1
BAB II
LANDASAN TEORI
II.1 Pasar Modal
Kebutuhan akan permodalan dalam dunia usaha membuat sejumlah perusahaan
besar melirik pasar modal sebagai salah satu tempat untuk melakukan penambahan
modal. Bagi investor sendiri pun pasar modal merupakan tempat dimana investor bisa
menanamkan modalnya ke perusahaan melalui beberapa instrumen investasi yang
ditawarkan di pasar modal, sebelum membahas lebih lanjut sebaiknya kita memahami
terlebih dahulu pengertian pasar modal.
Suwandi (2011:23) menyatakan Pasar modal
merupakan tempat bertemunya
pembeli dan penjual efek atau surat berharga yang terdaftar dalam suatu lembaga yang
dikenal sebagai bursa beserta pernak pernik peraturan dan partisipan untuk
berlangsungnya proses jual beli tersebut secara tertib dan adil.
Instrumen yang diperdagangkan di pasar modal merupakan instrumentinvestasi
jangka panjang (lebih dari satu tahun) seperti saham (stock), obligasi (bond), warrant,
reksadana, dan lainnya.
Dari berbagai macam instrumen investasi yang berada di pasar modal, saham
merupakan instrumen yang paling dikenal oleh masyarakat luas, berikut adalah
pemahaman saham menurut Hariyani dan Serfianto (2010:198) Saham merupakan
salah satu instrumen pasar modal yang paling umum diperdagangkan karena saham
mampu memberikan tingkat keuntungan yang menarik.
|
2
Darmadji dan Fahruddin menyatakan (2006:5), Saham dapat didefinisikan sebagai
tanda penyertaan atas pemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau
perseroan terbatas.
Jenis-jenis saham :
1.
Saham biasa: saham yang ditawarkan dan dapat
dimiliki oleh public, saham ini memiliki hak suara namun mendapat hak
paling akhir terhadap asset bila perusahaan dilikuidasi.
2.
Saham preferen : jenis saham khusus yang diterbitkan
terbatas untuk pemilik atau pendiri perusahaan. Saham ini memiliki klaim
khusus terhadap asset perusahaan namun tidak memiliki hak suara.
Pemegang saham preferen memiliki prioritas pertama dalam pembagian
asset jika perusahaan dilikuidasi.
Keputusan investasi dipasar modal biasanya dilakukan oleh investor sebagai bentuk
perlindungan modal yang dimiliki terhadap inflasi dan juga sebagai langkah untuk
melipatgandakan modal, dikarenakan dengan menyimpan modal dalam tabungan
ataupun menyimpan modal dalam bentuk deposito sudah tidak terlalu efektif lagi dalam
mengantisipasi laju inflasi. Sebelum melakukan investasi diperlukan pemahaman
mendalam tentang investasi, jika tidak maka investor hanya berspekulasi dengan modal
yang dimilikinya. Benjamin Graham menyatakan (2003:38), mengenai Perbandingan
antara investasi dan
spekulasi. Investasi adalah tindakan yang, melalui analisis
menyeluruh, menjanjikan keamanan dana pokok dan memberikan keuntungan memadai.
Tindakan yang tidak memenuhi persyaratan ini berarti tindakan spekulatif.
|
3
II. 1.2 Trading
Dalam pasar modal selain
investasi dikenal juga aktifitas trading, dimana
menurut Ellen May (2011:3) Kegiatan beli di harga rendah dan jual di harga yang
lebih tinggi dalam rentang waktu yang relatif singkat untuk memperoleh
keuntungan dengan cepat.
Perbedaan antara investasi dan trading sendiri terdapat pada rentang waktu
beli dan jual, dimana investasi rentang waktu antara beli dan jual dilakukan dalam
jangka yang cukup lama. Selain itu strategi yang digunakan oleh investor
untuk
melakukan kegiatan investasi maupun trading juga berbeda.
II.2 Analisis Saham
Analisis saham sangat diperlukan bagi para trader atau investor dalam melakukan
trading, berbagai macam instrumen telah disediakan bagi para trader dalam melakukan
pengambilan keputusan. Analisis dilakukan oleh para trader
untuk memprediksi harga
saham, sehingga
trader
bisa memaksimalkan keuntungan dan mengurangi risiko
kerugian
Sebelum investor melakukan pembelian saham sebaiknya melakukan analisis
terlebih dahulu.
Dalam dunia pasar modal dikenal dua teknik analisis yaitu analisis
fundamental dan analisis teknikal.
|
4
II.2.1 Analisis Fundamental
Analisis fundamental merupakan analisis dengan melihat faktor laporan
keuangan perusahaan, kondisi makro dan mikro dari
industri perusahaan tersebut,
kondisi dari suatu negara dimana perusahaan itu berada.
Tryfino (2009:35) menyatakan bahwa Analisis fundamental merupakan metode
analisis berdasarkan kinerja keuangan suatu perusahaan yang bertujuan untuk
memastikan bahwa suatu saham yang dibeli merupakan suatu saham yang berkinerja
baik, dengan begitu perusahaan memiliki ekspektasi yang baik terhadap pertumbuhan
harga saham perusahaan tersebut.
Pada prinsipnya analisis fundamental dari suatu saham itu bertujuan untuk
menentukan apakah saham tersebut berada di posisi undervalued atau
overvalued.
II.2.2 Analisis Teknikal
Analisis teknikal juga sering menggunakan berbagai indikator yang secara tipikal
merupakan transformasi matematik dari harga atau volume. Indikator ini digunakan
sebagai alat bantu untuk menentukan apakah suatu asset berada dalam suatu trend
serta arah dari harga aset dalam trend tersebut. Para analis juga mempelajari korelasi
antara harga, dan volume dalam perdagangan saham.
Menurut Susanto dan Sabardi (2010) Analisis teknikal adalah suatu metode
meramalkan pergerakan harga saham dan meramalkan kecenderungan pasar di masa
|
5
mendatang dengan cara mempelajari grafik harga saham, volume pergadagangan
indeks harga saham gabungan.
Edianto Ong (2008:1) berpendapat, Analisis teknikal adalah suatu metode
pengevaluasian saham, komoditas ataupun sekuritas lainnya dengan cara menganalisa
statistik yang dihasilkan oleh aktivitas pasar di masa lampau guna memprediksi
pergerakan harga di masa mendatang.
Menurut Vibby (2009:25) berpendapat bahwa Analisis teknikal merupakan
analisis studi nilai harga yang terjadi untuk memprediksikan harga saham dengan
lebih menitikberatkan pembentukan harga oleh perubahan penawaran ( supply ) dan
permintaan ( demand ).
Menurut John Murphy (1999;45) di dalam analisis teknikal terdapat tiga asumsi
dasar yaitu :
1.
Market price discount everything.
Pengguna analisis teknikal percaya bahwa semua peristiwa dapat berpengaruh
terhadap harga saham. Kejadian atau peristiwa tersebut akan tercermin pada harga
sahamnya.
2.Price moves in trend.
Harga saham akam bergerak dalam suatu trend. Prinsip dasar saham dalam
penggunaan analisis teknikal adalah jangan pernah mengambil keputusan transaksi
yang melawan trend harga. Pengguna analisis ini beranggapan bahwa semua
informasi tercermin pada harga saham, sehingga trend tersebut menunjukkan sikap
para pelaku pasar/investor atas suatu saham.
|
6
3. History repeats itself.
Data historis dapat digunakan untuk memprediksi data/harga saham
di masa
mendatang. Hal ini diyakini oleh pengguna analisis mengingat adanya faktor
psikologis para pelaku pasar yang secara umum bersifat konstan. Maksudnya adalah
manusia bereaksi terhadap sesuatu dengan cara yang sama.
Banyak cara untuk menganalisis teknikal,dari teknik yang berbeda-beda misalnya
grafik candlestick chart, RSI, dan Parabolic SAR
seringkali mengabaikan teknik
pendekatan lainnya, namun banyak pula yang mengkombinasikan beberapa elemen
pembelajaran. Para analis biasanya memutuskan untuk menggunakan metode
pembelajaran yang mana yang tepat berdasarkan pengalaman atas apa yang tercermin
dari suatu instrumen.
II.2.2 1 Chart
Chart sebagai bagian dari teknikal analisis merupakan alat bantu bagi para analisuntuk
melihat pergerakan harga saham di masa lampau dengan tujuan untuk merperkirakan
pergerakan harga di masa mendatang. Analisis teknikal ini sering disebut juga chartist
karena para analisnya melakukan studinya dengan bantuan grafik.
iMenurut Edianto Ong (2008:13) Chart adalah sebuah gambar grafik yang fungsi
utamanya menunjukkan riwayat pergerakan nilai harga saham pada suatu periode waktu
tertentu, sehingga dibutuhkan sebagai alat utama untuk melakukan suatu analisa secara
teknikal. Beberapa jenis chart yang sering dipergunakan untuk analisis adalah :
|
![]() 7
1. Line Chart
Line chart
merupakan jenis chart yang paling sederhana.
Menurut Ivan Susanto
(2007:40) Line chart merupakan diagram sederhana yang terbentuk dari peta
pergerakan harga penutupan. Dengan memperhatikan hanya pada penutupan,
perpindahan intraday dapat diabaikan.
Grafik garis juga digunakan ketika data
pembukaan dan data poin tertinggi dan terendah tidak tersedia.
Terkadang dalam
indeks tertentu, perdagangan saham dan harga intraday,
hanya tersedia data
penutupan.
sumber : finance.yahoo.com
Gambar 2.1 Line Chart
2. Bar Charts
Menurut Angel Darazhanov (2011:11) Bar charts digambarkan dengan bar atau
batang-batang, yang menampilkan perubajan dalam pergerakan harga dalam hitungan
jam. Garis horisontal di sebelah kiri menunjukan harga saat pembukaan, sedangkan
|
![]() 8
garis horisontal disebelah kanan menunjukkan harga penutupan. Jarak antara harga
pembukaan dari satu bar dan harga penutupan dari bar selanjutnya dinamakan satu
gap.
sumber : finance.yahoo.com
Gambar 2.2 Bar Chart
3. Candlestick Chart
sumber : finance.yahoo.com
Gambar 2.3 Candle Char
|
![]() 9
Menurut Steve Nison (2010:15) Candlestick pertama kali ditemukan oleh
Munehisa Homma pada tahun 1700an. Pada tahun 1750 setelah diberi kewenangan
untuk mengatur usaha keluarganya dia memulai trading pada bursa komoditas beras
lokal di kota pelabuhan Sakata.
Untuk membuat grafik
candlestick, kita harus memiliki satu set data yang
memuat nilai pembukaan, tertinggi, terendah, dan penutupan untuk tiap periode
waktu yang ingin ditampilkan. Bagian badan yang kosong atau solid dari candlestick
disebut dengan body (juga dikenal sebagai real body). Garis panjang tipis di atas
dan di bawah body
mencerminkan kisaran nilai tinggi/rendah dan disebut dengan
bayangan (juga dikenal sebagai kumis dan ekor). Titik tertinggi ditandai oleh
puncak dari bayangan atas dan titik terendah oleh dasar dari bayangan bawah. Untuk
membuat grafik candlestick, diperlukan opening price, high price,low price dan close
price dari saham tersebut.
Sumber : www.stockcharts.com
Gambar 2.4 Candlestick Formation
Candlestick hitam panjang menunjukkan tekanan jual yang kuat. Makin panjang
suatu candlestick hitam, makin jauh pula harga penutupan berada di bawah harga
|
![]() 10
pembukaannya. Hal ini menunjukkan bahwa harga menurun secara signifikan dari
pembukaannya dan para penjual sangat agresif. Setelah kenaikan yang panjang, suatu
candlestick
hitam panjang dapat memberi pertanda titik balik atau menandai level
resistance yang akan datang.
Sumber : www.stockcharts.com
Gambar 2.5 Bentuk Candlestick
Terdapat banyak betuk pola dalam candlestick diantaranya adalah sebagai
berikut : Pola Netral : Spinning tops
Sumber : www.stockcharts.com
Gambar 2.6 Pola Spinning Tops
Pola ini terbentuk bila ada body pendek di tengah shadow yang tidak terlalu
panjang. Bentuk ini menunjukan terjadi fluktuasi dalam kisaran sempit. Pasar sedang
berusaha melakukan konsolidasi. Bila terjadi pola spinning tops
terus menerus,
sebaiknya anda melakukan trading jangka pendek atau wait and see.
|
![]() 11
Sumber : www.stockcharts.com
Gambar 2.7 Pola Marubozu
Pola kontinuitas marubozu bentuk candle ini terjadi bila ada body penuh tanpa
shadow. Bentuk ini mengindikasikan pasar yang sangat yakin (condifent). Biasanya
trend yang terjadi akan berlanjut (bullish atau bearish).
Sumber : www.ikonfx.com
Gambar 2.8 White Candle dan Black Candle.
Bentuk candle seperti diatas juga dapat dilihat sebagai pola kontinuitas bullish
atau bearish, walaupun karakternya tidak sekuat Marubozu.
|
![]() 12
Sumber : www.stockcharts.com
Gambar 2.9 Three White Soldier dan Three Black Crows
Bila Marubozu muncul secara berurutan, maka pola kontinuitas yang ditunjukan
juga semakin kuat. Jika dilihat pola ini seperti tangga. Bila bullish dinamakan three
white soldier, sedangkan bila bearish dinamakan three black crows.
Sumber : www.stockcharts.com
Gambar 2.10 Pola Reversal
Bentuk candle ini adalah pola reversal yang paling sering dan paling mudah
ditemui, yaitu tipe candletick dimana harga pembukaan sama atau hampir sama
dengan harga penutupan sehingga hanya terlihat garis tipis ditengah shadow.
Doji
biasanya menunjukan adanya pergantian trend, baik bearish ataupun bullish.
Jadi
anda perlu waspada jika mendapati adanya doji.
|
![]() 13
Sumber : www.ikonfx.com
Gambar 2.11 Gravestone Doji dan Dragonfly Doji
Dragonfly Doji
terbentuk ketika harga penutupan, semuanya sama. Sedangkan
harga terendah membentuk bayangan. Hal ini mengindikasikan bahwa penjual
mendominasi perdagangan dan menarik harga lebih rendah selama sesi.
Gravestone doji
terbentuk ketika harga pembukaan, terendah, dan penutupan
semuanya sama.
Sumber : www.fxforwards.com
Gambar 2.12 Pola Hammer
|
![]() 14
Hammer dan Inverted Hammer muncul setelah trend turun sedangkan hangman
dan shooting star muncul setelah trend naik. Hangman dan shooting star bisa saja
berwarna putih (menyerupai Hammer dan Inverted Hammer) tetapi disebut Hangman
dan Shooting Star jika muncul setelah trend naik.
Sumber : www.fxforwards.com
Gambar 2.13 Pola Engulfing
Bearish engulfing
: Format 2 candle
dan diawali uptrend, biasanya candle
pertama berwarna putih dan candle kedua berwarna hitam, body candle pertama
berada di dalam body candle kedua.
Bullish engulfing : Format 2 candle
dan diawali downtrend
biasanya candle
pertama berwarna hitam dan candle kedua berwarna putih, body candle
pertama
berada di dalam body candle kedua
II.5 Trend
Analisis Teknikal dibentuk dari asumsi trend harga. Garis tren adalah alat yang
penting dalam analisis teknikal, baik untuk melakukan identifikasi maupun
|
![]() 15
konfirmasi.Secara umum, trend
adalah arah kemana suatu pasar bergerak. Tapi kita
membutuhkan definisi yang lebih akurat untuk dapat memanfaatkannya dalam analisa
teknikal. Edianto Ong (2008:29) menyebutkan "trend adalah salah satu dari tiga butir
pemikiran dasar di dalam analisis teknikal, yaitu : price move in trends. Secara ringkas
trend
bisa didefinisikan sebagai kecenderungan arah pergerakan harga pada suatu
pasar."
Pertama yang harus diingat adalah bahwa gerakan harga tidak berbentuk garis
lurus ke satu arah. Pasar bergerak dalam bentuk serangkaian zigzag. Gerakan Zigzag ini
membentuk rangkaian gelombang yang berurutan, dengan puncak (peak/top) dan
through yang cukup jelas. Arah peakdan through ini yang menentukan trend pasar.
Peak dan through ini bergerak naik, turun, atau menyamping (sideways). Arah
gerakan inilah yang memberitahukan kita tentang trend pasar.
Sebuah trend
menaik (uptrend) didefinisikan sebagai serangkaian urutan peak dan
through yang menaik.
Sumber : www.stockcharts.com
Gambar 2.14 Up Trendline
|
![]() 16
Tren menurun (downtrend) adalah pola kecenderungan turun yang terbentuk dari
sekelompok data grafik nilai harga yang selalu membentuk nilai harga tertinggi yang
semakin turun dan harga terendah yang semakin turun dari harga sebelumnya
Sumber : www.stockcharts.com
Gambar 2.15 Down Trendline
Sideways trend adalah sebuah pola kecenderungan menyamping terbentuk dari
sekelompok data grafik nilai yang selalu membentuk nilai harga tertinggi yang sama rata
dari pada nilai harga tertinggi sebelumnya dan harga terendah yang sama rata dengan
harga sebelumnya.
Sumber : www.stockcharts.com
Gambar 2.16 Sideways Trendline
|
17
II.2.2.3 Support dan Resistance
Support level adalah batasan suatu harga dimana analisa teknikal mempercayai
bahwa di level harga tersebut permintaan akan saham ataukomoditi tersebut akan di beli
(biasanya pemilihan support dilakukan dengan menaikan garis horizontal pada titik
harga saham terendah,lalu harga kembali naik)
Sedangkan resistance level
merupakan kebalikan dari support yaitu batasan
dimana analisa teknikal mempercayai bahwa jika harga mencapai level tersebut maka
investor akan menjual sahamya(garis horizontal dibuat saat saham mencapai harga
tertinggi lalu kemudian berbalik turun).
II.2.2.4 Overbought dan Oversold
Overbought
adalah kondisi ketika harga dinilai terlalu tinggi dan sebaiknya
investor yang telah memiliki saham dibawah harga ini dapat merealisasi keuntungannya
Oversold
merupakan kebalikan dari overbought
yaitu kondisi ketika harga dianalisa
secara teknikal cukup murah (biasanya kondisi ini dilihat berdasarkan indikator teknikal.
II.3 Jenis-Jenis Teknikal Analisis
Analisa teknikal adalah analisa pergerakan yang didasarkan pada hitungan
matematis(rumus, grafik, chart, dan sebagainya).Dengan memadukan pergerakan suatu
instrumen dengan rumus-rumus matematis tertentu, dapat memberikan gambaran atau
prediksi di masa depan.Besarnya keakuratan inilah yang menjadi seni dan level
tersendiri dari masing-masing trader. Semakin banyak mengasah rumus, mengevaluasi,
|
18
memadukan, maka akan menjadi lebih presisi.Tujuan dari para trader menggunakan
analisa teknikal antara lain untuk volume transaksi,trend,level-level psikologis (support
dan resistance), periode waktu yang terjadi.
Indikator teknikal ini diciptakan oleh banyak analis teknikal, dan jika dikumpulkan
jumlahnya sangat banyak. Dengan macam-macam tujuan. Dan dengan tingkat kerumitan
yang berbeda-beda. Indikator menerapkan prinsip ilmu matematis dan statistik,walaupun
indikator bawaan ini bisa sudah langsung diterapkan dan dipakai pada grafik, para
pengguna indikator ini tetap harus mempelajari kegunaan dan fungsi dari indikator
tersebut.Beberapa indikator yang umum digunakan, secara garis besar ada 3 jenis
indikator yaitu:
1.
Price Momentum Indicator: Jenis indikator ini digunakan untuk mengidentifikasi
situasi oversold
atau overbought. Momentum indikator juga digunakan untuk
melihat apakah suatu trend masih akan berlanjut atau semakin melemah.Contoh
indikator: Relative Strength Index (RSI)
2.
Trend Following Indicator : Indikator ini digunakan untuk mengidentifikasi awal
dan akhir suatu trend atau kapan suatu trend akan berubah sehingga dapat diketahui
kapan waktu terbaik untuk membuka dan menutup posisi.Contoh indikator
:
Parabolic SAR.
3.
Volatility Indicator : Indikator ini digunakan untuk melihat kekuatan pasar yang
dilihat dari fluktuasi harga dalam satu periode waktu tertentu. Pasar dikatakan
memiliki volatility yang tinggi jika pergerakan harga berlangsung naik turun secara
tajam atau sangat fluktuatif di mana terjadi selisih harga yang besar antara harga
tertinggi dan terendah. Contoh indikator: Candlestick.
|
![]() 19
II.3.1 Relative Strength Index (RSI)
Relative Strength Index (RSI) merupakan indikator yang diperkenalkan oleh J.
Welles Wilder pada tahun 1978 dalam bukunya berjudul New Concept on Technical
Trading System. RSI berupa osilator yang mempunyai batasan level terendah dan
level tertinggi, yaitu skala 0 sampai dengan 100. Menurut Wilder level diatas 70
ditentukan sebagai area overbought dan level di bawah 30 ditentukan sebagai
oversold. Darazhanov, Banov, dan Kozarov berpendapat (2011;142) RSI standard
merupakan RSI pada 14 periode dengan tiga garis utama pada tingkat 30, 50 dan 70.
RSI sendiri menyediakan beberapa sinyal.Yaitu :
1.
Breakout dari tingkat 50. Sinyal beli tersedia ketika indikator lewat diatas 50 dan
begitu juga sebaliknya sinyal jual tersedia ketika indikator lewat di bawah tingkat 50.
2.
Sinyal beli tersedia ketika indikator lewat diatas tingkat 30 dari area jenuh jual.
Sinyal jual tersedia ketika indikator lewat di bawah tingkat 70 dari area jenuh beli.
Sinyal ini lebih penting dibandingkan dengan breakout dari tingkat 50.
Sumber : finance.yahoo.com
Gambar 2.17 Relative Strenght Index
|
20
Namun perlu diketahui bahwa banyak tradersyang salah paham dalam
hal mengimplementasikan teknik pada RSI ini. Pakar teknikal analisis, John J.
Murphy, dalam karyanya berjudul Technical Analysis of The Financial Marktes
menyatakan, jikagarisRSI berada di area Overboughtbelum tentu
merupakan sinyal
jual atas saham yang sudah dimiliki atau sinyal untuk melakukan short-sell atas
saham tersebut.Sinyal awal ini
ini disebut premature signal. Karena garis RSI bisa
terus berfluktuasi di area tersebut pada suatu kondisi trend yang kuat.Jika hal tersebut
terjadi, hal tersebut bisa
menjadi peringatan agar lebih memperketat pengawasan
posisi sahamnya karena bearada di area berbahaya. Hal yang sama berlaku juga jika
RSI berada di wilayah oversold.
II.3.2 Parabolic SAR
Parabolic SAR adalah indikator yang digunakan untuk mengetahui kapan trend
akan berhenti dan berbalik arah. Seiring dengan penggunaannya, parabolic sar
banyak digunakan oleh investor/trader sebagai entry point.
Karena Parabolic SAR adalah jenis following indicator maka Parabolic SAR
bekerja dengan baik pada saat harga berada dalam kondisi uptrend atau downtrend.
Sementara dalam dalam kondisi sideways Parabolic SAR sering kali menghasilkan
sinyal yang gagal untuk mengatasi permasalahan tersebut, penggunaan Parabolic
SAR
harus dipandu dengan indikator tren lain, yang dapat memberikan konfirmasi
apakah trend yang berlangsung memadai, baik dari sisi arah maupun kualitasnya.Tren
harus dikenali dulu dengan baik, misalnya dengan menggunakan indikator RSI, baru
|
![]() 21
kemudian mengambil posisi menggunakan Parabolic SAR
sesuai arah tren yang
sudah dikenali tersebut.
Menurut Edianto Ong (2008:297) Parabolic SAR adalah indikator lain yang
cukup ampuh ketika market berada dalam trend yang kuat, namun kurang cocok bagi
market yang sideways, sehingga indikator ini juga dikatakan sebagai bagian dari
trend fllowing indicators.
Teknik ini dikemukakan oleh, J. WellesWilder pada tahun 1978 dalam
karyanya yang berjudul New Concept in Technical Trading Systems. Kata
parabolic digunakan untuk menggambarkan garis Parabolic SAR yang berbentuk
seperti kurva parabola, sedangkan kata SAR berasal dari singkatan Stop And
Reverse.
Sumber : finance.yahoo.com
Gambar 2.18 Parabolic Sar
|
22
Garis Parabolic SAR terdiri dari titik-titik yang membayangi pergerakan
harga di dalam sebuat grafik harga saham.
Titik-titik tersebut, menandakan kapan
waktu untuk melakukan aksi jual kemudian beli atau sebaliknya, karena itu disebut
Stop And Reverse.Bila garis melintasi harga saham dari bawah ke atas maka
menandakan sinyal jual. Bila memotong dari atas ke bawah maka menandakan sinyal
beli. Cara penggunanaan
indikator Parabolic SAR terlihat sangat sederhana, tetapi
dalam prakteknya tidak semua
titik
titik itu bisa dijadikan sinyal jual ataupun
sinyal, karena jika dilakukan dengan salah maka investor / trader bisa saja membeli
ketika harga berada di akhir trend naik, ataupun menjual pada saattrend turun. Oleh
karena itu untuk meraih gain
yang maksimal investor/trader
sebaiknya membeli
ketika titik
titik itu akan membentuk trend naik
yaitu ketika posisi candlestick
memotong titik-titik trend
bearish
dan
melakukan penjualan ketika candlestick
memotong titik-titik trend bullish.
II.3.3 Candlestick
Untuk membuat grafik candlestick, diperlukan harga open (harga dari
transaksi pertama dari periode pengamatan), high
( harga tertinggi dalam periode
pengamatan ), low ( harga terendah dalam periode pengamatan ), dan close ( harga
dari transaksi terakhir dari periode pengamatan ) dari saham. Bagian-bagian dalam
suatu candlestick yaitu :
1.
Body, yaitu jarak antara harga open dan close.
2.
Upper shadow, yaitu garis yang menunjukkan posisi high.
3.
Lower shadow, yaitu garis yang menunjukkan posisi low.
|
![]() 23
Berbagai bentuk dari candlestick :
Sumber : www.candlesticker.com
Gambar 2.19 Long white black candlestick
1.
Long white dan long black candlestick : Long white adalah candlestick dengan
harga penutupan (Close)
lebih besar daripada harga pembukaan (Open)
sedangkan Long Black Candlestick
adalah candlestick
dengan harga
penutupan (close) lebih kecil dari harga pembukaan (open).
Sumber : www.babypips.com
Gambar 2.20 White and black Marubozu
2.
White Dan Black Marubozu : Marubozu adalah sebuah candlestick yang tidak
memiliki upper shadow ataupun lower shadow.
|
![]() 24
Sumber : www.ex-admin.com
Gambar 2.21 Spinning Tops Pattern
3.
Spinning Tops: Spinning tops adalah sebuah formasi candle yang dibentuk oleh
small/short body candle dengan long upper dan lower shadow.
Sumber : www.tradeforextrading.com
Gambar 2.22 Hammer dan Hanging Man
4.
Hammer Dan Hanging Man: (takuri & kubitsuri) formasi yang dibentuk oleh
sebuah short body candle dengan medium/long lower shadow dan very short
atau no upper shadow.
Sumber : www.stockta.com
Gambar 2.23 Doji
|
![]() 25
5.
Doji: Doji adalah sebuah candlestick
yang dibentuk dengan harga pembukaan
berada dalam posisi yang sama atau setidaknya nyaris sama dengan harga
penutupan (open price = close price).
Sumber :www.candlesticker.com
Gambar 2.24 Doji Star
6.
Doji Star: Doji star adalah sebuah doji berbentuk four price doji, namun hal ini
bukanlah sesuatu yang mutlak, karena baik gravestone,
dragonfly, ataupun
long legged doji juga dapat digunakan dalam identifikasi formasi ini.
Sumber : www.ikonfx.com
Gambar 2.25 Engulfing
|
![]() 26
7.
Engulfing: Engulfing (tsutsumi) adalah pola candlestick yang dibentuk dari dua
candle
berbeda warna, bisa berupa candle
hitam dan putih atau sebaliknya
candle putih dan hitam.
Sumber : www.ikonfx.com
Gambar 2.26 Harami
8.
Harami : Formasi Harami dibentuk dari dua candle berbeda warna, yaitu long
black candle
dan white candle
atau long white candle
dan black candle
dimana candle
kedua selalu memiliki body
yang lebih pendek dibanding
dengan candle
pertama dan body dari candle kedua berada dalam cakupan
body dari candle pertama (kebalikan dari formasi Engulfing).
Sumber : www.candlesticker.com
Gambar 2.27 Inverted Hammer
9.
Inverted Hammer : Inverted hammer (Tohba) dibentuk dari sebuah short body
candle dengan lower shadow yang panjang dan tanpa upper shadow, pada
inverted hammer upper shadow yang panjang tanpa lower shadow.
|
![]() 27
Sumber : www.candlesticker.com
Gambar 2.28 Kicking Pattern
10.
Kicking: Pola Kicking adalah sebuah pola candlestick
yang dibentuk oleh dua
marubozu dengan warna berbeda.
Sumber : www.onlinetradingconcepts.com
Gambar 2.29 Shooting Star
11.
Shooting Star: Shooting star
(nagare boshi) merupakan negasi dari formasi
inverted hammer.
Sumber : www.candlesticker.com
Gambar 2.30 Dark Cloud Cover
|
![]() 28
12.
Dark Cloud Cover: Dark cloud cover
(kabuse) adalah sebuah formasi yang
mengindikasikan tren bearish reversal.
Sumber : www.candlesticker.com
Gambar 2.31 Three Inside
13.
Three Inside:
Three inside adalah formasi tiga candle
yang merupakan
konfirmasi dari formasi Bullish harami dan Bearish Harami.
Sumber : www.candlesticker.com
Gambar 2.32 Three Outside
14.
Three Outside:Formasi three outside
merupakan konfirmasi akan formasi
engulfing.
|
![]() 29
Sumber : www.candlesticker.com
Gambar 2.33 Crows Pattern
15.
Crows:
Crows diidentifikasikan dengan kemunculan
dua atau lebih candle.
Dengan penggunaan black candle
yang sebanyak ini, formasi ini
mencerminkan potensi bearish yang kemungkinan akan terjadi.
Sumber : www.candlesticker.com
Gambar 2.34 Abandoned Baby
16.
Abandoned baby:
Abandoned baby (sute go) adalah formasi yang memiliki
tingkat kemiripan yang sangat erat dengan Doji star, namun ika Doji star
dibentuk dengan dua candle, maka formasi Abandoned
dibentuk dengan
menggunkan tiga candle sekaligus.
|
![]() 30
Sumber : www.candlesticker.com
Gambar 2.35 Tasuki Gap
17.
Tasuki Gap: Sebuah formasi tasuki gap
melibatkan keberadaan gap dalam
proses identifikasinya. Tasuki gap mencerminkan kegagalan candle terakhir
untuk membelikan arah tren yang tengah terjadi, maka dengan demikian
keberadaan tasuki gap
otomatis mencerminkan indikasi akan penerusan
sebuah tren (tren continuation)
Sumber : www.candlesticker.com
Gambar 2.36 Stick Sandwich
18.
Stick Sandwich: (gyagukashi niten zoko) adalah formasi tiga candle yang
memiliki indikasi bulish reversal.
|
31
|