BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1
Mikrokontroler AVR
Mikrokontroler  merupakan 
rangkaian 
terintegrasi 
(IC-Intergrated
Circuit),
yang  
berisi
komponen –
komponen yang
diperlukan oleh
sebuah
komputer seperti CPU, I / O , jalur komunikasi ( serial – paralel ), memori, timer
dan
sebagainya.
Hal
ini
membuat
mikrokontroler dikenal
sebagai
komputer
keping tunggal.
Mikrokontroler dapat diberi sebuah program yang bekerja sesuai
keinginan
pengguna
dan
dihapus
dengan
cara
khusus.
Program tersebut
memberikan
perintah
pada
mikrokontroler untuk
menjalankan
deretan
tugas
tugas sederhana yang diinginkan oleh programmer.
Mikrokontroler AVR menggunakan arsitektur RISC (Reduced Instruction
Set
Computing),
dimana
setiap
instruksi
dieksekusi dalam
satu clock.
Dengan
menggunakan
jumlah
instruksi
yang
lebih
sedikit,
memungkinkan
lahan
pada
chip
digunakan
untuk
meningkatkan
kemampuan
chip.
Keuntungan
dari
RISC
adalah
kesederhanaan
disain,
chip
yang
lebih
kecil,
jumlah
pin
dan
konsumsi
daya  yang  lebih  sedikit.
Kelebihan
lainnya
adalah
ragam
fitur 
yang
ditawarkannya  serta 
kemudahan 
dalam 
memperoleh 
mikrokontroler 
ini 
di
pasaran dengan harga yang relatif murah.
Secara historis
mikrokontroler seri AVR pertama kali diperkenalkan ke
pasaran sekitar tahun 1997 oleh perusahaan Atmel, yaitu sebuah perusahaan yang
6
  
7
sangat  terkenal  dengan  produk 
mikrokontroler  seri 
AT89S51/52-nya 
yang
sampai sekarang masih banyak digunakan di lapangan.
Mikrokontroler AVR diklaim
memiliki arsitektur dan
set
instruksi
yang
benar
-
benar
baru
dan
berbeda
dengan
arsitektur
mikrokontroler sebelumnya
yang
diproduksi oleh
perusahaan
lain. Mikrokontroler
memiliki
instruksi
yang
sangat
variatif (mirip dengan sistem CISC-Complex
Instruction
Set Computing)
serta
jumlah
register
serbaguna
(General
Purpose
Register)
sebanyak
32
buah
yang
semuanya
terhubung secara
langsung
ke
ALU
(Arithmetic
Logic
Unit).
Kecepatan
operasi
mikrokontroler AVR  ini
dapat
mencapai
16  MIPS
(enam
belas juta instruksi per detik), sebuah kecepatan yang sangat tinggi untuk ukuran
mikrokontroler 8 bit yang ada di pasaran sampai saat ini.
Untuk
memenuhi kebutuhan dan aplikasi
industri
yang sangat beragam,
mikrokontroler keluarga
AVR
ini
muncul
di
pasaran dengan
tiga
seri
utama,
yaitu tinyAVR, AVR, dan megaAVR.
Microcontroller AVR
Memori (byte)
Jenis
Paket IC
Flash
EEPROM
SRAM
TinyAVR
8-32 pin
1-2K
64-128
0-128
AVR
(classic AVR)
20-44 pin
1-8K
128-512
0-1K
MegaAVR
32-64 pin
8- 128K
512-4K
512-4K
Tabel 2.1 Perbedaan seri AVR berdasarkan jumlah memori
  
8
Beberapa fitur yang terdapat pada mikrokontroler adalah :
RAM
RAM  digunakan  sebagai 
media  penyimpanan  sementara,  karena  RAM
bersifat   volatile   maka   semua   data   akan   hilang   ketika   RAM   tidak
mendapatkan tegangan listrik.
ROM (Read Only Memory)
ROM digunakan sebagai media penyimpanan program yang di berikan user,
sehingga ROM disebut juga sebagai code memory.
Register
Register
merupakan tempat
penyimpanan variabel
variabel  
yang
akan
digunakan dalam proses.
Special Function Register
Special
Function
Register
(
SFR )
adalah
register
khusus
yang
berada
di
RAM dan berfungsi mengatur jalannya mikrokontroler.
Gambar 2.1 ATMega8
ATMega8
merupakan
salah
satu
seri
mikrokontroler keluaran
atmel.
ATmega8 memiliki 28 pin, dengan 23 pin sebagai input – output, memiliki fitur
serial komunikasi (SPI, I2C, UART), ADC, PWM, interrupt eksternal dan timer.
ATMega8
memerlukan tegangan 4,5 V - 5,5 V untuk beroperasi.
[1]
  
9
ATMega8
bekerja
sesuai
pemrograman
yang dibuat
dan
diprogram ke
ATMega8 melalui jalur SPI.
Gambar 2.2 Konfigurasi pin ATMega8
Berikut adalah penjelasan fungsi tiap kaki.
VCC
merupakan
pin
yang
berfungsi sebagai
catu daya, dihubungkan
ke
supplai 5V.
GND  merupakan pin yang berfungsi
sebagai  ground,  dihubungkan  ke
ground.
Port B ( PB7..PB0 )
Merupakan 8-bit bi-directional port I/O dengan internal pull up resistor pada
setiap
pinnya
(
diatur
per
bit
). Port
B
dalam
keadaan
tri
state
ketika
kondisi
reset
menjadi
aktif atau
clock
tidak
berjalan.
PB6
dapat
berfungsi
sebagai
XTAL1,
yaitu
sebagai
input ke
inverting oscillator amplifier dan
input
ke
internal
clock
operating circuit.
PB7
dapat
berfungsi sebagai
XTAL2, yaitu sebagai output dari inverting oscillator amplifier. Namun jika
Internal Calibrated RC Oscillator digunakan sebagai chip clock source, maka
  
10
PB7 dan PB6 akan berfungsi sebagai TOSC1 dan TOSC2, yaitu input untuk
Asinkronous Timer/Counter.
Port B memiliki beberapa fungsi lain, seperti pada tabel di bawah:
Port Pin
Fungsi Lain
PB7
XTAL2/TOSC2
PB6
XTAL1/TOSC1
PB5
SCK
PB4
MISO
PB3
MOSI/OC2
PB2
SS/OCIB
PB1
OC1A
PB0
ICP1
Tabel 2.2 Fungsi lain dari Port B
Port C ( PC 5..PC0 )
Merupakan 7-bit bi-directional port I/O dengan internal pull up resistor pada
setiap
pinnya (diatur
per
bit). Digunakan
juga sebagai
masukan
analog ke
A/D converter. Port C dalam keadaan tri – state ketika kondisi reset menjadi
aktif atau clock tidak berjalan.
Port D ( PD7..PD0 )
Merupakan
7-bit bi-directional port
I/O dengan
internal pull
up
resistor   (
diatur per bit ). Port D dalam keadaan tri – state ketika kondisi reset menjadi
aktif atau clock tidak berjalan.
  
11
Port D memiliki beberapa fungsi lain, seperti pada tabel di bawah :
Port Pin
Fungsi Lain
PD7
AIN1
PD6
AIN0
PD5
T1
PD4
XCK
PD3
INT1
PD2
INT0
PD1
TXD
PD0
RXD
Tabel 2.3 Fungsi lain dari Port D
RESET
RST pada
pin
9
merupakan pin
reset
dari
AVR. Jika pada pin
ini diberi
masukan low selama minimal 2 machine cycle maka sistem akan reset.
Avcc adalah kaki
masukan tegangan bagi A/D Converter,Port C (5..0) 
dan
ADC
(7..6).
Kaki
ini
harus
secara
eksternal
terhubung
ke
Vcc
walaupun
ADC
tidak
digunakan. Apabila
ADC
digunakan kaki
ini
harus
secara
eksternal terhubung ke VCC melalui low pass filter.
AREF   adalah  kaki  masukan  referensi  bagi  A/D  Converter.  Untuk
operasionalisasi ADC,
suatu
level
tegangan antara
AGND dan
Avcc harus
diberikan ke kaki ini.
AGND
adalah
kaki
untuk
analog
ground.
Hubungkan
kaki
ini
ke
GND,
kecuali jika board memiliki analog ground yang terpisah.
  
12
PORTx adalah register data untuk output di PORTx. I/O-pin yang termasuk
PORTx
dan
telah
dikonfigurasi
sebagai
output
akan
memiliki nilai
yang
sesuai di PORTx bit register. Ketika sebuah pin dikonfigurasi sebagai input,
maka
bit untuk PORTx pin
digunakan
untuk mengaktifkan internal pull-up
resistor 
untuk  pin.  Nilai-nilai 
inputtidak  dapat  dibaca  melalui  register
PORTx.
PINx
digunakan untuk
membaca nilai dari
I/O-pin yang dimiliki PORTx.
Nilai
yang
dibaca dari
PINx
akan
termasuk
state
apa
pun ketika I/O-pin
dikonfigurasi sebagai output. Ketika melangkah
melalui source code
dalam
simulator
menekan F11,
akan
terlihat
paling
sedikit
PORTB
toggling
signifikan antara 0 dan 1.
DDRx  menentukan arah data setiap bit di PORTx. Bila bit pada DDRx di
set
(aktif)
maka
pin
di
PORTx
berfungsi
sebagai output. PORTx
akan
berfungsi sebagai input, apabila DDRx-nya di clear ( bernilai 0 ).
2.2
Komunikasi Serial
Komunikasi serial
merupakan komunikasi
data
dengan pengiriman data
satu  per  satu  pada 
satuan  waktu. 
Transmisi  data  pada  komunikasi  serial
dilakukan
per
bit.
Kelebihan
dari
komunikasi
serial
dibandingkan komunikasi
paralel adalah jalur data yang dibutuhkan hanya dua, yaitu jalur Transmitter (Tx)
dan jalur Receive (Rx), selain itu kelebihan lainnya adalah komunikasi data dapat
dilakukan dalam jarak yang cukup jauh dengan jumlah kabel serial lebih sedikit.
  
13
Kekurangan 
dari 
komunikasi 
serial 
adalah 
waktu 
yang  diperlukan 
untuk
pengiriman dan penerimaan data lebih lama.
[6]
Komunikasi serial pada umunya memiliki dua mode :
Sinkron
Pada
mode
sinkron
data
dikirim bersamaan
dengan
sinyal
clock,
hal
ini
menyebabkan antara
satu
karakter
dengan
karakter
lainnya
memiliki
jeda
waktu yang sama.
Asinkron
Mode
asinkron
ini
pengiriman data
dikirim
tanpa
sinyal
clock/sinkronasi
sinyal
clock.
Oleh
karena
itu
pada
mode
asinkron
Transmitter yang
mengirimkan  data 
harus 
menyepakati     
suatu 
standart 
Universal
Asynchronous 
Receive 
Transmit 
(UART) 
sehingga  komunikasi
data
dilakukan dengan suatu standart yang telah disepakati antara Transmitter dan
Receiver.
Dalam 
pengaturan 
UART   terdapat 
perintah-perintah 
yang 
berguna
sebagai
pengaturan yaitu
start
bits,
data
bits,
parity
bit,
dan
juga
stop
bits.
Dibawah ini akan dijelaskan mengenai perintah-perintah diatas :
•  Start Bit
Start
bit
merupakan penanda
awal
dimana
akan
dilakukan
suatu
proses
pengiriman bit data.
•  Data Bit
Data bit merupakan data yang akan dikirim.
  
14
•  Parity Bit
Parity bit berfungsi sebagai “flag”, atau bisa dikatakan sebagai penanda.
•  Stop Bit
Stop bit berguna sebagai penanda bahwa proses pengiriman bit data
telah
selesai.
Dalam pengiriman data secara digital terdapat dua buah ukuran yang penting
untuk diketahui, yaitu Bit
Rate dan
Baud
Rate. Perbedaan antara Bit Rate dan
Baud Rate yaitu :
Bit Rate
Jumlah dari bit yang terkirim atau diterima per satuan waktu (second).
Baud Rate
Banyaknya perubahan data yang terjadi per satuan waktu.
Pada
komunikasi
serial
umumnya jumlah data
yang
dikirim
adalah satu
bit start,
delapan
bit
data,
dan
satu
bit
stop
sehingga dalam
satu
frame
data
terdapat sepuluh bit (format 1-8-1) dengan baud rate 9600.
2.2.1
RS – 485
RS
485
(Recommended Standard
485)
adalah
interface
chip
komunikasi serial berdasarkan standart
MAX 485.  Untuk
dapat bekerja
RS 485 membutuhkan supplai sebesar 5V. Kelebihan dari RS-485 adalah
  
15
Multidrop 
interface 
karena 
dapat 
memiliki 
banyak 
driver 
dan
receiver, mencapai 256 device.
Jangkauan yang jauh, dapat mencapai 1,2 km.
Bit rate yang cepat yaitu 10 Mbps.
RS-485   memiliki   2   buah jalur,
yaitu A
dan B. Input dengan
logic
1
akan
membuat
jalur
A
lebih
positif
di
bandingkan
jalur
B,
dan
sebaliknya   jika   inputannya   logic   0   maka   jalur   B   lebih   positif
dibandingkan jalur A.
Berbeda dengan
RS – 232, RS – 485 mempunyai jalur balanced
dan menggunakan differential signal, sehingga lebih kebal terhadap noise
dan dapat berjalan lebih jauh. Noise dapat dihilangkan karena pada mode
operasi
ini,
RS
485
menggunakan dua
kabel
(twisted
pair)
yang
membawa sinyal dan kebalikannya serta
mendeteksi perbedaan tegangan
antara
2
titik.
Jadi
setiap
sinyal
pada
kabel
memiliki tegangan yang
tandanya berkebalikan dengan tegangan lainnya.
Output
antara
A
dan
B
harus
berbeda
sedikitnya 1,5
V
dan
perbedaan input harus sekitar 0,2 V. Jika A lebih positif daripada B, maka
output
receiver  
akan
mengeluarkan
logik
1,  sebaliknya
jika  B  lebih
positif daripada A maka output receiver akan dianggap sebagai logik 0.
Link pada RS – 485 dibagi menjadi 2 yaitu secara full duplex dan
half duplex. Link yang digunakan adalah half duplex dimana driver dan
  
16
receiver yang banyak menggunakan 1 jalur sinyal (share). Jadi pada satu
waktu, hanya 1 device yang dapat
mengirim sinyal. Kelebihan dari
RS-
485 adalah menghemat  jumlah bit pada port serta menghemat kabel, tapi
kelemahannya adalah tidak  ada jaminan bahwa jalur yang akan dilalui itu
kosong untuk pengiriman.
Gambar 2.3 IC MAX 485
2.2.2
RS – 232
Standar 
RS-232  yang 
lebih 
lengkapnya  disebut  EIA/TIA-232
Interface Between Data Terminal Equipment and Data Circuit-
Terminating Equipment Employing Serial Binary Data Interchange,
diperkenalkan pada
tahun
1962.
Tahun
1997,
Electronic
Industries
Association
mempublikasikan tiga
modifikasi
pada standar
RS-232
dan
menamainya menjadi EIA-232.
Salah satu keuntungan dari komunikasi serial menggunakan RS -
232
yaitu
untuk
melakukan
transmisi
datanya bisa
menggunakan kabel
telephone.  Dalam 
percobaan  kami, 
sebagai 
trasmisi 
datanya
menggunakan kabel LAN. Dibawah ini merupakan spesifikasi dari RS –
232 :
  
17
Tegangan Signal pada mode Transmitted :
o
Binary 0: +5 sampai +15 Vdc
(disebut “space” atau ”on”)
Binary 1: -5 sampai -15 Vdc
(disebut “mark” atau “off”)
Tegangan Signal pada mode Penerima :
Binary 0 : +3 sampe +13 Vdc
Binary 1 : -3 sampe -13 Vdc
Gambar 2.4 IC Maxim 232
Komunikasi  pada 
RS-232 
dengan  PC 
adalah 
komunikasi
asinkron. Dimana sinyal clocknya tidak dikirim bersamaan dengan data.
Masing-masing data disinkronkan menggunakan clock internal pada tiap-
tiap
sisinya. Komunikasi
RS-232
juga dapat
menjadi converter
protocol
komunikasi 
antara 
komputer 
dengan 
RS   485   dan   mikrokontroler.
Keluaran dari komputer akan di konversi oleh RS 232
menjadi TTL dan
keluaran mikrokontroler akan di konversi menjadi standar RS 232.
  
18
Kekurangan
RS
232
dibandingkan RS
-
485
adalah
mode
operasinya
yang
menggunakan single
ended.
Mode
ini
menggunakan
ground
sebagai
pembeda
tegangan
sehingga sangat
beresiko terhadap
gangguan noise saat berkomunikasi pada jarak jauh.
Berikut tabel perbedaan komunikasi serial standar RS 232 dengan RS 485
Karakteristik
RS – 232
RS - 485
Mode Operasi
Single – Ended
Differensial
Metode Hubungan
Point to Point
Multidrop
Aplikasi
1 transmitter
1 receiver
32 transmitter
32 receiver
Modus Komunikasi
Full Duplex
HalfDuplex
Transisi
Tak Seimbang
Seimbang
Data Rate Maksimal
20Kbps pada 15 m
10Mbps pada 12 m
Jarak Maksimal
15 m
saat 20 Kbps
1220 m saat 100 Kbps
Rentang data ’0’
+5 V ~ +14 V
Beda 2 V ~ 6 V (A < B)
Rentang data ’1’
-5 V ~ -14 V
Beda 2 V ~ 6 V (A > B)
Tegangan
keluaran
driver ( V )
±12
-7 ~ +12
Tegangan
masuk
receiver ( mV )
3000
200
Tahanan
masukan
receiver ( ohm )
3K ~ 7K
=12K
Tabel 2.4 Perbedaan RS-232 dengan RS-485
  
19
2.3
Optocoupler
Gambar 2.5 Optocoupler
Optocoupler
digunakan
untuk
mengisolasi
antara rangkaian AC dengan
rangkaian DC. Berdasarkan arti katanya Opto berarti optic dan coupler (kopling)
berarti
pemicu
sehingga
bias
diartikan
optocoupler
bekerja
berdasarkan picu
cahaya optic dan digunakan sebagai saklar elektrik yang bekerja secara otomatis.
Optocoupler
terdiri
dari
berbagai jenis
(baik
merek,
bentuk,
dan
tipe),
pada
percobaan kami
kali
ini penulis
menggunakan optocoupler
MOC3021
keluaran
Motorola. Optocoupler terdiri dari dua bagian yaitu:
1.   Bagian transmitter yang dibangun 
dari   sebuah 
LED   infra   merah. 
Jika
dibandingkan dengan   menggunakan   LED   biasa,   LED   infra  
merah
memiliki 
ketahanan 
yang
lebih   baik   terhadap 
sinyal 
tampak. 
Cahaya
yang
dipancarkan
oleh
LED
infra merah tidak terlihat oleh mata telanjang.
2.   Bagian 
receiver 
yang   dibangun 
dengan 
dasar 
komponen 
Photodiode.
Photodiode
merupakan   suatu  
transistor  
yang  
peka  
terhadap  
tenaga
cahaya. 
Suatu 
sumber cahaya 
menghasilkan  energi 
panas, 
begitu  pula
dengan   spektrum  
infra   merah. Karena
spekrum
inframerah
mempunyai
  
20
efek panas yang
lebih besar dari cahaya tampak, 
maka 
Photodiode 
lebih
peka
untuk
menangkap
radiasi
dari
sinar infra merah.
Oleh  karena  itu  Optocoupler  dapat  dikatakan  sebagai  gabungan  dari
LED
infra
merah dengan photodiode yang terbungkus menjadi satu
chip. LED
infra  
merah   ini  
merupakan   komponen   elektronika  
yang   memancarkan
cahaya 
infra 
merah  dengan  konsumsi  daya 
sangat  kecil.  Jika  diberi  bias
maju,  LED infra  merah  yang  terdapat  pada  optocoupler  akan  mengeluarkan
panjang  gelombang sekitar 0,9
mikrometer. Photodiode  merupakan komponen
elektronika
yang
berfungsi
sebagai detektor cahaya
infra
merah.
Proses
terjadinya pancaran
cahaya
pada
LED
infra
merah
dalam
optocoupler
adalah
sebagai
berikut,
saat
dioda
menghantarkan
arus,  elektron
lepas
dari
ikatannya karena  
memerlukan  
tenaga  
dari  
catu  
daya  
listrik.
Setelah 
elektron 
lepas,  banyak elektron
yang bergabung dengan
lubang
yang
ada di sekitarnya (memasuki lubang lain yang
kosong).
Pada   saat   masuk   lubang   yang   lain,   elektron   melepaskan 
tenaga
yang akan  diradiasikan  dalam  bentuk  cahaya,  sehingga  dioda  akan  menyala
atau
memancarkan cahaya pada
saat
dilewati
arus.
Cahaya
infra
merah
yang
terdapat pada optocoupler   tidak   perlu   lensa   untuk   memfokuskan   cahaya
karena
dalam
satu
chip mempunyai
jarak
yang
dekat
dengan
penerimanya.
Prinsip kerja dari optocoupler adalah :
a.
Jika antara Photodiode dan LED terhalang maka Photodiode tersebut akan off
sehingga output dari kolektor akan berlogika high.
  
21
b. Sebaliknya jika antara Photodiode dan LED tidak terhalang maka Photodiode
tersebut
akan
on  sehingga outputnya akan berlogika low.
Ditinjau dari penggunaannya, fisik optocoupler dapat berbentuk
macam-
macam.  Bila  hanya  digunakan  untuk  mengisolasi  level  tegangan  atau  data
pada  
sisi
transmitter dan
sisi receiver,
maka
optocoupler
ini
biasanya
dibuat
dalam bentuk solid (tidak  ada  ruang  antara  LED  dan  Photodiode).  Sehingga
sinyal  listrik  yang  ada  pada input dan output akan terisolasi. Dengan kata lain
optocoupler ini digunakan sebagai optoisolator jenis IC.
Sebagai
piranti
elektronika yang
berfungsi
sebagai
pemisah
antara
rangkaian power dengan rangkaian control. Komponen ini
merupakan salah satu
jenis komponen
yang  memanfaatkan  sinar  sebagai  pemicu  on/off-nya. Opto
berarti
optic
dan
coupler
berarti
pemicu,
maka
optocoupler berarti
suatu
komponen yang bekerja berdasarkan picu  cahaya optic. Optocoupler yang juga
disebut sensor
digunakan sebagai
isolator 
dari 
rangkaian 
tegangan
rendah ke
rangkaian bertegangan tinggi.
IC MOC 3021 memiliki 6 kaki, kaki anoda (1) dihubungkan ke vcc, kaki
katoda
(2)
dihubungkan dengan
pulsa
trigger
yang
aktif
low,
kaki
4
dan
6
dihubungkan dengan beban (lampu).
Dua kaki lainnya
yaitu kaki 3 dan 5 tidak
digunakan (not connected).
Optocoupler bisa di
juga dikatakan sebagai driver
TRIAC karena secara
tidak
langsung,
optocoupler
yang
memberikan pemicu pada
kaki
gate
TRIAC
sehingga TRIAC aktif dan lampu menyala.
  
22
2.4 TRIAC
Gambar 2.6 TRIAC
TRIAC   
(Triode
for
Alternating Current)
merupakan komponen
elektronika
yang
terdiri
dari dua SCR
yang
disambungkan antiparalel dan kaki
gerbangnya disambungkan bersama. TRIAC bersifat konduktif dalam dua arah (
bidirectional ), karena itu terminal nya tidak dapat ditentukan sebagai anode atau
katode. [3]
TRIAC
merupakan
komponen
3
elektroda:
MT1,
MT2,
dan
gate.
Oleh
karena
aplikasi
triac
yang
demikian luas
maka
komponen triac
biasanya
mempunyai dimensi
yang besar dan
mampu diaplikasikan pada
tegangan 100V
sampai 800V dengan arus beban dari 0.5A sampai 40A.
Jika  terminal
MT1  dan  MT2  diberi
tegangan
jala-jala
PLN  dan
gate
dalam
kondisi
mengambang maka
tidak
ada
arus
yang
dilewatkan
oleh
triac
(kondisi
idel)
sampai
pada
tegangan break
over
TRIAC
tercapai.
Kondisi
ini
dinamakan kondisi
off
triac. Apabila gate
diberi
arus positif
atau
negatif
maka
tegangan break over ini akan turun.
Semakin besar nilai arus yang masuk ke gate maka semakin rendah pula
tegangan
break
overnya.
Kondisi
ini
dinamakan sebagai
kondisi
on
TRIAC.
Apabila
TRIAC
sudah
on
maka
triac akan dalam kondisi on selama tegangan
  
23
pada MT1 dan MT2 di atas nol (0)
volt. Apabila tegangan pada MT1 dan MT2
sudah
mencapai nol
volt
maka kondisi kerja triac akan berubah dari on
ke off.
Apabila
triac sudah
menjadi off
kembali, triac
akan selamanya
off sampai
ada
arus
trigger
ke
gate
dan
tegangan MT1
dan
MT2
melebihi tegangan break
overnya.
Triac
yang
penulis
gunakan adalah BT136,
berbeda
dengan
SCR
yang
hanya
melewatkan tegangan dengan
polaritas
positif
saja, TRIAC
dapat
dipicu
dengan
tegangan
polaritas
positif
dan
negatif,
serta
dapat
dihidupkan dengan
menggunakan tegangan bolak-balik pada
Gate.
TRIAC banyak digunakan pada
rangkaian pengedali dan pensaklaran pada rangkaian AC bertegangan tinggi. [6]
2.5 Lampu Pijar
Gambar 2.7 Lampu Pijar
Lampu
pijar
(bohlam) adalah
sumber cahaya buatan
yang
dihasilkan
melalui
penyaluran arus
listrik
melalui
filamen
yang
kemudian
memanas
dan
menghasilkan cahaya.
Kaca
yang
menyelubungi filamen
panas
tersebut
menghalangi udara untuk berhubungan dengannya
sehingga
filamen tidak
akan
langsung rusak akibat teroksidasi.
  
24
Lampu pijar dipasarkan dalam berbagai macam bentuk dan tersedia untuk
tegangan
(voltase)
kerja
yang
bervariasi
dari
mulai
1,25
volthingga 300
volt.
Energi
listrik
yang
diperlukan
lampu
pijar
untuk
menghasilkan cahaya
yang
terang
lebih
besar
dibandingkan dengan
sumber
cahaya
buatan
lainnya
seperti
lampu pendar dan dioda cahaya.
Rangkaian dimmer
hanya
bisa
dipakai
pada
jenis
lampu
pijar/lampu
konvensional. Rangkaian
dimmer
tidak
bisa
dipakai
pada
lampu
neon/lampu
hemat energi (nyala putih) karena akan
menyebabkan kerusakan pada rangkaian
dalam lampu.
2.6 Regulator Tegangan
Regulator tegangan merupakan regulator yang di design
untuk
mengatur
sebuah keluaran dari catu daya secara otomatis sesuai dengan kebutuhan dari
pengguna.
Peralatan
elektronik
membutuhkan sumber
tegangan
dalam
operasinya
baik itu tegangan AC (Alternate current) atau DC (dirrect current) dan besarnya
output 
sumber
tegangan
harus 
disesuaikan
dengan  kebutuhan
system
elektronika
itu
sendiri.
Oleh
karena
itu
digunakanlah sebuah
regulator
untuk
mengubah  tegangan  dari  catu  daya  agar  sesuai  dengan  kebutuhan  suatu
peralatan elektronik.
Pada percobaan kami kali
ini kami menggunakan IC keluarga LM78XX,
yaitu IC LM7805.  IC ini merupakan regulator 5V, dimana IC ini berfungsi untuk
merubahkan tegangan supplai
menjadi 5V. Penggunaan IC
ini bertujuan
untuk
  
25
memberi supplai VCC pada mikrokontroler dan RS 485. Berikut gambar dan pin
pada LM7805.
Gambar 2.8 LM7805
2.7 AVR Studio
AVR
Studio
merupakan software
dari
atmel,
dimana
assembler
dan
simulatornya
terpadu
dan
terintegrasi
dengan
compiler
GCG
plug-in, sehingga
AVR
Studio
dapat
digunakan
untuk
membuat
program
yang
akan
dijalankan
pada  mikrokontroler
dan  juga  sebagai  debugger  program  ke  mikrokontroler
AVR.
2.8 QT (Framework)
QT
merupakan cross-platform
application
framework  
yang biasanya
digunakan
untuk
pengembangan suatu
aplikasi
sofware
(perangkat
lunak).
Pengembangan yang
dilakukan
oleh
QT
yaitu
dengan
GUI
(Graphical
User
Interface). Tetapi kita juga bisa melakukan pengembangan tanpa menggunakan
GUI.
  
26
GUI merupakan suatu user interface yang memungkinkan penguna untuk
berinteraksi dengan
suatu
perangkat
elektronik
tidak
hanya
dengan
menggunakan
text  command  (perintah
dalam
bntuk
teks)
tetapi
bisa
mengunakan
suatu
gambar.
Pemrograman
pada
QT
menggunakan bahasa
pemograman C++.