkumpulan orang-orang;
(2) Yang secara sukarela bergabung bersama;
(3) Untuk mencapai tujuan ekonomi yang sama;
(4) Melalui pembentukan organisasi bisnis yang diawasi secara demokratis ;
(5) Yang
memberikan
kontribusi
modal
yang
sama
dan
menerima
bagian
resiko  dan  manfaat  yang  adil  dari  perusahaan  di  mana  anggota  aktif
berpartisipasi.
"Cooperative is an association of persons, usually of limited man, who
have voluntary jointed together, to achieve a common economic end through the
formation   of   a   demokratically   controlled   business   organization,   making
  
15
equitable
contribution to the
capital required and
accepts
a
fair
share
of
the
risks
and
benefits
of
the
undertaking"
Selanjutnya
dalam pemyataan
tentang
jatidiri
koperasi
yang
dikeluarkan oleh
Aliansi
Koperasi Sedunia (Intemational
Cooperatives  Alliance/ICA),  pada  kongres  ICA  di  Manchester,  Inggris  pada
bulan
September
1995,
yang
mencakup
rumusan-rumusan tentang definisi
koperasi, nilai-nilai koperasi dan Prinsip-prinsip Koperasi, koperasi didefinisikan
sebagai
"Perkumpulan
otonom dari
orang-orang
yang
bersatu
secara
sukarela
untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan dan aspirasi ekonomi, sosial dan budaya
bersama
melalui
perusahaan
yang
dimiliki
bersama
dan
dikendalikan secara
demokratis"
(berdasarkan
terjemahan yang dibuat oleh Lembaga Studi
Pengembangan
Perkoperasian
Indonesia
(LSP2I).
Dari
berbagai
definisi
yang
ada mengenai koperasi, terdapat hal-hal yang menyatukan pengertian tentang
koperasi, antara lain yaitu:
a.   Koperasi adalah perkumpulan orang-orang yang
mempunyai kebutuhan
dan  kepentingan  ekonomi 
yang 
sama, 
yang 
ingin 
dipenuhi  secara
bersama melalui pembentukan perusahaan bersama yang dikelola dan
diawasi secara demokratis;
b.   Koperasi adalah perusahaan, di mana orang-orang berkumpul tidak untuk
menyatukan modal atau uang, melainkan sebagai akibat adanya kesamaan
kebutuhan dan kepentingan ekonomi;
c. 
Koperasi
adalah
perusahaan
yang hams
memberi
pelayanan
ekonomi
kepada anggota;
  
16
Sedangkan 
pengertian 
mengenai 
koperasi 
dalam 
uraian 
ini 
adalah
koperasi
sebagaimana
dimaksud
dalam Undang-undang
Republik
Indonesia
Nomor 25 Tahun 1992 Tentang Perkoperasian, yang mendefinisikan koperasi
sebagai "Badan Usaha yang beranggotakan orangseorang atau badan-badan
hukum koperasi dengan
melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi
sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan".
(Soesilo, M. I.(2008, p4)).
Jadi dapat disimpulkan bahwa koperasi adalah sebagai organisasi orang-
orang yang dilakukan sebagian manusia atas dasar kesamaan dan badan
hukum
yang berlaku untuk mencapai tujuan ekonomi masing-masing.
2.1.1.2 Ide – Ide Dasar Koperasi
1.   Ide Dasar
Menurut  Soesilo,  M.  I.(2008,  pp1-2),  Dalam  pengertian 
yang  amat
umum, ide adalah suatu cita-cita yang ingin dicapai. Cita-cita berkoperasi juga
tumbuh dan berkembang dari berbagai ide yang melandasinya. Ide berkoperasi,
telah berkembang jauh sebelum koperasi itu
sendiri berwujud
sebagai koperasi.
Ide  yang  berasal  dari  berbagai  pandangan  itu  kemudian  melebur  ke  dalam
prinsip-prinsip, asas – asas, atau sendi – sendi dasar koperasi.
  
17
2.   Secara Teoritik
Beberapa ide yang melandasi lahirnya prinsip-prinsip koperasi antara lain
adalah
solidaritas,
demokrasi, kemerdekaan, alturisme
(sikap
memperhatikan
kepentingan
orang
lain
selain
kepentingan diri sendiri), keadilan, keadaan
perekonomian
negara
dan
peningkatan
kesejahteraan (Ima
Suwandi
(1980)
disadur oleh  Soesilo, M. I.(2008, p2)).
2.1.1.3 Nilai – Nilai Koperasi
Soesilo, M. I.(2008, p5), mengatakan bahwa dalam pernyataan Aliansi
Koperasi Sedunia, tahun 1995, tentang Jatidiri koperasi, Nilai-nilai Koperasi
dirumuskan sebagai berikut:
Koperasi bekerja berdasarkan nilai-nilai
a.   Nilai-nilai organisasi
(1) Menolong diri sendiri
(2) Tanggungjawab sendiri
(3) Demokratis
(4) Persamaan
(5) Keadilan
(6) Kesetiakawanan
b.   Nilai-nilai etis
(1) Kejujuran
(2) Tanggung jawab sosial
(3) Kepedulian terhadap orang lain.
  
18
2.1.1.4 Prinsip-Prinsip Koperasi
Soesilo, M. I.(2008, pp5-6), menyatakan prinsip-prinsip koperasi (sering
juga disebut sebagai asas-asas atau sendi sendi dasar koperasi), adalah garis-garis
penuntun  atau  pemandu  yang  digunakan  oleh  koperasi,  untuk  melaksanakan
nilai-nilai koperasi dalam praktek.
1. 
Prinsip-prinsip 
koperasi, 
pada 
umumnya 
diartikan 
sebagai 
landasan
bekerja
bagi   koperasi   dalam   melakukan   kegiatan   organisasi   dan
bisnisnya, sekaligus merupakan ciri khas dan jati diri koperasi yang
membedakannya dari perusahaan-perusahaan non koperasi.
2.
Prinsip-prinsip Koperasi yang pertama kali dikenal dan dirintis oleh
Koperasi Rochdale tahun 1844, sebenarnya
adalah
rumusan
yang
disepakati oleh seluruh anggota tentang cara-cara bekerja
bagi suatu
koperasi konsumsi (D.Danoewikarsa, 1977 disadur oleh  
Soesilo, M.
I.(2008, p5)) yaitu:
a.   Menjual 
barang 
yang 
murni, 
tidak 
dipalsukan, 
dan 
dengan
timbangan yang benar;
b.   Menjual dengan tunai;
c.   Menjual dengan harga umum (pasar);
d.   Pembagian keuntungan seimbang dengan pembelian anggota dari
koperasi;
e.   Satu suara bagi seorang anggota;
f.
Tidak membeda-bedakan aliran dan agama anggota.
3. 
Sedangkan 
menurut  catalan  Revrisond 
Baswir, 
masih  ditambah 
lagi
dengan 3 (tiga) unsur yaitu :
  
19
a.   Pembatasan bunga alas modal;
b.   Keanggotaan bersifat sukarela; dan
c.   Semua anggota menyumbang dalam permodalan.
(Revrisond Baswir, 1997 disadur oleh
Soesilo, M. I.(2008, p5)).
4. 
Sementara
itu
ada
juga
yang
berpendapat
bahwa
bentuk
asli,
prinsip-
prinsip
koperasi
Rochdaletahun 1844, adalah seperti
yang dikemukakan
oleh Prof. Coole, dalam buku "A Century Of Cooperative", yaitu ada 8
(delapan) hal (E.D.Damanik, 1980 disadur oleh  Soesilo, M. I.(2008, p6)),
masing-masing adalah:
a.
Pengelolaan yang demokratis (Democratic Control);
b.   Keanggotaan yang terbuka dan sukarela (Open membership);
c.   Pembatasan bunga atas modal (fix or limited interest on capital);
d.
Pembagian
sisa
hasil
usaha
kepada anggota sesuai dengan
transaksinya kepada koperasi (Distribution of surplus
in dividend
to members in propotion to their purchase);
e.   Transaksi usaha dilakukan secara tunai (Trading strictly on a cash
basis);
f.
Menjual barang-barang
yang murni dan
tidak dipalsukan
(Selling
only pure and unadultered goods);
g. Menyelenggarakan 
pendidikan 
tentang 
prinsip-prinsip 
dan
koperasi kepada anggota, pengurus, pengawas dan pegawai
koperasi (Providing for the education of the members, the board
and the staff);
  
20
h.   Netral 
di 
bidang 
politik 
dan  agama  (Political 
and 
religious
neutrality).
5.
Koperasi Kredit model Raiffeisen tahun 1860, juga memiliki prinsip-
prinsip atau asas-asas (D.Danoewikarsa, 1977 disadur oleh 
Soesilo,
M.
I.(2008, p7)), yaitu:
a.   Keanggotaan terbuka bagi siapa saja;
b.   Perlu
ikut sertanya orang kecil, terutama petani kecil atas dasar
saling mempercayai;
c.   Seorang anggota mempunyai hak suara satu;
d.   Tidak ada pemberian jasa modal;
e.   Tidak  ada  pembagian  keuntungan,  sisa  hasil  usaha  masuk  ke
dalam cadangan.
Sejak
semula,
penerapan
prinsip-prinsip koperasi adalah disesuaikan
dengan kebutuhan masing-masing koperasi di suatu negara, sehingga pada saat
itu, prinsip koperasi memiliki banyak
ragam. Prof. Henzler, dari Jerman (Drs.
Hendrojogi, 1997), membagi asas koperasi
menjadi dua hal, yaitu asas yang
struktural   dan   asas   yang   fungsional.   Democratic   control,   termasuk   asas
struktural.   Sedangkan   asas   yang   berkaitan   dengan   masalah   manajemen,
kebijakan 
harga, 
pemberian 
kredit, 
menentukan 
metode 
dan 
standar 
dari
prosedur-prosedur operasi adalah asas fungsional, yang bisa berbeda pada
beberapa
jenis koperasi.
ICA sebagai
organisasi
puncak perkoperasian sedunia
memandang
perlu
untuk
membuat
rumusan
umum tentang
prinsip-prinsip
koperasi  yang  diharapkan  dapat  diterapkan  oleh  koperasi-koperasi  sedunia.
Untuk itu, telah dibentuk komisi khusus guna mengkaji prinsip-prinsip koperasi
  
21
yang
telah dirintis oleh para pionir koperasi Rochdale. Komisi tersebut telah
bekerja pada tahun 1930-1934. Pada Kongres ICA tahun 1934 di London, komisi
khusus yang dibentuk tahun 1934 tersebut
menyimpulkan bahwa dari 8 asas
Rochdale tersebut, 7 (tujuh) buah di antaranya dianggap sebagai asas pokok atau
esensial, (E.D. Damanik, 1980 disadur oleh  Soesilo, M. I.(2008, p8)), yaitu:
a.   Keanggotaan bersifat sukarela;
b.   Pengurusan dikelola secara demokratis;
c.   Pembagian SHU sesuai partisipasi masing-masing anggota dalam
usaha
koperasi;
d.   Bunga yang terbatas atas modal;
e.   Netral dalam lapangan politik dan agama;
f.
Tata niaga dijalankan secara tunai;
g.   Menyelenggarakan  pendidikan  bagi  anggota,  pengurus,  pengawas  dan
karyawan koperasi.
Asas ke delapan, yaitu dilarang menjual barang yang tidak murni atau
dipalsukan, dihapus (Drs.Hendrojogi, Msc, 1997). Ternyata dalam
perkembangannya, tidak semua negara sepakat dengan rumusan yang dihasilkan
oleh komisi khusus tahun 1934, terutama sekali terhadap 3 (tiga) butir rumusan
yaitu tentang netral di bidang poitik dan agama, tata niaga dijalankan secara tunai
dan mengadakan pendidikan bagi anggota, pengurus, pengawas dan staf. Banyak
negara
yang
berbeda
pandangan
mengenai
hal
tersebut.
Maka,
pada
Kongres
ICA di Paris tahun 1937, ditetapkan bahwa dari 7 (tujuh) prinsip koperasi
Rochdale yang diakui pada Kongres ICA di London tahun 1934, 4 (empat) yang
pertama, telah ditetapkan sebagai prinsip-prinsip ICA sendiri, yaitu:
  
22
a.   Keanggotaan bersifat sukarela;
b.   Pengendalian secara demokratis;
c.   Pembagian SHU sebanding dengan partisipasi anggota;
d.   Pembatasan bunga atas modal.
Kemudian dalam Kongres
ICA
di
Praha
tahun 1948,
ICA
menetapkan
dalam Anggaran Dasarnya, bahwa suatu Koperasi di suatu negara dapat menjadi
anggota
lembaga tersebut bila Koperasi
di
negara tersebut
mempunyai prinsip-
prinsip sebagai berikut :
a. 
Keanggotaan bersifat sukarela;
b. 
Pengendalian secara demokratis;
c. 
Pembagian SHU sebanding dengan partisipasi anggota;
d. 
Pembatasan bunga atas modal.
Sementara tiga lainnya, yaitu:
a. 
Tata niaga dilaksanakan secara tunai;
b. 
Penyelenggaraan pendidikan dan
c. 
Netral di bidang politik dan agama menjadi hal yang tidak diwajibkan.
Keadaan
menjadi berkembang
lagi
tatkala Kongres ICA tahun 1966, di
Wina yang memutuskan 6 (enam) prinsip koperasi, yaitu:
a.   Keanggotaan
yang
terbuka
dan
sukarela
(Voluntary
and
open
membership);
b.   Pengelolaan yang demokratis (Democratic Administration);
c.   Pembatasan bunga atas modal (Limited interest on capital);
  
23
d.   Pembagian
SHU
kepada
anggota
sesuai
partisipasi
usahanya
cara tunai
(Distribution of surplus, in proportion to their purchase);
e.   Penyelenggaraan pendidikan bagi anggota, pengurus, pengawas dan staf
(Providing for members, board members and staf education);
f.
Kerja sama antar koperasi (Cooperation among the cooperatives).
Terakhir, adalah penyempumaan yang dilakukan melalui Kongres ICA
tahun 1995 di Manchester, Inggris tahun 1995, yang berhasil merumuskan
pernyataan tentang jati diri koperasi (Identity Cooperative ICA Statement/ICIS),
yang butir-butirnya adalah sebagai berikut:
a. 
Keanggotaan sukarela dan terbuka;
b. 
Pengendalian oleh anggota-anggota secara demokratis;
c. 
Partisipasi Ekonomi Anggota;
d. 
Otonomi dan Kebebasan;
e. 
Pendidikan, Pelatihan dan Informasi;
f.   Kerja sama di antara Koperasi-Koperasi;
g. 
Kepedulian Terhadap Komunitas.
2.1.1.5 Fungsi dan Peran Koperasi
Fungsi koperasi antara lain adalah:
a.   Memenuhi kebutuhan anggota untuk memajukan kesejahteraannya;
b.   Membangun sumber daya anggota dan masyarakat;
c.   Mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota;
  
24
d. Mengembangkan 
aspirasi
ekonomi 
anggota 
dan 
masyarakat 
di
lingkungan kegiatan koperasi;
e.   Membuka  peluang  kepada  anggotanya  untuk  mengaktualisasikan  diri
dalam bidang ekonomi secara optimal.
Sedangkan peran koperasi antara lain adalah sebagai:
a. 
Wadah
peningkatan
tarat
hidup
dan ketangguhan
berdaya
saing
para
anggota koperasi dan masyarakat di lingkungannya;
b.   Bagian integral dari sistem ekonomi nasional;
c.   Pelaku stategis dalam sistem ekonomi rakyat;
d.   Wadah pencerdasan anggota dan masyarakat di lingkungannya.
Soesilo, M. I.(2008, p10)
2.1.1.6 Beberapa Aliran Koperasi
Beberapa
pakar
koperasi
menanggapi
adanya
beberapa
aliran
dalam
koperasi,
seperti :
1.  Aliran Socialist school, yang berkeinginan untuk menjadikan koperasi
sebagai batu loncatan untuk mencapai sosialisme.
2. 
Aliran
Commonwealth
School, yang menginginkan agar koperasi dapat
menguasai kehidupan ekonomi, dan ini umumnya
terjadi di Inggris dan
negara - negara persemakmuran.
3.   Aliran Competitive Yardstict School, yang menginginkan agar tumbuhnya
koperasi dapat berperan sebagai penghilang dampak negatif yang
diakibatkan oleh sistem kapitalisme. Aliran ini banyak dianut di Swedia,
  
25
dan 
merupakan  bagian 
dari  apa 
yang 
disebut 
sebagai 
Institutional
Economic Balance Theory.
4. 
Aliran Pendidikan, yang menginginkan hendaknya koperasi berperanan
untuk
meningkatkan
pendidikan demi
tecapainya
tujuan peningkatan
ekonomi.
5.
Aliran Nimes, yang menghendaki agar keberhasilan koperasi dapat
memperbaiki perekonomian semua golongan.
Dalam menyikapi
adanya
beberapa
aliran
koperasi
tersebut,
Koperasi
Indonesia, tampaknya lebih bersikap moderat, yaitu menyaring semua nilai-nilai
yang baik dari masing-masing aliran tersebut, kemudian diaplikasikan sesuai
dengan situasi dan kondisi spesifik masyarakat Indonesia.
Dalam kenyataannya, memang tidak ada aliran yang dianut secara murni
oleh sesuatu negara.
(M. Iskandar Soesilo, 2008, p11)
2.1.1.7 Beberapa Hal Pokok Yang Membedakan Koperasi Dengan Badan Usaha
Non Koperasi
Menurut Soesilo, M. I.(2008, p12), ada beberapa hal pokok yang
membedakan koperasi dengan badan usaha lain yang non koperasi. Hal tersebut
antara lain adalah:
1. 
Koperasi adalah kumpulan orang, bukan kumpulan modal sebagaimana
perusahaan non koperasi.
  
26
2.   Kalau  di  dalam  suatu  badan 
usaha 
lain  yang 
non  koperasi,  suara
ditentukan oleh
besarnya jumlah
saham atau
modal
yang dimiliki
oleh
pemegang saham, dalam koperasi
setiap anggota
memiliki
jumlah suara
yang sama, yaitu satu orang mempunyai satu suara dan tidak bisa
diwakilkan (one man one vote, by proxy).
3.   Pada koperasi, anggota adalah pemilik sekaligus pelanggan (owner-user),
oleh karena itu kegiatan usaha yang dijalankan oleh koperasi harus sesuai
dan berkaitan dengan kepentingan atau kebutuhan ekonomi anggota. Hal
yang demikian itu berbeda dengan badan usaha yang non koperasi.
Pemegang saham tidak
harus
menjadi pelanggan. Badan usahanya tidak
perlu harus memberikan atau melayani kepentingan ekonomi pemegang
saham.
4. 
Tujuan badan usaha non koperasi pada umumnya adalah mengejar laba
yang setinggi-tingginya. Sedangkan koperasi adalah memberikan manfaat
pelayanan ekonomi yang sebaik-baiknya (benefit) bagi anggota.
5. 
Anggota koperasi memperoleh bagian dari sisa hasil usaha sebanding
dengan
besarnya   transaksi   usaha  
masing-masing   anggota   kepada
koperasinya,  sedangkan 
pada  badan  usaha 
non  koperasi,  pemegang
saham
memperoleh
bagian
keuntungan
sebanding
dengan
saham yang
dimilikinya.
  
27
2.1.2
Kebijakan Pengembangan Koperasi
2.1.2.1 Pengenalan tentang Keuangan dan Modal Koperasi
Modal koperasi berasal dari dua sumber, yaitu modal sendiri dan modal
luar (modal asing). Koperasi dapat memanfaatkan modal sendiri dan modal luar
dalam upaya memenuhi kebutuhan modalnya.
Gambar 2.1 Sumber Modal Koperasi
Sumber : Deputi bidang kerjasama dan jaringan asdep urusan pengembangan
perkaderan UKM deputi bidang pengkajian sumberdaya UKMK (2011)
Menurut Tim Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia
Kementerian Koperasi dan UKM (2010, p20), modal sendiri adalah modal yang
berasal dari koperasi itu sendiri atau dengan kata lain modal
yang
menanggung
resiko.
  
28
Modal sendiri meliputi:
1.   Simpanan 
pokok 
adalah 
simpanan 
yang 
dibayarkan 
anggota 
yang
besarnya ditentukan dan dibayar sebagai tanda anggota koperasi.
2.   Simpanan   wajib   adalah   simpanan   yang   besarnya   ditentukan   dan
disepakati
dalam   Anggaran   Dasar   (AD)   atau   Anggaran   Rumah
Tangga(ART) yang dibayarkan secara rutin kepada koperasi dan biasanya
diabayarkan setiap bulan.
3. 
Simpanan sukarela (manasuka) adalah simpanan yang di tujukan untuk
koperasi
yang
sudah
berjalan
lama, simpanan ini sering dikategorikan
sebagai hutang jangka pendek, karena bisa diambil sewaktu-waktu
4.   SHU
yang
tidak
dibagikan
(Dana cadangan)
adalah
dana
yang
diambil
dari 25 % Sisa Hasil Usaha (SHU) yang di dapat.
5. 
Sisa
Hasil
Usaha
(SHU)
adalah
selisih
antara jumlah
penerimaan
dan
jumlah pengeluaran.
2.1.2.2 Proses Pendirian Koperasi
Berikut  ini  adalah  merupakan  gambar  bagan
proses
pendirian  koperasi  yang
berlaku di Indonesia. (Gambar 2.2)
  
29
Gambar 2.2 Proses Pendirian Koperasi
Sumber : Deputi bidang kerjasama dan jaringan asdep urusan pengembangan
perkaderan UKM deputi bidang pengkajian sumberdaya UKMK (2011)
Proses
pendirian
koperasi
dimulai dengan
adanya
suatu
gagasan
yaitu
untuk memenuhi kebutuhan bersama dan memecahkan masalah ekonomi melalui
adanya koperasi. Selanjutnya gagasan tersebut dilanjutkan dengan sosialisasi
kepada pemuka masyarakat dan anggota masyarakat yang menyatakan bahwa
suatu 
koperasi  akan  didirikan. 
Setelah 
sosialisasi 
tersebut 
diadakan 
maka
diadakan penyuluhan bimbingan magang
bagi calon anggota dan karyawan
koperasi. Kemudian setelah penyuluhan dilakukan maka baru akan di lanjutkan
dengan learning by doing untuk para anggota dan karyawan koperasi. Setelah
proses – proses itu selesai dilakukan maka koperasi yang didirikan juga harus
berbadan
hukum agar pondasi
dari suatu koperasi
tersebut dapat
kokoh
untuk
dijalani dalam jangka panjang.
  
30
2.1.2.3 Proses Pendirian Badan Hukum Koperasi
Gambar 2.3 Proses Pendirian Badan Hukum Koperasi
Sumber : Deputi bidang kerjasama dan jaringan asdep urusan pengembangan
perkaderan UKM deputi bidang pengkajian sumberdaya UKMK (2011)
Pendirian   badan   hukum   koperasi   dilakukan   dalam   2   tahap   yaitu
pembuatan akta dan pengesahan akta tersebut.
Di dalam pembuatan
akta ada 2
proses yang harus dijalani, antara lain adalah mengadakan rapat pendiri yang
terdiri dari membahas tentang anggaran dasar, rencana usaha, membentuk badan
pengurus   dan   kekuasaan   penidir   koperasi   tersebut.   Proses   kedua   dalam
pembuatan
akta
adalah
mengajukan
permohonan
pengesahan
yang
terdiri
dari
akta
pendirian,
rencana
usaha,
bukti
setor,
jumlah
modal,
daftar
hadir
rapat,
berita
acara,
dan
ktp/
identitas
anggota
rapat. Setelah proses pembuatan akta
selesai
dibuat,
maka
langkah
selanjtnya adalah pengesahan
akta
tersebut
yang
terdiri
dari
penerimaan
surat
permohonan dilanjutkan
dengan
verifikasi
surat
tersebut. Jika
dalam verifikasi
surat
permohonan
ditolak
maka
calon
koperasi
tersebut
harus
kembali
melengkapi
data
data
yang diharuskan.
Namun
jika
  
31
surat permohonan diterima maka akan langsung disahkan dan diumumkan dalam
badan negara bahwa koperasi tersebut resmi dibuka.
2.1.3
Teori Analisis Sistem Dinamis
Metodologi system dynamics telah berkembang sejak dekade 50-an,
pertama kali dikembangkan  oleh Jay. W. Forrester sewaktu kelompoknya
melakukan riset di MIT dengan mencoba mengembangkan manajemen industri
guna
mendesain
dan
mengendalikan
sistem industri. Mereka mencoba
mengembangkan metode manajemen untuk perencanaan industri jangka panjang.
Di
dalam perancangan
sistem dinamis,
hal
awal
yang
perlu
dilakukan
adalah  berpikir  semantik.  Menurut  Muhammadi  et  al.  (2001,  p9)  berpikir
semantik adalah kesadaran untuk mengapresiasi dan memikirkan suatu kejadian
sebagai
sebuah
sistem (systemic
approach).
Berdasarkan
adanya
pemahaman
tentang kejadian semantik, maka ada lima langkah yang dapat ditempuh untuk
menghasilkan bangunan pemikiran (model) yang bersifat sistematik, yaitu :
1.   Identifikasi proses menghasilkan kejadian nyata
Identifikasi  proses  adalah 
mengungkapkan  pemikiran  tentang  proses
nyata (actual transformation) yang menimbulkan kejadian nyata (actual
state).
Proses
nyata
itu
merujuk kepada
objektivitas
dan
bukan
proses
yang dirasakan atau subyektivitas.
  
32
2.   Identifikasi kejadian yang diinginkan
Identifikasi kejadian yang diinginkan adalah
memikirkan
kejadian
yang
seharusnya, yang diinginkan, yang dituju yang ditargetkan ataupun yang
direncanakan (desired state).
3.   Identifikasi kesenjangan antara kenyataan dengan keinginan
Artinya adalah memikirkan tingkat kesenjangan antara kejadian aktual
dengan 
seharusnya. 
Kesenjangan 
tersebut 
adalah  masalah 
(bisa
dinyatakan  dalam  ukuran 
kuantitatif 
atau  kualitatif) 
yang 
harus
dipecahkan atau tugas (misi) yang harus diselesaikan.
4.   Identifikasi dinamika menutup kesenjangan
Identifikasi mekanisme tentang dinamika variabel-variabel untuk mengisi
kesenjangan antara kejadian nyata dengan kejadian yang diinginkan.
5.   Analisis kebijakan
Analisis kebijakan adalah menyusun alternatif tindakan atau keputusan
yang  akan  diambil  untuk  mempengaruhi  proses  nyata  sebuah  sistem
dalam menciptakan kejadian nyata.
Dalam  menyusun  model  dinamik  terdapat  tiga  bentuk  alternatif  yang  dapat
digunakan (Muhammadi et al., 2001), yaitu :
a.   Verbal
Model
verbal
adalah
model
sistem
yang
dinyatakan
dalam bentuk
katakata.
  
33
b.   Visual (analog model kualitatif)
Deskripsi visual dinyatakan
secara diagram dan menunjukkan
hubungan
sebab-akibat 
banyak   variabel   dalam 
keadaan   sederhana   dan   jelas.
Analisis deskripsi visual dilakukan secara kualitatif.
c.   Matematis
Model
visual dapat direpresentasikan ke
dalam bentuk
matematis
yang
merupakan perhitungan-perhitungan terhadap suatu sistem. Semua bentuk
perhitungannya
bersifat
ekuivalen, yang
mana
setiap
bentuk
berperan
sebagai alat bantu untuk dimengerti bagi yang awam.
Muhammadi
et
al.
(2001,
pp3-7)
didalam bukunya
menjelaskan bahwa,
sistem adalah
keseluruhan
interaksi antarunsur
dari
sebuah
objek
dalam batas
lingkungan tertentu
yang
bekerja
mencapai tujuan.
Penjelasan
dari
pengertian
sistem di atas, antara lain:
a.   Keseluruhan, yaitu mencakup bagian-bagian atau divisi,
b.   interaksi, yaitu pengikat atau penghubung antarunsur,
c.   unsur, yaitu benda, baik konkrit atau abstrak, yang menyusun objek sistem,
d.   objek, yaitu sistem yang menjadi perhatian,
e. 
batas, yaitu
sistem yang
memiliki
batasan
disebut
sistem tertutup.
Sistem
tertutup
adalah
sebuah
sistem dengan
batas
yang
dianggap
kedap
(tidak
tembus) terhadap pengaruh
lingkungan. Sistem tertutup
itu
hanya ada dalam
anggapan (untuk analisis), karena pada kenyataan sistem selalu berinteraksi
dengan lingkungan atau sebagai sebuah sistem terbuka,
  
34
f.
dan tujuan, yaitu unjuk kerja sistem yang teramati dan diinginkan.
Kemudian Muhammadi
et al. (2001,
p28)
menjelaskan
bahwa
sistem
dinamis
adalah
sebuah
sistem tertutup.
Pengaruh
faktor
lingkungan
terhadap
sistem dimungkinkan
terjadi
dan
perubahan
eksternal
itu
dianggap
sebagai
variabel eksogen.
1.
Struktur Sistem dan Diagram Simpal Kausal
Menurut Muhammadi et al.
(2001, p23), struktur sistem adalah
interaksi
atau
mekanisme.
Setiap
gejala
apapun,
baik
fisik
ataupun non-fisik,
bagaimanapun kerumitannya, dapat disederhanakan menjadi struktur dasar yaitu
mekanisme 
dari  masukan,  proses,  keluaran  dan  umpan  balik.  Untuk
memudahkan pekerjaan berpikir sistemik
ini,
struktur
sistem
dinamis
disederhanakan ke dalam diagram simpal kausal. Ciri sistem tertutup dari sistem
dinamis dalam hal ini ditunjukkan simpal umpan balik dari struktur.
Menurut
Muhammadi
et
al.
(2001,
pp28-30),
diagram simpal
kausal
adalah pengungkapan tentang kejadian
hubungan
sebab-akibat
(causal
relationships) ke dalam bahasa
gambar tertentu. Di sini bahasa gambar
tersebut
adalah panah yang saling mengait, sehingga membentuk diagram simpal (causal
loop), di mana hulu panah mengungkapkan sebab dan ujung panah
mengungkapkan akibat.
Keduanya, baik unsur sebab maupun akibat, atau salah satu diantaranya
(sebab saja atau akibat saja) harus merujuk keadaaan yang terukur, baik secara
kualitatif untuk keadaan yang dirasakan (perceived) maupun secara kuantitatif
untuk  keadaan  nyata  (actual).  Harus  diingat  logikanya  adalah  proses  (rate)
  
35
sebagai
sebab
yang
menghasilkan
keadaan
(level)
sebagai
akibat, ataupun
sebaliknya.
Informasi
tentang
keadaan
sebagai
sebab
menghasilkan
pengaruh
pada
proses
sebagai
akibat.
Contoh
diagram
simpal
kausal dapat
dilihat pada
Gambar 2.4.
+
+
Lahir
(
+
)
Penduduk
(
-
)
Mati
+
-
Gambar 2.4 Diagram Simpal Kausal sederhana
Sumber : Muhammadi et al., 2001, p33
Pada
Gambar
2.4
terdapat
tulisan
yang
berwarna
hitam adalah
proses
(rate)
dan tulisan yang berwarna
biru
adalah keadaan (level).
Tanda
“(
+
)”
menjelaskan bahwa simpal antara “Lahir” dan “Penduduk” adalah simpal positif,
mempunyai perilaku percepatan atau perlambatan. Sedangkan tanda “( -
)”
menjelaskan bahwa simpal antara “Penduduk” dan “Mati” adalah simpal negatif,
mempunyai perilaku menuju sasaran atau limit.
2.   Diagram Alir
Menurut Taylor & Francis (2009), disebutkan bahwa “In the next step of
model building, the stock and flow structure of the system is drawn based on the
causal  loop  diagram  (There  are  technical  limitations  of  determining  loop
polarity from causal loop diagrams, which are ignored in this overview).
The
stock and flow structure shows stocks, flow controllers and decision structures
within  the  system.  Conserved  physical  flows  connect  stocks  in  the  diagram.
  
36
Information flows drive different physical flows. The stock and flow diagram for
the sales system discussed earlier is shown in” (Gambar 2.5).
Gambar 2.5 Stock and flow diagram for sales system
Taylor & Francis (2009)
The
arrows
drawn
with
regulating
valves
indicate physical
flows.
Rectangles
(Order
Backlog, Sales Staff) indicate accumulations
or
stocks.
The
valves (Order Bookings, Deliveries, Hiring) on the physical flows control flows
in and out of stock. In system dynamics parlance they are termed as flow
variables. Circles (Budget Allotted for Sales Force) indicate converters that are
used to capture decision rules or perform intermediate computation. Thin arrows
represent information flows connecting converters with stocks.
The stock and flow structure of the system is simply shorthand for the
underlying mathematical representation of the system. Each
stock is an
integration of flows affecting it. For the purpose of simulation this is expressed
as a difference equation wherein over a time period "dt," the value of stock
changes
by
"dt"
times
the
net
flow
into the
stock.
A
flow
is
expressed
as
a
function
of
one
or
more
stocks
and
converters.
Each
converter represents
the
  
37
decision
rule
that
is
dependent
on
the current
state.
Associated
delays
or
attenuation, if any, are represented appropriately. Software packages available
today are capable of automatically creating
the
underlying
mathematical
representation from the graphical stock and flow structure.
Simulating the system equations over time with assumed initial values for
system
variables
generates
the
dynamic behavior of the system. At this point
elaborate
tests
are performed
to
validate
the model for
adequacy
of
problem
boundary coverage and reproduction of reference mode behavior. A validated
model is used for performing different kinds of analysis like sensitivity analysis
and what-if analysis to support decision-making about a future course of action.
One
important
analysis
involves
experimental
identification
of
feedback
loops
that 
dominate 
the 
dynamics  at 
different  points  of 
time. 
Termed  as  loop
dominance analysis, this provides further insight into the structure of the system
and  leads  to  design  of  policy  structures  that  result  in  favorable  dynamics.
3.    Simulasi
Menurut Muhammadi et al. (2001, pp51-52), simulasi adalah peniruan
prilaku suatu gejala atau proses. Simulasi bertujuan untuk memahami gejala atau
proses tersebut, membuat analisis dan peramalan prilaku gejala atau proses
tersebut
di
masa
depan.
Simulai dilakukan melalui tahap-tahap seperti berikut:
penyusunan konsep, pembuatan model, simulasi dan validasi hasil simulasi.
Software Powersim Studio 7 Express, yang berbasis pada konsep System
Dynamics, digunakan untuk membuat sebuah model yang nyata. Model ini akan
sangat
membantu pengguna permainan
ini
untuk
memahami keterkaitan
antar
  
38
variabel dalam sistem
yang disimulasikan. Hal tersebut akan
membesar tingkat
keberhasilan tujuan permainan simulasi bisnis ini. (Armand Omar, dkk (2005)).
2.1.4
Metode Pengolahan Data dengan Regresi
Data yang diperoleh dalam penelitian ini kemudian diolah dengan
menggunakan  program  SPSS  (Statistical  Product  and  Service
Solution) versi 16.0. Metode pengolahan data yang akan mendukung
permodelan sistem
dinamis
adalah
dengan
menggunakan
analisis
regresi sederhana dan regresi berganda untuk mengolah data – data
variabel yang dikumpulkan.
Menurut Kuncoro,
E.A dan
Riduwan (2007, p83),
Regresi adalah suatu
proses memperkirakan secara sistematis tentang apa yang paling mungkin terjadi
di masa yang akan datang berdasarkan informasi masa lalu dan sekarang yang
dimiliki agar kesalahannya dapat diperkecil.
Kegunaan regresi dalam penelitian salah satunya adalah untuk
meramalkan
variabel
terikat (Y) apabila variabel
bebas
(X)
diketahui. Regresi
linear sederhana adalah suatu alat analisis
yang
digunakan
untuk
mengetahui
pengaruh
antara satu
buah
variabel bebas terhadap satu buah variabel terikat.
Persamaan umum regresi sederhana adalah :
Y = a + bx
Y = Variabel Terikat
X = Variabel Bebas
a = Konstanta, b = Koefisien Regresi
  
39
Regresi linear berganda adalah regresi dimana terdapat lebih dari satu
variabel 
bebas. 
Analisis 
regresi 
berganda 
dilakukan 
bila 
jumlah 
variabel
bebasnya  minimal 
dua. 
Dari 
teknik 
analisis 
regresi 
berganda, 
maka  akan
diketahui apakah ada pengaruh secara bersama-sama antar variabel bebas yang
ada terhadap variabel terikat. Persamaan regresi berganda adalah :
Y = a + b1X1
+ b2
X2
Y = Variabel Terikat
A = Konstanta
X1 , X2 = Variabel Bebas
b1, b2   = Koefisien Regresi
2.1.5
Teori Decision Support System (DSS)
O’Brien
(2005,
p440)
menjelaskan
bahwa
Decision
Support
System
DSS (Sistem Pendukung Keputusan) adalah sistem informasi yang menggunakan
model keputusan dalam proses pemodelan analisis interaktif dan ad
hoc, untuk
mencapai keputusan khusus oleh pengambil keputusan tertentu.
Tabel 2.1 Perbandingan perbedaan utama informasi dan kemampuan pendukung
keputusan sistem informasi manajemen dan sistem pendukung keputusan
(Decision Support System - DSS)
Sistem Informasi
Manajemen
Sistem Pendukung
Keputusan
Pendukung keputusan
Menyediakan informasi
Menyediakan informasi
yang disediakan
mengenai kinerja
dan teknik oendukung
  
40
organisasi
keputusan untuk
menganalisis masalah
khusus atau peluang
Bentuk informasi dan
frekuensi
Respons dan laporan
periodik, pengecualian,
permintaan, dan
pendorong
Respons dan permintaan
yang interaktif
Format informasi
Format tetap dan telah
Format yang dapat
ditentukan sebelumnya
diadaptasi fleksibel, dan
ad hoc
Metodologi pemrosesan
informasi
Informasi yang
diproduksi dengan
ekstraksi dan
manipulasi data bisnis
Informasi yang
diproduksi dengan
pemodelan analisis dari
data bisnis
Sumber : O’Brien (2005, p440)
Jenis struktur keputusan ada 3 yaitu :
a. 
Tak terstruktur adalah keputusan pada tingkat strategis dan melibatkan
situasi   keputusan   dimana   tidak   mungkin   menentukan   lebih   awal
mengenai prosedur keputusan yang harus diikuti.
b.   Semiterstruktur adalah keputusan pada tingkat lebih taktis dan melibatkan
prosedur keputusan yang dapat ditentukan, tapi tidak cukup untuk
mengarah   ke   suatu   keputusan   yang   direkomendasikan.   Contohnya
  
41
keputusan mengenai peluncuran layanan e-commerce yang baru dan
membuat perubahan besar
mengenai tunjangan karyawan akan bedasara
pada jangkauan tak terstruktur hingga semi terstruktur.
c.
Terstruktur adalah keputusan yang dibuat pada tingkat manajemen
operasional dan melibatkan situasi dimana
prosedur
yang
diikuti
ketika
keputusan diperlukan, dapat dikatakan lebih awal. Contohnya keputusan
pemesanan ulang persediaan yang dihadapi oleh kebanyakan bisnis.
(O’Brien, 2005, p440)
2.1.6
Teori Analisis dan Perancangan Sistem Informasi
2.1.6.1 Pengertian Sistem
Definisi/Pengertian Sistem Menurut Para Ahli antara lain adalah sebagai berikut:
Menurut Ludwig Von Bartalanfy (dalam duniabaca.com (2011)), Sistem
merupakan  seperangkat 
unsur 
yang  saling  terikat  dalam  suatu  antar 
relasi
diantara unsur-unsur tersebut dengan lingkungan.
Menurut
Anatol
Raporot
(dalam duniabaca.com
(2011))
Sistem adalah
suatu kumpulan kesatuan dan perangkat hubungan satu sama lain.
Menurut
L.
Ackof (dalam duniabaca.com (2011)) , Sistem adalah setiap
kesatuan secara konseptual atau fisik yang terdiri dari bagian-bagian dalam
keadaan saling tergantung satu sama lainnya.
Sistem  menurut  Mcleod  et al. (2004,  p9)  adalah  sekelompok  elemen-
elemen  yang  terintegrasi  dengan  maksud  yang  sama  untuk  mencapai  suatu
tujuan.  Sumber   
daya   
mengalir   
dari   
elemen   
input, 
melalui   
elemen
  
42
transformasi, 
ke  elemen 
output. 
Suatu 
mekanisme  pengendalian memantau
proses
transformasi
untuk
meyakinkan bahwa sistem tersebut memenuhi
tujuannya.
Sedangkan
menurut
O`Brien
(2005,
p29)
sistem adalah
sekumpulan
komponen yang saling berhubungan   atau  
berinteraksi  
membentuk   satu
kesatuan. 
Dalam 
bidang  sistem informasi, 
sistem 
lebih 
tepat 
didefinisikan
sebagai  sekelompok  komponen  yang saling berhubungan,  bekerja  sama  untuk
mencapai   suatu   tujuan   bersama 
dengan
menerima
input serta menghasilkan
output dalam proses transformasi yang teratur.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa sistem adalah sekumpulan komponen atau
elemen yang saling
berinteraksi, terkait dan
memiliki hubungan satu
sama
lain
sehingga dapat mencapai suatu tujuan.
2.1.6.2 Pengertian Informasi
Menurut Indrajit dalam Zubair
(2005, p9) di Rasman (2011),
”Informasi
adalah hasil pengolahan data yang secara prinsip memiliki nilai atau value yang
dibandingkan dengan data mentah ”.
Sedangkan
Krismiaji
dalam Zabaer
(2005,
p15)
di
Rasman
(2011),
menjelaskan “Informasi adalah data yang telah diorganisasi, dan telah memiliki
kegunakan dan manfaat”.
Mcleod   et al.   (2004, p12),
informasi adalah data
yang telah diproses,
atau data yang memiliki arti.
  
43
Jadi, dapat disimpulkan bahwa informasi adalah data yang sudah diolah
menjadi suatu bentuk lain yang lebih berguna yaitu pengetahuan atau keterangan
yang 
ditujukan 
bagi 
penerima 
dalam  pengambilan 
keputusan, 
baik 
masa
sekarang atau yang akan datang.
2.1.6.3 Pengertian Sistem Informasi
Menurut  O’Brien (2005, p5) di dalam buku pengantar sistem informasi,
Sistem
informasi
merupakan
kombinasi teratur
apapun
dari
orang-orang,
hardware, software,
jaringan
komunikasi,
dan
sumber
daya
data
yang
mengumpulkan mengubah, dan menyebarkan informasi dalam sebuah organisasi.
Menurut Khosrow-Pour
(2009, p. 400), Sistem informasi adalah sebuah
sistem yang
meliputi perangkat keras, perangkat
lunak, orang-orang, dan bisnis
atau sekelompok komunitas dari struktur-struktur dan proses-proses.
Menurut  Laudon  &  Laudon  (2006,  p.  50),  Sistem  informasi  adalah
sebuah satu kesatuan dari komponen-komponen yang saling berhubungan yang
mengumpulkan atau mengambil, memproses, menyimpan, dan mendistribusi
informasi untuk mendukung pengambilan keputusan dan pengendalian didalam
sebuah organisasi.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa sistem informasi adalah sebuah kombinasi
dari pengguna hardware, software, komunikasi jaringan, dan sumber-sumber data
yang mengumpulkan, memproses dan mendistribusikan informasi.
  
44
2.1.6.4Komponen Sistem Informasi
Komponen sistem informasi adalah sebagai berikut :
Sistem informasi
terdiri
dari
komponen-komponen
yang
disebut
blok
bangunan (building blok),
yang
terdiri dari komponen
input, komponen
model,
komponen output, komponen teknologi, komponen hardware, komponen
software,  komponen  basis  data,  dan  komponen  kontrol.  Semua  komponen
tersebut saling berinteraksi satu dengan yang lain membentuk suatu kesatuan
untuk mencapai sasaran.
1.   Komponen input
Input
mewakili data
yang
masuk kedalam sistem informasi. Input disini
termasuk metode dan media untuk menangkap data yang akan
dimasukkan, yang dapat berupa dokumen-dokumen dasar.
2.   Komponen model
Komponen ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika, dan model
matematik
yang
akan
memanipulasi data
input
dan
data
yang
tersimpan
di basis data dengan cara yag sudah ditentukan untuk menghasilkan
keluaran yang diinginkan.
3.   Komponen output
Hasil
dari
sistem informasi
adalah
keluaran
yang
merupakan
informasi
yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua pemakai
sistem.
4.   Komponen teknologi
Teknologi
merupakan
“tool
box”
dalam sistem
informasi,
Teknologi
digunakan untuk
menerima
input,
menjalankan
model,
menyimpan
dan
  
45
mengakses data, neghasilkan dan mengirimkan keluaran, dan membantu
pengendalian dari sistem secara keseluruhan.
5.   Komponen hardware
Hardware berperan penting
sebagai suatu
media penyimpanan
vital bagi
sistem informasi.
Yang
berfungsi
sebagai
tempat
untuk
menampung
database atau lebih
mudah dikatakan sebagai sumber data dan
informasi
untuk memperlancar dan mempermudah kerja dari sistem informasi.
6.   Komponen software
Software berfungsi sebagai tempat untuk mengolah,menghitung dan
memanipulasi data
yang diambil dari hardware untuk
menciptakan suatu
informasi.
7.   Komponen basis data
Basis
data
(database)
merupakan
kumpulan
data
yang
saling
berkaitan
dan berhubungan satu dengan yang lain, tersimpan di pernagkat keras
komputer dan menggunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya.
Data
perlu
disimpan
dalam basis
data
untuk
keperluan
penyediaan
informasi
lebih
lanjut.
Data
di
dalam basis
data
perlu
diorganisasikan
sedemikian 
rupa 
supaya 
informasi 
yang 
dihasilkan  berkualitas.
Organisasi basis data yang baik juga berguna untuk efisiensi kapasitas
penyimpanannya. Basis data diakses atau dimanipulasi menggunakan
perangkat lunak paket yang disebut
DBMS (Database Management
System).
  
46
8.   Komponen kontrol
Banyak hal
yang dapat
merusak
sistem informasi, seperti bencana alam,
api, temperatur, air, debu, kecurangan-kecurangan, kegagalan-kegagalan
sistem itu
sendiri,
ketidak
efisienan,
sabotase
dan
lain
sebagainya.
Beberapa  pengendalian  perlu  dirancang 
dan 
diterapkan 
untuk
meyakinkan
bahwa
hal-hal
yang
dapat
merusak
sistem dapat
dicegah
ataupun bila terlanjur terjadi kesalahankesalahan dapat langsung cepat
diatasi.
(Billy N Mahamudu (2011, p2))
2.1.6.5 Pengertian Analisis Sistem
Menurut pendapat O`Brien (2005,  p518), menjelaskan bahwa pengertian
analisis
sistem merupakan
studi
yang
mendalam mengenai
informasi
yang
dibutuhkan oleh pemakai akhir yang menghasilkan
prasyaratan
fungsional
(functional
requirement)
yang
digunakan sebagai
dasar
untuk
desain
sistem
informasi baru.
Analisis sistem mendeskripsikan   apa   yang   harus   dilakukan
oleh  suatu  sistem
untuk  memenuhi kebutuhan informasi penggunanya.
Sedangkan pengertian analisis sistem menurut
pendapat Mcleod dan
Schell
(2004,
p138)
adalah
penelitian
atas sistem
yang     telah     ada
dengan
tujuan untuk merancang sistem yang  baru  atau  diperbaharui.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa analisis sistem adalah penelitian mengenai
sistem
yang telah ada dan
merupakan pembelajaran yang
mendalam mengenai
  
47
informasi
yang
dibutuhkan
oleh
user
dengan
tujuan
untuk
melakukan
perancangan sistem informasi yang baru.
2.1.6.6 Pengertian Perancangan Sistem
Menurut pendapat Mcleod 
et al. (2004, p140), rancangan sistem adalah
penentuan proses dan data yang diperlukan oleh sistem baru.
Menurut 
O`Brien 
(2005, 
p521), 
desain 
sistem  mendeskripsikan
bagaimana
sistem akan
memenuhi tujuannya,
yaitu
untuk
memenuhi kebutuhan
informasi pengguna. Jadi dapat disimpulkan bahwa rancangan sistem merupakan
penentuan proses
dan
data
yang diperlukan
oleh
sistem baru
untuk
memenuhi
kebutuhan pengguna.
2.1.6.7 Teori Perancangan OOAD (Object Oriented Analysis & Design)
Menurut Mathiassen et al. (2000, p4),
objek
merupakan
dasar
dalam
Object Oriented Analysis And Design (OOAD). Object is an entity with identity,
state, and behavior. (Objek adalah sebuah entitas yang terdiri dari identitas, state
dan behavior. Class is a description of collection of objects sharing structure,
behavioural pattern, and attributes”).
Class
merupakan
sebuah
deskripsi
mengenai kumpulan objek – objek
yang
memiliki struktur, behavioural pattern
dan atribut yang sama. Jadi apabila suatu objek tidak digambarkan secara sendiri–
sendiri, melainkan merupakan gambaran kumpulan objek–objek, maka di sebut
kelas/class.
Menurut Mathiassen et al. (2000, p5), keuntungan dari OOAD adalah:
  
48
-
Menyediakan informasi yang jelas mengenai konteks sistem
-
Suatu metode yang mempunyai hubungan diantara :
a.   Analisis berorientasi objek,
b.   Desain berorientasi objek,
c.   Tampilan berorientasi objek, dan
d.   Pemrograman berorientasi objek.
-
Merupakan
konsep
yang
umum
yang
dapat
digunakan
untuk
memodelkan
hampir semua fenomena dan dapat dinyatakan dalam bahasa umum (natural
language).
-
Mengurangi biaya maintenance.
-
Memudahkan untuk mencari hal yang akan diubah
-
Membuat  perubahan  menjadi  lokal,  tidak  bepengaruh  pada  modul  yang
lainnya.
Notasi
standar
yang
digunakan
dalam OOAD
adalah
UML
(Unified
Modelling Language). UML hanya berfungsi sebagai notasi dan bukan sebagai
metode dalam melakukan modeling.
Analisis dan perancangan berorientasi objek terdiri dari 4 aktifitas utama
yang digambarkan sebagai berikut: (Gambar 2.6)
  
49
Gambar 2.6 Kegiatan utama dan hasil dari Object Oriented Analysis and Design
Sumber : Mathiassen et al. (2000, p15)
Menurut Mathiassen et al. (2000, p18), ada empat prinsip
umum dalam
menganalisis dan merancang sebuah sistem yaitu:
1.   Pemodelan konteks (Model the Context)
Konteks dari sebuah sistem dapat dilihat dari dua perspektif yang saling
melengkapi
yaitu
problem domain
dan
application
domain.
Problem
domain
merupakan
bagian
dari konteks
yang
diatur,
diawasi
atau
dikendalikan oleh sebuah sistem. Application domain merupakan sebuah
organisasi   yang   mengelola,   mengawasi   atau   mengendalikan   suatu
problem
domain.
Kesuksesan
dan
kegagalan
sebuah
sistem
tergantung
dari
seberapa
baik
application domain dan problem domain
terhubung
bersama – sama ke dalam fungsi keseluruhan.
Oleh karena itu, pemodelan dari problem domain dan application domain
merupakan
hal
yang
mendasar selama kegiatan analisis dan perancangan
sistem.
  
50
2.   Penekanan pada Arsitektur (Emphasize the Architecture)
Analisis  dan 
perancangan  berorientasi 
objek 
menekankan 
arsitektur
sistem sebagai sebuah tantangan utama, menfokuskan kepada kemudahan
untuk dipahami, fleksibilitas dan kegunaannya sebagai kualitas
perancangan
yang penting. Sebuah arsitektur sistem harus mudah untuk
dipahami karena menyediakan sebuah dasar bagi keputusan dan sebagai
alat komunikasi serta alat kerja pada tugas pengembangan selanjutnya.
Arsitektur  sistem  harus  fleksibel  karena  pengembangan  sistem  terjadi
pada lingkungan yang bergejolak. Terakhir, arsitektur sistem harus dapat
bermanfaat karena kesuksesan sebuah system tergantung dari bagaimana
sistem dapat berperan dalam organisasi pengguna.
Dalam analisis
dan
perancangan
berorientsi
objek,
ada
tiga
komponen
arsitektur
dasar
yaitu :
model
component,
function
component
dan
interface component. Model component berisi sebuah model dinamis dari
problem
domain
sistem.
Function
component
berisi
fasilitas
fasilitas
bagi user untuk melakukan update dan
mengunakan
model component.
Interface component merangkaikan
sistem ke dalam konteksnya dengan
dua
cara.
Cara
pertama,
interface mencakup
monitor
dengan
teks
dan
grafik –
grafik, print, dan fasilitas lain yang membuat
user dapat
mengaktifkan fungsi –
fungsi sistem. Cara kedua, interface terhubung
secara langsung dengan teknikal sistem lain seperti radar dan sensor.
  
51
3.   Penggunaan kembali Pola – Pola (Reuse Patterns)
Cara
mendasar
untuk
memastikan
kualitas
dan
efisiensi
dalam
analisis
dan perancangan adalah dengan menggunakan kembali ide-ide yang telah
diuji dan digunakan dalam situasi – situasi lain. Analisis dan perancangan
berorientasi objek menginspirasikan penggunaan kembali ini dengan dua
cara, yaitu dengan menggunakan objek dan komponen dan dengan
menggunakan pola analisis dan perancangan.
4.   Penyesuaian Metode (Tailor the Method)
OOAD adalah kumpulan dari pedoman umum untuk melakukan analisis
dan perancangan sistem. Oleh sebab itu, harus dilakukan penyesuaian
terhadap organisasi dan proyek. Untuk membuat metode lebih berguna,
perancangan harus dilakukan dengan sedemikian rupa sehingga adaptasi,
perbaikan,  dan  penggantian  bagian  lebih  mudah  untuk
diimplementasikan.
OOAD
merefleksikan
empat
perspektif
sentral
pada
suatu
sistem dan
konteksnya,
yaitu
isi
informasi
dari
sistem,
bagaimana
sistem akan
digunakan, sistem sebagai keseluruhan dan komponen – komponen dari
sistem.
Perpektif
perspektif
tersebut terhubung dengan aktivitas –
aktivitas
utama
dari
analisis
dan
perancangan berorientasi objek, yaitu
problem  domain  analysis,  application  domain  analysis,  architectural
design dan component design, secara berturut – turut.
  
52
2.1.6.8 Pengertian System Definition
Menurut Mathiassen et al. (2000, p37), system definition adalah deskripsi
ringkas dari
sistem terkomputerisasi
yang
diekspresikan dalam
bahasa
natural.
Tujuan
system
definition
adalah
untuk
memilih
sistem aktual
yang
akan
dikembangkan. Hal ini dilakukan dengan mengklarifikasikan interpretasi,
kemungkinan dan konsekuensi dari beberapa solusi alternatif secara sistematis.
2.1.6.9 Pengertian Rich Picture
Menurut
Mathiassen
et
al.
(2000,
p25),
rich picture
adalah
sebuah
gambaran
informal
yang digunakan oleh pengembang sistem
untuk menyatakan
pemahaman mereka
terhadap
situasi dari sistem yang
sedang berlangsung.
Rich
picture
juga
dapat
digunakan
sebagai
alat yang
berguna
untuk
memfasilitasi
komunikasi yang baik antara pengguna dalam sistem.
Rich picture
difokuskan
pada aspek-aspek
penting dari
sistem tersebut,
yang 
ditentukan 
sendiri 
oleh 
pengembang 
sistem  dengan 
mengunjungi
perusahaan
untuk
melihat
bagaimana perusahaan tersebut
beroperasi, berbicara
dengan banyak orang
untuk
mengetahui apa
yang
harus terjadi atau seharusnya
terjadi, dan mungkin melakukan beberapa wawancara formal.
FACTOR terdiri dari 6 elemen yaitu :
\
  
53
Tabel 2.2 Tabel FACTOR Criteria
Functionality
Fungsi sistem yang mendukung application domain.
Application domain
Bagian 
dari 
organisasi, 
administrasi, 
monitor, 
atau
kontrol problem domain.
Conditions
Kondisi
setelah
sistem
akan
dikembangkan
dan
digunakan.
Technology
Teknologi
yang
digunakan
dalam
pengembangan
sistem dan teknologi yang akan menjalankan sistem.
Objects
Object utama dalam problem domain.
Responsibility
Tanggung
jawab
keseluruhan
sistem
dalam
hubungannya dengan context.”
Sumber : Mathiassen et al. (2000, p40)
2.1.7
Problem Domain
Menurut Mathiassen (2000, p45) merupakan bagian dari konteks yang
diatur,
dimonitor
atau
di
kendalikan oleh
sistem.
Tujuannya
adalah
untuk
mengidentifikasikan  kebutuhan–kebutuhan  untuk  model  dari  sistem  atau  apa
yang kita buat untuk sebuah sistem. Fokus pada informasi apa yang harus
ditangani   oleh   sistem 
dan   menghasilkan   sebuah   model   yang   merupakan
gambaran
dari
class,
objek,
struktur
dan
behaviour
yang
ada
dalam problem
domain.
Pada problem domain analysis terdapat tiga aktivitas utama yaitu:
  
54
1.   Classes, aktivitas ini meliputi pendefinisian dan pembuatan karakteristik
problem  domain  dengan memilih class  dan  event  yang  menghasilkan
event table.
2.   Structure, aktivitas ini menekankan pada penggambaran hubungan antara
class dan object yang ada pada problem domain sehingga menghasilkan
class diagram.
3.   Behavior, aktivitas ini menggambarkan properti yang dinamis dan atribut
atribut dari setiap class yang dipilih. Tujuan dari behavior adalah untuk
membuat pemodelan dinamis dari suatu problem domain.
Gambar 2.7 Aktivitas dalam Problem Domain Modelling
Sumber : Mathiassen et al.(2000,  p46)
2.1.8
Notasi UML
Menurut Mathiassen et al.(2000,  p327), notasi adalah bahasa tekstual dan
grafikal
yang 
diformulasikan 
secara 
terpisah 
untuk 
mendeskripsikan 
suatu
sistem  dan konteksnya. 
Tujuan  dari  notasi  adalah 
untuk 
menyederhanakan
komunikasi  dan dokumentasi. Notasi standar yang akan digunakan adalah UML
(Unified    Modeling    Language)    yang    merepresentasikan    sistem    dengan
  
55
berorientasi objek.
Melalui
seperangkat diagram, UML 
menyediakan 
standar
untuk 
menggambarkan  perancangan  sistem  dari  sudut pandang 
yang  dapat
dipahami  oleh  pihak-pihak  yang  terkait  dalam pengembangan sistem. Dengan
kata lain, UML merupakan bahasa yang telah menjadi standar untuk merancang
model sebuah sistem.
2.1.8.1 Class Diagram
Menurut Mathiassen et al. (2000, p53), class adalah kumpulan dari objek
yg mempunyai structure, behavior pattern dan atributte yang 
bersamaan untuk
memanipulasi
atau
mengelolah attribute.
Kegiatan class
merupakan
kegiatan
pertama dalam analisis problem domain. 
Langkah –langkah dalam
menentukan
class,
terdiri
dari:
abstraksi
fenomena
dari
problem domain
dalam objek
dan
event,
klasifikasikan
objek
dan event,
memilih
class
dan
event
yang
akan
dipelihara informasinya oleh sistem.
Menurut Mathiassen (2000, p51), objek adalah sebuah entitas yang
memiliki
identitas,
status,
dan behaviour
atau
sesuatu
yg
dpt
disentuh
atau
dirasakan dan tentang user yg mana menyerupai data dan kombinasi behaviour di
antara mereka serta suatu entitas yg mempunyai indentitas, state, dan behavior.
Event merupakan kejadian secara terus menerus yang melibatkan satu atau lebih
objek.
Pemilihan class tersebut bertujuan untuk mendefinisikan dan membatasi
problem  domain.  Sementara  pemilihan  kumpulan  event 
yang  dialami 
atau
  
56
dilakukan oleh satu atau lebih objek bertujuan untuk membedakan tiap–tiap kelas
dalam problem domain. Kegiatan class akan menghasilkan suatu event table.
Tabel 2.3 Contoh Event Table
Class
Events
reserved
cancelled
treated
employed
resigned
graduated
agreed
Customer
X
X
X
Assistant
X
X
X
X
X
Apprentice
X
X
X
X
Reservation
X
X
X
Plan
X
X
Sumber : Mathiassen et al. (2000, p50)
2.1.8.2 Structure
Menurut Mathiassen et al. (2000, p69) kegiatan ini bertujuan untuk
menjelaskan 
hubungan 
struktural  antara  kelas-kelas 
dan  objek-objek  pada
problem domain. Ada empat tipe hubungan struktural dimana keempatnya dibagi
ke dalam dua bagian yaitu:
1.   Class structure, meliputi:
a.   Generalization adalah suatu kelas yang umum (kelas super) yang
menggambarkan properti
umum untuk suatu
grup
yang memiliki
kelas khusus (sub kelas).
  
57
Gambar 2.8 Contoh Generalization
Sumber : Mathiassen et al. (2000, p73-74)
b.   Cluster adalah suatu koleksi dari kelas yang berhubungan.
Gambar 2.9 Contoh Cluster Structure
Sumber : Mathiassen et al. (2000, p75)
2.   Object structure, meliputi:
a.   Aggregation :  adalah  suatu  objek  superior (keseluruhan)  yang
berisi jumlah dari objek atau bagiannya.
Gambar 2.10 Contoh Aggregation Structure
Sumber : Mathiassen et al. (2000, p76)
  
58
b.   Association : adalah hubungan yang berarti antar sejumlah objek.
Gambar 2.11 Contoh Association Structure
Sumber : Mathiassen et al. (2000, p77)
Hasil
dari
kegiatan
stuktur
ini
adalah class
diagram.
Class
Diagram
menghasilkan
ringkasan
model
problem-domain yang
jelas
dengan
menggambarkan semua struktur hubungan statik antar kelas dan objek yang ada
dalam model dari system yang berubah-ubah.
2.1.8.3 Behaviour
Menurut
Mathiassen   et
al. (2000,
p89), behavior
merupakan kegiatan
yang terakhir dalam analisa problem domain yang bertujuan untuk
memodelkan
apa
yang
terjadi
(perilaku
dinamis)
dalam problem
domain
sistem
sepanjang
waktu.
Behavior berhubungan dengan sesuatu yang dpt dilakukan objek dan ini
berhubungan dengan 
fungsi yang dilakukan pada data objek (atribut). Tugas
utama dalam kegiatan ini adalah menggambarkan pola prilaku (behavioural
pattern) dan
atribut
dari
setiap class.
Hasil
dari
kegiatan
ini
adalah statechart
diagram.
  
59
Gambar 2.12 Contoh Statechart Diagram
Sumber : Mathiassen et al. (2000, p89)
Behavior Pattern adalah
suatu deskripsi dari kemungkinan event traces
yg terjadi pada  semua objek di dalam class. Cara menentukannya, yaitu:
1.
Suatu
behavior
dalam
objek
di
gambarkan
seperti
yg
memperlihatkan
suatu pemesanan peristiwa tertentu dalam waktu ke waktu.
2.
Tentukan notasi dalam behavioral pattern yang dapat berupa :
a) 
sequence
dimana event muncul satu per satu secara berurutan
b)  selection
 
dimana
terjadi
pemilihan
satu
event
dari
sekumpulan
event yang muncul
c) 
repeptition 
dimana   sebuah 
event 
muncul 
sebanyak 
nol 
atau
beberapa kali (pengulangan).
Gambar 2.13 Aktivitas dalam Behavioural Patterns
Sumber : Mathiassen et al. (2000, p92)
  
60
2.1.8.4 Use Case Diagram
(Mathiassen
et
al.,
2000,
p119)
Diagram use
case
digunakan
untuk
menunjukkan hubungan antara actor (aktor) dan use cases, serta menggambarkan
fungsionalitas yang diharapkan dari
sebuah sistem. Aktor adalah suatu abstraksi
dari pengguna atau sistem lain yang berinteraksi dengan sistem sasaran Use case
didefinisikan sebagai suatu pola interaksi antara sistem tersebut dan aktor dalam
application domain. (Mathiassen et al., 2000, p129) Use case diagram dapat
menunjukkan use-case groupings, dimana seorang actor dapat berpartisipasi pada
semua
use
case dalam sebuah
use
case
diagram yang
merepresentasikan area
fungsionalitas tertentu dalam sistem. (Bennett et
al., 2005, p35) Seperti 
semua
UML  model,  use  case  model  dapat  diorganisasikan  dalam  package sebagai
bagian dari model management view.
(Bennett et al., 2006, p145) Use case adalah deskripsi dari fungsionalitas
sistem dari 
perspektif 
pengguna/user. 
Use 
case 
diagram 
digunakan 
untuk
menunjukkan  fungsionalitas  yang  disediakan  sistem  dan  untuk  menunjukkan
user
mana
yang
akan
berkomunikasi
dengan
sistem dalam menggunakan
fungsionalitas tersebut.
(Bennett
et
al.,
2006,
pp148-149)
Hubungan
yang
lebih
jauh
pada
use
case
diagram ditunjukkan
dengan
<<extend>>
dan
<<include>>.
<<extend>>
digunakan ketika ingin
menunjukkan bahwa
sebuah
use
case
menyediakan
fungsionalitas tambahan yang mungkin dibutuhkan di use case yang lain.
Comment dapat ditambahkan untuk menjelaskan condition dan extension  point.
<<include>> 
dipakai  ketika  ada 
rentetan 
behavior 
yang 
sering digunakan
dalam
beberapa
use
case
dan
untuk
menghindari
pengulangan
deskripsi
yang
  
61
sama ke setiap use case yang menggunakannya. Penggambarannya dengan tanda
panah
putus-putus
yang
arahnya
menuju
ke use
case
yang di-exclude
atau
di-
include.
(Schneider dan Winters, 2001, p27-29) Setiap use case harus mempunyai
detil tentang    apa    yang    dilakukan    untuk    mencapai    fungsionalitasnya.
Precondition
menunjukkan dalam keadaan sistem sebelum memulai sebuah
use
case. Postcondition menunjukkan dalam keadaan sistem setelah use case selesai.
Flow of events adalah serangkaian 
pernyataan  deklaratif 
dari  daftar 
tahapan
sebuah   use   case   dari   sudut
pandang actor.
Percabangan dapat
ditunjukkan
dengan menggunakan pernyataan
if dan perulangan dinyatakan dengan
for atau
while.
(Schneider dan Winters,
2001,
p35-37)
Dalam  
flow   of   events   bisa
terdapat 
basic 
path (dimana 
semua 
berjalan 
baik) 
dan alternative path
(menunjukkan  adanya  pilihan 
lain  diluar  basic  path,  menunjukkan  adanya
kesalahan). Notasi untuk Use Case Diagram ditunjukkan pada Gambar 2.14.
Gambar 2.14 Notasi Design Use Case Diagram
Sumber : Bennett et al. (2006, pp 146-149) dan Bennett et al. (2005, p35)
  
62
2.1.8.5 Sequence Diagram
Menurut Mathiassen et al. (2000, p340), sequence diagram
menjelaskan
tentang interaksi diantara beberapa objek dalam jangka waktu tertentu. Sequence
diagram melengkapi
class
diagram,
yang
menjelaskan
situasi
yang
umum dan
statis.
Sebuah
sequence
diagram dapat
mengumpulkan
rincian
situasi
yang
kompleks dan dinamis melibatkan beberapa dari kebanyakan object yang
digeneralisasikan dari class pada class diagram.
Menurut
Bennett
et
al.
(2006,
p253),
sequence
diagram menunjukkan
interaksi antara   objek-objek   yang   diurutkan   dalam   suatu   rentetan   waktu.
Sequence  diagram banyak  digunakan  untuk  merepresentasikan  detil  interaksi
objek  
yang  
terjadi  
pada
sebuah
use
case dan dapat
dilihat sebagai detil
spesifikasi  dari  use  case.  Notasi  untuk  Sequence  Diagram  ditunjukkan  pada
Gambar 2.15.
:Object1
Lifeline
Activation
Procedure Call
Return
Message
Message
Create
Frame label with name of
interaction fragment
Destruction Marker
*
=
Iteration
Gambar 2.15 Notasi Design Sequence Diagram
Sumber : Mathiassen et al. (2000, p340), Bennett et al. (2006, p630), dan [http1]
Interaction operator yang digunakan adalah (Bennett, 2006, p270) :
 
Alt  :  Alternative mewakili  alternative behaviour,  setiap  pilihan  dari
  
63
behaviour ditunjukkan
dalam
sebuah
hasil
matematika
yang
terpisah.
Hasil
matematika
hanya
akan
dieksekusi
jika
interaction constraint
bernilai benar.
 
Opt : Option menjelaskan sebuah pilihan tunggal dari hasil matematika,
hanua akan dieksekusi jika interaction constraint bernilai bernar.
 
Loop  :  Digunakan 
untuk  mengindikasikan  sebuah  hasil  matematika
yang diulang sebanyak jumlah tertentu hingga interaction constraint.
 
Ref 
Reference 
digunakan  sebagai  referensi 
antar  suatu 
sequence
diagram dengan sequence diagram lainnya.
[http2]
Jenis
message
terdiri
dari
simple
message,
procedure
call, dan
return.
Simple
message adalah transfer kontrol dari objek pengirim ke penerima.
Procedure call adalah message dimana pengirim menunggu hingga seluruh nested
sequence
selesai.
Return menunjukkan
return dari suatu procedure
call. [http1]
Dalam sequence diagram, iterasi dapat disimbolkan dengan asterisk (*) sebelum
nama  message.  Apabila  kondisi  iterasi  diketahui,  maka  kondisi  ditampilkan
dalam tanda kurung [ ].
2.1.8.6 Navigation Diagram
Menurut
Mathiassen
et
al.  
(2000,
p344),
diagram navigasi
adalah
statechart
diagram khusus
yang
berfokus
pada
keseluruhan
user
interface
yang
dinamis. Diagram ini menunjukkan window yang berkaitan dan transisi di antara
window-window tersebut. Notasi untuk Navigation Diagram ditunjukkan pada
Gambar 2.16.
  
64
Window
Initial State
State with icon for window
Final State
<<Window change>>
List of action
Gambar 2.16 Notasi Design Navigation Diagram
Sumber : Mathiassen et al. (2000, p343)
2.1.8.7 Component Architecture
Menurut Mathiassen et al. (2000, p.190), component architecture adalah
sebuah struktur sistem yang terdiri dari komponen-komponen yang saling
berhubungan.
Component
architecture
membuat
sistem lebih
mudah
untuk
dimengerti, menyederhanakan desain, dan mencerminkan kestabilan sistem. Hal
ini dikarenakan komponen merupakan subsistem dari sebuah sistem.
Menurut
Mathiassen
et
al. (2000,
p.200), berikut adalah beberapa jenis
distribusi
dalam arsitektur
client-server. Notasi
untuk
Component
Architecture
ditunjukkan pada Gambar  2.17.
Tabel 2.4 Bentuk Distribusi Arsitektur Client Server
Client
Server
Architecture
U
U + F + M
Distributed
Presentation
U
F + M
Local Presentation
U + F
F + M
Distributed
  
65
Functionality
U + F
M
Centralized Data
U + F + M
M
Distributed Data
Sumber : Mathiassen et al. (2000, p200)
Gambar 2.17 Notasi Design Component Architecture
Sumber : Mathiassen et al. (2000, p338)
2.1.9
Teori Digital Dashboard
Digital dashboard dapat memberikan pandangan secara menyeluruh
tentang
sumber-sumber
pengetahuan
perusahaan/
organisasi
ke
dalam sebuah
komputer yang memungkinkan pengambilan keputusan dengan lebih baik serta
dapat memberikan akses yang cepat ke kunci informasi bisnis.
Fungsi dari digital dashboard adalah :
dapat menampilkan informasi dalam bentuk digital,
dapat  mengatur informasi bisnis penting dalam satu tempatDalam
hal
ini    digital   dashboard   sangat    membantu    dalam    hal
pengambilan keputusan
yang cepat, efektif, dan efisien
terutama
  
66
untuk  tingkatan  eksekutif, 
manajer  bisnis 
serta  para  pemikir
lainnya,
dapat
menampilkan
informasi
dalam
bentuk
grafik
dan
gambar
sehingga lebih mudah dimengerti dan digunakan,
dan
dapat
memantau
secara
efisien
informasi
yang
diperlukannya.
Setiap bidang/industri menggunakan digital dashboard dengan cara yang
berbeda,
sesuai
kebutuhan
mereka,
akan
tetapi
tujuannya
secara
umum
tetap
sama.
Menurut
Few
(2006,
p.
34),
Digital
dashboard
adalah
tampilan
visual
dari
informasi
yang
paling penting,
yang diperlukan
untuk
mencapai
satu atau
beberapa
tujuan,
yang digabungkan serta
disusun
dalam sebuah
layar sehingga
informasi tersebut dapat diakses dengan mudah. Berdasarkan hal itu, sebuah
digital dashboard dapat menjadi sebuah ringkaan pengukur dari sebuah performa
bisnis
terpenting
yang telah
terlaksana.
Semua
komponen
pada
layar
digital
dashboard memberikan suatu informasi spesifik dari sebuah pengukuran.
Menurut
McKeen,
Smith,
&
Singh
(2005), Digital
dashboard
adalah
sebuah antar muka elektronik yang menyediakan informasi pribadi dengan tepat
waktu yang memungkinkan penggunanya untuk dapat memantau dan
menganalisis
kinerja
organisasi.
Seperti
sebuah dashboard
pada
mobil
yang
menyediakan informasi yang penting yang diperlukan untuk mengetahui kondisi
mobil tersebut dengan
mudah,
begitu
juga
dengan digital dashboard
memiliki
  
67
fungsi yang serupa, baik itu digunakan untuk membuat keputusan strategis dalam
perusahaan atau sekedar menjalankan kegiatan operasional sehari-hari.
Beberapa atribut yang dapat mendukung digital dashboard secara efektif
adalah sebagai berikut :
1.
Drill down
Informasi
yang
ditampilkan
pada
sebuah dashboard harus
mengandung
informasi
ringkasan
tingkat
tinggi
agar dapat
mengkomunikasikan
informasi
dengan cepat. Dashboard dapat dengan cepat memberitahukan informasi tentang
apa yang sedang terjadi, bukan mengapa hal itu dapat terjadi. Untuk mengatasi
kekurangan tersebut maka diperlukan
fitur drill down; yakni fitur yang
mengijinkan user untuk mencari informasi yang lebih detail.
2.   Tampilan yang ringkas, jelas, dan intuitif
Tampilan pada sebuah digital dashboard harus dapat menampilkan pesan
secara jelas tanpa memerlukan banyak ruang, sehingga seluruh informasi dapat
dirangkum ke
dalam sebuah
layar.
Komponen
yang
digunakan
pada
digital
dashboard untuk menampilkan informasi harus sesuai dengan konteks informasi
itu sendiri. Komponen tersebut dapat berupa gauge, tabel, diagram, dan lain lain.
Berdasarkan pengertian diatas
dapat
ditarik kesimpulan
bahwa digital
dashboard
adalah tools
business
management
yang
digunakan
untuk
memvisualisasikan
performa
dari business
enterprise
dengan
menggunakan
indikator. Digital dashboard dapat
juga digunakan
untuk menampilkan analisa,
  
68
menunjukkan tren yang diperkirakan (forecast), data saat ini
(current) dan data
yang lalu (history).
A dashboard is a visual display of the most important information needed
to achieve one or more objectives, consolidated and arranged on a single screen
so the information can be monitored at a glance. Few (2004, p1)
Karakteristik dari dashboard adalah :
1.   Visualization: Graphical representation of selected data
2.   Selection of relevant data areas: Information derived from and providing
for key processing (or performance) indicators (KPI), their selection being
dependent on specific contexts and objectives of an enterprise (or
organizational unit)
3.   Monitoring and interaction: Interactive accessibility via the monitor of a
computer system
(“Digital Dashboards,” n.d.; Eckerson, 2004; Few, 2006; Malik, 2005)
Menurut Rasmussen, et al (2010, p29) ada beberapa macam tipe dari Dashboard,
mengemukakan 3 buah tipe Dashboard, yaitu:
1.   Strategical
Dashboard
yang
berfungsi
sebagai
pendukung
garis
organisasi dengan tujuan yang strategis.
2.   Tactical
Dashboard
berfungsi
sebagai
pendukung
pengukuran
progress
dalam kunci atau inisiatif proyek.
3.   Operational
Dashboard
yang berfungsi
sebagai pendukung
monitoring
dari aktifitas proses bisnis yang spesifik.
  
69
Tabel 2.5 Evolusi Dashboard bisnis
Tampilan :
Bagan Sederhana
Fungsi :
Pemantauan
sederhana
pada
beberapa
bidang bisnis
Tampilan :
-
Bagan yang canggih
-
Ukuran &indikator
-
Tabel
Fungsi :
-
Pemonitoran secara canggih
-
Merinci untuk menganalisis
-
Memonitor ukuran-ukuran utama
Tampilan :
-
Bagan yang canggih
-
Ukuran & indikator
-
Tabel
-
Scorecards
-
Peta strategi
Fungsi :
-
Pemonitoran secara canggih
-
Merinci untuk menganalisis
-
Memonitor ukuran-ukuran utama
-
Memonitor taktik
-
Memonitor strategi
Sumber : Rasmussen, et al, (2010,p10)
2.1.10  Sistem Intranet Deputi Bidang Pengkajian Sumberdaya UKMK
Sistem Intranet
bidang
kerjasama
dan
jaringan
asdep
urusan
pengembangan perkaderan UKM deputi bidang pengkajian sumberdaya UKMK,
merupakan suatu sistem
yang ada di dalam web smecda.com.
Dalam sistem ini
hanya digunakan
untuk kalangan
intern Deputi
Bidang Pengkajian Sumberdaya
UKMK  sehingga  penyaringan  kriteria  pengunaannya  dan  keamanan  datanya
  
70
dapat
terjaga
dengan
baik.
Tujuan
dari sistem
intranet ini
sendiri
adalah
menyediakan informasi yang berisi data-data koperasi dan UKM serta data
informasi komoditi dan informasi pasar bagi koperasi dan UKM, dan juga untuk
menyediakan peta digital yang terperinci menurut penyebaran lokasinya yang
dapat
memudahkan
dalam mengetahui
keunggulan
dan
kelemahan
KUKM
masing-masing lokasi kelurahan atau kecamatan sehingga   
memudahkan
menentukan tindakan pembinaan yang tepat terhadap KUKM di masing-masing
wilayah.
2.1.11  MySQL
MySQL
dikembangkan
sekitar
tahun 1994 oleh sebuah perusahaan
pengembang software dan konsultan database bernama
MYSQL
AB
yang berada
di Swedia. Waktu itu perusahaan tersebut masih bernama
TcX
DataKonsult AB,
dan tujuan awal dikembangkannya MySQL adalah untuk mengembangkan aplikasi
berbasis web pada client. Awalnya Michael "Monty" Widenius, pengembang satu-
satunya di TcX memiliki sebuah aplikasi UNIREG dan rutin ISAM buatannya
sendiri dan sedang mencari antarmuka SQL yang cocok untuk diimplementasikan
ke dalamnya.
Mula-mula Monty memakai
miniSQL (mSQL) pada eksperimennya itu,
namun SQL dirasa kurang sesuai, karena terlalu lambat dalam pemrosesan query.
Akhirnya  Monty  menghubungi  David  Hughes,  pembuat  mSQL  yang  sedang
merilis  versi  kedua  dari  mSQL.  Kemudian  Monty  mencoba  membuat  sendiri
  
71
mesin   SQL   yang   memiliki   antarmuka   mirip   dengan   SQL,   tetapi   dengan
kemampuan yang lebih sesuai sehingga lahirlah MySQL.
Tentang pengambilan nama MySQL, sampai saat ini masih belum jelas asal
usulnya. Ada yang berpendapat nama My diambil dari huruf depan dan belakang
Monty, tetapi versi lain
mengatakan nama itu diambil dari putri Monty yang
kebetulan juga bernama My.
2.1.12  Visual Basic
Kata  “Visual”  merujuk  kepada  metode  yang  digunakan  untuk  membuat
antar muka yang bersifat grafis Graphical User Interface (GUI). Daripada menulis
berbaris-baris kode untuk menjelaskan pemunculan dan lokasi dari suatu elemen di
dalam antar
muka,
Anda
dengan
mudah
dapat
menambahkan
object
yang
sebelumnya sudah dibangun ke dalam tempat dan posisi yang Anda inginkan di
layar
Anda. Jika
Anda pernah
menggunakan program untuk
menggambar seperti
Paint, maka
Anda sebenarnya sudah memiliki keahlian uuntuk membuat sebuah
antar muka pengguna secara efektif.
Kata “Basic” merujuk kepada bahasa BASIC (Beginners All-Purpose
Symbolic Instruction Code), sebuah bahasa yang digunakan oleh banyak
programmer dibandingkan dengan bahasa lainnya dalam sejarah komputer. Visual
Basic
telah berubah
dari
bahasa
asli
BASIC
dan
sekarang
memiliki
ratusan
pernyataan (statements),
fungsi
(functions),
dan
kata
kunci
(keywords),
dan
kebanyakan di antaranya terkait dengan antar muka grafis di Windows.
  
72
Pengguna
tingkat
pemula
sekalipun
dapat membuat aplikasi dengan
mempelajari
hanya
beberapa
kata
kunci, sementara
kekuatan
dari
bahasanya
membolehkan
para pengguna tingkat professional mencapai apapun yang dapat
dihasilkan dengan menggunakan bahasa pemrograman Windows lainnya.
2.2
Kerangka Pikir
Adapun  kerangka  pikir  yang  digunakan  dalam  penulisan  skripsi  ini
dapat digambarkan sebagai berikut :
  
73
Gambar 2.18 Kerangka pikir
  
74
Kerangka berpikir dalam skripsi ini tediri dari beberapa tahapan. Dimulai
dari tahapan analisis yang terdiri dari
penelitian data koperasi dan analisis
kebutuhan
di
dalam koperasi
seluruh
Indonesia.
Penelitian
data
koperasi
ini
meliputi data jumlah koperasi aktif, jumlah koperasi tidak aktif, jumlah anggota
koperasi, RAT (Rapat Anggota Tahunan),
manajer, karyawan, modal
sendiri,
modal luar, volume usaha dan SHU (Sisa Hasil Usaha). Sedangkan analisis
kebutuhan pada koperasi seluruh Indonesia meliputi kebutuhan – kebutuhan yang
ada di dalam seluruh koperasi tersebut yang menjadi alternatif kebijakan untuk
menjalankan koperasi tersebut di masing
masing
daerah
provinsi
seluruh
Indonesia.
Kemudian tahapan selanjutnya adalah tahap
design
dimana
meliputi
penetapan faktor-faktor utama kebutuhan koperasi dan diteruskan dan diolah
dengan menggunakan metode sistem dinamis. Metode sistem dinamis terdiri dari
perancangan
dengan
menggunakan
simpal
kausal,
digram alir
dan
kemudian
dilanjutkan dengan simulasi skenario. Simulasi skenario ini didukung dengan
menggunakan metode regresi linear dan berganda untuk mendapatkan rumus per
provinsi.
Setelah
itu
dilakukan
tahap
pencocokan
antara
diagram alir
dengan
rumus yang ada sudah didapatkan dengan metode regresi tersebut. Lalu baru
dilakukan simulasi skenario dilihat dari grafik – grafik yang didapat.
Hasil analisis tersebut kemudian dolakukan penurunan analisis ke dalam
rancangan
sistem digital
dashboard
management.
Setelah
itu
baru
dirancang
dengan perancangan sistem (OOAD) 
yang meliputi perancangan database,
use
case diagram, navigation diagram, class diagram, sequence diagram, user
interface, dan component architecture. Selanjutnya setelah perancangan sistem
  
75
selesai dilakukan, didapatkan rekomendasi alternatif kebijakan yang dibutuhkan
oleh  KaBid  dan  pemerintah  dalam  memberikan  kebijakan  kepada  koperasi
seluruh Indonesia di masing – masing daerah di provinsi.