7
BAB II
LANDASAN TEORI
II.1
Pengertian Akuntansi
Menurut Skousen, Stice, Stice yang diterjemahkan oleh Akbar (2009)
akuntansi adalah suatu jenis aktivitas jasa yang berfungsi menyediakan informasi
kuantitatif tentang entitas ekonomi yang dapat digunakan dalam pengambilan
keputusan ekonomi. 
Menurut Weygandt, Kimmel & Kieso (2011), akuntansi adalah sistem
informasi yang mengidentifikasi, mencatat dan mengkomunikasikan persitiwa
ekonomi dari suatu organisasi kepada pihak yang berkepentingan. 
Menurut
Reeve, Warren dan Duchac (2007:7) menyatakan,”Accounting
is an information system that provides reports to stakeholders about the
economic activities and condition of bussiness” yang artinya “akuntansi adalah
suatu sistem informasi yang menyajikan laporan untuk stakeholder mengenai
kegiatan ekonomi dan kondisi bisnis”
Dari pengertian-pengertian akuntansi maka dapat disimpulkan bahwa
akuntansi terdiri dari tiga aktivitas atau kegiatan utamanya yaitu:
1.
Aktivitas identifikasi yaitu mengidentifikasikan transaksi-transaksi
yang terjadi dalam perusahaan.
  
8
2.
Aktivitas pencatatan adalah aktivitas yang dilakukan untuk mencatat
transaksi-transaksi yang telah diidentifikasikan secara kronologis dan
sitematis.
3.
Aktivitas komunikasi adalah aktivitas untuk mengkomunikasikan
informasi
akuntansi dalam bentuk laporan keuangan kepada para
pemakai keuangan atau pihak yang berkepentingan baik internal
maupun eksternal.
II.2
Laporan Keuangan
II.2.1
Pengertian Laporan keuangan
Menurut Harahap (2010, h105), laporan keuangan
menggambarkan
kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau
jangka waktu tertentu. 
Menurut James M. Reeve, et al (2008:22), laporan keuangan utama bagi
perusahaan perseorangan adalah laporan laba rugi, laporan ekuitas pemilik,
neraca, dan laporan arus kas. Urutan laporan yang biasanya disiapkan dan
karakteristik data yang disajikan dalam setiap laporan adalah sebagai berikut :
a.
Laporan laba rugi adalah ringkasan dari pendapatan dan beban untuk
suatu periode waktu tertentu.
b.
Laporan ekuitas pemilik adalah ringkasan perubahan dalam ekuitas
pemilik yang terjadi selama periode waktu tertentu.
c.
Neraca adalah daftar aset, kewajiban, dan ekuitas pemilik pada waktu
tertentu.
  
9
d.
Laporan arus kas adalah ringkasan dari penerimaan dan pembayaran kas
untuk periode waktu tertentu.
II.2.2
Tujuan Laporan Keuangan
Menurut SAK ETAP (IAI:2009, h2, par.2.1)  adapun tujuan dari laporan
keuangan adalah sebagai berikut menyediakan informasi posisi keuangan,
kinerja keuagan, dan laporan arus kas suatu entitas yang bermanfaat bagi
sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi oleh siapapun
yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan keuangan khusus untuk
memenuhi kebutuhan informasi tertentu.
Menurut PSAK No.1 (revisi 2009, h5, par.9), “ Dalam rangka mencapai
tujuan laporan keuangan, laporan keuangan menyajikan informasi mengenai
entitas yang meliputi : aset, liabilitas, ekuitas, pendapatan, dan beban termasuk
keuntungan dan kerugian, kontribusi dari dan distribusi kepada pemilik dalam
kapasitasnya sebagai pemilik dan arus kas”. 
Laporan keuangan harus dapat menyajikan laporan yang akurat mengenai
kondisi keuangan perusahaan dan laporan tersebut harus terbebas dari salah saji
baik yang bersifat material maupun immaterial, dimana laporan tersebut dapat
membantu pihak-pihak yang memanfaatkan laporan keuangan untuk dapat
mengambil tindakan yang diperlukan sehubungan dengan hasil laporan pada
periode tertentu.
  
10
II.2.3
Elemen Laporan keuangan
Laporan keuangan adalah bagian dari proses laporan keuangan suatu
perusahaan.
Berdasarkan SAK ETAP (IAI:2009, h17, par.3.12), laporan
keuangan entitas terdiri dari:
1.
Neraca
2.
Laporan laba rugi
3.
Laporan perubahan ekuitas
4.
Laporan arus kas
5.
Catatan atas laporan keuangan yang berisi tingkatan kebijakan
akuntnasi yang signifikan dan informasi penjelasan lainnya.
Berikut adalah  penjelasan  lebih lanjut mengenai masing-masing elemen laporan
keuangan :
II.2.3.1
Neraca
Neraca adalah bagian dari laporan keuangan suatu entitas pada suatu
periode akuntansi yang menunjukan posisi keuangan entitas tersebut pada akhir
periode. 
Berdasarkan SAK ETAP (IAI:2009, h19, par.4.2), terdapat pos-pos yang
disajikan dalam neraca berikut:
1.
kas dan setara kas
2.
piutang usaha dan piutang lainnya
3.
persediaan 
4.
properti investasi
  
11
5.
aset tetap
6.
aset tidak berwujud
7.
utang usaha dan utang lainnya
8.
aset dan kewajiban pajak
9.
kewajiban estimasi
10.
ekuitas.
II.2.3.2
Laporan laba rugi
Laporan laba rugi adalah suatu bentuk laporan keuangan sistematis yang
menyajikan informasi hasil usaha perusahaan yang isinya terdiri dari
pendapatan dan beban. Laporan ini menggambarkan kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan laba ataupun kerugian dalam suatu periode tertentu. Unsur
laporan ini terdiri dari:
1.
Penghasilan
Adalah kenaikan manfaat ekonomi selama suatu periode akutansi
dalam bentuk pemasukan atau penambahan aktiva atau penurunan
kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak
berasal dari kontribusi penanaman modal (Budiartha:2008,h12).
2.
Beban 
Adalah “Biaya yang telah memberikan manfaat dan sekarang
telah habis. Biaya yang belum dinikmati yang dapat memberikan
manfaat di masa yang akan datang dikelompokan sebagai aset.
  
12
Biaya ini dimasukan ke dalam laporan laba rugi, sebagai
pengurangan dari pendapatan”. (Bustami dan Nurlela:2009:h8).
Di dalam SAK ETAP mengenai analisis beban (IAI:2009,h24,par.5.6),”
entitas menyajikan suatu analisis beban dalam suatu klasifikasi berdasarkan sifat
atau fungsi beban dalam entitas, yang mana memberikan informasi lebih andal
dan relevan”.
1.
Analisis menggunakan sifat beban
Berdasarkan metode ini, beban dikumpulkan kedalam laporan
laba rugi berdasarkan sifatnya dan tidak dialokasikan kembali
antara berbagai fungsi dan entitas.
Misalnya,
Pendapatan
x
Pendapatan operasi lain
xx
Perubahan persediaan barang
jadi dan barang dalam proses 
xx
Bahan baku yang digunakan 
xx 
Beban pegawai 
xx
Beban penyusutan dan amortisasi 
xx
Beban operasi lainnya 
xx
Jumlah beban operasi 
(xx)
Laba operasi 
xx
  
13
2.
Analisis menggunakan fungsi beban 
Berdasarkan metode ini, beban dikumpulkan sesuai funsinya
sebagai bagian dari biaya penjualan atau, sebagai contoh, biaya
aktifitas distribusi atau aktifitas administrasi. Sekurang-
kurangnya, entitas harus mengungkapkan biaya penjualannya
sesuai metode ini atau terpisah dari beban lainnya. 
Misalnya,
Pendapatan 
xx
Beban pokok penjualan 
(xx)
Laba bruto 
xx
Pendapatan operasi lainnya 
xx
Beban pemasaran  
(xx)
Beban umum dan administrasi 
(xx)
Beban operasi lainnya 
(xx)
Laba operasi 
xx
Berdasarkan SAK ETAP (IAI:2009,h23,par.5.3), sedikitnya pos-pos yang
disajikan dalam laporan laba rugi harus mencakup pos-pos sebagai berikut :
1.
Pendapatan
2.
Beban keuangan
3.
Bagian laba atau rugi dari investasi yang menggunakan metode
ekuitas
4.
Beban pajak
5.
Laba atau rugi neto.
  
14
II.2.3.3
Laporan Perubahan Ekuitas
Menurut SAK
ETAP 6.3, entitas menyajikan laporan perubahan ekuitas
yang menunjukkan:
1.
Laba atau rugi untuk periode
2.
Pendapatan dan beban yang diakuin langsung dalam ekuitas
3.
Untuk setiap komponen, ekuitas, pengaruh perubahan kebijakan
akuntansi dan koreksi kesalahan yang diakui sesuai SAK ETAP.
4.
Untuk setiap komponen ekuitas, suatu rekonsiliasi antara jumlah
tercatat awal dan akhir periode, diungkapkan secara terpisah
perubahan yang berasal dari:
a.
Laba atau rugi
b.
Pendapatan dan beban yang diakui langsung dalam ekuitas
c.
Jumlah investasi, dividen dan distribusi lainnya ke pemilik
ekuitas, yang menunjukan secara terpisah modal saham,
transaksi saham treasuri, dan dividen serta distribusi
lainnya ke pemilik ekuitas, dan perubahan kepemilikan
dalam entitas anak yang tidak mengakibatkan kehilangan
pengendalian.
II.2.3.4
Laporan arus kas
Laporan arus kas menyajikan informasi perubahan historis atas kas dan
setara kas entitas, yang menunjukkan secara terpisah perubahan yanng terjadi
selama 1 periode dari aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan. 
  
15
Menurut SAK ETAP (IAI:2009, h28, par.7.3) entitas menyajikan
laporan arus kas yang melaporkan arus kas untuk suatu periode dan
mengklasifikasikan menurut :
1.
Aktivitas operasi
Contoh dari aktivitas operasi :
a.
penerimaan kas dari penjualan barang dan jasa
b.
penerimaan kas dari royalti, fees, komisi dan pendapatan
lain.
c.
pembayaran kas kepada pemasok barang dan jasa
d.
pembayaran kas kepada dan atas nama karyawan
e.
pembayaran kas atau restitusi pajak penghasilan kecuali
jika dapat diidentifikasikan secara khusus sebagai bagian
dari aktivitas pendanaan dan investasi.
f.
Penerimaan dan pembayaraan kas dari investasi, pinjaman
dan kontrak lainnya yang dimiliki untuk tujuan
perdagangan, yang sejenis dengan persediaan yang
dimaksudkan untuk dijual kembali.
2.
Aktivitas investasi
Contoh dari aktivitas investasi :
(a)
pembayaran kas untuk memperoleh aset tetap, aset tidak
berwujud dan aset jangka panjang lainnya.
(b)
Penerimaan kas dari penjualan aset tetap, aset tidak
berwujud dan aset jangka panjang lainnya.
  
16
(c)
Pembayaran kas untuk perolehan efek ekkuitas atau efek
utang entitas lainnya dan bunga dalam joint venture.
(d)
Penerimaan kas dari penjualan efek ekuitas atau efek utang
dari entitas lain dan bunga dari joint venture.
(e)
Uang muka dan pinjaman yang diberikan kepada pihak
lain.
(f)
Penerimaan kas dari pembayaran uang muka dan pinjaman
yang diberikan kepada pihak lain.
3.
Aktivitas  pendanaan
Contoh dari aktivitas pendanaan :
(a)
penerimaan kas dari penerbitan saham atau efek ekuitas
lain
(b)
pembayaran kas kepada para pemegang saham untuk
menarik atau menebus saham entitas
(c)
penerimaan kas dari penerbitan pinjaman, wesel, dan
pinjaman jangka pendek atau panjang lainnya.
(d)
Pelunasan pinjaman
(e)
Pembayaran kas oleh lessee untuk mengurangi saldo
kewajiban yang berkaitan dengan sewa pembiayaan.
II.2.3.5
Catatan atas laporan keuangan
Menurut SAK ETAP (IAI:2009, h34, par.8.1) catatan atas laporan
keuangan berisi informasi sebagai tambahan informasi yang disajikan dalam
  
17
laporan keuangan. Catatan atas laporan keuangan dapat mencakup informasi
tentang hutang, kelangsungan usaha, piutang, kewajiban kontijensi, atau
informasi kontekstual untuk menjelaskan angka-angka keuangan.
II.2.4
Posisi keuangan
Berdasarkan SAK ETAP 2.12, posisi keuangan suatu entitas terdiri dari
Aset, kewajiban, dan ekuitas. Unsur-unsur ini didefinisikan sebagai berikut:
1.
Aset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari
peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi masa depan
diharapkan akan diperoleh entitas.
2.
Kewajiban merupakan kewajiban masa kini entitas yang timbul dari
peristiwa masa lalu, yang penyelesainnya diharapkan mengakibatkan arus
keluar yang mengandung manfaat ekonomi.
3.
Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi semua
kewajiban.
II.2.5
Kinerja keuangan
Menurut SAK ETAP 2.20, “Kinerja keuangan adalah hubungan antara
penghasilan dan beban dari entitas sebagaimana disajikan dalam laporan laba
rugi”. Unsur-unsur laporan keuangan yang secara langsung terkait dengan
pengukuran laba adalah penghasilan dan beban yang didefinisikan berikut ini:
1. Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama
periode pelaporan dalam bentuk arus masuk atau peningkatan aset,
  
18
atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang
tidak berasal dari kontribusi penanaman modal.
2. Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu
periode pelaporan dalam bentuk arus keluar atau penurunan aset, atau
terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang
tidak terkait dengan distribusi kepada penanaman modal.
II.2.6
Penyajian Laporan Keuangan 
Berdasarkan SAK ETAP 3.2 laporan keuangan menyajikan dengan
wajar posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas suatu entitas. Penyajian
wajar mensyaratkan penyajian jujur atas pengaruh transaksi, peristiwa dan
kondisi lain yang sesuai dengan definisi dan kriteria pengakuan set, kewajiban,
penghasilan dan beban. 
Berdasarkan SAK ETAP 3.3 entitas yang laporan keuangannya
mematuhi SAK ETAP harus membuat suatu pernyataan eksplisit dan secara
penuh (explicit and unreserved statement) atas kepatuhan tersebut atas laporan
keuangan. Penyajian laporan keuangan harus dilakukan minimum satu tahun
sekali. 
Menurut SAK ETAP 3.5 ketika akhir periode pelaporan entitas berubah
dan laporan keuangan tahunan telah disajikan untuk periode yang lebih panjang
atau pendek maka entitas mengungkapkan:
1.
Fakta tersebut
2.
Alasan pengunaan untuk periode yang lebih panjang atau lebih pendek
  
19
3.
Fakta bahwa jumlah komparatif untuk laporan laba rugi, laporan
perubahan ekuitas, laporan laba rugi dan saldo laba, laporan arus kas, dan
catatan atas laporan keuangan yang terkait adalah tidak dapat seluruhnya
diperbandingkan.
Menurut SAK ETAP 3.9 informasi harus diungkapkan secara
komparatif dengan periode sebelumnya kecuali dinyatakan lain oleh SAK
ETAP. Entitas memasukan informasi komparatif untuk informasi naratif
dan
deskriptif jika relean untuk pemahaman  laporan keuangan periode berjalan.
II.3
Bentuk Badan Usaha
Menurut Mulhadi “Badan usaha adalah kesatuan yuridis (hukum), teknis
dan ekonomis yang bertujuan mencari laba atau keuntungan”. (2010: h18).
Badan usaha tidak sama dengan perusahaan. badan usaha adalah lembaga
sedangkan perusahaan adalah tempat dimana badan usaha mengelola faktor-
faktor produksi. Ada berbagai jenis bentuk hukum badan usaha, yaitu badan
usaha milik swasta dan badan usaha milik negara. 
Badan usaha milik swasta terdiri dari :
1.
Perusahaan perorangan
Perusahaan ini dimiliki oleh perseorangan. Modalnya milik pribadi, baik
aset pribadi maupun pinjaman dengan tanggung jawab pribadi.
Perusahaan ini berbentuk sederhana, tetapi bukan berarti digolongkan ke
dalam perusahaan kecil. Perusahaan ini dipimpin langsung oleh
  
20
pemiliknya dan keuntungan menjadi keuntungan pemilik. Segala resiko
atau kerugian menjadi tanggung jawab sepenuhnya oleh pemilik.
2.
Perseroan firma (FA)
Perusahaan ini didirikan oleh beberapa orang dengan cara
menggabungkan modal dan tenaga. Proses pendirian badan usaha ini
dilakukan di depan notaris sehingga terdapat akta pendirian perusahaan.
pemilik firma biasanya saling mengenal satu sama lain, maju mundurnya
firma ditentukan bersama. Keputusan untuk mengakhiri firma dapat
terjadi bila salah seorang pendirinya meninggal.
3.
Perseroan terbatas (PT)
PT biasanya didirikan oleh beberapa orang. Masing masing pemilik
memiliki tanggung jawabnya yang terbatas. Tanggung jawabnya sesuai
dengan banyaknya saham yang dimiliki oleh masing-masing pemilik. PT
yang didirikan di depan notaris dapat digolongkan sebagai badan hukum,
dan akta notaris tersebut dilaporkan ke Departemen Kehakiman untuk
disahkan dan diumumkan dalam berita Negara.
4.
Persekutuan komanditer (CV)
Perusahaan Komanditer atau CV merupakan perusahaan yang didirikan
oleh beberapa orang yang terdiri atas peserta yang memiliki tanggung
jawab terbatas dan peserta yang memiliki tanggung jawab tak terbatas.
5.
Yayasan 
Yayasan adalah bentuk usaha yang bergerak di bidang yang bersifat
sosial. Pendiri yayasan tidak mempunyai hak atas kekayaan dari yayasan.
  
21
Oleh karena itu, semua pendiri yayasan memiliki tanggung jawab yang
terbatas terhadap yayasan tersebut.
(Raharjo: 2009, h.21)
II.4
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)
Dalam perekonomian di Indonesia terdapat berbagai macam jenis usaha,
baik besar maupun kecil. Usaha mikro, kecil, dan menengah adalah kelompok
usaha yang memiliki jumlah paling besar. Kelompok ini terbukti tahan terhadap
berbagai krisis ekonomi. 
Menurut Menegkop dan UKM, bahwa yang dimaksud dengan Usaha Kecil
(UK), termasuk Usaha Mikro (UMI), adalah sebagai berikut:
“entitas usaha yang memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 200.000.000
tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha dan memiliki penjualan
tahunan paling banyak Rp 1.000.000.000. Sementara itu, Usaha Menengah
merupakan entitas usaha milik warga negara Indonesia yang memiliki
kekayaan bersih lebih besar dari Rp 200.000.000 sampai dengan Rp
10.000.000.000, tidak termasuk tanah dan bangunan.”
II.5
Standar Akuntansi Keuangan
Standar akuntansi keuangan adalah pedoman dalam melakukan praktek
akuntansi dimana uraian materi di dalamnya mencakup hampir semua aspek
yang berkaitan dengan akuntansi, yang dalam penyusunannya melibatkan
sekumpulan orang yang berkemampuan dalam bidang akuntansi yang
  
22
tergabung dalam suatu lembaga yang dinamakan Ikatan Akuntan Indonesia
(IAI). Dengan kata lain, PSAK adalah buku petunjuk akuntansi yang berisi
pedoman tentang segala sesuatu yang ada hubungannya dengan akuntansi. 
SAK mencakup konvensi, peraturan dan prosedur yang sudah disusun
dan disahkan oleh lembaga resmi pada saat tertentu.
II.5.1
SAK di Dunia
Terdapat dua badan utama penyusun standar akuntansi yang berlaku di
dunia yaitu International Accounting Standard Board
(IASB) dan Financial
Accounting Standard Board (FASB). IASB mengeluarkan standar akuntansi
pelaporan keuangan yang dikenal dengan International Financial Reporting
Standard (IFRS), sedangkan FASB mengeluarkan standar akuntansi keuangan
yang berlaku umum atau disebut dengan Generally Accepted Accounting
Principles (GAAP).
Pasar ekonomi pada era globalisasi seperti sekarang ini membutuhkan
laporan keuangan yang dapat diperbandingkan dari perusahaan di berbagai
negara. Oleh karena itu, kedua badan utama penyusun standar akuntansi
keuangan mengurangi perbedaan yang ada antara standar IFRS dan U.S GAAP.
Proses tersebut dinamakan konvergensi yang akan membuat hanya ada satu
standar akuntansi yang dipergunakan perusahaan di seluruh dunia. 
  
23
II.5.2
SAK di Indonesia
Seiring dengan perkembangan dari waktu ke waktu, perbaruan terus
dilakukan salah satunya dengan melakukan revisi terhadap Standar Akuntansi
Keuangan di Indonesia. Revisi ini dilakukan oleh IAI yaitu dikenal dengan
nama konvergensi sesuai dengan International Financial Reporting Standard
(IFRS). Sehubungan dengan revisi tersebut, maka pada Juli 2009 dihasilkanlah
3 pilar standar akuntansi keuangan yaitu sebagai berikut :
1.
Standar Akuntansi Keuangan (SAK UMUM)
SAK UMUM adalah standar akuntansi keuangan yang nantinya
akan dikonvergensikan ke IFRS dan akan selesai di tahun 2012.
SAK Umum ini berlaku untuk perusahaan yang memiliki
akuntabilitas publik.
2.
SAK ETAP
SAK ETAP ini akan membantu menyediakan pelaporan keuangan
yang relevan dan andal dengan standar akuntansi yang lebih
sederhana dibandingkan dengan standar akuntansi keuangan
berbasis IFRS yang diadopsi di dalam SAK UMUM. SAK ETAP
ini berlaku bagi perusahaan yang tidak memiliki akuntabilitas
publik.
3.
SAK SYARIAH
Standar Akuntansi Syariah berlaku untuk entitas yang melakukan
transaksi bisnis berbasis syariah. Standar ini diluncurkan dalam 3
bahasa yaitu bahasa Indonesia, Inggris dan Arab.
  
24
II.6
SAK ETAP
II.6.1
Pengertian SAK ETAP
Menurut SAK ETAP (IAI:2009, h1, par.1.1) standar akuntansi keuangan
untuk entitas tanpa akuntabilitas publik dimaksudkan untuk digunakan entitas
tanpa akuntabilitas publik.
II.6.2
Latar belakang dan tujuan SAK ETAP
Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik
diterapkan untuk penyusunan laporan keuangan yang dimulai pada atau setelah 1
Januari 2011. Jika SAK ETAP diterapkan dini, maka entitas harus menerapkan
SAK ETAP untuk penyusunan laporan keuangan yang dimulai setelah 1 Januari
2010 (SAK ETAP 30.1)
Latar belakang SAK ETAP adalah karena IFRS dinilai terlalu kompleks
untuk diterapkan ke perusahaan kecil menengah di Indonesia. Maka dari itu,
SAK ETAP diperlukan untuk pengganti SAK yang mengadopsi IFRS.
Sedangkan tujuan dari SAK ETAP adalah agar usaha kecil dan menengah
lebih sesuai dalam hal penyusunan pelaporan sehingga perusahaan kecil dan
menengah lebih terampil lagi dalam mempersiapkan laporan keuangan
kedepannya.
  
25
II.6.3
Ruang lingkup dan batasan SAK ETAP
Menurut SAK ETAP (IAI:2009, h1, par.1.1) ruang lingkup
pengguna
SAK ETAP adalah entitas tanpa akuntabilitas publik. Dimana entitas tanpa
akuntabilitas publik adalah entitas yang :
(a) Tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan
(b) Menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum bagi pengguna eksternal.
Contoh pengguna eksternal adalah pemilik yang tidak terlibat langsung
dalam pengelolaan usaha, kreditur,dan lembaga pemeringkat kredit.
SAK Umum dan SAK ETAP memiliki beberapa perbedaan dan
persamaan dalam penerapannya. Berikut adalah tabel persamaan antara PSAK
dan SAK ETAP :
Tabel II.1 Persamaan antara PSAK dan SAK ETAP 
No
Elemen
PSAK
SAK ETAP
1
Persediaan
LIFO tidak lagi diijinkan
1. Lifo tidak diijinkan
(PSAK14). (IAI: revisi 2008)
2. Ketentuan lainnya sama
dengan PSAK
2
Pendapatan
1. Penjualan barang
Sama dengan PSAK
2. Penjualan jasa
3. Kontrak konstruksi
4. Bunga, deviden, dan royalti
5. Lampiran kasus pengakuan
pendapatan (ED PSAK 23)
basir :2010
  
26
Berikut adalah pembahasan elemen-elemen PSAK dan SAK ETAP :
Tabel II.2 Pembahasan elemen-elemen PSAK 
No
Elemen
PSAK
1
Laporan laba rugi
Laporan laba rugi komprehensif:
1. Informasi yang disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif
2. Laba rugi selama periode
3. Pendapatan komprehensif lain selama periode
4. Informasi yang disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif/
catatan atas laporan keuangan
2
Catatan atas Laporan Keuangan
Terdiri dari :
1. Struktur
2. Pengungkapan kebijakan Akuntansi
3. Sumber estimasi ketidakpastian
4. Modal (ED PSAK 1)
5. Pengungkapan lain
3
Laporan arus kas
1. Arus kas aktivitas operasi
2. Arus kas aktivitas investasi
3. Arus kas aktivitas pendanaan
4. Arus kas mata uang asing
5. Arus kas bunga dan dividen, Pph, transaksi nonkas
4
Kebijakan akuntansi,
PSAK 25
estimasi dan kesalahan
1. Laba rugi untuk periode berjalan:
           -pos luar biasa
           -laba rugi dari aktivitas normal
           -operasi yang tidak dilanjutkan
           -perubahan estimasi akuntansi
2. Kesalahan mendasar
3. Perubahan kebijakan akuntansi
            -pemilihan dan penerapan kebijakan akuntansi
            -konsistensi dan perubahan kebijakan akuntansi
             -perubahan estimasi akuntansi
             -kesalahan
             -penerapan suatu standar Akuntansi Keuangan
             -Perubahan kebijakan Akuntansi yang lain
  
27
No
Elemen
PSAK
5
Aset tetap
1. menggunakan pendeketan komponenisasi
2. pengukuran menggunakan model biaya/model revaluasi
3. pengukuran biaya perolehan
4. pengakuan pengeluaran selanjutny
5. penyusutan
6. tidak perlu review nilai residu, metode penyusutan, dan umur
manfaat setiap akhir periode pelaporan tapi jika ada indikasi
perubahan saja
6
Biaya pinjaman
1. komponen biaya pinjaman
2. pengakuan dan kapitalisasi biaya pinjaman
7
Penurunan Nilai aset
1. penurunan nilai persediaan
2. penurunan nilai non persediaan
3. penurunan nilai unit penghasil kas dan goodwil
8
Pajak penghasilan
1.Menggunakan deffered tax concept
2. pengakuan dan pengukuran pajak kini
3. pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan
Wirahardja&Wahyuni: 2009
  
28
Tabel II.3 Elemen-elemen SAK ETAP
No
Elemen
SAK ETAP
1
Laporan laba rugi
minimum pos yang harus ada di neraca lebih sedikit
1.pos luar biasa lebih sedikit
2.laporan laba rugi
2
Catatan atas Laporan Keuangan
sama dengan PSAK, kecuali
pengungkapan modal
3
Laporan arus kas
sama dengan PSAK, kecuali
1.Arus kas aktivitas operasi, met.tidak langsung
2.Arus kas mata uang asing, tidak diatur
Cash flow dengan met. Tidak langsung
4
Kebijakan akuntansi,
1.Pemilihan dan penerapan kebijakan akuntansi
estimasi dan kesalahan
2.Konsistensi dan perubahan kebijakan akuntansi
3.Perubahan estimasi akuntansi
4.Kesalahan
SAK ETAP sudah maju satu langkah dibandingkan PSAK
(tidak ada "kesalahan mendasar" dan "laba atau rugi luar biasa")
5
Aset tetap
sama dengan PSAK, kecuali
1.Tidak menggunakan pendekatan kompenisasi
2.Revaluasi diijinkan jika dilakukan berdasarkan
Peraturan Pemerintah. Hal ini mengaku ke pSAK 16(94)
3.Tidak perlu review nilai residu
6
Biaya pinjaman
Biaya pinjaman langsung dibebankan
7
Penurunan Nilai aset
sama dengan PSAK, kecuali
1.Ruang lingkup yang meliputi semua jenis asset
2.Tidak mengatur penurunan nilai goodwill
3.Ada tambahan penurunan nilai untuk pinjaman yang diberikan
dan piutang yang menggunakan PSAK 31
8
Pajak penghasilan
1.Menggunakan tax payable concept
2.Tidak ada pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan
9
Tanggal efektif
Berlaku efektif untuk laporan keuangan yang
dimulai pada tanggal 1 januari 2011
penerapan dini 1 januari 2010 diperbolehkan
Wirahardja&Wahyuni: 2009
  
29
II.6.4
Manfaat SAK ETAP
Kegunaan dari diterapkannya SAK ETAP ini adalah untuk
mempersiapkan laporan keuangan yang sesuai dan memberikan pembiayaan
yang lebih rendah dan penggunaan yang lebih sederhana dibandingkan dengan
PSAK Umum untuk perusahaan kecil dan menengah di Indonesia. SAK ETAP
dibuat dengan beberapa tujuan yang diharapkan dapat tercapai yaitu antara lain:
1.
Diharapkan perusahaan kecil, menengah mampu untuk :
a.
Menyusun laporan keuangannya sendiri
b.
Dapat diaudit, dan mendapatkan opini audit
sehingga dapat menggunakan laporan keuangannya untuk
mendapatkan dana untuk pengembangan usaha
2.
Lebih sederhana dibandingkan dengan PSAK-IFRS sehingga lebih
mudah dalam implementasinya
3.
Tetap memberikan informasi yang handal dalam penyajian laporan
keuangan 
II.6.5
Ketentuan transisi SAK ETAP
Berdasarkan SAK ETAP 29, ketentuan transisi bagi entitas yang akan
menerapkan SAK ETAP adalah :
29.1 Entitas yang menerapkan secara prospektif dan sebelumnya telah
menyusun laporan keuangan maka :
(a) mengakui semua aset dan kewajiban yang pengakuannya dipersyaratkan
dalam SAK ETAP
  
30
(b) tidak mengakui pos-pos sebagai aset atau kewajiban jika SAK ETAP
tidak mengijinkan pengakuan tersebut
(c) mereklasifikasikan pos-pos yang diakui sebagai suatu jenis aset,
kewajiban atau komponen ekuitas berdasarkan kerangka pelaporan
sebelumnya, tetapi merupakan jenis aset, kewajiban atau komponen
ekuitas yang berbeda berdasarkan SAK ETAP
(d) menerapkan SAK ETAP dalam pengukuran seluruh aset dan kewajiban
yang diakui.
Pada tahun awal penerapan SAK ETAP, entitas yang memenuhi
persyaratan untuk menerapkan SAK ETAP dapat menyusun laporan keuangan
tidak berdasarkan SAK ETAP, tetapi berdasarkan PSAK non-ETAP sepanjang
diterapkan secara konsisten. Entitas tersebut tidak diperkenankan untuk
kemudian menerapkan SAK ETAP ini untuk penyusunan laporan keuangan
berikutnya. Entitas yang menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP
kemudian tidak memenuhi persyaratan entitas yang boleh menggunakan SAK
ETAP, maka entitas tersebut tidak diperkenankan untuk menyusun laporan
keuangan berdasarkan SAK ETAP.
II.7
Pengakuan, pengukuran, dan pengakuan
Ada 3 hal penting yang tekait dengan unsur-unsur dalam penyajian
laporan keuangan, yaitu:
  
31
1.
Pengakuan (Recognition)
Menurut Skousen et al (2009), pengakuan (recognition) adalah salah satu
cara melaporkan infomasi keuangan dengan menyatukan semua estimasi
dan penilaian menjadi satu angka dan kemudian menggunakannya untuk
membuat ayat jurnal. Sedangkan dalam SAK ETAP 2.24, dijelaskan
bahwa pengakuan unsur laporan keuangan merupakan proses
pembentukan suatu pos dalam neraca atau laporan laba rugi yang
memenuhi definisi suatu unsur dan memenuhi kriteria sebagai berikut:
a.
Ada kemungkinan bahwa manfaat ekonomi yang terkait dengan pos
tersebut akan mengalir dari atau ke dalam entitas, dan
b.
Pos tersebut mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan
andal.
Penggunaan estimasi yang layak merupakan bagian penting dalam
penyusunan laporan keuangan tanpa mengurangi tingkat keandalan. Jika
estimasi yang layak tidak mungkin dilakukan, maka pos tersebut tidak
diakui dalam neraca atau laporan laba rugi.
Mengacu pada SAK ETAP 2.23, entitas harus menyusun laporan
keuangan, kecuali laporan arus kas, dengan menggunakan dasar akrual.
Dalam dasar akrual, pos-pos diakui sebagai aset, kewajiban, ekuitas,
penghasulan dan beban ketika memenuhi definisi dan kriteria pengakuan
untuk pos-pos tersebut.
  
32
2.
Pengukuran (Meassurment)
Menurut SAK ETAP 2.30, pengukuran adalah proses penetapan jumlah
uang yang digunakan entitas untuk mengukur aset, kewajiban,
penghasilan dan beban dalam laporan keuangan. Menurut Weygandt et al
(2011), IFRS mengakui 2 prinsip pengukuran yaitu prinsip biaya (cost
principle)
dan prinsip nilai wajar (fair value principle). Prinsip biaya
menyebutkan bahwa perusahaan mencatat nilai transaksi sebesar biaya
atau harga perolehannya. Sedangkan, prinsip nilai wajar menyatakan nilai
transaksi harus dilaporkan atau disajikan berdasarkan nilai wajar (harga
yang diterima atas penjualan atau pelunasan).
3.
Pengungkapan (Disclosure)
Menurut Skousen et al (2009), pengungkapan (disclosure) adalah
pendekatan yang melewatkan ayat jurnal dan hanya bersandar pada
catatan atas laporan keuangan untuk memberikan informasi kepada
pengguna.
II.8
Penelitian Terdahulu
Dalam rangka pembuatan penelitian ini, penulis terlebih dahulu
melakukan telaah pustaka pada penelitian yang sebelumnya telah dilakukan
oleh Kartika Putri dengan penelitiannya yang berjudul “IMPLEMENTASI
STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS TANPA
AKUNTABILITAS PUBLIK (SAK ETAP) PADA PT SAPTAWIRA
ADHITAMA TOUR & TRAVEL”.
  
33
Penelitian tersebut dibuat dengan tujuan :
1.
Untuk mengimplementasi SAK ETAP sebagai standar penyusunan laporan
keuangan perusahaan PT Saptaperwira Adhitama Tour & Travel.
2.
Untuk mengevaluasi pengaruh implementasi SAK ETAP pada lporan
keuangan perusahaan PT Saptaperwira Adhitama Tour & Travel.
Berdasarkan tujuan yang dirancang oleh Kartika Putri, berikut adalah hasil
penelitian yang dilakukan pada PT Saptaperwira Adhitama Tour & Travel :
1.
PT Saptaperwira Adhitama Tour & Travel menerapkan dini SAK ETAP
secara prospektif dan sebelumnya telah menyusun laporan keuangan. Oleh
karena itu, cara mengimplementasikan SAK ETAP sebagai standar
penyusunan laporan keuangan perusahaan adalah :
a.
Membuat neraca awal perusahaan dengan mengakui dan tidak mengakui
aset dan kewajiban yang dipersyaratkan dalam SAK ETAP,
mereklasifikasikan pos-pos aset, kewajiban, dan ekuitas berdasarkan
SAK ETAP.
b.
Penyesuaian yang diperlukan dalam membuat neraca awal dan yang
muncul dari transaksi, kejadian atau kondisi lainnnya sebelum tanggal
efektif SAK ETAP, diakui secara langsung di pos saldo laba pada tanggal
penerapan SAK ETAP.
c.
Menerapkan SAK ETAP dalam pengukuran seluruh komponen laporan
keuangan perusahaan pada tahun penerapan SAK ETAP.
  
34
d.
Menyusun laporan keuangan perusahaan pada akhir periode yang sesuai
dengan SAK ETAP, termasuk pengungkapan yang diperlukan dalam
Catatan atas Laporan Keuangan.
2.
Pengaruh dari mengimplemntasikan SAK ETAP pada laporan keuangan
perusahaan PT Saptaperwira Adhitama Tour & Travel adalah :
a.
Saldo Laba
Akibat adanya pengakuan aset dan penyesuaian lain yang muncul dari
transaksi, kejadian  atau kondisi lainnya sebelum tanggal efektif SAK
ETAP, maka nilai saldo laba perusahaan pada neraca awal penerapan
SAK ETAP menjadi lebih tinggi dari sebelumnya yang akan memberikan
keuntungan bagi para pemegang saham.
b.
Pendapatan 
Akibat adanya penerapan kewajiban secara akrual dapat menyebabkan
munculnya pos pendapatan diterima dimuka. Pos ini merupakan
pendapatan usaha yang memenuhi syarat diakui
sebagai kewajiban
perusahaan. Hal ini mengakibatkan pendapatan usaha pada laporan laba
rugi perusahaan menjadi lebih rendah dari sebelumnya. Pendapatan
(PPN) yang telah dikeluarkan dari pendapatan usaha perusahaan juga
mengakibatkan pendapatan usaha perusahaan menjadi lebih rendah.
Pendapatan perusahaan lebih rendah maka beban pajak penghasilan
perusahaan akan menjadi lebih rendah, sehingga perusahaan dapat
meminta restitusi pajak penghasilan yang telah lebih bayar.
  
35
c.
Pihak-pihak istimewa
Adanya penyajian secara terpisah dari transaksi dengan pihak-pihak
istimewa yang menimbulkan pos piutang hubungan istimewa pada neraca
perusahaan. Hal ini membuat penyajian dan pengungkapan transaksi
dengan pihak-pihak yang memiliki hubungan istimewa menjadi sesuai
seperti yang disyaratkan dalam SAK ETAP.