Home Start Back Next End
  
berakhir menjadi
lebih
terlihat.
Seorang atlet
prestasi
tentu saja
ingin
menjadi
yang
terbaik, tidak hanya di
level nasional, tapi juga di
level internasional. Dan yang tidak
kalah
pentingnya adalah
unsur
keajegan.
Untuk
mencapai
tujuan
tertentu,
maka
perilaku
harus
mempunyai
sifat
ajeg,
kontinyu.
Seorang
atlet
harus
rela
berlatih
setiap hari demi sebuah tujuan yang ingin dicapai (Gunarsa, 2004).
Di dalam
motivasi terdapat goal
oriented.
Goal oriented adalah
teori sosial
kognitif
dari
motivasi
berprestasi yang
berawal
pada
abad
ke-20
dan
menjadi
studi
yang
sangat
penting
bagi
teori
motivasi setelah
tahun
1985.
Teori
goal
oriented
terutama
dipelari
dalam
bidang
pendidikan. Akan
tetapi,
selain
dalam
bidang
pendidikan goal oriented
juga digunakan
dalam studi psikologi olahraga (Elliot,dkk,
2005).
Dalam
hal
motivasi,
seseorang
juga
harus
menetapkan tujuan.
Tahapan
penetapan tujuan sangat baik untuk mencapai kemenangan. Tujuan yang ditetapkan
akan
memberikan arah
bagi
sebuah
tindakan
individu
yang
berkuallitas
sehingga
terjadinya tujuan yang telah ditetapkan atau diharapkan (Covington, 2000).
Goal
oriented 
baik
dilakukan
oleh
para
atlet,
hal
ini
dikarenakan
jika
para
atlet
memiliki
tujuan
dalam
karir
keolahragaannya
maka
para
atlet
tersebut
juga
akan mempunyai langkah yang jelas dalam hal pengembangan prestasi olahraga.
2.1.2 Motif Sosial
Salah   satu   bentuk   dari   motif   sosial   adalah   teori   David   McClelland
(McClelland theory of needs) (Robbins& Judge, 2008). Teori tersebut berfokus pada
tiap
kebutuhan:
N-ach
(motivasi
berprestasi), N-pow
(motivasi
berkuasa)
dan
N-aff
(motivasi
afiliasi).
Dalam
penelitian ini
akan
dibahas
dari
segi
N-ach
(motivasi
berprestasi)  (Robbins&  Judge,  2008). 
Motivasi  berprestasi  adalah  “refers to a
Word to PDF Converter | Word to HTML Converter