BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Peramalan
Forecasting is the art and science of predicting the events of the
future. Forecasting require historical data retrieval and project into the
future with some form of mathematical models.(menurut Rudy Aryanto, thn
2009). Peramalan (Forecasting) adalah kegiatan mengestimasi apa yang akan
terjadi pada masa yang akan datang. Peramalan diperlukan karena adanya
perbedaan kesenjangan waktu (Timelag) antara kesadaran akan dibutuhkannya
suatu kebijakan baru dengan waktu pelaksanaan kebijakan tersebut. Apabila
perbedaan waktu tersebut panjang maka peran peramalan begitu penting dan
sangat dibutuhkan, terutama dalam penentuan kapan terjadinya suatu sehingga
dapat dipersiapkan tindakan yang perlu dilakukan.
Menurut Arman Hakim Nasution (2006), Peramalan adalah proses
untuk memperkirakan beberapa kebutuhan
di
masa
datang
yang
meliputi
kebutuhan dalam ukuran kuantitas, kualitas, waktu, dan lokasi yang
dibutuhkan dalam rangka memenuhi permintaan barang dan jasa.
Peramalan
tidak
terlalu
dibutuhkan
dalam kondisi
permintaan
pasar
yang stabil, karena perubahan permintaan relatif kecil. Tetapi peramalan akan
sangat dibutuhkan bila kondisi permintaan pasar bersifat kompleks dan
|
10
dinamis. Dalam kondisi pasar bebas, permintaan pasar
lebih banyak bersifat
kompleks, dan dinamis karena permintaan tersebut akan tergantung dari
keadaan social, ekonomi, politik, aspek teknologi, produk pesaing dan produk
substitusi. Oleh karena
itu peramalan yang akurat
merupakan informasi
yang
sangat dibutuhkan dalam pengambilan keputusan manajemen.
2.2 Peramalan Dalam Horison Waktu
Dalam hubungannya dengan horizon waktu peramalan, maka kita bisa
mengklasifikasikan permalan tersebut kedalam 3 kelompok, yaitu :
Peramalan Jangka Panjang,
Umumnya
untuk
jangka
waktu
antara
2
sampai 10
tahun. Peramalan
ini digunakan untuk perencanaan produk dan perencanaan sumber
daya.
Peramalan Jangka Menengah
Umumnya
untuk
jangka
waktu
antara
1
sampai 24
bulan. Peramalan
ini lebih mengkhusus
dibandingkan peramalan jangka panjang,
biasanya digunakan untuk menentukan aliran kas, perencanaan
produksi, dan penentuan anggaran.
|
11
Peramalan Jangka Pendek
Umumnya untuk jangka waktu antara 1 sampai 5 minggu. Peramalan
ini digunakan
untuk
mengambil
keputusan
dalam hal
perlu
tidaknya
lembur, penjadwalan kerja, dan lain-lain keputusan kontrol jangka
pendek.
2.3 Peramalan Permintaan
Permalan permintaan merupakan tingkat permintaan produk-produk
yang diharapkan akan terealisir untuk jangka waktu tertentu pada waktu
tertentu pada masa yang akan datang. Peramalan permintaan ini akan menjadi
masukkan
yang
penting
dalam keputusan
perencanaan
dan
pengendalian
perusahaan. Karena bagian operasional produksi bertanggung jawab terhadap
pembuatan produk yang dibutuhkan konsumen, maka keputusan-keputusan
operasi
produksi
sangat dipengaruhi hasil dari peramalan
permintaan,
Peramalan permintaan ini digunakan untuk meramalkan permintaan dari
produk yang bersifat bebas (tidak tergantung), seperti peramalan produk jadi.
2.4
Jenis Pola Data
Menurut Taylor III (2005) terdapat beberapa pola atau kecenderungan.
Pola-pola data yang ada adalah :
1. Pola Data Horizontal (H)
|
![]() 12
Terjadi apabila nilai data berfluktuasi di sekitar nilai rata-rata yang
konstan. Deret seperti itu stasioner terhadap nilai rata-ratanya. Suatu
produk yang penjualannya tidak meningkat atau menurun selama waktu
tertentu termasuk jenis ini.
Y
W a k t u
Gambar 2.1 Pola Data Horizontal
2. Pola Data Musiman (S)
Terjadi bilamana suatu deret dipengaruhi oleh faktor musiman (misalnya
kuartal tahun tertentu, bulanan, atau hari-hari pada minggu tertentu).
Penjualan dari produk seperti minuman ringan, es krim, dan bahan bakar
pemanas ruangan semuanya menunjukan pola jenis ini.
|
![]() 13
Y
Wakt u
Gambar 2.2 Pola Data Musiman
3. Pola Data Siklis (C)
Terjadi bilamana datanya dipengaruhi oleh fluktuasi ekonomi jangka
panjang seperti yang berhubungan dengan siklus bisnis. Penjualan
produk
seperti
mobil,
baja, dan peralatan
utama
lainnya
menunjukkan
jenis pola data ini.
Y
Wakt u
Gambar 2.3 Pola Data Siklis
|
![]() 14
4. Pola Data Trend (T)
Terjadi bilamana
terdapat kenaikan atau penurunan sekuler jangka
panjang
dalam
data.
Penjualan
banyak
perusahaan,
produk
bruto
nasional (GNP) dan berbagai indikator bisnis atau ekonomi
lainnya
mengikuti suatu pola data trend selama perubahannya sepanjang waktu.
Y
Wakt u
Gambar 2.4 Pola Data Trend
Keempat
pola
ini
belum
cukup
untuk
menentukan metode
yang
tepat
agar
peramalan menjadi
efektif
dengan
tingkat
kesalahan sekecil
mungkin. (Teguh
Baroto, 2002)
|
15
2.5 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Peramalan
Permintaan akan suatu produk pada suatu perusahaan merupakan
resultan dari berbagai faktor yang saling berinteraksi dalam
pasar. Faktor-
faktor ini hampir selalu merupakan kekuatan yang berada diluar kendali
perusahaan. Berbagai faktor antara lain :
Siklus Bisnis
Penjualan produk akan dipengaruhi
oleh permintaan akan produk
tersebut, dan permintaan akan suatu produk akan dipengaruhi oleh
kondisi ekonomi yang membentuk siklus bisnis dengan fase-fase,
inflasi resesi, depresi, dan masa pemulihan.
Siklus Hidup Produk
Siklus hidup suatu produk biasanya mengikuti pola yang biasa disebut
kurva S. Kurva S menggambarkan besarnya permintaan terhadap
waktu,
dimana
siklus
hidup
suatu produk
yang
dibagi
menjadi
fase
pengenalan,
fase
pertumbuhan,
fase kematangan,
dan
akhirnya
fase
penurunan. Untuk menjaga kelangsungan usaha, maka perlu dilakukan
inovasi produk pada saat yang tepat.
Faktor Lain
|
16
Beberapa
faktor
lain
yang
mempengaruhi permintaan adalah reaksi
balik dari pesaing, perilaku konsumen yang berubah, dan usaha-usaha
yang dilakukan sendiri oleh perusahaan
seperti
peningkatan
kualitas,
pelayanan, anggaran periklanan, dan kebijaksanaan pembayaran secara
kredit.
2.6 Metode Peramalan
Menurut Taylor III (2005,301)
terdapat
dua
buah
metode
dalam
melakukan
peramalan,
yaitu
metode
Time
Series dan
metode
Kausal,
dimana
kedua metode ini memiliki 3 buah faktor yang mempengaruhi penilainnya. Ketiga
faktor itu adalah :
1. Faktor
seri
waktu
(Time
Series)
:
merupakan kategori teknik
statistik
yang menggunakan data historis untuk
menentukan perilaku yang akan
datang
2. Faktor Regresi : berusaha untuk mengembangkan hubungan-hubungan
sistematis
antara
item yang
diramalkan
dengan
faktor
yang
menyebabkan
item tersebut
memiliki
perilaku
tertentu,
dimana
diterjemahkan dalam bentuk model regresi.
|
17
3. Faktor
Kualitatif
:
berusaha
untuk
membuat
peramalan
dengan
menggunakan penilaian, opini, dan pendapat manajemen. Metode yang
biasa
disebut
penilaian
eksekutif
ini biasa
digunakan
oleh
para
petinggi perusahaan untuk mendapatkan peramalan jangka panjang.
Peramalan dilakukan oleh sekelompok orang yang penilaiannya
dianggap valid dibandingkan dengan kelompok lain.
Metode-metode yang ada adalah :
a. Metode Time Series
Metode ini membuat peramalan dengan menggunakan asumsi bahwa
masa depan adalah fungsi dari masa lalu. Tujuannya adalah untuk
menentukan
pola
dalam
deret
data historis
dan
menterjemahkan
pola
tersebut ke
masa
depan. Menganalisis time series
berarti
membongkar
data masa lalu menjadi komponen-komponen dan kemudian
memproyeksikan ke masa atau periode yang akan datang. Model ini
sendiri memiliki 3 metode peramalan kuantitatif, yaitu :
1. Metode Rata-Rata Bergerak (Moving Average)
Metode ini digunakan dan bermanfaat apabila kita
menggunakan asumsi bahwa permintaan pasar lebih stabil sepanjang
waktu. Metode ini dipakai untuk kondisi dimana setiap data pada
waktu yang berbeda mempunyai bobot yang sama sehingga fluktuasi
|
![]() 18
random data dapat diredam dengan
rata-ratanya. Apabila tidak
semua
data
masa
lalu
dapat
mewakili
asumsi
pola
data
berlanjut
terus di masa yang akan datang, maka dapat dipilih sejumlah N data
pada periode tertentu saja.
Secara
sistematis,
metode
rata-rata bergerak
sederhana
(yang
menjadi
estimasi
dari
permintaan
periode
berikutnya)
ditunjukkan
dengan :
Rata-rata bergerak n periode =
?
?
?
?
???
????
?
dimana n adalah banyaknya periode dalam rata-rata bergerak.
2. Metode Eksponential Smoothing
Metode ini adalah metode peramalan yang mudah dan efisiensi
penggunaannya
bila
dilakukan dengan
komputer.
Meskipun
merupakan
teknik moving
average,
metode
ini
mencakup
pemeliharaan data
masa
lalu
yang
sedikit,
metode
ini
ditunjukkan
sebagai :
?
?
?
?
?
??
?
?
?
?
?
?
?
Dimana : ?
?
= Ramalan baru
?
??
=
Ramalan sebelumnya
?
??
=
Permintaan aktual periode sebelumnya
?
=
Konstanta penghalusan
|
![]() 19
3. Metode Trend Projection
Metode ini digunakan dengan cara mencocokkan garis trend ke
rangkaian titik data historis dan kemudian memproyeksikan garis itu
ke dalam ramalan jangka panjang menengah hingga jangka panjang.
Beberapa persamaan trend
matematis bisa dikembangkan,
akan
tetapi saat ini yang akan dibahas ganya trend linear.
Jika kita
memutuskan
untuk
mengembangkan
garis
trend
linear dengan metode statistik yang tepat, maka kita dapat memakai
metode kuadrat kecil (least square method). Metode ini digambarkan
dalam bentuk perpotongan Y-nya (puncak dimana garis itu
memotong sumbu Y) dan slope-nya (kelandaian).
Jika perpotongan Y dan kelandaiannya bisa dihitung, maka
persamaan yang digunakan adalah :
?
?
Dimana :
?
Nilai variabel yang dihitung untuk diprediksi
(disebut variabel tidak bebas)
= Perpotongan sumbu Y
= Kelandaian garis regresi (atau tingkat perubahan dalam
untuk
?
perubahan tertentu dalam x
x = Variabel bebas / waktu
|
![]() 20
Ahli Statistik mengembangkan persamaan yang bisa digunakan
untuk memperoleh
nilai a dan b untuk
garis regresi. Kelandaian b
diperoleh dengan :
?
?. ?
.
?
?
.
?
?
?
?
?
?
?
??
?
Dan perpotongan y dapat dihitung dengan :
?
?
?
?
Dimana,
=
Kelandaian garis regresi
?
=
Nilai variabel bebas
?
=
Nilai variabel tak bebas
?
?
=
Rata-rata nilai
x
?
?
=
Rata-rata nilai y
n = Jumlah titik data atau observasi
b. Metode Kausal
Regresi linear, model kausal, bergabung menjadi model variabel atau
hubungan yang bisa mempengaruhi jumlah yang sedang diramal. Model
ini mengasumsikan bahwa faktor yang diramalkan mewujudkan
hubungan
sebab
akibat
dengan
satu
atau
lebih independent
variabel.
Tujuan dari model ini adalah menemukan bentuk hubungan tersebut dan
|
![]() 21
menggunakannya
untuk
meramalkan
nilai
mendatang
dari dependent
variabel. Pendekatan ini lebih kuat dibandingkan metode seri waktu
yang hanya menggunakan nilai historis untuk variabel yang diramalkan.
Model matematika yang kita gunakan pada metode kuadrat terkecil
dari
proyeksi trend
bisa
digunakan
untuk
melakukan
analisis
regresi
linear.
Variabel-variabel tak bebas
yang akan diramal tetap
?
, namun
sekarang variabel bebas x, bukan lagi waktu.
?
?
Dimana,
?
= Nilai variabel tidak bebas, yaitu penjualan
= Perpotongan sumbu Y
= Kelandaian garis regresi
?
= Variabel bebas
2.7 Ketepatan Peramalan
Ketepatan peramalan adalah suatu hal yang mendasar dalam
peramalan, yaitu bagaimana mengukur kesesuaian suatu metode peramalan
tertentu untuk suatu kumpulan data yang diberikan. Ketepatan dipandang
sebagai kriteria penolakan untuk memilih
suatu
metode
peramalan.
Dalam
permodelan deret berkala (time series) dari data
masa lalu dapat diramalkan
|
22
situasi yang akan terjadi pada masa
yang akan datang. Untuk menguji
kebenaran ramalan ini digunakan ketepatan ramalan.
Beberapa
kriteria
yang
digunakan
untuk
menguji ketepatan ramalan
antara lain :
1. Nilai Tengah Galat (Mean Error)
2. Nilai Tengah Galat Kuadrat (Mean Square Error)
3. Nilai Tengah Galat Absolut (Mean Absolute Error)
4. Nilai
Tengah
Galat
Persentase
Absolut
(Mean
Absolute
Percentage Error)
5. Nilai Tengah Galat Persentase (Mean Percentage Error)
6. Jumlah Kuadrat Galat (Sum Square Error)
7. Deviasi Standar Galat (Standard Deviation of Error)
2.8 Lotting
Material
Requirement
Planning adalah
suatu
konsep
dalam manajemen
produksi yang menbahas secara tepat dalam perencanaan kebutuhan barang dalam
proses produksi, sehingga barang yang dibutuhkan dapat tersedia sesuai dengan
yang
direncanakan.
Untuk
menjamin
bahwa semua kebutuhan-kebutuhan akan
dipenuhi, pesanan akan dijadwalkan
untuk penyelesaian pada awal periode
dimana ada kebutuhan bersih
yang positif.
Ukuran dari pesanan dapat
mungkin
|
![]() 23
sama dengan kebutuhan bersih di periode yang bersangkutan, atau mungkin saja
lebih besar yang meliputi kebutuhan bersih di periode mendatang untuk
memanfaatkan skala ekonominya.
Lotting
adalah
suatu
proses
untuk
menentukan
besarnya
jumlah
pesanan
optimal
untuk
setiap item
secara
individual
didasarkan
pada
hasil
perhitungan kebutuhan bersih yang telah dilakukan. Ukuran lot menentukan
besarnya jumlah komponen yang diterima setiap kali pesan. Penentuan ukuran lot
ini sangat tergantung pada besarnya biaya-biaya persediaan, seperti biaya pesan,
biaya simpan, biaya modal, dan harga barang itu sendiri. Ada banyak alternatif
metode untuk menentukan ukuran lot. Beberapa teknik diarahkan untuk
meminimalkan
total
ongkos
set-up
dan ongkos
simpan.
Teknik-teknik
tersebut
adalah :
1. Economic Order Quantity (EOQ)
Dalam teknik
ini
besarnya
ukuran
lot
adalah
tetap.
Penentuan
lot
berdasarkan biaya pesan dan biaya simpan, dengan formula sebagai
berikut :
?
2
?
Dimana :
Q = EOQ
D = Kebutuhan rata-rata dalam satu bulan
|
![]() 24
S = Biaya pesan
H = Biaya simpan
2. Period Order Quantity
POQ
menggunakan
alasan
ekonomi yang sama dengan EOQ, namun
menentukan jumlah periode yang akan dicakup oleh setiap pesanan
daripada jumlah unit yang dipesan. Sehingga hal ini akan menghasilkan
siklus yang tetap. Total biaya setiap periode diberikan oleh fungsi dari :
?
?
?
?
?
?
Dalam menggunakan
metode
ini
terdapat
beberapa
asumsi,
yaitu
:
permintaan akan produk adalah konstan, harga per unit produk adalah
konstan, biaya penyimpanan dan biaya pemesanan adalah konstan, dan
lead time produk adalah konstan.
2.9 Lot Sizing
Teknik
lot sizing
merupakan
teknik
untuk
meminimalkan
jumlah
barang yang akan dipesan dan meminimalkan biaya persediaan. Objek dari
manajemen
persediaan
adalah
untuk menghitung tingkat persediaan yang
optimum yang sesuai dengan permintaan pasar dan kapasitas perusahaan.
Oleh karena itu perusahaan harus bisa mendefinisikan apa yang harus dipesan,
kapan
harus
memesan dan berapa banyak yang harus dipesan. Hal
ini bukan
|
![]() 25
persoalan yang mudah. Maka dari itu
manajemen
harus bisa
membuat
keputusan untuk memesan secara ekonomis barang yang dibutuhkan.
Salah satu metode yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah
perencanaan kebutuhan bahan dalam menentukan ukuran lot pesanan adalah
Dynamic
Lot
Sizing
Models,
yang
terdiri
dari
model simple
(Lot
fot
Lot),
Heuristic (SM, LUC, dan LTC).
Silver Meal (SM)
Prinsip dari heurisitik adalah silver meal, yang merupakan pendekatan
metode yang mudah digunakan dan dari pengulangan pegerjaan akan
didapat hasil yang baik apabila dibandingkan dengan heuristic lainnya.
Pengerjaan metode SM ini mempunya persamaan perhitungan
Economic Order Quantity (EOQ), yaitu digunakan sebagai permintaan
sebagai dasar untuk pengulangan variabel pada periode-periode
selanjutnya,
kemudian
total
permintaan diatas batas perencanaan.
Metode ini mencoba mencari biaya rata-rata minimal pada tiap periode
untuk sejumlah periode yang telah direncanakan. Rumusan umum
yang dapat digunakan adalah sebagai berikut :
K(m) =
?
(A + hD2 + 2hD3 +
.. (m-1)hDm)
?
Dm
= Permintaan pada periode m
K(m)
= Rata-rata per unit waktu
m
= Periode
|
26
A = Biaya order
h = Biaya simpan / unit waktu
Least Unit Cost (LUC)
Adalah metode dengan pendekatan try and error, penentuan jumlah
pesanan dengan pertimbangan apakah pesanan dibuat sama dengan
kebutuhan bersih periode pertama atau dengan menambah untuk
menutupi kebutuhan periode-periode selanjutnya dan lain sebagainya.
Biaya
periode
unitnya
dihitung
untuk
masing-masing
tahap
dengan
cara membagi total biaya pesan dan biaya penyimpanan dengan
jumlah lot komulatif pada setiap tahapnya. Keputusan akhir dari
metode ini didasarkan pada biaya periode unit terendah. Rumusan
umum yang dapat digunakan adalah sebagai berikut :
K(m) = (A + hD2 + 2hD3 +
.. (m-1)hDm) / (D1+D2+
Dm)
Dm = Permintaan pada periode m
K(m)
=
Rata-rata
biaya
tiap
periode
bila
dilakukan
order
untuk
m
periode sekaligus
m
= Periode
A = Biaya order
h = Biaya simpan / unit waktu
|
27
Least Total Cost (LTC)
Adalah
metode
dengan
pendekatan ongkos
pesan.
Dengan
cara
memilih
ongkos
total
minimum yaitu
menggabungkan
kebutuhan
sampai
ongkos
simpan
mendakati ongkos pesan.
Biaya
periode
unitnya dihitung untuk masing-masing tahap dengan cara mengalikan
antar permintaan, biaya simpan, dan
Period Curried. Dan hasilnya
merupakan nilai yang akan dikumulatifkan pada setiap tahapnya
sehingga bila nilai akhir mendekati biaya pesan maka perhitungan
dihentikan. Langkah selanjutnya dilakukan
penjumlahan
permintaan
antara periode awal sampai periode diakhir perhitungan. Permintaan
tersebut selanjutnya menjadi permintaan awal.
|