41
2.5 PON
Pada
masa
sekarang di
mana
teknologi
semakin
berkembang,
terus-menerus
terjadi lonjakan
permintaan terhadap
bandwidth. Hal tersebut dimotori oleh
pertumbuhan
yang pesat pada sektor
seperti
layanan Video-On-Demand
(VOD) dan
munculnya
aplikasi-aplikasi
seperti
online gaming,
sistem
peer-to-peer
downloading,
dan
sebagainya.
Di
mana
sektor-sektor tersebutlah
yang
menghidupkan
kembali
industri
komunikasi
optik.
Setelah
lebih
dari
dua dekade
dilakukan
penelitian
aktif,
sistem
akses
optik
broadband
berbasiskan
Passive
Optical
Network (PON) ini
pada akhirnya menyediakan
solusi
dan
sebagai
tahap
generasi selanjutnya dalam akses broadband pada masa kini.
Passive Optical
Network (PON)
sendiri
merupakan
teknologi
komunikasi
optik
untuk
akses
jaringan,
di
mana berbasis
hanya pada elemen
atau
komponen
pasif
seperti
splitter.
PON
ini merupakan
arsitektur
dengan
jaringan
point-to-multipoint
karena
pada
satu
serat
optik
mampu
untuk
melayani
banyak
pelanggan
(client) atau
pengguna (user),
biasanya
16
sampai
128
pengguna.
Pada PON,
medium
tranmisi
dilakukan
secara
bersama
dan
arus
trafik
dari
stasiun-statiun
yang berbeda
di-
multiplex-kan. Dilihat dari jarak dan transmisi bandwidth, PON lebih
meningkat jika
dibandingkan DSL yang masih menggunakan kabel tembaga.
Pada
mulanya
riset
tentang PON
ini
dimulai
pada
tahun
1980-an.
Di
mana
pencapaian
penting pertama
yang distandarisasikan
pada
tahun
1995
adalah
Full-
Service Access Network (FSAN), yang kemudian
terbentuk dan
menyediakan sebuah
spesifikasi
sistem
untuk ATM
PON
(APON).
Kemudian
pada
tahun
1997,
ITU-T
merilis
G.983.1
berdasarkan
pada spesifikasi
FSAN.
Pada saat
ini
APON
lebih
dikenal
dengan
sebutan
Broadband
PON
(BPON)
untuk
menekankan
bahwa,
|